You are on page 1of 25

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kista merupakan kantong berisi cairan seperti balon berisi air kista dapat tumbuh dimana saja dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium. Kista ovarium sering terjadi pada wanita di masa reproduksinya. Sebagian besar kista terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus haid, produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium (Arianto , 2009 ). Kista ovarium ukuran dan jenis bisa bervariasi, ada yang berisi cairan jernih yang biasanya disebut kista fungsional, berisi darah seperti kista merah (rubrum), kista berisi gigi, rambut, dan cairan lemak yang disebut kista dermoid, berisi jaringan ikat yang padat seperti fibroma. Kebanyakan kista ini jinak, sementara sebagian kecil lainnya bisa berupa kista yang ganas. Di antara kista ovarium ini ada yang bersifat neoplastik (memerlukan operasi) dan ada yang bersifat nonneoplastik (tidak
memerlukan operasi) (Prawirohardjo, 2002).

Di Asia Tenggara di mana Indonesia termasuk didalamnya, insiden kista ovarium mencapai 6,6%, kanker endometrium mencapai 4,8% dari 670.587 kasus kanker pada perempuan, sementara kanker payudara sebanyak 30,9%, dan serviks 19,8%. Sebagian besar wanita tidak menyadari dirinya menderita kista. Jika menimbulkan gejala maka keluhan yang paling sering dirasakan adalah rasa nyeri pada perut bagian bawah dan pinggul. Rasa nyeri ini timbul akibat dari pecahnya dinding kista, terjadinya perdarahan di dalam kista, tangkai kista yang terpeluntir dan pembesaran kista yang terlampau cepat sehingga organ disekitarnya menjadi teregang Kista ovarium tidak berbahaya selama kondisi jinak dan biasanya dapat hilang dengan sendirinya, namun juga dapat terus berkembang dan semakin besar. Kista ovarium dapat berbahaya bila kista berubah menjadi ganas sehingga memerlukan tindakan pengangkatan kista (Sukmamerati, 2008). Kista juga penyakit yang ditakuti banyak wanita, selain kejadiannya yang cukup banyak dan sering tanpa disadari atau gejala, kista juga dikhawatirkan dapat mengganggu kesuburan. Namun, bukan berarti seorang wanita yang menderita kista tidak bisa hamil. Selama pertumbuhan kista tersebut tidak menghambat proses pembuahan, maka kehamilan bisa tetap terjadi. kista ovarium juga seringkali
1

ditemukan pada saat pemeriksaan USG (Ultrasonografi) rutin di awal kehamilan. Kista ini biasanya berasal dari corpus luteum yang berfungsi untuk menyuplai progesteron untuk mempertahankan kehamilan. Salah satu fungsi progesteron disini adalah mempersiapkan endometrium (lapisan dalam rahim) agar siap menerima kehamilan untuk penanaman hasil konsepsi ( Didi, 2008). jika kista dijumpai pada kehamilan, maka kehamilan dan kista ini saling dapat mempengaruhi karena kista sangat mungkin terus berkembang selama kehamilan, di mana hormon - hormon pada masa kehamilan dapat menjadi pemicu bertambah besarnya kista. Gangguan terhadap kehamilan tersebut antara lain dapat menyebabkan abortus dan persalinan prematur, terjadi kelainan letak janin, gangguan terhadap proses persalinan, dan menimbulkan gejala sesak napas karena dorongan pada diafragma. Pengangkatan kista bergantung dari besarnya kista dan usia kehamilan. Jika ukurannya kurang dari 5 cm maka dapat dilakukan pengangkatan kista saat kehamilan sudah memasuki usia 16-18 minggu. Operasi kista yang dilakukan sekitar umur hamil 16-18 minggu ini perlu adanya perlindungan hormon progesteron. Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 11 November 2010 di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, didapatkan bahwa dari bulan Januari 2010 sampai dengan Oktober 2010 penderita kista ovarium pada wanita usia subur berjumlah 34 orang.

B. Tujuan 1. Tujuan Umum a. Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan Pada Pasien dengan Kista Ovarium 2. Tujuan Khusus a) Mahasiswa mampu mendeskripsikan pengkajian pada klien dengan masalah Kista Ovarium. b) Mahasiswa mampu mendiagnosa masalah keperawatan klien dengan kista ovarium c) Mahasiswa mampu merencanakan tindakan keperawatan pada klien kista ovarium.

3.

Manfaat Penulisan a) Pembaca dapat memahami definisi, etiologi, patofisiologi,

serta penatalaksanaan pada pasien dengan kista ovari. b) Pembaca khususnya mahasiswa ilmu keperawatan memahami asuhan keperawatan yang tepat terhadap pasien dengan kista ovari. c) Perawat dapat menerapkan asuhan keperawatan yang tepat terhadap pasien dengan kasus kista ovari.

BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005)
Kista ovarii adalah kista retensi yang berasal dari korpus luteum dan bersifat non neoplastik, dan Kistoma Ovarii adalah tumor yang terdapat di overium dan menjadi masalah malignasi terbesar kedua pada organ reproduksi wanita. ( Daniella dan jene chrette. 1999). Kistoma ovarii merupakan suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas. Dalam kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering ialah kista dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala ke dalam panggul. (Winkjosastro, et. all, 1999)

Tumor ovarium sering jinak bersifat kista, ditemukan terpisah dari uterus dan umumnya diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik. Tumor adalah benjolan atau pembengkakan, jadi setiap benjolan yang abnormal pada tubuh kita bisa disebut tumor, tanpa membedakan apakah jinak atau ganas. Tetapi secara awam, tumor berarti pertumbuhan sel-sel yang bersifat jinak. Tumor tidak menyebar, tumor bertumbuh di satu tempat dan terus membesar. Tumor (bahasa Latin; pembengkakan) menunjuk massa jaringan yang tidak normal, tetapi dapat berupa "ganas" (bersifat kanker) atau "jinak" (tidak bersifat kanker). Kanker = tumor yang ganas Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang
4

tidak terkendali tersebut disebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa buah mutasi mungkin dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut sering diakibatkan agen kimia maupun fisik yang disebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara spontan (diperoleh) ataupun diwariskan (mutasi germline). Jadi kanker berarti pertumbuhan abnormal sel-sel yang bersifat ganas, invasif, merusak jaringan sekitar, menyebar dan tumbuh dengan cepat (Smeltzer and Bare. 2002) B. Anatomi Fisiologi Ovarium Sebuah ovarium terletak disetiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba falopii. Dua ligamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian messovarium ligamen lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi dinding pelvis lateral kirakira setinggi spina illiaka anterior superior, dan ligamentum ovarii propium, yang mengikat ovarium ke uterus. Pada palpasi,ovarium dapat digerakkan.Ovarium memiliki asal yang sama (homolog) dengan testis pada pria. Ukuran dan bentuk ovarium menyerupai sebuah almond berukuran besar. Saat ovulasi, ukuran ovarium dapat berubah menjadi dua kali lipat untuk sementara. Ovarium yang berbentuk oval ini memiliki konsistensi yang padat dan sedikit kenyal. Sebelum menarche, permukaan ovarium licin. Setelah maturasi seksual, luka parut akibat ovulasi dan ruptur folikel yang berulang membuat permukaan nodular menjadi kasar. Ovarium terdiri dari dua bagian: 1. Korteks Ovari : a. Mengandung folikel primordial b. Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel degraf

c. Terdapat korpus luteum dan albicantes

2. Medula Ovari : a. Terdapat pembuluh darah dan limfe b. Terdapat serat saraf Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon. Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung sangat banyak ovum primordial (primitive). Di antara interval selama masa suburnya (umumnya setiap bulan), satu atau lebih ovum matur dan mengalami ovulasi. Ovarium juga merupakan tempat utama produksi hormone seks steroid (estrogen, progesterone, dan androgen) dalam jumlah banyak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan fungsi wanita normal. C. Etiologi Belum diketahui secara pasti akan tetapi ada faktor yang menyebabkan kista ovarium, yaitu : 1. Faktor genetic. Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen ,polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi
6

onkogen, yaitu gen pemicu kanker. Faktor genetik / mempunyai riwayat keluarga dengan kanker ovarium dan payudara. 2. Gaya hidup tidak sehat, diantaranya; a) Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat. Makanan yang kaya lemak setelah terurai, kemudian bereaksi dengan asam amino dan menghasilkan sebuah senyawa karsinogenik bernama akrilamida tersebut yang diketahui sebagai pemicu kanker. b) Zat tambahan pada makanan 1. Pewarna makanan buatan. Digunakan untuk menimbulkan kesan bahwa makanan tersebut mengandung buah dan zat-zat alami lainnya. Red no 3, Yellow no 5 dan pewarna sintetik lainnya dapat menyebabkan kanker, reaksi alergi, atau perubahan perilaku. 2. Aspartam. Pengganti gula yang paling banyak digunakan di pemanis, permen, dan softdrink. Diduga menyebabkan kanker . 3. BHA dan BHT. Antioksidan yang saling berhubungan yang mencegah minyak berubah menjadi tengik diduga kedua zat kimia ini adalah karsinogen ( penyebab kanker ). Sering ditambahkan pada makanan olahan, meliputi minyak sayur , pelembut makanan, potato chips, sereal dsb.

4. MSG ( Monosodium Glutamat ), vetsin, penambah rasa. Jika di goreng atau di Deep-fried dalam minyak suhu sangat tinggi, MSG/vetsin pecah menjadi 2 zat kimia baru genetik yang )

bersifat mutagenik (

menyebabkan

kelainan

dan karsinogenik ( menyebabkan kanker ) c) Merokok dan konsumsi alcohol Karsinogen pada tembakau adalah Benzene: zat kimia yang biasa dipakai dalam berbagai industri, yang juga ditemukan di dalam rokok.

STNA: Singkatan dari Senyawa Tembakau Nitrosamine, kelompok empat senyawa yang paling potensial di antara semua karsinogen dalam rokok dan produk tembakau lain

d) Terpapar dengan polusi dan agen infeksius Tubuh manusia sangat rentan dengan paparan polusi dan agen agen infeksius hal ini dapat menyebabkan ketidak seimbangan hormon sehingga dapat memicu terjadinya kanker 3. Sosial ekonomi rendah 4. Factor lingkungan ( polutan udara) 5. Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron, misalnya akibat penggunaan obat-obatan yang merangsang ovulasi dan obat pelangsing tubuh yang bersifat diuretic 6. Kebiasaan menggunakan bedak tabur di daerah vagina (Wiknjosastro, 2005)

Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah nantinya yang akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa kista ovarium , tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar dari akibat perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium.Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi (Wiknjosastro, 2005)

D. Klasifikasi Klasifikasi tumor ovari sampai sekarang belum ada yang benar-

benar memuaskan, baik pembagian secara klinis maupun secara patologis anatomis. Tumor kistik merupakan jenis yang paling sering terjadi terutama yang bersifat nonneoplastik, seperti kista retensi yang berasal dari corpus luteum. Tetapi di samping itu ditemukan pula jenis yang betul merupakan neoplasma. Oleh karena itu tumor kistik dari ovarium yang jinak dibagi dalam golongan non-neoplastik (fungsionil) dan golongan neoplastik. 1. Kista ovarium non-neoplastik (fungsionil) a. Kista Follikel

Kista ini berasal dari follikel yang menjadi besar semasa proses atresia folliculi. Setiap bulan sejumlah besar follikel menjadi mati, disertai kematian ovum, disusul dengan degenerasi dari epitel follikel. Pada masa ini tampaknya sebagai kista-kista kecil. Tidak jarang ruangan follikel diisi dengan cairan yang banyak, sehingga terbentuklah kista yang besar, yang dapat ditemukan pada pemeriksaan klinis. Biasanya besarnya tidak melebihi sebuah jeruk. Sering terjadi pada pubertas, climacterium, dan sesudah salpingektomi. a) Gejala-gejala Kista jenis ini tidak memberikan gejala yang karakteristik, bahkan kadang-kadang tidak menunjukkan gejala-gejala apapun. Kurve suhu basal bersifat monofasis. Bila mencapai ukuran yang cukup besar, kista tersebut dapat memberikan rasa penuh dan tidak enak pada daerah yang dikenai. Seperti pada semua tumor ovarii dapat menyebabkan torsi. Kadang-kadang walaupun jarang, dapat terjadi ruptur spontan, dengan disertai tanda-tanda perdarahan intra abdominal sehingga gambaran klinisnya dapat menyerupai suatu kehamilan ektopik yang terganggu. Yang paling sering terjadi ialah cairan kista tersebut mengalami resorpsi secara spontan setelah satu atau dua siklus. b) Diagnosa Diagnosa hanya dapat ditentukan dengan palpasi dari tumor tersebut. Tetapi kita tidak akan dapat menentukan dengan sekali pemeriksaan, apakah kista ini neoplastik atau non neoplastik, kecuali bila ukurannya sangat besar. c) Terapi Biasanya tak memerlukan terapi karena mengalami resorpsi spontan. Bila harus diadakan operasi oleh karena adanya salah satu gangguan klinis atau oleh karena indikasi lain, sebaiknya tindakannya disesuaikan dengan keadaan. Bila kista kecil dapat dilakukan punksi atau eksisi saja. Bila besar sebaiknya di enucleasi dengan meninggalkan jaringan ovarium yang normal. b. Kista Lutein Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di luar kehamilan. Kista lutein yang sesungguhnya, umumnya berasal dari corpus luteum
9

haematoma. Perdarahan ke dalam ruang corpus selalu terjadi pada masav vaskularisasi. Bila perdarahan ini sangat banyak jumlahnya, terjadilah corpus luteum haematoma, yang berdinding tipis dan berwarna kekuning-kuningan. Secara perlahan-lahan terjadi resorpsi dari unsur-unsur darah, sehingga akhirnya tinggallah cairan yang jernih, atau sedikit bercampur darah. Pada saat yang sama dibentuklah jaringan fibroblast pada bagian dalam lapisan lutein sehingga pada kista corpus lutein yang tua, sel-sel lutein terbenam dalam jaringan - jaringan perut.

a) Gejala gejala Pada beberapa kasus sering menyerupai kehamilan ektopik. Haid kadang-kadang terlambat, diikuti dengan perdarahan sedikit yang terus menerus, disertai rasa sakit pada bagian perut bawah. Pada pemeriksaan klinis ditemukan benjolan yang sakit. Ada yang menganggap kista ini sebagai korpus luteum persistens, dimana oleh sesuatu sebab tidak terjadi regresi. Suatu jenis yang jarang dari kista lutein ialah yang ditemukan pada mola hydatidosa atau chorio epithelioma. Dalam beberapa kasus dari jenis ini, dindingnya dibentuk oleh sel granulose yang mengalami

luteinisasi, tetapi pada umumnya kista dibentuk oleh sel theca lutein dan jaringan ikat. Akhirnya tinggallah cairan yang jernih, atau sedikit bercampur darah. Pada saat yang sama dibentuklah jaringan fibroblast pada bagian dalam lapisan lutein sehingga pada kista corpus lutein yang tua, sel-sel lutein terbenam dalam jaringanjaringan perut.

10

2. Kista ovarium yang neoplastik atau proliferatif a. Kistoma ovarii simpleks Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan didalam kista jernih, serus, dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik. Berhubungan dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi (putaran tangkai) dengan gejala-gejala mendadak. Diduga bahwa kista ini suatu jenis kistadenoma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya berhubung dengan tekanan cairan dalam kista. Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan.

b. Kistadenoma Ovarii Musinosum Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, iamungkin berasal dari suatu teratoma di mana dalam pertumbuhannya satuelemen mengalahkan elemen-elemen lain. Ada penulis yang berpendapat bahwa tumor berasal dari lapisan germinativum, sedang penulis lain mendugatumor ini mempunyai asal yang sama dengan tumor Brenner.

a) Gambaran Klinik Tumor lazimnya berbentuk multilokuler; oleh karena itu, permukaan berbagala (lobulated). Kira-kira 10% dapat mencapai
11

ukuran yang amat besar,lebih-lebih pada penderita yang datang dari pedesaan. Pada tumor yang besar tidak lagi dapat ditemukan jaringan ovarium yang normal. Tumor biasanyaunilateral, akan tetapi dapat juga ditemui yang bilateral.Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai; kadang-kadang dapat terjadi torsi yang mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat

menyebabkan perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif, yangmemudahkan timbulnya perlekatan kista dengan omentum, usus-usus dan peritoneum parietale.Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan; yang terakhir ini khususnya bila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif didalam kista. Pada pembukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental sepertigelatin, melekat dan berwarna kuning sampai coklat tergantung dari percampurannya dengan darah.Pada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista dilapisi olehepitel torak tinggi dengan inti pada dasar sel; terdapat di antaranya sel-sel yang membundar karena terisi lendir (goblet cells). Sel-sel epitel yang terdapatdalam satu lapisan mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar:kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru, yang

menyebabkan kista menjadimultilokuler. Jika terjadi sobekan pada dinding kista, maka sel-sel epitel dapattersebar pada permukaan peritoneum rongga perut, dan dengan sekresinya menyebabkan pseudomiksoma peritonei. Akibat pseudomiksoma peritonealah timbulnya penyakit menahun dengan musin terus bertambah danmenyebabkan banyak perlekatan. Akhirnya, penderita

meninggal karena ileus dan atau inanisi. Pada kista kadang-kadang dapat ditemukan daerah padat, dan pertumbuhan papiler. Tempattempat tersebut perlu diteliti dengan seksama oleh karena di situ dapat ditemukan tanda-tanda ganas. Keganasan ini terdapat dalam kira-kira 5-10% dari kistadenoma musinosum. b) Penanganan Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor. Jika pada operasi tumor sudah cukup besar sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal, biasanya dilakukan pengangkatan ovarium
12

beserta tuba (salpingo-ooforektomi). Pada waktu mengangkat kista sedapat-dapatnya mengadakan diusahakanmengangkatnya dahulu, untuk in toto tanpa

pungsi

mencegahtimbulnya

pseudomiksoma peritonei karena tercecernya isi kista. Jika berhubung dengan besarnya kista perlu dilakukan pungsi untuk mengecilkan 12 tumor, lubang pungsi harus ditutup dengan rapi sebelum mengeluarkan tumor dari rongga perut. Setelah kista diangkat, harus dilakukan pemeriksaanhistologik di tempat-tempat yang mencurigakan terhadap kemungkinan keganasan. Waktu operasi, ovarium yang lain perlu diperiksa pula.

c. Kistadenoma Ovarii Serosum Pada umumnya para penulis berpendapat bahwa kita ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal epithelium).

a) Gambaran Klinik Pada umumnya kista jenis ini tak mencapai ukuran yang amat besar dibandingkan dengan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, akan tetapi dapat pula berbeda karena kista serosum pun dapat berbentuk multilokuler, meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih ke abu-abuan. Ciri khas kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista sebesar 50%, dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning, dan kadang-kadang coklat karena campuran darah. Tidak jarang kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papilloma).

13

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tidak mungkin membedakan gambaran makroskopik kistadenoma serosum

papiliferum yang ganas dari yang jinak, bahkan pemeriksaan mikroskopik pun tidak selalu memberikepastian. Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat dinding kista yang dilapisi oleh epitel kubik atau epitel torak yang rendah, dengan sitoplasma eosinofil dan inti sel yang besar dan gelap warnanya. Karena tumor ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal ephithelium), maka bentuk epitel pada 13 papil dapat beraneka ragam tetapi sebagian besar epitelnya terdiri atas epitel bulu getar, seperti epitel tuba. Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam stromanya yang dinamakan psamoma. Adanya psamoma biasanya menunjukkan bahwa kista adalah kistadenoma ovarii serosum papilliferum,tetapi tidak bahwa tumor itu ganas.

b) Perubahan Ganas Apabila ditemukan pertumbuhan papilifer, proliferasi dan stratifikasi epitel, serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara mikroskopik digolongkan kedalam kelompok tumor ganas. Akan tetapi, garis pemisah antara kistadenoma ovarii papiliferum yang jelas ganas kadang-kadang sukar ditentukan. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bahwa potensi keganasan yang dilaporkan sangat berbeda-beda. Walaupun demikian,dapat dikatakan bahwa 30% - 35% dari kistadenoma serosum mengalami perubahan keganasan. Bila pada suatu kasus terdapat implantasi pada peritoneum disertai dengan asites, maka prognosis penyakit itu kurang baik,meskipun diagnosis

histopatologis pertumbuhan itu mungkin jinak (histopatologically benign). Klinis kasus tersebut menurut pengalaman harusdianggap sebagai neoplasma ovarium yang ganas (clinically malignant). c) Terapi Terapi pada umumnya sama seperti pada kistadenoma musinosum.Hanya, berhubung dengan lebih besarnya

kemungkinan keganasan, perlu dilakukan pemeriksaan yang teliti


14

terhadap tumor yang dikeluarkan. Bahkan kadang-kadang perlu diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen section) padasaat operasi, untuk menentukan tindakan selanjutnya pada waktu operasi.

d. Kista Endometrioid Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding dalam terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium. Kista ini, yang ditemukan oleh Sartesson dalam tahun 1969,tidak ada hubungannya dengan endometriosis ovarii.

e. Kista Dermoid Sebenarnya kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak dimana struktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit,rambut, gigi dan produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak nampak lebih menonjol dari pada elemen-elemen entoderm dan mesoderm. Tentang histogenesis kista dermoid, teori yang paling banyak dianut ialah bahwa tumor berasal dari sel telur melalui proses parthenogenesis.

a) Struma Ovarium Tumor ini terutama terdiri atas jaringan tiroid, dan kadangkadangdapat menyebabkan hipertiroid.
15

b) Kistadenoma Ovarii musinosum dan kistadenoma ovarii serosum Kista-kista dapat dianggap sebagai adenoma yang berasal dari satu elemen dari epitelium germinativum. c) Koriokarsinoma tumor ganas ini jarang ditemukan dan untuk diagosis harus dibuktikan adanya hormon koriogonadotropin.

E. Manifestasi Klinik Letak tumor yang tersembunyi dalam rongga perut dan sangat berbahaya dapat menjadi besar tanpa disadari oleh penderita. Pertumbuhan primer diikuti oleh infiltrasi kejaringan sekitar yang menyebabkan berbagai keluhan samar-samar : 1. Perasaan sebah 2. Rasa nyeri pada perut bagian bawah dan panggul 3. Makan sedikit terasa cepat kenyang 4. Sering kembung 5. Nyeri sanggama 6. Nafsu makan menurun 7. Rasa penuh pada perut bagian bawah 8. Gangguan miksi karena adanya tekanan pada kandung kemih dan juga tekanan pada dubur. 9. Gangguan menstruasi. Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali tumor itu sendiri mengeluarkan hormon seperti pada tumor sel granulosa yang dapat menyebabkan hipermenorre (Lowdermik,dkk. 2005:273 ) F. Pemeriksaan Diagnostik 1. Laparaskopi Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakahsebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat tumor itu. 2. Ultrasonografi dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebasdan yang tidak. 3. Foto RontgenPemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.
16

4. Parasintesis Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan Pemeriksaan USG masih menjadi pilihan utama untuk mendeteksiadanya kista. Selain itu, MRI dan CT Scan bisa dipertimbangkan tetapi tidak sering dilakukan karena pertimbangan biaya (Wiknjosastro, 2005).

G. Penatalaksanaan Medis 1. Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah. Misalnya laparatomi, kistektomi, atau laparotomi salpingooforektomi. 2. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktifitas ovarium dan menghilangkan kista. 3. Perawatan pasca operasi pembedahan abdomen dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista biasanya adanya distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan gurita abdomen sebagai penyangga. 4. Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang dengan sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya yang pecah namun tidak akan menimbulkan gejala yang berarti. Kista jenis ini termasuk jinak dan tidak memerlukan penanganan medis. Kista biasanya ditemukan secara tidak sengaja saat dokter melakukan pemeriksaan USG. Meskipun demikian, pengawasan tetap harus dilakukan terhadap perkembangan kista sampai dengan beberapa siklus menstruasi. Bila memang ternyata tidak terlalu bermakna maka kista dapat diabaikan karena akan mengecil sendiri. Pemeriksaan USG sangat berperan dalam menentukan langkah penatalaksanaan kista ovarium. Dengan USG dapat dilihat besarnya kista, bentuk kista, isi dari kista dan lain sebagainya. Jika memang kista ovarium tumbuh membesar dan menimbulkan keluhan akibat dari peregangan organ sekitar kista maka perlu dipertimbangkan untuk melakukan operasi pengangkatan kista. Jangan lupa untuk segera membawa jaringan kista ke laboratorium patologi anatomi untuk mengetahui kemungkinan kista tersebut berkembang menjadikan sangat ganas ( Lowdermilk.dkk. 2005). H. Komplikasi Komplikasi dari kista ovarium yaitu : a. Perdarahan intra tumor

17

b. Perdarahan menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen mendadak dan memerlukan tindakan yang cepat. c. Perputaran tangkai d. Tumor bertangkai mendadak menimbulkan nyeri abdomen. e. Infeksi pada tumor f. Menimbulkan gejala: badan panas, nyeri pada abdomen, mengganggu aktifitas sehari-hari. g. Robekan dinding kista h. Pada torsi tangkai ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista tumpah kedalam rungan abdomen. i. Keganasan kista ovarium j. Terjadi pada kista pada usia sebelum menarche dan pada usia diatas 45 tahun. Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya kanker ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya kanker masih belum jelas namun dianjurkan pada wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan skrining atau deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya kanker ovarium. Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral terutama yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila seorang wanita usia subur menggunakan metode konstrasepsi ini dan kemudian mengalami keluhan pada siklus menstruasi, lebih baik segera melakukan pemeriksaan lengkap atas kemungkinan terjadinya kanker ovarium ( Lowdermilk.dkk. 2005).

18

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian 1. Anamnesa Anamnesa yang dapat dilakukan pada klien adalah : a. Identitas / data demografi Berisi nama, usia, jenis kelamin, tempat tinggal sebagai gambaran kondisi lingkungan dan keluarga, dan keterangan lain mengenai identitas pasien. b. Riwayat penyakit dahulu Klien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnnya dan keluarga juga tidak menderita penyakit kista ovarium. c. Riwayat penyakit sekarang Klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa di daerah abdomen, biasanya klien mengeluh menstruasinya tidak berhenti- berhenti atau dalam jangka waktu yang lama. 2. Pengkajian a. Keluhan klien saat masuk rumah sakit Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa di daerah abdomen, menstruasi yang tidak berhenti-henti. b. Data psikologis Klien cemas dan takut karena kista ovarium yang akan dilakukan pembedahan. c. Data spiritual Ibadah shalat klien tidak terganggu, namun jika penyakit ini sudah dapat mengganggu aktivitas klien maka ibadah klien juga dapat terganggu.

19

d. Data sosial ekonomi Kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai tingkat umur, baik sebelum masa pubertas maupun monopause. e. Data biologis a) Makan dan minum Makan dan minum klien akan terganggu, karena ada kemungkinan klien akan anoreksia karena proses penyakitnya. b) Eliminasi BAB dan BAK klien terganggu karena adanya penetakan pada usus/ daerah sekitar abdomen. c) Istirahat dan tidur Istirahat dan tidur klien akan terganggu karena terasa nyeri sekitar perut. d) Personal hygiene Personal hygiene klien tidak terganggu. e) Pemeriksaan fisik 1. Abdomen Ada nyeri tekan pada daerah abdomen, Teraba massa pada abdomen, Biasanya perut tampak buncit. 2. Ekstermitas Tidak ada kelemahan, terasa nyeri pada panggul saat beraktivitas. 3. Eliminasi Terjadi konstipasi, klien susah untuk BAK. f) Sirkulasi Palpitasi, nyeri dada, perubahan pada TD

20

g) Integritas ego Factor stress dan cara mengatasi stress, masalah tentang perubahan dalam penampilan insisi pembedahan, perasaan tidak berdaya, putus asa, depresi, menarik diri. h) Neurosensori Pusing, sinkop 1. Diagnosa a. Nyeri akut b.d agen cedera biologis : kista ovary

b. Gangguan rasa nyaman (Nyeri) berhubungan dengan putaran tangkai tumor/infeksi pada tumor. c. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaannya. d. Resiko gangguan konstipasi berhubungan dengan penekanan daerah sekitar tumor. e. Resiko infeksi berhubungan dengan perawatan luka 2. Intervensi Dan Rasional a. Nyeri akut b.d agen cedera biologis : kista ovary Tujuan : Setelah dilakukan tindakan selama 2x60 menit di ruang Pre diharapkan masalah Nyeri akut dapat teratasi. Kriteria hasil : Menunjukkan tingkat nyeri, di buktikan dengan indikator berikut: Indikator awal tujuan : a. Skala 1-3 b. Penurunan penampilan peran atau hubungan interpersonal c. Penurunan konsentrasi d. Terganggunya tidur e. Penurunan nafsu makan atau kesulitan menelan

21

Intervensi a) Observasi TTV b) Atur posisi pasien semi fowler di ruang persiapan op c) Ajarkan teknik relaksasi-distraksi : nafas dalam d) Berikan antiemetik, analgetik jika diperlukan Rasional a) Untuk memantau keadaan umum klien b) Menurunkan tingkat ketegangan pada daerah nyeri c) Merelaksasi otot otot tubuh d) Merelaksasi otot otot tubuh

b. Gangguan rasa nyaman (Nyeri) berhubungan dengan putaran tangkai tumor/ infeksi pada tumor. Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 2x60 menit nyeri berkurang sampai hilang sama sekali. Kriteria Hasil: Menunjukkan tingkat nyeri, di buktikan dengan indikator berikut: Indikator awal tujuan : a. Skala 1-3 b. Expresi nyeri lisan atau pada wajah c. Posisi tubuh melindungi d. Kegelisahan atau ketegangan otot e. Perubahan dalam kecepatan pernapasan, denyut jantung, atau tekanan darah

Intervensi

a. Kaji tingkat dan intensitas nyeri. b. Atur posisi senyaman mungkin. c. Kolabarasi untuk pemberian terapi analgesik. d. Ajarkan dan lakukan tehnik relaksasi.

22

Rasional a) Mengidentifikasi lingkup masalah b) Menurunkan tingkat ketegangan pada daerah nyeri c) Merelaksasi otot otot tubuh. d) Merelaksasi otot otot tubuh

c. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaannya. Tujuan : Ansietas berkurang di buktikan dengan a. Kontrol agresi, kontrol ansietas, koping, kontrol impuls, penahanan mutilasi diri secara konsisten, dan secara substansial menunjukkan keterampilan interaksi sosial yang efektif b. Meneruskan aktifitas yang di butuhkan meskipun ada kecemasan c. Tidak menunjukkan perilaku agresif d. Mengkomunikasikan kebutuhan dan perasaan negatif secara tepat Intervensi : a. Kaji dan pantau terus tingkat kecemasan klien. b. Berikan penjelasan tentang semua permasalahan yang berkaitan dengan penyakitnya. c. Bina hubungan yang terapeutik dengan klien. Rasional a) mengidentifikasi lingkup masalah secara dini, sebagai pedoman tindakan selanjutnya. b) Informasi yang tepat menambah wawasan klien sehingga klientahu tentang keadaan dirinya. c) Hubungan yang terapeutik dapat menurunkan tingkat kecemasan klien d. Resiko gangguan konstipasi berhubungan dengan penekanan daerah sekitar tumor. Tujuan : konstpasi tidak ada yang di indikasikan dengan gangguan eliminasi defekasi sebagi berikut ( dengan ketentuan 1-5 ekstrim, berat, sedang, ringan, atau tidak )

23

Kriteria Hasil: a. Pola eliminasi dalam rentang yang di harapkan; feses lembut dan berbentuk b. Mengeluarkan feses tanpa bantuan c. Mengkonsumsi cairan dan serat dengan adekuat d. Melaporkan keluarnya feses dengan berkurangnya nyeri dan mengejan Intervensi : a. b. c. Kaji dan pantau frekuensi BAB maupun BAK setiap hari Berikan obat pencahar jika di perlukan Pemasangan alat bantu kateter jika di perlukan

Rasional a) mengidentifikasi masalah secara dini, sebagai pedoman tindakan selanjutnya b) kolaborasikan pemberian laksatif dengan dokter c) pemasangan kateter dapat digunakan selama pra operasi

e. Resiko infeksi berhubungan dengan perawatan luka Tujuan : faktor resiko infeksi akan hilang dengan di buktikan oleh Kriteria Hasil: a. Keadekuatan status imun pasien b. Terbebas dari tanda atau gejala infeksi c. Menunjukkan higiene pribadi yang adekuat d. Mengambarkan faktor yang menunjang penularan infeksi e. Melaporkan tanda atau gejala infeksi serta mengikuti prosedur pemantauan. Intervensi : a. Pantau tentang keadaan luka operasi b. Lakukan perawatan luka operasi secara asaeptik dan antiseptic c. Kolaborasi pemberian antibiotic Rasional a) Deteksi dini tentang terjadi infeksi yang lebih berat b) Menekan sekecil mungkin sumber penularan eksterna c) Membunuh mikroorganisme
24

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Kista ovarium merupakan pertumbuhan jaringan otot polos yang menimbulkan pembengkakan yang dapat berisi cairan maupun berbentuk padat. Kanker ovarium juga bisa terjadi karena beberapa faktor yaitu wanita nullipara, melahirkan pertama kali pada usia diatas 35 tahun dan wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat kanker ovarium,kanker payudara atau kanker kolon. Pasien dapat melaporkan atau tidak melaporkan nyeri abdomen akut atau kronik. Gejal-gejala tentang rupture kista menstimulasi berbagai kedaruratan abdomen akut, seperti apendisitis, atau kehamilan ektopik. Kista yang lebih besar dapat menyebabkan pembengkakan abdomen dan penekanan pada organ-organ abdomen yang berdekatan.

B. Saran 1. Pembaca dapat memahami definisi, etiologi, patofisiologi serta

penatalaksanaan pada pasien dengan kista ovarium. 2. Pembaca khususnya mahasiswa ilmu keperawatan memahami asuhan keperawatan yang tepat terhadap pasien dengan kista ovari. 3. Perawat dapat menerapkan asuhan keperawatan yang tepat terhadap pasien dengan kasus kista ovari.

25

You might also like