You are on page 1of 13

PRE PLANNING KEGIATAN KEPERAWATAN KOMUNITAS SENAM LANSIA DAN PEMERIKSAAN FISIK LANSIA RW III KELURAHAN GUNTUNG PAIKAT

BANJARBARU

I. LATAR BELAKANG Salah satu isu kependudukan yang mulai menghangat pada dekade terakhir ini adalah peningkatan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di beberapa negara di dunia dan khususnya di Indonesia. Turunnya tingkat fertilitas dan tingkat kematian akan menghasilkan perubahan fundamental terhadap struktur umur sebagian besar masyarakat dan dapat menambah proporsi dan jumlah penduduk usia tua, termasuk meningkatnya jumlah penduduk usia sangat tua (oldold). Pada tahun 1950, di Asia terdapat 55 juta laki-laki dan perempuan yang berusia 65 tahun ke atas. Sedangkan pada tahun 2000, jumlahnya meningkat menjadi 207 juta, dan menurut proyeksi jumlah tersebut akan meningkat lagi pada tahun 2050 menjadi 865 juta orang atau sekitar 20 persen dari penduduk dewasa (Cicih cit BKKBN, 2000). Indonesia sebagai salah satu negara di Asia mengalami peningkatan penduduk lansia (60 tahun ke atas) yang cukup pesat. Dalam kurun waktu sekitar 50 tahun peningkatannya sudah mencapai tiga kali lipat. Menurut data BPS (1998), jumlah lansia (60 tahun ke atas) di Indonesia pada tahun 1971 sekitar 4,9 persen dari jumlah penduduk, sedangkan pada tahun 1990 sekitar 6,7 persen, kemudian meningkat menjadi 7,6 persen pada tahun 2000. pada tahun 2020 diperkirakan lansia mencapai 11,4 persen dari total penduduk atau sekitar 32 juta jiwa. Lansia merupakan suatu proses alami yang tidak dapat dihindari oleh setiap manusia. Kemampuan untuk beraktifitas, baik sosial maupun ekonomi akan mengalami penurunan. Dengan demikian, definisi penduduk lanisia ditentukan oleh 3 (tiga) aspek, yaitu aspek biologi, ekonomi, dan sosial. Secara biologi penduduk lansia adalah penduduk yang telah mengalami proses penuaan dan menurunnya daya tahan fisik sehingga rentan terhadap penyakit. Secara ekonomi, penduduk lansia dipandang sebagai beban terhadap perekonomian. Sedangkan

secara sosial, penduduk lansia sebagai satu kelompok sosial tersendiri (BKKBN, 2000). Pada usia lanjut telah terjadi kemunduran fisik pada organ tubuh. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tetap sehat di usia lanjut yaitu dengan memperhatikan faktor gizi dan olahraga. Dengan semakin meningkatnya usia maka sudah jelas kesegaran jasmani akan turun. Penurunan kemampuan akan semakin terlihat setelah umur 40 tahun, sehingga saat usia lanjut kemampuan akan turun antara 30-50%. Oleh karena itu, bila para usia lanjut ingin beolahraga harus memilih sesuai dengan umur kelompoknya, dan kemungkinan adanya penyakit. Olahraga usia lanjut perlu diberikan dengan berbagai patokan, antara lain beban ringan atau sedang, waktu relatif lama, bersifat aerobik dan atau kalistenik, tidak kompetitif/bertanding (www.bkkbn.co.id., 2006). Dari beberapa uraian di atas maka telah dijelaskan bahwa program pembinaan kesehatan lanjut usia sangat dibutuhkan. Posyandu atau pos pelayanan terpadu yang merupakan program Puskesmas melalui kegiatan peran serta masyarakat telah berupaya untuk melaksanakan program pembinaan kesehatan lanjut usia. Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa pendidikan profesi Ners PSIK FK UNLAM di RW 3 Kelurahan Guntung Paikat tanggal 17-30 Oktober 2012 dihasilkan jumlah lansia orang. Oleh karena kondisi lansia yang mengalami penurunan kesehatan dan mudah mengalami cedera sehingga perlu mendapatkan pengawasan kesehatan yang rutin yaitu diberikan dalam kegiatan senam lansia dan pemeriksaan fisik. Berdasarkan hasil musyawarah warga RW 3 Kelurahan Guntung Paikat pada tanggal disepakati bahwa perlu diadakannya kegiatan yang difokuskan kepada kaum lanjut usia dengan pengaktifan kembali posyandu lansia yang didalamnya terdapat berbagai kegiatan, diantaranya senam lansia dan pemeriksaan fisik lansia. Dengan pengaktifan kembali posyandu lansia diharapkan derajat kesehatan lansia meningkatdan dapat terwujud tujuan pembangunan Indonesia.

II. NAMA KEGIATAN Senam lansia dan pemeriksaan fisik lansia RW 3 kelurahan Guntung Paikat

III. TUJUAN Tujuan Umum Meningkatkan derajat kesehatan lansia di RW 3 kelurahan Guntung Paikat

Tujuan Khusus Setelah dilakukan Kegiatan Senam lansia dan pemeriksaan fisik lansia, para lansia mampu : a. Mampu mengikuti kegiatan senam lansia yang diadakan. b. Mampu mengikuti pemeriksaan fisik yang diadakan

IV. KONSEP ACARA: Persiapan Persiapan acara dilakukan dengan membuat pre planning kegiatan Senam Lansia dan Pemeriksaan fisik lansia, serta menyiapkan

selebaran/undangan. Pre planning kemudian dikonsultasikan kepada CI akademik dan CI Lahan. Mahasiswa melakukan koordinasi dengan pihak puskesmas dalam penyelenggaraan senam lansia dan pemeriksaan fisik sebagai bagian kegiatan pengaktifan kembali posyandu lansia. Berkoordinasi dengan kader posyandu serta tokoh masyarakat tentang tempat kegiatan. Mempersiapkan media dan alat seperti kaset dan tape
recorder, Tensimeter, serta Stetoscope.

Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan senam lansia dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Pendaftaran b. Lansia di arahkan untuk berbaris di lapangan c. Senam dipimpin oleh instruktur senam, beberapa panitia ikut mendampingi lansia selama senam berlangsung d. Gerakan senam terlampir e. Lansia dianjurkan istirahat setelah senam

Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan fisik lansia dilakukan dengan menggunakan sistem 3 meja yaitu: a. Meja I: pemeriksaan tekanan darah, anamnesa b. Meja II : Pemeriksaan fisik oleh dokter atau petugas kesehatan sebagai tindak lanjut pemeriksaan sebelumnya. c. pengambilan obat

Strategi antisipasi 1. Bila ada lansia tidak mampu melakukan gerakan, maka dibantu sesuai dengan batas optimal gerakan lansia. 2. Apabila ada lansia yang tekanan darah tinggi, menderita rematik, jantung, asma, DM, perlu mendapkan pengawasan secara khusus. 3. Bilamana ada lansia yang lelah ditengah kegiatan senam, dianjurkan untuk istirahat. 4. Menganjurkan dan mengarahkan kepada lansia untuk melakukan pemiriksaan fisik sesuai urutan meja pemeriksaan.

Rencana Tindak Lanjut Mengarahkan adanya kader dari masyarakat untuk terlaksananya kegiatan secara kontinyu. Memotivasi para lansia agar terus ikut dalam kegiatan senam lansia maupun pemeriksaan fisik. Berkoordinasi dengan pihak puskesmas dalam berlangsungnya kegiatan terutama pengaktifan kembali posyandu lansia dengan berbagai kegiatan di dalamnya.

V. STRATEGI KEGIATAN Peserta Peserta merupakan lansia yang tinggal di RW 3 kelurahan Guntung Paikat Waktu dan Tempat Hari/tanggal Waktu Tempat : 24 November 2012 : 08.00- selesai : Posyandu Lansia dan Lapangan di depan Posyandu Lansia

RT 04 RW 03 Kelurahan Guntung Paikat

Susunan Acara

No 1. Senam

Tahap

Kegiatan Senam Lansia

(30 menit)

Pemberian Tambahan snack

Makanan (PMT) atau

Memberikan snack (jika ada)

Pemerikasaan umum (5 menit)

Kesehatan

Pengukuran Tekanan Darah

4.

Pemeriksaan dokter kesehatan tindak lanjut sebelumnya (10 menit) atau

fisik

oleh

Adanya pengobatan

petugas sebagai

pemeriksaan

Cara Pendekatan Pendekatan dilakukan dengan memperkenalkan diri ke masyarakat serta ikut serta dalam setiap kegiatan warga seperti yasinan. Membagikan selebaran kegiatan berisi penjelasan kepada keluarga dan lansia mengenai kegiatan, dan menganjurkan lansia untuk berhadir. Menggunakan metode jemput bola untuk lansia yang mungkin memiliki kendala untuk berhadir secara mandiri.

Susunan Kepanitiaan PJ Kegiatan PJ Acara PJ Perlengkapan PJ Transportasi : Raudhatul Jannah :Meti Agustini : Herry Setiawan : Budi Setiawan

PJ Humas/publikasi : Fatimatuzzahrah PJ Konsumsi PJ Dokumentasi : Dewi Irianti : Rizani Pahmi

Anggaran Dana Selebaran/publikasi Cat Jumlah : Rp. 30.000,: Rp. 50.000,: Rp. 80.000,-

VI. EVALUASI Evaluasi struktur

Menyiapkan pre planning 1 minggu sebelum kegiatan dan dilakukan konsultasi preplanning

Waktu pelaksanaan Kegiatan Senam Lansia dan Pemeriksaan Fisik Lansia telah disepakati dan ditetapkan (24 November 2012, pukul 08.00 WITA )

Tempat dan perlengkapan acara telah dipersiapkan 1 hari sebelum Kegiatan Senam Lansia dan Pemeriksaan Fisik Lansia.

Telah terbentuk panitia penyelenggara 4 hari sebelum Kegiatan Senam Lansia dan Pemeriksaan Fisik Lansia.

Koordinasi dengan pihak terkait, yaitu RT, RW, dan petugas kesehatan puskesmas 1 minggu sebelum kegiatan Senam Lansia dan Pemeriksaan Fisik Lansia.

Evaluasi proses

Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan lokasi waktu yang telah ditentukan Instruktur Senam memimpin kegiatan senam lansia.

Lansia mengikuti kegiatan senam dengan aktif dan koperatif Pemeriksa melakukan pemeriksaan kesehatan, bekerjasama dengan kader serta petugas kesehatan

Evaluasi hasil

Terbina hubungan saling percaya dengan para lansia RW 3 25 orang lansia hadir 75% lansia yang hadir mampu mempraktekan gerakan senam 90% lansia yang hadir memeriksakan kesehatannya

TINJAUAN PUSTAKA

LANJUT USIA (LANSIA) 1. Definisi Batasan lansia (lanjut usia) menurut WHO meliputi, usia pertengahan (middle age) yaitu usia antara 45 sampai 59 tahun, lanjut usia (eldery) yaitu usia antara 60 sampai 74 tahun, lanjut usia tua (old) yaitu usia antara 76 sampai 90 tahun, dan usia sangat tua (very old) yaitu usia diatas 90 tahun (Depkes, 2002).

2. Perubahan yang dialami lansia Perubahan pada lansia meliputi dan kehidupan fisik perubahan seksual. fisik-biologis/jasmani, Perubahan fisik-

mental-emosional/jiwa,

biologis/jasmani meliputi: 1) kekuatan

secara menyeluruh dirasakan

berkurang, merasa cepat capek dan stamina menurun, 2) sikap badan yang semula tegap menjadi membongkok, otot-otot mengecil, hipotrofis, terutama di bagian dada dan lengan, 3) kulit mengerut dan menjadi keriput, garis-garis pada wajah di kening dan sudut mata, 4) rambut memutih dan pertumbuhan berkurang, 5) gigi mulai rontok, 6) perubahan pada mata : pandangan dekat berkurang, adaptasi gelap melambat, lingkaran putih pada kornea dan lensa menjadi keruh, 7) pendengaran, daya cium, dan perasa mulut menurun, dan 8) pengapuran pada tulang rawan, seperti tulang dada sehingga menjadi kaku dan sulit bernafas. Sedangkan perubahan mental-emosional/jiwa meliputi: 1) daya ingat menurun, terutama peristiwa yang baru saja terjadi, 2) sering lupa/ pikun; sering sangat mengganggu dalam pergaulan dengan lupa nama orang, 3) emosi berubah, sering marah-marah, rasa harga diri tinggi, dan mudah rongga dada

tersinggung. (Bustan, 2000).

3. Masalah pada lansia Masalah-masalah pada lansia antara lain, mudah jatuh, mudah lelah, kekacauan mental akut, nyeri dada, sesak nafas pada waktu melakukan kerja fisik, berdeba-debar, pembengkakan kaki bagian bawah, nyeri punggung bawah

atau pinggang, nyeri pada sendi pinggul, berat badan menurun, mengompol, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan tidur, keluhan

pusing, keluhan dingin dan kesemutan, serta mudah gatal. (Bandiyah, 2009)

4. Penyakit yang menonjol pada lansia Penyakit yang menonjol pada lansia yaitu: 1) gangguan pembuluh darah : dari hipertensi sampai stroke, 2) gangguan metabolik ; DM, 3) gangguan persendian: artrirtis, sakit punggung, dan terjatuh, 4) gangguan sosial : kurang penyesuaian diri dan merasa tidak punya fungsi lagi. (Nugroho, 2000)

5. Pemeliharaan kesehatan Secara umum tindakan-tindakan pencegahan praktis yang kiranya dapat dijalankan adalah sebagai berikut: 1) hindari berat badan yang terlalu berat, 2) kurangi makan dan memilih makanan yang sesuai, 3) olahraga teratur, 4) menghindari penyakit jantung iskemik: merokok, 5) menghindari timbulnya kecelakaan, 6) tindakan mengisi kehidupan,7) mempersiapkan pensiun, 8) melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. ( Setiabudhi & Hardywinoto, 2005)

SENAM LANSIA

1. Definisi Senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud meningkatkan tersebut. (Santosa, 2010) kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan

2. Manfaat olahraga a. Perbaikan serta terpeliharanya kesegaran jantung dan sistem

pernafasannya b. Perbaikan serta terpeliharanya otot, daya tahan dan kelenturannya. c. Pengaturan metabolism serta kenaikan berat badannya dapat terkendali d. Tekanan darahnya dapat bertahan stabil. e. Mencegah terjadinya kehilangan massa tulang. f. Turunnya kadar lemak dalam dara, sehingga dapat mengurangi

kemungkinan timbulnya serangan penyakit jantung g. Dapat memperbaiki kesehatan kepercayaan diri h. Pembuluh menyempit. i. Dapat terpeliharanya bahkan dapat terjadi perbaikan dari pengambilan oksigen secara maksimal. j. Lebih terpeliharanya gula darah dan lain-lain (Margatan, 2000) darahnya lebih elastis, tidak cepat menebal atau jiwanya, serta dapat memperbaiki

3. Gerakan senam lansia Latihan senam dilakukan secara bertahap. Pada awal latihan setiap gerakan dilakukan 2-3 kali. Bila sudah lancar dapat ditingkatkan menjadi 8-10 kali untuk setiap gerakan. a. Latihan kepala dan leher 1) Putar kepala ke samping kiri, kemudian ke kanan, sambil melihat ke bahu

10

2) Miringkan kepala ke bahu sebelah kanan, lalu ke kiri b. Latihan bahu dan lengan 1) Angkat kedua bahu ke atas mendekati telinga, kemudian turunkan kembali perlahan-lahan 2) Tepukkan kedua telapak tangan dan regangkan lengan ke depan setinggi bahu. Pertahankan bahu tetap lurus dan kedua tangan bertepuk kemudian angkat lengan ke atas kepala 3) Dengan satu tangan menyentuh bagian belakang dan leher, raihlah punggung sejauh mungkin yang dapat dicapai. 4) Letakkan sedapatnya c. Latihan tangan 1) Letakkan telapak tangan tertelungkup di atas meja. Lebarkan jari-jari dan tekan ke meja. 2) Balikkan telapak tangan. Tarik ibu jari sampai menyentuh jari kelingking, kemudian tarik kembali. Lanjutkan dengan menyentuh tiap-tiap jari. 3) Kepalkan tangan sekuatnya kemudian regangkan jari-jari selurus mungkin. d. Latihan punggung 1) Dengan tangan disamping, bengkokkan badan ke satu kemudian ke sisi yang lain. 2) Letakkan tangan di pinggang dan tahan kedua kaki, putar tubuh dengan melihat bahu ke kiri lalu ke kanan. 3) Posisi tidur terlentang dengan lutut dilipat dan telapak kaki datar pada tempat tidur. Regangkan kedua lengan ke samping. Tahan bahu pada tempatnya dan jatuhkan kedua lutut ke samping kiri dan kanan. 4) Tepukkan kedua tangan ke belakang kemudian regangkan kedua bahu ke belakang. e. Latihan paha dan kaki sisi tangan di pinggang, kemudian coba meraih ke atas

11

1) Latihan ini dapat dilakukan dengan berdiri tegak atau dengan posisi tidur. Lipat satu lutut sampai dada, lalu kembali lagi. 2) Bergantian dengan yang lain. 3) Regangkan kaki ke samping sejauh mungkin kembali lagi. 4) Kerjakan satu per satu. 5) Duduklah dengan satu kaki lurus ke depan. Usahakan lutut tidak bengkok. 6) Pertahankan kemudian kaki tetap lurus tanpa kaki membengkokkan kea rah badan lutut, dan

tarik/tegangkan

telapak

kemudian lepaskan kembali. 7) Tekuk dan regangkan jari-jari kaki tanpa menggerakkan/

membengkokkan lutut. 8) Pertahankan lutut tetap lurus, putar telapak kaki ke dalam sehingga permukaannya saling bertemu, kemudian kembali ke posisi semula f. Latihan muka 1) Kerutkan muka sedapatnya, kemudian tarik alis mata ke atas 2) Tutup kedua mata kuat-kuat, kemudian buka lebar-lebar. 3) Kembungkan pipi semampunya, kemudian hisap ke dalam 4) Tarik bibir ke belakang sedapatnya, kemudian ciutkan dan bersiul. (Depkes, 2004) g. Latihan pernafasan Duduk dengan punggung bersandar pada bahu rileks. Letakkan kedua telapak tangan pada tulang rusuk bawah. Tarik nafas dalamdalam secara perlahan, jangan mengangkat bahu, maka dada akan merasa mengembang. Kemudian keluarkan nafas perlahan-lahan.

PRE PLANNING

12

KEGIATAN KEPERAWATAN KOMUNITAS SENAM LANSIA DAN PEMERIKSAAN FISIK LANSIA RW III KELURAHAN GUNTUNG PAIKAT BANJARBARU

Oleh : KELOMPOK C

Winda Ayu Fazraningtyas NIM I1B108201 Budi Setiawan Dewi Irianti Fatimatuzzahrah Rizky Ariani Herry Setiawan Meti Agustini Raudhatul Jannah Rizani Pahmi NIM I1B108203 NIM I1B108209 NIM I1B108216 NIM I1B108219 NIM I1B108227 NIM I1B108232 NIM I1B108234 NIM I1B108239

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2012

13

You might also like