You are on page 1of 15

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang masih memberikan nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul Manajemen Komponen Sekolah . Tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan inspirator terbesar dalam segala keteladanannya. Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada guru mata pelajaran yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini serta pada penulis yang sangat berhati-hati dalam menyusun makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran dan dipresentasikan dalam pembelajaran di kelas. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai manajemen keuangan dan pembiayaan, manajemen sarana dan prasarana, manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat (Husemas) dan manajemen layanan khusus. Dalam pembuatan makalah ini berdasar pada berbagai referensi buku-buku maupun dari media elektronik mengenai Manajemen Komponen Sekolah. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini yang penuh dengan keterbatasan kekurangan. Dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari pembaca guna peningkatan dan perbaikan pada pembuatan makalah mendatang.
Majene, 29 Desember 2012 Penyusun

Kelompok 8

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................................... B. Tujuan .................................................................................................. C. Rumusan Masalah ................................................................................ BAB II PEMBAHASAN A. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan .............................................. B. Manajemen Sarana dan Prasarana ........................................................ C. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat ........................... D. Manajemen Layanan Khusus ............................................................... BAB III PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... B. Saran ..................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

i ii

1 2 2

3 5 6 10

11 11 12

ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Sekolah adalah sebuah aktifitas besar yang di dalamnya ada empat komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang dimaksud adalah Staf Tata laksana Administrasi, Staf Teknis Pendidikan yang didalamnya meliputi Kepala Sekolah dan Guru, Komite sekolah sebagai badan independent yang membantu terlaksananya operasional pendidikan, dan siswa sebagai peserta didik yang bisa di tempatkan sebagai konsumen dengan tingkat pelayanan yang harus memadai. Hubungan keempatnya harus saling berkaitan, karena keberlangsungan operasioal sekolah terbentuknya dari hubungan keempat komponen tersebut karena kebutuhan akan pendidikan demikian tinggi. Salah satu unsur yang penting dimiliki oleh suatu sekolah agar menjadi sekolah yang dapat mencetak anak didik yang baik adalah dari segi keuangan. Manajemen pembiayaan atau anggaran sekolah sangat penting hubungannya dalam pelaksanaan kegiatan sekolah. Di dalam manajemen keuangan sekolah terdapat rangkaian aktivitas terdiri dari perencanaan program sekolah, perkiraan anggaran, dan pendapatan yang diperlukan dalam pelaksanaan program, pengesahan dan penggunaan anggaran sekolah. Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai tindakan pengurusan/ ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan , perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan. Sebagai suatu lembaga pendidikan perlu ditingkatkan dan disesuaikan denagan kebutuhan dan perkembangan pembangunan disegala bidang baik segi sarana dan prasarana Pendidikan, fasilitas kerja maupun kesejahtraan yang layak bagi seluruh tenaga Pendidik. Untuk memenuhi sasaran tersebut sangat diperlukan biaya yang cukup dan administrasi yang tertib.

Selain manajemen keuangan sekolah, ada beberapa unsur lagi dalam manajemen komponen sekolah yang akan dibahas dalam makalah ini diantaranya Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat dan Manajemen Layanan Khusus.

B. Tujuan 1. Untuk mempelajari Manajemen Keuangan dan Pembiayaan sekolah. 2. Untuk mempelajari Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. 3. Untuk mempelajari Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat. 4. Untuk mempelajari Manajemen Layanan Khusus sekolah.

C. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud Manajemen Keuangan dan Pembiayaan dan bagaimana pengelolaanya. 2. Apa yang dimaksud Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan dan bagaimana pengelolaannya. 3. Apa yang dimaksud Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat dan bagaimana pengelolaanya. 4. Apa yang dimaksud Manajemen Layanan Khusus dan bagaimana pengelolaanya.

BAB II PEMBAHASAN

A. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Dalam suatu lembaga pendidikan, biaya pendidikan merupakan salah satu komponen dalam sistem pendidikan yang tidak dapat ditinggalkan. Dalam kondisi sangat darurat, mungkin pendidikan masih dapat berlangsung tanpa adanya biaya. Akan tetapi setiap usaha meningkatkan kualitas pendidikan selalu mempunyai konsekuensi keuangan dan pembiayaan. Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efisiensi dan efektivitas pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi manajemen berbasis sekolah, yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan,

melaksanakan, mengevaluasi, dan mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah. Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Komponene keuangan dan pembiayaan merupakan komponen produksi yang menentukan dan

menentukan terlaksananya kegiatan-kegiatan proses pembelajaran di sekolah bersama dengan komponen lain. Atau dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan di sekolah memerlukan biaya. Komponen keuangan dan pembiayaan ini perlu dikelola dengan sebaik-baiknya, agar dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Hal ini penting, terutama dalam rangka MBS yang memberikan kewenangan kepada sekolah untuk mencari dan memanfaatkan berbagai sumber dana sesuai dengan keperluan masing-masing sekolah karena pada umumya dunia pendidikan selalu dihadapkan pada masalah keterbatasan dana, apalagi dalam kondisi krisis seperti saat ini.

Sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah (Mulyasa, 2003), secara garis besar dapat dikelompokkan atas tiga sumber : 1. Pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah maupun keduanya bersifat umum atau khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan. 2. Orang tua atau peserta didik (siswa). 3. Masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab XIII pasal 46 dinyatakan bahwa pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah Daerah dan masyarakat. Adapun dimensi pengeluaran meliputi biaya rutin dan biaya pembangunan. Biaya rutin adalah biaya yang harus dikeluarkan dari tahun ke tahun, seperti gaji pegawai (guru maupun non guru), serta biaya operasional, biaya pemeliharaan gedung, fasilitas dan alat-alat pengajaran (barang-barang habis pakai). Biaya pembangunan, misalnya biaya pembelian atau pengembangan tanah, pembangunan gedung, perbaikan atau rehab gedung, penambahan furnitur, serta biaya atau pengeluaran lain untuk barang-barang tidak habis pakai. Dalam rangka implementasi MBS, manajemen komponene keuangan harus dilaksanakan dengan baik dan teliti mulai tahap penyusunan anggaran, penggunaan, sampai pengawasan dan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar semua dana sekolah benar-benar dimanfaatkan secara efisien dan efektif, tidak ada kebocoran-kebocoran, serta bebas dari penyakit korupsi, kolusi dan nepotisme. Tugas manajemen keuangan dapat dibagi tiga fase (Mulyasa, 2003) yaitu financial planning, implementation and evaluation. Jones (Mulyasa, 2003) mengemukakan perencanaan finansial yang disebut budgeting, merupakan kegiatan mengkoordinasi semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa menyebabkan efek samping yang merugikan. Implemetation involves accounting (pelaksanaan anggaran) ialah kegiatan berdasarkan rencana yang telah dibuat dan
4

kemungkinan terjadi penyesuaian jika diperlukan. Evaluation involves merupakan proses evaluasi terhadap pencapaian sasaran. Komponen utama manajemen keuangan meliputi : 1. Prosedur anggaran 2. Prosedur akuntansi keuangan 3. Pembelanjaan, pergudangan dan prosedur pendistribusian 4. Prosedur investasi 5. Prosedur pemerikasaan. Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan ini menganut asas pemisahan tugas antara fungsi otorisator, ordonator dan bendaharawan. Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran. Ordonator adalah pejabat yang berwenang melalukan pengujian dan memerintahkan

pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan. Bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan peneriamaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnya yang dapat dinilai dengan uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggungjawaban. Kepala sekolah sebagai manajer berfungsi sebagai otorisator dan dilimpahi fungsi sebagai ordonator untuk memerintahkan pembayaran. Namun, tidak dibenarkan melaksanakan fungsi bendaharawan karena berkewajiban melakukan pengawasan kedalam. Bendaharawan selain

mempunyai fungsi-fungsi bendaharawan, juga dilimpahi fungsi untuk menguji hak atas pembayaran.

B. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara lanngsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seerti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan
5

adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses belajar mengajar seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sekaligus sebagai lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan, inventarisasi serta penghapusan dan penataan. Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah, sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid yang berda di sekolah. Selain itu juga diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan pengajar maupun siswa sebagai peserta didik.

C. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat Hubungan sekolah dan masyarakat didefinisikan sebagai proses komunikasi antara sekolah masyarakat untuk berusaha menanamkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan karya pendidikan serta pendorong minat dan tanggung jawab masyarakat dalam usaha memajukan sekolah. Sekolah dan masyarakat mempunyai hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah secara efisien dan efektif. Sebaliknya sekolah juga harus menunjang pencapaian tujuan atau pemenuhan kebutuhan masyarakat, khususnya kebutuhan pendidikan. Oleh karena itu, sekolah berkewajiban untuk memberi penerangan tentang tujuan-tujuan, programprogram, kebutuhan, serta keadaan masyarakat. Sebaliknya sekolah juga harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan, dan tuntutan masyarakat.
6

Atau dengan perkataan lain, antara sekolah dan masyarakat harus dibina suatu hubungan yang harmonis. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 tahun 1992 tentang Peran Serta Masyarakat dalam Pendidikan Nasional, Hubungan sekolah dan masyarakat bertujuan antara lain untuk : 1. Memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan anak. 2. Memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat. 3. Menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan masyarakat. Fungsi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (Husemas) menurut Mamusung (1994:11), yaitu:
1. Mengembangkan pengertian masyarakat tentang semua aspek pelaksanaan

program pendidikan disekolah.


2. Dapat menetapkan bagaimana harapan masyarakat terhadap sekolah dan

apa harapan-harapannya mengenai tujuan pendidikan di sekolah.


3.

Memperoleh bantuan secukupnya dari masyarakat untuk sekolahnya, baik financial, material maupun moril.

4. Menimbulkan rasa tanggungjawab yang lebih besar pada masyarakat

terhadap kualitas pendidikan yang dapat diberikan oleh sekolah.


5. Merealisasikan perubahan-perubahan yang diperlukan dan memperoleh

fasilitas dalam merealisasikan perubahan-perubahan itu.


6. Mengikut sertakan masyarakat secara kooperatif dalam usaha-usaha

memecahkan persoalan pendidikan.


7. Meningkatkan semangat kerja sama antara sekolah dengan masyarakat ,

dan meningkatkan partisipasi kepemimpinan untuk meningkatkan kehidupan dalam masyarakat.

Dari paparan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan masyarakat menjalin hubungan yang harmonis antara sekolah dengan masyarakat sebagai stakeholder serta mengkomunikasikan segala bentuk kegiatan serta kebijakan yang ada dilembaga pendidikan kepada pihak internal
7

serta pihak eksternal. Hubungan sekolah dengan masyarakat pada dasarnya merupakan suatu sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah. Dalam hal ini, sekolah sebagai sistem sosial merupakan bagian integral dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat. Hubungan harmonis antara sekolah dan masyarakat ini semakin dirasakan pentingnya pada masyarakat yang telah menyadari dan memahani pentingnya pendidikan bagi anak-anak. Namun tidak berarti bahwa pada masyarakat yang masih kurang menyadari pentingnya pendidikan, hubungan kerja sama itu tidak perlu dibina. Bahkan sekolah dituntut lebih aktif dan kreatif untuk menciptakan hubungan kerja sama yang lebih harmonis. Kepala sekolah yang baik merupakan salah satu kunci untuk bisa menciptakan hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat secara efektif karena harus menaruh perhatian tentang apa yang dipikirkan orang tua tentang sekolah. Kepala sekolah dituntut untuk senatiasa berusaha membina hubungan kerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efisien dan efektif. Hubungan kerja sama yang harmonis akan membentuk : 1. Saling pengertian antara sekolah, orang tua, masyarakat dan lembagalembaga lain yang ada di masyarakat termasuk dunia kerja. 2. Saling menbantu antara sekolah dan masyarakat karena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing. 3. Kerja sama yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang ada di masyarakat dan mereka merasa ikut bertanggungjawab atas suksesnya pendidikan di sekolah. Pada konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), manajemen hubungan sekolah dengan orang tua wali murid diharapkan berjalan dengan baik. Hubungan yang harmonis membuat masyarakat memiliki tanggung jawab untuk memajukan sekolah. Penciptaan hubungan dan kerja sama yang harmonis, apabila masyarakat mengetahui dan memiliki gambaran yang jelas tentang sekolah. Gambaran yang jelas dapat diinformasikan kepada
8

masyarakat melalui laporan kepada orang tua wali murid, kunjungan ke sekolah, kunjungan ke rumah murid, penjelasan dari staf sekolah, dan laporan tahunan sekolah. Melalui hubungan yang harmonis diharapkan tercapai tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat, yaitu proses pendidikan terlaksana secara produktif, efektif, dan efisien sehingga menghasilkan lulusan yang produktif dan berkulitas. Lulusan yang berkualitas akan terlihat dari

penguasaan/kompetensi murid tentang ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat dijadikan bekal ketika terjun di tengah-tengah masyarakat (out come). Teknik Hubungan Sekolah dengan Masyarakat, Fachrudi

menjelaskan teknik hubungan sekolah dengan masyarakat yaitu :


1. Laporan kepada orang tua. 2. Majalah sekolah. 3. Surat kabar sekolah. 4. Pameran sekolah. Open house 5. Open house

Adalah tehnik untuk mempersilahkan masyarakat yang berminat untuk meninjau sekolah serta mengobservasi kegiatan-kegiatan dan hasilhasil pekerjaan murid di sekolah, yang diadakan pada waktu-waktu tertentu, misalnya sekali setahun pada penutupan tahun pengajaran.
6.

Kunjungan ke sekolah.oleh orang tua murid yang dilakukan pada pelajaran di berikan.

7.

Kunjungan ke rumah murid.

8. Melalui penjelasan yang di berikan oleh personel sekolah. 9.

Gambaran sekolah melalui murid-murid.

10. Laporan tahunan 11. Organisasi perkumpulan alumni sekolah. 12. Melalui kegiatan ekstra kurikuler. 13. Pendekatan secara akrab

Menurut Made Pidarta, teknik atau cara bekerja sama dengan masyarakat antara lain dapat dilakukan dengan cara berikut: Memakai surat kabar baik lokal maupun pusat. Dengan buletin terbitan sekolah atau kantor pendidikan Melalui pameran pendidikan. Lewat pertunjukan-pertunjukan sekolah. Dengan mengadakan bazaar

D. Manajemen Layanan Khusus Manajemen layanan khusus meliputi manajemen perpustakaan, kesehatan dan keamanan sekolah. Manajemen komponen-komponen tersebut merupakan bagian penting dari MBS yang efisien dan efektif. 1. Perpustakaan Perpustakaan yang lengkap dan dikelola dengan baik

memungkinkan peserta didik untuk lebih mengembangkan dan mendalami pengetahuan yang diperolehnya di kelas melalui belajar mandiri, baik pada waktu-waktu kosong di sekolah maupun di rumah. Disamping itu, juga memungkinkan guru untuk mengembangkan pengetahuan secara mandiri, dan dapat mengajar dengan metode bervariasi misalnya, belajar individual. 2. Kesehatan Menyediakan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) yang mana badan kesehatan ini akan membantu untuk membangun mewujudkan sumber daya manusia yg berpengetahuan dan sehat baik itu sehat jasmani dan rohani para peserta didik. 3. Keamanan Jelas harus adanya keamanan karena ini akan menciptakan rasa aman dan nyaman untuk para peserta didik dan para substansi-substansi sekolah lainnya.

10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Adapun yang dapat disimpulkan dari pembahasan ini adalah sebagai berikut : 1. Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efisiensi dan efektivitas pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi manajemen berbasis sekolah, yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah. 2. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan, inventarisasi serta penghapusan dan penataan. 3. Hubungan sekolah dan masyarakat didefinisikan sebagai proses

komunikasi antara sekolah masyarakat untuk berusaha menanamkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan karya pendidikan serta pendorong minat dan tanggung jawab masyarakat dalam usaha memajukan sekolah. 4. Manajemen layanan khusus meliputi manajemen perpustakaan, kesehatan dan keamanan sekolah.

B. Saran Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif guna kelengkapan makalah ini serta makalah yang akan datang.

11

DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : Remaja Rosdakarya. http://ostabi.blogspot.com/2012/03/21/manajemen-hubungan-sekolah-denganmasyarakat.html http://lingpendidikan.blogspot.com/2012/05/07/manajemen-komponensekolah.html

12

Mata Kuliah : Profesi Keguruan Dosen : Jirana S.pd

MANAJEMEN KOMPONEN-KOMPONEN SEKOLAH bagian II

KELOMPOK 8 NURMADIA FITRIANI

Jurusan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sulawesi Barat 2012

You might also like