You are on page 1of 95

Makalah Infertilitas 1

Tutorial Case 3
Infertility
Tutorial C1

Anggota : - Seandyan Dharma Putra 0810.211.068
- Rr. Karlina Hadriyanti 0910.211.041
- Ola Dwi Nanda 0910.211.049
- Cut Aisyah Khumairah 0910.211.059
- Rini Herlina 0910.211.071
- Ahmad alfi Bashori 0910.211.115
- Yudistira 0910.211.118
- Wahyu Bintara Putra 0910.211.126
- Dyah Anggraini Putri 0910.211.129
- Kartika Purnama Sari 0910.211.156
- Linda Rachmawati 0910.211.167

Dosen Pembimbing : Maman subarman, S.Si, M.Biomed
Fakultas Kedokteran
Universitas Pembangunan Nasional VETERAN
Jakarta 2010
Makalah Infertilitas 2

DAFTAR ISI





1. Bab I Pendahuluan
1.1 Kata pengantar
1.2 Case
1.3 Problem
1.4 I dont know
2. Bab II Pembahasan
2.1 Infertilitas
2.1.1 definisi.. 6,31
2.1.2 klasifikasi. 6,31
2.2 Infertilitas pria
2.2.3 faktor faktor.. 6
2.2.4 pencegahan. 12
2.2.4 penanggulangan. 12
2.2.5 pengobatan. 13
2.2.6 siklus reproduksi pria. 16
2.2.6.1 spermatogenesis.... 16
2.2.6.2 kelainan spermatogenesis.... 17
2.2.7 pemeriksaan semen... 20
2.2.8 interpretasi hasil analisis semen.. 21
2.2.9 cara memperoleh sperma. 21
2.2.10 pemeriksaan makroskopik sperma.. 22
2.2.11 pemeriksaan mikroskopik sperma.. 27
2.2.12 sperma abnormal 29
2.3 Infertilitas wanita
2.3.1 syarat pemeriksaan infertilitas.. 31
2.3.2 pemeriksaan fisik 32
2.3.3 faktor factor... 32
2.3.4 oogenesis. 36
2.3.5 ovarikal dan kelainan oogenesis.. 39
2.3.6 pencegahan dan pengobatan 42
2.3.7 pengaruh merokok pada wanita 42
2.3.8 mekanisme infertilitas pada wanita.. 43
2.3.9 pemeriksaan fisik dan penunjang. 46
2.3.10 faktor resiko.. 55
2.4 Kehamilan ektopik
2.4.1 definisi 56
2.4.2 klasifikasi.. 56
2.4.3 pengobatan.. 59
2.5 Ultrasonografi
2.5.1 jenis 57
2.5.2 metode pemeriksaan. 57
2.5.3 fungsi 58
2.5.4 indikasi. 59

Makalah Infertilitas 3

2.6 Fertilisasi
2.6.1 definisi.. 62
2.6.2 mekanisme.. 63
2.6.3 masa subur.. 70
2.7 Reproduksi buatan
2.7.1 in vitro fertilization (IVF). 72
2.7.2 indikasi. 72
2.7.3 syarat 72
2.7.4 proses 73
2.7.5 perbedaan fertilisasi alami dan buatan... 77
2.7.6 macam macam fertilisasi buatan.. 78
2.8 Kontrasepsi
2.8.1 definisi.. 79
2.8.2 penggolongan. 79
2.8.3 kontrasepsi hormonal. 79
2.8.4 kontrasepsi barrier.. 91
3. BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 93
3.2 Referensi 94


















Makalah Infertilitas 4

DAFTAR GAMBAR


Gambar 1 : Testis yang mengalami varikokel.............................................. 10
Gambar 2 : HPT Axis .................................................................................. 15
Gambar 3 : Spermatogenesis...................................................................... 17
Gambar 4 : Sistem hormon yang mengatur spermatogenesis..................... 18
Gambar 5 : Spermiogenesis......................................................................... 19
Gambar 6 : Bagian-bagian Sperma.............................................................. 20
Gambar 7 : Bentuk bentuk sperma ........................................................... 30
Gambar 8 : Proses Oogenesis..................................................................... 37
Gambar 9 : Perkembangan oosit................................................................. 38
Gambar 10 : Kelainan Oogenesis................................................................ 41
Gambar 11 : Histerosalpingogafi.................................................................. 49
Gambar 12 : Pemeriksaan Hyteroscopy...................................................... 50
Gambar 13 : Cara pemeriksaan Hyteroscopy.............................................. 51
Gambar 14 : Prosedur Laparoscopic............................................................ 52
Gambar 15 : Pemeriksan Laparosopic......................................................... 52
Gambar 16 : Sistem reproduksi wanita........................................................ 53
Gambar 17 : Anatomi organ reproduksi wanita............................................ 56
Gambar 18 : Fertilisasi................................................................................. 62
Gambar 19 : Proses Fertilisasi..................................................................... 64
Gambar 20 : Proses masuknya Sperma menembus korona radiata........... 65
Gambar 21 : Sperma menembus zona pelusida.......................................... 66
Gambar 22 : Sperma ketika menembus zona pelusida............................... 67
Gambar 23 : Morula..................................................................................... 68
Gambar 24 : Blastula.................................................................................... 69
Gambar 25 : Gastrula................................................................................... 69
Makalah Infertilitas 5

Gambar 26 : Proses pembentukan zygot..................................................... 70
Gambar 27 : Stimulasi ovarium.................................................................... 73
Gambar 28 : Monitoring perkembangan telur............................................... 74
Gambar 29 : Pengambilan telur.................................................................... 75
Gambar 30 : Pemindahan embrio................................................................ 76
Gambar 31 : Tes kehamilan dan Scanning.................................................. 77
Gambar 32 : Kontrasepsi hormonal............................................................. 79
Gambar 33 : Kontrasepsi patch.................................................................... 80
Gambar 34 : Kontrasepsi barrier.................................................................. 81
Gambar 35 : Cervical cap............................................................................. 82
















Makalah Infertilitas 6

DAFTAR TABEL


Tabel 1 : Presentase faktor faktor penyebab infertilitas pada pria..... 11
Tabel 2 : Interpretasi kasus Mr. Adi....................................................... 25
Tabel 3 : Kriteria Sperma........................................................................ 29




















Makalah Infertilitas 7

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang dengan izinnya
maka makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah mengenai
kasus ketiga yaitu tentang Infertilitas yang didiskusikan sejak tanggal 5 April 2010
sampai 9 April 2010.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada bapak Maman Subarman S.Si.,
M.Biomed atas segala pengarahan, bimbingan, dan kasih sayang yang telah
dicurahkan selama proses tutorial. Terima kasih juga kepada kelompok tutorial C-1
atas kerjasamanya mulai dari proses pembahasan hingga pembuatan makalah ini.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai laporan dan kesimpulan
dari diskusi yang telah kami lakukan dalam pembahasan kasus ketiga ini serta untuk
menambah pengetahuan penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan,
maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca agar kami dapat lebih baik lagi untuk ke depannya.
Terimakasih atas segala perhatiannya dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat.


Jakarta, April 2010


Penulis


Makalah Infertilitas 8

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tuhan menciptakan manusia dengan sangat sempurnanya baik laki-laki maupun
perempuan. Lengkap dengan segala sesuatunya seperti mata, hidung, tangan, mulut,
kepala hingga kaki. Tidak luput juga, Tuhan menciptakan alat kelamin bagi laki-laki dan
perempuan. Tuhan menciptakan segala sesuatunya dengan baik agar manusia bisa selalu
beribadah dan bersyukur kepadanya. Bahkan alat kelamin yang diciptakan Tuhan, memiliki
suatu tujuan yaitu untuk memperbanyak keturunan yang juga merupakan ibadah kepada
Tuhan. Dalam makalah ini, akan dibahas segala hal tentang Infertilitas seorang pria dan
wanita. Beserta penyebab-penyebabnya dan pengobatan atau terapi yang diberikan.

Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi serangkaian tugas dari
case "Infertiliy : Male & Female" tentang infertilitas pada pria dan wanita. Selain itu juga
untuk menambah ilmu pengetahuan, dan sebagai media untuk belajar bagi yang
membacanya.










Makalah Infertilitas 9

BAB II
Case
TUTORIAL 2 - 1

Mrs. Fera POA1, a 30 year old female, present for secondary infertility consultation
with her husband, Mr. Feri.
She had her first menstrual period when she was 14 years old. It became regular in
a year or so. Her current menstrual cycle was 28 30 days with 4 5 days flow. She
denies using any contrasepcy the couple has sexual intercourse several times a
week as specially during the first week after her period was over. They trough that
the first week after her period is the most fertile time. He has no problem in getting or
maintaing an erection and it usually leads to ejaculation.
Mrs. Fera usually smoke 3 cigarettes per day they are both denies the use of alcohol
or any other drugs. Mrs. Fera is not taking any medications and has no allergies to
medication. She has two older sisters, both of them have two children and did not
have any problem with fertility.














Makalah Infertilitas 10

TUTORIAL 2 - 1

For further anamnesis was found that Mr. Feri smoked cigarette a half pack per day,
but he smoked about one and a half pack per day for the last six month.
Physical examination of Mrs. Fera
Vital sign
BP : 110 / 70 mmHg
Pulse : 80x / min
RR : 18 x/min
Temperature : 36,8 C
Thyroid : non palpable
Lungs/heart : normal
Breast : milk discharge
Pelvic : normal externa genetalia, cervix normal, no lesion, uterus normal
size, adnexsa non tender, no masses bilaterally
Ultrasound scanning upon uterus and adnexa showed normal result, with evidence
of adequate hormonal stimulation and responses on the endometrial layer.
Blood sample taken at 3
rd
day of periods
- Thyroid function was normal
- Prolactin : 90 ng/ml (N : 1 20 ng/ml)








Makalah Infertilitas 11

TUTORIAL 2 - 2

Physical examination of Mr. Feri
Height : 180 cm
Weight : 70 kg
Vital sign : within normal limit
Gynecomasti : none
Scrotal skin : normal
Penis :
- Normal size, circumcised
- Urethra meatus : normal location, no abnormalities
Testicle : normal volume, regularly shaped, no cyistic changes
Epididimis : no indurations
Vas deferens : present

A digital rectal exam, revealed a normal size prostat with no palpable abnormalities.
Hormonal essay testoteron is within normal limit. He was sent to the lab for semen
analysis one hour post ejaculation semen analysis showed :
Parameter Result Normal
Volume 4 cc 2 4 cc
Liquefaction and color Normal Normal
Sperm morphology 60% normal >50%
Sperm motility 30% >50 %
Sperm count 25 million/ml >20 million.ml

Semen analysis was done three times




Makalah Infertilitas 12

TUTORIAL 2 - 3

Mrs. Fera was treated by bromocriptine mesilate 3x1/2 tab per day for three day, for
the next three days 3x1 tab per day.
Mr. Feri was treated by Clomiphen Citrate 1x1 per day for a month and multivitamin
once daily. Suggested to stop smoking and to be schedule for sperm analyze next
month.





















Makalah Infertilitas 13

TUTORIAL 3-1

Epilogue
One year later Feri and Fera return and tell you that they got a healthy baby.



























Makalah Infertilitas 14

TERMINOLOGY
Dari case 3 Blok RPS di atas, kami mendapatkan terminology sebagai berikut :
1. Infertilitas, ketidakmampuan memiliki anak setelah dua tahun (24 bulan) menikah
tanpa adanya usaha menghalangi kehamilan

2. Ereksi, keadaan tegang karena terisi darah, terjadi pada penis dan klitoris yang
terdiri dari jaringan yang mengandung banyak pembuluh darah.

3. Fertilitas, Kesuburan

4. Hiperprolaktin, terdapat jumlah hormon yang merangsang produksi susu secara
berlebihan.

5. Gynecomasty, pembesaran kelenjar payudara pada pria. pembesaran jaringan
dada pria yang disebabkan ketidakseimbangan hormon estrogen dan testosteron.

PROBLEMS
Dari case 3 diatas, kami menemukan problem sebagai berikut :
1. Mengapa dia abortus sedangkan dia ridak pernah hamil ( G0P0A1 ) ?
2. Mengapa dia tidak hamil padahal telah melakukan koitus pada masa subur ?
3. Apa hubunganya kebiaaan merokok dengan kesuburan ?
4. Mengapa dia keluar ASI pada saat tidak hamil ?
5. Apa hubungannya kebiasaan merokok terhadap kesuburan tuan Feri?
6. Mengapa dia hiperprolaktin?
7. Apa yang menyebabkan motilitas sperma lambat?
8. Faktor faktor yang mempengaruhi analisis semen?
9. Mengapa Ny. Fera diberikan Bromocriptine mesylate dan apa efek yang terjadi?
10. Mengapa Tn Feri diberi Obat clomiphen cytrate dan apa efeknya?




Makalah Infertilitas 15

HIPOTESIS
Dari Problem case 3, kami melakukan hipotesis sebagai berikut :
Hipotesis
1. Merokok dapat menyebabkan gangguan kehamilan pada bapak dan ibu fera.
2. Menurunnya respon ovulasi serta fertilisasi dan implantasi zygot.

MORE INFO
Dari page 1 dan page 2, case 1 ini kami tidak memiliki beberapa informasi tambahan.






















Makalah Infertilitas 16




BAB III

I DONT KOW


Infertilitas pria

Infertilitas ( definisi klasik )
Ketidakmampuan sepasang suami istri untuk memiliki keturunan, dimana wanita
belum mengalami kehamilan setelah bersenggama secara teratur 2 3x seminggu,
tanpa memakai metode pencegahan selama 1tahun.

Infertilitas ( definisi WHO)
ketidakmampuan memiliki anak setelah dua tahun (24 bulan) menikah tanpa
adanya usaha menghalangi kehamilan.
Kemampuan reproduksi terganggu, artinya meski pun dapat terjadi pembuahan,
tetapi kehamilan yang terjadi terganggu dalam perjalanannya dan berakhir dengan
keguguran atau lahirnya bayi yang mati .

Menurut dokter ahli reproduksi, sepasang suami-istri dikatakan infertil jika:
Tidak hamil setelah 12 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (1-3 kali
seminggu) dan bebas kontrasepsi bila perempuan berumur kurang dari 34
tahun.
Tidak hamil setelah 6 bulan melakukan hubungan intim secara rutin (1-3 kali
seminggu) dan bebas kontrasepsi bila perempuan berumur lebih dari 35
tahun.
Perempuan yang bisa hamil namun tidak sampai melahirkan sesuai masanya
(37-42 minggu).

Klasifikasi Infertilitas dibagi 2 :
1. Infertilitas primer
Jika istri blm pernah hamil walaupun sudah melakukan koitus dan dihadapkan kpd
kemungkinan kehamilan selama 12 bulan
2. Infertilitas sekunder
Jika istri pernah hamil tetapi tidak terjadi kehamilan lagi walaupun sudah melakukan
koitus dan mempunyai kemungkinan untuk hamil 12 bulan.
Makalah Infertilitas 17

Faktor eksterna Infertilitas
1. Lingkungan
- baik fisik, kimia, maupun biologis (panas, radiasi, rokok, narkotik, alkohol,
infeksi, dll).
- Peningkatan suhu yang sedang pada kantung skrotum dapat menimbulkan
efek samping terhadap pembentukan sperma sehingga densitas dan motilitas
sperma menurun.
- Pemakaian celana yang terlampau ketat, berendam air panas, spa dan
pekerjaan yang terlalu lama duduk dapat menurunkan kesuburan.

2. Usia
Pada pria puncak kesuburan adalah pd usia
20 26thn, usia pd pria juga mempengaruhi kesuburan dan meningkatkan
resiko pada janin.

3. Gizi dan nutrisi
- konsumsi zinc yang tidak mencukupi menyebabkan sperma kurang lincah
dan infertil (tidak subur).
- fungsi seks dan reproduksi akan berjalan baik bila memenuhi kecukupan
vitamin-vitamin B, asam pantotenat, niasin, vitamin E dan seng (zinc).
- vitamin A, C, E, dan asam folat serta testosteron akan menghasilkan
sperma. Sperma diketahui mengandung kalsium, magnesium, zinc, sulfur,
vitamin B12, dan vitamin C.

4. Berat badan (BB)/indeks massa tubuh
pria dengan BB lebih, cenderung menurun tingkat kesuburannya.

5. Kebiasaan
A .Merokok
- merokok dpt menurunkan jumlah sperma sekitar 13-17% dan kualitas
sperma, serta meningkatkan impotensi.
- menyebabkan kerusakan DNA dalam mengembangkan sel sperma. DNA
sperma yang berubah terkait dengan peningkatan resiko anak terhadap
kanker.
- Kandungan nikotin menghambat perkembangan embrio dan menghambat
impantasi embrio ke didinding rahim
- Fungsi indung telur akan menurun dan keguguran atau kelahiran bayi
prematur akan meningkat
- Komponen kimia dari rokok terisolasi di dlm cairan yg menyelubungi oosit dan
menyababkan kerusakan DNA ketika pembagian sel oosit
- Asap rokok dapat mempengaruhi proses spermatogenesis, kualitas semen
dan perubahan kadar hormon testosteron
Makalah Infertilitas 18

- asap rokok kretek berupa logam (kadmium dan nikel) dapat mengganggu
aktifitas enzim adenilsiklase pada membran sel Leydig yang mengakibatkan
terhambatnya sintesis hormon testosteron
- nikotin dalam asap rokok dapat menstimulasi medula adrenal untuk
melepaskan katekolamin yang dapat mempengaruhi sistem saraf pusat
sehingga dapat mengganggu proses spermatogenesis dan sintesis hormon
testosteron melalui mekanisme umpan balik antara hipotalamus-hipofisis
anterior testis
- Terganggunya proses spermatogenesis dapat juga disebabkan oleh kadar
radikal bebas dan kerusakan sawar darah testis.
- zat yang dikandung rokok mengurangi kelancaran aliran darah di pembuluh-
pembuluh periferal (yang letaknya jauh dari pusat).

B. Alkohol
pada pria :
alkohol akan menyebabkan penurunan ukuran testis
menurunkan volume semen (air mani),
menurunkan konsentrasi, motilitas serta morfologi normal dari
spermatozoa.
mengganggu perjalanan sperma melalui tuba fallopi.

C. Kafein
belum jelas resiko penurun kesuburannya sehubungan dengan konsumsi
kafein.

D. Obat obatan
pengaruh obat-obat golongan opiat secara umum adalah menekan
sekresi gonadotropin yang berujung pada menurunnya biosintesa
testosteron, maka kualitas sperma juga bisa menurun.
pergerakan sperma dan kemampuan sperma untuk bercampur dengan
telur menjadi buruk karena terekspos marijuana secara terus menerus.
Ganja mengandung beberapa unsur kimia, seperti THC
(tetrahydrocannabinol). THC mengganggu aktivitas berenang sperma.
Sperma yang terpapar THC dalam jumlah tinggi, tidak mampu mencapai
sel telur untuk melakukan pembuahan. Krn kelincahan gerak (motilitas)
sperma yg bergerak cepat terlalu dini mereduksi kemampuannya
mencapai sel telur.
Kokain diperkirakan bercampur dengan sperma dan menerobos telur saat
fertilisasi, mengakibatkan embrio menjadi abnormal .

Faktor interna infertilitas
Faktor kelainan alat kelamin(anatomis)
+hipospadia(muara saluran kemih terletak
dipermukaan bawah zakar)
Makalah Infertilitas 19

+testis yang mengecil(atrofi)
+testis yg tidak turun.
Faktor fungsional
+kemampuan ereksi berkurang
+kelainan dlm pembentukan spermatozoa
+gangguan pd sperma.

1. GANGGUAN SPERMATOGENESIS
Jika terjadi defisiensi LH & FSH, maupun sel sertoli memproduksi ABP
(androgen binding protein) maka dapat mengganggu spermatogenesis
Dlm pembentukan spermatogenesis terdapat 3 penyebab infertil :
1. Pretestikuler ( daerah sebelum testis )
kelainan di luar testis & sangat berpengaruh dlm spermatogenesis.
Dapat disebabkan oleh hipopituitarisme, kelainan kelenjar adrenal,
hipoteroidisme, & DM.
Pada daerah ini yang mengalami kelainan adalah hormon pituitary.
Peran dari hormon tersebut merangsang pembentukan sperma. Akibat
kelenjar yang merangsang pembentukan hormon LH dan FSH di testis
terganggu, pembentukan sperma menjadi terhambat.
2. Testikuler ( daerah testis )
kelainan yang terjadi di dalam testis itu sendiri. Dapat terjadi karena
arestasi pematangan pada sel spermatogenik, yang mengakibatkan
tidak terjadinya perkembangan generasi sel-sel selanjutnya. Dapat
juga disebabkan oleh varikokel, radiasi, sindroma klinefelter, dsb.
Penyebab kelainan misalnya akibat trauma pukulan, gangguan fisik,
atau infeksi
Bisa juga selama pubertas testis tidak berkembang dengan baik,
akibatnya produksi sperma menjadi terganggu.
3. Postestikuler ( daerah setelah testis )
kelainan yang terjadi di luar testis antara lain, epididimis, vas deferens,
kel vesikula seminalis, & kelenjar prostat. Dapat disebabkan oleh
infeksi, tumor, trauma, kelainan bawaan, penggunaan obat, merokok &
alcohol.
Kelainan terjadi pada saluran sperma, sehingga tidak dapat disalurkan
secara lancar. Gangguan ini muncul akibat kebuntuan saluran.
Penyebabnya bisa bawaan sejak lahir, terkena infeksi penyakit, seperti
tuberkulosis (TB), serta vasektomi yang memang disengaja.

Gangguan pada Jumlah spermatozoa dan transportasinya yang abnormal
Jumlah sperma kurang < 20 juta (oligozoospermia), gerak spermatozoa
lemah dan lambat (astenozoospermia), atau bentuk spermatozoa
abnormal (teratozoospermia ), volume sperma < 2 ml, kandungan
fruktosanya < 1.200 mg/ml.(Azoospermia) : sedikit smpai tdk
ditemukannya sperma.
Makalah Infertilitas 20

Ejakulasi membalik (retrogad )





2.VARIKOKEL
Pelebaran pembuluh darah balik/vena disekitar skrotum
Pada Pemeriksaan Fisik ditemukan benjolan di bagian atas buah zakar yg
akan bertambah besar & nyata bila mengejan.
Lebih sering terkena skrotum kiri
Sebagian besar tidak disertai rasa sakit (ada jg yg disertai pegal2 di
daerah tersebut)
Fungsi skrotum dapat terganggu.


Gambar 1 : testis yang mengalami varikokel
(Sumber : http://bedahurologi.files.wordpress.com/varikokel.jpg )

3.GANGGUAN HORMON
Kelangsungan spermatogenesis & fungsi organ lainnya dipengaruhi o/
gonadotropin hormon, FSH & LH
LH : gagal testis primer, sindrom klinifelter, sertoli cell failure
Prolaktin :mhambat pengeluaran hormon seks, yg bakibat tgaggunya
proses pemb sperma atau dpt juga impoten

4.SUMBATAN / OBSTRUKSI PD SAL SPERMA
Meskipun spermatozoa dihasilkan dgn baik, tetap tidak dpt dikeluarkan
Disebabkan o/ infeksi maupun bawaan lahir (tdk tbentuknya sal sperma)

Makalah Infertilitas 21

5. GANGGUAN GENETIK :
Mutasi (Gen regulator konduktan kista fibrosis transmembran kongenital
vas deferen), Anomali Kromosom (Sindrom Klinefelter), Mikrodelesi
Kromosom Y, Struktur Kromatin Sperma ( abnormalitas semen
peningkatan fragmentasi DNA kerusakan DNA)
Gen penerima hormon testosteron tidak berkembang sehingga hormon tidak
bisa memproduksi sperma

6. GANGGUAN IMUNLOGIS
Respon Imun Non Spesifik setelah berhubungan, misal timbul gatal-gatal,
bercak merah pada kulit, keluar cairan berlebihan maupun Respon Imun
Spesifik, yaitu timbulnya antibody terhadap sperma suami sehingga sperma
tidak bergerak/tak mampu membuahi.

7. PENYAKIT
Ginjal
Liver
Jantung
Kanker

8. PENYEBAB-PENYEBAB LAIN
Pengaruh obat
Gangguan ereksi & ejakulasi
Radiasi
Keracunan pestisida
Operasi di daerah panggul

Presentase Faktor faktor penyebab Infertilitas pada Pria

Faktor Penyebab Angka kejadian
(%)
Faktor seksual 1.7
Infeksi urogenital 6.6
Kelainan bawaan 2.1
Varicocele 12.3
Gangguan hormon 0.6
Faktor imunologi 3.1
Sindrom Oligozoospermia, Asthenozoospermia dan
Teratozoospermia
75,1
Kelainan lain 3
Tabel 1 : presentase faktor faktor penyebab infertilitas pada pria
(sumber : www.google.com )



Makalah Infertilitas 22







Pencegahan Infertilitas

Infertilitas pada pria berperan dalam 40 % kasus yang dihadapi dokter.
Penyebabnya adalah pelebaran pembuluh darah balik/vena di sekitar buah zakar
yang disebut varikokel. Selanjutnya karena adanya sumbatan/obstruksi pada saluran
sperma terjadi pada 15 % pria. Sedankan 20 % sisanya, infertilitas diakibatkan oleh
berbagai faktor, misalnya gangguan hormon, kelainan bawaan, pengaruh obat,
gangguan ereksi atau ejakulasi . Namun ternyata ada pula sekitar 20-25 % penderita
tidak diketahui penyebabnya.Pencegahan infertilitas Beberapa hal yang dapat
dilakukan adalah:
1. Mengobati infeksi di organ reproduksi. Ada berbagai jenis infeksi diketahui
menyebabkan infertilitas seperti infeksi prostat, testis / buah zakar, maupun
saluran sperma.
2. Menghindari rokok. Rokok mengandung zat-zat yang dapat meracuni
pertumbuhan, jumlah dan kualitas sperma.
3. Menghindari Alkohol dan zat adiktif. Alkohol dalam jumlah banyak
dihubungkan dengan rendahnya kadar hormon testosteron yang tentu akan
mengganggu pertumbuhan sperma. Ganja /mariyuana juga dikenal sebagai
salah satu penyebab gangguan pertumbuhan sperma.
4. Hindari obat yang mempengaruhi jumlah sperma, sepreti obat darah tinggi,
dll.
Penanggulangan infertilitas pria
Penanggulangan terbaik adalah dengan menangani penyebabnya. Sayangnya ,
tidak semua penyebab diketahui dan sebaliknya cukup banyak penderita yang
diketahui penyebabnya, namun tidak dapat tuntas ditanggulangi.
1. Tindakan pembedahan /operasi Varikokel. Tindakan yang saat ini dianggap
paling tepat adalah dengan operasi berupa pengikatan pembuluh darah yang
melebar (varikokel) tersebut. Suatu penelitian dengan pembanding
menunjukkan keberhasilan tindakan pada 66 % penderita berupa peningkatan
jumlah sperma dan kehamilan, dibandingkan dengan hanya 10 % pada
kelompok yang tidak dioperasi.
2. Memberikan suplemen vitamin. Infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya
merupakan masalah bermakna karena meliputi 20 % penderita.
Penanggulangannya berupa pemberian beberapa macam obat, yang dari
pengalaman berhasil menaikkan jumlah dan kualitas sperma. Usaha
menemukan penyebab di tingkat kromosom dan keberhasilan manipulasi
genetik tampaknya menjadi titik harapan di masa datang.
3. Tindakan operasi pada penyumbatan di saluran sperma. Bila sumbatan tidak
begitu parah, dengan bantuan mikroskop dapat diusahakan koreksinya. Pada
operasi yang sama, dapat juga dipastikan ada atau tidaknya produksi sperma
di buah zakar.
4. Menghentikan obat-obatan yang diduga menyebabkan gangguan sperma.
Makalah Infertilitas 23

5. Menjalani teknik reproduksi bantuan. Termasuk dalam hal ini adalah
inseminasi intra uterin dan program bayi tabung. Tindakan inseminasi
dilakukan apabila ada masalah jumlah sperma yang sangat sedikit atau akibat
masalah antobodi di mulut rahim. Pria dengan jumlah sperma hanya 5-10
juta/cc (dari normal 20 juta) dapat mencoba inseminasi buatan. Sedangkan
bayi tabung umumnya membutuhkan sperma 500.000 dengan angka
kehamilan 30-35 persen, bahkan jumlah sperma hanya beberapa buah dapat
dilakukan dengan teknologi terbaru dengan menyuntikkan langsung sel
sperma ke dalam sel telur yang dikenal sebagai ICSI (Intra Cytoplasmic
Sperm Injection)
Pengobatan
Klomifen citrate

Bahan sintetik perangsang gonad secara struktural, terdiri dari campuran
isomer cis- dan trans- berkhasiat anti estrogenik, digunakan untuk menginduksi
ovulasi, yang diberikan secara ora
Klomifen merangsang pelepasan hormon yang dibutuhkan untuk
menyebabkan ovulasi.
Terapi clomiphene biasanya digunakan selama 5 hari berturut-turut di awal siklus
menstruasi, selama 3 sampai 6 siklus bulanan. Mungkin diperlukan beberapa siklus
untuk menemukan dosis yang tepat untuk merangsang ovulasi. Setelah dosis yang
ditetapkan, seorang wanita akan mengambil obat selama 3 siklus lebih. Jika dia
tidak hamil setelah 6 siklus, kemungkinan bahwa perlakuan klomifen lebih lanjut
akan berhasil.

Kenapa digunakan??
Untuk perempuan. Klomifen berguna untuk:
Merangsang ovulasi pada wanita yang tidak berovulasi atau yang berovulasi tidak
teratur. estrogen nya meningkat dan fungsi kelenjar di bawah otak harus normal, dan
pasangan laki-lakinya harus didiagnosis subur.
* Melakukan uji klomifen, yang kadang-kadang digunakan untuk mengevaluasi
ovulasi seorang wanita dan kualitas telur (cadangan ovarium). Ketika diberikan di
awal siklus menstruasi wanita selama 5 hari, klomifen mengangkat hormon wanita
follicle-stimulating (FSH) tingkat. Pada hari berikutnya, tingkat FSH darah yang telah
menurun kembali normal merupakan tanda cadangan ovarium normal dan ovulasi.
Sebuah FSH tinggi adalah tanda cadangan ovarium rendah. Wanita dengan
cadangan ovarium berkurang dapat menggunakan telur donor, yang sangat
meningkatkan peluang mereka melahirkan anak yang sehat.
* Merangsang perkembangan beberapa telur untuk digunakan dengan dibantu
teknologi reproduksi, seperti fertilisasi in vitro (IVF) atau mentransfer intrafallopian
gamet (GIFT).
* Mengatur ovulasi pada seorang wanita yang berovulasi tidak teratur dan / akan
melakukan inseminasi intrauterin atau inseminasi buatan.
Makalah Infertilitas 24





Klomifen kadang-kadang digunakan bersama dengan obat-obatan lainnya dan
perawatan kesuburan.

Sebelum klomifen bekerja, perempuan dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS)
yang kelebihan berat badan dianjurkan untuk menurunkan indeks massa tubuh
mereka (BMI) dengan diet dan olahraga. Mencapai berat badan yang sehat dapat
memulai ovulasi. Jika itu tidak berhasil, menggunakan obat untuk memperbaiki
metabolisme insulin dapat mulai ovulasi. Jika tidak, kombinasi obat-obatan dapat
membantu merangsang ovulasi.

Untuk laki-laki ; Klomifen dapat digunakan untuk mengobati jumlah sperma
rendah (oligospermia) dan mempercepat laju sperma.

Unexplained infertilitas.
Ada bukti terbatas bahwa clomiphene membuat kehamilan lebih mungkin untuk
pasangan dengan unexplained infertility.Klomifen mungkin paling efektif bila
digunakan untuk menghasilkan beberapa telur sebelum prosedur inseminasi.

Jarang atau tidak ovulasi.
Wanita yang infertilitas hanya disebabkan oleh ovulasi tidak ada atau jarang, dengan
perawatan klomifen sekitar 80% akan ovulasi. Dan dalam 9 siklus pengobatan, 70%
menjadi 75% akan menjadi hamil.
Sindrom ovarium polikistik.
Klomifen saja bukan merupakan pengobatan yang efektif untuk sebagian besar
wanita dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS) dan resistensi insulin yang berat,
yang berhubungan erat dengan obesitas. Wanita dengan PCOS yang kelebihan
berat badan sering mulai ovulasi ketika mereka mengurangi massa tubuh mereka
indeks (BMI) dengan diet dan olahraga.

Efek Samping
* Hyperstimulation ovarium, mulai dari ringan, dengan ovarium membesar dan
ketidaknyamanan perut, untuk moderat, selain menyebabkan mual, muntah, atau
sesak napas, sampai parah dan mengancam kehidupan.
* Hot flashes.
* Mudah tersinggung.
* Mual, nyeri perut.
* sakit kepala
* Tebal lendir leher rahim, sperma yang tidak dapat pergi melalui. Hal ini dapat
dibalikkan dengan obat atau dilewati dengan inseminasi intrauterin.
Makalah Infertilitas 25

* Rambut rugi (sangat jarang).



HPT Axis


Gambar 2 : HPT Axis
( sumber : http://images.google.co.id/imglanding?q=hpt%20axis&imgurl)

Rendahnya tingkat hormon hipotalamus tiroid (T3 dan T4) dalam sirkulasi dan
merespon dengan melepaskan thyrotropin releasing hormone (TRH). TRH
menstimulasi kelenjar hipofisis anterior untuk menghasilkan thyroid stimulating
hormone (TSH). TSH merangsang tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid darah
sampai tingkat normal kembali. Hormon Thyroid memberikan sebuah feedback
negatif terhadap hipotalamus dan hipofisis anterior dan kontrol pelepasan kedua
hipotalamus TRH dan TSH dari kelenjar hipotesis anterior.
Makalah Infertilitas 26






SIKLUS REPRODUKSI PRIA
PADA PRIA :
Testis tidak mengalami perubahan musim.
Produksi gamet, spermatozoa berlangsung sepanjang tahun.
Luteneizing hormon mempengaruhi sel leydig untuk menghasilkan
testosteron.
Testosteron dan Follicle Stimulating Hormone berperan langsung untuk
perkembangan epitel tubuli seminiferi.
Luteneizing Hormone dan Follicle Stimulating Hormone diperlukan dalam
proses Spermatogenesis.
Setelah epitel germinalis terbentuk ( bentuk dewasa), spermatogenesis hanya
memerlukan testosteron.

Spermatogenesis
Spermatogenesis mencakup semua peristiwa yang berlangsung pada saat
spermatogonia berubah menjadi spermatozoa . sebelum masa pubertas , sel benih
primordial berkembang menjadi spermatogonia yg terdiri dari 2 jenis :
spermatogonia jenis A , yang membelah secara mitosis untuk terus-menerus
menyediakan sel induk dan spermatogonia jenis B yg berkembang menjadi
spermatosit primer . spermatogenesis tersebut berlangsung secara normal .
beberapa sel jenis A meninggalkan populasi sel induk dan berkembang menjadi
generasi spermatogonia berikutnya . setelah pembelahan terakhir sel jenis A selesai
, spermatogonia jenis B terbentuk , sel-sel ini selanjutnya mengalami mitosis
terbentuklah spermatosit primer . spermatosit primer kemudian memasuki masa
profase yang panjang (22 hari) diikuti dengan selesainya meiosis 1 dengan cepat
dan pembentukan spermatosit sekunder . sel-sel ini segera mulai membentuk
spermatid pada pembelahan meiosis kedua yang mengandung jumlah haploid 23
kromosom . sel jenis A meninggalkan populasi sel induk sampai pembentukan
spermatid . sitokenesis tidak selesai sehingga generasi-generasi sel saling di
hubungkan oleh jembatan-jembatan sitoplasma . spermatogonia dan spermatid
tetap tertanam di lekukan-lekukan sel-sel sertoli . sel sertoli membantu nutrisi dan
pelepasan spermatozoa matang .

Makalah Infertilitas 27


Gambar 3 : Spermatogenesis
( Sumber : http://www.embryology.ch/c3e_spermatogenese.gif )


Kelainan spermatogenesis
1. Pengaruh suhu pada spermatogenesis
Peningkatan suhu pada testis dapat mencegah spermatogenesis dengan
menyebabkan degenerasi sebagian besar sel-sel tubulus seminiferus
disamping spermatogonia. Suhu testis kira-kira 2C dibawah suhu tubuh
normal (36,5C-37,5C).
2. Kriptorkidisme
Kriptorkidisme berarti gagalnya testis turun dari rongga abdomen kedalam
skrotum. Normalnya testis akan turun dari rongga abdomen ke skrotum kira-
kira bulan ketujuh masa gestasi. Akibatnya penurunan tersebut akan selesai
pada 98% bayi laki-laki cukup bulan. Jika pada bayi laki-laki yang premature,
testis akan turun secara alamiah pada masa sebelum pubertas atau dapat
dipercepat dengan pemberian testosterone.
3. Pengaruh morfologi dan motilitas sperma
Morfologi atau bentuk sperma yang abnormal yaitu memiliki dua kepala dan
satu ekor atau bentuk kapala yang tidak normal atau ekor yang tidak normal.


Makalah Infertilitas 28


Gambar 4 : sistem hormon yang mengatur spermatogenesis
( sumber : http://www.embryology.ch/c3e_spermatogenese_hormon.gif )

Spermiogenesis
Serangkaian perubahan yang menimbulkan transformasi spermatid menjadi
spermatozoa dikenal sebagai spermiogenesis . perubahan ini adalah :
1. Fase Golgi
2. Fase Tutup
3. Fase Akrosom
4. Fase Pematangan
Fase Golgi
Saat butiran proakrosom terbentuk dalam alat golgi spermatid.
Butiran ini akan bersatu membentuk satu butiran akrosom.
Acrosomal Vesicl (gembungan akrosom)
Melekat kesalah satu sisi inti yg bakal jadi bagian depan sperma.
Fase Cup / Tutup
Acrosomal vesicle makin besar, membentuk lipatan tipis yang melingkupi
bagan kutub yg bakal jadi bagian depan .
Terbentuk semacam tutup atau topi sperma.


Makalah Infertilitas 29

Fase Akrosom
Terjadi redistribusi akrosom.
Nukleosom terkondensasi.
Spermatid memanjang.
Bahan akrosom menyebar membentuk lapisan tipis meliputi kepala tutup.
Membentuk tutup akrosom ( Akrosom ).
Inti sperma memanjang & menggepeng.
Fase Pematangan
Perubahan bentuk spermatid.
Butiran inti bersatu.
Mitokondria membentuk cincin di bagian middle piece ekor.

Waktu yang diperlukan oleh spermatogonium untuk berkembang menjadi
spermatozoon matang adalah sekitar 64 hari . setelah terbentuk sempurna .
spermatozoa memasuki lumen tubuli seminiferi . spermatozoa akan di dorong ke
arah epididimis oleh bagian dinding tubuli seminiferi yang berkontraksi .
1. Granula2 muncul pd vesikel dekat golgi,
granula menyatu di dlmvesikel akrosom.
Kmd vesikel akrosommembesar.
2. Sentriol bhub dgn membran inti, tumbuh
flagel. Tbentuk selubung yg mengelilingi
flagel. Sentriol yg lainnya mbentuk cincin
(anulus).
3. Inti sel memadat dan memanjang.
Sitoplasmake arah ujung ekor
4. Mitokondriabergerak ke arah sentriol,
anulus mbentuk selubung mitokondria.
5. Sebagian sitoplasma dibuang sbg residu.
Terbentukekor yg mirip silia.

Gambar 5 : Spermiogenesis
(sumber :
http:/www.fsc.uaeu.ac.ae/bio/hazem/embryoLectures/EmbLect02Picture02.html)






Makalah Infertilitas 30

Pemeriksaan Semen
SEMEN / MANI
Lendir yang keluar dari genitalia jantan waktu eyakulasi disebut : SEMEN (
MANI ) yang terdiri dari :
1. Bagian padat : Spermatozoa
2. Bagian cair : Plasma semen ( air mani )
Spermatozoa dihasilkan oleh testis, sedangkan plasma semen dihasilkan oleh
ampula vas deferens dan kelenjar-kelenjar prostat, vesicula seminalis, cowper
dan littre.


Gambar 6 : Bagian-bagian Sperma
(sumber : : www.google.com)

Bagian bagian Sperma manusia
1. Kepala
- Lonjong (atas) &
piriformis (samping)
- Panjang : 4 5 m
- Lebar : 2,5 3,5 m
- Berisi inti
- Dua pertiga bagian depan
inti diselaputi tutup
akrosom berisi enzim utk menembus ovum






Makalah Infertilitas 31

2. Ekor
- Panjang : 55 m
- Tebal : 1 m
a. Leher
b. Bagian tengah (midpiece)
memiliki axonema &
mitokondria
c. Bagian Utama (principle Piece)
d. Bagian Ujung (end piece)

INTERPRETASI HASIL ANALISIS SEMEN
Untuk mengetahui hasil dari analisis semen diperlukan 3 parameter pokok :
1. Jumlah spermatozoa / ml
2. Persentase motilitas spermatozoa yang geraknya baik
3. Persentase morfologi spermatozoa normal
Motilitas sperma dipengaruhi oleh keadaan plasma semen & spermatozoa.
Parameter yg relevan untuk fertilitas : jumlah, motilitas & morfologi.
Nilai parameter < normal perlu perhatian
Hal ini untuk menegtahui yangg rasional dari defisiensi sperma & untuk
mencapai suatu kehamilan bagi pasangan infertil.

CARA MEMPEROLEH SPERMA
1. Masturbasi = Onani
2. Koitus interuptus = senggama terputus
3. Koitus kondomatosus = senggana dgn menggunanakan kondom
4. Vibrator
5. Refluks pasca senggama

Vibrator
Alat yg mempunyai berbagai ukuran, terbuat dari plastik dengan permukaan
halus.
Dapat digerakkan dgn batterai yg menghasilkan getaran lembut.
Alat ini kalau ditempelkan pada glans penis menimbulkan rasa seperti
masturbasi dan dengan fibrasi yang cukup lama diharapkan sperma akan
keluar.

Refluks pasca senggana
Yaitu dengan memeriksa sperma yang masuk ke vagina. Cara ini tidak dianjurkan
karena dipergunakan cairan fisiologis untuk pembilasan, dan sperma tercampur
dengan sekret vagina, sehingga akan didapatkan hasil yg tidak mencerminkan
keadaan sesungguhnya.


Makalah Infertilitas 32

Pemeriksaan semen :
- Makroskopik
- Mikroskopik

PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK SPERMA

Pemeriksaan Volume Sperma
Volume semen ejakulat diukur dengan menggunakan tabung pengukur dan diukur
dalam ml.
Dilakukan setelah sperma mencair, cara kerja :
Sperma ditampung seluruhnya dalam botol penampung yang bermulut lebar
untuk sekali ejakulasi
Volume diukur dengan gelas ukur yang mempunyai skala volume 0,1 ml.
Kemudian baca hasil.
Volume normal sperma belum jelas sampai sekarang, disebabkan lain
bangsa lain volume.
Bagi orang Indonesia volume yang normal 2 3 ml.
Volume yang lebih dari 8 ml disebut Hyperspermia, Sedangkan yang kurang
dari 1 ml disebut Hypospermia.
Hypospermia disebabkan oleh :
, Ejakulasi yang berturut-turut
, Vesica seminalis kecil ( buntu cabstuksi )
, Penampung sperma tidak sempurna
Hyperspermia disebabkan oleh :
, Kerja kelenjar prostat dan vesika seminalis terlalu giat.
, Minum obat hormon laki laki.
Kesan volume ini menggambarkan kerja kelenjar prostat dan vesika
seminalis.





Makalah Infertilitas 33

Pemeriksaan PH Sperma
Untuk mengukur pH cukup dengan menggunakan kertas pH kecuali dalam satu
penelitian dapat digunakan pH meter.
Cara kerjanya :
Celupkan kertas pH dalam sperma yang homogen yang terdapat dalam botol
penampung, baca hasil.
Sperma yang normal pH menunjukan sifat yang agak basa yaitu 7,2 7,8.
Pengukuran sperma harus segera dilakukan segera setelah sperma mencair
karena akan mempengaruhi pH sperma.
Juga bisa karena sperma terlalu lama disimpan dan tidak segera diperiksa
sehingga tidak dihasilkan amoniak ( terinfeksi oleh kuman gram (-), mungkin juga
karena kelenjar prostat kecil, buntu, dan sebagainya.
pH yang rendah terjadi karena keradangan yang kronis dari kelenjar prostat,
Epididimis, vesika seminalis atau kelenjar vesika seminalis kecil, buntu dan
rusak.

Pemeriksaan Bau Sperma
Spermatozoa yang baru keluar mempunyai bau yang khas atau spesifik, untuk
mengenal bau sperma, seseorang harus telah mempunyai pengalaman untuk
membaui sperma. Baunya Sperma yang khas tersebut disebabkan oleh oksidasi
spermin (suatu poliamin alifatik) yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat.
Cara pemeriksaannya :
- Sperma yang baru keluar pada botol penampung dicium baunya
- Dalam laporan bau dilaporkan : khas / tidak khas
- Dalam keadaan infeksi sperma berbau busuk / amis. Sacara biokimia sperma
mempunyai bau seperti klor / kaporit.

Pemeriksaan Warna Sperma
Memeriksa warna sperma sekaligus memeriksa kekeruhan, sperma yang normal
biasanya berwarna putih keruh seperti air kanji kadang-kadang agak keabu-abuan.
- Adanya lekosit yang disebabkan oleh infeksi traktus genitalia dapat menyebabkan
warna sperma menjadi putih kekuningan ( lekospermia ).
- Adanya perdarahan menyebabkan sperma berwarna kemerahan ( hemospermia).
Makalah Infertilitas 34

Cara kerja :
Sperma yang ada dalam tabung reaksi diamati dengan menggunakan latar belakang
warna putih menggunakan penerangan yang cukup.

Pemeriksaan Likuifaksi Sperma
Liquefaction dicek 20 menit setelah ejakulasi (setelah dikeluarkan).
- Bila setelah 20 menit belum homogen berarti kelenjar prostat ada gangguan
(semininnya jelek).
- Bila sperma yang baru diterima langsung encer mungkin :
Tak mempunyai coagulum oleh karena saluran pada kelenjar vesica seminalis buntu
atau memang tak mempunyai vesika seminalis.

Pemeriksaan Viskositas (Kekentalan) Sperma
Kekentalan atau viskositas sperma dapat diukur setelah likuifaksi sperma sempurna.
Pemeriksaan viskositas ini dapat dilakukan dengan cara :
e Cara subyektif
Dengan menyentuh permukaan sperma dengan pipet atau batang pengaduk,
kemudian ditarik maka akan terbentuk benang yang panjangnya 3 5 cm.
- Makin panjang benang yang terjadi makin tinggi viskositasnya.
Semakin kental sperma tersebut semakin besar vikositasnya. Hal ini mungkin
disebabkan karena :
- Spermatozoa terlalu banyak
- Cairannya sedikit
- Gangguan liquefaction
- Perubahan komposisi plasma sperma
- Pengaruh obat-obatan tertentu.

Pemeriksaan Fruktosa Kualitatif Sperma
Fruktosa sperma diproduksi oleh vesica seminalis. Bila tidak didapati fruktosa dalam
sperma, hal ini dapat disebabkan karena :

Makalah Infertilitas 35

- Azospermia yang disebabkan oleh agenesis vas deferens
- Bila kedua duktus ejakulatorius tersumbat
- Kelainan pada kelenjar vesika seminalis
Cara pemeriksaan fruktosa :
- 0.05 ml sperma + 2 ml larutan resolsinol ( 0.5 % dalam alkohol 96% ) campur
sampai rata.
- Panaskan dalam air mendidih 5 menit.
- Bila sperma mengandung fruktosa maka campuran diatas menjadi merah coklat
atau merah jingga.
- Bila tidak ada fruktosa maka tidak menjadi perubahan warna.
Pemeriksaan fruktosa kualitatif ini harus merupakan pemeriksaan rutin pada sperma
azoospermia

Hasil Pemeriksaan Makroskopik Sperma Mr.Adi :
Parameter Result Normal
Volume 2 cc 2 6 cc
Liquefaction Normal Normal
Color Normal Normal
Tabel 2 : Interpretasi kasus Mr. Adi
( sumber : tutorial case 3 infertilitas )

Volume normal sperma orang Indonesia, yaitu berkisar antara 2- 3 ml.
Likuifaksi normal, setelah didiamkan selama sekitar 20 menit sperma akan
menjadi encer.
Warna sperma yg normal yaitu putih keruh seperti air kanji kadang-kadang
agak keabu-abuan




Makalah Infertilitas 36

Kaitannya dengan kasus :
Hasil pemeriksaan makroskopik sperma Mr.Adi, semuanya normal,,
Volume normal
Likuifaksi normal
Warna normal


NILAI BAKU SPERMA NORMAL
Volume : 2.0 mL
pH : 7.2-7.8
Jumlah/ejakul : 40 x 10
6
/Ml (2 - 4 ml)
Motilitas : 50% bergerak maju (kategori a & b) atau 25% atau
lebih bergerak maju dg cepat (kategori a) dlm 60
setelah ejakulasi.
Morfologi : 30% morfologi normal
Vitalitas : 70% yg hidup, yaitu tdk terwarnai dg pewarnaan
supravital
Lekosit : < 1 x 10
6
/mL
Uji butir imun : Pelekatan pd butir imun <20% sperma (Immunobead)
Uji MAR : Pelekatan pd butir imun <10% sperma (Miixed
AntiglobulinReaction)











Makalah Infertilitas 37

Pemeriksaan Mikroskopik Sperma

MOTILITAS SPERMA
Faktor penting dalam kesuburan pria karena spermatozoa erat kaitanya
dengan fertilisasi.
Motilitas rendah dapat menyebabkan berkurangnya terjadi konsepsi.
Alat & bahan :
Mikroskop
Objek glas &deck glas
Counter
Stop watch
CARA KERJA :
1. Buat preparat basah dari semen.
2. Periksa dibawah mikroskop dg perbesaran 400 x
3. Hitung persentase dari 100 sperma dg ketentuan :
a. progresif lurus
b. progresif lambat
c. gerak di tempat
d. tidak bergerak

Konsentrasi spermatozoa
Dihitung dgn hemasitometer.
Dgn menggunakan larutan George yg mengandung formalin 40% agar spermatozoa
tdk bergerak.
Jumlah spermatozoa dihitung perml ejakulat & pervolume ejakulat.
Viabilitas
Tujuan u/ mengetahui sprmatozoa mati / tdk walawpun spermatozoa tdk
bergerak.
4 golongan fertilitas :
Polyzoospermia = > 250 juta/ml
Normozoospermia = 20 200 jt/ml
Oligozoospermia = < 20 juta /ml
Azoospermia = 0 / ml
CARA KERJA :
1. Larutan George dgn pengenceran 1000 x ( 50 l sperma + 950 l lar
George)
2. Neubaeur, Rumus :
10 kotak : n x 10.000 x faktor pengenceran (20) x 2,5

Morfologi spermatozoa
Tujuan untuk melihat spermatozoa yg normal / abnormal
Pemeriksaan ini dilakukan dengan pulasan sediaan-usap air mani,kemudian
menghitung jenis spermatozoanya.

Makalah Infertilitas 38

Kecepatan sperma
Untuk mengukur kecepatan sperma digunakan kaca obyek hemasitometer Neuauer
perbesaran 400 X.
Istilah istilah
Azoospermia : Bilamana tak dijumpai spermatozoa dr
pemeriksaan sedimen sentrifugasi sper-
ma, yg lebih dari satu kali.
Nekrozoospermia : Bilamana semua spermatozoa
tidak ada yg hidup.
Kriptozoospermia : Bilamana ditemukan spermatozoa
yang tersembunyi yaitu bila ditemukan
dalam sedimen sentrifugasi sperma.
Aspermia : Bila tak ada sperma yang keluar, meskipun
pasien merasa telah mengeluarkan
eyakulat.

HOST = Hipoosmotic Swelling Test
Digunakan untuk melihat kebocoran Membran sel dan dihitung dalam
persentase
Larutan HOST
100 l semen + 1000 l HOST diamkan 1 jam
Ambil 1 tetes teteskan pd object glass dilihat dibawah mikroskop :
Normal ekor sperma panjang & melengkung
Abnormal ekor sperma lurus & pendek
Ekor lurus = ada kebocoran membran
Ekor lengkung = tidak ada kebocoran membran

Viabilitas
Keadaan sperma hidup atau mati. Sperma yang tidak bergerak belum tentu mati,
sehingga perlu dibedakan antara spermatozoa yang hidup dan mati. Dengan cara ini
dapat dipastikan apakah spermatozoa yang tidak motil tersebut hidup atau mati.

Autoaglutinasi
Yaitu spermatozoa yang saling melekat satu sama lain. Pelekatan dapat terjadi di
bagian kepala, leher dan ekor spermatozoa.







Makalah Infertilitas 39

Nomenklatur Jumlah
sperma
(Juta/ml)
% Motilitas
sperma ( % )
% Morfologi
sperma
( % )
Normozoospermia > 20 > 50 > 50
Oligozoospermia < 20 > 50 > 50
Astenozoospermia > 20 < 50 > 50
Teratozoospermia >20 > 50 < 50
Oligoastenozoospermia < 20 < 50 > 50
O.A.T. < 20 < 50 < 50
Oligoteratozoospermia < 20 > 50 < 50
Polizoospermia > 250 > 50 > 50
Tabel 3 : Kriteria Spermatozoa berdasarkan jumlah sperma, motilitas sperma,
dan morfologi sperma
( sumber : www.google.com)


SPERMATOZOA ABNORMAL
Spermatozoa abnormal dpt mengalami kelainan, berbentuk lain dari yg
normal, terdapat baik pada pria fertil maupun infertil.
Bentuk abnormal dpt terjadi karena adanya berbagai macam gangguan dlm
spermatogenesis, terutama waktu spermiogenesis (transformasi spermatid
menjadi spermatozoa).
Gangguan tersebut mungkin karena :
* Hormonal * Obat * Penyakit
* Nutrisi * Akibat radiasi





Makalah Infertilitas 40


MACAM2 Abnormalitas sperma
Bagian Kepala
Kepala oval besar (bentuk makro)
Kepala oval kecil (bentuk mikro)
Kepala pipih (tapering head /bentuk lepto)
Kepala berbentuk pir (piriform head)
Kepala dua (duplicated head)
Kepala berbentuk amorfous (bentuk terato)
Bagian Tengah
Bagian tengah tebal
Bagian tengah patah
Tidak mempunyai bagian tengah
Bagian Ekor
Ekor amat melingkar
Ekor patah
Ekor lebih dari satu
Ekor seperti tali terpilin (kinked tail)



Gambar 7 : Bentuk bentuk sperma
( sumber : : www.google.com )










Makalah Infertilitas 41

INFERTILITAS WANITA
DEFINISI
Infertilitas adalah keadaan dimana sepasang suami istri, setelah bersenggama
secara teratur 2-3 kali/minggu, tanpa memakai metode pencegahan dan belum
mengalami kehamilan selama 2 tahun.
Persentase etiologi :
- Factor suami 25-40 %,
- Factor istri 40-55 % ,
- Factor keduanya 10%,
- Dan factor idiopatik 10%.
Definisi secara :
1. Klasik
Ketidakmampuan sepasang suami istri untuk memiliki keturunan, dimana
wanita belum mengalami kehamilan setelah bersenggama secara teratur 2
3x seminggu, tanpa memakai metode pencegahan selama 1tahun
2. Modern
ketidakmampuan memiliki anak setelah dua tahun (24 bulan) menikah tanpa
adanya usaha menghalangi kehamilan.
Kemampuan reproduksi terganggu, artinya meski pun dapat terjadi
pembuahan, tetapi kehamilan yang terjadi terganggu dalam perjalanannya
dan berakhir dengan keguguran atau lahirnya bayi yang mati .

KLASIFIKASI
Infertilitas diklasifikasikan menjadi :
1. Infertilitas primer : terjadi bila istri belum pernah hamil walaupun
bersenggama dan dihadapkan pada kemungkinan kehamilan selama 12
bulan.
2. Infertilitas sekunder : terjadi bila istri pernah hamil, akan tetapi kemudian tidak
terjadi kehamilan lagi walaupun bersenggama dan dihadapkan kepada
kemungkinan kehamilan selama 12 bulan.
Syarat - Syarat Pemeriksaan Infertilitas

o Istri umur 20-30 th diperiksa setelah berusaha mendapat anak selama 12
bulan tapi dapat dilakukan pemeriksaan dini, bila :
o Pernah mengalami keguguran berulang
o Kelainan endokrin
o Peradangan rongga panggul/perut
o Pernah bedah ginekologik
o Istri umur 31-35 th diperiksa pada pertama kali datang ke dokter
o Istri pasangan infertil 36-40 th diperiksa kalau belum punya anak dari
perkawinannya
Makalah Infertilitas 42

o Pemeriksaan tidak dilakukan pada pasangan yang salah satunya memiliki
penyakit yang dapat membahayakan bagi keturunannya.
o Operasi sebelumnya, indikasi dan akibatnya serta penyakit kesehatan yang
diderita dahulu atau sekarang termasuk peradangan pelvis atau terkena
infeksi sexual
o Pemeriksaan pap smear abnormal dan beberapa pemeriksaan lainnya
o Sedang menjalani pengobatan dan alergi
o Menggunakan alkohol, rokok, dan beberapa obat-obatan
o Sejarah keluarga yang pernah mengalami kegagalan lahir, retardasi mental,
menopause dini atau kelainan reproduksi
o Gejala atau penyakit tiroid, peradangan pelvis, nyeri abdomen, galaktorea,
dispareunia

Pemeriksaan Fisik
- Berat badan dan IMT
- Pembesaran tiroid, nodul
- Sekresi payudara dan karakteristiknya
- Tanda apakah ada peningkatan androgen atau tidak
- Pemeriksaan pelvis, abdomen, pembesaran massa
- Keabnormalan vagina / serviks
- Ada massa atau tidak di adnexa

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFERTILITAS
O Faktor Vagina :
Vaginismus (kejang otot vagina), Vaginitis.

O Faktor Uterus :
Myoma, Endometrisis, Endometriosis, Retroflexi (kelainan bentuk dan posisi
rahim), Prolap (pemburutan, penyembulan rahim kebawah)

O Faktor Serviks :
Polip, Stenosis (kekakuan serviks), Non Hostile Mucus (Kualitas lender jelek).

O Faktor Tuba :
Pembuntuan, Penyempitan, Perlengketan akibat infeksi atau bawaan


O Faktor Ovarium :
Tumor, Kista, Gangguan Menstruasi

O Faktor lain-lain :
a. Prolactinoma (tumor hipofisis), Hipertiroid atau Hipotiroid
b. Infeksi pd vagina
- Infek vaginalis dan bakteri (+) yang membunuh semua sperma yang
masuk. Bila terjadi infeksi pada vagina, biasanya kadar keasaman
Makalah Infertilitas 43

dalam vagina akan meningkat sperma mati sebelum sempat
membuahi sel telur. Kadar keasaman vagina juga menyebabkan
vagina mengerut sehingga perjalanan sperma di dalam vagina
terhambat.
- Infeksi di daerah panggul bisa menyebabkan terjadinya kerusakan
pada saluran falopi.

Infeksi panggul umumnya disebabkan oleh :
1. Penyakit menular seksual.
2. Infeksi setelah melahirkan.
3. Aborsi (keguguran).
4. Pemasangan alat kontrasepsi, misalnya IUD (intrauterine device).
5. Infeksi setelah menjalani pembedahan di daerah panggul, misalnya
operasi kista indung telur dan usus buntu.
6. Endometriosis yang parah.
7. Tuberkulosis.
c. Gonore adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Neisseria
gonorrhoeae. Umumnya penularannya melalui hubungan kelamin yaitu
secara genito-genital, oro-genital, dan ano-genital, namun juga dapat
terjadi secara manual melalui alat-alat, pakaian, handuk, dan sebagainya.
Pada wanita, infeksi pada mulut rahim dapat menimbulkan komplikasi
radang salping, ataupun penyakit radang panggul yang bergejala atau
tanpa gejala yang dapat mengakibatkan jaringan parut pada tuba
sehingga dapat menyebabkan infertilitas atau kehamilan di luar
kandungan. Pada pemeriksaan mulut rahim tampak merah dengan luka
dan duh tubuh yang kental dan berwarna putih kekuningan.
d. TGW
tuberkulosis sekunder yang berasal dari fokus primer organ lain,
terutama paru (5%), kecuali beberapa kasus terjadi tuberkulosis primer
pada vulva, vagina, atau serviks seorang wanita yang mengadakan
hubungan seksual dengan pasangannya yang menderita infeksi
M.tuberkulosis di kemaluannya. infeksi pertama paling sering terjadi di
tuba fallopii (90%) dan berikutnya di endometrium (70%). Mula-mula
terjadi infeksi di fokus primer yang masih aktif, kemudian mengalami
penyebaran secara hematogen ke arah tuba. Penyebaran di tuba
dapat menjadi tenang selama bertahun-tahun dan suatu saat dapat
aktif lagi. Dari proses aktif di tuba ini, akan menjalar ke organ tubuh
yang lainy
Penjalaran TGW dapat terjadi secara:
1. Infeksi primer : tuberkulosis basil masuk dan bersarang di
vulva, vagina, atau serviks.
2. Infeksi sekunder : dari tempat lain secara hematogen ke genitalia.
Biasanya fokus primernya di paru.


Makalah Infertilitas 44

e. Usia
Pria puncak kesuburan 24-25 thn, Wanita puncak kesuburan 21-24 thn

f. Frekuensi hubungan

g. Lingkungan
Fisik, Kimia, Biologi (panas, radiasi, rokok, narkotik, alcohol, infeksi)

h. Gizi dan Nutrisi
Kekurangan protein dan Vitamin tertentu

i. Stress Psikis
Mengganggu siklus haid, menurunkan libido dan kualitas sperma

j. Merokok
Pada wanita :
- kandungan nikotin menghambat perkembangan embrio dan
menghambat implantasi atau proses tertanamnya embrio ke
dinding rahim.
- Kandungan nikotin pada rokok berdampak pada meningkatnya
amplitudo gelombang uterotuba sehingga angka kejadian
kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim) akan meningkat

k. Alkohol
Pada wanita :
- alkohol yang terkandung dalamnya dpt menurunkan kadar zinc
yang berguna bagi kesuburan dan kelainan pada janin (sindroma
alcohol-janin).
- mengurangi produksi hormon steroid, gangguan menstruasi
menghambat ovulasi.
- alkohol menekan produksi hormon estrogen dan progesteron serta
meningkatkan prolaktin. Hal ini akan menghambat terjadinya proses
ovulasi.
- Wanita hamil dengan konsumsi alcohol yang berlebihan
mempunyai tingkat kejadian aborsi spontan, kerusakan plasental,
kelahiran sebelum waktunya, mati saat kelahiran (stillbirth), dan
sindrom alcohol fetal yang lebih tinggi.

l. Kafein
Pada wanita :
- dapat menurunkan kesuburan jika diminum lebih dari 7 cangkir per
hari.
- 2-3 cangkir kopi tiap hari dpt meningkatkan resiko keguguran awal
kehamilan serta bayi lahir dengan berat yang rendah.
Pada pria : belum jelas resiko penurun kesuburannya sehubungan
dengan konsumsi kafein.


Makalah Infertilitas 45

m. Berat badan (BB)/indeks massa tubuh
- Pada wanita dengan BB lebih, membutuhkan waktu lebih lama
untuk hamil dibanding wanita dengan BB normal. Kegemukan atau
obesitas pun dapat meningkatkan terjadinya keguguran spontan,
diabetes kehamilan, dan hipertensi. Sebaliknya, wanita dengan BB
kurang juga akan menurunkan kesuburan secara umum.
- pria dengan BB lebih, cenderung menurun tingkat kesuburannya.
- pada wanita diet yang berlebihan atau anoreksia juga bisa
menyebabkan ketidaksuburan. Demikian juga kebiasaan memakai
celana dalam atau celana pendek yang terlalu ketat.
n. Obat-obatan
Pada wanita :
- wanita yang mendapat terapi kanker (obat-obatan kemoterapi), dpt
menyebabkan kerusakan ovarium sehingga kadar hormon yang
diperlukan untuk mengontrol siklus haid menjadi terganggu.
- obat golongan dopamin agonist seperti metoclopramide (anti mual),
metil dopa (antihipertensi), cimetidine (H2 antagonist) dan
haloperidol menyebabkan peningkatan kadar prolaktin shg
menekan sekresi gonadotropin releasing hormon (GnRH).
dampaknya bisa tidak terjadi ovulasi.
- Kokain diperkirakan bercampur dengan sperma dan menrobos telur
saat fertiliasi, mengakibatkan embrio menjadi abnormal .
- pemakaian ganja, kokain, dan heroin menyebabkan gangguan
sekresi gonadotropin dan prolaktin sehingga bisa menghambat
ovulasi.
- Pemakaian kokain oleh wanita dihubungkan dengan infertilitas
karena ketidaknormalan pada tuba fallopia.
- Obat-obatan yang paling sering dikonsumsi untuk meredakan sakit
kepala, nyeri haid, dan nyeri sendi yaitu golongan NSAID ,
menyebabkan luteinized unrupted follicle syndrome, yakni
kegagalan folikel untuk melepaskan sel telur.
o. Olahraga
Pada wanita olahraga berlebihan :
- akan mengganggu siklus haid berupa pemendekan siklus luteal dan
amenorhea sekunder.
- menyebabkan seorang wanita menjadi sulit hamil. Mekanismenya
masih belum jelas. Diduga karena penurunan produksi
gonadotropin, peningkatan produksi endorfin dan kortisol.
p. Pekerjaan
- sumber pekerjaan yg dpt mengurangi kualitas sperma adalah yg
berhubungan dgn panas, pestisida, hidrokarbon, radiasi ion dan
estrogen.
- pekerjaan yang beresiko yang meliputi pekerja transportasi, pekerja
industri pembangunan, mekanik motor, petani dan penambang.
Makalah Infertilitas 46

q. Kimia dan Radiasi
- Bahan kimia tertentu serta polutan yang terpapar secara terus
menerus selama bekerja dapat meningkatkan resiko infertilitas.
contoh, bahan pestisida, solvent yang dipakai pada industri dry
cleaning, thinner, logam berat misalnya cadmium dan mercury,
serta gas anestesi.
- wanita yang terekspos debu kimia, pelarut organik yang mudah
terbakar, pertisida dan terminal tayangan video ( wanita yag
didiagnosa endometriosis ) di tempat kerja memiliki resiko
infertilitas yang lebih tinggi.
- Radiasi dalam dosis besar serta jangka panjang atau berulang
akan meningkatkan kejadian infertilitas.
- biasakan melakukan papsmear setahun sekali. Papsmear
sebaiknya dilakukan oleh semua perempuan yang telah
berhubungan intim. Untuk mendeteksi kuman yang ada di mulut
rahim, sehingga test screening mendeteksi kanker rahim.
- Obat Flagyl Forte 500 mg, Tricostatic Ovula dan Lactacyd dapat
mematikan kuman vagina apabila istri terjangkit kuman vagina.
OOGENESIS
Sel germinativum yang belum berdiferensiasi (oogonium) pada ovarium janin
membelah diri secara mitosis u/ menghasilkan sekitar 6-7 juta oogonia pada
bulan ke5 masa gestasi
Bagian terakhir masa kehidupan janin, oogonia memulai langkah-langkah
pembelahan meiosis I tapi tidak menyelesaikannya, sel-sel yang terbentuk
disebut oosit primer
Oosit primer tetap berada dalam keadaan meiosis yang terhenti ini selama
beberapa tahun sampai mereka dipersiapkan untuk ovulasi
Sebelum lahir, setiap oosit primer dikelilingi oleh sebuah lapisan sel
granulosa untuk membentuk folikel primer. Oosit yang tak mbentuk folikel
akan berdegenerasi
Saat lahir, hanya sekitar 2juta folikel yang tersisa, masing berisi 1 oosit
primer yang mampu menghasilkan 1ovum
Setelah lahir, tak ada pbentukan folikel. Folikel yang sudah ada di ovarium
berfungsi sebagai reservoir yang merupakan asal dari semua ovum masa
reproduktif wanita.
Hanya sekitar 400 folikel akan mengeluarkan ovum
Sekali berkembang ovarium akan mengalami 2 nasib yaitu akan matang dan
berovulasi atau akan menjadi jaringan parut (atresia)
Sampai pubertas, folikel akan mengalami atresia pada tahap awal tanpa
pernahg mengalami ovulasi.
Pada Menopause (50 tahun) beberapa folikel bertahan tanpa ovulasi atau
atresia. Dari titik ini kapasitas reproduksi wanita terhenti.
Dari pubertas menopause, folikel mulai berkembang mjd folikel sekunder
secara siklis.
Makalah Infertilitas 47

Perkembangan folikel sekunder ditandai oleh pertumbuhan oosit primer dan
oleh ekspansi serta diferensiasi lapisan sel-sel di sekitarnya.
Sesaat sebelum ovulasi, oosit primer , menyelesaikan meiosis I. Pembelahan
ini menghasilkan sel anak yang dikenal sebagai oosit sekunder (23 kromosom
ganda)
Sel anak lainnya yang menerima sedikit bagian sitoplasma disebut badan
polar pertama.
Masuknya sperma ke dalam oosit sekunder diperlukan untuk memicu
pembelahan meiosis kedua. Sebagian kromosom dan sedikt sitoplasma
disingkirkan mjd badan polar kedua.



Gambar 8 : Proses Oogenesis
( sumber : www.google.com)




Makalah Infertilitas 48


Gambar 9 : Perkembangan oosit
(sumber : www.google.com)

A : Pada bulan ke empat. Oogonia terkumpul di bagian korteks ovarium
beberapa memperlihatkan mitosis yang lain telah menjadi berdiferensiasi
menjadi oosit primer dan sudah memasuki tahap profase pembelahan miosis
pertama.
B : Pada bulan ke tujuh. Hampir semua oogonia berubah menjadi oosit primer
dalam tahap profase pembelahan miosis 1.
C : Bayi baru lahir. Oogonia tidak di temukan setiap oosit primer dikelilingi
oleh selapis sel polikuler sehingga membentuk polikel primordial. Oosit telah
memasuki diploten dan fase ini dipertahankan hingga tepat sebelum ovulasi
berubah setelah itu oosit itu memasuki metaphase miosis 1.







Makalah Infertilitas 49

OVARIKAL DAN KELAINAN OOGENESIS
Dikenal pada 3 tahap :
1) Pre Ovarikal, yaitu hormon-hormon yang dapat menyebabkan infertil pada
perempuan.

- Kelainan Hormon
Kekurangan hormon lutein dan hormon perangsang folikel dapat
menyebabkan sel telur tidak dapat dilepaskan (ovulasi). Kelainan
kelenjar hipotalamus-pituitari juga dapat menyebabkan anomali
hormonal yang menghalangi ovulasi.

- Kelebihan Prolaktin (Hiperprolaktinemia)
Prolaktin adalah hormon yang merangsang produksi ASI.
Kelebihan hormon prolaktin dapat mengganggu ovulasi. Bila seorang
wanita banyak mengeluarkan ASI meskipun tidak sedang menyusui,
kemungkinan dia menderita hiperprolaktinemia.
- Kegagalan implantasi
Setelah sel telur dibuahi oleh sperma dan seterusnya
berkembang menjadi embrio, selanjutnya terjadi proses nidasi
(penempelan) pada endometrium. Perempuan yang memiliki kadar
hormon progesteron rendah, cenderung mengalami gangguan
pembuahan. Diduga hal ini disebabkan oleh antara lain karena struktur
jaringan endometrium tidak dapat menghasilkan hormon progesteron
yang memadai.

- Tumor Pituitari
Tumor yang biasanya jinak ini dapat merusak sel-sel pelepas
hormon di kelenjar pituitari yang membuat siklus menstruasi terhenti
pada wanita atau produksi sperma menurun pada pria.

2) Ovarikal, yaitu kelainan yang terjadi pada ovarium yang menyebabkan
infertile.

- Gangguan Ovulasi
Ovulasi atau proses pengeluaran sel telur dari ovarium
terganggu jika terjadi gangguan hormonal. Salah satunya adalah
polikistik. Gangguan ini diketahui sebagai salah satu penyebab utama
kegagalan proses ovulasi yang normal. Ovarium polikistik disebabkan
oleh kadar hormon androgen yang tinggi dalam darah. Kadar androgen
yang berlebihan ini mengganggu hormon FSH (Follicle Stimulating
Hormone) dalam darah. Gangguan kadar hormon FSH ini akan
Makalah Infertilitas 50

mengkibatkan folikel sel telur tidak bisa berkembang dengan baik,
sehingga pada gilirannya ovulasi juga akan terganggu. Polycystic
Ovary Syndrome (PCOS).
Sindroma ini ditandai banyaknya kista ovarium dan produksi
androgen (hormon laki-laki) berlebihan, terutama testosteron.
Akibatnya, sel telur sulit matang dan terjebak di folikel (tidak ovulasi).

3) Post Ovarikal : Penyebab infertil pada perempuan di luar organ ovarium

- Tuba Falopi Tersumbat atau Rusak
Kerusakan ini biasanya disebabkan oleh salpingitis (peradangan
tuba falopi). Selain membuat sulit hamil, salpingitis juga dapat
menyebabkan kehamilan di luar kandungan (ektopik). Penyakit
menular seksual (PMS) klamidia dapat menyumbat saluran tuba falopi
yang menyulitkan keluarnya sel telur. Sekitar 70% sumbatan tuba
falopi disebabkan oleh infeksi klamidia.

- Tingkat keasaman tinggi
Bila terjadi infeksi pada vagina, biasanya kadar keasaman
dalam vagina akan meningkat. Kondisi ini akan menyebabkan sperma
mati sebelum sempat membuahi sel telur. Kadar keasaman vagina
juga menyebabkan vagina mengerut sehingga perjalanan sperma di
dalam vagina terhambat.



- Endometriosis
Endometriosis adalah istilah untuk menyebutkan kelainan
jaringan endometrium (rahim) yang tumbuh di luar rahim. Jaringan
abnormal tersebut biasanya terdapat pada ligamen yang menahan
uterus, ovarium, Tuba fallopii, rongga panggul, usus, dan berbagai
tempat lain. Sebagaimana jaringan endometrium normal, jaringan ini
mengalami siklus yang menjadi respon terhadap perubahan hormonal
sesuai siklus menstruasi perempaun.
- Tumor Rahim (Uterine Fibroids)
Tumor jinak di dinding rahim ini sering dijumpai pada wanita
usia 30-40 tahun. Tumor ini dapat menyebabkan infertilitas bila
menghalangi tuba falopi dan perlekatan telur yang sudah dibuahi di
dinding rahim.




Makalah Infertilitas 51

- Adesi
Adesi (adhesion) adalah sekelompok jaringan skar yang saling
berkait sehingga menyatukan dua permukaan organ yang normalnya
saling terpisah. Adesi yang melibatkan tuba falopi karena infeksi atau
pembedahan dapat menghalangi fungsi ovarium dan tuba falopi.
Kelainan Oogenesis
- Gamet Abnormal
Pada manusiadan kebanyakan mamalia, satu folikel ovarium
kadang-kadang mengandung dua atau tiga oosit primer yang jelas
dapat dibedakan (Gambar A). Meskipun dapat menghasilkan kembar
dua atau tiga, oosit ini biasanya mengalami degenerasi ssebelum
matang. Pada kasus-kasus yang jarang, satu oosit primer
mengandung dua atau bahkan tiga nuklues (Gambar B). Oosit berinti
(nuklues) dua atau tiga tersebut mati sebelum mencapai kematangan


Gambar 10 : Kelainan Oogenesis
(sumber : www.google.com )










Makalah Infertilitas 52

Pencegahan dan Pengobatan Infertilitas
Pencegahan pada wanita melalui pemeriksaan siklus menstruasi ovulatoir
dan patensi tuba fallopii. Pada beberapa wanita diperlukan pemeriksaan tambahan,
meliputi: penilaian anatomis rongga uterus, evaluasi kandungan ovarium dengan
mengukur kadar FSH dan estradiol serum pada awal fase folikular siklus, dan jika
diindikasikan, laparoskopi atau histeroskopi.
Wanita dengan anovulatori dapat diterapi baik dengan menyelesaikan
masalah yang mendasari seperti hiperprolaktinemia atau hipotiroidisme atau oleh
induksi ovulasi. Obat yang paling banyak digunakan, yaitu klomifen sitrat, suatu
agonis/antagonis parsial estrogen yang bekerja pada tingkat hipotalamus dan
kelenjar hipofisis untuk memblok umpan balik negatif estrogen, hal ini akan
meningkatkan sekresi gonadotropin.
Ketersediaan teknologi reproduksi secara luas telah merevolusi pengobatan
infertilitas. Terapi yang paling sering adalah IVF (In Vitro Fertilization), dimana oosit
multipel yang dipisahkan dan difertilisasi oleh spermatozoa di Laboratorium. Embrio-
embrio yang dihasilkan ditimbulkan di dalam laboratorium selama 2-5 hari, kemudian
sekelompok embrio dipilih dan dipindahkan kembali ke rongga uterus.
Teknologi yang berkembang baru-baru ini memungkinkan pemeriksaan
genetik pada embrio yang dihasilkan melalui IVF, yaitu PGD (Pre-implantation
Genetic Diagnosis), blastomer tunggal diangkat dan blastokista yang sedang
berkembang. Setelah itu, di skrinning untuk berbagai defek gen atau jumlah
kromosom. Akhirnya, Penyelesaian embrio-embrio yang akan dipindahkan kembali
ke uterus.
Pengaruh Merokok pada Wanita
Pada wanita yang merokok, ditemukan kadar estradiol yang rendah dalam
darah dan cairan folikular. Respons ovarium terhadap clomifen sitrat pada wanita
yang merokok juga lebih rendah dibandingkan wanita yang tidak merokok. Pada
wanita yang merokok juga dapat mengalami abortus.
Semua ini disebabkan efek negatif dari asap rokok dan isinya seperti nikotin
dan PAH terhadap gonadotropin, pembentukan corpus luteum, interaksi gamet,
fungsi tuba, dan implantasi hasil konsepsi, sehingga bisa terjadi disfungsi tuba,
delayed conception, infertilitas, abortus spontan, kehamilan ektopik dan PID akibat
gangguan imun.








Makalah Infertilitas 53

MEKANISME INFERTILITAS PADA PEREMPUAN
Mekanisme infertilitas berhubungan dengan erat dengan berbagai factor yang
menyebabkan terjadinya infertilitas.
Mekanisme terjadinya infertilitas ini berkaitan dengan beberapa permasalahan yang
terjadi pada setiap bagian organ reproduksi. Misalnya pada wanita, terjadi beberapa
permasalahan pada bagian vagina, serviks, uterus, tuba fallopi, peritoneum, dan
juga ovarium yang seringkali menyebabkan terjadinya infertilitas pada wanita. Selain
itu, permasalahan hormonal juga merupakan salah satu penyebab terjadinya
infertilitas.
Di bawah ini akan diuraikan beberapa permasalahan yang seringkali menyebabkan
terjadinya infertilitas.
1. Masalah vagina
Vagina berperan penting dalam penyampaian sperma dari alat kelamin
pria ke dalam organ reproduksi wanita. Terjadinya masalah pada vagina akan
menyebabkan penyampaian sperma terganggu, sehingga bisa menyebabkan
terjadinya suatu infertilitas. Masalah yang biasanya terjadi pada vagna dan
seringkali menyebabkan terjadinya infertilitas adalah adanya sumbatan atau
peradangan pada daerah vagina. Ada dua jenis sumbatan, yaitu :
a. sumbatan psikogen
seringkali disebut sebagai vaginismus atau disparenia. Disparenia
merupakan rasa nyeri waktu bersenggama. Hal ini dapat disebabkan
oleh kelainan organic atau factor psikologik.
b. sumbatan anatomic
sumbatan ini terjadi karena factor bawaan.
Selain itu, permasalahan lainnya adalah vaginitis. Vaginitis merupakan
peradangan pada vagina yang disebabkan oleh Candida albicans dan
Trichomonas vaginalis. Vaginitis tidak terlalu menjadi masalah dalam
infertilitas. Vaginits dapat menjadi masalah buakn karena antispermisidalnya
melainkan antisanggamanya.
2. Masalah serviks
Masalah infertilitas yang biasa terjadi pada serviks dapat disebabkan oleh
beberapa factor, diantaranya ;
a. Sumbatan kanalis servikalis
Bentuk kanalis servikalis yang dilapisi lekukan-lekukan seperti
kelenjar memungkinkan ditimbun dan dipeliharanya spermatozoa motil
dari kemungkinan fagositosis, dan juga terjaminnya penyampaian
spermatozoa kedalam kanalis servikalis secara terus-menerusdalam
jangka waktu yang lama. Adnya sumbatan menyebabkan spermatozoa
lebih mudah untuk di fagositosis sebelum matang.
Makalah Infertilitas 54

b. Lendir serviks yang abnormal
Hal ini biasanya disebabkan oleh factor hormone.
c. Malposisi serviks
Bisa disebabkan karena kelainan factor bawaan atau pascaoperasi.
d. Inkompetensi serviks
Serviks rentan mengalami kerusakan.
Defisiensi kolagen pada serviks sehingga tidak mampu
mempertahankan kerapatannya ketika periode kehamilan. Hal ini
menjadi salah satu predisposisis abortus berulang/ jika kehamilan
berlanjut akan berakhir dengan kehamilan preterm ( sebelum waktu
normal ).
e. Kelainan anatomi serviks
Contoh : cacat bawaan (atresia), polip serviks, peradangan (servisitis
menahun), inseminasi yang tidak adekuat, dan stenosis akibat trauma.
3. Masalah uterus
Kontraksi vagina dan uterus memegang peranan penting dalam
transportasi spermatozoa. Selain itu, pada manusia juga terdapat
prostaglandin pada air mani yang dapat membuat uterus berkontraksi secara
ritmik. Prostaglandin juga memegang peranan penting dalam transportasi
spermatozoa kedalam uterus dan melewati penyempitan pada batas uterus
dengan tuba. Uterus sangat sensitive terhadap prostaglandin pada akhir fase
proliferasi dan permulaan fase sekresi. Kurangnya prostaglandin dalam air
mani merupakan salah satu penyebab terjadinya infertilitas.
Masalah lainnya dapat berupa kelainan anatomic dan gangguan fisiologi.
Kelainan anatomic disebabkan karena adanya mioma, polip, dan peradangan.
Gangguan fisiologi bisa disebabkan karena kontraksi uterus.
4. Masalah tuba
Factor tuba dianggap sebagai yang terpenting dalam masalah infertilitas.
Biasanya masalah yang sering terjadi berupa penyempitan atau bahkan
perlengketan pada tuba. Apabila tuba mengalami penyempitan sehingga
menjadi tersumbat maka akan menimbulkan masalah infertilitas, hal ini
dikarenakan :
a. sperma tidak dapat bertemu dengan ovum,
b. jika sperma dapat bertemu dengan ovum, zigot hasil fertilisasi tidak
dapat menuju kavum uteri. Hal ini memungkinkan terjadinya kehamilan
ektopik.


Makalah Infertilitas 55

5. Masalah peritoneum
Gangguan yang biasanya terjadi pada bagian peritoneum adalah
endometriosis. Endometriosis adalah satu keadaan di mana jaringan
endometrium yang masih berfungsi terdapat di luar kavum uteri. Jaringan ini
terdiri atas kelenjar-kelenjar dan stroma. Kelenjar dan stroma pada
endometriosis biasanya responsive terhadap hormone gonad dan perubahan
biokimia yang diinduksi oleh steroid menyebabkan endometrium ektopik ini
sangat mirip dengan kelenjar dan stroma yang terlihat pada endometrium di
dalam ronggs uterus.
Lesi endometriosis dapat ditemukan hampir di setiap tempat di pelvis
namun paling sering ditemukan pada permukaan peritoneum yang menutupi
kantung Douglas, ovarium, dan tuba fallopi. Wanita dengan endometriosis
dapat mengalami gejala nyeri pelvis, massa adneksa (endometriosis),
infertilitas, atau kombinasi dari gejala-gejala itu

6. Masalah ovarium
Ovarium merupakan suatu organ reproduksi pada perempuan yang
menjadi tempat berlangsungnya proses ovulasi. Ovulasi merupakan peristiwa
kunci yang menentukan dapat atau tidaknya proses reproduksi berlangsung.
Ovulasi dapat diketahui secara klinis dengan melihat tanda-tandanya, yaitu :
a. adanya tanda nyeri perut bawah kiri atau kanan,
b. penigkatan suhu basal tubuh,
c. keputihan, terjadi akibat pengeluaran lender serviks yang berlebihan
d. terkadang juga dapat terjadi perdarahan.
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan proses ovulasi tidak
berlangsung, diantaranya :
a. gangguan hormonal,
b. kelainan organic ovarium,
c. pengaruh obat-obatan, contohnya ; pemakaian ganja, kokain, dan heroin
dapat menyebabkan gangguan sekresi gonadotropin dan prolaktin
sehingga bias menghambat ovulasi.

7. Masalah hormonal
Beberapa keadaan infertilitas yang disebabkan oleh adanya masalah
hormonal, diantaranya :
a. defisiensi gonadotropin (hipogonadotropin)
b. gangguan fungsi kelenjar kelamin (hipogonadisme)
c. kombinasi 1 dan 2
d. hiperprolaktinemia.


Makalah Infertilitas 56

PEMERIKSAAN FISIK DAN PENUNJANG
Pemeriksaan fisik dan penunjang sangat dibutuhkan untuk mendiagnosis
suatu keadaan. Dalam masalah infertilitas ada beberapa pemeriksaan fisik
dan penunjang yang harus dilakukan untuk memastikan apakah terjadi
suatu infertilitas pada suatu pasangan.
Pemeriksaan fisik yang dilakukan biasanya dilakukan di beberapa tempat,
diantaranya : vagina, uterus, tuba, peritoneum, ovarium, dan serviks.
a. Vagina
Ada dua pemeriksaan fisik yang biasanya dilakukan untuk memeriksa
bagian vagina pada seorang wanita, yaitu :
1. pemeriksaan inspeculo
pemeriksaan ini dilakukan dengan cara :
pemeriksa duduk menghadap aspektus genitalis
Ambil kapas, basahi dengan larutan antiseptik kemudian
usapkan pada daerah vagina, vulva, dan perineum
Inspeksi pada daerah vulva dan perineum
Buka celah antara kedua labium mayus, perhatikan muara
uretra dan introitus vagina (bila kandung kemih belum
dikosongkan, lakukan pemasangan kateter untuk
mengeluarkan kandung air kemih)
Raba dan telusuri labium mayus kanan dan kiri (terutama
dibagian kelenjar bartolini) dengan ibu jari dan ujung telunjuk
Ambil spekulum dengan menggunakan tangan kanan, ujung
jari telunjuk dan jari tengah kiri membuka labia mayora,
sehingga intoitus tampak.
Masukkan ujung speculum dalam posisi tertutup, dengan
arah sejajar introitus. Yakinkan bahwa tidak ada bagian yang
terjepit, kemudian masukkan perlahan ke dalam lumen
vagina.
Setelah masuk kedalam lumen, putar speculum 90 hingga
tangkainya ke arah bawah
Buka speculum sehingga bilah atas dan bawah menyentuh
masing-masing dinding atas dan bawah vagina
Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan serviks
tampak jelas
Kunci pengatur bilah (perhatikan porsionya, baik warna,
ukuran, dinding vagina, dan juga sekret vagina apakah
keluar dari porsio)
Setelah pemeriksaan selesai, buka kunci pengatur bilah,
tutup speculum, kemudian keluarkan sejajar intoitus
Letakkan speculum kedalam larutan chlorine 0.5%.


Makalah Infertilitas 57

2. pemeriksaan vagina toucher (VT)
pemeriksaan ini dilakukan dengan cara ;
Untuk melakukan pemeriksaan vagina toucher pemeriksa
berada dalam posisi berdiri
Buka labium mayus kiri dengan tangan kiri dengan ibu jari
dan telunjuk tangan kiri, masukkan
Masukkan jari telunjuk dan tengah tangan kanan ke dalam
vagina (VT)
Letakkan tangan kiri pada supra simfisis, tentukan apakah
teraba uterus atau massa tumor lain
Bila teraba tentukan besar, konsistensi, mudah digerakkan
atau tidak, nyeri/tidak.
Kemudian secara bimanual periksa besar dan konsistensi
serviks tentukan besar uterus, konsistensi, dan arahnya, dan
keadaan parametrium kanan kiri dan kavum douglas, apakah
ada massa tumor yang mengisinya (biasanya pembesaran
ovarium)
Tangan dalam memeriksa dinding vagina, apakah ada
kelainan
Untuk menentukan tanda hegar (tanda kehamilan muda)
dicoba memeriksa bagian isthmus uteri (batas korpus dan
serviks) dengan cara mencoba mempertemukan kedua
ujung jari tangan luar dan dalam
Tangan dalam memeriksa dinding vagina, apakah ada
kelainan
Untuk menentukan tanda hegar (tanda kehamilan muda)
dicoba memeriksa bagian isthmus uteri (batas korpus dan
serviks) dengan cara mencoba mempertemukan kedua
ujung jari tangan luar dan dalam
Keluarkan kedua jari dari dalam vagina
Usapkan larutan antiseptik pada bekas sekret/ cairan di
sekitar vulva/ perineum
Pemeriksaan selesai

b. Serviks
Pemeriksaan fisik yag biasanya dilakukan pada bagian serviks adalah:
1. Uji pascasanggama
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara :
Setelah abstinensi selama 2 hari, pasangan dianjurkan
melakukan sanggama 2 jam sebelum pemeriksaan
Dengan menggunakan speculum, lendir serviks yang tampak
dibersihkan dengan menggunakan kapas kering ( jgn
menggunakan kapas basah oleh antiseptik karena dapat
mematikan spermatozoa)
Lendir diambil dengan semprit tuberkulin, kemudian
disemprotkan ke gelas objek
Makalah Infertilitas 58

Tutup dengan gelas penutup
Lakukan pemriksaan dibawah mikroskop
Dilakukan untuk mengetahui banyaknya sperma dalam 1 LPB.

2. Uji in vitro
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara :
Menempatkan setetes air mani dan setetes lendir serviks pada
gelas objek
Kemudian kedua bahan itu disinggungkan satu sama lain degan
meletakkan gelas penutup di atasnya
Hasil : akan terlihat spermatozoa menyerbu kedalam lendir
serviks.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengukur
kemampuan sperma yang masuk kedalam lender serviks.

b. Uterus
Pemeriksaan fisik yang biasanya dilakukan paada bagian uterus adalah :
1. Biopsi endometrium
Pemeriksaan biopsi dilakukan pada saat-saat tertentu sesuai
dengan informasi yang ingin diperoleh.
contoh :
= apabila ingin memperoleh keterangan tentang pengaruh
estrogen/yg lain yg bukan hormonal, pemeriksaan dengan
metode ini dapat dilakukan pada hari ke-14
Pada umumnya, waktu terbaik untuk melakukan biopsi adalah 5-6
hari setelah ovulasi, yaitu sesaat sebelum terjadinya implantasi
blastosis pada permukaan endometrium. Biopsy yang dilakukan
sebelum hari ke-7 setelah ovulasi itu akan mengurangi
kemungkinan terganggunya kehamilan yang sedang terjadi.

2. Histerosalpingografi
Histerosalpingografi adalah pemeriksaan yg menggunakan
sinar-X untuk menilai keadaan sal. leher rahim (kanalis servikalis),
rongga rahim, saluran telur (tuba Falloppii), rongga peritoneum
secara sekaligus, dengan cara memasukkan cairan kontras
melewati saluran leher rahim, rongga rahim, saluran telur dan
berakhir di rongga peritonem
Makalah Infertilitas 59

Histerosalpingogafi yang dilakukan dengan baik dapat
memberikan keterangan tentang seluk-beluk kavum uteri, patensi
tuba, dan juga peritoneumnya.
Penilaian pemeriksaan ini dilakukan secara radiografik
Alat yang digunakan disebut histerosalpingogram.
Histerosalpingogram adalah alat bantu diagnostik yg memakai zat
kontras tertentu yang dimasukkan ke dalam rongga rahim,
kemudian dibuat foto rontgen, sehingga dapat dinilai saluran mulut
rahim, rongga rahim, saluran telur, dan keadaan di sekitar alat
kandungan dalam (organ genitalia interna).
Tak jarang wanita yang telah menjalankan histerosalpingografi
dapat menjadi hamil, hal ini karena pemeriksaannya dapat
membilas sumbatan-sumbatan tuba yang ringan, atau media
kontras (yodium) yang berkhasiat bakteriostatik sehingga
memperbaiki kualitas lendir serviks. Pengulangan pemeriksaan
histerosalpingografi yang tidak memuaskan akan menghadapkan
pasien kepada bahaya radiasi yang tidak perlu.


Gambar 11 : histerosalpingogafi
( sumber : www.google.com )




Makalah Infertilitas 60


3. Histeroskopi
Histeroskopi adalah peneropongan kavum uteri yang
sebelumnya telah digelembungkan media dekstran 32%, glukosa
5%, garam fisiologik atau gas CO2.
Dalam kasus infertilitas, pemeriksaan ini dilakukan apabila terdapat
:
1. kelainan pd pemeriksaan histerosalpingografi
2. riwayat abortus habitualis
3. dugaan adanya mioma atau polip submukosa
4. perdarahan abnormal dari uterus
5. untuk menempatkan kateter sebagai splint pada bagian
proksimal tuba.
Melalui pemeriksaan histeroskopi dapat dilakukan pembedahan
ringan, seperti melepaskan perlekatan, mengangkat polip dan
mioma submukosa.
Akan tetapi, pemeriksaan ini tidak dapat dilakukan apabila diduga
terdapat infeksi akut rongga panggul, kehamilan, atau perdarahan
banyak dari uterus.


Gambar 12 : pemeriksaan Hyteroscopy
( www.google.com)



Makalah Infertilitas 61



Gambar 13 : cara pemeriksaan Hyteroscopy
( Sumber : www.google.com )

c. Tuba
Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk bagian tuba yaitu :
1. Histerosalpingografi
2. Pertubasi
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa patensi tuba
dengan jalan meniupkan gas CO2 melalui kanula atau kateter
Foley yang dipasang pada kanalis servikalis
Waktu yang terbaik untuk melakukan pemeriksaan ini adalah
setelah haid dan sebelum ovulasi atau pada hari ke-10 siklus
haid.
Pemeriksaan ini tidak dilakukan setelah ovulasi karena dapat
mengganggu kehamilan yang mungkin terjadi. Selain itu,
endometrium pada masa luteal menebal, yang dapat
mengurangi kelancaran aliran gas.
3. Laparoskopi
Laparoskopi adalah prosedur operasi yang digunakan untuk
mengevaluasi organ-organ pelvic untuk mendiagnosis atau
tujuan operasi.
Laparoscopy menggunakan alat (Laparoscope) yang
mengeluarkan cahaya, sehingga keadaan di dalam organ pelvic
bisa terlihat.
Selain tuba, pemeriksaan bagian peritoneum juga
menggunakan cara ini.
Makalah Infertilitas 62


Gambar 14 : Prosedur Laparoscopic
(sumber : www.google.com)



Gambar 15 : Pemeriksan Laparosopic
(sumber : www.google.com )

Selain pemeriksaan fisik dilakukan juga pemeriksaan penunjang yang berupa
pemeriksaan laboratorium dengan memeriksa sample darah.



Makalah Infertilitas 63

4. Pelvic Inflammatory Disease
Definisi
penyakit radang pelvis,adalah suatu istilah umum bagi infeksi
genital yang telah menyebar ke dalam bagian-bagian yang lebih
dalam dari alat reproduksi wanita -- seperti rahim, tuba falopi
dan/atau ovarium.



Gambar 16 : sistem reproduksi wanita
(sumber : www.google.com)

Penyebab:
Terjadi apabila terdapat infeksi pada saluran genital bagian
bawah, yang menyebar ke atas melalui leher rahim

Proses menstruasi dapat memudahkan terjadinya infeksi karena
hilangnya lapisan endometrium yang menyebabkan
berkurangnya pertahanan dari rahim, serta menyediakan
medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri (darah
menstruasi)





Makalah Infertilitas 64

Mekanisme terjadinya:
masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh wanita melalui vagina

merembet naik ke atas sampai organ reproduksi bagian atas melewati mulut rahim

Bila sudah naik, kuman penyakit ini bisa menimbulkan peradangan

menyebabkan perlekatan saluran telur

sumbatan pada saluran telur

Efeknya, wanita tersebut dapat mengalami kemandulan atau sulit mendapatkan
anak

Pada kasus yang sangat berat dan kronis, PID bisa menyebabkan
keadaan yang fatal, karena bila terlambat diobati, infeksi ini akan
menyebar ke lapisan dalam rongga perut (peritonium) sehingga
bsia terjadi peritonitis hingga sepsis (Infeksi berat yang sudah
menyebar ke seluruh tubuh melalui darah).

Pada keadaan normal, sebenarnya organ reproduksi yang terletak
di dalam tubuh wanita, terlindung oleh leher rahim dengan
mekanisme khusus yang terdapat didalamnya. Namun pada saat
saat tertentu, misalnya pada menstruasi, sehabis bersalin, atau
saat pemasangan alat konntrasepsi spiral (IUD), leher rahim berada
dalam keadaan terbuka. Sehingga memungkinkan masuknya
kuman penyakit yang dapat menyebabkan infeksi tersebut lebih
mudah masuk atau menyebar ke atas.

Jenis kuman penyakit yang paling sering menimbulkan PID adalah
Chlamydia, gonorhoea. Kedua jenis kuman ini sangat mudah
ditularkan dari satu orang ke orang yang lain lewat hubungan
seksual yag tidak sehat. Jenis bakteri ini bisa ditemukan dimana
saja, mualid ari udara, air, debu dan tentu saja dengan kontak
cairan tubuh.

Makalah Infertilitas 65

Kuman lain yang juga sering menyebabkan PID adalah
Staphylococcus. Kuman ini bisa masuk ke dalam tubuh melalui
toilet yang tidak bersih , air pembasuh vagina yang tidak higienis,
dan berbagai penyebab lainnya.

Keluhan yang paling gampang dilihat pada penderita radang
panggul adalah munculnya rasa nyeri pada perut bagian bawah,
serta daerah panggul. Rasa nyerijuga bisa dijumpai saat
bersenggama, saat buang air kecil, dan sering kali keluhan juga
muncul setelah baraktivitas berat, misalnya banyak berjalan, berdiri
atau mengangkat benda berat. Selain rasa nyeri, juga sering
dijumpai keputihan yang tidak normal. Bisa saja lendir yang keluar
bewarna bening, putih susu, kuning, kehijauan, atau kecoklatan,
serta sering kali berbau busuk.

Lokasi penyumbatan tuba yang paling sering adalah ujung tuba
yang berfimbria di bagian distal.


Faktor resiko:
1. Riwayat penyakit radang panggul sebelumnya
2. Pasangan seksual berganti-ganti, atau lebih dari 2 pasangan dalam waktu 30
hari
3. Wanita dengan infeksi oleh kuman penyebab PMS
4. Menggunakan douche (cairan pembersih vagina) beberapa kali dalam sebulan
5. Penggunaan IUD (spiral) meningkatkan risiko penyakit radang panggul. Risiko
tertinggi adalah saat pemasangan spiral dan 3 minggu setelah pemasangan
terutama apabila sudah terdapat infeksi dalam saluran reproduksi sebelumnya


Komplikasi
Penyakit radang panggul dapat menyebabkan berbagai kelainan di dalam
kandungan seperti nyeri berkepanjangan, infertilitas dan kehamilan abnormal.
Penyakit ini dapat menyebabkan parut pada rahim dan saluran tuba. Parut ini
mengakibatkan kerusakan dan menghalangi saluran tuba sehingga
menyebabkan infertilitas. Parut juga dapat menyebabkan sel telur tidak dapat
melalui jalan normalnya ke rahim sehingga dapat terjadi kehamilan ektopik.



Makalah Infertilitas 66

ECTOPIC PREGNANCY
Suatu kehamilan yang terjadi bila hasil konsepsi bernidasi diluar tempat
nidasinya (uterus/endometrium cavum uteri). Kehamilan ini sgt berbahaya bagi
wanita terutama jika kasus yang dihadapi adalah kehamilan ektopik terganggu.
Kehamilan ektopik diklasifikasikan menjadi :

1. Tuba Fallopii :
1. Pars interstisialis
2. Isthmus
3. Ampulla
4. Infundibulum
5. Fimbriae

2. Uterus :
1. Kanalis servikalis
2. Divertikulum
3. Kornua
4. Tanduk rudimenter

3. Ovarium

4. Intraligamenter

5. Abdominal



Gambar 17 : anatomi organ reproduksi wanita
(sumber ; atlas anatomi sobota)


Makalah Infertilitas 67

Penyebab terjadinya kehamilan ektpoik dapat disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya :
1. Faktor dlm lumen tuba :
a) Endosalpingitis
b) Hipoplasia uteri yang disertai ggg fungsi silia endosalping.
c) Sterilisasi tuba yg tak sempurna mnjd sbb lumen tuba sempit.

2. Faktor pd dinding tuba :
a) Adanya endometriosis
b) Adanya pengaruh ostium assesorius tubae

3. Faktor di luar ddg tuba :
a) Perlekatan peritubal dan distorsi atau lekukan tuba dpt menghambat
perjalanan telur.
b) Tuba yang menekan ddg tuba dpt menyempitkan lumen tuba.

4. Faktor lain :
a) Migrasi luar ovum
b) Fertilisasi in vitro (IVF)

ULTRASONOGRAFI
Ultrasonografi (USG) Merupakan suatu metode diagnostik dengan
menggunakan gelombang ultra sonik untuk mempelajari morfologi dan fungsi
suatu organ berdasarkan gambaran echo dari gelombang yang di pantulkan
organ. Menggunakan frekuensi gelombang suara ultrasonik (diatas 20 khz)
Macam macam USG
2-D : banyak di gunakan di rumah sakit indonesia, dapat melihat fungsi dan
morfologi organ janin
Color doppler : untuk melihat fungsi hemodinamik uterus-plasenta-janin
3-D : jenis baru, dapat melihat fungsi, morfologi dan sirkulasi organ janin

Metode Pemeriksaan
Metode Transvaginal (5-8 MHz)
Metode Transabdominal (3-5 MHz)



Makalah Infertilitas 68

Metode Transvaginal
Dilakukan dalam keadaan kandung kemih kosong, agar organ pelvik berada
dekat dengan permukaan transduser dan berada di dalam area penetrasi
transduser
Organ pelvik berada dalam posisi yang sebenarnya
Pertama, transduser diberi gel pada permukaan elemennya (untuk
menghilangkan udara di permukaan transduser)
Kemudian dibungkus dengan pembungkus khusus atau kondom (pelindung)
Ujung pembungkus diberi gel lagi (sebagai lubrikan dan penghilang udara
antara pembungkus dengan serviks uteri)
Transduser dimasukkan ke dalam vagina
Manuver gerakan (maju mundur, rotasi, dan angulasi)

Metode Transabdominal
Dilakukan melalui kandung kemih yang terisi penuh (disebut juga
transvesikal), gunanya untuk menyingkirkan usus keluar dari rongga pelvik
sehingga tidak menghalangi pemeriksaan genitalia interna
Massa usus yang berisi gas akan menghambat transmisi gelombang
ultrasonik
Sebelum pemeriksaan, dinding abdomen ibu dilumuri gel untuk lubrikasi dan
menghilangkan udara transduser dan dinding abdomen

Fungsi USG pada Uterus dan Ovarium
Melihat perubahan ukuran pada uterus dan ovarium
Melihat kista ovarium
Melihat maligna pada ovarium
Melihat kelainan pada endometrium
Fungsi lain :
- Untuk melihat pada masa ke hamilan awal untuk melihat yolk sac
(kantung telur) biasanya terlihat pada 5 bulan kehamilan dengan
ukuran 2-4mm
- Untuk melihat rahim apakah ada kelainan sehingga menyebabkan
kemandulan






Makalah Infertilitas 69

Indikasi
Untuk memantau folikel
Pengambilan ovum pada pasien ifertilitas
Membantu pasien gemuk untuk pemeriksaan besarnya massa di dalam
rongga pelvik
Mola hidatidosa mudah diketahui
Pascamenopause, bisa melihat ketebalan endometrium..>8mm berarti
abnormal.
Pemeriksaan mioma
Pasien yg terlambat bulan atau yang takut hamil akan merasa lega bila sudah
diperiksa secara sonografi dapat segera dilihat bila dia tidak hamil.

Pengobatan
pemeriksaan USG untuk mendeteksi akibat lain dari PID misalnya timbulnya
kista infeksi
menjaga kebersihan organ kewanitaan dengan cara membasuh vagina
dengan air bersih seusai berkemih dan menjaganya tetap dalam keadaan
kering
mengganti pembalut wanita apabila lama digunakan, bila sudah terasa penuh
atau lembab
pasangan ikut pula menjalani program pengobatan. Hal ini perlu dilakukan
untuk menghilangkan infeksi yang yang selalu berulang (hilang dan muncul
lagi)

Pada case, pemeriksaan penunjang yang dilakukan menunjukkan adanya
keabnormalan kadar prolaktin pada Mrs. Fera.
Prolactin = 90 ng/ml ( normal = 1-20 ng/ml )
Pada keadaan fisiologis, sekresi prolaktin ditentukan oleh keseimbangan antara
factor penghambat prolaktin ( Prolactin Inhibitory Factor, PIF ) dan factor pelepas
prolaktin ( Prolactin Releasing Factor, PRF ). Setiap kelainan yang mengganggu
kedua komponen pengatur ini akan menyebabkan perubahan sekresi pada prolaktin.
Kadar prolaktin yang berlebihan atau yang biasa dikenal sebagai
hiperprolaktinemia seperti yang dialami Mrs. Fera dapat mempengaruhi fungsi
hipotalamus-hipofisis dan menyebabkan hipergonadisme dengan atau tanpa
galaktorea. Keabnormalan kadar prolaktin pada Mrs. Fera karena jumlahnya yang
terlalu berlebihan lebih tepat dikatakan sebagai galaktorea.
Galaktorea menggambarkan adanya sekresi air susu pada keadaan tidak
menyusui. Jika galaktorea berkaitan dengan amenorea, maka hiperprolaktinemia
adalah kemungkinan penyebabnya. Akan tetapi, jika galaktorea terjadi pada
Makalah Infertilitas 70

keadaan siklus ovulasi yang normal, maka sensitivitas payudara yang berlebihan
terhadap kadar normal prolaktin yang bersirkulasi adalah penyebabnya.
Tiga penyebab paling sering hiperprolaktinemia yang menyebabkan galaktorea
adalah :
1. Adenoma hipofisis
2. Obat-obat yang mempengaruhi kerja dopamine
3. Hipotiroidisme
Galaktorea dapat ditekan dengan penggunaan agonis dopamine.

Bromocriptine mesilate

Suatu derivat ergot yang dapat menekan sekresi prolaktin untuk merangsang
ovulasi . Efek samping nya mual dan muntah . Bromokriptin tersedia dalam bentuk
tablet 2,5 mg
Bromocriptine dan cabergoline mengurangi jumlah prolaktin, hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Kelebihan prolaktin membuat seorang wanita
menghentikan ovulasi, seorang pria, mengurangi produksi sperma, mengganggu
dorongan seksual, dan menyebabkan impotensi (disfungsi ereksi).

Mengapa itu digunakan??
Bromocriptine atau cabergoline dapat digunakan jika seorang wanita tidak
berovulasi karena dia memiliki tingkat tinggi prolaktin dalam darahnya.
Bromocriptine dapat digunakan untuk mengobati orang yang fungsi reproduksi telah
mengalami penurunan nilai karena ia telah normal prolaktin tingkat tinggi.
Prolaktin tinggi umumnya dihasilkan oleh tumor pituitari. Jika Anda memiliki kadar
prolaktin tinggi, Anda akan membutuhkan pengujian lebih lanjut untuk mengetahui
apakah tumor hadir. Bromocriptine digunakan untuk mengobati infertilitas laki-laki
hanya jika dikaitkan dengan tumor hipofisis yang memproduksi prolaktin; obat
tersebut membantu untuk menormalkan interaksi antara kelenjar hipofisis dan testis.

Bagaimana efek obat tsb??
Di antara wanita yang memiliki masalah ovulasi karena kelebihan prolaktin,
70% sampai 90% akan segera mulai mengalami periode menstruasi pada siklus
teratur dan 50% sampai 75% akan segera mulai ovulasi biasanya saat mengambil
obat ini







Makalah Infertilitas 71

Efek samping

Bromocriptine dapat menyebabkan efek samping ringan sampai sedang,
termasuk:
* Hidung kesesakan.
* Mual.
* Diare.
* Sakit kepala.
* Pusing, kepala ringan.
* Kelelahan.

Efek samping dari bromocriptine dapat diminimalkan dengan membangun perlahan-
lahan dengan dosis penuh atau dengan memberikan tablet vagina daripada secara
lisan.
Cabergoline menyebabkan efek samping yang minimal dibandingkan dengan
bromocriptine, tetapi efeknya pada janin tidak sepenuhnya diteliti.




























Makalah Infertilitas 72

FERTILISASI
Definisi
Pembuahan, proses penyatuan gamet pria dan wanita,terjadi di ampulla tuba fallopi
(Fisiologi-Sherwood).
Bagian ini adalah bagian terluas dari saluran telur dan terletak dekat dengan
ovarium. Spermatozoa dapat bertahan hidup di dalam saluran reproduksi wanita
selama kira-kira 24-48 jam.
Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke rahim dan selanjutnya masuk ke dalam
saluran telur. Pergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi otot-otot uterus dan
tuba. saat sampai di saluran kelamin wanita, spermatozoa belum mampu menbuahi
oosit harus mengalami kapasitasi dan reaksi akrosom .

Gambar 18 : Fertilisasi
( sumber : Fisiologi Sherwood )



Makalah Infertilitas 73

Mekanisme
a. Pengangkutan ovum ke oviduktus
1. Oosit sekunder dibebaskan ke rongga abdomen tapi ditangkap oleh
fimbrae (dgn gerakan menyapu ke oviduktus).
2. Di dlm oviduktus oosit sekunder didorong oleh kontraksi peristaltik dan
gerakan silia yg melapisi oviduktus menuju ke ampula.
3. Bila tdk dibuahi oosit sekunder disentegrasi (24 jam) & difagositosit
oleh sel2 yg melapisi bag dlm oviduktus
Terkadang oosit sekunder tetap di dlm rongga abdomen dibuahi dlm
organ2 cerna kehamilan ektopik (abdomen) dibedah
b. Pengangkutan sperma ke oviduktus
1. Saat folikel matang esterogen | & progesteron + mukus serviks tipis
& encer dapat ditembus sperma (slm 2-3 hr ovulasi)
2. Sperma msk ke uterus kontraksi miometrium mengaduk sperma
sperma tersebar di seluruh rongga uterus
3. Di oviduktus sperma melawan gerakan silia yg melapisi saluran
oviduktus sperma menuju ke ampula dibantu dgn kontraksi
antiperistaltik otot polos oviduktus oleh sebagian silia yg berlawanan arah
4. Kontraksi miometrium & oviduktus karena esterogen | ditambah dgn
prostaglandin seminalis
5. Oosit sekunder mengeluarkan zat kimia yg belum diidentifikasi untuk
memberi sinyal kepada sperma
6. Konsentrasi sperma hrs tinggi (> 20 jt/ml semen)
a. Untuk sampai ke oviduktus
b. Untuk meruntuhkan pelindung yg mengelilingi ovum dgn enzim2
akrosom



Makalah Infertilitas 74


Gambar 19 : Proses Fertilisasi
( sumber : www.google.com)

Sebelum membuahi oosit
a. Kapasitasi
b. Reaksi Akrosom

Kapasitasi
Kapasitasi adalah suatu masa penyesuaian di dalam saluran reproduksi wanita,yang
pada manusia berlangsung kira-kira 7 jam,suatu selubung glikoprotein dari protein-
protein plasma semen dibuang dari selaput plasma, yang membungkus daerah
akrosom spermatozoa.
Reaksi Akrosom
Reaksi akrosom terjadi setelah penempelan ke zona pellusida dan diinduksi oleh
protein-protein zona. Reaksi ini berpuncak pada pelepasan enzim-enzim yang
diperlukan untuk menembus zona pelusida, antara lain akrosin dan zat-zat serupa
tripsin.


Makalah Infertilitas 75


Sewaktu pembuahan
a. Penetrasi korona radiate
b. Penetrasi zona pelusida
c. Penyatuan membrane sel sperma dengan oosit
A.Penetrasi korona radiata
Dari 200-300 juta spermatozoa yang dicurahkan ke dalam saluran kelamin wanita
hanya 300-500 yang mencapai tempat pembuahan. Hanya satu diantaranya yang
diperlukan untuk pembuahan, dan diduga bahwa sperma-sperma lainnya membantu
sperma yang akan membuahi untuk menembus sawar-sawar yang melindungi
gamet wanita. Sperma yang mengalami kapasitasi dengan bebas menembus sel
korona.
Dari akrosom (tudung kepala) sperma dikeluarkan enzim-enzim secara berurutan:
Hyalurunidase, Corona penetrating enzim (CPE) dan terakhir akrosin untuk
menembus zona pelusida.
Gambar sperma ketika menembus korona radiata

Gambar 20 : Proses masuknya Sperma menembus korona radiata
(sumber : www.Google.com )
Makalah Infertilitas 76


Gambar 21 : sperma menembus zona pelusida
( Sumber : www.google.com )

B. Penetrasi zona pelusida
Zona pelusida adalah sebuah perisai glikoprotein di sekeliling telur yang
mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi reaksi
akrosom.
Pelepasan enzim-enzim akrosom memungkinkan sperma menembus zona pelusida,
sehingga akan bertemu dengan membrane plasma oosit. Permeabilitas zona
pelusida berubah ketika kepala sperma menyentuh permukaan oosit. Hal ini
mengakibatkan pembebasan enzim-enzim lisosom dari granul-granul korteks yang
melapisi membrane plasma oosit. Pada gilirannya, enzim-enzim ini menyebabkan
perubahan sifat zona pelusida (reaksi zona) untuk menghambat penetrasi sperma
dan membuat tak aktif tempat tempat reseptor bagi spermatozoa pada permukaan
zona yang spesifik spesies. Spermatozoa lain ternyata bisa menempel di zona
pelusida tetapi hanya satu yang menembus oosit.



Makalah Infertilitas 77





Gambar 22 : sperma ketika menembus zona pelusida
( sumber : www.google.com )

C. Penyatuan membrane sel sperma dengan oosit
Segera setelah spermatozoa menyentuh membrane sel oosit, kedua selaput plasma
sel tersebut menyatu. Karena selaput plasma yang menbungkus kepala akrosom
telah hilang pada saat reaksi akrosom, penyatuan yang sebenarnya terjadi adalah
antara selaput oosit dan selaput yang meliputi bagian belakang kepala sperma.
Pada manusia, baik kepala dan ekor spermatozoa memasuki sitoplasma oosit, tetapi
selaput plasma tertingal di permukaan oosit.

Setelah membuahi oosit
sel telur menanggapinya dengan 3 cara yang berbeda :
a. reaksi kortikol dan zona
b. melanjutkan pembelahan meiosis II
c. penggiatan metabolic sel telur


Makalah Infertilitas 78

A.Reaksi kortikol dan zona
reaksi kortikal dan zona : sebagai akibat terlepasnya butir-butir kortikal oosit.
O selaput oosit tidak dapat ditembus lagi oleh spermatozoa lain
O zona pelusida mengubah struktur dan komposisinya untuk mencegah
penambatan dan penetrasi sperma.
B.Melanjutkan meiosis II
Oosit menyelesaikan pembelahan meiosis keduanya segera setelah spermatozoa
masuk. Salah satu dari sel anaknya hamper tidak mendapatkan sitoplasma dan
dikenal sebagai badan kutub kedua, sel anak lainnya adalah oosit definitive.
Kromosomnya (22+X) tersusun di dalam sebuah inti vesikuler yang dikenal sebagai
pronukleus wanita.
C.Penggiatan metabolic sel telur
Factor penggiat diperkirakan dibawa oleh spermatozoa. Penggiatan setelah
penyatuan diperkirakan untuk mengulangi kembali peristiwa permulaan seluler dan
molekuler yang berhubungan dengan awal embriogenesis.

Fase morula
Dimana sel telur yg berhasil dibuahi oleh sperma hingga mencapai tingkat 2
sel mengalami serangkaian pembelahan mitosis..




Gambar 23 : Morula
(sumber : www.google.com)


Makalah Infertilitas 79

Fase blastula
Terjd pembagian sitoplasma kedua kutub,dimana pd kutub fungsional terdpt
sitoplasma yg lbh sdkt dibndng kutub vegetatif,stlh kutub berhasil dibentuk
terbentuklah sebuah rongga yg berisi cairan yg disebut blastosol


Gambar 24 : Blastula
(sumber : www.google.com)


Fase gastrula
Fase ini terjadi akibat embrio mengalami diferensiasi,dimulai menghilangnya
blastosol dimana kutub fungsional membelah dgn cepat akibatnya sel-sel pd
kutub vegetatif melengkung kearah dalam yg membentuk 2 lapisan;ektoderm
& endoderm.


Gambar 24 : gastrula
(sumber : www.google.com)

Makalah Infertilitas 80


Gambar 25 : proses pembentukan zygot
(sumber : www.google.com)


Masa subur
Masa subur adalah saat ovulasi yaitu dimana rahim melepaskan sel telur (Ovulasi)
yang siap untuk dibuahi. Masa subur ini terjadi satu kali dalam satu siklus
menstruasi. Masa subur ditandai oleh kenaikan Luteinizing Hormone (LH), Follicle
Stimulating Hormone (FSH) dan estrogen
Cara mengetahui masa subbur .
1. dengan menggunakan system kalender
didasarkan masa subur atau saat ovulasi terjadi pada hari ke 14 dari
menstruasi yang akan datang dan dikurangi 2 hari
2. Dengan menilai peningkatan suhu badan, biasanya suhu badan meningkat
menjelang dan sesudah masa ovulasi karena pengaruh hormon progesteron .
suhu basal badan diukur setiap bangun tidur. Peningkatan suhu ini sekitar 0,2
C atau lebih. Alat Tes Ovulasi Alat ini bekerja dengan mengukur kadar
hormone LH yang dihasilkan saat ovulasi .

Makalah Infertilitas 81

3. Dengan menilai lendir rahim. Hormon estrogen mencapai puncaknya pada
saat ovulasi terjadi dan memengaruhi lendir rahim. Menjelang ovulasi
biasanya lendir rahim jadi agak encer dan bila diraba dengan dua jari
membentuk benang dan berwarna bening.,ersifat spinbarkeit, yaitu lentur,
tidak terputus jika dipegang, dan lengket seperti agar-agar.Dan kalau dilihat
dibawah mikroskop akan terlihat seperti daun pakis.

4. Alat Tes Ovulasi Alat ini bekerja dengan mengukur kadar hormone LH yang
dihasilkan saat ovulasi . Ilmuwan dari The US National Institute of
Enviromental Health Sciences, di Durham, Carolina Utara, menemukan bukti-
bukti bahwa wanita secara tidak sadar ingin sekali berhubungan sex begitu
masa suburnya tiba. Frekuensi hubungan intim yang dilakukan wanita pada
saat subur melonjak hingga 24 persen ketimbang hari-hari lainnya.
Pada masa subur tubuh wanita memproduksi lebih banyak pheromones, kimiawi
yang mengirim pesan pada lawan jenis, yang meningkatkan daya tarik
seksualnya. Jika tjadi pembuahan pada masa subur, maka ovum akan btemu dg
sperma di ampula (1/3 atas oviduktus) dan bila tdk tjdi pbuahan maka ovum
akan mengalami disintegrasi dlm 24 jam.























Makalah Infertilitas 82

Reproduksi Buatan
A. In Vitro Fertilization (IVF)
IVF adalah sebuah proses untuk menghasilkan bayi di luar tubuh manusia atau
dikenal dengan istilah bayi tabung. Sel Telur dari wanita dan sperma dari pria
ditempatkan bersama-sama dalam piring plastik untuk menghasilkan terjadinya
pembuahan. Setelah terjadi pembuahan, telur yang sudah berubah menjadi embrio
akan ditanamkan kembali ke uterus wanita untuk dapat diproses secara alami oleh
tubuh agar dapat terjadi kehamilan.
Sejarah
Bayi tabung dilakukan pertama kali oleh dr. Patrick Steptoe dan dr. Robert Edwards.
Pada tanggal 25 Juli 1978, pukul 11.47, lahir seorang bayi perempuan yang di beri
nama Louise Joy Brown, di Inggris, dengan berat 5 pon. Pada awalnya teknologi ini
ditentang oleh kalangan kedokteran dan agama, kedua dokter itu dianggap
mengambil alih peran Tuhan dalam menciptakan manusia (playing God).
Indikasi
O Istri mengalami kerusakan kedua tuba
O Faktor suami (oligospermia)
O Faktor imunologik
O Infertil tidak diketahui sebabnya
O Infertil karena endometriosis

Syarat melakukan IVF
O Dilakukan pengelolaan infertilitas secara lengkap
O Indikasi bayi tabung :
Kualitas sperma
Kualitas ovum
Penyumbatan tuba fallopii
Usia wanita >32thn
Serviks abnormal

Makalah Infertilitas 83

O Memahami prosedur konsepsi sec umum
O Melakukan inform consent
O Mampu membiayai prosedur ini

Proses pembuatan IVF
1. Stimulasi ovarium
Dalam siklus menstruasi alami, seorang wanita menghasilkan hanya satu telur,
tetapi agar meningkatkan kemungkinan kehamilan dalam IVF, adalah lebih baik
untuk menstimulasi ovarium agar memproduksi beberapa telur. Ini dilakukan
dengan memberikan suntikan hormon selama 12 hari untuk membuat telurnya
berkembang. Telur-telurnya harus dalam keadaan matang pada saat
pengambilan dan perkembangan mereka harus dimonitor secara cermat.
Stimulasi Ovarium

Gambar 26 : stimulasi ovarium
( sumber : www.google .com)





Makalah Infertilitas 84

2. Monitoring perkembangan telur
Perkembangan telur dimonitor melalui dua metode. Pertama, ukuran dan jumlah
folikel telur yang tumbuh di ovarium diperhatikan melalui ultrasound scanning.
Scanning ini didapat melalui pemasukan transducer kecil ke vagina dan
gambaran yang jelas dari ovarium dapat dilihat di layar televisi. Metode
monitoring kedua adalah dengan mengukur hormon yang dihasilkan oleh
ovarium. Ini dilakukan melalui tes darah. Tes darah dan scanning akan dilakukan
sekitar 2-3 kali selama 2 minggu sebelum pengambilan telur. Setidaknya tiga
telur harus tumbuh sebelum kita bisa melanjutkan dengan pengambilan telur.

Gambar 27 : Monitoring perkembangan telur
(sumber : www.google.com)






Makalah Infertilitas 85

3. Pengambilan telur
Telur-telur yang diambil dari ovarium melalui pengisapan lewat jarum yang halus.
Jarum ini dimasukkan ke dalam ovarium melalui vagina dengan menggunakan
gambar ultrasound sebagai petunjuk. Anda mempunyai pilihan untuk diberi obat
bius secara menyeluruh atau sebagian, tergantung dari status kesehatan anda
yang terakhir dan sejarah medis. Kita berharap untuk mendapatkan setidaknya
tiga telur, tetapi biasanya jumlah yang lebih banyak yang didapatkan.

Gambar 28 : pengambilan telur
( Sumber : www.google.com )
4. Persiapan sperma
Kita akan menginformasikan anda akan kemungkinan waktu pengambilan
sperma begitu waktu pengambilan ovum telah ditentukan. Proses itu akan terjadi
3 jam setelah operasi. Tiga hari puasa hubungan badan akan diperlukan
sebelum pengambilan ovum. Puasa hubungan badan sejak itu adalah penting
untuk memastikan sperma mencapai kualitas optimal.

5. Fertilisasi
Setelah pengambilan, telur-telurnya akan dimasukkan ke dalam inkubator untuk
waktu yang singkat. Sejumlah sedikit sperma akan ditambahkan ke masing-
masing telur. Pada sel sperma dan sel telur yang terbukti sehat, akan sangat
Makalah Infertilitas 86

mudah bagi dokter untuk menyatukan keduanya dalam sebuah piring lab. Namun
bila sperma tidak sehat sehingga tidak dapat berenang untuk membuahi sel telur,
maka akan dilakukan ICSI. Telur yang matang dipegang dengan pipet.
Kemudian, sebuah jarum yang sangat halus, tajam dan tipis digunakan untuk
menangkap dan mengambil sebuah sperma, sperma disuntikkan ke dalam
cytoplasma. Mereka kemudian akan disimpan di inkubator selama kurang lebih 2
hari.

6. Pemindahan sel telur
Setelah sel telur memiliki 4 - 8 sel, sel telur akan dipindahkan kedalam rahim
wanita dan kemudian menempel pada rahim. Selanjutnya sel telur tumbuh dan
berkembang seperti layaknya kehamilan biasa sehingga kehadiran bakal janin
dapat dideteksi melalui pemeriksaan USG. Pemindahannya menggunakan
kateter Teflon halus dan alat speculum untuk membuka vagina. Kateter
dimasukan ke serviks, cairan yang berisi sel telur disalurkan ke dalam rahim.

Gambar 29 : Pemindahan embrio
( sumber : www.google.com)


Makalah Infertilitas 87

7. Tes kehamilan dan scanning
Tes kehamilan dapat dilakukan sekitar dua minggu setelah pengambilan telur.
Jika positif, scanning akan dilakukan lima minggu setelah pengambilan telur
untuk mengkonfirmasikan bahwa kehamilan itu dalam keadaan baik dan seorang
bayi sedang berkembang. Jika negative atau terjadi kegagalan, sel telur yang
dipindahkan akan gagal berimplantasi.

Gambar 30 : tes kehamilan dan Scanning
( sumber : www.google.com)

Perbedaan Fertilisasi Alami dan Fertilisasi Buatan
- Fertilisasi alami : fertilisasi yang terjadi tanpa adanya bantuan dari luar. Sejak
pertama ovum dikeluarkan dari ovarium, berjalan menuju tuba fallopii sampai
bertemu sperma dan melakukan implantasi di rahim wanita, sehingga ovum
yang telah di buahi sperma berkembang dan terjadilah proses kehamilan.
- Fertilisasi buatan : fertilisasi yang terjadi dengan adanya bantuan dari luar.
Biasanya biayanya relative mahal dan butuh proses yang cukup lama hingga
mencapai kehamilan. Dilakukan pada pasangan yang sulit mendapatkan
anak.


Makalah Infertilitas 88

Macam-macam fertilisasi buatan
1. Inseminasi buatan
Merupakan proses pemasukan semen ke dalam saluran wanita dengan
bantuan alat, tanpa melakukan hubungan seksual. Tujuannya agar terjadi
kehamilan.
2. IVF
Merupakan usaha fertilisasi yang dilakukan diluar tubuh, di dalam cawan
biakan dengan mempertemukan sel telur dan sel sperma.
3. Teknik kloning
Merupakan sebuah rekayasa genetika yang sama dengan induknya dengan
cara pembelahan dan pencangkokan sel dewasa di laboratorium dan bila
telah berhasil kemudian di biakan dalam rahim organisme atau suatu proses
penggandaan makhluk hidup dengan cara nucleus transfer dari sel janin yang
sudah berdiferensiasi dari sel dewasa.
- Cloning embrio
Bertujuan membuat kembar dua, tiga, dan seterusnya dari sebuah
zigot.
- Cloning biomedik (terapetik)
Bertujuan untuk keperluan penelitian pengobatan penyakit yang hingga
kini sulit di sembuhkan.
- Cloning reproduksi
Bertujuan untuk mendapatkan anak klon dari orang yang diklon,
memproduksi sejumlah individu yang secara genetic identik.













Makalah Infertilitas 89

Kontrasepsi
Definisi
Mengurangi atau mencegah konsepsi, agen yang mengurangi atau mencegah
konsepsi.
Kontrasepsi mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita
(fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat)
dan berkembang di dalam rahim.
Penggolongan kontrasepsi
Kontrasepsi reversible adalah metode kontrasepsi yang dapat
dihentikan setiap saat tanpa efek lama di dalam mengembalikan
kesuburan / kemampuan untuk punya anak lagi.
kontrasepsi permanen/sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang tidak
dapat mengembalikan kesuburan dikarenakan melibatkan tindakan
operasi.
Kontrasepsi reversible
Kontrasepsi hormonal

Gambar 31 : kontrasepsi hormonal
(sumber : www.google.com )

Kontrasepsi oral kombinasi (pil)
Mengandung sintetik estrogen dan preparat progestin yang mencegah
kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur
oleh indung telur) melalui penekanan hormon LH dan FSH, mempertebal
lendir mukosa servikal (leher rahim), dan menghalangi pertumbuhan lapisan
endometriumMengandung estrogen & preparat progestin.

Makalah Infertilitas 90

Kontrasepsi oral progestin (pil)
Mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi
(pelepasan sel telur oleh indung telur), mempertebal lendir mukosa leher
rahim, mengganggu pergerakan silia saluran tuba, dan menghalangi
pertumbuhan lapisan endometrium. Baik digunakan untuk wanita menyusui.
Kontrasepsi suntikan progestin
Mencegah kehamilan sama seperti pil progestin namun, kontrasepsi ini
menggunakan suntikan intramuskular (dalam otot ). Yang sering digunakan
adalah medroxyprogesterone asetat (Depo-Provera), 150 mg yang diberikan
setiap 3 bulan.
Kontrasepsi suntikan estrogen-progesteron
Suntikan ini diberikan secara intramuskular setiap bulan, mengandung
25 mg depo medroxyprogesteron asetat dan 5 mg estradiol cypionat.
Mekanisme kerja, efek samping, kriteria, dan keamanan sama seperti
kontrasepsi oral kombinasi. Diberikan secara intramuskular setiap bulan.
Implant progestin
Berupa kapsul plastik, tipis, fleksibel, yang mengandung 36mg
levonorgestrel yang dimasukkan ke dalam kulit lengan wanita. Setelah diberi
obat bius, dibuat sayatan dan dengan bantuan jarum dimasukkan kapsul
implan. Tidak perlu dilakukan penjahitan. Kontrasepsi ini efektif dalam waktu
48 jam setelah diimplan dan dapat digunakan selama 5-7 tahun.
Kontrasepsi Patch
Patch ini didesain untuk melepaskan 20g ethinyl estradiol dan 150 g
norelgestromin. Mencegah kehamilan dengan cara yang sama seperti
kontrasepsi oral (pil). Digunakan selama 3 minggu, dan 1 minggu bebas patch
untuk siklus menstruasi.


Gambar 32 : kontrasepsi patch
(sumber : www.google.com)


Makalah Infertilitas 91

Mini pil
Bukan merupakan penghambat ovulasi, karena kadang-kadang ovulasi
dapat terjadi. Efek utamanya berpengaruh pada endometrium dan lendir
endometrium sehingga nidasi blastokista tidak dapat terjadi.

Postcoital contraception
Kontrasepsi ini mengandung estrogen tinggi. Biasanya digunakan
untuk mencegah kehamilan pada koitus tidak dilindungi. Efeknya dapat
menghalangi implantasi blastokista di endometrium
Kontrasepsi Barrier (penghalang)
Kondom
Prinsip kerja kondom adalah sebagai perisai dari penis sewaktu koitus
dan mencegah pengumpulan sperma dalam vagina.


Gambar 33 : kontrasepsi barrier
(sumber : www.googe.com)

Diafragma
Kontrasepsi penghalang yang dimasukkan ke dalam vagina dan
mencegah sperma masuk ke dalam saluran reproduksi. Diafragma terbuat
dari lateks atau karet dengan cincin yang fleksibel. Diafragma diletakkan
posterior dari simfisis pubis sehingga serviks (leher rahim) tertutupi
semuanya. Diafragma harus diletakkan minimal 6 jam setelah senggama.

Cervical cap
Cervical cap (penutup serviks) adalah kop bulat yang diletakkan
menutupi leher rahim dengan perlekatan di bagian forniks. Terbuat dari karet
dan harus tetap di tempatnya lebih dari 48 jam.

Makalah Infertilitas 92


Gambar 34 : cervical cap
(sumber : www.google.com)

Spermisida
Merupakan bahan kimia yang membunuh sperma dengan cara merusak
membran sperma. Bahan kimia yang sering digunakan adalah nonoksinol-9 &
oktosinol-9. Macam-macam spermasida yaitu :
o Jelly/cream
o Tablet busa
o C-film

IUD (spiral)
Alat kontrasepsi yang tertanam dalam rahim & berukuran kecil yg dimasukan
dalam rongga uterus. Berfungsi untuk menghambat kemampuan sperma untuk
masuk ke tuba falopii dan mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum
uteri.
Macam-macam IUD yaitu :
Spiral jenis copper T melepaskan tembaga
Progestasert IUD melepaskan progesteron
Sterilisasi
Vasektomi
Berupa pemotongan vas deferens.
Ligasi tuba / tubektomi
Berupa pemotongan dan pengikatan atau penyumbatan tuba falopii.

Makalah Infertilitas 93

BAB IV
PENUTUP
Dengan adanya masalah yang diberikan pada saat tutorial, kami mengambil
kesimpulan bahwa pada Ny. Fera di temukan gejala infertile dengan factor rokok
yang akhirnya menyebabkan gangguan pada hormonnya, sedangkan pada Tn. Feri
juga ditemukan kelainan pada kualitas spermanya, pada pemeriksaan mikroskopik,
yaitu motilitas sperma dari Tn. Feri. Keadaan ini kemudian ditanggulangi dengan
pemberian obat bromocriptine mesylate dan clomiphen cytrate.
Infertilitas adalah ketidakmampuan sepasang suami istri untuk memiliki
keturunan, dimana wanita belum mengalami kehamilan setelah bersenggama
secara teratur 2 3x seminggu, tanpa memakai metode pencegahan selama
1tahun. Infertilitas dapat terjadi pada pria atau wanita.dan factor factor yang
mempengaruhinya pun berbeda-beda. Salah satunya seperti pada kasus ini,
pasangan.











Makalah Infertilitas 94

Referensi

1. Dorland, W. A. Newman, Kamus Dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC, 2002.
2. Sherwood, Lauralee.2001.Fisiologi manusia.Edisi 2. Jakarta : EGC, 2001.
3. Guyton dan Hall. Fisiologi kedokteran. Edisi 11.Jakarta : EGC, 2008.
4. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu kandungan. Jakarta : PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, 2009.
5. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, 2009.
6. Linda J.H. dan Danny J.S. At a Glance Sistem Reproduksi. Edisi 2. Jakarta :
ERrlangga, 2008.
7. Sadler. Embriologi Kedokteran Langman. Edisi 10. Jakarta : EGC, 2010.
8. Gandasoebrata, R. Penenuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat.
9. GreenSpan. Endokrinologi Dasar dan Klinik. Edisi 4. Jaksrta : EGC, 2000.
10. Vitahealth. 2008. Infertil: Informasi Lengkap Untuk Penderita dan
Keluarganya. Jakarta: Gramedia.
11. Watson, A., P. Vandekerckhove, and R. Lilford. "Techniques for Pelvic
Surgery in Subfertility (Cochrane Review)." The Cochrane Library 1 (January
20, 2003).
12. Williams,Obstetric ed.21.Jakarta. EGC
13. www.Andrology Laboratory.com
14. www.google.com//zift.jpg
15. www.google.com//gift.jpg




Makalah Infertilitas 95

You might also like