You are on page 1of 5

PEMBAHASAN Agar khasiat dan stabilitas dari suatu ekstrak terjamin, maka perlu dipenuhi suatu standar mutu

produk/ bahan ekstrak, hal ini tidak terlepas dari pengendalian proses, yang artinya bahwa proses yang terstandar dapat menjamin produk yang terstandar mutunya. Dengan adanya bahan baku terstandar dan proses yang terkendali, maka akan diperoleh produk atau bahan ekstrak yang mutunya terstandar. Untuk mendapatkan produk yang terjamin mutunya, dilakukan standardisasi ekstrak yang mengacu pada parameter spesifik dan parameter non spesifik. Parameter spesifik meliputi identitas, organoleptic, dan senyawa terlarut dalam pelarut tertentu. Parameter non spesifik meliputi susut pengeringan dan bobot jenis, kadar air, kadar abu, cemaran mikroba, cemaran pestisida, dan cemaran logam berat. Namun pada praktikum ini hanya dilakukan parameter spesifik yang meliputi: identitas dan organoleptic dan parameter non spesifik meliputi: susut pengeringan, penentuan kadar air, dan bobot jenis. Parameter Spesifik 1. Identitas Identitas dari ekstrak adalah sebagai berikut: Nama ekstrak Nama Latin : Ekstrak Metanol Kunyit (Curcuma longa) : Curcuma longa

Bagian tumbuhan yang digunakan : Rimpang Senyawa Identitas : Curcumin

2. Organoleptik Pada pemeriksaan organoleptic meliputi bentuk, warna, rasa dan bau. Organoleptik dari ekstrak methanol kunyit yaitu berupa cairan kental yang berwarna merah kecokelatan, dengan bau aromatic yang khas. Parameter organoleptik ini termasuk parameter spesifik yang ditentukan dengan menggunakan panca indera dan bertujuan untuk pengenalan awal yang sederhana dan subjektif.

Parameter Non-Spesifik 1. Penentuan Susut Pengeringan Susut pengeringan menunjukkan banyaknya bagian zat yang mudah menguap termasuk air yang menghilang selama proses pemanasan. Untuk menentukan susut pengeringan dari suatu sampel barupa ekstrak dilakukan dengan cara kecuali dinyatakan lain dengan pengeringan, yang dilakukan pada suhu 105O selama 30 menit atau hingga bobot konstan. Susut pengeringan dinyatakan dalam satuan persen. Pada praktikum yang kami lakukan, untuk menentukan susut penmgeringan mula-mula oven terlebih dahulu botol timbang kosong di dalam oven pada suhu 105C selama 30 menit, kemudian timbang dalam keadaan kosong (Ao atau a), selanjutnya timbang sampel (b),dan timbang cawan beserta sampel sebagai pembanding dengan hasil pemanasan untuk melihat apakah sampel sudah konstan atau belum. Selanjutnya panaskan cawan berisi sampel tadi di dalam oven suhu 105C selama 30 menit dan timbang, karena masih terjadi perubahan bobot sampel yang cukup berarti, maka dilakukan kembali pemanasan di dalam oven suhu 105 C selama 10 menit,dan diperoleh sangat sedikit perubahan bobot sampel yang tidak berarti maka kami anggap sudah konstan. Dari hasil pengukuran susut pengeringan ekstrak kunyit kami diperoleh hasil sebagai berikut :
A1 A0 B = bobot cawan + sampel setelah pemanasan = Bobot cawan kosong = bobot sampel awal

Jika digunakan perhitungan diatas maka yang diperoleh adalah hasil sisa pengeringan, bukan susut. Untuk menghitung susut pengeringan dapat digunakan perhitungan berikut ini :

a b c

= Bobot cawan kosong = Bobot sampel = Bobot cawan + sampel setelah pengeringan

Dari hasil perhitungan tersebut menunjukkan besarnya persentasi susut pengeringan sebanyak 2.1869%, ini menunjukkan bahwa zat dan air yang hilang selama proses pengeringan sebanyak 2.1869% dari bobot awal. 2. Kadar Abu (bagian kamu kliss.. ) 3. Bobot Jenis Parameter bobot jenis merupakan massa per satuan volume pada suhu kamar tertentu (25 oC). Tujuan dilakukan penentuan bobot jenis adalah memberikan batasan tentang besarnya massa per satuan volume yang merupakan parameter khusus ekstrak cair sampai ekstrak kental yang masih dapat dituang. Bobot jenis dari suatu ekstrak dihitung dengan membandingkan kerapatan ekstrak dengan kerapatan air. Perhitungan bobot jenis dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Dimana W0 adalah bobot piknometer kosong; W1 adalah bobot piknometer + air; dan W3 adalah bobot piknometer + ekstrak. Penentuan bobot jenis ekstrak dihitung dengan menggunakan piknometer. Ekstrak yang digunakan adalah ekstrak yang telah diencerkan 5% dan 10% dengan menggunakan methanol sebagai pelarut.Pentuan dilakukan dengan menimbang piknometer kosong terlebih dahulu. Kemudian piknometer diisi dengan aquadest, dikeringkan bagian luar, dan kemudian

diimbang. Aquadest dari piknometer tersebut dikeluarkan isinya dan dikeringkan dengan mencuci piknometer menggunakan methanol agar mudah kering. Setelah kering, piknometer tersebut ditambahkan ekstrak kunyit 5% dengan pelarut methanol dan diisikan ke piknometer yang telah kering sebelumnya. Piknometer dengan ekstrak ditimbang dan dilakukan perhitungan dengan rumus diatas agar mendapatkan bobot jenis piknometer. Penentuan bobot jenis dari ekstrak 10% diberi perlakuan yang sama dengan ekstrak 5%. Berdasarkan perhitungan, didapatkan bobot jenis dari ekstrak cair 5% adalah 0.82121 gram/ml dan ekstrak cair 10% adalah 0.82462 gram/ml. Perbedaan kedua bobot jenis (ekstrak 5% dan 10%) menandakan terdapat perbedaan kandungan dari kedua konsentrasi dimana ekstrak 10% lebih berat dan lebih banyak mengandung senyawa dibandingkan dengan ekstrak 5%.

Daftar Pustaka Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tanaman Obat Edisi I, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Direktorat Pengawasan Obat Tradisional, Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1980) Materia Medika Indonesia Jilid IV. Harbone J.B, (1987). Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan, Cetakan II, diterjemahkan oleh K, Pandiwinata dan I, Soediro, Penerbit ITB Bandung Soetarno S., dan I., Soediro (1997) Standardisasi Mutu Simplisia dan Ekstrak Bahan Obat Tradisional, Presidium Temu Ilmiah Bidang Farmasi

You might also like