You are on page 1of 32

LAMPIRAN 2.

PETUNJUK PRAKTIKUM

I. II. III. IV. V.

PRAKTIKUM HISTOLOGI SISTEM ENDOKRIN PRAKTIKUM BIOKIMIA IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT PRAKTIKUM BIOKIMIA IDENTIFIKASI PROTEIN PRAKTIKUM BIOKIMIA IDENTIFIKASI GLUKOSA DAN PROTEIN URINE PRAKTIKUM FISIOLOGI BASAL METABOLISME RATE (BMR)

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI

I.

PRAKTIKUM HISTOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Tujuan Pembelajaran Umum: I.1 I.2 I.3 Mahasiswa mampu menggunakan mikroskopis sistem endokrin mikroskop untuk pemeriksaan

Mahasiswa mampu mengidentifikasi struktur mikroskopis sistem endokrin Mahasiswa mampu menjelaskan sistem endokrin secara histologis

Tujuan Pembelajaran Khusus: 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan struktur mikroskopis kelenjar Hipofisis/ pituitari Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan struktur mikroskopis kelenjar Thyroid Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan struktur mikroskopis kelenjar Cortex Adrenal Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan struktur mikroskopis kelenjar Parathyroid Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan struktur mikroskopis kelenjar Pancreas

KELENJAR ENDOKRIN Sekret kelenjar endokrin merupakan hormon dan dialirkan dalam aliran darah. Umumnya kelenjar endokrin menyimpan getahnya untuk sementara di intrasel, namun adapula yang menyimpannya didalam folikel seperti pada kelenjar thyroid. Kelenjar endokrin selalu dilengkapi dengan banyak pembuluh kapiler darah dan sinusoid. 1. KELENJAR HIPOFISIS/PITUITARI Kelenjar hipofisis terletak di basis cranii, yaitu pada bagian tulang sphenoidalis yang disebut sella turcica. Hipofisis terdiri dari 2 subdivisi utama yaitu adenohipofisis dan neurohipofisis. Adenohipofisis dibagi lagi menjadi pars distalis (lobus anterior) dan pars intermedia. Sedangkan neurohipofisis termasuk dalam lobus posterior yang disebut juga pars nervosa. Lobus anterior

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI

Merupakan bagian terbesar hipofisis dan mengandung 2 jenis sel utama yaitu sel kromofil dan sel kromofob yang merupakan kelompokan sel dalam folikelfolikel dan sinusoid-sinusoid. Sel kromofil adalah sel yang menyerap warna. Sel ini terdiri dari sel Alfa (sel asidofil), sel Beta (sel basofil), dan sel Gamma. Berikut adalah tabel ciri mikroskopis dan hormon yang dihasilkan oleh sel kromafil.

sel Alfa

Beta

Gamma

Ciri mikroskopis Sitoplasma berwarna merah Merupakan jumlah terbesar dari seluruh sel kromafil, 37% dari seluruh sel lobus anterior Sitoplasma berwarna biru 11% dari seluruh sel lobus anterior Bagian dari sel basofil Sitoplasma warna biru muda

hormon Growth hormon Prolaktin

TSH ACTH FSH LH ICSH

Sel kromofob merupakan sel yang tidak menyerap warna, sehingga sel ini tampak pucat. Sel ini memiliki ciri sebagai berikut: Merupakan sel folikuler Bentuk seperti bintang, punya tonjolan sitoplasma yang banyak dan panjang Membentuk rangkaian seperti jala-jala, dan menjembatani kapilerkapiler Sitoplasma jernih 52% dari seluruh sel lobus anterior

Lobus posterior Bagian ini terutama terdiri dari serabut saraf tak bermyelin dan sel-sel penyokong (pituisit), keduanya berwarna pucat. Sel Pituicite memiliki ciri: Bentuk: o o Irreguler Punya banyak proccesus, yang ujungnya berakhir pada ruang perivaskular SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 3

Sitoplasma o o o Dengan HE tampak jernih Mengandung tetesan lipid Tidak punya ultrastruktur sel sekretoris

Peranan: sama dengan neuroglia

Neurohipofisis juga memproduksi hormon. Neuron di nuclei supraopticus dan paraventrikular hipotalamus mensekresi 2 hormon yaitu oksitosin dan vasopresin. Hormon-hormon ini diangkut sepanjang mikrotubulus di akson tanpa myelin ke neurohipofisis tempat hormon itu disimpan di akson terminal sebagai badan Herring. Hormon ini kemudian dibebaskan sesuai engan kebutuhan dari akson terminal ke dalam pembuluh darah yang mendarahi neurohipofisis. 2. KELENJAR THYROID

Secara makroskopis kelenjar thyroid berbentuk seperti kupu-kupu, dimana sayapnya disebut sebagai lobus dan bagaian yang menghubungkan kedua lobus disebut dengan isthmus. Kelenjar thyroid meluas dari annulus trachealis cervical V atau cervical VI, ke atas lobusnya menutupi sisi cartilago thyroid. Secara mikroskopis akan terlihat bangunan-bangunan: Folikel Jaringan pada glandula thyroid tersusun atas folikel-folikel yang dilapisi epitel kuboid simpleks. Sitoplasma sel epitel bersifat asidofilik, sedangkan intinya bulat ditengah bersifat basofilik. Lumen Pada bagian lumen folikelnya mengandung zat gelatin berwarna merah yang disebut koloid. Di bagian tepi dari lumen sering nampak lubanglubang jernih disebut vacuola, merupakan koloid yang telah diserap (retracted colloid) Jaringan intersitial Pada jaringan intersitial banyak ditemukan jaringan ikat retikuler, pembuluh darah dan jala-jala kapiler limfe, juga kumpulan sel-sel yang menyerupai sel folikel. Ukurannya lebih besar daripada sel folikel, sel ini disebut sel parafolikuler. Hormon-hormon yang dihasilkan kelenjar thyroid adalah: SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 4

Thyroxine Triiodothyronine Kalsitonin

3. KELENJAR PARATHYROID

Mamalia umumnya memiliki empat kelenjar parathyroid. Kelenjar-kelenjar kecil ini terletak di permukaan posterior kel enjar thyroid, namun terpisah dari kelenjar tersebut melalui sebuah kapsul tipis jaringan ikat. Biasanya satu kelenjar parathyroid terdapat pada polus superior dan inferior setiap lobus kelenjar thyroid. Berbeda dengan kelenjar thyroid dan folikelnya, sel-sel kelenjar parathyroid tersusun dalam kelompok atau deretan. Ada 2 jenis sel pada kelenjar parathyroid, sel utama (principal/ chief cell) dan sel oksifil . Sel utama/ principal jumlahnya paling banyak, sel ini berbentuk bulat dengan sitoplasma pucat dan asidofilik lemah. Sel oksifil lebih besar dan jumlahnya lebih sedikit dibandingkan sel utama,dengan sitoplasma lebih asidofilik, inti sel lebih gelap dan lebih kecil. Kadang-kadang terlihat folikel-folikel kecil berisi koloid di dalam kelenjar parathyroid, namun bukan merupakan ciri kelejar parathyroid. Sel utama/ principal menghasilkan hormon parathyroid (parahormone), yang berfungsi mempertahankan kadar kalsium normal dalam cairan tubuh. Hal ini terlaksana dengan menaikkan kadar kalsium darah, yaitu aktivitas yang berlawanan dengan kalsitonin kelenjar thyroid. Fungsi jenis sel lain, yaitu sel oksifil sampai sekarang belum diketahui dengan pasti.

4. KELENJAR CORTEX ADRENAL (SUPRARENALIS)

Kelenjar suprarenalis terletak di retroperitoneum diatas ginjal. Kelenjar ini memiliki kapsul yang terdiri atas jaringan ikat fibrosa yang disebut kapsula fibrosa. Kadang-kadang simpai ini bercabang kedalam membentuk trabekulae adrenal, kelenjar ini terbagi 2 yaitu korteks dan medulla.

Korteks SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 5

Pembagian korteks sesuai dengan dasar embriologinya, yaitu Zona glomerulusa o o o Bentuk bulat/ silinder sederhana Susunan berkelompok Sitoplasma pucat dengan butiran lemak

Zona fasikulata o o Bentuk poligonal Susunan berderet-deret ke medial, merupakan bagian paling tebal Sitoplasma basofilik, mengandung glikogen dan sedikit lemak

Zona retikularis o o o Bagian ireguler (bulat/poligonal) Tersusun seperti jala Sitoplasma asidofilik

Medulla Sel-sel bagian medial dekat dengan zona retikularis dapat dibedakan dengan melihat adanya butir-butir merang trengguli pada sitoplasmanya yang disebut sebagai sel phaechrom. Gambaran mikroskopis umum pada medulla: Terdiri atas sel-sel epithel yang polihedral Tersusun membentuk jala-jala padat yang dikelilingi kapiler-kapiler dan sel-sel ganglion simpatis

Hormon yang dihasilkan medulla suprarenalis: Adrenalin (ephinephrine) Nor adrenalin

5. KELENJAR PANKREAS

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI

Merupakan organ yang lunak, berlobus yang terletak retroperitoneum. Pancreas menyilang pada transpylorica. Kelenjar pankreas merupakan kelenjar ganda, terdiri atas bagian eksokrin yang terpulas gelap dan bagian endokrin yang terpulas lebih pucat. Bagian endokrin disebut juga dengan pulau-pulau Langerhans. Pulau Langerhans dikelilingi oleh suatu simpai jaringan ikat yang memisahkannya dari sel-sel pankreas yang lain. Pulau langerhans sangat vaskuler dengan banyak pembuluh kapiler. Dengan pulasan HE sulit membedakan sel alfa, beta, dan delta yang ada didalamnya. Bagian eksokrin adalah bagian terbesar pankreas yang merupakan kelenjar tubuloasiner kompleks. Setiap asinus sekresi eksokrin terdiri atas kelompok sel berbentuk piramid, tersusun mengelilingi lumen kecil. Di pusat asini sekretorius terlihat satu sel atau lebih sel sentroasinar yang terpulas pucat yang merupakan sel pelapis terminal sistem duktus ekskretorius. Duktus ekskretorius terkecil dalam pancreas adalah duktus interkalaris yang dilapisi sel epitel kuboid.

INSTRUKSI : Lakukan identifikasi terhadap struktur yang ada pada preparat dengan menggunakan mikroskop Gambar hasil pengamatan anda pada lembar pengamatan, jangan lupa tambahkan keterangan hasil identifikasi masing-masing struktur Mintalah bantuan dan bimbingan pada instruktur jika mengalami kesulitan

Referensi : Eroschenko,V.P. 2001. Atlas Histologi di Viore dengan Korelasi Fungsional. Edisi 9. EGC. Jakarta Junquiera. 1997. Histologi Dasar. Edisi 8. EGC. Jakarta Leeson. 1996. Buku Ajar Histologi. EGC. jakarta

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI

II.

PRAKTIKUM BIOKIMIA IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

Tujuan Pembelajaran Umum: II.1 Mahasiswa mampu melakukan analisa kualitatif terhadap karbohidrat

Tujuan Pembelajaran Khusus:

2.1 2.2 2.3

Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan struktur karbohidrat Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip dasar reaksi pengujian kualitatif karbohidrat Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil reaksi pengujian kualitatif karbohidrat

2.1 Pendahuluan

2.1.1 Pengertian Karbohidrat Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton atau turunan turunan. Keduanya dengan rumus umum (Cn(H2O)m). Dimana n= n 1 atau kelipatan bilangan bulat lainnya. Karbohidrat yang berasal dari makanan dalam tubuh mengalami perubahan atau metabolisme. Hasil metabolisme karbohidrat antara lain glukosa yang terdapat dalam darah, sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintetis dari hati dan digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energi. jadi ada bermacam-macam senyawa yang termasuk dalam golongan karbohidrat ini. Dari contoh tadi kita dapat mengetahui bahwa amilum atau pati, selulosa, glikogen, gula atau sukrosa dan glukosa merupakan beberapa senyawa karbohidrat yang penting dalam kehidupan manusia. 2.1.2 Klasifikasi Karbihidrat a. Monosakarida
SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 8

Monosakarida merupakan karbohidrat yang paling sederhana karena tidak dapat dihidrolisis lagi menjadi karbohidrat yang lain memiliki rumus empiris (CH2O)n. Monosakarida terbagi menjadi 2 kelompok yaitu : 1. Aldosa Mengandung gugus aldehid (CHO) bebas dan gugus hidroksi (CH) bebas, contoh : glukosa dan galaktosa. Adanya gugus aldehid pada glukosa dan galaktosa menyebabkan positif fehling dan akan membentuk endapan merah bata (Cu2O) Aldosa merupakan gula pereduksi yang berarti bahwa fungsi aldehid bebas dari bentuk rantai terbuka mampu untuk dioksidasi menjadi gugus asam karboksilat. Yang termasuk Aldosa antara lain : a. Glukosa Suatu aldoheksana yang sering disebut deksirona gula darah dan juga gula anggur. Disebut dekstrona karena dapat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan, memiliki rumus molekul C 6H1206, glukosa mengandung empat atom karbon osimetrik yang ditandai, yaitu :

b. Galaktosa Merupakan monosakarida yang paling rendah kemanisanya, dapat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan, proses oksidasi oleh asam kuat dan dalam keadaan panas galaktosa menghasilkan asam kuat yang kurang larut dalam air. Galaktosa merupakan hasil hidrolisis dari

larutan (gula susu) yang melalui proses metabolisme diubah menjadi gula yang dapat menghasilkan energi. c. Ribosa dan deoksiribosa Ribosa dan dioksiribosa membentuk kerangka polimer dan asamasam nucleus, awalan deoksi berarti minus satu oksigen deoksi ribosa tidak memiliki oksigen pada karbon kedua. 2. Ketosa

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI

Merupakan monosakarida yang mengandung gugus keton dan sifatnya menyerupai keton alifatik (alkuna) contohnya yaitu fruktosa, sifat-sifatnya adalah : Mengandung gugus keton bebas atau karbonil bebas disamping gugus hidroksida (OH). Dapat terhidrasi jika dipanaskan bersama asam mineral kuat. Jika bereaksi dengan phernhyo Indino akan membentuk senyawa berwarna kuning. Dapat mereduksi Fehling membentuk larutan merah bata dan juga mereduksi benedict. Fruktosa sering disebut selulosa karena memutar bidang polarisasi ke kiri. Fruktosa merupakan gula termanis. b. Disakarida Bila dihidrolisis akan menghasilkan 2 molekul monosakarida yang sama atau berbeda. Disakarida terbentuk dari 2 molekul monosakarida dimana tergabung melalui ikatan glioksida yang berbentuk antara karbon aromatik dan salah satu monosakarida dengan gugus hidroksil dari monosakarida lainnya, terhadap aktivitasnya terhadap oksidator, maka disakarida dibedakan atas disakerida produksi (maltosa, laktosa) dan disakarida non produksi (sukrosa). Hidrogen disakarida oleh pengaruh asam-asam mineral energi panas atau oleh enzim disakarida pada kondisi tertentu akan dihasilkan monosakarida penyusunnya. 1. Maltosa Pembentukan maltose: Glukosa + glukosa maltosa + H2O Maltosa terdapat pada gandum yang sedang berkecambah, Maltosa adalah disakarida yang diperoleh sebagai hasil hidrolisa pati, hidrolisis selanjutnya menghasilkan glukosa, karena itu maltosa terdiri dari 2 glukosa, memberi tes positif terhadap pereaksi tollens dan fehling. 2. Sukrosa Pembentukan sukrosa :

Glukosa + Fruktosa Sukrosa + H2O Sukrosa larut dalam air, tetapi tidak larut dalam alcohol, hidrolisis sukrosa dapat ditentukan dengan enzim sukrosa atau investase oleh pengaruh asam mineral encer panas menghasilkan glukosa dan fruktosa, sukrosa banyak terdapat pada tanaman yang berfotosintesis, fungsinya sebagai sumber energi, tidak memiliki gugus karbonil bebas sehingga tidak dapat mereduksi dan membentuk osanan. 3. Laktosa Pembentukan laktosa Glukosa + Galaktosa Laktosa + H2O

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI

10

Laktosa merupakan gula utama yang terdapat pada susu sapi dan asi oleh sebab itu sering disebut gula susu dapat mengkristal dengan molekul air, kristal besar dan kelarutan dalam air kurang baik, laktosa mempunyai sifat mereduksi pereaksi benedict atau fehling pada pemanasan laktosa atas 1 molekul glukosa dan 1 molekul glukosa. c. Polisakarida

Polisakarida merupakan senyawa karbohidrat yang tersusun dari banyak sakarida, polisakarida terpenting yaitu amilum, glikogen dan selulosa, sifat dari polisakarida: tidak dapat mereduksi, tidak menunjukkan mutarotasi, tidak membentuk mutanon, dan relatif stabil terhadap pengaruh basa. Polisakarida yang tidak mengandung nitrogen yaitu : 1. Amilum atau pati Merupakan karbohidrat cadangan yang terdapat pada tumbuhan, terdapat dua fraksi pada amilum yaitu fraksi amilase (fraksi tidak bercabang) dan fraksi amilopektin (fraksi bercabang). 2. Selulosa Merupakan senyawa organik yang melimpah di bumi, membentuk komponen dan dinding sel tumbuhan, molekul selulosa merupakan rantai-rantai mikroblit dan D-glukosa, suatu molekul tunggal selulosa merupakan molekul dari 1,4 B 0 glukosa menghasilkan 0 glukosa.

3. Glikogen Merupakan polisakarida yang digunakan sebagai tempat penyimpanan glukosa dalam tubuh hewan terutama pada otot dan hati. Glikogen mengandung rantai glukosa yang terikat 1,4 dengan percabangan 1,6 dan mengandung amilopektin.

4. Amilosa dan Amilopektin


SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 11

Pada hidrolisis amilosa hanya menghasilkan glukosa, sedangkan hidrolisis parsialnya menghasilkan maltosa, dengan iodine membentuk warna biru tua. Amilopektin Mengandung lebih dari 1000 glukosa pada tiap molekulnya, Hidrolisis amilo pektin. 5. Kitin

Merupakan polisakarida linier yang mengandung NasetatDgluko samiria terikat B. Hidrolisis kitin menghasilkan 2amino2 dioksi glukosa, sedangkan gugus asetalnya terlepas dalam proses hidrolisis kitin biasanya terdapat pada serangga. 2.1.3 Sifat-sifat Karbohidrat a. Monosakarida 1. D-glukosa, terdapat dalam darah dan merupakan sumber energi utama pada kegiatan sel larutan D-glukosa dalam air memutarkan bidang polarisasi ke kanan sehingga disebut diktrosa. Larutan D-fruktosa memutarkan ke kiri jika dalam air sehingga disebut lesulosa. 2. Semua monosakarida merupakan zat padat yang mudah larut dalam air. Bila dipanaskan, zat itu akan hancur dan mudah terurai dan membentuk karbon dan uap air. 3. Semua monosakarida merupakan reduktor kuat. Daya reduksinya tidak sekuat aldehid tapi lebih kuat dari pada keton. 4. Larutan monosakarida yang baru dibuat mengalami perubahan sudut putaran sampai akhirnya dicapai keadaan seimbang dengan sudut putaran tertentu peristiwanya disebut mubtorasi. b. Disakarida 1. Bila dihidrolisis molekulnya akan terurai menjadi 2 molekul monosakarida. 2. Dapat direduksi. 3. Dapat termulatorasi. c. Polisakarida 1. Merupakan senyawa polimer kondensasi dan sejumlah besar monosakarida. 2. Jenis ikatannya dapat berbentuk alfa atau beta anomer. 3. Molekulnya sangat panjang dan besar. 4. Berupa zat padat berwarna putih. 2.1.4 Identifikasi Karbohidrat a. Uji Molisch Karbohidrat + alfanaftol dalam alkohol + asam sulfat terbentuk larutan berwarna ungu. Cara penyelidikannya yaitu larutan zat yang tidak diketahui (2 ml) + 10% alfanaftol segar dalam alkohol, melalui dinding tabung
SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 12

percobaan diakhiri asam sulfat pekat, ciri-ciri merah sampai ungu menunjukan adanya karbohidrat.
CHO H H H C C C OH OH OH H H C C O CH C H CH O H

CH 2OH

b. Uji Benedict Pereaksi benedict terdiri dari campuran larutan tembaga sulfat, natrium filtrat dan natrium karbonat. Cara penyelidikannya 2 ml karbohidrat ditambah 2 ml pereaksi benedict dan dipanaskan dalam pemanasan air. Perubahan warna dari biru menjadi ungu, kuning, kemerah-merahan sampai terbentuk endapan warna merah bata menunjukkan adanya karbohidrat yang diselidiki mempunyai sifat dapat mereduksi.
O C H H H H C C C C H2 C H OH OH OH OH CH 2OH HO HO COONa C C C C H H OH OH

+ Cu2+ + NaOH + H 2O

H H

+ Cu2O + H+

CH 2OH

Reaksi fruktosa dengan benedict :

CH 2OH C HO HO H C C C O H H OH H

CH 2OH C C C C OH H OH OH

+ Cu2+ + 2OH-

HO H H

+ Cu2O + H2O

CH 2OH

CH 2OH

Reaksi sukrosa dengan benedict

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI

13

CH 2OH H H OH OH H OH HO OH H O H O H HOCH 2 O H

+ CU 2+ + 2OHCH2 OH

c. Uji Barfoed Pereaksi barfoed tersusun atas campuran tembaga asetat dan asam glacial. Cara penyelidikannya seperti pada tes benedict dan fehling.

CuOH2

Reagen Barfoed

CuO

d. Hidrolisis Polisakarida Pemecahan (hidrolisis) molekul gula, pati dan selulosa ion kompleks menjadi molekul monosakarida mudah dilakukan dalam laboratorium dengan mendidihkan larutan karbohidrat dengan larutan encer asam. Maltosa, pati dan selulosa membentuk glukosa hanya pada hidrolisis sempurna : C12H22O11 H20 2 C6H1206
MALTOSA GLUKOSA

H2O

O2

(C6H10O 5)2
SELULOSA

H20

2 C6H1206
GLUKOSA

Sukrosa menghasilkan fruktosa dan glukosa sama banyak dalam hidrolisis : C6H1206 C12H22O11 H 20 C6H1206
MALTOSA GLUK OSA GLUKOSA

2.2 Alat dan Bahan 2.2.1 Alat


Tabung reaksi Gelas ukur Pipet tetes Pemanas Erlenmeyer Penangas air Drop plate Gelas beker Thermometer Pengaduk Penjepit

2.2.2 Bahan
Larutan polisakarida (larutan pati) Glukosa Fruktosa Sukrosa -Naftol (dalam etanol) H2SO4 pekat HCl pekat NaOH Larutan iodin (dalam KI 30/L) SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 14

Larutan benedict Larutan barfode Minyak kemasan Lemak padatan Kloroform Asam asetat glasial KI 10 % KI 30 % Lesitin (dalam alkohol) Asam nitrat pekat Amonium molibdat Kolesterol (dalam kloroform) Natrium tiosianat Amilum Etanol Eter KOH Alkoholis

Aquadest

2.3 Skema Kerja uji Karbohidrat a. Uji Molisch


2 mL larutan gandum+ 2 tetes naftol Tabung reaksi


hasil

Penambahan 1 mL H2SO4 Pengamatan

b. Uji Benedict
5 tetes glukosa Tabung reaksi


Hasil

Penambahan 2 mL larutan benedict Pemanasan Pengamatan

5 tetes fruktosa Tabung reaksi

Penambahan 2 mL larutan benedict


SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 15


Hasil

Pemanasan Pengamatan

5 tetes sukrosa Tabung reaksi


Hasil

Penambahan 2 mL larutan benedict Pemanasan Pengamatan

c. Uji Barfoed
1 mL glukosa Tabung reaksi


Hasil

Penambahan 2 mL larutan Barfoed Pemanasan 1 menit dalam penangas air Pendiaman hingga dingin Pengamatan

1 mL fruktosa Tabung reaksi


Hasil

Penambahan 2 mL larutan Barfoed Pemanasan 1 menit dalam penangas air Pendiaman hingga dingin Pengamatan

1 mL sukrosa Hasil

Penambahan 2 mL larutan Barfoed Pemanasan 1 menit dalam penangas air Pendiaman hingga dingin
SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 16


Hasil

Pengamatan

III.

PRAKTIKUM BIOKIMIA IDENTIFIKASI PROTEIN

Tujuan Pembelajaran Umum: III.1 Mahasiswa mampu melakukan analisa kualitatif terhadap karbohidrat

Tujuan Pembelajaran Khusus:

2.4 2.5 2.6

Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan struktur protein Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip dasar reaksi pengujian kualitatif protein Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil reaksi pengujian kualitatif protein

3.1 Pendahuluan

3.1.1 Definisi Protein Kata protein berasal dari kata yunani protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia.Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukkan dan pertumbuhan tubuh. Struktur Protein :

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI

17

H N H GUGUS AMINO

R C H C

OH GUGUS KARBONIL

3.1.2 Klasifikasi Protein Berdasarkan kelarutannya : a. Protein fibrosa : tidak larut dalam pelarut biasa namun larut dalam asam dan basa. b. Protein globular : larut dalam air, larutan asam, basa, bahkan garam. Berdasarkan komplekan strukturnya : a. Protein sederhana : hidrolisisnya menghasilkan asam amino. contoh : albumin, globular. b. Protein konjugasi : memilik gugus bukan protein yaitu gugus prostetik. contoh : neuro protein, kromoprotein. 3.1.3 Sifat-sifat Protein a. Kelarutan Kelarutan protein dalam berbagai pelarut berbeda. b. Sifat koloid Di dalam pelarut air, protein akan membentuk koloid. Di samping itu, protein memiliki gugus hidrofilik seperti -NH 2, -COOH, -OH, sehingga koloid hidrofil. Karena molekulnya cukup besar, maka protein tidak dapat berdifusi melalui membran. c. Sifat asam basa Sifat asam basa protein ditentukan oleh gugus asam basa pada gugus Rnya. Adanya gugus asam basa menyebabkan protein bersifat sebagai suatu amfotir. d. Denaturasi dan koagulasi Pada proses denaturasi protein mengalami perubahan sifat fisik dan kereaktifan biologisnya disebabkan pemanasan. e. Penguraian protein dan mikroba Mikroba mengeluarkan enzim-enzim proteolik yang menghidrolisiskan protein, menjadikan asam-asam amino. Perubahan selanjutnya bergantung pada jenis mikroba pembentuk dan dalam hal ini dapat terjadi deaminasi, oksidasi, atau reduksi. 3.1.4 Identifikasi Protein a. Uji Biuret Uji ini digunakan untuk menguji adanya ikatan peptida. Larutan Biuret terdiri atas NaCl dan PbSO4. Larutan protein jika ditambah pereaksi Biuret maka akan terbentuk warna merah muda sampai violet. Reaksi yang terjadi : b. Uji Ninhidrin Merupakan uji asam amino dengan radikal fenil. Larutan HNO3 pekat jika ditambahkan dengan protein terjadi endapan putih dan dapat berubah
SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 18

kuning bila di panaskan. Reaksi yang terjadi adalah nitrasi pada inti Benzena yang terdapat pada molekul protein. Reaksi ini positif untuk protein yang mengandung tiroksin, fenilalanin, dan triptofan.
O OH OH
NINHIDRIN

H H

R N C C H

O OH

O N

RCHO

CO2

3 H 2O

H+

GUGUS AM INO

GU GUS KARBONIL

O VIOLET ANION

c. Uji Hopkin-Cole Larutan protein yang mengandung triptofan dapat bereaksi membentuk senyawa berwarna. Pereaksi hopkins-cole dibuat dari asam oksalat dengan
COOH COOH

Mg serbuk

CHO COOH

asam oksalat

asam glioksilat

d. Uji Molisch Uji ini dipakai untuk mengetahui ada tidaknya radikal prostetik karbohidrat pada protein majemuk seperti glikoprotein. Larutan ini bila ditambah naphtol dalam alkohol dan asam sulfat pekat akan terbentuk warna ungu. Larutan KH yang sudah dibubuhi sedikit alfa naftol, ditambah H 2SO4 terbentuk warna diantara 2 lapisan Protein yang mengandung gugus KH hewani memberi tes molisch positif.
CHO H H H OH OH OH CH2 OH H H C C H O C C C H O

H2SO 4 PEKAT

RIBOSA

FULFURAL

e. Uji presipitasi (pengendapan) Protein larutan protein encer dapat diendapan dengan penambahan untuk mengendapkan larutan protein diantaranya adalah larutan garamgaram logam berat dan alkohol reagensia, zat putih telur (protein) jika dalam larutan berupa koloid. f. Uji Sulfida Jika protein yang mengandung gugus amino unsur S ditambahkan NaOH dan dipanaskan, maka H2SO4 dapat diuraikan dan dalam larutan alkalis membentuk Na2S. Jika ditambah Pb Acetat, maka akan terbentuk PbS yang mengendap sebagai koloid. Jika hasil positif maka larutan mulamula berwarna kuning, kemudian coklat dan akhirnya hitam serta mengendap.
SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 19

HS

C H2 H 2N

H C

COOH

Pb2+

H 3C

Pb2S
COKLAT HITAM

H C HN 2

COOH

3.1.5 Pemurnian Protein Pemurnian protein merupakan tahap yang harus dilakukan untuk mempelajari sifat dan fungsi protein. Sejumlah besar protein, lebih dari 1000 macam telah berhasik diisolasi dalam bentuk yang murni. Kini protein dapat dipisahkan Pemurnian protein merupakan tahap yang harus dilakukan untuk mempelajari sifat dan fungsi protein. Sejumlah besar protein, lebih dari 1000 macam telah berhasik diisolasi dalam bentuk yang murni. Kini protein dapat dipisahkan dari protein lain atau dari molekul lain berdasarkan ukuran kelarutan, muatan, dan afinitas ikatan protein-protein dapat dipisahkan dari molekul-molekul dengan BM lebih besar dari 15.000 terdalam kantong dianalisis, sedangkan molekul-molekul dengan ukuran lebih kecil akan melewati pori-pori selaput semi permeabel tersebut keluar dari kantung dianalisis. Pemisahan protein berdasarkan ukurannya dapat pula dilakukan dengan Kromatografi Filtrasi Gas. Contoh : dialirkan dari atas kolam yang berisi butir-butir gel yang terdiri dari karbohidrat yang berpolimer tinggi. Butir-butir tersebut biasanya mempunyai diameter 0.1 mm. Dipasaran, bulirbulir itu ada yang disebut sebagai sephadex. 3.1.6 Pengendapan Protein a. Pengendapan oleh garam Apabila kadalam larutan protein ditambahkan larutan garam-garam anorganik dengan konsentrasi tinggi, maka kelarutan protein akan berkurang sehingga membentuk endapan. Proses ini terjadi karena adanya kompetisi antara molekul protein dengan ion anorganik dalam mengikat air (hidrasi). b. Pengendapan oleh logam berat Pengendapan terjadi saat larutan protein lebih bersifat alkalis daripada titik isoelektriknya, sehingga menjadi bermuatan negative. Penambahan ion logam berat bermuatan positif menyebabkan terjadinya reaksi penetralan sehingga protein mengendap.
H C S S HC

2H 2 Reducing agent

C H

S H

H C

CYSTEIN

CYSTONE

c. Pengendapan oleh alkohol pekat Prinsipnya sama dengan pengendapan protein oleh garam. Untuk mengendapkan digunakan alkohol dan ammoniumsulfat karena protein mempunyai gugus: -NH2, -NH, -OH, -CO yang mengikat air.
SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 20

Penambahan Alkohol Akan Merusak Ikatan Hidrogen

H C

O C O H C H2

3.1.7 Denaturasi Protein Denaturasi adalah rusaknya sifat fisik dan fisiologik protein, dapat disebabkan karena pemanasan dan penambahan asam kuat. Pada proses denaturasi, protein mengalami perubahan sifat fisik dan keelektifan biologisnya yang disebabkan oleh pemanasan, penyinaran. Denaturasi akan merusak ikatan sekunder, ikatan tersier, dan ikatan kuarterner.

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat


Tabung reaksi Gelas ukur Pipet tetes Pemanas Erlenmeyer Penangas air Drop plate Gelas beker Thermometer Pengaduk Penjepit

3.2.2 Bahan
Larutan polisakarida (larutan pati) Glukosa Fruktosa Sukrosa -Naftol (dalam etanol) H2SO4 pekat HCl pekat NaOH Larutan iodin (dalam KI 30/L) Larutan benedict Larutan barfode Minyak kemasan SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 21

Lemak padatan Kloroform Asam asetat glasial KI 10 % KI 30 % Lesitin (dalam alkohol) Asam nitrat pekat Amonium molibdat Kolesterol (dalam kloroform) Natrium tiosianat Amilum Etanol Eter KOH Alkoholis

Aquadest

3.2.3. Protein a. Tes Ninhidrin


1 mL larutan putih telur Tabung reaksi


Hasil

Penambahan 1 tetes larutan ninhidrin Pemanasan 2 menit Pengamatan

1 mL larutan glisin Tabung reaksi


Hasil

Penambahan 1 tetes larutan ninhidrin Pemanasan 2 menit Pengamatan

b. Tes Biuret
1 mL larutan putih telur SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI Hasil

22

Penambahan NaOH & CuSO4 Pengadukkan Pemanasan Pengamatan

Hasil

1mL larutan glisin Tabung reaksi

Penambahan NaOH & CuSO4 Pengadukkan Pemanasan Pengamatan

Hasil

c. Tes Xanthoprotein
0,5mL putih telur encer encer Tabung reaksi Penambahan asam nitrat pekat dingin Pengamatan warna Penetesan NaOH Pengamatan warna hasil 0,5mL larutan glisin Tabung reaksi Penambahan asam nitrat pekat dingin Pengamatan warna Penetesan NaOH Pengamatan warna

hasil

e. Tes Sulfur
1 mL larutan albumin telur Tabung reaksi

Penambahan 1mL NaOH Pemanasan dalam penangas air selama 1 menit Penambahan 1 tetes Pb asetat
SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 23

Pengamatan

Hasil

f. Reaksi Pengendapan Protein Pengendapan protein oleh Garam


10 mL larutan putih telur Tabung reaksi

Penambahan amonium sulfat Pengadukkan Penambahan amonium sulfat Pembentukkan endapan

Hasil

Pengendapan oleh Alkohol


2 mL larutan putih telur Tabung reaksi


Hasil

Penambahan 2 mL alkohol 96 % Pengamatan

Pengendapan oleh Logam Berat


2 mL larutan putih telur 2 mL larutan putih telur

Hasil I

Penambahan 1 tetes ZnSO4


Hasil II


Hasil

Penambahan ZnSO4 berlebih Pengamatan

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI

24

IV.

PRAKTIKUM BIOKIMIA IDENTIFIKASI GLUKOSA DAN PROTEIN URINE

TUJUAN 1. Untuk menentukan adanya protein dan glukosa dalam urine 2. Untuk menentukan adanya indikasi kelainan-kelainan pada fungsi renal Dasar Teori Ekskresi adalah pengeluaran bahan-bahan yang tidak berguna yang berasal dari sisa metabolisme (katabolisme) atau bahan yang berlebihan dari sel atau tubuh suatu organisme. Semua sel dari organisme selalu melakukan aktivitas metabolisme untuk memperoleh energi yang diperlukan dalam berbagai aktivitas. Sebagai hasil perombakan dari bahan makanan selain energi juga dihasilkan sisa metabolisme. Hidrat arang dan lemak dibangun oleh unsur-unsur karbon (C) dan Hidrogen (H) karena itu perombakan (katabolisme) lemak dan hidrat arang akan menghasilkan CO2 dan H2O. Protein selain dibangun oleh unsur-unsur H dan C juga mengandung unsur Nitrogen (N). Karena itu hasil-hasil perombakan protein menghasilkan amino, NH3, urea, asam urat, allantoin dan sebagainya. Urine atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urineasi. Eksreksi urine diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 25

darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urine sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urine disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Urine terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urine berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urine berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urine dapat diketahui melalui urinealisis. Urea yang dikandung oleh urine dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urine. Urine seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urine orang yang sehat. Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam, terutama sebagai penyusun utama jaringan tumbuh-tumbuhan. Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida (berasal dari bahasa latin saccharum = gula). Senyawa karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton yang mengandung unsur-unsur karbon (C))., hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus empiris total (CH2O)n. Dari rumus umum karbohidrat, dapat diketahui bahwa senyawa ini adalah suatu polimer yang tersusun atas monomer-monomer. Berdasarkan monomer yang menyusunnya, karbohidrat dibedakan menjadi 3 golongan yaitu: a. b. c. Monosakarida Oligosakarida Polisakarida Proteinuria yaitu urin manusia yang terdapat protein yang melebihi nilai normalnya yaitu lebih dari 150 mg/24 jam atau pada anak-anak lebih dari 140 mg/m2.Dalam keadaan normal, protein didalam urin sampai sejumlah tertentu masih dianggap fungsional. Sejumlah protein ditemukan pada pemeriksaan urin rutin, baik tanpa gejala, ataupun dapat menjadi gejala awal dan mungkin suatu bukti adanya penyakit ginjal yang serius.Walaupun penyakit ginjal yang penting jarang tanpa adanya SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 26

proteinuria, kebanyakan kasus proteinuria biasanya bersifat sementara, tidak penting atau merupakan penyakit ginjal yang tidak progresif.Lagipula protein dikeluarkan urin dalam jumlah yang bervariasi sedikit dan secara langsung bertanggung jawab untuk metabolisme yang serius.adanya protein di dalam urin sangatlah penting, dan memerlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan adanya penyebab/penyakit dasarnya.Adapun proteinuria yang ditemukan saat pemeriksaan penyaring rutin pada orang sehat sekitar 3,5%.Jadi proteinuria tidak selalu merupakan manifestasi kelainan ginjal. Biasanya proteinuria baru dikatakan patologis bila kadarnya diatas 200mg/hari.pada beberapa kali pemeriksaan dalam waktu yang berbeda.Ada yang mengatakan proteinuria persisten jika protein urin telah menetap selama 3 bulan atau lebih dan jumlahnya biasanya hanya sedikit diatas nilai normal.Dikatakan proteinuria massif bila terdapat protein di urin melebihi 3500 mg/hari dan biasanya mayoritas terdiri atas albumin. Dalam keadaan normal, walaupun terdapat sejumlah protein yang cukup besar atau beberapa gram protein plasma yang melalui nefron setiap hari, hanya sedikit yang muncul didalam urin.Ini disebabkan 2 faktor utama yang berperan yaitu: 1.Filtrasi glomerulus 2.Reabsorbsi protein tubulus Proteinuria dapat meningkatkan melalui salah satu cara dari ke-4 jalan yaitu: 1.Perubahan permeabilitas glumerulus yang mengikuti peningkatan filtrasi dari protein plasma normal terutama abumin. 2.Kegagalan tubulus mereabsorbsi sejumlah kecil protein yang normal difiltrasi. 3.Filtrasi glomerulus dari sirkulasi abnormal,Low Molecular Weight Protein (LMWP) dalam jumlah melebihi kapasitas reabsorbsi tubulus. 4.Sekresi yang meningkat dari mekuloprotein uroepitel dan sekresi IgA dalam respon untuk inflamasi. Mekanisme lain dari timbulnya proteinuria ketika produksi berlebihan dari proteinuria abnormal yang melebihi kapasitas reabsorbsi tubulus.Ini biasanya sering dijumpai pada diskrasia sel plasma (mieloma multipel dan limfoma) yang dihubungkan dengan produksi monoklonal imunoglobulin rantai pendek.Rantai pendek ini dihasilkan dari kelainan yang disaring oleh glomerulus dan di reabsorbsi kapasitasnya pada tubulus proksimal.Bila ekskersi protein urin total

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI

27

melebihi 3,5 gram sehari, sering dihubungkan dengan hipoalbuminemia, hiperlipidemia dan edema (sindrom nefrotik).

Pemeriksaan Glukosa Urine Alat dan Bahan 1. Larutan Benedict 2. Tabung reaksi 3. Pipet 4. Urine Cara Kerja 1. Mendidihkan 3 ml larutan Benedict dalam tabung reaksi. 2. Menambahkan 5 ml larutan urine ke dalam larutan tadi dan memanaskan lagi selama 1-2 menit kemudian membiarkannya dingin. 3. Mengamati adanya perubahan warna (endapan) yang terjadi, bila : Hijau Merah Orange Kuning : Kadar glukosa 1% : Kadar glukosa 1,5% : Kadar glukosa 2% : Kadar glukosa 5%

Pemeriksaan Protein Urine Alat : Tabung reaksi Centrifuge dan tabungnya Penjepit Lampu spiritus Pipet tetes Bahan : Asam asetat 10% Natrium asetat SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 28

Asam asetat glasial Aquadest Urine sewaktu CARA KERJA 1. PEMANASAN DENGAN ASAM ASETAT Pembuatan reagen asam asetat 10% Tabung diisi dengan urin sebanyak nya Didihkan selama 1-2 menit Kekeruhan yang terjadi disebabkan oleh fosfat, karbonat atau albumin Tambahkan 3 tetes asam asetat 10% tetes demi tetes dalam keadaan mendidih, amati. NO Pengamatan hasil Simbol 1 Tidak ada kekeruhan (-) 2 Kekeruhan sedikit sekali () 3 Kekeruhan sedikit (+) 10-50 mg % 4 Kekeruhan jelas (++) 50-200 mg % 5 Kekeruhan hebat (+++) 200-500 mg % 6 Kekeruhan menggumpal (++++) >500 mg % 2. PEMERIKSAAN SECARA BANG Pembuatan reagen Natrium asetat 11,8 g dan asam asetat glacial dilarutkan dalam aquadest sampai volumenya 100 ml 5 ml urine ditambah 0,5 ml reagen bang, kemudian dipanaskan dalam air mendidih selama 5 menit, amati. Bila timbul kekeruhan berarti terdapat endapan protein Referensi Fessenden, Ralph J., Joan S. Fessenden, 1997, Dasar-dasar Kimia Organik, Binarupa Aksara, Jakarta. Girindra, A., 1986, Biokimia I, Gramedia, Jakarta. Page, D., S., 1998, Prinsip-prinsip Biokimia, Erlangga, Jakarta. Poedjiadi, A., 1994, Dasar-dasar Biokimia, Universitas Indonesia Press, Jakarta. Tim Dosen Kimia., 2011, Penuntun Praktikum Biokimia Umum , Laboratorium Biokimia, Universitas Hasanuddin, Makassar. Mayers.P.A, 1992, Biokimia Harper, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 29

V. Tujuan

PRAKTIKUM FISIOLOGI BASAL METABOLISME RATE (BMR)

Untuk menghitung/mengukur basal rumus Alat dan Bahan:

metabolisme

dengan

mempergunakan

1. Orang coba: mahasiswa praktikum 2. Bangku tidur 3. jam tangan/stopwatch 4. Stetoskop 5. Timbangan badan 6. Tensimeter SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 30

7. Ukuran tinggi badan 8. Bantal 9. Sling thermometer 10.Thermometer klinik 11.Psychrometric chart Tata Kerja 1. Setiap mahasiswa mempersiapkan diri berlaku bagi orang terakhir, tenang, dan yang ditugaskan menjadi orang coba harus sebaik-baiknya sesuai dengan persyaratan yang coba, yaitu tidak makan minum selama 12 jam sebagainya.

2. Pengukuran sebaiknya dilakukan di pagi hari, maka sebaiknya dilakukan di pagi hari, maka percobaan ini sudah dilakukan mulai jam 05.00 pagi di lab. Fisiologi, sehinggga tidak mengganggu jam kuliah 3. Pengukuran hendaknya dilakukan setelah orang coba berbaring sedikitnya 30 menit. Yang diukur/dicatat ialah: 3.1Suhu sekeliling dengan sling thermometer 3.2Suhu oral pada saat pencatatan 3.3Denyut nadi selama 1 menit 3.4Tekanan darah Selama percobaan langsung diukur berat badan dan tinggi badan orang coba. Semua data ditulis dalam bentuk formulir. 4. Rumus yang dipergunakan adalah: 4.1Read: BMR: = (0.75 x denyut nadi) + (0.74 x tekanan nadi) -72 Hasilnya sebagai persentase di atas atau di bawah normal. Normal 15% 4.2 Read- Barnett BMR = 0.0055 (Tekanan nadi x denyut nadi) + 24 (laki-laki) BMR = 0.0047 (Tekanan nadi x denyut nadi) + 23 (wanita) Hasilnya dicatat sebagai kalori per meter persegi luas permukaan per jam Untuk menghitung dalam persen dipergunakan table berikut ini : SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 31

Umur (th) 10-12 12-14 14-16 16-18 18-20 20-30 30-40 40-50 50-60 60-70

Kalori/ m LPT/jam Laki- laki 51,5 50,0 46,0 43,0 41,0 39,5 39,5 38,5 37,5 36,5

perempuan 50,0 47,5 43,0 30,0 38,0 37,0 36,5 36,0 35,0 34,0

4.3 Gale : BMR = tekanan nadi +denyut nadi 111 Hasilnya dalam persen di atas atau dibawah normal

5. Bandingkanlah ketiga nilai yang saudara peroleh, apakah hasilnya sebanding? Catatan: Agar semua mahasiswa mendapat kesempatan menjadi orang coba, hendaknya tiap grup mengatur sedemikian rupa Luas Permukaan Tubuh (LPT) = 0,11 x

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI

32

You might also like