You are on page 1of 17

Aswamedha Parwa Bagian Ke 50 -----------------------------------------------------------------------------------

Bagian Kelimapuluh

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 1 of 17

Aswamedha Parwa Bagian Ke 50 -----------------------------------------------------------------------------------

Untuk menjawab serangkaian pertanyaanpertanyaan itu, Brahman memberikan jawaban sebagai berikut: Aku tidak secara langsung akan mengatakan mana yang baik dan mana yang kurang baik! Sejak semula Aku telah menyerukan taatilah Guru yang mengajar kalian. Kebenaran pertama yang kuajarkan adalah mendengarkan serta mentaati pelajaran yang diberikan oleh Guru ! Murid harus atau berkewajiban mentaati Gurunya ! Terima dan camkanlah apa saja yang diajarkan oleh Guru kalian itu ! Selanjutnya, sebagaimana telah kutekankan berkali-kali, kebenaran yang patut diperhatikan adalah : Jangan menyakiti mahluk lain. Itulah dua kewajiban terpenting dalam hidup ini yang dapat membebaskan kalian dari perasaan was-was dan khawatir. Mentaati kewajiban itu merupakan ciri-ciri kesucian yang

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 2 of 17

Aswamedha Parwa Bagian Ke 50 -----------------------------------------------------------------------------------

paling menonjol. Para bijaksana sejak jaman dahulu sudah menyatakan bahwa Pengetahuan adalah merupakan kebahagiaan yang paling tinggi. Dengan ilmu pengetahuan orang dapat membebaskan dirinya dari segala bentuk dosa. Orang-orang yang suka merusak dan menyakiti mahluk-mahluk lain, orang yang budi pekertinya buruk, mestinyalah pergi ke alam Neraka, apalagi apabila mereka itu penuh dengan nafsu kemilikan dan bodoh. Orang malas tetapi bertingkah laku baik dan taat, akan lahir kembali ke dunia ini berulang-ulang, terutama apabila ia melakukan kegiatan yang selamanya didasari oleh keinginan-keinginan untuk mendapatkan hasil-hasil berupa kesenangan dan kebahagiaan lahiriah. Ia akan terlahir kembali sesuai dengan harapan-harapannya, kesenangan-kesenangan mengetahui yaitu itu. mendapatkan Orang yang ilmu

bermacam-macam

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 3 of 17

Aswamedha Parwa Bagian Ke 50 -----------------------------------------------------------------------------------

pengetahuan, bijaksana, melakukan perbuatan berdasarkan keyakinan, tidak mengharapkan dan menginginkan, pikirannya terpusat, maka orang itu dikatakan dapat melihat dengan jelas. Selanjutnya, dengarkanlah hubungan antara Ketraja dengan Alam. Hubungan antara keduanya itu merupakan hubungan antara obyektifitas dan subyektifitas. Yang menikmati dan yang berpikir selaku subyek, sedangkan yang dipikirkan dan dinikmati menjadi obyek. Purua itu selamanya merupakan subyek, sedangkan Alam ini sebagai objek. Alam ini sebenarnyalah merupakan objek yang patut dinikmati, karena wujud itu ia tidak tidak mempunyai mengetahui kecerdasan, tidak mempunyai kesadaran. Ia merupakan yang apapun juga. Yang mengetahui adalah yang menikmati Alam itu Ketraja adalah yang menikmati itu dan Alam dinikmati oleh-Nya.

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 4 of 17

Aswamedha Parwa Bagian Ke 50 -----------------------------------------------------------------------------------

Orang-orang bijaksana mengetahui bahwa Alam selamanya diliputi oleh sifat kembar yang bertentangan dan mempunyai kadar sifat-sifat baik atau buruk. Kadar itu mungkin banyak dan mungkin pula sedikit. Ketraja tidak dipengaruhi oleh sifat-sifat yang bertentangan itu. Ia tidak mempunyai bagian-bagian, kekal dan bebas sesuai dengan esensinya yang tidak terbatas itu. Ia ada di mana-mana, bergerak dengan digalang oleh pengetahuan. Dia yang menyadari dan menikmati Alam, sebagaimana kembang padma menikmati air. Karena Dia menguasai pengetahuan itu, maka la tidak pernah ternoda oleh sifat-sifat Alam. Bagaimana pun ia melekat dan bersatu dengan semua benda atau hal-hal yang memiliki sifat jasmaniah itu. Purua itu tidak diikat oleh apapun juga, bagaikan setetes embun diatas daun talas atau setetes air di atas daun bunga kembang padma.

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 5 of 17

Aswamedha Parwa Bagian Ke 50 -----------------------------------------------------------------------------------

Demikian itulah sudah diputuskan di dalam Pustaka Suci, bahwa Alam itu berada di bawah kekuasaan Purua. Alam itu adalah milik Purua. Hubungan keduanya itu bagaikan hubungan antara benda-benda dengan gerakan-gerakan atau perbuatannya. Orang memasuki tempat gelap dengan membawa obor, demikian juga orang akan mencapai keluhuran budi dengan memanfaatkan cahaya alam yang kita namakan Ilmu Pengetahuan. Selama benda-benda itu masih memiliki sifat-sifat, yang adalah bagaikan sumbu dengan minyak selama itu cahaya alam itu akan memancar. Tetapi cahaya itu akan padam apabila benda dengan sifat-sifatnya itu sudah musnah dan habis. Demikianlah dikatakan bahwa Alam itu merupakan wujud nyata, sedangkan Purua itu sebagai perwujudan tidak nyata. Camkanlah hal ini O para Brhmaa ! Ribuan penjelasan sudah diberikan, namun

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 6 of 17

Aswamedha Parwa Bagian Ke 50 -----------------------------------------------------------------------------------

orang

yang

kurang tidak

kecerdasan

dan

pengertiannya,

mampu

mendapatkan

Pengetahuan itu. Hanya orang-orang yang tekun dan cerdas saja yang akan berhasil mendapatkan kebahagiaan, meskipun ia hanya menerima seperempat bagian saja dari seluruh pengetahuan yang diperlukan. Apapun kegiatan yang dilakukan haruslah di mengerti maknanya. Orang cerdas dapat menangkan makna-makna itu dan tidak akan melakukan hal-hal yang tidak dimengerti maknanya. Demikianlah ia akan mencapai kejayaan tertinggi. Orang yang bepergian tanpa mempelajari jalan yang akan ditempuhnya itu, tentu akan menempuh jalan itu dengan penuh keragu-raguan dan kesulitan, dan mungkin harus berhadapan dengan kehancuran sebelum mencapai hasil tujuannya. Harus pula yang disadari bahwa tidak semua perbuatan itu dapat memberikan sebagaimana

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 7 of 17

Aswamedha Parwa Bagian Ke 50 -----------------------------------------------------------------------------------

diharapkan. Hanya pengetahuan dan pengertian saja yang dapat diandalkan teman diri dalam dalam sendiri ketangguhannya adalah penelitian sebagai terhadap

perjalanan. Kemudian yang sangat berguna pula (introspeksi), mengenali apa yang baik dan kurang baik pada diri kita sendiri. Maksudnya adalah untuk merencanakan langkah-langkah untuk kemajuan rohani kita Kemajuan orang yang kurang kecerdasan dan kurang pengetahuan adalah bagaikan orang yang dengan tergesa-gesa menempuh jalan yang panjang tanpa meneliti terlebih dahulu jalan yang akan ditempuhnya itu. Dengan melajukan keretanya dengan cepat menempuh jalan yang tidak dikenalinya itu ia pun tidak tahu pasti apakah tujuan terakhirnya akan tercapai atau tidak. Yang sangat perlu

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 8 of 17

Aswamedha Parwa Bagian Ke 50 -----------------------------------------------------------------------------------

diperhatikan mendapatkan

juga

adalah

bahwa

setelah

kesadaran

ilmu

pengetahuan,

jangan lagi melakukan langkah mundur dan dipengaruhi oleh jalan pikiran dan kepercayaan orang biasa yang memang harus dibimbing dengan bermacam-macam doktrin dan upacaraupacara yang tercantum di dalam Kitab Suci. Orang yang sudah berdiri di atas puncak tidak perlu lagi untuk menyusuri jalan yang berada di bawah. Orang yang kurang pengetahuannya akan memacu keretanya dan sungguh ia akan tersiksa karena jalan yang dilalui itu sebenarnya bukan jalan kereta. Orang bijaksana hanya akan menggunakan kereta pada jalan-jalan kereta saja, setelah jalan itu berubah kondisinya di mana kemegahan kereta tidak ada gunanya lagi, untuk apa melanjutkan perjalanan dengan kereta ? Demikian itulah orang yang sudah memahami makna dan hakekat, haruslah ia dengan tetap

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 9 of 17

Aswamedha Parwa Bagian Ke 50 -----------------------------------------------------------------------------------

mempertahankan kebenaran dan melanjutkan menyelidiki rahasia-rahasia kebenaran itu dengan jalan melakukan Yoga. Dengan cara demikian itu orang bijaksana itu akan terus mendapatkan kemajuan pesat sekali. Pertama-tama, memang orang itu baru melakukan kegiatan apabila dipancing dengan harapan-harapan dan pahala-pahala, dan apabila sudah maju selangkah lagi, tumbuhlah kesadarannya dan dilakukannya kegiatan-kegiatan tanpa tuntutan untuk mendapatkan pahala. Akhirnya akan timbul kesadaran tertinggi sebagai hasil usaha melakukan Yoga yang seluruhnya dilakukan dengan tidak mengharapkan berkah apapun juga. Keyakinan itu akan tumbuh dengan sendirinya karena kejernihan pikiran dan kebebasan rohani yang sudah terlepas dari segala ikatan. Orang yang terjun ingin mengarungi lautan ganas tanpa menggunakan perahu, hanya mengandalkan

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 10 of 17

Aswamedha Parwa Bagian Ke 50 -----------------------------------------------------------------------------------

kekuatan tangan dan kaki serta Keberanian dan kebodohan, pasti akan berakhir dengan kehancuran dirinya. Orang bijaksana akan mengarungi lautan luas itu dengan menggunakan perahu yang dilengkapi segala peralatan serta dayung dan kemudi, menyebrangi laut yang bergelombang itu dengan nyaman. Setelah sampai di seberang dan mencapai daratan, perahu itu sudah tidak berfungsi lagi, karena itu ia harus ditinggalkan betapapun besarnya perasaan kemilikan kita terhadap perahu itu. Hal ini sebenarnya sudah sering dijelaskan bahkan dengan sangat contoh-contoh berat rasanya pula. untuk Orang yang dicengkeram oleh rasa kemilikannya, tentu meninggalkan perahunya. Mungkin ia akan terus menunggui perahunya di tepi pantai itu dan menjadilah ia nelayan yang tidak banyak mengenal tanah daratan. Lingkaran kegiatannya akan terbatas di

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 11 of 17

Aswamedha Parwa Bagian Ke 50 -----------------------------------------------------------------------------------

sekitar pantai saja. Demikianlah pula orang yang merasa berat untuk meningkatkan diri, misalnya untuk meninggalkan kereta yang sebenarnya sudah tidak banyak gunanya lagi. Dengan mempertahankan kereta itu, tentulah orang itu tidak mampu mengarungi lautan. Jadi jelas sudah bahwa tindakan harus disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai. Bagaimana tindakan dilakukan, demikian itulah hasil didapatkan. DIA yang samar-samar tercium baunya, samar-samar dapat dirasakan enak dan tidak enaknya, samar-samar terasa rabaannya, dan tidak seluruhnya dapat ditangkap suaranya, dipikirkan dan dimeditasikan oleh para pertapa dengan bantuan pengertian yang mereka miliki, adalah DIA yang disebut Pradhna. Pradhna itu perwujudan abstrak dari alam materi, yang terus berkembang menjadi Mahat. Selanjutnya ia

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 12 of 17

Aswamedha Parwa Bagian Ke 50 -----------------------------------------------------------------------------------

berkembang menjadi Egoisme atau Kesadaran diri. Selanjutnya ia berkembang menjadi lima unsur besar. Lima unsur besar itu yang kemudian berkembang menjadi alat-alat pengindraan. Dia yang abstrak itulah yang menjadi sumber pokok dan sifat-sifatnya seperti benih. Pada hakekatnya ia itu bersifat produktif. Kitapun sudah mengetahui bahwa Roh yang maha agung itu mempunyai sifat seperti benih, namun sekaligus iapun merupakan suatu hasil produksi. Egoisme misalnya, adalah juga berfungsi sebagai bibit yang diproduksi secara berulang-ulang. Demikian pula halnya dengan unsur-unsur besar itu, ia itu bibit dan juga hasil produksi. Selanjutnya, objek-objek unsur-unsur besar itupun mempunyai sifat bibit yang juga merupakan hasil produksi. Ini semua mempunyai sifat Citta. Dari kesemuanya itu, Ruang, mempunyai satu sifat; Angin mempunyai

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 13 of 17

Aswamedha Parwa Bagian Ke 50 -----------------------------------------------------------------------------------

dua sifat; Cahaya tiga. Air empat dan Tanah yang penuh mengandung bermacam-macam mahluk bergerak dan tidak bergerak, mempunyai lima sifat. Dia itu adalah seorang Dewi yang menjadi sumber segala perwujudan dan penuh dengan contoh-contoh yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan. Bunyi, rasa raba, warna, rasa lidah dan bau, kesemuanya adalah merupakan lima sifat Bumi. Bau khususnya adalah merupakan sifat Tanah dan bau itu sendiri ada bermacam-macam jenisnya. Sebagaimana sudah dikenal bahwa bau itu ada yang menyenangkan dan ada yang tidak menyenangkan, yang semuanya adalah manis, asam, pedas, merangsang dan kompak, seperti minyak, kering dan jelas. Demikian, bau yang menjadi sifat tanah itu ada sepuluh jenis. Rasa enak dan tidak enak yang dirasakan dengan lidah

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 14 of 17

Aswamedha Parwa Bagian Ke 50 -----------------------------------------------------------------------------------

pada dasarnya adalah merupakan sifat air Rasa yang dirasakan oleh lidah itu juga merupakan kelompok rasa yang terdiri dari rasa manis, masam, pedas, pahit, sepat dan asin. Rasa yang dapat dirasakan dengan lidah itu ada enam jenis. Warna pada hakekatnya adalah merupakan sifat cahaya. Jenis-jenis warna itu adalah putih, hitam, merah, biru, kuning, juga abu-abu. Benda-benda yang memancarkan cahaya kembali bermacam-macam pula bentuknya, ada yang pendek, panjang, kecil, besar, segi empat, bulat atau lingkaran. Keduabelas macam ini merupakan macam selama sifat cahaya. Sesungguhnyalah oleh para bahwa cahaya dan warna itu ada duabelas yang harus diketahui untuk Brhmaa yang sudah melakukan pengamatan bertahun-tahun mencari kebenaran. Suara dan rasa raba keduanya merupakan sifat angin. Rasa raba itu bermacam-

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 15 of 17

Aswamedha Parwa Bagian Ke 50 -----------------------------------------------------------------------------------

macam jenis, halus dan kasar, dingin dan panas, lembut, ringan, keras, berminyak, licin, sakit serta halus lembut. Itulah keduabelas jenis rasa raba yang pada dasarnya merupakan sifat angin. Sedangkan Ruang hanya mempunyai satu sifat dan sifat satu-satunya itu adalah bunyi. Suara atau adaja, bunyi itu juga berupa bermacam-macam paduan dengan bentuknya, beberapa dari antaranya disebut abha, Gndhra, Madhgama, juga Pacama, kemudian Niadha dan Dhaiwata. Suara-suara itu ada yang menyenangkan dan tidak menyenangkan, berupa suara tunggal dan kompak dan ada yang terpadu. Secara garis besar, suara yang berada di dalam ruang itu ada sepuluh jenis. Ruang adalah merupakan unsur terutama dari kelima unsur besar yang disebutkan itu. Kesadaran Diri (Egoisme) berada di atasnya. Di atas Egoisme terdapat Pengertian. Di atas Pengertian itulah

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 16 of 17

Aswamedha Parwa Bagian Ke 50 -----------------------------------------------------------------------------------

Ron atau tman itu bermukim. Tetapi di atas Roh atau tman itu masih ada Roh Maha Agung, maha besar dan maha kuasa, yang sudah umum disebut Purua. Orang yang memahami tingkatan-tingkatan ini, serta tingkatan-tingkatan yang mengatur kedudukan dan fungsi seluruh mahluk, yang mengetahui tata cara dan hukumhukum perbuatan, serta menyelaraskan diri dengan Roh Alam Semesta, maka iapun akan mencapai Roh yang kekal itu.

----------------------------------------------------------------------------------Seri Bhratayuddha Page 17 of 17

You might also like

  • Ganesya, Anak Bekepala Gajah
    Ganesya, Anak Bekepala Gajah
    Document2 pages
    Ganesya, Anak Bekepala Gajah
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Makalah SENAM AEROBIK
    Makalah SENAM AEROBIK
    Document9 pages
    Makalah SENAM AEROBIK
    Gusti Arya Yunedi
    100% (1)
  • Candra Sengkala
    Candra Sengkala
    Document5 pages
    Candra Sengkala
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Lontar Tatwa Ngemban Wong Bobot
    Lontar Tatwa Ngemban Wong Bobot
    Document63 pages
    Lontar Tatwa Ngemban Wong Bobot
    Gusti Arya Yunedi
    100% (1)
  • Mahoni
    Mahoni
    Document4 pages
    Mahoni
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Coelogyne
    Coelogyne
    Document3 pages
    Coelogyne
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Tanaman Pemakan Serangga DROSERA CAPENSIS
    Tanaman Pemakan Serangga DROSERA CAPENSIS
    Document3 pages
    Tanaman Pemakan Serangga DROSERA CAPENSIS
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Pisang Cavendish
    Pisang Cavendish
    Document5 pages
    Pisang Cavendish
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Kebutuhan Nutrisi Remaja
    Kebutuhan Nutrisi Remaja
    Document1 page
    Kebutuhan Nutrisi Remaja
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Bunga Balon
    Bunga Balon
    Document2 pages
    Bunga Balon
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Tips Untuk Coelogyne Berbunga
    Tips Untuk Coelogyne Berbunga
    Document1 page
    Tips Untuk Coelogyne Berbunga
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Costus Woodsonii
    Costus Woodsonii
    Document7 pages
    Costus Woodsonii
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Candi Dukuh
    Candi Dukuh
    Document5 pages
    Candi Dukuh
    sutisnagustikomang
    No ratings yet
  • Bunga Matahari
    Bunga Matahari
    Document3 pages
    Bunga Matahari
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Buah Kesemek
    Buah Kesemek
    Document6 pages
    Buah Kesemek
    Gusti Arya Yunedi
    0% (1)
  • Buah Maja
    Buah Maja
    Document6 pages
    Buah Maja
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • GANDAWATI
    GANDAWATI
    Document3 pages
    GANDAWATI
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Batang Tumbuhan
    Batang Tumbuhan
    Document3 pages
    Batang Tumbuhan
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Asam Jawa
    Asam Jawa
    Document2 pages
    Asam Jawa
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Bambu
    Bambu
    Document2 pages
    Bambu
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Anggur
    Anggur
    Document5 pages
    Anggur
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • GANESA
    GANESA
    Document2 pages
    GANESA
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Gandamana
    Gandamana
    Document3 pages
    Gandamana
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Apokat
    Apokat
    Document5 pages
    Apokat
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Akasia
    Akasia
    Document3 pages
    Akasia
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Gardapati
    Gardapati
    Document2 pages
    Gardapati
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • WASUKUNTI
    WASUKUNTI
    Document2 pages
    WASUKUNTI
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Gandabayu
    Gandabayu
    Document2 pages
    Gandabayu
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • GAGAKBAKA
    GAGAKBAKA
    Document2 pages
    GAGAKBAKA
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet
  • Gagarmayang
    Gagarmayang
    Document3 pages
    Gagarmayang
    Gusti Arya Yunedi
    No ratings yet