You are on page 1of 7

NAMA NIM FAKULTAS/JURUSAN MATA KULIAH

: ZULFIKAR TITO ENGGARTIARSO : F1I012003 : FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK / HI 2012 : PENGANTAR ILMU POLITIK

RESUME JURNAL ORIENTASI KEBIJAKAN LUAR NEGERI DAN PERAN NASIONAL Sistem internasional adalah lingkungan tempat unit (satuan) politik internasional beroperasi. Kebijakan luar negeri menentukan beberapa lingkun yang dilakuakan negara pada kegiata politik luar negeri. Ada beberapa kondisi atau orientasi yang pada akhirnya negara melakukan beberapa aksi terkait politik dalam negeri. Terdapat pembagian gagasan kebijakan luar negeri menjadi enpat komponen dari yang umum sampai yang spesifik: 1. Orientasi kebijakan luar negeri 2. Peran nasional 3. Tujuan 4. Tindakan

Beberapa orientasi ini menentukan kebijakan-kebijakan apa saja yang akan dilakukan oleh sebuah negara. Hanya ada sedikit negara yang pada waktu tertentu menaruh perhatian pada ancaman langsung terhadap keamanan atau nilai intinya. Beberapa negara mempunyai kemampuan yang lemah bahkan tidak ada untuk mempengaruhi perilaku atau kegiatan negara lain. Sehingga sekalipun negara tersebut mempunyai perhatian yang tinggi terhadap masalah tersebut tetap saja tidak ada artinya terhadap kegiatan atau kasus negara lain. Beberapa negara juga terletak sangat terpencil dari sisi geografis sehingga kita tidak bisa mengharapkan kesadaran penduduk atau pemerintah tersebut dalam suatu kasus karena tidak ada kepentingannya dengan negara yang bersangkutan. Kadar keterlibatan suatu negara dalam berbagai bidang isu internasional paling sedikit merupakan suatu ungkapan orientasi umumnya terhadap bagian dunia lain. Tingkat keterlibatan suatu negara dalam berbagai bidang isu internasional paling sedikit merupakan suatu ungkapan orientasi umumnya terhadap bagian dunia lain. Strategi atau orientasi umum suatu bangsa jarang

pg. 1

diungkapkan dalam suatu keputusan, tetapi merupakan hasil dari serangkaian keputusan kumulatif yang diambil dalam upaya untuk menyesuaikan tujuan, nilai, dan kepentingan dengan kondisi dan karakteristik lingkungan domestik dan eksternal. Dalam mengkaji struktur kekuasaan dan pengaruh berbagai tindakan unit politik dalam politik internasional, kita dapat mengidentifikasikan ada 3 orientasi fundamental yang bisa kita kaji, yaitu:

1. Isolasi 2. Nonblok 3. Pembentukan koalisi dan aliansi

Ada banyak contoh tokoh yang mengacu pada 3 orientasi fundamental ini yang bisa dijadikan dasar bagi negara untuk bertindak. Kautilya, ahli filsafat hubungan antar negara selama masa Chandragupta di India Kuno juga mengacu orientasi fundamental ini sebagai cara untuk meningkatkan kekuasaan, memperoleh keamanan dan menjalankan kebijakan imperialisme. ISOLASI Isolasi strategi politik dan militer dinyatakan oleh tingkat keterlibatan yang rendah dalam sebagian besar bidang isu sistem, jumlah transaksi diplomatik dan upaya komersial yang rendah dengan unit politik atau masyarakat lain, dan upaya untuk menutup rapat negeri terhadap berbagai bentuk penetrasi eksternal. Menurut logika, suatu orientasi isolasionis akan diterapkan, atau dapat berhasil, paling sedikit hanya dalam suatu sistem dengan struktur kekuasaan yang tersebar secara layak, dimana ancaman militer, ekonomi atau ideology tidak mungkin ada. Isolasi hanya mungkin, apabila kekuasaan unit sentral sangat lemah sehingga tidak dapat mencapau setiap negara vassal (pengikut) secara efektif. Unit politik yang menerapkan orientasi isolasi biasanya dapat memenuhi kebutuhan sendiri secara ekonomis dan sosial. Orientasi isolasi dapat dikaitkan secara langsung dengan kehadiran ancaman yang dirasakan, apakah ancaman itu secara militer, ekonomi atau kultural. Dan karakter geografis atau ropografis negara juga mendukung adanya orientasi isolasi tersebut.

pg. 2

STRATEGI NONBLOK Secara awam, banyak kerancuan perbedaan antara kata netralitas, netralisme dan nonblok. Dalam satu dan lain hal, ketiga istilah ini adalah tipe orientasi kebijakan luar negeri yang sama dimana suatu negara tidak melibatkan kemampuan militer dan terkadang dukungan diplomatiknya pada tujuan negara lain. Netralitas mengacu pada status hukum suatu negara selama permusuhan bersenjata. Misalnya, negara netral mempunyai hak untuk tidak mengizinkan wilayahnya menjadi basis operasi militer suatu negara yang berperang. Perbedaan utama negara netral dan negara nonblok ialah bahwa negara netral memperoleh kedudukannya berdasarkan tindakan negara lain, sedangkan negara nonblok memilih orientasinya sendiri dan tidak mempunyai jaminan bahwa posisinya akan dihormati oleh negara-negara lain. Sehingga seperti yang tertuang dalam beberapa traktat netralisasi, negara netral mengikatkan dirinya sendiri untuk tidak mengizinkan pasukan-pasukan asing hadir di wilayahnya. Lalu negara nonblok. Bentuk nonblok yang paling umum dijumpai adalah dimana negara-negara ini atas prakarsa sendiri dan tanpa jaminan negara lain menolak mengikatkan diri secara militer dengan kepentingan dan tujuan daripada negara-negara lain. Peran mereka adalah independen atau berdiri secara mandiri dalam sistem sebagai suatu keseluruhan meskipun masih ada celah dimana dengan wilayah tertentu bersekutu secara militer atau ekonomi. Orientasi nonblok dapat dikaitkan dengan sejumlah pertimbangan dan tekanan dalam negeri. Beberapa unit politik sudah menerapkan orientasi ini sebagai suatu cara untuk memperoleh konsesi ekonomi yang maksimal dari kedua blok, Blok Barat dan Blok Timur. Strategi nonblok secara khusus mungkin cocok dengan kondisi internal negara-negara berkembang atau negara Dunia Ketiga. Dimana negara-negara ini adalah negara yang terjajah dahulu, dengan memakai orientasi nonblok, mereka menekankan kemerdekaan negara mereka sendiri. Lalu mereka juga memberikan kesan untuk tidak terlalu dalam berhubungan dengan bekas penjajah mereka.

pg. 3

KOALISI DIPLOMATIK DAN ALIANSI MILITER Pemerintah yang berusaha membangun koalisi diplomatic atau aliansi militer yang permanen mengasumsikan bahwa mereka sendiri tidak dapat mencapai atau mempertahankan tujuan dan kepentingan mereka serta tidak bisa menghalangi ancaman yang dirasakan negara mereka. Jadi mereka berusaha secara bersama membentuk koalisi diplomatik atau aliansi militer untuk mencapai tujuan tersebut. Strategi aliansi secara erat dihubungkan dengan kebutuhan dalam negeri. Beberapa negara yang sama-sama menghadapi masalah ekonomi yang sama mungkin dapat membentuk kelompok-kelompok perdagangan atau koalisi diplomatik yang mempertahankan solidaritas dalam isu perdagangan. Koalisi ekonomi yang paling menonjol pada masa sekarang adalah koalisi ekonomi dalam bidang perminyakan yaitu OPEC atau Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak. Persepsi umum mengenai ancaman dan sikap yang meluas mengenai ketidakamanan mungkin merupakan sumber aliansi militer yang paling sering, sedangkan sikap yang saling mengisi atau keuntungan ekonomi bersama yang mendasari koalisi ekonomi. Dasar pandangan yang sama membentuk koalisi yang dalam bidang berbeda pula. TIPE-TIPE ALIANSI Casus Foederis Pelaksanaan komitmen Integrasi kekuatan Lingkup geografis

KETEGANGAN DALAM ALIANSI Terlepas dari koordinasi dan perencanaan militerr yang buruk, ada alasan lain yang menyebabkan aliansi kurang efektif dan bahkan menghambat tujuan negara yaitu aliansi terkadang tidak kompak, saling curiga, bersitegang, tidak memiliki kepaduan politik dan ketidaksepakatan politik.

pg. 4

Faktor pertama adalah jikalau tujuan dari dua atau lebih pihak mulai berbeda. Mungkin kalau semua musuh dari negara sekutu sama, maka mereka akan mengesampingkan ketegangan atau rasa tidak percaya tersebut dan akan menjadi aliansi yang solid untuk menghadapi musuh bersama. Tetapi sekarang adalah tujuannya sudah berbeda, musuh potensial bagi negara yang satu, bukan musuh potensial bagi negara yang lainnya. Dan ini membuat masalah kerjasama dan koordinasi yang serius akan timbul dan membuat aliansi menjadi lebih formal daripada real. Faktor kedua adalah kepaduan aliansi dapat juga pecah atau terkoyak kalau suatu ancaman timbul hanya terhadap satu atau beberapa sekutu aliansi, sehingga para anggota lainnya tidak merasakan ancaman yang sama. Faktor ketiga yang dapat menyebabkan ketegangan dalam aliansi militer adalah perbedaan nilai-nilai sosial dan politik yang utama dari negara-negara sekutu. Dalam satu dan lain hal, ideologi tidak menjadi faktor utama pemersatu aliansi selama mereka menghadapi musuh bersama dan memiliki tujuan yang relatif sama. Kita bisa membuat hipotesis dari faktor ketiga seperti dalam satu kondisi dengan ancaman yang tinggi, aliansi para sekutu yang secara ideologis heterogen mungkin berpadu; tetapi karena tidak adanya musuh bersama, atau bahkan karena tingkat persepsi ancaman yang rendah, faktor ideologis akan bekerja untuk mengurangi kepaduan aliansi. Aliansi dengan ideologi campuran mungkin akan menghadapi kesalahpahaman dan kecurigaan, yang biasanya dinyatakan dalam bentuk ketidakinginan untuk berbagi rahasia militer atau mengkoordinasikan program dan kampanye militer, dan perasaan bahwa sekutu aliansi yang gagal berbuat sesuai dengan komitmen yang ada. KONSEPSI PERAN NASIONAL Semua unit politik yang merdeka dalam sistem internasional menunjukkan satu dari tiga orientasi tradisional yang sudah kita jelaskan diatas. Ketiga orientasi ini mencerminkan berbagai faktor seperti struktur sistem, persepsi ancaman, tingkat keterlibatan suatu negara, sikap radikalkonservatif dan lain-lain. Kita dapat mempertimbangkan konsepsi peran nasional sebagai

rumusan pembuat kebijakan mengenai jenis keputusan, komitmen, aturan dan tindakan umum yang sesuai dengan negara merdeka dan fungsi yang seyogianya dilaksanakan oleh negara mereka dalam berbagai lingkungan geografis.

pg. 5

Peran nasional yang umum adalah pembela regional, yaitu peran yang melindungi negara lain dalam suatu wilayah tertentu, atau mediator, yaitu peran membantu menyelesaikan konflik internasional. Seperti USA, orang-orang beranggapan bahwa pada sekitar tahun 1960-an, USA berperan sebagai polisi dunia. Meskipun hanya sedikit bukti yang menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan di USA berpikir menurut terminologi tersebut. Konsepsi peran nasional berhubungan erat dengan orientasi. Peran juga mencerminkan kecenderungan, kecemasan, dan sikap dasar terhadap dunia luar dan juga variable sistemik, geografis dan ekonomi. Namun peran lebih spesifik daripada orientasi, karena peran menunjukkan atau mengarahkan pada tindakan yang lebih khas. TIPE PERAN Salah satu studi yang didasarkan pada analisis isi pidato para pembuat kebijakan tingkat tinggi di 71 negara selama rentang tahun 1965-1967 memperlihatkan bahwa ada paling sedikit 16 tipe peran nasional yang merupakan komponen kebijakan luar negeri negara. Daftar dibawah ini disusun menurut tingkat aktivitas yang dinyatakan secara tidak langsung oleh konsepsi peran. 16 tipe peran nasional tersebut adalah: 1. Benteng Revolusi. Pembebas 2. Pemimpin Regional 3. Pelindung Regional 4. Bebas Aktif 5. Pendukung Pembebasan 6. Agen Antiimperialis 7. Pembela Kepercayaan 8. Mediator-Pemersatu 9. Kolaborator Subsistem Regional 10. Pembangun 11. Jembatan 12. Sekutu Yang Setia 13. Merdeka 14. Teladan

pg. 6

15. Pembangunan Dalam Negeri 16. Konsepsi Peran Lain

Kesimpulan pertama mengenai konsepsi peran nasional dan kebijakan luar negeri ialah bahwa kebanyakan pemerintah dan semua yang sangat terlibat dalam masalah internasional, secara simultan memenadang diri mereka sebagai pelaksana dari beberapa peran yang telah disebutkan diatas dalam perangkat hubungan yang berbeda. RINGKASAN Hubungan unit-unit nasional dengan sistem internasional dengan negara lain tidak dapat dipahami secara memadai hanya dilihat dari segi tindakan; seperti mengirimkan nota atau sekedar menyatakan perang. Tiga orientasi utama telah diamati secara berulang sepanjang sejarah: isolasi, nonblok dan pembentukan koalisi. Tentu saja terdapat beberapa variasi dari masing-masing tipe orientasi tersebut. Tetapi pada pokoknya ketiga orientasi adalah strategi yang melibatkan pembuatan atau penolakan komitmen dengan negara-negara lain. Peran nasional menggambarkan secara garis besar fungsi dan tugas yang harus dilaksanakan negara dalam berbagai konteks internasional. Jadi peran nasional merupakan garis pedoman untuk bertindak bila timbul situasi khusus dalam lingkungan. Peran nasional juga mencerminkan tujuan yang umum dan yang khusus yang ingin dicapai pemerintah secara regional atau internasional sebagai suatu keseluruhan.

pg. 7

You might also like