You are on page 1of 3

[ bending moment diagramme ]

DIAGRAM GAYA
Diagram gaya terdiri dari: Diagram gaya normal (NFD-Normal Force Diagram) Diagram gaya geser/lintang (SFD-Shear Force Diagram) Diagram momen lentur (BMD-Bending Moment Diagram) Kegunaan dari diagram gaya tersebut untuk melihat pengaruh gaya-gaya dalam terhadap batang yang dikenai beban, sehingga dapat diperkirakan letak dan besar beban maksimum dari masing-masing jenis gaya dalam.

ANALISA STRUKTUR 1
MG.10-11
dyahhendra/as1.uty

dyahhendra/as1.uty

BENDING MOMEN DIAGRAM


Distribusi momen dalam struktur dapat diperoleh dengan meninjau secara bergantian keseimbangan bagian elemen yang berbeda-beda dari struktur, dan menghitung momennya untuk setiap bagian. Untuk memvisualisasikan distribusi momen tersebut, nilai yang diperoleh diplot secara grafis dalam diagram momen lentur (BMD)

MENGHITUNG MOMEN
BMD merupakan diagram yang digunakan untuk mengetahui momen maksimum yang terjadi dari batang, bisa dihitung dengan menggunakan sigma momen di tiap-tiap tumpuan atau dihitung dari luasan SFD pada tiap2 batang.

dyahhendra/as1.uty

dyahhendra/as1.uty

dyahhendra/AS1.uty

MOMEN BEBAN TERPUSAT


q kN/m

BEBAN MERATA
Untuk menghitung gaya reaksi:

Momen gaya merupakan hasil perkalian gaya dengan jarak gaya itu (lengan)sampai ke titik yang ditinjau. Momen = Gaya x Jarak Gaya ke Titik yang Ditinjau

A
L RA RB

Beban merata q sepanjang L AB digantikan beban terpusat Q = qL, bekerja di titik tengah L (AB)

+
L/2

SFD Mmax = (qL2)/8

BMD

+
dyahhendra/as1.uty dyahhendra/as1.uty

MOMEN MAKSIMUM
Momen maksimum dibawah muatan terbagi merata, misalnya Momen Maksimum terjadi di titik C yang berjarak x meter dari titik A.
A
tg = 43

P = 10 T
3m

q = 2 T/m

6m 4m 2m

H = 0 HB = P . 3/5 = 6 T MB = 0 VA.10 8 . 7 (q . 4) . . 4 + (q . 2) . . 2 = 0 VA = 6,8 T MA = 0 VB.10 8 . 3 (q . 6) . ( . 6 + 6)= 0 VB = 13,2 T

dyahhendra/as1.uty

dyahhendra/as1.uty

dyahhendra/AS1.uty

Py = 8 T
3m

Py = 8 T

q = 2 T/m

NFDx = - HB NFD6 = NFD10 = - 6 T SFDx = VA 8 (2 . (x 6)) SFD6 = -1,2 T; SFD10 = -1,2 (2 . 4) = - 9,2 T

NFDx = 0 NFD0 = 0; N3 = 0
A

Px = 6 T

SFDx = VA SFD0 = 6,8 T; L3 = 6,8 T BMDx = VA . x BMD0 = 0; BMD3 = 6,8 . 3 = 20,4 Tm


VA = 6,8 T x

Px = 6 T

4m

x VA = 6,8 T

BMDx = VA.x 8.(x - 3) (2 . (x 6)) . (x 6) BMD6 = 16,8 Tm; BMD10 = 6,8 . 10 8 . 7 (2 . 4) . . 4 = - 4 Tm

Py = 8 T
Py = 8 T q = 2 T/m

q = 2 T/m

NFDx = Px - HB = 0 NFD10 = NFD12 = 0 SFDx = VA 8 (2 . (x 6)) + VB SFD10 = 4 T; SFD12 = -1,2 (2 . 6) + 13,2 = 0 BMDx = VA.x 8.(x - 3) (2 . (x 6)). (x 6)+VB .(x 10) BMD10 = - 4 Tm; BMD12 = 6,8 . 12 8 . 9 (2 . 6) . . 6 + 13,2 . 2 = 0

NFDx = - HB NFD3 = NFD6 = - 6 T


A Px = 6 T x VA = 6,8 T
4m

A Px = 6 T x VA = 6,8 T VB = 13,2 T
2m

SFDx = VA 8 SFD3 = SFD6 = - 1,2 T BMDx = VA.x 8.(x - 3) BMD3 = 20,4 Tm BMF6 = 6,8 . 6 8 . 3 = 16,8 Tm
dyahhendra/as1.uty

dyahhendra/as1.uty

P = 10 T
3m

q = 2 T/m

tg = 43
6m 4m 2m

3m

3m

4m

2m

NFD (-) 6 6,8 (+) 1,2 4 SFD (-) 9,2 4 BMD (+) 16,8 20,4
dyahhendra/as1.uty

dyahhendra/AS1.uty

You might also like