Professional Documents
Culture Documents
1. 2. 3. 4. 5.
Dwi Endang Novita Sari Nuraini Oki Diah Indah Lestari Levi Prianti Ristina Wardani
AH PRINGSEWU
STKIP MUHAMMADIYAH
3. Tanggung jawab langsung dalam melaksanakan bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya dilimpahkan kepada staf yang berwenang memiliki kompetensi dan kualifikasi tertentu baik dalam pendidikan formal, sifat, sikap, kepribadian, keterampilan dan pengalaman. 4. program bimbingan dan konseling merupakan suatu bentuk kegiatan yang cukup luas bidang geraknya. 5. Program pelayanan bimbingan dan konseling disekolah perlu hendaknya diadakan penilaian (evaluasi) untuk mengetahui efektivitas dan efesiensi program bimbingan dan konseling.
3. Penempatan petugas-petugas bimbingan dan konseling harus disesuaikan dengan kompetensi, kualifikasi pendidikan, kemampuan, potensi-potensi, dan keahlian masing-masing. 4. Program bimbingan dan konseling hendaknya diorganisasikan secara sederhana, sehingga dapat mudah untuk dipelajari, dilaksanakan, dikontrol, atau diawasi pelaksanaannya.
C. Pola Organisasi Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Agar suatu organisasi dapat mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan bimbingan dan konseling yang baik di sekolah, maka hah-hal yang perlu diperhatikan diantaranya : 1. Semua staf sekolah ( kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas, staf sekolah) harus dihimpun dalam satu wadah, untuk membantu para siswa di dalam mengatasi permasalahan-permasalahannya
2. Mekanisme kerja bimbingan dan konseling harus tunggal, sehingga para siswa tidak menjadi bingung karena adanya berbagai macam bentuk layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oeh petugas yang berbeda-beda 3. Tugas, tanggung jawab, dan wewenang dari masingmasing petugas bimbingan dan konseling di sekolah harus dirinci dengan jelas dan tegas, sehingga masing-masing personil bimbingan dan konseling akan memahami dan mengerti kewajiban dan tanggung jawabnya sendiri.
Kewajiban dan tugas personil sekolah yang terkait dengan kegiatan bimbingan dan konseling : 1. Kepala sekolah : - Mengkoordinasikan seluruh pendidikan sekolah yang mencakup kegiatan pengajaran, pelatihan, dan kegiatan bimbingan dan konseling. - Menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan bimbingan dan konseling. - Membuat surat tugas guru pembimbing dalam proses bimbingan dan konseling pada setiap awal semesteran
2. Wakil kepala sekolah - Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling kepada semua personil sekolah. - Pelaksanaan kebijakan kepala sekolah terutama dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. 3. Guru Pembimbing - Mengkoordinasikan kegiatan layanan bimbingan dan konseling. - Merencanakan program bimbingan dan konseling. - Melaksanakan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling - Menganalisis hasil penilaian bimbingan dan konseling
Organisasi pelayanan bimbingan dan konseling meliputi segenap unsur dengan organigram berikut : Garis komando Garis koordinator Garis konsultasi
a. 10 15 peserta didik b. 16 30 peserta didik c. 31 45 peserta didik d. 46 60 peserta didik e. 61 75 peserta didik f. 76 90 peserta didik g. 91 105 peserta didik h. 106 atau lebih
KERJASAMA
1. Kerjasama dengan pihak di dalam sekolah. Di antaranya adalah sebagai berikut : Seluruh tenaga pengajar dan tenaga kependidikan lainnya di sekolah Seluruh tenaga administrasi di sekolah OSIS Komite sekolah 2. Kerjasama dengan pihak diluar sekolah antara lain : Orang tua peserta didik Organisasi profesi / ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia) Lembaga / organisasi Kemasyarakatan Tokoh masyarakat Dewan Pendidikan