You are on page 1of 44

UCAPAN TERIMA KASIH

Bismillahirahmanirrahim Syukur selalu hanya bagi Allah SWT, yang telah menaburkan jutaan bulan dan bintang penghias semesta raya, pemilik cahaya diatas cahaya, yang menghiasi dunia dengan bunga, rasa cinta dan air mata, yang telah memberikan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul Hubungan kemampuan aerobik dan kondisi psikologis pada pelajar laki-laki SMU Negeri 1 Prabumulih. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada mereka yang telah memberikan banyak bantuan dan semangat. Kepada dr. Irfannuddin, SpKO selaku pembimbing substansi dan kepada dr. Erial Bahar, M.Sc selaku pembimbing metodologi yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan, mulai dari pembuatan proposal, pelaksanaan kegiatan dan penyusunan laporan akhir ini. Yuk Yuli di bagian tata usaha FK Unsri, Kak Fikri dan Yuk Riri di perpustakaan untuk semua bantuannya, maaf merepotkan. Yuk Mala dan Yuk Desi, yang rela biaya fotokopiannya di hutangi dulu. Yuk Tita dan Kak Eman di Lab Multimedia Indralaya, terima kasih telah berbaik hati meminjamkan buku SPSSnya. Seluruh keluarga SMU Negeri 1 Prabumulih, Kepala SMU Negeri 1 Prabumulih, Dra. Susilawati. Guru olahraga Pak Mulyatno dan Pak Harto serta adikadik siswa SMU Negeri 1 Prabumulih yang telah bersedia meluangkan waktunya. Kedua orang tuaku, Ibu Naimah dan Bapak Suparman serta ketiga adikku, Riko, Dini, Agung yang telah memberikan aku banyak cahaya, selalu menyinari laksana matahari, membimbing dan menerangiku jalanku. Tim PBRku, Reynaldi, keep your fighting spirit at maximum level, ok!! Untuk saudariku yang menutup aurat, berwibawa dan mempunyai pribadi yang teguh, Tri Suciati, terima kasih atas segala nasihatnya, insya allah.

iv

Saudaraku anggota Tim Nasyid Medik 01 yang akan selalu berusaha mendirikan sholat dan puasa dengan taat dan khusyuk, Zili, Muhir, Triawan, Agus, Ari Utama, dan Hendi. Masa lalu biarlah berlalu, masa depan akan tetap jadi misteri. Bagimu hanyalah waktu yang kau jalani sekarang. Jadi, semangat terus nasyidnya! Untuk teman-teman di angkatan 2001, Andri, Arry, Cipta, Dasa, Dedi, Deni, Edo, Fahmi, Hendri, Ichram, Ilham, Maman, Nurwan, Nico, Reyno, Sani, Tri, Putu, Verdi, Victori, dan Zul. ternyata sudah lebih dari 4 tahun kalian mewarnai hidupku. Ini hanya untuk kalian;
Jika engkau merasa terusik oleh panasnya musim kemarau, keringnya musim gugur, dinginnya musim dingin, dan indahnya pesona musim semi Tolong katakan padaku dalamnya arti tiap detik dari musim yang telah kita lalui.

Rina yang telah berbaik hati meminjamkan buku Guyton. Meita Ra, atas komentarnya untuk Medik 01. Medik 01 keren kan? Tetangga-tetangga dekat kos, Mimie en komputernya Raihan yang kami bedah. De I, Fera, Enty en Enny untuk diktat-diktat dan soal-soal ujiannya. Intan dan Vira yang pernah tidak bosan-bosannya merelakan diktatnya terbang ke mesin fotokopi walau tidur siang mereka terganggu. Vien dan Ani untuk semangat ujiannya. Kak Ari, Kak Rio, Kak Arbangi, Kak Hari atas semua nasihatnya. Kak Hendra, Kak Irwan, dan Kak Wisu, atas bimbingan sunatannya. Kak Fuady, Kak Fahmi, Kak Yogi, Kak Faisal, kapan perang lagi? Medifka beserta awak kapalnya, Alti, Kiki, Puspa, Ria, Dinna dan Erty untuk ilmu dan teknik penulisan serta kerjasamanya. Anak-anak Keluarga Mahasiswa Prabumulih (KMP) Unsri, maju terus, buktikan bahwa kita dapat membetulkan yang salah bukan membenarkan yang salah. Buat Aisyah yang telah memberikan banyak sekali semangat dan telah membuatku lebih dewasa dalam menyikapi masalah. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan kasih sayangNya kepadamu dan memberikan semuanya lebih baik dari harapan dan doaku.

DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL.................................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................ii KATA PENGANTAR...............................................................................................iii UCAPAN TERIMA KASIH......................................................................................iv DAFTAR ISI..............................................................................................................vi DAFTAR TABEL DAN GAMBAR.........................................................................vii ABSTRAK.................................................................................................................viii BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang.................................................................................1 I.2 Rumusan Masalah............................................................................2 I.3 Tujuan...............................................................................................3 I.4 Manfaat.............................................................................................3 TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kondisi Psikologis............................................................................4 II.2 Kebugaran Jasmani..........................................................................6 II.3 Fisiologi Latihan Fisik.....................................................................7 II.4 Fisiologi -endorphin.......................................................................11 II.5 Metode pengukuran VO2maks ............................................................12

BAB II

BAB III METODE PENELITIAN III.1 Desain Penelitian..............................................................................16 III.2 Tempat Penelitian.............................................................................16 III.3 Populasi dan sampel Penelitian........................................................16 III.4 Kriteria inklusi dan eksklusi.............................................................17 III.5 Variabel Penelitian...........................................................................17 III.6 Batasan Operasional.........................................................................18 III.7 Tahap Kerja......................................................................................18 III.8 Analisis Data....................................................................................19 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil.................................................................................................20 IV.2 Pembahasan......................................................................................22 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan.......................................................................................24 V.2 Saran.................................................................................................24 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

vi

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR


Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Karakteristik subyek.................................................................................20 Distribusi nilai VO2maks..............................................................................20 Distribusi nilai General Well Being..........................................................21 Uji Korelasi 21

Gambar 1.

vii

HUBUNGAN KEMAMPUAN AEROBIK DAN KONDISI PSIKOLOGIS PADA PELAJAR LAKI-LAKI SMU NEGERI 1 PRABUMULIH
(Harry Wahyudhy Utama, 2005, 25 halaman)
Masa remaja adalah salah satu masa transisi antara masa anak dan dewasa. Pada masa ini, remaja menghadapi perubahan fisik yang sangat cepat pada diri mereka. Selain itu mereka membutuhkan aktivitas yang menghasilkan penghargaan dan kepuasan. Pada umumnya mereka sulit diajak berkomunikasi, sangat peka, dan mudah tersinggung. Karena itu, anak remaja yang belum siap menghadapi perubahan pada diri mereka dan memiliki emosi yang labil lebih sering menderita gangguan emosi seperti percobaan bunuh diri, stress, skizofrenia, depresi, dan deviasi seksual. Dengan memiliki tubuh bugar, seseorang akan mampu meningkatkan energi dan menurunkan tingkat ketegangan. Penelitian menunjukkan bahwa subyek yang secara aerobik fit mempunyai penurunan respon stress sangat signifikan terhadap bermacam-macam stressor. Karena ketika seseorang melakukan latihan fisik, maka tubuh akan mengeluarkan hormon -endorphin yang berfungsi untuk mengatur emosi. Peningkatan -endorphin terbukti berhubungan erat dengan penurunan rasa nyeri, peningkatan daya ingat, memperbaiki nafsu makan, kemampuan seksual, tekanan darah, pernafasan, meningkatkan semangat dan perasaan energik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara kemampuan aerobik terhadap kondisi psikologis pada pelajar laki-laki di SMU Negeri 1 Prabumulih. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental. Penelitian dilakukan di SMUN 1 Prabumulih. Populasi adalah seluruh siswa laki-laki di SMU Negeri 1 Prabumulih. Dari 91 anak yang memenuhi kriteria inklusi dilakukan simple random sampling didapat 60 sampel sesuai dengan jumlah yang ditetapkan. Dari sampel yang terpilih, dilakukan penilaian terhadap kondisi psikologis menggunakan General Well Being Scale dan pengukuran kemampuan aerobik dengan tes lari 1,5 km cara METS. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar subyek (46,67%) mempunyai nilai VO2maks yang baik, 43,3% terindikasi mengalami problem stress dan ada 5% subyek yang terindikasi disstress. Dari hasil uji korelasi menunjukkan bahwa antara kemampuan aerobik dan kondisi psikologis memiliki hubungan yang tidak bermakna. Namun walau menunjukkan hubungan yang tidak bermakna, keduanya menunjukkan suatu korelasi yang positif. Disarankan agar sebagian besar kebugaran jasmani siswa harus dipertahankan dan perlu suatu program pembinaan kebugaran jasmani yang berkelanjutan. Perlu upaya yang terpadu dari pihak sekolah dengan memberikan perhatian pada para siswa dalam perkembangan kondisi psikologisnya di sekolah. Selain itu perlu penelitian terpadu lebih lanjut untuk mencari faktor-faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap kondisi psikologis, terutama pada masa adolesensi.

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

viii

BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Sehat dalam arti luas mencakup keadaan sehat fisik, mental dan sosial dan bukan hanya keadaan bebas dari penyakit atau kelemahan. Di dalam pengertian tersebut tersirat suatu keadaan yang menunjukkan tingkat kemampuan fungsional tubuh manusia.1 Kegiatan olahraga atau latihan fisik pada umumnya dapat meningkatkan derajat kesehatan, baik kebugaran jasmani maupun kesehatan mental.1,2 Perkembangan mental yang baik sangat penting terutama dalam masa adolesensi. Pada masa ini terjadi perubahan dalam perkembangan seksual dan kebutuhan akan aktivitas yang menghasilkan suatu penghargaan dan kepuasan. Pengaruh eksternal seperti lingkungan sekolah dengan segala bentuk kompetisi dapat menjadi stressor dan mempengaruhi perkembangan psikologis pelajar. Kegagalan dalam mengatasi stressor menyebabkan remaja cenderung mengalami depresi, ketegangan, dan berbagai kondisi psikologis yang buruk.3 Salah satu manfaat berolahraga secara teratur adalah manfaat psikologis, seseorang yang berolahraga secara teratur akan "merasa lebih sehat". Olahraga teratur juga memungkinkan seseorang tetap energik walau telah berada di usia tua.4 Petruzello membuktikan bahwa olahraga ringan mampu meningkatkan energi dan menurunkan tingkat ketegangan.3 Ketika seseorang melakukan latihan fisik lebih dari 20 menit, maka akan mengeluarkan suatu hormon yang bernama -endorphin yang ditangkap oleh reseptor dalam hipothalamus dan sistem limbik dan berfungsi untuk mengatur emosi.2 Peningkatan -endorphin terbukti berhubungan erat dengan penurunan rasa nyeri, peningkatan daya ingat, memperbaiki nafsu makan,

ix

kemampuan seksual, tekanan darah dan pernafasan. Selain itu, -endorphin dapat meningkatkan semangat dan perasaan energik.2,5 Nieman menyatakan bahwa kondisi psikologis yang buruk berhubungan erat dengan kondisi fisik seseorang. Hal ini terbukti dari penelitian yang menunjukkan bahwa subyek yang secara aerobik fit mempunyai penurunan respon stress sangat signifikan terhadap bermacammacam stressor. Penelitian pada pelari marathon membuktikan bahwa mereka lebih semangat, tidak tampak tegang, cemas, dan depresi.5 Berbagai penelitian membuktikan bahwa daya tahan kardiorespirasi adalah salah satu indikator obyektif dalam mengukur aktivitas fisik seseorang dan merupakan komponen terpenting dalam meningkatkan kebugaran jasmani seseorang.6 Cooper menyatakan bahwa daya tahan kardiorespirasi merupakan komponen terpenting dalam menilai kemampuan aerobik seseorang.5 Blair berpendapat, daya tahan kardiorespirasi yang tinggi menunjukkan kemampuan untuk bekerja yang tinggi, karena mengeluarkan sejumlah energi yang cukup besar dalam periode waktu yang lama.6 Sampai saat ini, di Indonesia belum ada penelitian yang menghubungkan antara kemampuan aerobik seseorang dengan kondisi psikologisnya. Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin melihat sejauh mana hubungan antara kondisi psikologis dengan tingkat kebugaran jasmani di kalangan pelajar. I.2 Rumusan Masalah Olahraga dan latihan fisik secara teratur dapat menjaga dan meningkatkan karena kondisi kebugaran seseorang. Dengan meningkatnya tubuh dalam kemampuan fisik, secara tidak langsung akan memperbaiki kondisi psikologis olahraga mampu meningkatkan kemampuan menggunakan energi secara optimal dan menurunkan tingkat ketegangan. Keadaan mental yang labil dan kegagalan menghadapi stressor lingkungan terutama di kalangan pelajar, menyebabkan mereka cenderung untuk

mengalami gangguan emosional yang berdampak buruk pada kondisi psikologisnya. Di Indonesia, khususnya kalangan pelajar SMU belum diketahui kemampuan aerobik dan kondisi psikologis, serta hubungan antar keduanya. I.3 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui kemampuan aerobik pada pelajar laki-laki SMU Negeri 1 Prabumulih. 2. Untuk mengetahui kondisi psikologis pada pelajar laki-laki di SMU Negeri 1 Prabumulih. 3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara kemampuan aerobik terhadap kondisi psikologis pada pelajar laki-laki di SMU Negeri 1 Prabumulih. I.4 Manfaat Penelitian ini akan memberikan informasi mengenai kondisi kemampuan aerobik dan kondisi psikologis pelajar, sehingga bila diketahui adanya kemampuan aerobik yang tidak optimal, dapat dilakukan usaha perbaikan untuk meningkatkan kemampuan aerobik dan kebugaran jasmaninya. Disamping itu, penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak terkait mengenai pentingnya kemampuan aerobik dalam mempengaruhi kondisi psikologis seseorang.

xi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


II.1 Kondisi Psikologis Kondisi psikologis seseorang berkaitan dengan kepribadian yang dimilikinya yang merupakan suatu organisasi dinamik dari suatu sistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan penyesuaian individu yang unik terhadap lingkungan.7 Layaknya jasmani, dalam kehidupan manusia, juga terjadi perkembangan psikologis seseorang.8 Perkembangan psikologis berlangsung secara bertahap dan berlangsung secara terus menerus untuk mencapai kematangan mental seseorang. Salah satu masa penting adalah masa remaja atau lebih dikenal adolesensi, merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa. Menurut Hollinshead, masa adolesensi ialah masa kehidupan seseorang dimana masyarakat tidak lagi memandangnya sebagai seorang anak, tetapi ia juga masih belum diakui sebagai seorang dewasa dengan segala hak dan kewajibannya.8 Anak remaja mempunyai beberapa peranan yang perlu dijelaskan. Pertama, mereka memerlukan kepastian akan peranan mereka dalam keluarga. Mereka membutuhkan bimbingan kedua orang tua bukan hanya menginginkan jaminan pada masa depan. Kedua, peranan seksual mereka dalam kaitannya dengan kejelasan identifikasi sebagai anak pria atau wanita dan kelakuan yang sesuai dengan seks mereka. Ketiga, peranan dalam sekolah. Dalam masa ini perlu dihindari pemberian tekanan yang berlebihan terhadap anak remaja. 8 dalam membentuk kepribadian

xii

Diketahui ada lima aspek penting yang perlu dicermati oleh para orang tua, pendidik, ataupun remaja itu sendiri dalam masa perkembangan remaja. Kelima aspek tersebut adalah sebagai berikut;9 1. Kondisi fisik, berkaitan dengan penanaman keyakinan bahwa kecantikan tidak semata bergantung pada keindahan fisik, tapi juga dipengaruhi akan keindahan akhlak. 2. Kebebasan emosional, pengertian. 3. Interaksi sosial, pembentukan konsep diri yang positif, sehingga dia mampu melihat dirinya sebagai orang yang kompeten dan disenangi oleh lingkungannya. 4. Pengetahuan atas kemampuan diri, berkaitan dengan pengetahuan remaja mengenai bakat-bakat yang terpendam dalam dirinya sehingga dapat digali untuk memperoleh karya yang berarti. 5. Penguasaan nilai-nilai moral dan agama, pemahaman agama secara benar dengan mengerjakan perintah dan menjauhi larangan sehingga dapat meneguhkan komitmen terhadap agama dan menjadikan jiwa lebih sehat Seorang remaja pada umumnya sulit berkomunikasi, ia sangat peka, dan mudah tersinggung. Hal ini berkaitan dengan perubahan fisiologis, perhatian yang besar atas tubuh mereka, perubahan pandangan mengenai seks dan kebutuhan mereka akan aktivitas yang menghasilkan penghargaan dan kepuasan. Karena itu, anak remaja lebih sering menderita gangguan emosi seperti percobaan bunuh diri, skizofrenia, depresi, dan deviasi seksual. Bunuh diri jarang terjadi pada masa anak-anak, tapi meningkat pada masa adolesensi dan umumnya lebih banyak terdapat pada pria dibandingkan wanita. Faktorfaktor yang menjadi sebab suatu percobaan bunuh diri ialah depresi, kegagalan dan kesepian.8 hubungan antara orang tua dan anak untuk dapat saling mendengar sehingga dapat membangun rasa

xiii

Dalam masa ini, kesalahan tersering adalah membiarkan remaja menganggur terlalu lama sehingga tidak sanggup menyesuaikan diri dengan perubahan cepat yang terjadi pada dirinya. Sementara itu, posisi dalam keluarga juga dapat mempengaruhi kemampuan remaja dalam menghadapi stressor dalam hidupnya.Toleransi yang rendah terhadap frustasi umumnya terjadi pada anak yang merupakan anak tunggal, satu-satunya laki-laki atau satu-satunya anak perempuan, dan anak bungsu.10 Berbagai aktivitas fisik dapat dilakukan guna membentuk tubuh yang sehat dan olahraga dalam tim memberikan kesempatan bagi remaja untuk mengembangkan kesehatan mental dalam kaitannya dengan lingkungan sosial.8 II.2 Kebugaran Jasmani Tidak ada batasan mutlak mengenai kebugaran jasmani, para ahli banyak mendefinisikan kebugaran jasmani berdasarkan kepentingan tertentu. Ada yang mendefinisikan bahwa kebugaran jasmani/kebugaran fisik adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan sehari-hari dengan bertenaga dan penuh kesiagaan, tanpa kelelahan yang tidak semestinya dan dengan cukup energi sehingga tetap dapat menikmati waktu terluang dan menanggulangi keadaan-keadaan mendadak yang tidak diperkirakan. Dari sudut okupasi kebugaran jasmani didefinisikan sebagai derajat kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan fisik tertentu di bawah kondisi ambient tertentu. Ada juga yang menyatakan bahwa kebugaran jasmani berarti seseorang yang memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan fisik tertentu. Kebutuhan tersebut dapat secara anatomis (struktural) dan fisiologis (fungsional).11

Menurut Pradono, Casperson membagi komponen kebugaran jasmani dalam dua kelompok yaitu Health Related Fitness dan Skill Related Fitness.

xiv

Health Related Fitness merupakan kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan, terdiri dari empat komponen yaitu; 6,11 Kebugaran aerobik melalui daya kardiorespirasi, Kelenturan, ketangkasan dan koordinasi otot Pengendalian berat badan dan koordinasi lemak melalui komposisi tubuhnya Kebugaran otot melalui kekuatan otot. Sedangkan Skill Related Fitness merupakan kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan, terdiri dari enam komponen yaitu ketangkasan, keseimbangan, koordinasi, kecepatan, kekuatan dan waktu reaksi.6 II.3 Fisiologi Latihan Fisik Dalam melakukan kerja fisik secara fisiologis, dikenal 3 jenis sistem penghasil energi:12 1. Sistem fosfagen Sistem fosfagen menghasilkan energi yang cepat dan bertahan dalam waktu singkat. Energi yang dihasilkan dari sistem ini hanya untuk aktivitas fisik yang singkat. Contoh aktivitas yang menggunakan sistem energi ini adalah melompat. 2. Sistem glikogen-laktat Sistem energi glikogen-asam laktat menghasilkan energi dalam waktu sedang, setengah lebih lambat dari sistem fosfagen. Energi dari sistem glikogen laktat contohnya digunakan pada aktivitas lari cepat 100 m. 3. Sistem aerobik Sistem aerobik berkaitan dengan oksidasi dari bahan makanan di dalam mitokondria untuk menghasilkan energi dalam jumlah paling besar namun dalam waktu yang lebih lama, contohnya pada lari marathon.

xv

Sumber energi kontraksi otot adalah hidrolisis Adenosin TriPosfat (ATP) yang berasal dari metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Tetapi dalam olahraga zat nutrisi utama untuk energi adalah karbohidrat dan lemak. ATP dihasilkan melalui 2 mekanisme utama, yaitu metabolisme aerobik dan metabolisme anaerobik. Metabolisme aerobik berarti yang memerlukan O2. Metabolisme aerobik paling efisien dan merupakan sistem produksi utama, diaktifkan oleh aktivitas fisik dengan intensitas rendah dan berlangsung lama. Metabolisme anaerobik yang tidak memerlukan O2 biasanya terjadi pada keadaan yang memerlukan energi dalam waktu cepat seperti angkat beban dan lari 100 meter. Metabolisme ini kurang efisien dibanding aerobik dan terjadi jika tidak tersedia O2 yang cukup di jaringan saat latihan fisik. Energi dari hidrolisis ATP menjadi ADP digunakan untuk kerja mekanik, resintesis pospokreatin dan sisanya sebagai panas.11 Daya tahan atau ketahanan merupakan konsep yang menggambarkan kemampuan untuk melakukan kegiatan dalam intensitas tertentu. Sedangkan daya tahan kardiorespirasi didefinisikan ssbagai kemampuan utuk melanjutkan atau bertahan dalam melakukan aktivitas fisik tertentu berkaitan dengan kelompok otot yang besar dalam periode waktu tertentu yang menggambarkan kemampuan dari sistem sirkulasi dan respirasi utuk menyesuaikan atau memulihkan diri dari efek kerja atau latihan seluruh tubuh.5 Peranan utama sistem sirkulasi (kardiovaskuler) dalam latihan fisik adalah meningkatkan cardiac output. Peningkatan ini bertujuan untuk meningkatkan suplai O2 dan zat nutrisi ke sel otot serta membawa CO2 dan sisa metabolisme lain dari jaringan otot. Selain itu sistem sirkulasi juga mengangkut hormon-hormon untuk mengatur keseimbangan osmotik cairan tubuh, keseimbangan asam basa dan pengaturan panas.11 Cooper menyatakan bahwa daya tahan kardiorespirasi erat kaitannya dengan sistem aerobik, karena aerobik sendiri adalah variasi latihan yang menstimulasi aktivitas jantung dan paru-paru dalam perode waktu tertentu

xvi

untuk memberikan perubahan yang bermanfaat bagi tubuh.5 Oleh karena itu, kemampuan daya tahan kardiorespirasi seseorang dapat dinilai dari kapasitas aerobiknya. Kapasitas aerobik adalah kemampuan untuk melakukan kerja menggunakan energi yang ada dengan keberadaan oksigen. 13 Kapasitas aerobik pada individu menggambarkan kemampuan untuk mengambil 02 secara maksimal (VO2maks).11 VO2maks menggambarkan total metabolik rata-rata tubuh secara aerobik, yang dapat dihitung dengan menggunakan alat analisa gas dalam keadaan stress maksimal.13 Namun penghitungan VO2maks di laboratorium tersebut mahal, menghabiskan banyak waktu, membutuhkan tenaga ahli, oleh karena itu cara ini tidak praktis digunakan dalam penelitian yang menggunakan subyek yang besar.5 VO2maks dikaitkan dengan berat badan dalam satuan kilogram sehingga satuan VO2maks adalah ml kg-1mn-1. Level tinggi VO2maks menggambarkan fungsi yang tepat dari 3 sistem penting dalam tubuh, yaitu:5 1. 2. 3. Sistem pernafasan, yang mengangkut oksigen dari udara dan mengangkutnya hingga ke darah. Sistem kardiovaskuler, yang mengangkut dan mendistribusikan oksigen dalam darah ke seluruh tubuh. Sistem muskuloskeletal, yang menggunakan oksigen untuk mengubah karbohidrat dan lemak menjadi ATP untuk digunakan dalam kontraksi otot serta produksi panas tubuh. Karena alasan di atas, maka kapasitas aerobik seseorang dapat ditingkatkan ataupun diturunkan sebagai adaptasi ketiga sistem tersebut. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kapasitas aerobik seseorang adalah sebagai berikut:14 Peningkatan suplai darah ke otot Adaptasi enzimatik dan mitokondrial dari otot skelet Peningkatan aktivitas fisik Kadar glukosa darah

xvii

Deplesi otot dan simpanan glikogen hati Dehidrasi Perubahan keseimbangan asam-basa Kemampuan mitokondria dalam menggunakan oksigen

Latihan aerobik dapat meningkatkan kemampuan fungsi tubuh dalam memanfaatkan oksigen sehingga fungsi tubuh seluruhnya dapat berlangsung optimal.8 Berbagai penelitian menunjukkan bahwa latihan fisik dapat meningkatkan kemampuan individu dalam mengatasi perubahan kondisi psikologis dalam dirinya. Tubuh yang sehat akah membentuk perkembangan mental yang baik, menjadikan seseorang lebih bersemangat, dan cenderung untuk tidak mengalami ketegangan dan stress.15 Latihan fisik meningkatkan sistem ventilasi pulmonal sampai 20 kali lipat. Pada orang yang tidak terlatih peningkatan ventilasi sampai 100 liter/menit dan yang terlatih meningkat sampai 120 liter/menit dibanding saat istirahat yang hanya 6 liter/menit. Peningkatan CO2 dan penurunan kadar O2 dalam darah menyebabkan tubuh berkompensasi agar komposisi zat di dalam darah tetap dipertahankan dalam keadaan normal.11 Sebagai respon terhadap stress, terjadi 1500 reaksi biokimia di dalam tubuh, neurotransmitters diaktifkan, hormon dilepaskan, dan nutrien dimetabolisme. Fungsi kardiovaskuler dipercepat dan sebaliknya sistem gastrointestinal semakin memperlambat aktivitasnya. Energi tubuh lebih banyak digunakan untuk merespon stress. Beberapa hormon keluar sebagai respon terhadap stress ini, kortisol akan terus bersirkulasi di dalam tubuh dan menekan sistem imunitas sehingga berpotensi menimbulkan penyakit. Olahraga secara teratur sangat berguna untuk membuang produk-produk stress ini dengan menyediakan kesempatan untuk menggunakannnya sehingga fungsi homeostatis kembali normal dan menurunkan pengaruh fisik akibat stress. 2

xviii

Gejala stress pada seseorang dapat berupa sulit tidur atau mendapatkan istirahat yang cukup. Olahraga sangat efektif membantu seseorang agar dapat jatuh tertidur atau tidur lebih nyenyak.2 II.4 Fisiologi -endorphin Endorphin merupakan salah satu neurotransmitter yang termasuk ke dalam golongan endogen opiod yang dapat ditemukan pada serabut saraf. Endorphin diproduksi untuk menghancurkan asam amino besar dan peptida. Normalnya, kadar -endorphin dalam darah mengikuti irama sirkardian

seperti hormon-hormon ACTH lainnya. Konsentrasi terendah ditemukan pada saat malam hari dan tertinggi pada saat pagi hari.2,16 Stress fisik atau emosional dapat meningkatkan kadar -endorphin dalam tubuh menyebabkan penghambatan fungsi ekskresi atau fungsi digesti. Teschemacher berhasil menganalisa kadar -endorphin dalam pelajar

seketika sebelum dan sesudah ujian dan pada atlet sebelum dan sesudah latihan. Dari semua sampel, kadar -endorphin meningkat sebelum peristiwa dan bahkan lebih tinggi pada mereka yang berkonsentrasi untuk mencapai prestasi yang tinggi. Penelitian terakhir telah mendapatkan bukti langsung bahwa latihan fisik dapat meningkatkan kadar -endorphin empat sampai lima kali di dalam darah. Sehingga, semakin banyak melakukan latihan maka akan semakin tinggi pula kadar -endorphin.16 Ketika seseorang melakukan latihan fisik lebih dari 20 menit, maka -endorphin akan keluar dan ditangkap oleh reseptor di dalam hipothalamus dan sistem limbik yang berfungsi untuk mengatur emosi. 7 Peningkatan endorphin terbukti berhubungan erat dengan penurunan rasa nyeri, peningkatan daya ingat, memperbaiki nafsu makan, kemampuan seksual, tekanan darah dan pernafasan. Selain itu, -endorphin dapat meningkatkan semangat dan perasaan energik.2,5

xix

II.5

Metode pengukuran VO2maks Tes laboratorium adalah tes yang paling baik untuk mengukur ketahanan jantung dan paru dengan mengukur secara langsung ambilan O2 selama latihan.5 Namun, pengukuran jenis ini mahal dan banyak memakan waktu, dan membutuhkan tenaga terlatih, sehingga tidak praktis untuk subyek dalam jumlah besar. Untuk itu telah dikembangkan tes lain yang dapat digunakan, antara lain;5 1. Field Test of Cardiorespiratory Endurance Ada beberapa cara, yaitu: berjalan sejauh 1 mil, lari selama 9 menit, berjalan sejauh 3 mil, bersepeda selama 12 menit dan berenang selama 12 menit. Digunakan untuk subyek berjumlah besar. Cukup praktis, tidak mahal, tidak memakan waktu jika dibandingkan dengan tes laboratorium, mudah dikelola dan cukup akurat. Tes ketahanan lari sekurang-kurangnya harus berjarak 1 mil atau lebih untuk mengukur sistem aerobik. Tes lari dengan menggunakan variasi waktu jarang dilakukan karena menimbulkan kesulitan untuk menentukan jarak sebenarnya. Tujuan tes untuk melihat kemampuan melintasi jarak dalam waktu yang paling singkat. Kemampuan berlari dengan jarak pengujian sejauh 1 mil atau lebih terbukti menunjukkan suatu hubungan yang signifikan dengan kemampuan aerobik dalam keadaan maksimal. 2. Step test untuk ketahanan Kardio-respirasi Ada dua macam tes yang digunakan disini, pertama maximal step test dan kedua sub-maximal step test. a. Maximal step test, tes ini dibuat oleh Nagle, Balke, dan Naughton. American Heart Association telah merekomendasikan penggunaannya karena tes ini cukup murah jika dibandingkan dengan treadmill atau ergometer.

xx

b.

Sub-maximal step test, mengukur perkiraan nilai VO2maks dengan cara mengukur denyut jantung terhadap latihan sub-maksimal dengan menetapkan beban kerja sebelumnya, misalnya tingkat kecepatan yang telah ditetapkan pada treadmill atau tempo yang tetap dan tingkat ketahanan pada subyek dengan ergometer, atau juga tempo yang tetap dalam melangkah dan tinggi tangga dalam step test. Sub-maximal step test dapat melahirkan tiga kemungkinan:

1. 2. 3. 3.

Adanya hubungan yang linier antara denyut jantung, endapan oksigen, dan beban kerja. Denyut jantung maksimum pad usia tertentu cenderung seragam. Efisiensi mekanis (asupan oksigen pada beban kerja yang telah ditentukan) pada setiap orang adalah sama.

The Canadian aerobic Fitness Test (CAFT) CAFT merupakan tes yang praktis, akurat, tidak mahal, dan salah satu cara untuk menentukan ketahanan kardio-respirasi dengan cara yang menyenangkan. CAFT menggunakan dua tangga setinggi 20,3 cm (8 inci). Subyek melangkah naik dan turun sesuai tempo selama 3 menit. Pelaksanaan tes ini dipandu oleh sebuah kaset yang memberikan intruksi untuk memulai dan menghentikan latihan serta saat untuk menghitung. Denyut jantung diambil langsung setelah latihan selama 3 menit, subyek berhenti tanpa melakukan gerakan dan hasil pengukuran denyut dibandingkan dengan normal.

4.

YMCA Three Minute Step Test Tes ini juga dilakukan selama tiga menit bila subyek berjumlah cukup besar dan menggunakan sebuah tangga setinggi 12 inci,

xxi

metronom yang diset dengan kecepatan 96 bpm (4 ketukan metronom sama dengan satu kali melakukan gerakan sempurna 1,2 naik, 3,4 turun). Stop watch untuk mengukur waktu dan stetoskop dapat digunakan untuk menghitung denyut nadi. Setelah naik turun tangga selama tiga menit, penghitungan denyut nadi dilakukan selama satu menit dengan melakukan palpasi pada arteri radialis subyek. 5. American College of Sport Medicine Bench Step Test Ada dua hal penting disini, yaitu "METS" dan kkal/menit. MET sama dengan 3,5 ml/kgmin atau asupan oksigen selama tes. MET juga sama dengan kkal/kgjam. Jumlah energi yang digunakan dalam kkal/menit dapat dicari dengan mengukur MET dari latihan dan berat badan dalam kilogram setelah itu dibagi 60 (menit). 6. Harvard Step Test Banyak digunakan oleh peneliti dengan menggunakan bangku setinggi 19 inci untuk laki-laki dan 17 inci untuk wanita, metronom, dan stopwatch.1 Tes dilakukan selama lima menit, setelah itu dihitung denyut nadinya selama 30 detik berturutturut 3 kali. 7. Sub-Maximal Laboratory Test Tes ini dilakukan tidak hanya menggunakan tangga, tapi dapat juga menggunakan treadmill dan ergometer. Salah satunya yaitu YMCA sub-maximal test. YMCA Sub-Maximal Test ini menggunakan sepeda dan metronom dengan kecepatan 50 rpm, menggunakan beban awal pada tiga menit pertama. Dari hasil akan terlihat adanya hubungan linier antara denyut jantung dan beban kerja. 8. Maximal Laboratory Test

xxii

Biasanya dilakukan dengan menggunakan treadmill atau sepeda ergometer dan EKG dengan tujuan: a. b. c. Untuk mendiagnosa penyakit jantung laten Untuk mengevaluasi kapasitas fungsional kardiorespirasi Untuk mengevaluasi respon terhadap program jantung. rehabilitasi

BAB III METODE PENELITIAN

xxiii

III.1

Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang terdiri dari tiga tahapan kerja yaitu: Menilai kondisi psikologis dengan menggunakan kuesioner General Well Being Scale. Menilai tingkat kemampuan aerobik dengan tes lari 1,5 km dengan satuan MET (1 MET = 3,5 ml/kg/min VO 2 max ). Menganalisis hubungan antara kemampuan aerobik dengan kondisi psikologis.

III.2

Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMU Negeri 1 Prabumulih Propinsi Sumatera Selatan.

III.3

Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang dipilih adalah anak remaja laki-laki di SMU Negeri 1 Prabumulih berusia 15-17 tahun dan masuk ke dalam kriteria inklusi yang ditetapkan. Alasan memilih populasi tersebut: Pada usia ini anak remaja memasuki masa adolesensi tengah yang memiliki emosi yang tinggi dan labil, memerlukan identitas dan pola tingkah laku baru. Mental yang masih labil mengakibatkan anak remaja menjadi agresif, frustasi dan depresi.16 Sampel penelitian adalah anak remaja laki-laki di SMU Negeri 1 Prabumulih berusia 15-17 tahun dan telah memenuhi kriteria inklusi yang dipilih dengan metode simple random sampling. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan dengan jumlah sampel minimal sebanyak 40 orang.

xxiv

III.4

Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria Inklusi Bersedia dan mengisi informed consent yang ditandatangani orang tua/wali. Berada dalam usia 15-17 tahun yang termasuk ke dalam usia penelitian, dan tidak termasuk golongan rentan gangguan kejiwaan, yaitu; anak tunggal, anak laki-laki satu-satunya, anak bungsu, atau memiliki anggota keluarga yang mempunyai gangguan kejiwaan.10 Tidak terlibat kegiatan olahraga khusus di luar kegiatan intrakurikuler. Tidak sedang mengalami gangguan pada sistem tubuh atau gangguan klinis negatif. Tidak mengalami gangguan kejiwaan dan emosional dan tidak termasuk ke dalam golongan rentan. Tidak memiliki berat badan berlebih, yaitu berada antara 80%-120% dari berat badan ideal berdasarkan rumus Lorentz: BB=TB-100-((TB-125)x0,5)).17 Kriteria Eksklusi Subyek dikeluarkan dari penelitian jika tidak mengikuti seluruh prosedur pemeriksaan.

III.5

Variabel Penelitian Variabel terikat dari penelitian ini adalah kondisi psikologis dan variabel bebasnya adalah kemampuan aerobik.

III.6

Batasan Operasional

xxv

III.6.1

Kemampuan aerobik adalah jumlah terbesar oksigen yang dapat digunakan oleh tubuh selama aktivitas fisik yang diukur dengan tes lari 1,5 km dengan satuan MET. Tes dilakukan dengan meminta subyek berlari sejauh 1,5 km, lalu dicatat waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Kemampuan aerobik diperoleh dengan menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan subyek penelitian untuk menempuh jarak 1,5 km, untuk kemudian dilakukan penilaian.

III.6.2

Status psikologis adalah suatu ukuran kondisi psikologis seseorang menggunakan General Well Being Scale.

III.7

Tahap kerja 1. Peneliti menetapkan populasi anak laki-laki berusia 15-17 tahun dan berjenis kelamin laki-laki di satu SMU yang telah memenuhi kriteria inklusi. 2. 3. 4. 5. Semua populasi diurutkan berdasarkan nomor absen siswa dimulai dari kelas yang paling muda dengan nomor terkecil. Berdasarkan nomor urut tersebut ditetapkan sampel penelitian secara simple random sampling dengan bantuan tabel random numbers. Dari sampel yang terpilih, dilakukan penilaian terhadap kondisi psikologis menggunakan General Well Being Scale Setelah itu dilakukan pengukuran kemampuan aerobik dengan tes lari 1,5 km cara METS. Cara melakukan: 1. 2. 3. 4. Sebelum pengujian subyek dalam keadaan tidak makan dan tidak melakukan kerja berat. Sebelum pengujian, subyek melakukan pemanasan terlebih dahulu. Subyek berdiri pada tempat yang telah ditentukan di lapangan. Dengan aba-aba dari peneliti, subyek berlari sejauh 1,5 km secepat mungkin, berjalan diperbolehkan, namun tujuan utama adalah untuk

xxvi

mencapai jarak tersebut secepat mungkin.Waktu yang diperlukan untuk mencapai jarak tersebut dicatat dalam menit dan detik. 5. Kemampuan aerobik atau VO2maks diukur dengan rumus: VO2maks = METS x 3,5 ml1kg-1min-1 = (2,4388 + (0,8343 x kmh))x 3,5 ml1kg-1min-1 6. Jika penilaian yang dilakukan terhadap kondisi psikologis sampel tidak memenuhi jumlah sampel minimal, maka akan dilakukan penentuan sampel yang baru sampai memenuhi jumlah sampel, yaitu sebanyak 40 orang. 7. Jika dalam hasil penelitian belum terlihat adanya hubungan maka dilakukan penambahan jumlah sampel sebanyak 20 orang. III.8 Analisa data Setelah data dikumpulkan, dilakukan penilaian dan kemudian dianalisis hubungan antara kebugaran jasmani dan kondisi psikologis. Analisa menggunakan uji statistik koefisien korelasi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

xxvii

IV.1

Hasil Penelitian ini telah dilakukan pada 210 orang siswa laki-laki SMU Negeri 1 Prabumulih dengan variasi usia 15-17 tahun. Dari 210 subyek yang ditetapkan, 122 anak tidak memenuhi kriteria inklusi sehingga jumlah subyek penelitian menjadi 91 anak, kemudian dengan simple random sampling dipilih 60 sampel sesuai dengan jumlah sampel yang ditetapkan. Dengan demikian jumlah subyek yang ditetapkan yakni 60 anak telah terpenuhi.
Tabel 1. Karakteristik subyek

IV.1.1 Karakteristik subyek

Karakteristik Umur (tahun) Tinggi badan (cm) Berat badan (kg) IV.1.2 Pengukuran VO2maks Rata-rata 15,78 + 0,85 166,88 + 6,37 50,53 + 8,47

(n=60) Kisaran 15-17 150-180 30-70

Nilai VO2maks sebagai indikator kemampuan aerobik yang diukur dengan menilai kemampuan berlari subyek sejauh 1,5 km. Rata-rata nilai VO2maks dari 60 subyek yang diteliti adalah 45,66+ 8,57 ml1kg-1min-1. Sebagian besar nilai VO2maks termasuk ke dalam kriteria baik yaitu sebanyak 46,67% dan tidak ada yang termasuk ke dalam kriteria kurang menurut PPKORI tahun 1999.

Tabel 2. Distribusi nilai VO2maks

Kategori nilai VO2maks(ml/kg/min) >53 (Tinggi) 43-52 (Baik)

n=60 10 28

% 16,67 46,67

xxviii

34-42 25-33 <24

(Cukup) (Sedang) (Kurang)

17 5 0

28,3 8,3 0

IV.1.3 Penilaian Kondisi Psikologis Penilaian kondisi psikologis subyek menggunakan Skala General Well Being. Nilai rata-rata kondisi psikologis adalah 69 dengan kisaran dari 50-95. Hampir separuh siswa (43,3%) termasuk dalam kriteria indikasi problem stress dan 5% yang terindikasi distress.
Tabel 3. Distribusi nilai General Well Being

41-55 56-70 71-75 76-80 81-110

Kategori (Indikasi distress) (indikasi problem stress) (marginal) (positif rendah) (positif)

n=60 3 26 21 5 5

% 5,0 43,3 35,0 8,3 8,3

IV.1.4 Hubungan antara kemampuan aerobik dengan kondisi psikologis Hubungan antara kemampuan aerobik dengan kondisi psikologis dinilai dengan uji koefisien korelasi. Uji kolerasi menunjukkan bahwa antara kemampuan aerobik dan kondisi psikologis memiliki hubungan yang tidak bermakna (p=0,856 dan r2=0,000576). Namun walau menunjukkan hubungan yang tidak bermakna, keduanya menunjukkan suatu korelasi yang positif.

Gambar 1. Uji korelasi r= 0,024

xxix

IV.2

Pembahasan Kebugaran fisik terdiri dari beberapa komponen antara lain kebugaran jasmani, kekuatan otot, kelenturan dan koordinasi, serta komposisi tubuh. 6 Irfannuddin mengutip bahwa menurut Giam dan Teh komponen kebugaran otot, kelenturan, ketangkasan, dan koordinasi memiliki peran yang penting selain kebugaran aerobik dan pengendalian berat badan.11 Dari hasil penelitian diperoleh bahwa hampir separuh subyek (46,67%) memiliki nilai VO2maks yang termasuk dalam kriteria baik, kriteria tinggi sebesar 16,67%, kriteria cukup sebesar 28,3% dan tidak ada yang termasuk ke dalam kriteria kurang ( tabel 2). Nilai VO2maks ,sebagai indikator kemampuan aerobik yang diukur dengan menilai kemampuan berlari subyek sejauh 1,5 km merupakan gambaran dari kerja seluruh jantung sebagai pompa oksigen dan kemampuan sel otot untuk menggunakan oksigen yang ada di dalam jantung. Sehingga semakin tinggi nilai, semakin banyak energi yang dapat digunakan untuk mempertahankan kemampuan aktivitas tubuh.3 Dari penilaian kondisi psikologis yang diperoleh, kelompok yang terindikasi problem stress merupakan kelompok dengan frekuensi terbanyak yaitu sebesar 43,3% dan 5% yang terindikasi distress (tabel 3). Kondisi psikologis yang ditandai indikasi problem stress dapat berdampak buruk, salah satu diantaranya adalah kecenderungan timbulnya gangguan kejiwaan pada diri seseorang-seperti depresi terutama pada usia remaja. Menurut Gans,

xxx

hal itu sebagian besar karena ketidakmampuan para pemuda usia adolesensi memiliki kesulitan dalam menghadapi situasi stress, baik di rumah maupun di sekolah. Lemahnya hubungan antara kemampuan aerobik dan kondisi psikologis menunjukkan bahwa kemampuan aerobik yang baik belum cukup untuk menentukan kondisi psikologis seorang pelajar SMU. Nieman menyatakan bahwa kondisi psikologis yang buruk berhubungan erat dengan kondisi fisik seseorang.5 Hal ini mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti komposisi tubuh, distribusi lemak subkutan, lemak pada abdomen visceral, densitas tulang, kekuatan dan ketahanan otot-otot, fungsi hati dan jantung, tekanan darah, kekuatan aerobik maksimal dan kemampuannya untuk bertoleransi terhadap latihan fisik yang diberikan, lemak darah dan profil lipoprotein, dan rasio lemak serta tingkat oksidasi karbohidrat. 18 Dari pernyataan diatas terlihat bahwa kemapuan aerobik hanya salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi psikologis. Meskipun demikian, kemampuan aerobik mempunyai hubungan yang positif dengan kondisi psikologis. Faktor-faktor lain yang ikut berperan adalah ras atau etnis, faktor individu yang mencakup kepercayaan diri (self efficacy), persepsi tentang arti penting berolahraga, kenikmatan dalam beraktivitas, dan sikap yang yang ditunjukkan terhadap latihan fisik. Selain itu, faktor interpersonal dan lingkungan seperti aktivitas dengan sesama teman, dukungan teman dan keluarga serta keikutsertaan dalam kegiatan atau aktivitas fisik sehari-hari juga turut mempengaruhi.19 Hal lain yang tidak bisa kita abaikan tentang adanya kesalahan, baik itu karena jumlah subyek yang tidak begitu banyak juga pengumpulan data pengujian kebugaran jasmani dengan tes lari sejauh 1,5 km yang kurang akurat dibandingkan tes treadmill dan ergometer.5

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

xxxi

V.1

Kesimpulan Nilai rata-rata VO2maks siswa SMU Negeri 1 Prabumulih yang diteliti sebesar 45,6 ml/kg/menit dan sebagian besar termasuk ke dalam kriteria baik (46,67%). Hampir sebagian besar siswa SMU Negeri 1 Prabumulih terindikasikan mengalami problem stress, yaitu sebanyak 43,3% dan sebanyak 5% terindikasi distress. Kemampuan aerobik siswa SMU Negeri 1 Prabumulih dan kondisi psikologisnya tidak menunjukkan suatu hubungan yang bermakna. Lemahnya hubungan antara kemampuan aerobik dan kondisi psikologis menunjukkan bahwa kemampuan aerobik yang baik belum cukup untuk menentukan kondisi psikologisnya. Ada faktor-faktor lain yang mungkin lebih berperan terhadap kemampuan aerobik, misalnya distribusi lemak dan otot-otot serta faktor individu seperti kepercayaan diri, kenikmatan dalam beraktivitas, sikap, faktor interpersonal dan lingkungan seperti aktivitas fisik yang sering dilakukan dengan sesama teman, dukungan teman dan keluarga.

V.2

Saran Kebugaran jasmani pada sebagian besar siswa harus dipertahankan dan perlu suatu program pembinaan kebugaran jasmani yang berkelanjutan. Dari penilaian kondisi psikologis diketahui kelompok dengan frekuensi terbesar adalah kelompok yang terindikasi stress. Untuk itu perlu upaya yang terpadu dari pihak sekolah dengan memberikan perhatian pada para siswa dalam perkembangan kondisi psikologisnya di sekolah. Latihan fisik seperti senam aerobik, lari, jalan, renang dan bersepeda memiliki hubungan yang positif dengan kondisi psikologis. Latihan fisik semacam ini diperlukan dalam rangka memelihara sekaligus meningkatkan kemampuan aerobik.

xxxii

Perlu upaya menyeluruh untuk meningkatkan kondisi psikologis yang lebih baik, misalnya dengan meningkatkan hubungan interpersonal dan lingkungan.

Perlu penelitian terpadu lebih lanjut untuk mencari faktor-faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap kondisi psikologis, terutama pada masa adolesensi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan. Petunjuk Teknis Kesehatan Olahraga. Depkes Republik Indonesia, Jakarta; 1985

xxxiii

2. 3. 4. 5. 6.

Anonymus Exercise as Stress Management Modality. http://www.imt.net/randolfi/exercisebib.html Chirico,M. Psychosocial Problems in Adolescence . http://inside.bard.edu/academic/speciapproj/darling/#chirico Ganong, FW. Review of Medical Physiology. 10th edition, Large Medical Publications, California; 1981 Nieman, DC. Fitness and Sport Medicine An Introduction. Bull Publishing Company, Palo Alto, California; 1990 Badan Litbangkes Republik Indonesia. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Kesegaran Jasmani Warga Kebon Manggis, Jakarta timur, Umur 2039 tahun. 1998, edisi 27. Buletin Penelitian Kesehatan, Jakarta; 2000

7.

Yusuf, LM.CatatanKuliah Pengantar Ilmu Kedokteran Jiwa. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Palembang; 2004

8. 9.

Staf Pengajar IKA FK-UI. Buku kuliah IKA I Jakarta; 1998

cetakan 8. InfoMedika.

Anonymus. Memahami Aspek-Aspek Penting Perkembangan Remaja. http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp2.mid=7&d=1038055& kat_id 1=232 & kat_id 2=236

10.

Yusuf, LM.Catatan Kuliah Perkembangan Kepribadian. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Palembang; 2004

11.

Irfannuddin. Indeks Masa Tubuh, Kadar Hemoglobin Darah dan Hubungannya dengan Kebugaran Jasmani Petinju Amatir di Kodya Palembang. Unpublished Thesis. Bagian Fisiologi dan Fisika Medik Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya,Palembang; 1999

12. 13.

Guyton et.al. Textbook oh Medical Physiology. W.B Saunders Company, Philadelphia, Pennsylvania; 1996 Patti & Warren Finke. Aerobic Capacity. http://www.teamoregon.com/publications/ vo2max.html

xxxiv

14. 15. 16. 17.

Anonymus. Aerobic Exercise.http://www.medislim.org/ index.html Anonymus. Anonymus. Physical The Activity Fundamental to Preventing Disease. http:/aspe.os.dhhs.gov/health/reports/physicalactivity/pdf endorphin Story. http://niazi.com/ index.html,http://niazi.com/endorphins/ endorphin-story.html Irfannudin.Berbagai Ukuran Antropometri dan Lingkup Gerak sendi yang Mempengaruhi Hasil V-sit And Reach Test, Modified Sit and Reach Test, dan Modified Back Saver Sit and Reach Test Pada Anak-anak PraPubertas.Unpublished Thesis. Bagian Fisiologi dan Fisika Medik Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Palembang; 2004

18.

Baranaski T. The Guidelines for School and Community Programs to Promote Life Long Physical Activity Among Young People. http://www.cdc.gov/epo/mmwr/preview/mmwr.html

19. 20. 21.

Pargazi R, Corbin C. Factors Influencing Physical Fitness in Children and adolescent. http://www.cooperinst.org/shopping/web fitness.html Perhimpunan Pembina Kesehatan Olahraga Republik Indonesia (PPKORI). Materi Penataran Kesehatan Olahraga, Jakarta; 1999 Praktiknya, AW. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta; 2003

Lampiran 1. Informed Consent SURAT PERMOHONAN IZIN

xxxv

Prabumulih, Kepada Yth, Bapak/ibu Orang tua/Wali Di tempat Dengan Hormat,

2005

Bersama ini diberitahukan bahwa kami akan melaksanakan penelitian mengenai hubungan antara kemampuan aerobik dengan kondisi psikologis anak-anak laki-laki berusia 15-17 tahun. Sehubungan dengan itu, kami memohon izin kepada Bapak/Ibu terlampir. Demikianlah, atas perhatian dan izin yang diberikan kami ucapkan terima kasih. Hormat kami, Koordinator penelitian untuk membolehkan anak/walinya untuk ikut serta menjadi subjek/naracoba penelitian ini. Maksud/tujuan penelitian dan rincian pemeriksaan

Harry Wahyudhy Utama

PENJELASAN TENTANG PENELITIAN Judul Penelitian:

xxxvi

Hubungan antara Kemampuan Aerobik dengan Kondisi Psikologis Pada Pelajar LakiLaki SMU Negeri 1 Prabumulih Tujuan: 1. Mengetahui Kemampuan Aerobik anak-anak yang menjadi naracoba 2. Mengetahui Kondisi Psikologis anak-anak yang menjadi naracoba 3. Mengetahui hubungan antara kemampuan aerobik terhadap kondisi psikologis anak-anak yang menjadi naracoba. Manfaat: Penelitian ini akan memberikan informasi mengenai status psikologis dan kemampuan aerobik dari anak-anak yang menjadi naracoba. Rincian Pemeriksaan: 1. Mengukur Kondisi psikologis 2. Mengukur Kemampuan Aerobik

SURAT PERSETUJUAN

xxxvii

Setelah mendapat penjelasan secara lisan/tertulis dari peneliti, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Umur : adalah orangtua kandung/ wali / tiri dari: Nama : Umur : Dengan ini menyatakan setuju bila anak kandung/ tiri/ wali saya tersebut menjadi subjek penelitian. Persetujuan ini saya buat secara sukarela, dan bila nanti diperlukan atau oleh karena alasan apapun, saya berhak untuk mencabut persetujuan ini. Prabumulih, 2005

______________________

Lampiran 2. Screening Test Kuesioner

xxxviii

Nama Tempat dan tanggal lahir Berat Badan Tinggi Badan

: : : :

1. Berapa usia anda sekarang? a. <15 tahun b. 15-17 tahun c. >17 tahun 2. Apakah saudara sekarang sedang mengikuti suatu olahraga khusus dengan seorang pelatih dan secara rutin? a. Ya b. Tidak Untuk no.3 dan no.4, dijawab dengan memberi tanda ( ). 3.Apakah saudara pernah dan sering mengalami keadaan sbb: ( ) sakit jantung ( ) asma ( ) kejang ( ) kram otot ( ) tidak semuanya 4.Apakah saudara termasuk dalam keadaan di bawah ini: ( ) anak tunggal ( ) anak laki-laki satu-satunya ( ) anak bungsu ( ) memiliki anggota keluarga yang mempunyai gangguan kejiwaan ( ) tidak semuanya Keterangan: Sampel masuk kriteria inklusi bila menjawab "b" untuk no 1 dan menjawab tidak untuk semua pertanyaan dibawahnya. Pemeriksaan fisik Nadi : Tekanan darah: Suhu tubuh : Keterangan: masuk kriteria inklusi bila tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan fisik Lampiran 3. General Well Being Scale dan pengelompokan VO2maks

xxxix

a. General Well Being Scale 1. Bagaimana perasaan anda secara umum? 5( 4( 3( 2( 1( 0( 2. ) dalam semangat yang sangat sempurna ) dalam semangat yang sangat baik ) semangat saya sebagian besar cukup baik ) semangat saya naik turun ) semangat saya sebagian besar cukup turun ) semangat saya sangat turun

Apakah anda pernah terganggu dengan rasa gelisah anda? 0( 1( 2( 3( 4( 5( ) sangat sekali, sehingga saya sulit sekali melakukan pekerjaan dan melakukan sesuatu ) sangat ) cukup sering ) beberapa sudah cukup untuk mengganggu saya ) sedikit ) tidak sama sekali

3.

Pernahkah saudara berada dalam perasaan yang kuat terhadap pikiran, sikap emosi dan perasaan anda? 5( 4( 3( 2( 1( 0( ) Ya, semuanya ) Ya, untuk sebagian besar ) Umumnya ya ) Tidak terlalu ) Tidak dan saya terganggu ) Tidak dan saya sangat terganggu

xl

4.

Pernahkah saudara merasakan sangat sedih, patah semangat, tanpa harapan, atau memiliki sangat banyak masalah sehingga berpikiran bahwa semuanya itu sia-sia? 0( 1( 2( 3( 4( 5( ) sangat sekali, sampai saya ingin menyerah ) sangat sering ) cukup sering ) beberapa sudah cukup untuk mengganggu saya ) sedikit ) tidak sama sekali

5.

Pernahkah saudara merasa berada di bawah tekanan, stress, atau tegang? 0( 1( 2( 3( 4( 5( ) ya Lebih banyak dari yang sanggup saya tahan ) ya dengan tekanan yang cukup besar ) ya - cukup, lebih dari biasa ) ya - cukup, tapi biasa ) ya - sedikit ) tidak sama sekali

6.

Bagaimana kesenangan, kepuasan yang pernah saudara rasakan dalam kehidupan pribadi saudara? 5( 4( 3( 2( 1( 0( ) Sangat senang sekali, sehingga tidak ada yang lebih puas dan menyenangkan dari hal tersebut ) sangat senang ) cukup senang ) puas ) tidak puas ) sangat tidak puas

xli

7.

Pernahkah saudara beralasan sehingga membayangkan bahwa saudara sedang kehilangan pikiran, atau kehilangan kendali terhadap cara bertindak, cara berpikir, cara berbicara, atau memori anda? 5( 4( 3( 2( 1( 0( ) Tidak pernah sama sekali ) Hanya sedikit ) Beberapa, tetapi saya tidak begitu risau ) Beberapa, dan saya sedikit risau ) Beberapa, dan saya cukup merisaukannya ) Sering, dan saya sangat merisaukannya

8.

Pernahkah saudara merasa cemas, khawatir atau kacau? 0( 1( 2( 3( 4( 5( ) sangat sekali, sampai saya sakit atau hampir sakit ) sangat sering ) cukup sering ) beberapa, cukup untuk mengganggu saya ) sedikit ) tidak sama sekali

9.

Apakah saudara bangun pagi dengan segar ? 5( 4( 3( 2( 1( 0( ) setiap hari ) hampir setiap hari ) cukup sering ) lebih sedikitr dari separuh waktu saya ) jarang ) tidak pernah

xlii

10.

Pernahkah saudara terganggu dengan berbagai penyakit, kelainan tubuh, nyeri, atau ketakutan terhadap kesehatan saudara? 0( 1( 2( 3( 4( 5( ) setiap waktu ) hampir setiap waktu ) sering dan sewaktu-waktu ) beberapa waktu, kadang-kadang ) sedikit ) tidak pernah

11.

Apakah kehidupan keseharian anda penuh dengan hal hal yang menarik bagi anda? 5( 4( 3( 2( 1( 0( ) setiap waktu ) hampir setiap waktu ) sering dan sewaktu-waktu ) beberapa waktu, kadang-kadang ) sedikit waktu ) tidak pernah

12.

Pernahkah saudara merasa putus asa dan kecewa? 0( 1( 2( 3( 4( 5( ) setiap waktu ) sebagian besar ) sering dan sewaktu-waktu ) kadang kadang ) sedikit ) tidak pernah

xliii

13.

Pernahkah saudara merasa stabil secara emosi dan yakin terhadap diri sendiri? 5( 4( 3( 2( 1( 0( ) sepanjang waktu ) sebagian besar waktu ) sering dan sewaktu-waktu ) kadang kadang ) sedikit waktu ) tidak pernah sama sekali

14.

Pernahkah saudara merasa capek atau kelelahan teramat sangat? 0( 1( 2( 3( 4( 5( ) sepanjang waktu ) sebagian besar waktu ) sering dan sewaktu-waktu ) kadang - kadang ) sedikit waktu ) tidak pernah sama sekali

Keterangan: Untuk masing-masing dari 4 skala di bawah ini, menggambarkan perasaan saudara,lingkarilah angka-angka yang sedekat mungkin dengan perasaan saudara beberapa bulan terakhir 15. 10 16. 10 17. 10 Seberapa perhatian atau khawatir anda terhadap kesehatan saudara? tidak perhatian sama sekali 8 6 4 Seberapa santai atau tegang saudara selama ini? sangat santai 8 6 4 2 sangat tegang 0 sangat perhatian 2 0

Seberapa besar energi dan vitalitas yang saudara miliki? tidak ada energi sama sekali 8 6 4 sangat berenergi dinamis 2 0

xliv

18. 0

Seberapa depresi atau ceria anda selama ini? sangat depresi/tertekan 2 4 6 8 sangat ceria 10

setelah semua nilai telah diisi, jumlahkan semua nilai dan bandingkan dengan tabel dibawah ini Tingkatan stress Positif well-being Postif rendah Marginal Indikasi problem stress Indikasi distress Serius Berat Skor total 81-110 76-80 71-75 56-70 41-55 26-40 0-25

Sumber: Nieman, DC. Fitness and Sport Medicine An Introduction. Bull Publishing Company, Palo Alto, California; 1990

b. Pengelompokan VO2maks Nilai VO2maks >53 43-52 34-42 35-33 <24 Kategori/Kriteria Tinggi Baik Sedang Cukup Kurang

Sumber: Perhimpunan Pembina Kesehatan Olahraga Indonesia (PPKORI). Materi Penataran Kesehatan Olahraga, Jakarta, 1999.

No 1

Umur 17

Tinggi badan 164

Berat badan 47

Skala General Well Being 71

Nilai VO2maks 34.6

xlv

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49

17 17 17 17 17 17 17 17 16 17 17 17 16 16 17 17 16 16 16 16 17 15 16 15 15 16 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 17 16

175 170 170 165 176 172 165 164 170 173 165 167 172 170 169 178 171 164 161 176 170 150 158 158 168 171 172 160 172 170 180 165 160 158 156 171 173 165 170 164 161 175 165 160 161 153 162 165

56 54 62 48 70 49 50 48 50 54 46 52 68 50 51 50 48 49 49 60 50 31 40 38 48 54 51 30 48 55 70 32 50 40 36 46 54 55 50 45 48 60 45 46 64 47 50 50

65 58 67 59 61 54 60 71 78 64 59 75 71 79 87 71 74 84 68 95 55 75 71 78 72 58 76 61 75 67 54 59 71 73 63 68 74 64 72 73 62 86 73 72 70 81 56 60

50.53 49.86 43.41 52.13 40.19 34.5 45.96 43.32 51.92 44.71 51.49 45.64 39.51 52.28 44.32 57.24 45.43 43.69 59.02 52.13 52.13 36.82 36.39 52.06 31.92 59.02 46.01 39.44 33.47 48.54 44.97 52.13 33.47 36.39 32.09 40.5 46.17 40.5 58.73 41.39 59.02 61.04 37.32 57.15 49.6 41.22 57.6 43.6

xlvi

50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60

16 16 16 16 15 15 15 16 15 15 15

173 163 175 173 163 168 172 156 165 165 170

58 53 50 60 45 53 69 45 55 55 45

75 68 62 64 77 61 71 65 50 73 65

50.8 66.35 39.48 51.07 55.41 36.36 34.58 44.47 43.83 32.26 34.55

xlvii

You might also like