You are on page 1of 35

Sistem

manajemen informasi bertujuan meningkatkan kinerja proyek dan kinerja perusahaan dengan skala luas dalam hal fungsi ekonomi, fungsi teknis, fungsi jaminan kualitas (Quality Assurance), fungsi waktu serta fungsi evaluasi proyek dengan beberapa tampilan data dan informasi lengkap yang berguna dalam pengambilan keputusan.

Fungsi Informasi dan Data

Klasifikasi Informasi dan Data


1. Hubungan Internal 2. Hubungan Eksternal 3. Data Random dan Terstruktur 4. Updating data 5. Data dan Informasi Online 6. Konstituen organisasi 7. Pengolahan Statistik 8. Prediksi dan simulasi

1
x x

x x x x X

x x x x x x x x x x X x

9. Informasi aktual
10. Tampilan Kinerja 11. Evaluasi dam Kaji ulang 12. Decision Support System

x
X x x x X

hubungan antar-organisasi 2: hubungan dengan sumber data 3: hubungan dengan pengolahan data 4: hubungan dengan laporan informasi 5: hubungan dengan sifat informasi 6: posisi dan fungsi pengguna 7: aliran informasi 8: kualitas informasi
1:

Input
Data dan Informasi

Pengolahan data dengan Komputer Klasifikasi Data Rancang bangun Sistem dan struktur data Kalkulasi Sistem Integrasi Sistem Penyimpanan data dan informasi Aktual

RDBMS Retrive data dan inforamsi Reproduksi Penyebaran, komunikasi

Output Management Informastion System dan Decision Support System

1. Persyaratan

Teknis dan Administrasi Hukum 1.1 Aspek Teknis Proyek a. SNI b. SII c. Peraturan teknis bangunan dan proyek kelautan d. Peraturan teknis bangunan dan proyek bangunan udara e. Peraturan teknis dari negara lain, sepert: AISC, JIS, DIN ICAO, dan lain-lain

1.2 Aspek Administratif Hukum Proyek


Undang-undang RI No. 18 tahun 1999 tentang jasa

kontruksi, dsb. Keputusan Presiden RI No. 80 tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Keputusan Presiden RI No. 61 tahun 2004 tentang pedoman atas Keputusan Presiden RI No. 80 tahun 2003. Undang-undang RI No. 13 tahun 1980 tentang jalan tol Undang-undang RI No. 38 tahun 2004 tentang jalan Undang-undang RI No. 4 tahun 1997 serta Peraturan Pemerintah N0. 23 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 1/IN/1990 mengenai Keselamatan dan Keselamatan Kerja UU RI No. 24 tahun 1992 tentang penataan ruang

Produktifitas di dalam proyek banyak bergantung pada proses waktu pelaksanaan proyek. Produktifitas kerja yang rendah biasanya disebabkan oleh: motivasi kerja rendah kondisi tempat kerja buruk peralatan yang digunakan buruk material di bawah standar komunikasi yang buruk di proyek, pengawas yang tidak adil Karakteristik Industri Kontruksi terdiri atas: Sumbangan ke Produk Domestik Bruto: 5 14% Sangat rendahnya jaminan manajemen yang baik Penggunaan tenaga kerja: tetap dan tidak tetap Banyak pihak yang terlibat Riset dan pengembangannya sangat rendah

Ketentuan-ketentuan Hukum Proyek Kontruksi:


1. Keputusan Pemerintah Hindia Belanda No. 9

Tahun 1941 2. Undang-undang Pembangunan Kota No. 168 tahun 1948 3. Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia Tahun 1961 4. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (1971)

Azaz-azaz yang disepakati dalam proyek

kontruksi adalah: Kejujuran dan manfaat Keserasian dan keseimbanga Kemandirian, keterbukaan/kemitraan Keamanan dan keselamatan demi kepentingan masyarakat, bangsa dan negara

Jasa kontruksi: jasa perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Pekerjaan kontruksi: pekerjaan arsitektur, sip[il, mekanikal elektrikal, tata

lingkungan untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain. Pengguna jasa: pemberi tugas atau penilik pekerjaan proyek. Penyedia jasa: orang perseorangan atau badan uang kegiatan usahanya menyediakan jasa kontruksi. Kontrak Kerja Kontruksi: Dokumen yang mengatur hubungan hukum antara penyedia dan pengguna jasa dalam proyek kontruksi. Perencana Kontruksi: ahli di bidang pelaksanaan jasa dalam bentuk perencanaan bangunan Pelaksana Kontruksi: penyelenggara kegiatan untuk mewujudkan hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan. Pengawas Kontruksi: melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal pelaksanaan pekerjaan kontruksi selesai di serah-terimakan.

Hak kontraktor adalah sbb:

1. Mendapatkan bayaran untuk kemajuan pekerjaan 2. Mencari jalan lain bila owner gagal melakukan pembayaran 3. Mengakhiri kontrak karena sesuatu sebab 4. Mendapatkan pembayaran ekstra dan perpanjangan waktu 5. Melakukan banding terhadap keputusan owner 6. Kontraktor bebas memilih subkontraktor 7. Memilih tempat pembelian barang/ material 8. Melakukan kegiatan dengan caranya, sesuai dengan yang diizinkan

Kewajiban kontraktor meliputi: 1. Harus menyelesaikan proyek sesuai kesepakatan


2. Memberikan perhatian terhadap karyawan dan 3. 4. 5.

6.

tenaga kerjanya. Konfirmasi terhadap hukum Mengikuti gambar dan spesifikasi yang ditentukan Menjamin semua material, tenaga kerja yang harus ada pada organisasinya maupun pada subkontraktor. Penjaminan asuransi

Kewajiban Penyedia Jasa (Owner)

meliputi: 1. Membuat Dokumen Lelang 2. Melengkapi kebutuhan desain 3. Menerbitkan dokumen lelang 4. Menetapkan pemenang

1.

Mewakili Owner dalam administrasi dan operasi kontruksi seharihari 2. Memberikan advis dan konsultasi kepada Owner 3. Menengahi komunikasi antara Owner dan kontraktor 4. Mengawasi kemajuan proyek 5. Memeriksa mutu pekerjaan 6. Menyetujui material, peralatan dan Shop Drawing 7. Membuat intruksi untuk mempercepat , memberhentikan dan mengoreksi pekerjaan 8. Tidak tunduk terhadap prosedur dan aturan kontraktor 9. Menerjemahkan ketentuan kontrak dan menilai pekerjaan kontraktor 10. Bertanggungjawab pada pihak ketiga karena kelalaian yang diperbuat

Sengketa biasanya muncul karena:

1. 2. 3.

Perbedaan penafsiran Wan prestasi Adanya aturan-aturan yang tidak jelas

Penyelesaian di luar pengadilan dengan cara-cara sbb: negosiasi Konsiliasi Mediasi Arbitrase

Cara arbitrase biasanya dipakai di proyek swasta karena:

1. 2.
3. 1.

Cepat, ekonomis, bersifat pribadi Hakim terdiri atas profesional yang berpengalaman dalam proyek kontruksi Dilakukan dengan kontrak atas kesepakatan bersama
Membbuat tuntutan tertulis berupa jumlah, sifat problem dan perbaikannya. Dewan arbitrase dipilih dan disetujui oleh kedua pihak. Mendengar penjelasan dari kedua belah pihak dan saksi mata Tidak ada naik banding atas keputusan akhir arbitrase.

Perosedur Penyelesaian klaim:

2. 3. 4.

Sifat-sifat:

1. 2. 3.
4. 1. 2. 3. 4. 5.

Relatif baru dibanding arbitrase dan hanya berfungsi sebagai penengah. Digunakan pada perselisihan tenaga kerja kontrak. Digunakan pihak ketiga yang netral untuk membantu mencapai kesepakatan. Prosesnya sukarela
Dokumen dikirimkan ke mediator Dilakukan Hearing Mendengarkan keterangan masing-masing pihak yang bersengketa Memberi usulan kepada semua pihak Bila tidak dapat diselesaikan, disarankan ke arbitrase atau ke pengadilan.

Proesedur yang digunakan pada cara mediasi:

1. a.

Jenis kontrak Kontrak penawaran bersaing (Competitive-biod Contract): proyek diserahkan kepada kontraktor secara bertanggung jawab serta dengan studi dan evaluasi penawaran. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: 1. Pelaksanaan pekerjaan diserahkan kepada perserta penawaran ynag bertanggungjawab dan mempunyai harga terendah. 2. Dilakukan untuk proyek publik dan pribadi 3. Estimasi biaya ditentukan oleh Owner 4. Pernyataan tentang penyerahan bukanlah wewenang pernyataan untuk memulai pekerjaan.

b. Kontrak Lump sum

Karakteristik Kontrak lump sum adalah: 1. Jenis kontrak ini melengkapi semua biaya tetap yang terdiri dari semua aspek pekerjaan sesuai dokumen kontrak 2. Jumlah yang ditetapkan tidak memperhitungkan kesulitan di lapangan serta biaya-biaya yang diluar perkiraan. 3. Kondisi yang harus dipertimbangkan adalah kondisi khusus spt: banjir, politik, serta keuangan. 4. Banyak dipakai oleh owner karena resikonya minimum dan biaya diketahui lebih awal. 5. Tidak cocok dipakai dimana alan dan kuantitas tidak dapat ditentukan secara akurat.

c. Kontrak Unit Price: kontrak didasarkan atas Estimasi Quantity Karakteristik kontrak Unit Price: 1. Estimasi quantity ditentukan oleh arsitek/engineer, sedangkan harga unit yang ditetapkan ditentukan oleh kontraktor 2. Biaya akhir tidak dapat diketahui dengan pasti 3. Pembayaran dilakukan berdasarkan Quantity aktual 4. Biaya yang ditetapkan kontraktor merupakan resiko kontraktor 5. Sangat baik dilakukan Quantity yang belum pasti

d. Kontrak Cost-Plus Fee: dilakukan secara terbuka maupun

tertutup dengan biaya kontruksi ditanggung oleh Owner.


Empat pertimbangan owner dan kontraktor dalam kontrak ini yaitu: 1. Prosedur Subkontract-letting dipakai sebagai persetujuan kedua belah pihak 2. Pembayaran Fee kontraktor harus jelas 3. Persetujuan dalam perhitungan keuangan kontraktor 4. Daftar biaya pekerjaan yang diganti oleh owner kepada kontraktor

Sistem kontrak dalam proyek kontruksi, yaitu: 1. Kontraktor Utama Tunggal (Single Prime Contrak): kontraktor bertanggungjawab langsung kepada pemilik sedangkan subkont bertanggungjawab hanya kepada kontraktor. 2. Kontraktor Utama Terpisah (Separate Prime Contrack): hampir sama dengan di atas, namun karena pekerjaannya banyak, maka kontraktor utama melakukan pekerjaan secara terpisah 3. Desain dan Bangun (Design ang Building): kontraktor melakukan pekerjaan perencanaan sekaligus pelaksanaan 4. Manajemen Kontruksi (Cntuction Management) : Kontraktor di koordinasi oleh wakil pemilik proyek 5. Desain dan Kelola (Design ang Manage) : kontraktor melaksanakan perencanaan pelaksanaan, serta pengelolan pekerjaan kontruksi secara keseluruhan.

Fee kontraktor bervariasi, bergantung pada karakteristik proyek, spt: 1. Kompleksitas proyek 4. Estimasi waktu 2. Lokasi 5. Risiko yang dihadapi 3. Kebutuhan sumber daya Beberapa jenis pembayaran fee kontraktor: 1. Pembayaran dengan persentase ( Cost Plus Percentage of Cost Contract) : sangat banyak dipakai dan harus berhati-hati terhadap keadaan alam karena perbaikan kerusakan sangat menguntungkan kontraktor. 2. Pembayaran dengan fee tetap (Cost Plus Fixed Fee Contract) Dasar acuan pekerjaan kontraktor dalam kontrak ini: a. ukuran, waktu, kompleksitas alam, risiko, lokasi kebutuhan, peralatan dan tenaga kerja. b. kontraktor harus mempunyai kemampuan yang baik untuk memperkecil biaya, waktu dan mutu yang ditetapkan

3.

4.

Pembangunan dengan insentif (Insentive Contract): dilakukan untuk memperkecil biaya kontruksi Target biaya: a. Bonus: fee dasar + pembagian penghematan b. Penalti : fee dasar - pembagian kerugian Target waktu: a. Bonus: fee dasar + pembagian penghematan/hari b. Penalti : fee dasar - keterlambatan/hari maximum Cost) : koPembayaran dengan jaminan maksimum (Guanrenteed ntraktor harus menanggung biaya yang berkelebihan dan mendapat keuntungan bila biaya lebih hemat.

Pembayaran kemajuan/prestasi proyek

dilakukan secara periodik dengan batasan waktu: harian, fase, bulanan, atas persentase bobot yang disetujui oleh arsitek/engineer atau manajemen kontruksi

Cara-cra yang dilakukan untuk retain terhadap

kontraktor: 1. Retain 10%, dibayar penuh setelah prestasi pekerjaan sebesar 50% 2. Retain 10%, dibayar setelah setiap kategori diselesaikan 3. Retain 10%, dibayar penuh setelah pekerjaan memuaskan owner

Serah terima dilakukan bila kontraktor telah

menyatakan bahwa pekerjaan telah selesai secara substansial. Owner membayar 95% total biaya proyek sedangkan sisanya untuk penjaminan perbaikan setelah masa pemeliharaan.

Isi dokumen kontrak:


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Surat penawaran (Bidder) Instruksi kepada penawar (Bidder) Syarat-syarat umum Syarat-syarat tambahan Spesifikasi teknik Gambar Adendum Proposal Surat jaminan penawaran Persetujuan

11. Surat Jaminan Pelaksanan 12. Surat jaminan pembayaran tenaga & material 13. Skedul Waktu 14. Kondisi Kerja (umum dan khusus) 15. Dokumen Maintenance dan Training

Kesepakatan kontraktor dan owner dalam dokumen kontrak:

Spesifikasi lebih kuat/berlaku dari pada syarat-syarat umum Tulisan tangan lebih berlaku daripada ketentuan yang diketik Ketentuan yang diketik lebih berlaku daripada yang dicetak Kata-kata lebih berlaku daripada nomor-nomor angka Bila ada yang merugikan, diinterprestasikan melalui gambar Spesifikasi lebih berlaku daripada gambar

Dibuat agar dapat menghilangkan kesalah

pahaman diantara Owner, Arsitek, Engineer, dan Kontraktor. Standar Dokumen Kontrak dibuat oleh organisasi Publik Profesional atau bisnis atau lembaga pemerintah.

MANAJEMEN PROYEK
FUNGSI KEGIATAN MANAJEMEN PROYEK PERENCANAAN PLANNING PENGORGANISASIAN ORGANIZING

PELAKSANAAN ACTUATING

PENGENDALIAN CONTROLLING

AREA MANAJEMEN PROYEK

MANAJEMEN BIAYA MANAJEMEN MUTU MANAJEMEN WAKTU MANAJEMEN K3

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANAJEMEN LINGKUNGAN MANAJEMEN RISIKO MANAJEMEN SISTEM INFORMASI KINERJA PROYEK

INDIKATOR PENCAPAIAN SASARAN & TUJUAN

EFEKTIFITAS FUNGSI/K3 EFISIENSI BIAYA KETEPATAN WAKTU/FUNGSI JAMINAN MUTU

You might also like