You are on page 1of 13

BERITA ACARA STATUS UJIAN

Oleh Muhammad Azam Muttaqin NIM. I1A007088

Penguji dr. Rakhmat Setiawan

SMF / BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KEHAKIMAN FK UNLAM - RSUD ULIN BANJARMASIN Juni, 2013

BERITA ACARA UJIAN

Kegiatan : Ujian Forensik Muhammad Azam Muttaqin Judul Penguji : Asfiksia : dr. Rakhmat Setiawan

Tanggal : 10-13 Juni 2013 Tempat : Ruang Dokter SMF Ilmu Kedokteran Kehakiman

NO. NAMA 1. 2. 3.

NIM

TANDA TANGAN 1. 2. 3.

Penguji

dr. Rakhmat Setiawan NIP. 19811129 200912 1004

BERITA ACARA STATUS UJIAN

Nama NIM

: Muhammad Azam Muttaqin : I1A007088

Penguji : dr. Rakhmat Setiawan Kasus : Asfiksia

1. Apa pengertian Asfiksia? Jawab : Asfiksia merupakan kumpulan dari berbagai keadaan dimana terjadi gangguan dalam pertukaranudara pernafasan yang normal. 6 Selain itu, asfiksia juga merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan terjadinya gangguan pertukaran udara pernafasan, mengakibatkan oksigen darah berkurang (hipoksia) disertai dengan peningkatan karbondioksida (hiperkapnea). Dengan demikian organ tubuh mengalami kekurangan oksigen (hipoksia hipoksik) dan terjadi kematian.2,6 Asfiksia dalam bahasa Indonesia disebut dengan mati lemas. Sebenarnya pemakaian kata asfiksia tidaklah tepat, sebab kata asfiksia ini berasal dari bahasa Yunani, menyebutkan bahwa asfiksia berarti absence of pulse (tidak berdenyut), sedangkan pada kematian karena asfiksia, nadi sebenarnya masih dapat berdenyut untuk beberapa menit setelah pernapasan berhenti. Istilah yang tepat secara terminologi kedokteran ialah anoksia atau hipoksia.2,3,6

2. Sebutkan Jenis-jenis Asfiksia dan jelaskan? Jawab : 1. Anoksia Anoksik (Anoxic anoxia) Pada tipe ini O2 tidak dapat masuk ke dalam paru-paru karena: a. Tidak ada atau tidak cukup O2. Bernafas dalam ruangan tertutup, kepala di tutupi kantong plastik, udara yang kotor atau busuk, udara lembab, bernafas dalam selokan tetutup atau di pegunungan yang tinggi. Ini di kenal dengan asfiksia murni atau sufokasi.10 b. Hambatan mekanik dari luar maupun dari dalam jalan nafas seperti pembekapan, gantung diri, penjeratan, pencekikan, pemitingan atau korpus alienum dalam tenggorokan. Ini di kenal dengan asfiksia mekanik. 10 2. Anoksia Anemia (Anemia anoxia) Di mana tidak cukup hemoglobin untuk membawa oksigen. Ini didapati pada anemia berat dan perdarahan yang tiba-tiba. Keadaan ini diibaratkan dengan sedikitnya kendaraan yang membawa bahan bakar ke pabrik. 10 3. Anoksia Hambatan (Stagnant anoxia) Tidak lancarnya sirkulasi darah yang membawa oksigen. Ini bisa karena gagal jantung, syok dan sebagainya. Dalam keadaan ini tekanan oksigen cukup tinggi, tetapi sirkulasi darah tidak lancar. Keadaan ini diibaratkan lalu lintas macet tersendat jalannya.10 4. Anoksia Jaringan (Hystotoxic anoxia)

Gangguan terjadi di dalam jaringan sendiri, sehingga jaringan atau tubuh tidak dapat menggunakan oksigen secara efektif. Tipe ini dibedakan atas:10 a. Ekstraseluler Anoksia yang terjadi karena gangguan di luar se, system enzim
oksigen terganggu. Pada keracunan Sianida terjadi perusakan pada enzim

sitokrom oksidase, yang dapat menyebabkan kematian segera. Pada keracunan Barbiturat dan hipnotik lainnya, sitokrom dihambat secara parsial sehingga kematian berlangsung perlahan. 13 b. Intraselular
Terjadi karena penurunan permeabilitas sel membrane, seperti yang terjadi pada pemberian obat-obat anesthesia yang larut dalam lemak . Di sini

oksigen tidak dapat memasuki sel-sel tubuh karena penurunan permeabilitas membran sel, misalnya pada keracunan zat anastetik yang larut dalam lemak seperti kloform, eter dan sebagainya.10,13 c. Metabolik Sisa-sisa metabolisme tidak bisa dibuang, misalnya pada uremia dan keracunan CO2. Di sini asfiksia terjadi karena hasil metabolik yang mengganggu pemakaian O2 oleh jaringan seperti pada keadaan uremia.7 d. Substrat Bahan-bahan yang diperlukan untuk metabolisme kurang.

Misalnya pada hipoglikemia.7,10

3. Apa Perbedaan Asfiksia, hipoksia, anoksia?

Jawab: -Asfiksia: merupakan kumpulan dari berbagai keadaan dimana terjadi

gangguan dalam pertukaranudara pernafasan yang normal.6 Selain itu, asfiksia juga merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan terjadinya gangguan pertukaran udara pernafasan, - hipoksia berkurangnya oksigen darah akibat kegagalan tubuh dalam bermetabolisme -Anoksia merupakan Ketiadaan oksigen di dalam sel atau jaringan 4. Sebutkan beberapa mekanisme kematian?dan manakah yang paling cepat menyebabkan kematian? Jawab: -Mati lemas -Kerusakan organ tubuh -Reflek Vagal -Kehilangan banyak ddarah -Emboli Yang paling cepat : Reflek vagal 5. Apakah yang dimaksud dengan reflek vagal dan bagaimana bisa menyebabkan kematian? Jawab: Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan nervus vagus bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung Nervus vagus merupakan nervus terpanjang dari semua saraf kranial. Kata

vagusberasal dari bahasa Latin, yang berarti 'mengembara'. Dinamakan demikian karena nervus vagus saraf mengembara dari batang otak

kemudianturun untuk mempersarafi jantung, paru-paru, esophagus, lambung, usus kecil,hati, kandung kemih, pankreas, dan bagian atas uterus.. Kira-kira 75% dari seluruh serabut saraf parasimpatis didominasi oleh nervus vagus (saraf kranial X) yang melalui daerah torakal dan abdominal, Nervus vagus memiliki sifat motorik dan sensorik. Ia juga memiliki serat saraf aferen somatik dan visceral

Refleks vagal merupakan refleks yang dihasilkan oleh karena adanya perangsangan terhadap nervus vagus. Manifestasi dari refleks vagal ini beragam,meliputi rasa cemas, nyeri kepala, sinkop, diaforesis, bradikardi dan hipotensi.Refleks ini tidak jarang ditemui dalam setiap tindakan medis dan memerlukanpenanganan yang tepat dan segera. Efektivitas pompa jantung dikendalikan oleh saraf parasimpatis

(saraf vagus) yang sangat banyak menyuplai jantung dan saraf simpatis. Perangsangansaraf vagus akan menyebabkan pelepasan hormon asetilkolin pada ujung saraf vagus. Hormon asetilkolin akan dapat menurunkan irama nodus sinus dan menurunkan eksitabilitas serabut-serabut penghubung nodus atrioventrikular (NAV), sehingga akan menghambat penjalaran impuls jantung yang menuju ventrikel. Hormon asetilkolin juga akan meningkatkan permeabilitas membrane terhadap ion kalium, sehingga akan mempermudah terjadinya kebocoran kaliumyang cepat dari serabut-serabut konduksi yang mengakibatkan peningkatan kenegatifan di dalam serabut (hiperpolarisasi).

Kejadian hiperpolarisasi dapat menyebabkan penurunan denyut jantung. Peningkatan permeabilitas membranterhadap ion kalium akan menghambat masuknya ion kalsium, sehingga dapat menyebabkan penurunan kekuatan kontraksi ventrikel dan denyut jantung yangdisebut sebagai inotropik negatif. Keadaan hiperpolarisasi pada NAVmenyebabkan perangsangan saraf vagus akan menyulitkan serabut atrium mencetuskan listrik dalam jumlah yang cukup untuk merangsang serabut nodus.Penurunan arus listrik yang sedang hanya akan memperlambat konduksi impuls,namun penurunan yang besar akan menghambat konduksi secara keseluruhan Perangsangan saraf simpatis pada jantung akan menimbulkan pengaruh yang berlawanan dengan pengaruh yang ditimbulkan oleh perangsangan saraf vagus. Perangsangan saraf simpatis akan melepaskan hormon norepinefrin yang dapat meningkatkan permeabilitas membran terhadap ion natrium dan kalsium.Pada nodus sinus, peningkatan permeabilitas natrium-kalsium akan menyebabkan potensial membran istirahat akan menjadi lebih positif dan dapat menyebabkan peningkatan kecepatan penyimpangan ke atas dari potensial membran diastolic menuju nilai ambang untuk mempercepat self exitation sehingga akanmeningkatkan frekuensi denyut jantung.

Di dalam NAV dan berkas AV,peningkatan permeabilitas natrium kalsium akan membuat potensial aksi lebihmudah merangsang serabut berikutnya sehingga akan meningkatkan konduksi impuls. Adanya pengaruh saraf simpatik, peningkatan permeabilitas ion kalsium dapat menyebabkan peningkatan kontraksi

jantung, sebab ion kalsium mempunyai peran yang sangat kuat dalam merangsang proses kontraksi miofibril otot jantung,sehingga dapat bersifat inotropik positif. Pengaruh perangsangan saraf vagus dans araf simpatis pada jantung juga dapat mempengaruhi cardiac output (curah jantung). Perangsangan saraf simpatis akan dapat meningkatkan jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya (curah jantung), karena adanya peningkatan tekanan atrium. Sebaliknya, perangsangan saraf parasimpatis akan menurunkan nilai curah jantung, bahkan pada titik nol. Selain karena pengaruh denyut jantung, curah jantung diperngaruhi juga oleh stroke volume pada otot jantung.Stroke volume dipengaruhi oleh perangsangan saraf simpatis, hormonepinefrin pada plasma, dan volume akhir diastolik. Perangsangan saraf simpatisdan pengaruh hormon epinefrin akan menyebabkan peningkatan stroke volume.Volume akhir diastolik juga berbanding lurus dengan stroke volume. Hubunganvolume akhir diastolik dengan stroke volume berlaku hokum Frank-Starling pada jantung, yaitu semakin besar otot jantung direnggangkan selama pengisian,semakin besar kekuatan kontraksi dan semakin besar pula jumlah darah yangdipompa ke dalam aorta.

6. Sebutkan pengertian mati mendadak? Jawab : Definisi WHO untuk kematian mendadak adalah kematian yang terjadi pada 24 jam sejak gejala-gejala timbul, namun pada kasus-kasus forensik, sebagian besar kematian terjadi dalam hitungan menit atau bahkan detik sejak gejala pertama timbul. Kematian mendadak tidak selalu tidak terduga, dan

kematian yang tak diduga tidak selalu terjadi mendadak, namun amat sering keduanya ada bersamaan pada suatu kasus (Gresham, 1975). Kematian adalah suatu proses yang dapat dikenal secara klinis pada seseorang melalui pengamatan terhadap perubahan yang terjadi pada tubuh mayat. Perubahan itu akan terjadi dari mulai terhentinya suplai oksigen. Manifestasinya akan dapat dilihat setelah beberapa menit, jam, dan seterusnya. Setelah beberapa waktu, timbul perubahan pascamati yang jelas memungkinkan diagnosis kematian lebih pasti (Simpson, 1985). Sedangkan mendadak merupakan kata yang berkaitan dengan waktu yang cepat atau seketika terhadap munculnya suatu kejadian atau peristiwa. Mendadak kaitannya dengan kematian dapat bersifat mutlak ataupun relatif. Dilihat dari perjalanan waktu kata mendadak dapat diartikan seketika, saat itu juga. Mendadak juga dapat dirasakan bagi orang yang sempat bertemu dengan korban saat masih sehat dan sangat terkesan dengan pertemuan tersebut (Perdanakusuma, 1984). Pengertian mati mendadak sebenarnya berasal dari sudden unexpected natural death yang didalamnya terkandung kriteria penyebab yaitu natural (alamiah, wajar). Terminologi kematian mendadak dibatasi pada suatu kematian alamiah yang terjadi tanpa diduga dan terjadi secara mendadak, mensinonimkan kematian mendadak dengan terminologi sudden natural unexpected death(Hakim, 2010). Sedangkan menurut Baradero(2008), mati mendadak mengandung pengertian kematian yang tidak terduga, dalam kurun waktu kurang dari satu jam atau dalam waktu dua

puluh empat jam. Sering mati mendadak terjadi dalam beberapa menit, sehingga tidak ada yang menyaksikan atau tidak sempat mendapat pertolongan sama sekali Simpson (1985) dalam bukunya alternatif definisi, yaitu: 1) Sudden death adalah kematian yang tidak terduga, non traumatis, non self inflicted fatality, yang terjadi dalam 24 jam sejak onset gejala. 2) Definisi yang lebih tegas adalah kematian yang terjadi dalam satu jam sejak timbulnya gejala. Definisi dari mati mendadak adalah kematian terjadi tanpa diperkirakan sebelumnya, tanpa gejala yang nyata sebelumnya atau gejalanya hanya dalam waktu yang singkat (menit atau jam), nontraumatis, tidak mengandung unsur kesengajaan (Chung, 1995). Definisi Simpson tersebut menyebutkan suatu keadaan yang tidak diperkirakan sebelumnya (unexpectedly). Suatu kematian yang tidak diperkirakan sebelumnya, tentu tidak akan menjadi masalah dan tidak menimbulkan kecurigaan, karena sudah diketahui akan menyebabkan kematian yang cepat. Misalnya, orang yang dihukum gantung atau orang yang sedang dalam keadaan sakaratul maut (terminal stage). Simpson juga menyebutkan adanya syarat bahwa gejala yang ada sebelumnya tidak nyata atau gejala yang ada hanya dalam waktu pendek (Chung, 1995). Forensic Medicine menulis dua

Dari uraian tersebut maka mati mendadak mengandung pengertian kematian yang tidak terduga, tidak ada unsur trauma dan keracunan, tidak ada tindakan yang dilakukan sendiri yang dapat menyebabkan kematian dan kematian tersebut disebabkan oleh penyakit dengan gejala yang tidak jelas atau gejalanya muncul dalam waktu yang mendadak kemudian korban mati. Chung (1995) mengatakan bahwa mati mendadak adalah kematian yang tidak disangka dalam waktu kurang dari satu jam (very sudden death) atau dalam waktu dua puluh empat jam. Sering mati mendadak terjadi dalam beberapa menit, sehingga tidak ada yang menyaksikan atau tidak sempat mendapat pertolongan sama sekali. Kejadian ini dapat terjadi di lapangan olah raga, kantor, pasar atau di jala

Referensi : 1. Idries A.M. Identifikasi. Dalam: Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Pertama. Binarupa Aksara. 1997. 2. Budiyanto A., Widiatmaka W., Sudio no S, et al., Kematian Karena Asfiksia Mekanik,Ilmu Kedokteran Forensik Universitas

Indonesia, Jakarta: 1997 3. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31673/4/Chapter%20II.pdf. Kematian mendadak. diakses 13 Juni 2013 4. www.yuyantialata.blogspot.com. Korban (victim). Diakses 13 Juni 2013 5. Anonymous. Romans Forensik edisi 30. FK UNLAM-Banjarmasin,2013

LEMBAR PENGESAHAN

REFERAT UJIAN ASFIKSIA

Nama NIM

: Muhammad Azam Muttaqin : I1A007088

Telah disetujui oleh :

Penguji

dr. Rakhmat Setiawan NIP. 19811129 200912 1004

You might also like