You are on page 1of 1

Tugas Mandiri Frita Dwi Luhuria/ Bp.

07923010

Preseptor: Dr. Yusri Dianne J, Sp.A (K)

EPILEPSI
Epilepsi merupakan serangan kejang paroksismal berulang dua kali atau lebih tanpa penyebab yang jelas dengan interval serangan lebih dari 24 jam akibat lepas muatan listrik berlebihan di neuron otak. Status epileptikus adalah bangkitan yang berlangsung lebih dari 30 menit atau adanya dua bangkitan atau lebih dimana diantara bangkitan tidak terdapat pemulihan kesadaran. Perkiraan insidens atau prevalens epilepsi pada anak di berbagai negara sangat bervariasi sekitar 4-8 per 1000 populasi. Antara 1,5- 4,5% anak kejang demam dapat mengalami bangkitan tanpa demam dikemudian hari. Kejadian kejang demam dapat merupakan faktor resiko terjadinya epilepsi, bila: - Ada kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang demam pertama. - Kejang demam kompleks Kejang demam komplek dan khususnya kejang demam fokal merupakan prediksi terjadinya epilepsi. Sebagian peneliti melaporkan angka kejadian epilepsi kemudian hari sekitar 2-5% - Awitan kejang demam pada usia 1 tahun - Riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung Masing- masing faktor resiko meningkatkan kemungkinan kejadian epilepsi sampai 46% kombinasi dari faktor risiko tersebut meningkatkan epilepsi menjadi 10-49%. Kemungkinan menjadi epilepsi tidak dapat dicegah dengan pemberian obat rumat pada kejang. Meskipun epilepsi adalah diagnosis klinis, elektroensefalografi (EEG) merupakan pemeriksaan yang sangat penting untuk konfirmasi diagnosis epilepsi, menentukan klasifikasi epilepsi, melihat fokus epileptogenik, evaluasi hasil terapi, dan menentukan prognosis.

You might also like