You are on page 1of 14

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

POTENSI ENDAPAN BATUBARA DAERAH JANGKANG DAN SEKITARNYA KABUPATEN KAPUAS, PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Deddy Amarullah Kelompok Program Penelitian Energi Fosil SARI Dalam rangka pembaharuan dan melengkapi data pada Bank data Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi, pada tahun anggaran 2010 telah melakukan penyelidikan endapan batubara di daerah Jangkang dan sekitarnya Kabupaten Kapuas Secara geologi daerah Jangkang utara termasuk kedalam pinggiran Cekungan Barito bagian Utara yang terbentuk pada Awal Tersier yang berbatasan dengan Cekungan Hulu Mahakam dan Cekungan Kutai. Formasi pembawa batubara di daerah Jangkang adalah Formasi Tanjung yang berumur Eosen Akhir dan Formasi Montalat yang berumur Oligosen Akhir. Endapan batubara dikelompokan menjadi 5 (lima) blok, yaitu Blok Jangkang, Blok Tumbangnusa, Blok Tambaan, Blok Blok Kuatan, Blok Ringin dan Blok Mohon. Batubara di Blok Jangkang terdapat dalam Formasi tanjung dan Montalat terdiri dari 3 seam, tebalnya berkisar antara 1,60 m 4,30 m. Di Blok Tumbangnusa terdiri dari 7 seam, tebalnya berkisar antara 0,50 m 3,00 m. Di Blok Tambaan terdiri dari 4 seam, tebalnya berkisar antara 0,50 m 4,80 m. Di Blok Kuatan terdiri dari 3 (tiga) seam, tebalnya berkisar antara 0,65 m 2,50 m. Di Blok Ringin terdiri dari 2 seam, tebalnya 0,50 m dan di Blok Mohon terdiri dari satu seam tapi tebalnya belum diketahui. Nilai kalori pada kelima blok tersebut berkisar antara 5714 7091 cal/gr (adb), sedangkan nilai reflektan vitrinitnya berkisar antara 0.36 0.59 %. Total sumberdaya batubara dari lima blok sekitar 29 juta ton (hipotetik). PENDAHULUAN Dalam rangka menunjang kebijakan pemerintah dan untuk meningkatkan kegiatan pendataan mengenai potensi sumberdaya energi, Pusat Sumberdaya Geologi Badan Geologi, pada tahun anggaran 2010 telah melakukan penyelidikan endapan batubara di daerah Jangkang dan sekitarnya, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Selatan. Maksud dari penyelidikan adalah untuk mendapatkan data batubara yang meliputi jurus kemiringan lapisan, tebal lapisan, sebaran, kualitas dan sumberdaya. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi potensi endapan batubara sehingga neraca sumber daya batubara di Pusat Sumber Daya, Badan Geologi semakin berkembang, selain itu diharapkan batubara daerah Jangkang mempunyai prospek yang baik untuk dimanfaatkan. Daerah penyelidikan termasuk dalam wilayah Kecamatan Kapuas Tengah, Kabupaten Kapuas bagian utara, yang terletak diantara koordinat koordinat 100000,00 - 101000 Lintang Selatan dan 11400000 11402000 Bujur Timur. Lokasi tersebut terletak sekitar 200 km. sebelah utara Palangkaraya. Lokasi daerah penyelidikan dapat dilihat pada gambar 1.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

75

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

GEOLOGI UMUM Secara geologi Kabupaten Kapuas bagian utara termasuk kedalam pinggiran Cekungan Barito bagian Utara yang terbentuk pada Awal Tersier yang berbatasan dengan Cekungan Hulu Mahakam dan Cekungan Kutai. Batuan dasar cekungan terdiri dari batuan beku, metamorf dan meta sedimen yang berumur Pra Tersier. Supriatna S. dkk. (1995) dan Sutrisno dkk (1994) telah menyusun stratigrafi sedimen Tersier Cekungan Barito bagian Utara sebagai berikut. Formasi Tanjung merupakan batuan Tersier paling tua dan sebagai formasi pembawa batubara. Fm. Tanjung seumur dengan Fm. Batu Kelau dan Batupasir Haloq yang terdapat di bagian Utara Kab. Barito Utara, yaitu Eosen Akhir. Selain itu terdapat batuan berumur Eosen Akhir namun terletak diatas Fm. Tanjung, Batu Kelau dan Batupasir Haloq yang dinamakan Fm. Batu Ayau. Selaras diatas Fm. Batu Ayau terdapat Fm. Ujohbilang yang berumur Oligosen Awal. Diatas Fm. Ujohbilang adalah Fm. Berai yang menjari jemari dengan Fm. Montalat, Karamuan dan Purukcahu, berumur Oligosen Akhir. Didalam Fm. Karamuan terdapat Anggota Batugamping Jangkan, didalam Fm. Purukcahu terdapat Anggota Batugamping Penuut. Kedudukan ketiga formasi tersebut dengan formasi dibawahnya (Fm.Ujohbilang) adalah tidak selaras, tetapi di wilayah Kab. Barito Utara bagian Selatan dan di Kab. Barito Selatan menunjukan kontak selaras, dan tidak ditemukan endapan Fm. Karamuan, Purukcahu, Ujohbilang, Batu Kelau dan Batupasir Haloq. Diatas Fm. Berai dan Montalat terdapat Fm. Warukin sebagai formasi pembawa batubara, berumur Miosen

Tengah-Akhir. Di bagian utara diendapkan Fm. Kelinjau yang seumur dengan Fm. Warukin. Kontak antara Fm. Warukin dengan formasi dibawahnya tidak selaras. Secara tidak selaras diatas Fm. Warukin terdapat Fm. Dahor yang berumur Plio-Plistosen. Endapan yang paling atas adalah Aluvium yang terdiri dari karakal, kerikil dan pasir. Terobosan batuan beku bersifat andesitik dan dioritik yang terjadi pada Miosen Awal, dinamakan Intrusi Sintang. Secara umum perlapisan batuan di Kabupaten Kapuas membentuk perlipatan yang berarah baratdayatimurlaut sampai selatan utara. Di beberapa tempat perlipatan-perlipatan tersebut mengalami penunjaman dan pencuatan, bahkan ada yang tergeserkan akibat pengaruh sesar. GEOLOGI DAERAH PENYELIDIKAN Morfologi, daerah penyelidikan dibedakan menjadi 2 (dua) satuan morfologi, yaitu Satuan Pedataran dan Satuan Perbukitan. Satuan Pedataran menempati sepanjang pinggiran Sungai Kapuas dan Sungai Kuatan, luas satuan ini sekitar 45 %. Satuan Perbukitan menempati bagian selatan dan utara Sungai Kapuas, luasnya sekitar 55 %. Berdasarkan formasi batuan yang tersingkap stratigrafi daerah penyelidikan diawali oleh batuan volkanik, oleh Soetrisno dkk (1994) dinamakan Batuan Volkanik Kasale yang berumur Kapur Akhir, dan merupakan salahsatu batuan dasar Cekungan Barito. Batuan sedimen Tersier paling tua adalah Fm. Tanjung, merupakan formasi pembawa batubara, terdiri dari dua bagian, bagian bawah disusun oleh serpih batulanau dan konglomerat, sebagian gampingan. Bagian atas disusun oleh perselingan antara

76 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

batupasir, batulanau, batugamping dan batubara. Menurut Soetrisno dkk. (1994) formasi ini berumur Eosen, terletak tidak selaras diatas batuan berumur Pra Tersier, tersebar dibagian utara wilayah Jangkang. Selaras diatas Fm. Tanjung adalah Fm. Berai yang menjemari dengan Fm. Montalat. Fm. Berai terdiri dari batugamping berlapis, batulempung dan napal, mengandung limonit, berumur Oligosen Tengah-Akhir (Soetrisno dkk., 1994). Fm. Montalat merupakan formasi pembawa batubara, terdiri dari batupasir kuarsa dengan sisipan batulanau, serpih dan batubara, berumur Oligosen (Soetrisno dkk., 1994). Fm. Berai tersingkap didaerah Sungai Ringin, sedangkan Fm. Montalat tersingkap secara memanjang dari barat ke timur di bagian selatan Formasi Tanjung. Selaras diatas Fm. Berai dan Montalat adalah Fm. Warukin, merupakan formasi pembawa batubara, terdiri dari batupasir berbutir kasarsedang sebagian konglomeratan bersisipan batulanau, serpih dan batubara, berumur Miosen TengahMiosen Atas (Soetrisno dkk., 1994). Fm. Warukin tersingkap di bagian selatan daerah penyelidikan. Stratigrafi daerah Jangkang dapat dilihat pada gambar 2. Dari hasil pengamatan lapangan dan pengukuran jurus kemiringan perlapisan batuan, daerah penyelidikan khususnya Fm. Tanjung membentuk perlapisan yang arah jurusnya sangat bervariasi, namun sudut kemiringan lapisannya tidak terlalu besar, yaitu berkisar antara 5o-15o. Di daerah Mamput sudut kemiringan perlapisan batuan relatif besar yaitu berkisar antara 33o-37o. Sudut kemiringan disebelah utara Tambaan mencapai 78o, diperkirakan didaerah tersebut telah tersesarkan dengan arah sesar adalah baratdaya-timurlaut.

ENDAPAN BATUBARA Berdasarkan singkapan batubara yang ditemukan dan hasil korelasi, endapan batubara daerah Jangkang dikelompokan menjadi 6 (enam) kelompok atau blok, yaitu Blok Jangkang, Blok Tumbangnusa, Blok Tambaan, Blok Kuatan, Blok Mohon dan Blok Ringin. Blok Jangkang terletak dibagian selatan daerah penyelidikan, ditemukan 3 (tiga) seam batubara yang arah umum penyebarannya adalah baratdayatimurlaut (N60oE-N70oE), kemiringan lapisan kearah tenggara dengan sudut kemiringan berkisar antara 10o-12o. Lapisan paling atas dinamakan Seam J1, diperkirakan termasuk kedalam Formasi Montalat, berwarna hitam kecoklat-coklatan, kusam atau dull sampai mengkilap (bright), tebal lapisan sekitar 1,60 m, litologi diatas dan dibawahnya kurang jelas. Sebaran kearah jurus hanya dibatasi sampai sejauh 250 m dari singkapan, sehingga panjang sebaran lapisan ini sekitar 500 m. Lapisan kedua dinamakan Seam J-2, tebal lapisan berkisar antara 2,60 m 6,00 m, litologi diatas dan dibawahnya kurang jelas, panjang sebaran ke arah jurus diperkirakan bisa mencapai 1.000 m, tebal lapisan interseam antara Seam J-1 dengan J-2 sekitar 200 m. Lapisan ketiga dinamakan Seam J-3, secara megaskopis berwarna hitam mengkilap atau bright, tebal lapisan sekitar 1,60 m. Litologi diatas batubara adalah batulempung berwarna abu-abu muda dan keatasnya lagi adalah batupasir konglomeratan dengan komponen utamanya kuarsa, litologi dibawah batubara adalah batulempung karbonan. Diperkirakan panjang sebaran kearah jurus mencapai 500 m, tebal interseam antara Seam J-2 dengan J-3 diperkirakan sekitar 170 m.

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

77

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Blok Tumbangnusa terletak disebelah utara Blok Jangkang, lapisan batubara yang ditemukan diperkirakan sebanyak 7 (tujuh) seam dengan arah umum penyebaran adalah baratdayatimurlaut (N50oE-N60oE), kemiringan lapisan kearah tenggara dengan sudut kemiringan berkisar antara 5o-13o. Seam paling atas dinamakan Seam TN-1 tebalnya sekitar 1,50 m, litologi diatas dan dibawah batubara adalah batulempung, panjang sebaran kearah jurus diperkirakan sekitar 500 m. Lapisan kedua dinamakan Seam TN-2, tebal lapisan 0,50 m, litologi diatas dan dibawah batubara adalah batulempung, panjang sebaran kearah jurus sekitar 300 m, tebal interseam antara TN-1 dan TN-2 sekitar 2,60 m. Lapisan ketiga dinamakan Seam TN-3, tebal lapisan sekitar 3,00 m, litologi diatas dan dibawahnya batulempung, panjang sebaran kearah jurus diperkirakan sekitar 500 m, tebal interseam antara TN-2 dengan TN-3 sekitar 1,50 m. Lapisan keempat dianamakan Seam TN4, tebal lapisan 0,50 m 0,70 m, litologi diatas dan dibawah batubara adalah batulempung, panjang sebaran ke arah jurus sekitar 4.000 m, tebal interseam sekitar 1,50 m. Lapisan kelima dinamakan Seam TN-5, tebal lapisan 1,60 m, litologi diatas dan dibawah batubara adalah batulempung, panjang sebaran kearah jurus sekitar 4.000 m, tebal interseam antara TN-4 dan TN-5 sekitar 3,60 m. Lapisan keenam dinamakan Seam TN-6, tebal lapisan 0,80 m 1,50 m, litologi diatas dan dibawah batubara adalah batulempung, panjang sebaran kearah jurus sekitar 4.000 m, tebal interseam antara TN-5 dengan TN-6 sekitar 0,70 m. Lapisan ketujuh dinamakan Seam TN-7, tebal lapisan sekitar 2,00 m, litologi diatas dan dibawahnya batulempung, panjang sebaran kearah jurus sekitar 500 m,

tebal interseam antara Seam TN-6 dengan TN-7 sekitar 130 m. Blok Tambaan terletak sebelah utara Blok Tumbangnusa, lapisan batubara yang ditemukan cukup banyak namun yang tebalnya diatas 0,40 m diperkirakan hanya 4 (empat) seam dengan arah umum penyebaran adalah baratlaut-tenggara (N140oE-N170oE), kemiringan lapisan kearah baratdaya dengan sudut kemiringan berkisar antara 3o-78o. Diperkirakan lapisan batubara yang sudut kemiringan lapisannya terjal (75o-78o) adalah yang tersesarkan dengan arah sesar baratdaya timurlaut. Lapisan paling atas di blok ini dinamakan Seam TB-1, tebal lapisan 0,50 m, litologi diatas dan dibawahnya adalah batulempung, panjang sebaran diperkirakan 300 m. Lapisan kedua dinamakan Seam TB-2, tebal lapisan 3,00 m didalamnya terdapat sisipan batulempung karbonan 0,30 m, litologi diatasnya batulempung karbonan dan dibawahnya adalah batulempung, panjang sebaran kearah jurus sekitar 3.000 m, tebal interseam antara TB-1 dan TB-2 sekitar 100 m. Lapisan ketiga dinamakan TB-3, tebal lapisan belum diketahui, panjang sebaran kearah jurus sekitar 300m, tebal interseam antara TB2 dengan TB-3 sekitar 100 m. Lapisan keempat dinamakan Seam TB-4, tebal lapisan mencapai 4,80 m, litologi diatas dan dibawah batubara kurang jelas, panjang sebaran kearah jurus sekitar 1.000 m, tebal interseam antara TB-3 dengan TB-4 sekitar 100 m. Blok Kuatan terletak disebelah timur Blok Tambaan, perlapisan di blok ini membentuk sinklin yang sumbunya berarah baratdaya-timurlaut, namun lapisan batubara yang tebal hanya ditemukan pada sayap sinklin bagian tenggara, yang terdiri dari 3 (tiga) lapisan batubara. Lapisan paling atas dinamakan Seam K-1, tebal lapisan 1,80 m 2,00

78 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

m, litologi diatasnya adalah batulempung karbonan dan dibawahnya batulempung, panjang sebaran kearah jurus sekitar 2.500 m. Lapisan kedua dinamakan Seam K-2, tebal lapisan 2,50 m, litologi diatasnya adalah batulempung dan dibawahnya adalah batupasir halus, panjang sebaran sekitar 2.500 m, interseam antara lapisan K-1 dan K-2 berkisar antara 2,50 m 5,00 m. Lapisan ketiga dinamakan Seam K-3, tebal lapisan 0,50 m 0,80 m, litologi diatasnya batulempung dan dibawahnya batupasir halus, panjang sebaran kearah jurus sekitar 2.500 m, interseam antara lapisan K-2 dengan K-3 berkisar antara 3,00 m 10,00 m. Blok Ringin terletak disebelah barat Blok Jangkang, batubara yang ditemukan hanya 2(dua) seam. Arah umum penyebaran adalah baratlauttenggara (N118oE-N140oE), kemiringan lapisan kearah baratdaya dengan sudut kemiringan berkisar antara 8o-15o. Lapisan paling atas dinamakan Seam R1, tebal lapisan 0,50 m, litologi diatasnya batulempung dan dibawahnya adalah batulempung karbonan, panjang sebaran kearah jurus sekitar 500 m, seam ini diperkirakan termasuk kedalam Formasi Montalat. Lapisan kedua dinamakan Seam R-2, tebal lapisan 0,25 m 0,50 m, lapisan diatas dan dibawahnya batulempung, panjang sebaran kearah jurus sekitar 500 m, tebal interseam sekitar 300 m. Blok Mohon terletak disebelah utara Blok Ringin, endapan batubara yang ditemukan hanya satu seam yang arah perlapisannya barat-timur (N90oE), kemiringan lapisan kearah selatan dengan sudut kemiringan sekitar 30o, namun ketebalannya masih belum jelas. Rangkuman endapan batubara di daerah Jangkang dapat dilihat pada tabel 1.

KUALITAS BATUBARA Kualitas batubara dapat diketahui berdasarkan pengamatan secara megaskopis dan mikroskopis, serta berdasarkan analisis laboratorium. Secara megaskopis batubara daerah Jangkang terdiri dari perselingan antara batubara mengkilap dan batubara kusam, yang biasa disebut bright banded dull. Di beberapa tempat terlihat juga batubara yang umumnya kusam atau dull, dan batubara yang umumnya mengkilap atau bright. Analisis batubara di laboratorium dilakukan terhadap 15 (lima belas) contoh batubara. Dari hasil analisis, terdapat 5 (lima) contoh yang kandungan abunya cukup tinggi yaitu berkisar antara 28,79 % - 41,22 %, oleh karena itu contoh yang kandungan abunya tinggi tidak dirata-ratakan dengan contoh yang lainnya karena dianggap tidak mencerminkan karakter batubara yang sebenarnya. Kualitas yang ditunjukan dari hasil analisis ini belum mewakili tiap seam batubara tapi hanya mewakili 5 (lima) blok batubara, yaitu Blok Jangkang, Tumbangnusa, Kuatan dan Ringin, dari Blok Mohon tidak diambil contoh batubara, sehingga tidak ada hasil analisisnya. Kualitas batubara berdasarkan hasil analisis di laboratorium dapat dilihat pada table 2. Setelah dirata-ratakan (tabel 3) terlihat bahwa kualitas batubara yang paling baik adalah dari Blok Tambaan, dengan nilai kalori 7091 cal/gr dan kandungan fixed carbon 47.77 %. Namun kualitas Blok Tambaan hanya diwakili oleh satu contoh saja (JG-09) sedangkan contoh yang satu lagi (JG-20) tidak dirata-ratakan karena abunya terlalu tinggi . Batubara yang nilai kalorinya paling rendah adalah dari Blok Jangkang yaitu 5714 cal/gr. Secara umum kandungan sulfur dari batubara

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

79

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

daerah penyelidikan tidak tinggi, dari pengamatan secara megaskopis juga jarang terlihat mineral pirit . Dari analisis HGI (hardgrove index) menunjukan bahwa batubara daerah penyelidikan termasuk kedalam batubara yang tidak keras. Sifat fisik batubara berdasarkan pengamatan secara mikroskopis (petrografi organik) dapat dilihat pada tabel 4. Dari tabel 4 terlihat bahwa batubara yang mempunyai komposisi maseral vitrinit rendah (70.1 % - 84.5 %) adalah yang mempunyai kandungan mineral lempung tinggi (10.7 % - 19.7 %), sedangkan nilai mean reflektan vitrinitnya (Rvmax) tidak terlalu rendah ( 0.41 % - 0.58 %). Di tabel 4 terlihat ada dua contoh (JG-02 dan JG-24) yang mempunyai Rvmax rendah (0.37 & 0.32) padahal kandungan mineral lempungnya tidak terlalu tinggi. Hal ini menunjukan bahwa peringkat batubara (coal rank) JG-02 dan JG-24 tidak sama dengan contoh batubara yang lainnya. Oleh karena itu formasi pembawa batubara untuk contoh JG-02 dan JG-24 diperkirakan tidak sama dengan formasi pembawa batubara untuk contoh-contoh yang lainnya. Jadi formasi pembawa batubara untuk contoh JG-02 dan JG-24 adalah formasi yang lebih muda dari Formasi Tanjung, yaitu Formasi Montalat. Kualitas rata-rata batubara pada empat blok berdasarkan analisis 1. petrografi organik dapat dilihat pada tabel 5. Dari tabel 5 terlihat bahwa nilai Rvmax yang paling tinggi adalah pada 1. Blok Tambaan yaitu 0.59 %, jadi secara umum kualitas batubara yang paling baik di daerah penyelidikan adalah dari Blok Tambaan. 2.

SUMBERDAYA BATUBARA Sumberdaya batubara di daerah penyelidikan diestimasi dengan menggunakan metoda cross section yaitu yang ditentukan oleh segmensegmen diantara dua penampang. Tebal lapisan batubara yang diestimasi untuk sumberdaya adalah 0,50 m, jadi lapisan batubara yang tebalnya kurang dari 0,50 m tidak dihitung. Lebar lapisan batubara yang dihitung kearah kemiringan dibatasi sampai kedalaman 100 m. Estimasi sumberdaya batubara di Blok Mohon tidak dilakukan karena data batubaranya kurang jelas. Dari hasil estimasi, sumberdaya batubara Blok Jangkang sebanyak 6.012.720 ton, Blok Tumbangnusa 12.886.135 ton, Blok Tambaan 7.107.408 ton, Blok Kuatan 3.071.0 ton, dan Blok Ringin 310.080 ton. Sehingga total sumberdaya batubara daerah Jangkang sebanyak 29.387.375 ton. Berdasarkan Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara Standar Nasional Indonesia Amandemen 1-SNI 13-5014-1998, sumberdaya batubara yang dihitung tersebut termasuk kedalam sumberdaya hipotetik . KESIMPULAN Dari pembahasan diatas, dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai berikut : Secara geologi daerah Jangkang termasuk kedalam pinggiran Cekungan Barito bagian utara. Formasi Pembawa batubara di daerah penyelidikan adalah Formasi Tanjung yang berumur Eosen Akhir dan Formasi Montalat yang berumur Oligosen Akhir. Endapan batubara daerah Jangkang tersebar secara berkelompok dengan arah sebaran yang bervariasi, oleh

80 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

3.

4.

karena itu untuk membahas sebarannya dikelompokan menjadi Blok Jangkang, Blok Tumbangnusa, Blok Tambaan, Blok Blok Kuatan, Blok Ringin dan Blok Mohon. Batubara yang ditemukan di Blok Jangkang terdapat dalam Formasi tanjung dan Montalat terdiri dari 3 seam, tebalnya berkisar antara 1,60 m 4,30 m. Di Blok Tumbangnusa terdiri dari 7 seam, tebalnya berkisar antara 0,50 m 3,00 m. Di Blok Tambaan terdiri dari 4 seam, tebalnya berkisar antara 0,50 m 4,80 m. Di Blok Kuatan terdiri dari 3 seam, tebalnya berkisara antara 0,65 m 2,50 m. Di Blok Ringin terdiri dari 2 seam, tebalnya 0,50 m dan di Blok Mohon terdiri dari satu seam tapi tebalnya belum diketahui. Kualitas batubara daerah Jangkang dicirikan oleh nilai kalori yang berkisar antara 5714 7091 cal/gr (adb), sedangkan nilai reflektan vitrinit berkisar antara 0.36-0.59 %. Total sumberdaya batubara dari lima blok sekitar 29 juta ton (hipotetik).

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

81

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

DAFTAR PUSTAKA - A. D. Tarsis, dkk, 1996: Penyelidikan Pendahuluan Endapan Batubara di daerah Pendreh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, Proyek Eksplorasi Bahan Galian Mineral Indonesia, Direktorat Sumber daya Mineral, laporan. - Cahyono Y. A. E. dkk, 1992 : Penyelidikan Pendahuluan Endapan Batubara di daerah Lahai, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, Proyek Esplorasi Bahan Galian Industri dan Batubara, Direktorat Sumberdaya Mineral, laporan. Badan Standarisasi Nasional, 1998 ; Klasifikasi Batubara, Amandemen 1 SNI 13-5014 -1998 Sumberdaya dan Cadangan

- Data Base Subdit Batubara,2002: Peta Sebaran Bahan Galian Mineral Logam dan bukan Logam Kabupaten Barito Selatan dan Barito Utara, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral. - Deddy Amarullah, Ugan M., Saksosno, Nandang P., Priono, Sudiro, 2002 : Inventarisasi dan Evaluasi Endapan Batubara Kabupaten Barito Selatan dan Barito Utara Provinsi Kalimantan Tengah, Proyek Inventarisasi dan Evaluasi Bahan Galian Mineral Indonesia, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Laporan. Pertambangan & Energi Provinsi Kalimantan Tengah, 2000 : Data Bahan Galian Golongan A dan B Provinsi Kalimantan Tengah. - Rukmana N. Adhi, 1999 ; Perhitungan Sumber Daya Batubara dengan Berbagai Metoda Estimasi, Publikasi Khusus, Direktorat Sumberdaya Mineral, Dit. Jen. Geologi dan Sumberdaya Mineral, DEPTAMBEN, No. 98, ISSN. 0216-0765. - Soetrisno, Supriatna S., Rustandi E., Sanyoto P., Hasan K., 1994 : Peta Geologi Lembar Buntok, PPPG, Peta Geologi. - Sumaatmaja E. R. dkk, 1982 : Penyelidikan Endapan Batubara di daerah Buntok dan Muara Teweh, Kalimantan Tengah, Proyek Inventarisasi dan Eksplorasi Batubara, Direktorat Sumberdaya Mineral, laporan. - Wahyudi H. dkk, 1982 : Penyelidikan Endapan Batubara di daerah Purukcahu, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, Proyek Inventarisasi dan Eksplorasi Batubara, Direktorat Sumberdaya Mineral, laporan. - Dinas

82 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

83

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

DAERAH KEGIATAN

Gambar 2. Stratigrafi Daerah Jangkang Tabel 1. Endapan Batubara Yang ditemukan di Daerah Jangkang
Seam Batubara Jangkang Blok Nama Tebal rata-rata (m) J-1 Jangkang J-2 J-3 TN-1 TN-2 Tumbang nusa TN-3 TN-4 TN-5 TN-6 TN-7 TB-1 TB-2 1,60 4,30 1,60 1,50 0,50 3,00 0,60 1,60 1,15 2,00 0,50 3,00 Pan jang (m) 500 1.000 500 500 300 500 4.000 4.000 4.000 500 300 3.00 Kemi ring an (.. ) 10 10 12 9 9 10 15 10 10 10 30 15 Btlmp karb btlmp btlmp btlmp btlmp btlmp btlmp btlmp btlmp btlmp Btlmp karb btlemp karb. btlmp btlmp btlmp btlmp btlmp btlmp btlmp btlmp btlmp
o

Atap Seam Sisipan

Lantai Seam

Keterangan

84 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Tambaan

TB-3 TB-4 K-1

4,80 1,90 2,50 0,65 0,50 0,50 -

1.000 2.500 2.500 2.500 500 500 -

16 15 35 35 35 15 11 30 Btlmp karb btlmp btlmp btlmp btlmp btlmp btpsr btpsr btlmp btlmp -

singkapan kurang jelas

Kuatan

K-2 K-3 R-1 R-2 M-1

Ringin Mohon

singkapan kurang jelas

Tabel 2. Kualitas Batubara Hasil Analisis di Laboratorium

Parameter Analisis Kode FM TM M VM (%) (%) (%) Contoh (%) JG-01 JG-02 JG-05 JG-7 JG-7B JG-08 JG-09 JG-14
JG-14B JG-14C JG-14D ar 32.22 29.50 29.54 13.91 19.62 17.96 9.57 12.25 13.52 12.16 12.10 13.33 8.04 24.34 34.58 ar 38.98 37.35 35.72 17.65 25.91 21.79 13.77 17.05 18.35 15.72 16.10 17.56 11.86 29.72 40.96 adb 9.97 11.14 8.77 4.35 7.83 4.67 4.64 5.47 5.58 4.05 4.55 4.88 4.15 7.11 9.76 adb 46.08 41.50 41.27 36.18 41.59 31.88 42.80 42.46 37.28 29.95 31.40 40.42 33.94 58.13 42.65

FC
(%) adb 40.84 42.49 41.72 27.37 46.33 28.67 47.77 46.35 42.55 24.78 27.62 44.45 33.12 32.58 45.22

Ash
(%) adb 3.11 4.87 8.24 32.10 4.25 34.78 4.79 5.72 14.59 41.22 36.43 10.25 28.79 2.18 2.37

TS
(%) adb 0.26 0.44 0.66 0.42 0.25 0.51 0.26 0.35 0.53 0.42 0.27 0.28 1.76 0.70 0.27

HGI
48 74 70 69 52 62 53 52 54 75 66 49 58 85 57

SI
1/2 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1

RD
1.40 1.40 1.43 1.54 1.34 1.62 1.32 1.36 1.44 1.71 1.62 1.37 1.56 1.29 1.42

CV
(Cal/gr) adb 5870 5558 5635 4531 6467 4240 7091 6573 5777 3695 4048 6506 4923 6704 5758

JG-15 JG-20 JG-22 JG-24

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

85

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Tabel 3. Kualitas Rata-Rata Batubara Hasil Analisis Laboratorium Pada 5 (Lima) Blok

Parameter Analisis
Free Moisture Total Moisture Moisture Volatile Matter Fixed Carbon Ash Total Sulphur HGI SI RD Calorific Value

Blok Unit
% % % % % % %

Basis
ar ar adb adb adb adb adb adb adb adb adb

Jangkang
30.86 38.17 10.56 43.79 41.65 3.99 0.35 61 1/2 1.40 5714

Tumbang Kuatan nusa


24.58 30.82 8.30 41.43 44.03 6.25 0.46 61 0 1.39 6051 13.03 17.65 5.31 40.05 44.45 10.19 0.39 52 1 1.39 6285

Tambaan
9.57 13.77 4.64 42.80 47.77 4.79 0.26 53 1 1.32 7091

Ringin
29.46 35.34 8.44 50.39 38.90 2.28 0.49 71 1 1.36 6231

Cal/gr

Tabel 4. Kualitas Batubara Hasil Analisis Petrografi Organik N0. Contoh JG-01 JG-02 JG-05 JG-7 JG-7B JG-08 JG-09 JG-14 JG-14B JG-14C JG-14D JG-15 JG-20 JG-22 JG-24 Mean Reflektan Vitrinit (%Rvmax) 0.50 0.37 0.46 0.42 0.56 0.41 0.60 0.57 0.47 0.51 0.52 0.57 0.58 0.40 0.32 Kisaran Reflektan Vitrinit (%) 0.45-0.55 0.34-0.43 0.41-0.49 0.36-0.46 0.49-0.62 0.33-0.45 0.50-0.68 0.54-0.59 0.39-0.53 0.49-0.56 0.44-0.55 0.48-0.61 0.48-0.65 0.37-0.43 0.25-0.39 Komp. Maseral (%) Vitrinit 96.3 88.5 95.0 75.5 95.8 81.8 96.7 95.0 95.7 70.1 73.8 93.9 84.5 95.0 90.6 Inertinit Liptinit 1.6 1.5 2.4 1.5 2.1 1.5 1.6 3.1 1.9 3.5 1.8 3.3 1.6 3.1 1.5 1.0 0.5 0.9 0.5 1.0 0.5 1.0 0.4 0.3 0.7 0.6 0.4 0.4 0.4 0.5 Kand. Mineral (%) Clay 0.9 6.7 1.5 18.7 0.9 12.7 0.5 1.1 1.8 19.7 17.0 1.6 10.7 1.1 4.9 Oksida Besi 0.1 2.4 0.1 3.4 0.1 3.1 0.1 0.1 0.2 4.6 5.4 0.3 2.4 0.1 2.1 Pirit 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.2 0.1 0.1 0.1

86 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

Tabel 5. Kualitas Rata-Rata Batubara pada 5 (lima) Blok Berdasarkan Analisis Petrografi
Blok Mean Reflektan Vitrinit (%Rvmax) 0.44 Komp. Maseral (%) Kisaran Reflektan Vitrinit Vitrinit Inertinit Liptinit (%) 0.34-0.55 92.4 1.6 0.8 0.33-0.49 0.48-0.68 0.39-0.61 0.25-0.39 87.0 90.6 85.7 92.8 1.9 1.6 2.7 2.3 0.7 0.7 0.5 0.5 Kand. Mineral (%) Clay 3.8 8.5 5.6 8.2 3.0 Oksida Besi 1.3 1.7 1.3 2.1 1.1 Pirit 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1

Jangkang Tumbang 0.46 nusa Tambaan 0.59 Kuatan 0.53 Ringin 0.36

Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

87

BUKU 1 : BIDANG ENERGI

88 Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi

You might also like