You are on page 1of 3

Masalah Otonomi Daerah

Indonesia adalah negara demokrasi, untuk mengawal demokrasi di Indonesia perlu adanya trobosan baru demi terciptanya negara yang adil dan sejahtera. Di awal perkembangannya muncullah pemikiran pemikiran baru tentang sistem pemerintahan kita yang tadinya sentralistik dan sekarang mulai dikembangkannya desentralisasi. Negara desentralisasi identik dengan otonomi daerahnya, maka tak heran setelah reformasi orde baru, Indonesia juga mengembangkan sistem otonomi daerah kepada derah otonom. Namun seiring berjalanan otonomi daerah tatkala banyak menemui masalah-masalah yang timbul karena kurang adanya kesinergisan antar pemerintah pusat dan daerah. Berikut adalah beberapa penyebab terjadinya masalah masalah yang timbul terhadap berlangsungnya otonomi daerah. Ada beberapa isu yang bisa kita pelajari terhadap permasalah otonomi daerah diantaranya adalah 1. Pilkada 2. Pemekaran wilayah 3. Pendidikan 4. Kesehatan 5. Pelayanan publik 6. Terorisme 7. Good Governance 8. Kerjasama Antar Daerah Sumber : Data diolah dari berbagai media massa (2005-2007) Namun pada intinya permasalahan otonomi daerah dapat kita golongkan menjadi : 1. Pemekaran Wilayah 2. Kelembagaan Perangkat daerah 3. Sumber Daya Manusia (pegawai)

4. Keuangan (kapasitas fiskal) 5. Akselerasi Pembangunan Daerah (pendidikan, kesehatan, pengentasan kemiskinan, pelayanan publik, dll) Sumber : Karhi Nisjar, Orasi Ilmiah pada Dies Natalis XIX Universitas Dr.

Soetomo, Surabaya) Yang harus kita perhatikan adalah : Otonomi daerah memiliki korelasi positif terhadap peningkatan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat Jika pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat tidak semakin baik, berarti ada kesalahan dalam menafsirkan dan menjalankan Otonomi daerah. Otonomi daerah perlu dikawal oleh seluruh pihak untuk menjamin tercapainya pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat yang baik.

Selain itu didalam perjalanan Pemerintahan di Indonesia ada beberapa kekhawatiran yang harus kita waspadai terhadap pelaksaanan Desentralisasi yang tidak sesuai dengan harapan, seperti yang sudah terjadi yaitu : 1. Makin tingginya disparitas antar daerah Potensi dan kemampuan setiap daerah berbeda-beda, terutama dalam pemilikan sumber daya, sementara desentralisasi berarti memberikan kewenangnan yang seluas luasnya kepada daerah dalam mengurus aktifitas termasuk aktivitas ekonomi. Daerah bebas dalam mengoleh sumber daya, menerpkan kebijakan fiskal. Karena potensi dan kemampuan daerah berbedad beda, maka disparitas antar daerah akan semakin tinggi. Daerah yang kaya dan memiliki struktur ekonomi yang lebih seimbang akan melaju cepat, sementara itu Daerah yang miskin akan ketinggalan. 2. Inefisiensi produksi dan alokasi Daerah akan memaksakan diri dalam melakukan produksi suatu komoditas tertentu meskipun secara ekonomis tidak terlalu menguntungkan, sehingga

secara nasional dapat dinilai sebagai inefisiensi dalam alokasi sumber daya. Sumber daya yang seharusnya dialokasikan untuk komoditas lain, karena motivasi kemandirian, akhirnya dialokasikan kepada komoditas tertentu yang kurang efisien. 3. Instabilitas yang berpangkal dari luasnya kewenangan daerah dalam kebijakan fiskal Meskipun desentralisasi fiskal memberikan manfaat di beberapa negara seperti China, India, negara negara Amerika Latin, serta negara negara lain di belahan di dunia ini, namun di sisi lain memunculkan 3 maslah utama, yaitu meningkatnya ketidakadilan (kesenjangan), instabilitas makroekonomi dan adanya resiko kewenangan lokal yang dapat menyebabkan kesalahan dalam alokasi sumber daya (World Development Report: The State in a Changing World, 1997).

You might also like