You are on page 1of 11

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan merupakan suatu aspek penting pada bumi.

Dalam kehidupan, terdapat manusia yang tumbuh dan berkembang didalamnya. Tubuh manusia kerap kali berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Sehingga akan timbul raksi. Reaksi positi, akan membawa tubuh pdajalan sehat. Semntara reaksi yang negate akan menimbulkan dampak yang kurang menguntungkan bagi seseorang, misalnya alergi. Alergi dan Penyebabnya Alergi merupakan suatu reaksi abnormal dalam tubuh yang disebabkan zat-zat yang tidak berbahaya. Alergi timbul bila ada kontak terhadap zat tertentu yang biasanya, pada orang normal tidak menimbulkan reaksi. Zat penyebab alergi ini disebut allergen. Allergen bisa berasal dari berbagai jenis dan masuk ke tubuh dengan berbagai cara. Bisa saja melalui saluran pernapasan, berasal dari makanan, melalui suntikan atau bisa juga timbul akibat adanya kontak dengan kulit seperti; kosmetik, logam perhiasan atau jam tangan, dll. Zat yang paling sering menyebabkan alergi: Serbuk tanaman; jenis rumput tertentu; jenis pohon yang berkulit halus dan tipis; serbuk spora; penisilin; seafood; telur; kacang panjang, kacang tanah, kacang kedelai dan kacang-kacangan lainnya; susu; jagung dan tepung jagung;sengatan insekta; bulu binatang; kecoa; debu dan kutu. Yang juga tidak kalah sering adalah zat aditif pada makanan, penyedap, pewarna dan pengawet. B. Rumusan masalah 1. Apa pengertian dari alergi? 2. Apa epidemologi dari alergi? 3. Apa etiologi dari alergi? 4. Apa patifisiologi dari alergi? 5. Apa klasiikasi dari alergi? 6. Apa gejala klinis dari alergi? 7. Apa pemeriksaan penunjang dari alergi? 8. Apa teraphy atau pengobatan dari alegi? 9. Apa prognosis dari alergi?
1

C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian dari alergi. 2. Untuk mengetahui epidemologi dari alergi. 3. Untuk mengetahui etiologi dari alergi. 4. Untuk mengetahui patifisiologi dari alergi. 5. Untuk mengetahui klasiikasi dari alergi. 6. Untuk mengetahui gejala klinis dari alergi. 7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari alergi. 8. Untuk mengetahui teraphy atau pengobatan dari alegi. 9. Untuk mengetahui prognosis dari alergi.

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Alergi Alergi adalah sebuah reaksi yang dilakukan tubuh terhadap benda asing. Ketika sebuah substansi tidak dikenal masuk, antiben, tubuh serta merta meningkatkan daya imunitasnya untuk bekerja. Alergi makanan adalah respon abnormal tubuh terhadap suatu makanan yang dicetuskanoleh reaksi spesifik pada sistem imun dengan gejala yang spesifik pula. Alergi makanan adalah kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dan sistem tubuhyang ditimbulkan oleh alergi terhadap bahan makanan. B. Epidemologi Alergi makanan bisa menyerang siapa saja dengan kadar yang berbeda beda. Pada saat seseorangmenyantap makanan kemudian timbul perasaan tidak enak pada tubuhnya maka mereka akanberanggapan bahwa mereka alergi terhadap makanan tersebut. Fakta membuktikan, tidak semuaanggapan tersebut benar. Hanya 1% pada orang dewasa dan 3% pada anak anak yang terbukti jika mereka memang benar benar alergi terhadap makanan tertentu.Alergi makanan umumnya terjadi pada anak-anak. Sekitar 1-2% bayi alergi terhadap susu sapi,sekitar 8% anak menunjukkan reaksi yang tidak diinginkan terhadap makanan, dan 2% orangdewasa juga menderita alergi makanan. Perkiraan insidensi alergi makanan yang diantara IgE danmerupakan hipersensitivitas tipe I berkisar dari 0,1% hingga 7,0% populasi.1. C. Etiologi Faktor yang berperan dalam alergi makanan kami bagi menjadi 2 yaitu : Faktor Internal 1. Imaturitas usus secara fungsional (misalnya dalam fungsi-fungsi : asam lambung, enzymenzym usus, glycocalyx) maupun fungsi-fungsi imunologis (misalnya : IgA sekretorik) memudahkan penetrasi alergen makanan. Imaturitas juga mengurangi kemampuan ususmentoleransi makanan tertentu.

2. Genetik berperan dalam alergi makanan. Sensitisasi alergen dini mulai janin sampai masabayi dan sensitisasi ini dipengaruhi oleh kebiasaan dan norma kehidupan setempat. 3. Mukosa dinding saluran cerna belum matang yang menyebabkan penyerapan alergenbertambah. Fakor Eksternal 1. Faktor pencetus : faktor fisik (dingin, panas, hujan), faktor psikis (sedih, stress) ataubeban latihan (lari, olah raga). 2. Contoh makanan yang dapat memberikan reaksi alergi menurut prevalensinyaIkan 15,4 %Telur 12,7 %Susu 12,2 %Kacang 5,3 %Gandum 4,7 %Apel 4,7 %Kentang 2,6 %Coklat 2,1 %Babi 1,5 %Sapi 3,1 % 3. Hampir semua jenis makanan dan zat tambahan pada makanan dapat menimbulkan reaksialergi.

D. Patofisiologi Saat pertama kali masuknya alergen (ex. udang) ke dalam tubuh seseorang yang mengkonsumsi makanan tetapi dia belum pernah terkena alergi. Namun ketika untuk kedua kalinya orang tersebut mengkonsumsi makanan yang sama barulah tampak gejala-gejala timbulnya alergi pada kulit orang tersebut. Setelah tanda-tanda itu muncul maka antigen akan mengenali allergen yang masuk yang akan memicu aktifnya sel T ,dimana sel T tersebut yang akan merangsang sel B untuk mengaktifkan antibodi ( Ig E ). Proses ini mengakibatkan melekatnya antibodi pada sel mast yang dikeluarkan oleh basofil. Apabila seseorang mengalami paparan untuk kedua kalinya oleh alergen yang sama maka akan terjadi 2 hal yaitu,: Ketika mulai terjadinya produksi sitokin oleh sel T. Sitokin memberikan efek terhadap berbagai sel terutama dalam menarik sel-sel radang misalnya netrofil dan eosinofil, sehingga menimbulkan reaksi peradangan yang menyebabkan panas. Alergen tersebut akan langsung mengaktifkan antibodi ( Ig E ) yang merangsang sel mast kemudian melepaskan histamin dalam jumlah yang banyak , kemudian histamine tersebut beredar di dalam tubuh melalui pembuluh darah. Saat mereka mencapai kulit, alergen akan menyebabkan terjadinya gatal, prutitus ,angioderma, urtikaria, kemerahan pada kulit
4

dan dermatitis. Pada saat mereka mencapai paru paru, alergen dapatmencetuskan terjadinya asma. Gejala alergi yang paling ditakutkan dikenal dengan nama anafilaktik syok. Gejala ini ditandai dengan tekanan darah yang menurun, kesadaranmenurun, dan bila tidak ditangani segera dapat menyebabkan kematian.

E. Klasifikasi 1. Hipersensitivitas anafilaktif ( tipe 1 ) Keadaan ini merupakan hipersensitivitas anafilaktif seketika dengan reaksi yang di mulai dalamtempo beberapa menit sesudah kontak dengan antigen. 2. Hipersensitivitas sitotoksik ( tipe 2 ) Hipersensitivitas sitotoksik terjadikalau sistem kekebalan secara keliru mengenali konsituentubuh yang normal sebagai benda asing. 3. Hipersensitivitas kompleks imun ( tipe 3 ) Kompleks imun terbentuk ketika antigen terikat dengan antibodi dan dibersihkan dari dalam sirkulasi darah lewat kerja fagositik. 4. Hipersensitivitas Tipe lambat (tipe 4 ) Reaksi ini yang juga dikenal sebagai hipersensitivitas seluler, terjadi 24 hingga 72 jam sesudah kontak dengan allergen. F. Gejala Klinis Pada saluran pernafasan : asma Pada saluran cerna: mual, muntah, diare, nyeri perut. Pada kulit: urtikaria. angioderma, dermatitis, pruritus, gatal, demam, gatal Pada mulut: rasa gatal dan pembengkakan bibir G. Pemeriksaan Penunjang 1. Uji kulit
5

Sebagai pemerikasaan penyaring (misalnya dengan alergen hirup sepertitungau, kapuk, debu rumah, bulu kucing, tepung sari rumput, atau alergen makananseperti susu, telur, kacang, ikan). 2. Darah tepi Bila eosinofilia 5% atau 500/ml condong pada alergi. Hitung leukosit 5000/ml disertai neutropenia 3% sering ditemukan pada alergi makanan. 3. IgE total dan spesifik Harga normal IgE total adalah 1000u/l sampai umur 20 tahun.Kadar IgE lebih dari 30u/ml pada umumnya menunjukkan bahwa penderita adalah atopi,atau mengalami infeksi parasit atau keadaan depresi imun seluler. 4. Tes hemaglutinin dan antibodi presipitat tidak sensitif Biopsi usus : sekunder dan sesudah dirangsang dengan makanan food chalengedidapatkan inflamasi / atrofi mukosa usus, peningkatan limfosit intraepitelial dan IgM.IgE ( dengan mikroskop imunofluoresen ). 5. Pemeriksaan/ tes D Xylose, proktosigmoidoskopi dan biopsi usus.

H. Therapy/Pengobatan Ada beberapa regimen diet yang bisa digunakan: 1. Elimination Diet Beberapa makanan harus dihindari yaitu Buah, Susu, Telur,Ikan dan Kacang, di Surabaya terkenal dengan singkatan BSTIK. Merupakan makanan-makanan yang banyak ditemukan sebagai penyebab gejala alergi, jadi makanan-makanandengan indeks alergenisitas yang tinggi. Indeks ini mungkin lain untuk wilayah yang lain,sebagai contoh dengan DBPFC mendapatkan telur, kacang tanah, susu sapi, ikan, kedelai,gandum, ayam, babi, sapi dan kentang, sedangkan Bischop mendapatkan susu, telur,kedelai dan kacang. 2. Minimal Diet 1 (Modified Rowes diet 1)

Terdiri dari beberapa makanan dengan indeksalergenisitas yang rendah. Berbeda dengan elimination diet, regimen ini terdiri dari beberapa bahan makanan yang diperbolehkan yaitu : air, beras, daging sapi, kelapa, kedelai, bayam,wortel, bawang, gula, garam dan susu formula kedelai. Bahan makanan lain tidak diperbolehkan. 3. Minimal Diet 2 (Modified Rowes Diet 2) Terdiri dari makanan-makanan denganindeks alergenisitas rendah yang lain yang diperbolehkan, misalnya : air, kentang, daging kambing, kacang merah, buncis, kobis, bawang, formula hidrolisat kasein, bahan makanan yanglain tidak diperkenankan. 4. Egg and Fish Free Diet Diet ini menyingkirkan telur termasuk makanan-makananyang dibuat dari telur dan semua ikan. Biasanya diberikan pada penderita-penderita dengankeluhan dengan keluhan utama urtikaria, angionerotik udem dan eksema.

Selanjutnya diet yang berikutnya juga dilakukanselama 3 minggu sebelum dilakukan provokasi.Bila diet tidak bisa dilaksanakan maka harus diberi farmakoterapi dengan obat-obatan sepertiyang tersebut di bawah ini : 1. Kromolin, Nedokromil. Dipakai terutama pada penderita dengan gejala asma dan rinitis alergika. Kromolin umumnya efektif pada alergi makanan dengan gejala Dermatitis Atopi yang disebabkan alergi makanan. Dosis kromolin untuk penderita asma berupa larutan 1% solution (20 mg/2mL) 2-4 kali/hariuntuk nebulisasi atau berupa inhalasi dengan metered-dose inhaler 1,6 mg (800 g/inhalasi) 2-4kali/hari. Untuk rinitis alergik digunakan obat semprot 3-4 kali/hari yang mangandung kromolin5.2 mg/semprot. Untuk konjungtivitis diberikan tetes mata 4% 4-6 x 1 tetesmata/hari. Nedokromil untuk nebulisasi tak ada. Yang ada berupa inhalasi dengan metered-doseinhaler dan dosis untuk asma adalah 3,5 mg (1,75 mg/inhalasi) 2-4 kali/hari. Untuk konjungtivitis diberikan tetes mata nedokromil 2% 4-6 x 1-2 tetes mata/hari.

2. Glukokortikoid. Digunakan terutama bila ada gejala asma. Steroid oral pada asma akut digunakan pada yanggejala dan PEF nya makin hari makin memburuk, PEF yang kurang dari 60%, gangguan asmamalam dan menetap pada pagi hari, lebih dari 4 kali perhari, dan memerlukan nebulizer sertabronkodilator parenteral darurat. menggunaan bronkodilator. Steroid oral yang dipakai adalah :metil prednisolon, dan prednison. Prednison diberikan sebagai dosis awal adalah 1-2 mg/kg/hari dosis tunggal pagi hari sampai keadaan stabil kira-kira 4 hari kemudian diturunkansampai 0,5 mg/kg/hari, dibagi 3-4 kali/hari dalam 4-10 hari. Steroid parenteral digunakan untuk penderita alergi makanan dengan gejala status asmatikus, preparat yang digunakan adalah metilprednisolon atau hidrokortison dengan dosis 4-10 mg/kg/dosis tiap 4-6 jam sampai kegawatan dilewati disusul rumatan prednison oral. Steroid hirupan digunakan bila ada gejala asma danrinitis alergika. 3. Beta adrenergic agonist Digunakan untuk relaksasi otot polos bronkus. Epinefrin subkutan bisa diberikan dengan dosis0,01 mg/kg/dosis maksimum 0,3 mg/dosis. 4. Metil Xantin Digunakan sebagai bronkodilator. Obat yang sering digunakan adalah aminofilin dan teofilin,dengan dosis awal 3-6/kg/dosis, lanjutan 2,5 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam.

5. Simpatomimetika Simpatomimetika terdiri atas : Efedrin: 0,5 - 1,0 mg/kg/dosis, 3 kali/24 jam Orciprenalin: 0,3 - 0,5 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam Terbutalin: 0,075 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam Salbutamol : 0,1 - 0,15 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam

I. Prognosis Alergi makanan biasanya akan membaik pada usia tertentu. Setelah usia 2 tahun biasanyaimaturitas saluran cerna akan membaik. Sehingga setelah usia tersebut gangguan saluran cernakarena alergi makanan juga akan ikut berkurang. Bila gangguan saluran cerna akan membaik maka biasanya gangguan perilaku yang terjadipun akan berkurang. Selanjutnya pada usia di atas5 atau 7 tahun alergi makananpun akan berkurang secara bertahap. Perbaikan gejala alergimakanan dengan bertambahnya usia inilah yang menggambarkan bahwa gejala Autismepunbiasanya akan tampak mulai membaik sejak periode usia tersebut. Meskipun alergi makanantertentu biasanya akan menetap sampai dewasa, seperti udang, kepiting atau kacang tanah.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Alergi adalah sebuah reaksi yang dilakukan tubuh terhadap benda asing. Alergi makanan bisa menyerang siapa saja dengan kadar yang berbeda beda. Pada saat seseorangmenyantap makanan kemudian timbul perasaan tidak enak pada tubuhnya. Etiologi dari alergi itu sendiri dapat berasal dari actor internal maupun eksternal. Pengobatan alergi dapat ditempuh dengan berbagai cara. Misalnya dengan terapi farmakologi. Alergi makanan biasanya akan membaik pada usia tertentu. Setelah usia 2 tahun biasanyaimaturitas saluran cerna akan membaik. Sehingga setelah usia tersebut gangguan saluran cernakarena alergi makanan juga akan ikut berkurang.

10

DAFTAR PUSTKA

Ahira, Anne. (Dalam: http://www.anneahira.com/pencegahan-penyakit-alergi.htm). Diakses pada tanggal 15 Oktober 2012 Anonim. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Denganalergi Makanan http://www.scribd.com/doc/86171152/ASKEP-ALERGI). Oktober 2012 Diakses pada (Dalam: tanggal 15

11

You might also like