You are on page 1of 8

SAP Latihan Gerakan ROM Pada Pasien Post Stroke Diposkan oleh Dea Nanda di 22.

41 SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

Pokok Bahasan/Tema : Latihan Gerakan ROM Pada Pasien Post Stroke Sub Pokok Bahasan : a. Definisi ROM b. Jenis-Jenis Latihan ROM c. Indikasi Dan Sasaran PROM d. Indikasi Dan Sasaran AROM e. Keterbatasan Latihan ROM f. Kontraindikasi Dan Hal-Hal Yang Harus Diwaspadai Pada Latihan ROM g. Prinsip-Prinsip Penerapan Teknik ROM Sasaran : Mahasiswa/i D-III Keperawatan STIKes Muhammadiyah Tasikmalaya Hari/Tanggal : Kamis/ 24 November 2011 Waktu : Pukul 10.00-10.45 WIB ( 1X45 menit) Tempat : Aula D-III Keperawatan STIKes Muhammadiyah Tasikmalaya Pengajar : Mahasiswi D-III Keperawatan STIKes Muhammadiyah Tasikmalaya

A. Tujuan 1. Tujuan Intruksional Umum (TIU) : Setelah diberikan pengajaran, mahasiswa/i diharapkan mampu melakukan latihan ROM aktif dan pasif pada pasien post stroke. 2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK) :

Setelah diberikan pengajaran tentang latihan gerakan ROM aktif dan pasif pada pasien post stroke, diharapkan mahasiswa/i dapat : a. Menjelaskan tentang konsep dasar ROM. b. Mendemonstrasikan dengan benar latihan gerakan pasif anggota gerak atas. c. Mendemonstrasikan dengan benar latihan gerakan pasif anggota gerak bawah. d. Mendemonstrasikan dengan benar latihan gerakan aktif anggota gerak atas. e. Mendemonstrasikan dengan benar latihan gerakan aktif anggota gerak bawah.

B. Cakupan Materi 1. Definisi ROM 2. Jenis-Jenis Latihan ROM 3. Indikasi Dan Sasaran PROM 4. Indikasi Dan Sasaran AROM 5. Keterbatasan Latihan ROM 6. Kontraindikasi Dan Hal-Hal Yang Harus Diwaspadai Pada Latihan ROM 7. Prinsip-Prinsip Penerapan Teknik ROM

C. Pelaksanaan

No. Kegiatan Kegiatan Pengajar Mahasiswa/i 1. Pembukaan

diri

2. Isi

-hal yang penting dan memberikan contoh

n -hal yang tidak jelas 3. Penutup

D. Metode Metode yang digunakan adalah : a. Ceramah b. Diskusi

E. Media Media yang digunakan adalah dokumen power point show presentation dan leaflet.

F. Sumber Berbagai buku literature yang berkaitan dengan materi ROM.

G. Evaluasi a. Bentuk Bentuk yang digunakan adalah lisan yaitu tanya jawab yang dilaksanakan langsung pada saat selesai dilakukan pengajaran kesehatan, bertujuan untuk mengetahui pengajaran kesehatan telah berhasil/ tidak. b. Jenis Jenis evaluasi yaitu lisan Tanya jawab berjumlah 3 soal dan harus dijawab/ didemonstrasikan langsung oleh peserta pengajaran kesehatan pada saat itu juga. Pertanyaan tersebut antara lain : 1) Jelaskan definisi ROM dan kontraindikasi pada PROM/ AROM ! 2) Sebutkan prinsip-prinsip penerapan teknik ROM ! 3) Bagaimana teknik ROM?

MATERI SAP Latihan Gerakan ROM Pada Pasien Post Stroke

A. Definisi ROM Range of Motion (ROM) adalah suatu teknik dasar yang digunakan untuk menilai gerakan dan untuk gerakan awal ke dalam suatu program intervensi terapeutik. Gerakan dapat dilihat sebagai tulang yang digerakkan oleh otot ataupun gaya eksternal lain dalam ruang gerakannya melalui persendian. Bila terjadi gerakan, maka seluruh struktur yang terdapat pada persendian tersebut akan terpengaruh, yaitu: otot, permukaan sendi, kapsul sendi, fasia, pembuluh darah dan saraf.

Gerakan yang dapat dilakukan sepenuhnya dinamakan range of motion (ROM). Untuk mempertahankan ROM normal, setiap ruas harus digerakkan pada ruang gerak yang dimilikinya secara periodik. Faktorfaktor yang dapat menurunkan ROM, yaitu penyakit-penyakit sistemik, sendi, nerologis ataupun otot; akibat pengaruh cedera atau pembedahan; inaktivitas atau imobilitas. Dari sudut terapi, aktivitas ROM diberikan untuk mempertahankan mobilitas persendian dan jaringan lunak untuk meminimalkan kehilangan kelentukan jaringan dan pembentukan kontraktur. Teknik ROM tidak termasuk peregangan yang ditujukan untuk memperluas ruang gerak sendi.

B. Jenis-Jenis Latihan ROM Jenis-jenis latihan ROM, terdiri dari : 1. Passive ROM (PROM). 2. Active ROM (AROM). 3. Active-Assistive ROM (A-AROM), adalah jenis AROM yang mana bantuan diberikan melalui gaya dari luar apakah secara manual atau mekanik, karena otot penggerak primer memerlukan bantuan untuk menyelesaikan gerakan.

C. Indikasi Dan Sasaran PROM 1. Indikasi PROM : a. Pada daerah dimana terdapat inflamasi jaringan akut yang apabila dilakukan pergerakan aktif akan menghambat proses penyembuhan. b. Ketika pasien tidak dapat atau tidak diperbolehkan untuk bergerak aktif pada ruas atau seluruh tubuh, misalnya keadaan koma, kelumpuhan atau bed rest total. 2. Sasaran PROM : a. Mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan ikat. b. Meminimalisir efek dari pembentukan kontraktur. c. Mempertahankan elastisitas mekanis dari otot. d. Membantu kelancaran sirkulasi. e. Meningkatkan pergerakan synovial untuk nutrisi tulang rawan serta difusi persendian. f. Menurunkan atau mencegah rasa nyeri.

g. Membantu proses penyembuhan pasca cedera dan operasi. h. Membantu mempertahankan kesadaran akan gerak dari pasien. Kegunaan lain dari PROM : Pada saat memeriksa : a. Menentukan keterbatasan gerak. b. Stabilitas sendi. c. Menentukan elastisitas otot dan jaringan ikat sendi. d. Untuk memberikan contoh gerakan aktif. Pada saat mempersiapkan pasien untuk melakukan latihan dengan teknik peregangan.

D. Indikasi Dan Sasaran AROM 1. Indikasi AROM : a. Pada saat pasien dapat melakukan kontraksi otot secara aktif dan menggerakkan ruas sendinya baik dengan bantuan atau tidak. b. Pada saat pasien memiliki kelemahan otot dan tidak dapat menggerakkan persendian sepenuhnya, digunakan A-AROM. c. AROM dapat digunakan untuk program latihan aerobik. d. AROM digunakan untuk memelihara mobilisasi ruas di atas dan di bawah daerah yang tidak dapat bergerak. 2. Sasaran AROM : a. Apabila tidak terdapat inflamasi dan kontraindikasi, sasaran PROM serupa dengan AROM. b. Keuntungan fisiologis dari kontraksi otot aktif dan pembelajaran gerak dari control gerak volunter. Sasaran spesifik : a. Memelihara elastisitas dan kontraktilitas fisiologis dari otot yang terlibat. b. Memberikan umpan balik sensoris dari otot yang berkontraksi. c. Memberikan rangsangan untuk tulang dan integritas jaringan persendian. d. Meningkatkan sirkulasi.

e. Mengembangkan koordinasi dan keterampilan motorik.

E. Keterbatasan Latihan ROM 1. Passive ROM (PROM) tidak dapat: a. Mencegah atrofi otot. b. Meningkatkan kekuatan dan daya tahan. c. Membantu sirkulasi. 2. Active ROM (AROM) : a. Untuk otot yang sudah kuat tidak akan memelihara atau meningkatkan kekuatan. b. Tidak akan mengembangkan keterampilan atau koordinasi kecuali dengan menggunakan pola gerakan.

F. Kontraindikasi Dan Hal-Hal Yang Harus Diwaspadai Pada Latihan ROM 1. LatihanROM tidak boleh diberikan apabila gerakan dapat menggangg uproses penyembuhan cedera. 2. Gerakan yang terkontrol dengan seksama dalam batas-batas gerakan yang bebas nyeri selama fase awal penyembuhan akan memperlihatkan manfaat terhadap penyembuhan dan pemulihan. 3. Terdapatnya tanda-tanda terlalu banyak atau terdapat gerakan yang salah, termasuk meningkatnya rasa nyeri dan peradangan. 4. ROM tidak boleh dilakukan bila respon pasien atau kondisinya membahayakan (life threatening). 5. PROM dilakukan secara hati-hati pada sendi-sendi besar, sedangkan AROM pada sendi ankle dan kaki untuk meminimalisasi venous stasis dan pembentukan thrombus. 6. Pada keadaan setelah infark miokard, operasi arterikoronaria, dan lain-lain, AROM pada ekstremitas atas masih dapat diberikan dalam pengawasan yang ketat.

G. Prinsip-Prinsip Penerapan Teknik ROM 1. Pemeriksaan, penilaian dan rencana perlakuan : a. Pemeriksaan dan penilaian kelemahan pasien, tentukan prognosis, pencegahan serta rencana intervensi.

b. Tentukan kemampuan pasien untuk mengikuti program. c. Tentukan seberapa banyak gerakan yang dapat diberikan. d. Tentukan pola gerak ROM. e. Pantau kondisi umum pasien. f. Catat serta komunikasikan temuan-temuan serta intervensi. g. Lakukan penilaian ulang serta modifikasi intervensi bila diperlukan. 2. Penerapan teknik ROM : a. Untuk mengendalikan gerakan, genggamlah ekstremitas di sekitar sendi. Apabila persendian terdapat nyeri, modifikasi pegangan. b. Beri penunjang bagi daerah yang memiliki integritas struktural yang lemah, misalnya tempat patahan atau segmen yang mengalami kelumpuhan. c. Gerakkan segmen di seluruh ruang gerak yang bebas rasa nyeri hingga sampai terdapat resistensi/ tahanan jaringan. d. Lakukan gerakan dengan lembut dan berirama 5 sampai10 repetisi. 3. Pada PROM : a. Gaya untuk gerakan adalah berasal dari eksternal (therapist atau mesin). b. Tidak terdapat resistensi aktif dari penderita. Gerakan dilangsungkan di dalam ROM yang mana terdapat rentang gerak tanpa adanya nyeri atau gaya yang dipaksakan. 4. Pada AROM : a. Peragakan gerakan yang diinginkan kepada penderita dengan menggunakan PROM, kemudian mintalah kepada penderita untuk melakukan gerakan tersebut. Beri bantuan bila dibutuhkan. b. Bantuan dibutuhkan pada gerakan halus atau terdapat kelemahan. c. Gerakan dilakukan pada ruang gerak sendi yang tesedia.

You might also like