You are on page 1of 2

Evaluasi Usaha Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca melalui Clean Development Mechanism (Studi Kasus : PT Indocement Tunggal

Prakarsa Tbk) Antonius Priyo N.S and 2Asep Sofyan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung 1 bluegundam@students.itb.ac.id , 2asep@ftsl.itb.ac.id PENDAHULUAN METODOLOGI Selama pembuatan semen, CO2 dihasilkan dari tiga sumber: pembakaran bahan bakar dalam kiln untuk mempertahankan suhu tungku yang diperlukan, dekarbonasi batu kapur dalam kiln, dan penggunaan listrik di instalasi seperti pabrik penggilingan. (Cembureau, 1999). Menurut CEMBUREAU (1999), sebanyak 0,83 ton CO2 dikeluarkan per ton produk semen dengan faktor klinker 80 persen. Emisi tersebut terdiri atas emisi CO2 dari kalsinasi sebanyak 0,45 ton, emisi CO2 dari pembakaran batu bara sebannyak 0,28 ton, dan CO 2 dari pembangkit listrik untuk keperluan operasional sebanyak 0,1 ton CO2 ekuivalen. Dari tiga sumber, dekarbonasi batu kapur menghasilkan 60% dari emisi CO2 yang dikeluarkan dari kiln semen. Ada tiga strategi utama yang digunakan dalam industri semen yang dapat mengurangi emisi CO2 menurut CEMBUREAU (1999) yaitu dengan meningkatkan efisiensi penggunaan energi dalam proses pembuatan semen, mengganti penggunaan bahan bakar fosil sebagai sumber energi utama pembakaran dalam kiln dengan bahan bakar alternatif yang berasal dari limbah atau produk sampingan, serta mengubah komposisi semen dengan menaikkan kadar aditif sehingga diperlukan energi yang lebih sedikit dalam memproduksi semen maupun clinker semen. Clean Development Mechanism (CDM) merupakan proyek kegiatan yang bertujuan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca di negara berkembang sehingga bisa mendapatkan kredit Certified Emission Reduction (CER). Kredit CER ini dapat dipertukarkan, diperdagangkan, atau digunakan oleh negara industri berkembang sehingga bisa menncapai target penurunan emisi gas rumah kaca yang tertera dalam Kyoto Protocol. Untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, sejak tahun 2005 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (PT ITP) telah berusaha untuk membakar bahan bakar alternatif dalam kiln yang digunakan, menggantikan sebagian bahan bakar fosil yang digunakan dalam produksi klinker serta memproduksi semen campuran dengan rasio klinker yang lebih rendah. Riset ini akan mengevaluasi reduksi 2 yang diemisikan dari pabrik semen selama implementasi Clean Development Mechanism Project (CDM) di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk menggunakan pendekatan sistem dinamik dengan perangkat lunak STELLA 9.0. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang didapatkan dari Divisi Alternative Fuel and Raw Material di PT Indocement Tunggal Prakarsa tbk. Data sekunder juga digunakan untuk verifikasi CDM Project Design Document (CDM-PDD) pada tahun 2005. Di CDM-PDD terdapat semua data yang dibutuhkan untuk menghitung emisi dengan metodologi ACM 0005 yang telah disetujui oleh United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) Pada metodologi ini, emisi karbn dioksida diproyeksikan terhadap skenario baseline dimana tidak ada proyek apapun yang dilakukan. Kemudian emisi karbon dioksida diproyeksikan terhadap skenario dimana CDM diterapkan. Dalam kasus studi ini, tahun baseline adalah 2004 dan dari 2005 hingga 2014, CDM diimplementasikan. Hasil proyeksi kemudian dikonversikan dalam bentuk grafik dan dianalisa.
1

Gambar 1 Metodologi Riset

HASIL DAN PEMBAHASAN Causal Loop Diagram Gambar 2 menunjukkan diagram causal flow.
+ Bahan Baku Mentah Permintaan Produk Semen + Produksi Semen + kalsinasi + Kebutuhan energi listrik faktor clinker + + Penggunaan Bahan Bakar Fosil + Penggunaan Bahan Bakar Alternatif + Transportasi Produk

+ Transportasi Bahan Mentah + Konsumsi Energi

+ produksi clinker

Peningkatan Komposisi Aditif + Emisi CO2 dari transportasi semen

+ Emisi CO2 dari Kalsinasi + Emisi CO2 dari Kebutuhan Energi

+ Emisi CO2 dari transportasi bahan baku mentah

+ Total Emisi + CO2 +

Gambar 2 Causal Loop Diagram

Model sistem dinamik yang akan dikembangkan akan digunakan untuk membuat suatu skema skenario,

berekperimen dengan kebijakan serta menghitung proyeksi emisi CO2. Sebuah causal loop diagram seperti yang ditunjukkan pada gambar 2 dikembangkan untuk menunjukkan hubungan sebab akibat yang mempengaruhi total emisi CO2 yang dihasilkan. Proyeksi dalam diagram ini akan dikembangkan dalam periode hingga tahun 2020, dengan tahun 2004 sebagai tahun baseline. Proyeksi Emisi Gas Rumah Kaca Gambar 3 menunjukkan perbandingan proyeksi emisi dari masing-masing skenario yang digunakan. Batang yang gelap menunjukan proyeksi emisi dari skenario baseline, sementara batang yang berwarna muda merupakan proyeksi emisi dari skenario CDM.

KESIMPULAN Dengan mengimplementasikan Clean Development Mechanism (CDM), PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dapat menurunkan emisi gas karbon dioksida yang dihasilkannya. Total emisi CO2 dari proses produksi semen dapat diturunkan 11% hingga tahun 2020 dari emisi yang seharusnya diemisikan tanpa adanya pelaksanaan CDM. Proses kalsinasi berkontribusi 49 hingga 59 persen. Proses pembakaran bahan bakar menghasilkan sekitar 40 hingga 44 persen emisi total. Proses pembangkitan listrik berkontribusi 11 persen total emisi yang dihasilkan. Pada implementasinya, besar kemungkinannya hasil proyeksi ini tidak tercapai. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti tingkat produksi semen campuran sebagai produk substitusi yang menghasilkan karbon dioksida lebih sedikit tidak tercapai akibat target yang tidak tercapai. Hal ini dapat disebabkan fluktuasi ketersediaan bahan bakar alternatif yang memaksa penggunaan bahan bakar fosil untuk proses produksi. Keterlambatan pergantian teknologi agar sistem produksi yang sekarang dapat menerima bahan bakar alternatif dan bahan baku alternatif juga dapat menurunkan kemungkinan tercapainya hasil proyeksi emisi yang dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Anand, Shalini., Vrat, Prem., Dahiya, R.P. (2005). Application of a system dynamics approach for assessment and mitigation of CO2 emission from the cement industry. Journal of Environmental Management 79 (2006) 383 398) CEMBUREAU. (1999). Environmental Benefits of Using Alternative Fuels in Cement Production. Brussels, The European Cement Association :25 Constanza, R & Gottlieb, S. (1998). Modelling Ecological and Economic System with STELLA. Ecological Economics 14 (1995) 143-159 Dong, X., Li, C., Li, Ji., Huang, W., Wang, J., Liao, R. (2011). Application of a System Dynamics Approach for Assessment of the Impact of Regulations on Cleaner Production in the Electroplating Industry in China. Journal of Cleaner Production 20 (2012) 72e81 Kollikkathara, N., Feng, H., Yu, D. (2010). A System Dynamic Approach for Evaluating Municipal Solid Waste Generation, Landfill Capacity, and Related Cost Management Issues. Waste Management 30 (2010) 21942203. Metz, B., Davidson, O., Bosch, P., Dave, R., Meyers, L. (eds) (2007). Climate Change 2007: Mitigation of Climate Change Contribution of Working Group III to the Fourth Assessment Report of the IPCC. New York, NY, Intergovernmental Panel on Climate Change.

Gambar 3 Proyeksi Emisi CO2

Pada skenario dasar, pada tahun 2005, emisi karbon dioksida diestimasi sebesar 8.379.604 ton. Dalam skenario CDM diestimasikan bahwa pada tahun tersebut akan diemisikan 8.341.818ton gas karbon dioksida pada tahun 2006. Total gas CO2 yang direduksi pada akhir tahun 2014 mencapai 1.110.729 ton.

Gambar 4 Reduksi Emisi CO2

Gambar 4 menunjukkan proyeksi reduksi emisi gas CO2 yang didapatkan dari penerapan skenario CDM di proses produksi semen PT ITP. Pada tahun pertama penerapan, terjadi kumulatif negatif dari reduksi emisi gas CO2 sebesar -46.353 ton CO2. Namun seiring dengan adanya peningkatan target produksi semen dengan rasio clinker yang lebih rendah dan penerapan bahan bakar alternatif untuk menggantikan bahan bakar fosil dalam proses produksi semen, tingkat emisi CO2 yang direduksi tiap tahunnya makin tinggi

You might also like