You are on page 1of 16

TUGAS KBDK PT SIMP KELOMPOK IV

July 15, 2012

PENERAPAN KOMUNIKASI BISNIS DAN DIPLOMASI KORPORAT PADA PT SALIM IVOMAS PRATAMA UNTUK MENUNJANG KONSEP MANAJEMEN INDUSTRI Aprilia Sukmawati, Julianto Fransisko, Novina Eka S., Ridwan Idham ABSTRACT The number of industries in the world are constantly increased, this fact makes the industry should work harder to add and retain customer. This situation makes people want to know more about the company's business activities, so every company should publish all their business activities through the process of business communication and corporate diplomacy. Business communication and good diplomacy can create harmonious relationship between the shareholders, stakeholders and customers. It was a critical success factor for companies to maintain their existence. PT Salim Ivomas Pratama (PT SIMP) is one of listed company that follows a vertically integrated agribusiness model. PT SIMP principal activities span the entire supply chain from research and development, oil palm seed breeding, oil palm cultivation and milling, in addition to refining, branding and marketing of cooking oil, margarine, shortening and the other palm oil derivative products. Their also engaged in the cultivation of rubber, sugar cane and others. This journal analyze business communication process in industrial management perspective includes financial management, international business, operation management, system information management, human resource management and agribusiness system. All this analysis is expected to know how PT SIMP communicates with their business agent so public can trust them very well. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT Salim Ivomas Pratama Tbk (PT SIMP) merupakan perusahaan yang menggeluti usaha di bidang perkebunan kelapa sawit, karet, tebu, serta industri pengolahan produk turunan kelapa sawit menjadi minyak goreng, margarin, dan lemak nabati. Pada tahun 2011, PT SIMP berhasil menjadi industri pengolah CPO terbesar kedua di Indonesia dengan nilai penjualan bersih sebesar Rp.12,6 Triliun. Tingginya tingkat persaingan industri membuat perusahaan harus mampu memperoleh kepercayaan penuh dari seluruh stakeholders untuk dapat bertahan. Pengelolaan manajemen industri yang baik tidak cukup untuk mengatasi kondisi tersebut, diperlukan keterbukaan informasi dari perusahaan ke masyarakat umum. Hal ini semata-mata untuk meningkatkan commercial benefit bagi perusahaan serta kesejahteraan para shareholders. Komunikasi bisnis juga harus disertai dengan diplomasi korporat yang baik, sehingga perusahaan dapat memperoleh posisi win-win agar semua pihak merasa diuntungkan. Analisis penerapan konsep komunikasi bisnis dan diplomasi korporat menjadi sangat menarik ketika dilakukan pada sebuah perusahaan besar selevel PT SIMP. Jurnal ini mencoba untuk membahas konsep tersebut melalui pendekatan manajemen industri, yang ditinjau dari aspek sistem agribisnis, sumber daya manusia, manajemen produksi dan operasi, sistem informasi manajemen, dan manajemen finansial. 1.2. Tujuan 1. Menganalisis proses komunikasi bisnis dan diplomasi korporat yang dilakukan oleh PT Salim Ivomas Pratama Tbk (PT SIMP), dengan memperhatikan seberapa dalam informasi yang bisa didapat. 2. Mempelajari media penyampaian informasi yang digunakan oleh PT SIMP dalam proses komunikasi bisnis dan diplomasi korporat.

Page 1

TUGAS KBDK PT SIMP KELOMPOK IV

July 15, 2012

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Perusahaan PT Salim Ivomas Pratama Tbk didirikan pada tanggal 12 Agustus 1992 dengan nama PT Ivomas Pratama Tbk dan berubah menjadi PT Salim Ivomas Pratama Tbk pada tanggal 24 Februari 1994. Pada tahun 1997 PT SIMP menjadi bagian dari Grup Indofood. PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) bergerak dibidang agribisnis yang saat ini merupakan salah satu pemimpin pasar di industri minyak goreng dan margarin bermerek serta lemak nabati di Indonesia. PT SIMP mengikuti model agribisnis yang terintegrasi secara vertikal. Kegiatan utama mencakup seluruh mata rantai pasokan, mulai dari kegiatan penelitian dan pengembangan, pemuliaan benih, budidaya, pengolahan kelapa sawit, penyulingan, hingga pada kegiatan branding dan pemasaran. PT SIMP senantiasa melakukan perbaikan kinerja perusahaan dari tahun ke tahun terutama dalam pengelolaan perkebunan yang menjadi keunggulan bersaing mereka. Penerapan strategi tersebut perlu didukung dengan peningkatan kemampuan keuangan perusahaan agar dapat menyokong perusahaan dalam melakukan riset pasar dan penelitian dalam rangka pengembangan produk. Maka dengan tercatatnya PT SIMP pada Bursa Efek Indonesia pada bulan Juni 2011 yang berhasil meraih dana sebesar 3,3 Triliun PT SIMP mengharapkan strategi tersebut dapat direalisasikan dengan baik. 2.2. Komunikasi Bisnis Kata komunikasi sesungguhnya berasal dari kata latin communis yang artinya membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga memiliki akar kata berbahasa latin communico yang artinya membagi (Dewi, 2007). Menurut Everett M. Rogers, komunikasi didefinisikan sebagai suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu orang dengan yang

lain yang pada gilirannya akan membentuk kepada saling pengertian (Rogers dan Kincaid dalam Dewi, 2007). Komunikasi bisnis diartikan sebagai pertukaran gagasan, pendapat, informasi, dan instruksi yang memiliki tujuan tertentu yang disajikan secara personal atau impersonal melalui simbol atau sinyal untuk mencapai tujuan organisasi. Komunikasi bisnis memiliki enam unsur pokok, yaitu: a. Memiliki tujuan, artinya komunikasi bisnis harus memiliki tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya yang sejalan dengan tujuan organisasi. b. Pertukaran, dalam hal ini melibatkan paling tidak dua orang atau lebih yakni komunikator dan komunikan. c. Gagasan, opini, informasi, instruksi merupakan isi dari pesan yang bentuknya beragam tergantung pada tujuan, situasi dan kondisinya. d. Menggunakan saluran personal atau impersonal yang mungkin bersifat tatap muka, menggunakan media tertentu atau melalui media yang menjangkau jutaan orang secara bersamaan. e. Menggunakan simbol atau sinyal yang merupakan alat atau metode yang dapat dimengerti atau dipahami oleh penerima untuk menyampaikan atau mempertukarkan pesan. f. Pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh manajemen, dimana hal ini merupakan salah satu karakteristik yang membedakan antara organisasi atau lembaga formal dengan lembaga informal. 2.3. Diplomasi Korporat Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata Diplomasi memiliki empat makna nomina, yaitu : a. Urusan atau penyelenggaraan perhubungan resmi antara satu negara dan negara yang lain; b. Urusan kepentingan sebuah negara dengan perantaraan wakil-wakilnya di negara lain;

Page 2

TUGAS KBDK PT SIMP KELOMPOK IV

July 15, 2012

c. Pengetahuan dan kecakapan dalam hal hubungan antara negara dengan negara; d. Kecakapan dalam menggunakan pilihan kata yang tepat bagi keuntungan pihak yang bersangkutan (dalam perundingan, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, dan sebagainya); Berdasarkan definisi diatas bila dikaitkan dengan korporat, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa diplomasi korporat adalah sebuah seni praktik bernegoisasi yang mewakili sebuah organisasi dengan mengedepankan kepentingan suatu perusahaan untuk meningkatkan commercial benefit perusahaan (Anonim, 2012). Terdapat tiga bentuk diplomasi yang dinyatakan oleh penulis modern, yaitu kerja sama (cooperation), penyesuaian (accommodation), dan penentangan (opposition). Untuk kerjasama dan penyesuaian dapat dicapai dengan cara bernegoisasi, sedangkan apabila negoisasi gagal, maka penentangan dalam berbagai bentuk termasuk dengan menggunakan kekuatan dapat dilakukan (Anonim, 2012). 2.4. Manajemen Industri Kompleksitas persoalan yang semakin tinggi membuat organisasi atau personel memiliki tantangan tinggi dalam mengelola sebuah kegiatan. Akhirnya diciptakan sebuah ilmu tata kelola yang berfungsi untuk menggabungkan seluruh unsur kegiatan agar dapat bersinergi mendukung terwujudnya tujuan tertentu, atau biasa dikenal dengan ilmu manajemen. Hubeis (2007) menyatakan bahwa manajemen adalah koordinasi semua sumber daya melalui perencanaan, pengorganisasian, penetapan tenaga kerja, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu atau menekankan pentingnya pengendalian dan pendayagunaan sumber daya manusia (SDM) untuk mencapai tujuan tertentu. Salah satu faktor krusial dalam proses pencapaian tujuan adalah kepemimpinan,

sehingga muncul anggapan bahwa kepemimpinan adalah inti dari manajemen. Manajemen dalam agro industri didefinisikan sebagai sebuah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang proses pemberian nilai tambah, sampai penyedia peralatan penunjangnya. Proses yang digunakan mencakup pengubahan dan pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimiawi, penyimpanan, pengemasan, dan distribusi (Anonim, 2012). Pada praktiknya manajemen industri mencakup lima bidang utama, yaitu: 1. Manajemen Produksi. 2. Manajemen Pemasaran. 3. Manajemen Keuangan. 4. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), dan 5. Manajemen Pemeliharaan Penggambaran sederhana dari konsep manajemen industri adalah menjalankan fungsi memimpin, teknis, keuangan, komersial, sosial, dan administratif untuk membentuk sinergi antara pemasok, konsumen, lingkungan, teknologi, dan dana dengan memanfaatkan SDM, infrastruktur, logistik, keberadaan produk dan informasi demi mencapai tujuan tertentu (Hubeis, 2007). III. PEMBAHASAN 3.1. Perspektif Sistem Agribisnis 3.1.1. Proses Integrasi Vertikal Pada PT SIMP Konsep integrasi vertikal sistem agribisnis kelapa sawit adalah suatu sistem yang terpadu antar komoditas yang terjadi secara vertikal sehingga membentuk sebuah rangkaian dari setiap pelaku yang terlibat dalam sistem tersebut. Sistem dimulai dari produsen/penyedia sarana produksi pertanian, distributor sarana produksi, usahatani, pedagang pengumpul, pedagang besar, usaha pengolahan hasil pertanian (agroindustri), pedagang pengecer, eksportir, hingga konsumen domestik dan internasional (Indrawati, 2011).

Page 3

TUGAS KBDK PT SIMP KELOMPOK IV

July 15, 2012

PT SIMP percaya bahwa dengan adanya sistem operasional yang terintegrasi secara vertikal dapat memberikan bisnis model yang resilien dengan skala ekonomis yang signifikan dan biaya yang kompetitif, sehingga dapat meningkatkan nilai daya saing PT SIMP. Berikut beberapa divisi bisnis yang telah terintegrasi untuk menunjang seluruh kegiatan PT SIMP: a. Divisi Penelitian dan Pengembangan Aktivitas bisnis utama dari PT SIMP adalah dalam bidang perkebunan. Industri sejenis selalu berlomba-lomba meningkatkan produktivitas dengan melakukan rekayasa genetik pada bibit tanamannya. Oleh karena itu PT SIMP memberikan prioritas kepada Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) guna memastikan hasil produksi yang maksimal dengan biaya yang rendah. Hal ini merupakan dasar dari kemampuan bersaing Perseroan sebagai produsen dengan biaya produksi rendah dan keuntungan jangka panjang dari bisnis PT SIMP. Adanya kerjasama dengan Litbang yang kuat dalam bidang analisa tanah, kultur jaringan tanaman, dan pemupukan kelapa sawit dan karet, telah dihasilkan berbagai keunggulan operasional baik pada perkebunan maupun industri pengolahan milik PT SIMP. PT SIMP bersama Litbang memiliki komitmen untuk menghasilkan bibit tanaman yang unggul agar dapat meningkatkan nutrisi tanaman, perawatan dan perlindungan tanaman, serta penggunaan pupuk yang optimal untuk menghasilkan potensi produksi yang maksimal. PT SIMP bekerjasama dengan perusahaan lain dalam bidang penelitian dan pengembangan tanaman yang terpusat pada empat bagian, yaitu: 1. Pemuliaan Benih Bibit 2. Agronomi 3. Perlindungan tanaman 4. Analisa dan Manajemen data Kerjasama tersebut dilakukan dalam rangka efisiensi biaya penelitian, karena

menyerahkan pekerjaan pada lembaga lain jauh lebih murah dibanding membangun dari awal lembaga penelitian dan pengembangan sendiri. Tidak hanya pada divisi perkebunan, penelitian dan pengembangan juga terus dilakukan pada proses pengolahan produk turunan sawit. Beberapa peningkatan pengolahan yang terjadi adalah: - Meningkatkan kualitas dan konsistensi produk; - Mengembangkan produk minyak nabati untuk kebutuhan produk kue, roti, dan produk bakery lainnya; serta - Mengembangkan bahan dan rancangan kemasan baru dalam rangka penghematan biaya. Pada tahun 2012 PT SIMP akan lebih berupaya di bidang agronomi dan perlindungan tanaman guna mengembangkan sistem manajemen perkebunan yang lebih baik dan terpadu, sehingga dapat menunjukkan potensi genetik dari benih bibit PT SIMP yang ditanam di berbagai lingkungan yang berbeda. Upaya-upaya tersebut meliputi : - Penyempurnaan analisa dan metodologi pengelolaan tanaman, kerapatan tanaman serta penggunaan pupuk herbisida; - Penyempurnaan prediksi hasil panen TBS; - Optimalisasi pengelolaan perkebunan dan pemanenan untuk memaksimalkan pengumpulan TBS dan tingkat rendemen minyak; - Optimalisasi metode alami untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman; - Pelaksanaan mekanisasi di area perkebunan; - Maksimalisasi pemanfaatan limbah pabrik kelapa sawit sebagai bahan pupuk dan perbaikan tanah untuk menggantikan pupuk anorganik; b. Divisi Pemuliaan Benih Kelapa Sawit Melalui pusat-pusat penelitian Grup SIMP yang terkemuka seperti di Sumatra Bioscience (SumBio) di Bah Lias yang memiliki sejarah panjang dan dikenal

Page 4

TUGAS KBDK PT SIMP KELOMPOK IV

July 15, 2012

sebagai produsen benih bibit kelapa sawit terkemuka di Indonesia. Setiap tahunnya SumBio dapat memproduksi hingga 25 juta benih bibit kelapa sawit unggulan yang dijual dengan harga US$ 1,5 per benih. Harga ini merupakan yang tertinggi bila dibandingkan dengan harga produsen benih bibit Indonesia yang lainnya. Hal ini membuktikan bahwa kualitas dan potensi benih bibit perkebunan yang dihasilkan oleh grup SIMP sudah sangat baik. Selain SumBio, PT SIMP juga memiliki PT SAIN yang memiliki kemampuan ekstensif di bidang manajemen perkebunan. c. Divisi Perkebunan 1. Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman utama PT SIMP yang memiliki lahan sebesar 216.837 atau 85% dari total area perkebunan, dengan 27% dan 16% dari total area perkebunan merupakan tanaman kelapa sawit belum menghasilkan serta tanaman berusia empat hingga enam tahun. PT SIMP berharap dapat menciptakan pertumbuhan produksi yang berkelanjutan dan mencapai puncak produksi dalam waktu dua atau tiga tahun ke depan melalui tanaman muda tersebut. Dengan didukungnya peningkatan produksi TBS inti dan melalui pembelian TBS dari plasma, maka total TBS yang di olah oleh PT SIMP mencapai 3.797.000 ton dan sehingga dapat memproduksi 838.000 ton CPO pada tahun 2011. PT SIMP memiliki 20 fasilitas pengolahan yang terletak di daerah Sumatra dan Kalimantan dengan keseluruhan kapasitas produksi mencapai 4,6 juta ton TBS per tahun. PT SIMP secara bertahap terus berusaha untuk meningkatkan investasi di rantai pasokan CPO, termasuk tempat penampungan, tongkang, dan truk tangki untuk memastikan tingkat efisiensi rantai pasokan CPO. PT SIMP mendistribusikan produknya melalui sekitar 291 ribu pengecer di seluruh Indonesia dan 120 distributor, termasuk jaringan distributor

PT ISM, yang memberikan akses distribusi melalui salah satu anak perusahaan PT ISM dan distributor pihak ketiga. Selain itu, produk PT SIMP juga telah berhasil dipasarkan di 42 negara.

Gambar 1.Model Integrasi Bisnis PT SIMP 2. Gula Keahlian dan pengalaman yang cukup lama di bidang manajemen perkebunan berskala besar, membuat PT SIMP berani melakukan diversifikasi pada budidaya dan penanaman tebu di tahun 2008. Pada tahun 2011, PT SIMP telah melakukan perluasan lahan perkebunan tebu di Sumatera Selatan dari 11.302 hektar menjadi 12.255 hektar, dan menargetkan untuk mencapai area penanaman seluas 18.000 hektar. Pembangunan pabrik dan fasilitas penyulingan gula dengan kapasitas 8.000 TCD (tonnes cane per day) di Sumatera Selatan telah diselesaikan pada bulan Agustus 2011, yang memungkinkan Perseroan beroperasi secara terintegrasi vertikal dan memanfaatkan kapasitas operasional secara penuh. Total kapasitas pengolahan tebu per tahun di Sumatera Selatan kini mencapai sebesar 1,44 juta ton. PT SIMP juga akan memperluas kapasitas pabrik dan fasilitas penyulingan gula Perseroan di Jawa Tengah dari 3.000 TCD menjadi sebesar 4.000 TCD di kuartal kedua tahun 2012, serta meningkatkan hasil pengolahan tebu per tahun dari 540.000 ton menjadi 720.000 ton. Total kapasitas pengolahan tebu per

Page 5

TUGAS KBDK PT SIMP KELOMPOK IV

July 15, 2012

tahun di divisi ini kini sudah mencapai 1,98 juta ton. 3. Karet PT SIMP tidak hanya melakukan diversifikasi pada tanaman tebu saja, tetapi juga membuat area perkebunan karet inti yang mencapai 22.185 hektar, dimana sekitar 4.400 hektar merupakan tanaman belum menghasilkan. PT SIMP juga mengelola sekitar 4.000 hektar kebun karet melalui program plasma. Pada tahun 2011, PT SIMP memfokuskan pada produksi perkebunan inti dan membeli lebih sedikit bahan baku karet dari plasma dan pihak ketiga karena masalah kualitas. PT SIMP belum melakukan pengolahan karet yang terintegrasi secara vertikal, namun sepanjang tahun 2011, PT SIMP telah berhasil mengekspor sekitar 82% karet mentah dari hasil perkebunan. d. Divisi Minyak dan Lemak Nabati PT SIMP memiliki dan mengelola lima lokasi pabrik yang strategis di kotakota di Indonesia yaitu Jakarta, Surabaya, Bitung dan Medan. Pabrik di Tanjung Priok dan Surabaya yang letaknya berdekatan dengan dermaga sangat menguntungkan dari segi logistik dan transportasi. Pabrik-pabrik tersebut pertama-tama menyuling CPO menjadi RBD palm oil yang kemudian di fraksinasi menjadi RBD palm olein dan RBD palm strearine dan diproses menjadi minyak goreng, margarin, lemak nabati bermerk yang kemudian dijual baik dipasar domestik maupun ekspor. Produk utama PT SIMP terdiri dari minyak goreng, margarin dan shortening yang dibutuhkan oleh segmen industri dan konsumer. Produk PT SIMP dijual ke konsumen di Indonesia melalui merk sendiri yaitu Bimoli, Bimoli Spesial, Delima, Happy Salad Oil, dan Mahakam untuk minyak goreng sedangkan Simas Palmia dan Amanda untuk margarin. Pada tahun 2011, divisi ini telah mengolah sekitar 819.000 ton CPO (termasuk 78% yang berasal dari perkebunan internal) meningkat 37%

dibandingkan tahun 2010 seiring dimulainya operasi fasilitas penyulingan PT SIMP di Tanjung Priok dengan kapasitas 420.000 ton per tahun, sehingga Pada tanggal 31 Desember 2011, total kapasitas penyulingan CPO PT SIMP mencapai 1,4 juta ton. 3.1.2. Penerapan Konsep Corporate Social Responsibilities (CSR) CSR merupakan salah satu bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitar mereka, jalan ini ditempuh untuk menyalurkan kembali keuntungan perusahaan kepada masyarakat. Konsep 3P (Planet, Profit, dan People) adalah salah satu konsep yang sedang diperhatikan masyarakat luas dan seringkali dijadikan ukuran baik tidaknya sebuah industri, sehingga PT SIMP juga terus memperbaiki kinerja perusahaan terkait konsep tersebut. Sebagai perusahaan yang tidak hanya ingin mencari keuntungan semata, PT SIMP memiliki komitmen untuk mengelola operasional yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, dengan memperhatikan aspek lingkungan, sosial dan ekonomis dalam segala operasionalnya. Selain itu juga dalam rangka membangun kemitraan dengan para petani lokal dan keluarganya, PT SIMP melibatkan masyarakat setempat melalui berbagai inisiatif pengembangan masyarakat seperti memberikan pengembangan pada: 1. Kesempatan Kerja 2. Bidang Pendidikan 3. Bidang Kesehatan 4. Bidang Kewirausahaan 5. Infrastruktur/Fasilitas Umum 6. Bidang Keagamaan 7. Bidang Olahraga & Kepemudaan serta Seni & Kebudayaan Sukserm (2010) menyatakan bahwa sebuah program tanggung jawab sosial dan lingkungan dari perusahaan tidak akan berjalan dengan baik jika tidak ada sumber daya manusia (SDM) khusus untuk menangani bidang tersebut. Beberapa poin yang harus diperhatikan dalam

Page 6

TUGAS KBDK PT SIMP KELOMPOK IV

July 15, 2012

pelaksanaan kegiatan ini adalah proses pembuatan kebijakan, kepemimpinan, struktur dan sistem organisasi, tempat kerja, dan partisipasi komunitas terhadap program tersebut. Seiring dengan perkembangan proses bisnis perusahaan dan beragamnya tanggapan masyarakat terhadap kegiatan CSR, memaksa perusahaan untuk mendesain lebih detail kegiatan mereka. Sukserm (2010) menyatakan bahwa setidaknya terdapat 8 langkah untuk menerapkan program CSR, yaitu: 1. Memastikan bahwa pemilik dan pengawai memahami konsep CSR. 2. Mempelajari kebutuhan komunitas dan pegawai. 3. Membuat kebijakan CSR untuk bagian human resource development dan seluruh perusahaan, termasuk mempromosikan kebijakan ini untuk menciptakan sistem yang lebih fleksibel terhadap program. 4. Mendefinisikan kebutuhan spesifik dari komunitas dan pegawai. 5. Membangun kegiatan CSR sesuai dengan kebutuhan spesifik tersebut dan dijadikan tujuan dari training. 6. Memilih aktivitas CSR sebagai metode training dan delivery systems. 7. Mengimplementasikan program CSR kepada komunitas, dan 8. Mengevaluasi kegiatan CSR untuk peningkatan kualitas program CSR. Konsep ini telah diterapkan sepenuhnya oleh PT SIMP, dapat dilihat dari empat prinsip utama CSR perusahaan, yaitu: 1. Membangun sumber daya manusia (SDM) 2. Memelihara kebersamaan sosial. 3. Memperkuat nilai ekonomi. 4. Memberikan perlindungan pada lingkungan. Keempat prinsip ini dirumuskan langsung oleh perusahaan dan diterapkan secara optimal oleh perusahaan.PT SIMP telah memiliki divisi khusus untuk menangani program CSR mereka dan merekrut sumber daya manusia (SDM) khusus dalam bagian ini, yang diasuh langsung

oleh bagian human resourcesand public relation. 3.2. Perspektif Sumber Daya Manusia Salah satu faktor yang terpenting dalam pergerakan organisasi adalah bagaimana kinerja sumber daya manusia di dalamnya. Kinerja yang semakin baik akan langsung meningkatkan performa perusahaan. Strategi perusahaan untuk memilih siapa saja sumber daya manusia yang diperbolehkan untuk bekerja dalam perusahaan dikatakan sebagai kunci untuk pergerakkan tersebut. Kemampuan pegawai baik itu softskill atau hardskill harus terstandarisasi dengan baik dan benar agar semua pekerjaan dapat terselesaikan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan mewajibkan seluruh pegawai mereka mengikuti training sebelum bekerja atau setiap mengalami kenaikan jabatan. Tidak hanya kualitas input sumber daya manusia (SDM) yang harus diperhatikan, tetapi juga bagaimana mereka dapat terus berkembang dan loyal terhadap perusahaan. Diperlukan kombinasi yang sinergis antar seluruh sumber daya manusia perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.Fenomena ini menyebabkan perusahaan harus mampu untuk mendesain komposisi pegawai mereka dengan baik, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk menguasai teknik manajemen sumber daya manusia. Pengertian manajemen sumber daya manusia (MSDM) sangat banyak, namun semua merujukan pada bagaimana mengelola sumber daya manusia dengan baik untuk mencapai tujuan perusahaan. Berikut beberapa pengertian MSDM: 1. Sebuah proses untuk mengelola pegawai dengan cara terbaik demi kepentingan organisasi (Amstrong, 1994) 2. Sebuah metode untuk mendapatkan hasil maksimal dari pemberdayaan tenaga kerja dengan mengintegrasikan MSDM ke dalam strategi bisnis (Keenooy, 1990) 3. Pendekatan khusus terhadap tenaga kerja untuk mengoptimalkan

Page 7

TUGAS KBDK PT SIMP KELOMPOK IV

July 15, 2012

keunggulan kompetitif melalui pendekatan struktural dan teknik personel dengan komitmen tinggi yang mengacu pada visi misi perusahaan (Storey, 1995). Ketiga definisi di atas menunjukkan bahwa MSDM berkaitan dengan pengelolaan sumber daya insani dengan tetap mempertimbangkan faktor eksternal agar dapat berkontribusi optimal dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Svetlik (2007) mengatakan bahwa prinsip utama dari human resource management (HRM) adalah bagaimana mengelola SDM dengan efektif dan nilai paling berharga pada setiap SDM adalah pengetahuan mereka. Manajemen SDM terkait erat dengan proses pengelolaan ilmu pengetahuannya sendiri. HRM dan knowledge management berbagi tempat dalam berbagai proses bisnis perusahaan, terutama untuk menciptakan unit pekerjaan, pembentukan team work, kerjasama lintas fungsional, dan arus komunikasi dalam jaringan organisasi. Akuisisi pengetahuan adalah sebuah proses pembelajaran yang dapat membantu proses tumbuh kembang dari individu ataupun perusahaan secara professional. Proses tersebut bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan perusahaan melalui solusi yang optimal. Proses pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan investasi khusus yang merupakan sebuah rangkaian transfer pengetahuan yang menyangkut berbagai bentuk pembelajaran untuk memimpin perubahan organisasi. PT SIMP menganggap bahwa sumber daya manusia adalah aset paling berhara dalam perusahaan, sehingga mereka sangat menjaga hubungan perusahaan dengan para pegawai mereka, perusahaan selalu berupaya menciptakan lapangan kerja yang berkelanjutan melalui keterlibatan karyawan dan komunikasi rutin, serta pelatihan dan peluang pengembangan karir.Perusahaan juga memiliki berbagai program pelatihan untuk mempertajam kompetensi SDM mereka. Setiap pegawai akan mendapatkan

pelatihan teknis untuk membekali para pegawai dengan pengetahuan dan keterampilan dalam kegiatan operasional mereka. Training tidak hanya dilakukan pada para pekerja operasional, tetapi juga pada level manajer dan supervisor. Training yang dilakukan pada level ini berkaitan erat dengan keterampilan manajerial dan pengambilan keputusan. Proses pengembangan kompetensi merupakan konsentrasi PT SIMP dalam bidang MSDM, sehingga sekarang perusahaan sedang mengembangkan pusat pelatihan manajemen yang dilengkapi dengan kelas, fasilitas belajar dan akomodasi untuk 100 pegawai. PT SIMP yakin bahwa investasi ini akan memperkuat posisi PT SIMP sebagai perusahaan pilihan dan salah satu jalan yang ditempuh untuk menjadi pusat pengembangan SDM terbaik dikelasnya. Lingkungan kerja yang kondusif untuk mendukung seluruh kegiatan produktif selalu diupayakan oleh PT SIMP, hal ini ditujukan untuk memupuk kerjasama antar tim. Pendekatan tersebut diyakini akan merealisasikan seluruh tujuan perusahaan melalui pemberdayaan SDM yang optimal. Pada tahun 2011 PT SIMP juga telah memfokuskan strategi SDM ke dalam setiap divisi perusahaan, sehingga seluruh strategi sesuai dengan kebutuhan divisi. Semua strategi divisi harus mengavu kepada strategi SDM keseluruhan, untuk saling mendukung satu sama lain. Efektivitas dan efisiensi setiap strategi akan diuji dalam evaluasi kinerja secara annual, format evaluasi tersebut telah distandarisasi kepada seluruh perusahaan, sehingga penilaian berlangsung secara objektif. Peningkatkan kinerja akan lebih mudah dilaksanakan saat setiap personel telah memiliki jiwa kepemimpinan yang baik. PT SIMP memfokuskan pengembangan SDM dalam bidang kepemimpinan dan proses formal untuk perencanaan suksesi guna mempersiapkan dan mengidentifikasi pegawai berpotensi untuk posisi dan tanggung jawab yang

Page 8

TUGAS KBDK PT SIMP KELOMPOK IV

July 15, 2012

lebih besar. Upaya-upaya pengembangan seperti ini telah berhasil meningkatkan retensi pegawai dan menjadi kerangka penting untuk mendukung pencapaian keberlanjutan serta perluasan usaha. PT SIMP sangat peduli terhadap jaminan aspirasi pekerja mereka, perusahaan memiliki hubungan erat dengan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), yang mewakili kepentingan karyawan untuk bersosialisasi. Hal ini penting dilakukan agar setiap pegawai atau manajemen perusahaan mengetahui pasti kebijakan insentif yang berlaku. Perusahaan dapat meningkatkan nilai jual mereka dimata pegawai jika perusahaan menawarkan tingkat upah yang lebih kompetitif. Cara ini terbukti sangat efektif karena sampai saat ini belum pernah terjadi pemogokan buruh atau perselisihan antar tenaga kerja diseluruh Grup PT SIMP. 3.3. Perspektif Manajemen Produksi dan Operasi Terhitung tanggal 31 Desember 2011, PT SIMP memiliki areal perkebunan seluas 254.989 hektar, dengan luas perkebunan kelapa sawit 216.837 hektar, karet seluas 22.185, tebu seluas 12.255 hektar dan tanaman lainnya seluas 3.712 hektar. PT SIMP juga memiliki kapasias pengolahan CPO sebesar 4,6 juta ton TBS per tahun melalui 20 pabrik kelapa sawit di Sumatera dan Kalimantan, serta mengoperasikan empat lini produksi karet remah, tiga lini produksi karet lembaran, dua pabrik penyulingan gula, satu pabrik kakao dan satu pabrik teh. Kapasitas produksi TBS inti sawit meningkat 9% mencapai 2.797.000 ton di tahun 2011 dari sebesar 2.564.000 ton di tahun 2010. Hal ini berpengaruh terhadap peningkatan produksi CPO sebesar 13%. Kondisi cuaca dan prospek areal baru yang sangat baik, membuat peningkatan produksi CPO semakin melonjak. PT SIMP memiliki komitmen terhadap lingkungan dan kualitas produksi melalui sertifikasi bagi seluruh perkebunan mereka. PT SIMP terlibat aktif sebagai

anggota RSPO untuk membantu mendorong pertumbuhan dan pemanfaatan produk-produk kelapa sawit berkelanjutan sehingga siap untuk menghadapi perdagangan internasional dan diterima oleh pasar luar negeri seperti Eropa dan Amerika. PT SIMP juga telah mendapatkan sertifikasi halal dan ISO 9001:2008 untuk divisi pengolahan refined oil. Kepedulian PT SIMP terhadap lingkungan tidak hanya sebatas sertifikasi, perusahaan ini memiliki program manajemen limbah yang terintegrasi untuk memastikan proses pemanfaatan ulang limbah berlangsung dengan efektif. Tandan yang telah diproses dan limbah kelapa sawit memiliki kandungan potasium yang tinggi sehingga dapat dimanfaatkan untuk pupuk organik dan digunakan untuk memelihara keanekaragaman hayati dari ekosistem melalui pengurangan ketergantungan terhadap bahan kimiawi. Azari (2011) dalam jurnal berjudul A Time Series Analysis of the Relationship Between Total Area Planted, Palm Oil Price and Production of Malaysian Palm Oil menyebutkan bahwa produksi kelapa sawit akan mempengaruhi harga kelapa sawit itu sendiri, dimana semakin banyak kelapa sawit yang diproduksi maka harganya akan semakin menurun begitupun sebaliknya. Titik penting dalam penelitian Asari (2011) adalah pernyataan bahwa dalam jangka pendek luas lahan tidak berpengaruh terhadap tingkat produksi kelapa sawit. Sejalan dengan pernyataan tersebut, pertumbuhan produksi PT SIMP didukung dengan meningkatkan kapasitas produksi melalui pembangunan dua pabrik kelapa sawit, dengan kapasitas pengolahan masing-masing sebesar 40 ton TBS per jam di Kalimantan Barat dan Sumatera Selatan yang diperkirakan akan selesai pada tahun 2012 dan 2013. Rencana pembangunan ini juga dilengkapi dengan penelitian dan pengembangan bibit yang intensif,. Diharapkan akan muncul varietas

Page 9

TUGAS KBDK PT SIMP KELOMPOK IV

July 15, 2012

baru yang memiliki tingkat produktivitas tinggi. Semakin banyak jumlah kepala sawit yang diproduksi, maka semakin besar peluang Indonesia mengendalikan harga sawit. Salah satu diversifikasi produk yang dilakukan PT SIMP adalah menjadi produsen karet alam. Pada tahun 2011 ternyata produksi karet mengalami penurunan 23% dari 25.000 ton di tahun 2010, 19.000 ton di tahun 2011 hal ini disebabkan oleh adanya penurunan pembelian dari plasma dan pihak ketiga akibat rendahnya kualitas produk. Terlepas dari kondisi tersebut, PT SIMP masih yakin bahwa prospek pengembangan karet sangat baik, karena jumlah permintaan terhadap bahan baku ini terus meningkat. Turunnya tingkat produksi gula domestik dipandang sebagai peluang besar untuk melakukan diversifikasi perkebunan lainnya. PT SIMP tengah mengucurkan dana investasi untuk memperluan perkebunan tebu di lokasi strategis dan menjadikan pasar domestik sebagai target penjualan utama. Pada tahun 2011, total area tanaman tebu milik PT SIMP di Sumatera Selatan meningkat 8% mencapai 12.255 hektar dari 11.302 hektar pada tahun 2010. PT SIMP memiliki dua pabrik pengolahan dan penyulingan gula dengan kapasitas 8.000 TCD di Komering, Sumatera Selatan yang memproduksi sekitar 420.000 ton tebu pada tahun 2011. 3.4. Perspektif Sistem Informasi Manajemen PT SIMP menerapkan sistem informasi manajemen untuk mendukung seluruh kegiatan operasional perusahaan, sehingga dapat diasumsikan bahwa PT SIMP telah terintegrasi dari hulu sampai hilir dan mampu mengelola manajemen rantai pasok dengan baik. Sistem informasi yang digunakan adalah SAP dan diterapkan bertahap sejak tahun 2009. SAP akan mengontrol seluruh data perusahaan, sehingga ketika perusahaan membutuhkan data, maka data selalu tersedia, cepat, relevan, dan benar. Bukan hanya hubungan internal, PT SIMP juga telah

mengintegrasikan sistem informasi perusahaan dengan PT London Sumatera yang diakuisisi pada tahun 2010 lalu. Terdapat beberapa modul SAP yang digunakan oleh PT SIMP untuk menjaga manajemen data mereka, diantaranya : 1. Modul Produksi dan Distribusi 2. Modul Material Management 3. Modul Production Planning 4. Modul Quality Management 5. Modul Plant Maintenance 6. Modul Human Resources 7. Modul Controlling Overview 8. Modul Financial Accounting Penggunaan modul-modul diatas mengindikasikan bahwa SAP merupakan aplikasi Enterprise Resource Planning yang sangat komprehensif untuk menghubungkan seluruh bagian internal maupun komunikansi antara perusahaan dengan pihak eksternal. Penerapan SAP secara signifikan membantu perusahaan untuk mengambil keputusan dalam proses perencanaan produksi dan mengontrol biaya produksi sehingga perusahaan dapat bergerak lebih leluasa dalam menghadapi iklim persaingan yang semakin ketat. Suroso et al (2004) menyatakan bahwa penyebab kalahnya produktivitas industri kelapa sawit di Indonesia adalah efektifitas manajemen pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang efektif diantaranya adalah ketersediaan informasi yang akurat dan memadai untuk kegiatan operasional perkebunan. Pengelola perlu melakukan usaha perbaikan terhadap sistem agribisnis kelapa sawit yang didukung dengan informasi yang menunjang, apalagi dengan kondisi perkebunan kelapa sawit yang mempunyai banyak areal yang tersebar seperti Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Kondisi perkebunan kelapa sawit yang sangat luas dan tersebar diberbagai lokasi yang berjauhan berdampak pada volume data serta informasi yang besar dan kompleks yang selalu terkait dengan informasi spasial (geografis) atau lokasi baik secara global maupun rinci. PT SIMP juga telah menggunakan Geographic

Page 10

TUGAS KBDK PT SIMP KELOMPOK IV

July 15, 2012

Information System (GIS) untuk menunjang ketersediaan informasi antar perkebunan dengan memanfaatkan data spasial dari foto udara dan satelit. GIS langsung terkoneksi dengan modul plant maintenance pada SAP sehingga data sudah langsung dikombinasikan dengan data operasional lainnya. 3.5. Perspektif Manajemen Finansial 3.5.1. Pelaksanaan IPO PT SIMP Sektor keuangan, dalam hal ini pendanaan merupakan salah satu hal penting dalam meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Tepat pada tanggal 9 Juni 2011, PT SIMP memutuskan untuk melakukan penawaran umum kepada masyarakat (Innitial Public Offering IPO) sebesar 3.163.260.000,- (tiga miliar seratus enam puluh tiga juta dua ratus enam puluh ribu) lembar saham dengan nilai nominal Rp.200,- untuk setiap lembarnya dengan harga penawaran Rp.1.100,-. Penawaran saham PT SIMP di papan utama Bursa Efek Indonesia meraih dana bersih (setelah dikurangi biaya emisi) sekitar Rp.3,3 Triliun sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Pencatatan Saham PT SIMP di Bursa Efek Indonesia Setelah pelaksanaan IPO, terdapat perubahan struktur saham pada PT SIMP, dimana kepemilikan publik terhadap saham PT SIMP yang semula tidak ada menjadi sebesar 21,29%. PT Indofood Agri Resources Ltd., Singapore tetap menjadi pemegang saham terbesar dengan menguasai 72,00% dari total saham dan PT Indofood Sukses Makmur, Tbk menguasai 6,71% dari total saham PT SIMP. Dana yang diperoleh dari hasil penjualan saham yang ditawarkan melalui IPO setelah dikurangi dengan biaya emisi

atau sebesar Rp.3,3 Triliun direncanakan akan digunakan oleh perusahaan untuk : 1. Sekitar 51% akan digunakan untuk pelunasan utang bank yang muncul sebagai akibat dari akuisisi kepemilikan saham PT London Sumatera, Tbk; 2. Sekitar 39% akan digunakan untuk membiayai perluasan areal perkebunan baru, membiayai program penanaman dan pemeliharaan tanaman yang belum menghasilkan serta pembangunan fasilitas pabrik baru serta sarana dan prasarana PT SIMP; 3. Sekitar 10% akan digunakan untuk membiayai divisi minyak dan lemak nabati dalam rangka menambah fasilitas produksi dan pengadaan sarana transportasi kapal. 3.5.2. Analisis Kinerja Keuangan setelah IPO dilaksanakan Penambahan modal dari masyarakat yang didukung dengan pengelolaan keuangan secara sehat dan transparan telah menurunkan posisi utang perusahaan serta mendukung perluasan operasi guna memenuhi meningkatnya permintaan pasar domestik dan global melalui penanaman baru pada areal perkebunan yang sudah tidak produktif, pembangunan dan peningkatan fasilitas pabrik kelapa sawit serta penambahan sarana transportasi berupa kapal. Program ini secara signifikan telah meningkatkan produktivitas dan keuntungan bagi perusahaan. Penambahan struktur modal tersebut telah meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Pada tahun 2011, penjualan bersih Group SIMP meningkat sebesar 33% atau mencapai Rp 12,6 Triliun dari tahun 2010 sebesar Rp 9,5 Triliun. Peningkatan ini didorong oleh meningkatnya penjualan dari sektor perkebunan, produk minyak serta lemak nabati. Laba bruto perusahaan pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 22% dari tahun sebelumnya, yakni dari Rp 3,5 Triliun menjadi Rp 4,3 Triliun, sedangkan marjin laba bruto pada tahun

Page 11

TUGAS KBDK PT SIMP KELOMPOK IV

July 15, 2012

2011 turun menjadi 34% dari sebesar 37% di tahun 2010 sebagai akibat dari peningkatan biaya produksi terkait dengan kenaikan upah pegawai dan biaya pemupukan. Laba usaha pada tahun 2011 juga mencatat peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya, yakni sebesar 40%, dari Rp.2,2 Triliun di tahun 2010 menjadi Rp.3,1 Triliun pada tahun 2011. Peningkatan laba usaha juga diiringi dengan peningkatan marjin laba usaha sebesar 25% di tahun 2011. Peningkatan laba usaha didorong oleh pertumbuhan laba bruto dan penurunan beban operasi sebagai hasil implementasi standar akuntansi baru sehubungan dengan amortisasi goodwill. Laba bersih PT SIMP pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 61% atau mencapai Rp 2,3 Triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 1.4 Triliun. Pertumbuhan laba bersih pada tahun 2011 terutama didorong oleh meningkatnya kinerja operasional perusahaan. Peningkatan perolehan laba bersih PT SIMP telah mampu membayarkan dividen kepada para pemegang saham induk sebesar Rp 1,67 Triliun pada tahun 2011 atau meningkat sebesar 72% dibandingkan tahun 2010 sebesar Rp 971 Miliar. Jumlah aset perusahaan sampai dengan akhir tahun 2011 mencapai Rp 25,5 Triliun atau mengalami peningkatan sebesar 21% dari tahun sebelumnya dengan jumlah aset sebesar Rp 21,1 Triliun. Peningkatan aset perusahaan didorong oleh peningkatan kas dan setara kas yang berasal dari hasil IPO. Aset tidak lancar perusahaan mengalami peningkatan sebagai dorongan atas belanja modal untuk aktivitas penanaman baru, pemeliharaan tanaman, pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit, fasilitas pabrik pengolahan gula serta pengadaan kapal dan alat transportasi. Pelaksanaan IPO menyebabkan kondisi liabilitas perusahaan pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 9% menjadi Rp 10,3 Triliun dari tahun 2010

yang mencapai Rp 11,3 Triliun. Pencatatan liabilitas sebagian besar diakibatkan oleh adanya pinjaman untuk pelaksanaan akuisisi kepemilikan mayoritas saham PT London Sumatera, Tbk. Pelaksanaan IPO juga mengakibatkan jumlah ekuitas perusahaan mengalami peningkatan dari Rp 9,7 Triliun pada tahun 2010 menjadi Rp.15,2 Triliun pada tahun 2011. Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengalami peningkatan sebesar 65% dari Rp.7,7 Triliun pada tahun 2010 menjadi Rp.12,7 Triliun pada tahun 2011. Rasio jumlah hutang bersih terhadap EBITDA lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni mencapai 0,6 kali di tahun 2011 dibandingkan dengan tahun 2010 dengan rasio sebesar 2,0 kali.

Gambar 3. Pergerakan Harga Saham PT SIMP Pergerakan harga saham PT SIMP di Bursa Efek Indonesia senantiasa diinformasikan oleh PT SIMP melalui website resmi perusahaan (http://www.simp.co.id/) seperti yang terlihat pada Gambar 3. Hal ini dilakukan sebagai salah satu bentuk komunikasi bisnis yang dijalankan oleh PT SIMP kepada para shareholdernya maupun masyarakat umum. Informasi pergerakan harga saham perusahaan akan mempermudah shareholders dalam membuat keputusan bisnisnya. Setiap tahunnya PT SIMP dan anak perusahaan juga secara rutin mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebagai salah satu sarana komunikasi dan diplomasi bisnis antara manajemen perusahaan dengan para pemegang saham dalam rangka pengambilan keputusan yang akan mempengaruhi masa depan

Page 12

TUGAS KBDK PT SIMP KELOMPOK IV

July 15, 2012

perusahaan, terutama keputusan yang terkait dengan aspek keuangan perusahaan. PT SIMP selalu mengeluarkan laporan tahunan dan laporan keuangan yang dipublikasikan secara luas sebagai salah satu cara untuk mengkomunikasikan kinerja perusahaan kepada para pemegang saham publik dan masyarakat pada umumnya. 3.6. Perspektif Bisnis Internasional 3.6.1. Perdagangan Luar Negeri Indonesia merupakan negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia dengan produksi minyak kelapa sawit pada tahun 2009 mencapai 20,6 juta ton. Sebagian besar dari produksi minyak kelapa sawit Indonesia ditujukan untuk pangsa pasar ekspor yang mencapai 80% dari total produksi. Negara tujuan utama ekspor kelapa sawit Indonesia adalah India dengan pangsa sebesar 33%, Cina sebesar 13%, dan Belanda 9% dari total ekspor kelapa sawit Indonesia (Oil World, 2010 dalam Bappenas, 2010). Permintaan akan produk pangan yang semakin meningkat di negara-negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat seperti China dan India telah mendorong peningkatan terhadap konsumsi minyak nabati, terutama produk minyak kelapa sawit dan olahannya. Hal ini juga mendorong terjadinya peningkatan harga yang memberikan keuntungan bagi perusahaan. Produk minyak kelapa sawit dan olahannya telah menyumbang sebesar 72% dari kinerja penjualan eksternal Group SIMP di tahun 2011. Pemasaran produk hasil olahan minyak kelapa sawit, PT SIMP tidak hanya melakukan penjualan produknya di dalam negeri, namun juga melakukan penjualan ekspor produk minyak kelapa sawit ke 35 negara tujuan, termasuk Amerika Serikat, China, Belanda, Singapura, Italia, Nigeria, Spanyol, Timor Timur, Philipina dan Korea Selatan. Hanya sekitar 20% dari produk olahan minyak kelapa sawit PT SIMP yang ditujukan untuk pasar ekspor, sedangkan 80%-nya ditujukan untuk pasar domestik.

Tren global yang sekarang ini lebih mengarah pada penggunaan energi yang ramah lingkungan mendorong pemanfaatan minyak nabati sebagai biodiesel. Pada tahun 2011, sekitar 20,5 juta ton minyak nabati telah dimanfaatkan untuk produksi biodiesel, atau setara dengan 11% konsumsi dunia. Meningkatnya preferensi masyarakat dunia terhadap penggunaan biodiesel yang bersifat terbarukan dan ramah lingkungan telah membuka kesempatan bagi PT SIMP untuk terus meningkatkan produktifitas serta meningkatkan peluang untuk dapat menembus pasar global. Berdasarkan jurnal hasil penelitian yang ditulis Obado, et. al. (2009), kebijakan pajak ekspor memberikan dampak yang signifikan pada industri CPO di Indonesia. Hasil penelitian mengemukakan bahwa tingginya pajak ekspor mengakibatkan pengurangan luas lahan perkebunan kelapa sawit serta berkurangnya jumlah produksi tandan buah segar maupun CPO. Namun demikian, kebijakan penetapan pajak ekspor yang relatif tinggi akan menguntungkan konsumen di dalam nengeri dan pemerintah sukses dalam menjaga harga minyak goreng di pasar domestik. Kebijakan ini tentunya akan mengurangi daya saing produk CPO Indonesia di pasar global, sehingga dapat mengurangi geliat perekonomian dari sektor agribisnis kelapa sawit. Sejalan dengan hasil jurnal penelitian oleh Obado, et. al. (2009), Pemerintah Indonesia menurunkan pajak ekspor bagi produk hasil olahan minyak kelapa sawit dari 25% menjadi 13% dan untuk minyak kelapa sawit mentah sebesar 22,5% sejak bulan September 2011 dalam rangka mendukung perkembangan agribisnis kelapa sawit di Indonesia. Pemberlakuan kebijakan ini tentunya akan mendorong produsen olahan minyak kelapa sawit untuk mengekspor produk olahannya. Hal ini merupakan suatu keuntungan dari PT SIMP karena dapat meningkatkan laba usaha. PT SIMP juga

Page 13

TUGAS KBDK PT SIMP KELOMPOK IV

July 15, 2012

telah memutuskan untuk meningkatkan pemasaran ekspor sebagai bagian dari strategi pemasaran di tahun 2012 sebagaimana dikemukakan dalam lapora tahunannya. Sebagai upaya untuk menembus pasar global, PT SIMP telah melakukan sertifikasi Rountable Sustainable Palm Oil (RSPO) yang merupakan salah satu syarat bagi produk minyak kelapa sawit untuk dapat diperdagangkan di negara tertentu, seperti negara-negara di Eropa dan Amerika Utara. PT SIMP juga telah menerapkan standar mutu seperti ISO 9001 : 2008 dan sertifikat Halal dari MUI untuk produk refined oil yang dihasilkan. 3.6.2. Investasi Asing Langsung dan Strategi Akuisisi PT SIMP Pertumbuhan kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh faktor iklim, dimana pertumbuhan dan produktivitasnya akan baik jika ditanam di daerah tropis. Hal inilah yang mendorong investor asing untuk menanamkan modalnya di sektor perkebunan maupun pengolahan kelapa sawit di Indonesia. Tiga pendorong utama bagi pertumbuhan bisnis PT SIMP adalah kebijakan ekonomi berkelanjutan yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia, meningkatnya investasi modal asing dan permintaan yang tinggi pada pasar domestik akan produk minyak kelapa sawit dan olahannya. Investasi Asing Langsung (Foreign Direct Investment) menurut Wild, John J., dan Keneth, L. Wild (2011) merupakan suatu pembelian aset fisik atau sejumlah saham yang dimiliki oleh suatu perusahaan di negara lain untuk meningkatkan kekuatan dalam mengontrol manajemen perusahaan. UNCTAD (2000) dalam Imm Song, et. al. (2010) menyatakan bahwa terdapat dua cara yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan dalam melakukan FDI, yaitu dengan melakukan investasi greenfield (dengan membangun fasilitas baru) atau dengan melakukan merger atau akuisisi di sebuah perusahaan lokal yang sudah ada, baik itu perusahaan swasta maupun perusahaan milik negara. Dalam

merger lintas batas negara, aktiva dan operasi dari dua perusahaan milik dua negara yang berbeda digabungkan untuk membentuk suatu badan hukum baru. Sedangkan dalam akuisisi lintas batas negara, kontrol aset dan operasi dipindahkan dari perusahaan lokal ke sebuah perusahaan asing. Wild, John J., dan Keneth, L. Wild (2011) berpandangan bahwa aspek utama yang mendorong perusahaan untuk melaksanakan cross border merger and acquisition adalah : a. Memperoleh pijakan yang kuat di pasar geografis yang baru. b. Meningkatkan daya saing global. c. Mengisi kekosongan lini produksi di industri global. d. Mengurangi biaya Research and Development, produksi, distribusi dan lain sebagainya. Sebagaimana dijelaskan di bab sebelumnya bahwa kepemilikan saham mayoritas dari PT SIMP dikuasai oleh modal asing, yaitu Indofood Agri Resources Ltd., Singapore, dengan porsi kepemilikan saham sebesar 72%. Hal ini berarti terdapat aliran dana dari luar negeri ke dalam negeri (investasi asing). Berdasarkan sejarah berdirinya, PT SIMP memiliki strategi akuisisi dalam rangka mengembangkan bisnis model yang terintegrasi dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan. PT SIMP melakukan akuisisi mulai dari perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama, yaitu bidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit (akuisisi horizontal), misalnya akuisisi terhadap PT London Sumatera di tahun 2010 dan PT Mitra Inti Sejati Plantation di tahun 2008, sampai dengan akuisisi perusahaan yang berada pada tahapan proses produksi dan operasi yang saling berhubungan, baik ke arah hulu maupun ke arah hilir (akuisisi vertikal), misalnya akuisisi terhadap PT Samudera Sejahtera Pratama yang bergerak dalam bidang transportasi dan logstik dan PT Sarana Inti Pratama yang bergerak dalam bidang research and

Page 14

TUGAS KBDK PT SIMP KELOMPOK IV

July 15, 2012

development. Akuisisi vertikal yang dilakukan oleh PT SIMP dimaksudkan untuk mengintegrasikan usahanya terhadap pemasok dan/atau pengguna produk sehingga keberlangsungan usaha dapat terwujud. Integrasi secara vertikal inilah yang menjadi kekuatan utama dari PT SIMP dalam menjalankan usahanya. Integrasi secara vertikal terbukti mampu meningkatkan keunggulan skala ekonomi dan mengurangi biaya operasional serta meningkatkan produktifitas perusahaan. IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan 1. PT SIMP mampu menciptakan suatu hubungan yang selaras dengan para shareholder, stakeholder maupun publik, dimana hal ini merupakan faktor penentu keberhasilan perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Seluruh informasi umum yang dibutuhkan dalam analisis sederhana kinerja perusahaan dapat diakses dari berbagai media komunikasi perusahaan. Pelaksanaan komunikasi bisnis dan diplomasi korporat PT SIMP mampu membantu seluruh aktivitas bisnis perusahaan untuk memenangkan persaingan bisnis. 2. Komunikasi bisnis PT SIMP terkait dengan manajemen industri dilakukan melalui penerbitan Annual Report, website resmi perusahaan, maupun laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit oleh akuntan publik. PT SIMP juga senantiasa melakukan diplomasi dengan para stakeholdernya, baik institusi bisnis maupun institusi pemerintah, LSM dan masyarakat. 4.2. Saran 1. Strategi peningkatan ekspor produk olahan kelapa sawit yang tengah dijalankan oleh PT SIMP pada tahun 2012 sebaiknya didukung dengan penguatan komunikasi bisnis dan diplomasi perusahaan dengan pihak stakeholder yang berhubungan dengan bisnis internasional, khususnya untuk perdagangan ekspor.

2. Strategi akuisisi yang diterapkan oleh PT SIMP memerlukan suatu komunikasi bisnis dan diplomasi korporat yang sangat matang, dimana untuk merubah budaya dan sistem manajemen perusahaan yang diakuisisi memerlukan suatu komunikasi dan diplomasi yang intensif agar kinerja perusahaan dapat terus terjaga. DAFTAR PUSTAKA Amstrong, M. 1994. A Handbook of Human Resources Management, Terjemahan. Jakarta: Elex Media Komputindo. Annual Report PT Salim Ivomas Pratama, Tbk Tahun 2011. Anonim. 2012. Agroindustri. http://id.wikipedia.org/wiki/Agroind ustri. [6 Juli 2012] Anonim. 2012. Diplomasi. http://www.kamusbesar.com/9135/di plomasi. [12 Juli 2012] Azari, F., et., al. 2011. A Time Series Analysis of the Relationship Between Total Area Planted, Palm Oil Price and Production of Malaysian Palm Oil. World Applied Sciences Journal 12 (Special Issue on Bolstering Economic Sustainability): 34-40. Bappenas. 2010. Naskah Kebijakan (Policy Paper) Kebijakan dan strategi dalam Meningkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing Kelapa Sawit Indonesia Secara Berkelanjutan dan Berkeadilan. Direktorat Pangan Dan Pertanian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Dewi, Sutrisna. 2007. Komunikasi Bisnis. Edisi 1. Penerbit: C.V Andi Offset. Jakarta. Hubeis, Musa. 2007. Dasar-Dasar Manajemen Industri. Jakarta: Inti Prima. Imm Song, S., et. al. 2010. Performance of Cross Border Mergers and Acquisition in Five East Asian

Page 15

TUGAS KBDK PT SIMP KELOMPOK IV

July 15, 2012

Countries. International Journal of Economics and Management 4(1) : 61-80. Indrawati, H. 2011. Kajian Tentang Hubungan Strategis Produsen Kelapa Sawit di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau. Pekbis Jurnal, Vol.3 (2) : 498-503. Obado, J., Y. Syaukat, dan H. Siregar. 2009. The Impact of Export Tax Policy on The Indonesian Crude Palm Oil Industry. ISSAAS Journal Vol. 15, No. 2 : 107-119. Storey, John. 1995. Human Resource Management. New York: Routledge. Suroso, A. Imam, K. B. Seminar dan P. Satriawan. 2004. Pengembangan Sistem Informasi Geografis untuk Pengolahan Perkebunan Kelapa Sawit. Jurnal manajemen dan Agribisnis Vol. 1 (1) : 33-41 Svetlik, Ivan dan Eleni Stavrou Costea. 2007. Connecting Human Resources Management and Knowledge Management. International Journal of Manpower. Vol 28 (3/4): 197206. Sukserm, Thumwimon dan Takahashi, Y. 2010. A Prospective Process for Implementing Human Resource Development (HRD) for Corporate Social Responsibility (CSR). Interdisciplinary Journal Of Contemporary Research In Business Vol 2 (1) : 10-32. Wild, John J., dan Keneth, L. Wild. 2011. International Business : The Chalange of Globalization 6th ed. Pearson Education, Inc., Upper Saddle River, New Jersey.

Page 16

You might also like