You are on page 1of 5

PENYALAHGUNAAN PENYERAHAN ANAK, SAKRAMEN BAPTISAN DAN PERJAMUAN KUDUS OLEH PDT.

YESAYA PARIADJI
By. Pdt. Budi Asali, M. Div

Selain Penyalahgunaan minyak urapan (Baca pembahasannya di sini : http://id.scribd.com/doc/143854524/MINYAK-URAPAN-PARIADJI-pdf), Pdt. Yesaya Pariadji juga melakukan kesalahan dalam hal upacara penyerahan anak, sakramen baptisan dan perjamuan kudus. Catatan: Gereja-gereja yang menentang baptisan anak, menggantinya dengan penyerahan anak. Ini tentu saja tidak ada dalam gereja-gereja yang pro pada baptisan anak. Saya sendiri pro pada baptisan anak, dan saya menganggap bahwa penyerahan anak tidak mempunyai dasar Kitab Suci. Penyalahgunaan yang dilakukan oleh Pdt. Yesaya Pariadji dalam hal-hal ini : 1 Perjamuan Kudus yang penuh kuasa / mujizat untuk membuktikan kuasa darah Yesus. Pdt. Drs. Yesaya Pariadji: saya diberikan pelajaran tentang Perjamuan Kudus dengan ciri-ciri penuh kuasa dan penuh mujizat untuk membuktikan kuasa Darah Yesus - Majalah Tiberias, Edisi III / Tahun I, hal 10. Tanggapan saya: Ini sama sekali menyimpang dari tujuan Perjamuan Kudus, karena 1Kor 11:23-26 berkata sebagai berikut: (23) Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, 1

mengambil roti (24) dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: Inilah tubuhKu, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku! (25) Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darahKu; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku! (26) Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. Jelas bahwa Perjamuan Kudus bertujuan untuk memperingati dan memberitakan kematian Tuhan Yesus bagi kita, bukan untuk menunjukkan kuasa darah Yesus dalam melakukan mujizat! Juga sepanjang yang saya ketahui dari Kitab Suci, darah Yesus memang mempunyai kuasa dalam mengampuni dosa kita, tetapi tidak pernah dikatakan mempunyai kuasa dalam melakukan mujizat. 2 Sakramen (Baptisan / Perjamuan Kudus) untuk melakukan kesembuhan. Pdt. Drs. Yesaya Pariadji: Jadi kenapa orang sakit bisa sembuh dengan menerima Perjamuan Kudus? Karena darahku telah diurapi dengan darah Yesus yaitu otomatis darah Yesus yang mengalir dalam tubuh kita, itulah yang menyembuhkan - Majalah Tiberias, Edisi V / 2001, hal 13. Tanggapan saya: Anggur dalam Perjamuan Kudus bukan betul-betul darah Kristus, tetapi hanya merupakan simbol dari darah Kristus. Bagaimana mungkin dengan orang minum anggur itu lalu darah Yesus betul-betul mengalir dalam tubuhnya? Setelah kenaikan Yesus ke surga, manusia Yesus (tubuh, tulang, darah) ada di surga (Kis 3:21), tidak di dunia! Sebagai Allah, Yesus memang maha ada, tetapi sebagai manusia, Ia tidak maha ada. Kis 3:21 - Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabiNya yang kudus di zaman dahulu.

Pdt. Drs. Yesaya Pariadji: Ir. Chen Ying dari Beijing, bertobat dan dibaptis. Sejak lahir tuli sebelah. Cukup dalam Nama Tuhan Yesus dan dibaptis langsung disembuhkan, langsung mendengar. Dia mencari Boksu di Tiberias untuk di baptis, sebelum kembali ke Beijing - Majalah Tiberias, Edisi II / Tahun I, hal 2. Pdt. Drs. Yesaya Pariadji: Lukas, dibebaskan daripada sakit Leukemia, setelah Penyerahan Anak dan Perjamuan Kudus - Majalah Tiberias, Edisi II / Tahun I, hal 2. Tanggapan saya: Ini aneh, belum dibaptis, tetapi hanya diserahkan, kok boleh ikut Perjamuan Kudus? Dalam Perjanjian Lama (Kel 12:44 & 48), orang yang belum disunat (sakramen 1), tidak boleh mengikuti Perjamuan Paskah (sakramen 2). Bukankah ini seharusnya juga berlaku untuk jaman Perjanjian Baru? Pdt. Drs. Yesaya Pariadji: Vicky, dinubuatkan Pdt. Pariadji dibebaskan daripada kutuk pisau operasi pada perutnya, dengan diberikan Perjamuan Kudus - Majalah Tiberias, Edisi II / Tahun I, hal 2. Tanggapan saya: Lagi-lagi lucu, mengapa pisau operasi disebut sebagai kutuk? Kelihatannya Pdt. Yesaya Pariadji menganggap bahwa penggunaan dokter dan obat merupakan dosa. Kitab Suci tidak pernah menentang penggunaan dokter dan obat. 3 Penyerahan anak memberikan kesembuhan. Pdt. Drs. Yesaya Pariadji: di waktu seorang anak menderita penyakit alergi saya buktikan bahwa anak yang alergi itu dengan Penyerahan Anak bisa disembuhkan - Majalah Tiberias, Edisi V / 2001, hal 12. 4 Baptisan yang membakar setan. Pdt. Drs. Yesaya Pariadji: Satu contoh suasana Neraka Saudara bisa lihat dalam Baptisan. ... banyak pelepasan setan-setan seperti dibakar. Ini bukti bahwa saya diajar Tuhan untuk membaptis yang benar, maka bila orang yang dibaptis berisi setan, setannya berteriak kepanasan seperti dibakar, ada juga yang lari seperti foto pada buletin setannya lompat ke atap, ada yang lari masuk pohon, 3

dan lain sebagainya. Itulah orang yang masih diikat oleh setan, waktu dibaptis setannya berteriak karena dibakar oleh Api Roh Kudus. - Majalah Tiberias, Edisi V / 2001, hal 15-16. Tanggapan saya: Jadi dalam Kitab Suci tidak ada baptisan yang benar, karena tidak pernah ada terjadi seperti itu? Bagaimana orang yang dibaptis bisa masih ada setannya? Bukankah dalam kasus baptisan dewasa hanya orang yang sudah percaya kepada Yesus yang boleh dibaptis? Bagaimana orang yang sudah percaya bisa masih ada setannya?

5 Perjamuan Kudus menyebabkan seseorang bisa mendapatkan jabatan di atas tingkatan manager, yaitu tingkatan direktur ke atas. Pdt. Drs. Yesaya Pariadji: Sesudah itu barulah Perjamuan Kudus dilaksanakan. Hamba-Nya Pdt. Yesaya Pariadji menantang peserta retret untuk maju ke depan untuk didoakan. Doa itu meliputi penyempurnaan kehidupan masa depan. Hamba-Nya menjelaskan melalui Perjamuan Kudus ada kuasa yang tiada taranya. Dengan kuasa-Nya Tuhan mampu menyiapkan anak-anak-Nya bukan hanya dalam tingkatan manager tetapi lebih dari itu yaitu tingkatan direktur ke atas. Sebab kalau Allah sudah membuka tidak ada seorangpun yang bisa menutupnya - Majalah Tiberias, Edisi V / 2001, hal 42. Tanggapan saya: Aneh juga bahwa rasul-rasul yang mengikuti Perjamuan Kudus yang dipimpin Yesus sendiri ternyata tidak menjadi manager ataupun direktur. Demikian juga dengan orang-orang kristen abad pertama yang mengikuti Perjamuan Kudus yang dipimpin oleh rasul-rasul sendiri. Mereka tidak menjadi manager / direktur, bahkan mayoritas orang-orang kristen abad pertama miskin. Kelihatannya Pdt. Yesaya Pariadji lebih sakti dari pada Yesus dan rasul-rasul sendiri! Atau, Perjamuan Kudus yang dia lakukan lebih benar dari pada Perjamuan Kudus yang dilakukan oleh Yesus maupun rasul-rasul.

6 Perjamuan Kudus menyebabkan orang yang bodoh menjadi pandai. Pdp. Dolf Mailangkay (team redaksi dari majalah Tiberias): ada seorang anak yang boleh dikatakan bodoh tetapi setelah dilayani dengan perjamuan kudus yang benar anak tersebut menjadi pandai. Dan akhirnya anak tersebut menjadi dosen di Amerika. ... otak yang pas-pasan bisa menjadi cemerlang oleh karena kuasa Perjamuan Kudus - Majalah Tiberias, Edisi V / 2001, hal 39. Tanggapan saya (untuk seluruh point 5 ini): Kitab Suci tidak pernah mengajarkan untuk mengajarkan bahwa penyerahan anak, Baptisan, ataupun Perjamuan Kudus harus dilakukan untuk menyembuhkan penyakit, untuk menaikkan jabatan seseorang, atau untuk membuat seseorang jadi pandai. Ini semua merupakan praktek / ajaran yang sama sekali tidak mempunyai dasar Kitab Suci. Ini menunjukkan bahwa Pdt. Yesaya Pariadji betul-betul tidak alkitabiah!

You might also like