You are on page 1of 10

ACARA VII PEMBUDIDAYAAN SETEK

A. TUJUAN Untuk mengetahui car pembudidayaan setek batang/cabang, pucuk dan akar, serta pengaruh penggunaan hormon Rootone F.

B. LOKASI DAN WAKTU Lokasi : Kebun Karangmalang/Klebengan. Waktu :

C. BAHAN DAN ALAT Setek batang /cabang dan setek pucuk gamal atau yang lainnya. Setek akar sonkeling (Dalbergia latifolia) atau kayu putih (Melaleuca leucadendron) Media tanah Hormon Rootone F Gunting setek, gegaji, penggaris Alat penyiram Cetok, cangkul

D. CARA KERJA 1. Membuat setek batang/cabang dengan ukuran panjang sekitar 10-15 cm, diameter sekitar 10-20 mm, sebanyak 20 batang. Pada bagian pangkal dipotong miring, sedangkan bagian ujung datar. 2. Menyiapkan setek pucuk dalam keadaan istirahat (dormant) sejumlah 20 batang. 3. Selain itu, menyiapkan setek akar dengan panjang sekitar 10 cm, sejumlah 20 batang. 4. 10 batang setek baik pucuk maupunbatang/cabang dan akar pada bgian pangkalnya dicelup pada hormone Rootone F selama sekitar 5 menit. Sedangkan 10 batang sisanga dibiarkan tanpa hormone.

5. Sementara itu, menyiapkan media setek di dalam kantong plastic, kemudia diatur ke dalam bedeng persemaian. 6. Menanam setek-setek tersebut, sedalam 1/3 bagian setek, dengan kemiringan sekitar 45 derajat. 7. Menyiram dengan air secukupnya, memetakan letak masing-masing perlakuan, kemudian memberi label. 8. Menyirami setiap hari, mengamati setiap 2 hari sekali yang meliputi pengamatan visual, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi seperti perubahan warna, kelayuan, kebusukan, serangan hama dan lain-lain. Sedangkan pengamatan terukur lainnya adalah pertumbuhan tinggi tunas, diameter tunas, jumlah akar dan jumlah tunas. 9. Pengamatan diakhiri setelah 4 minggu. Pada akhir pengamatan, menggambar setek yang terbaik pertumbuhannya dari masing-masing perlakuan dengan jalan mencabut dengan hati-hati.

E. TINJAUAN PUSTAKA Setek dilakukan dengan memotong suatu bagian tanaman yang kemudian ditanam dalam, suatu medium tumbuh dengan tujuan supaya dapat membentuk akar dan tumbuh dengan lebih lanjut samapi merupakan tanaman yang berdiri sendiri. Factor-faktor yang memepengaruhi penyetekan adalah : 1. Factor dalam umur pohon induk tempat cabang dalam pohon induk callus formasi etiolasi 2. Factor luar medium iklim pengerjaan mekanis Setek dapat dibedakan menjadi : 1. Setek batang

Gliricidae sp dan Morrus sp adalah tanaman yang biasa dikembangkan dengan setek batang. Panjang tunas + 20 cm dengan 3-5 mata tunas. Penanaman dilakukan di tempat teduh dengan kedalaman + 1/3 panjang setek. Hal ini dilakukan untuk mengurangi penguapan. 2. Setek daun Setek ini jarang digunakan di bidang kehutanan. Tanaman yang sering digunakan untuk setek daun adalah Begonia. 3. Setek akar Cara ini dilakukan dengan cara memotong akar, kemudian ditanam dalam suatu medium tumbuh. Terdapat suatu petunjuk bahwa tanaman dapat dikembangkan dengan setek akar yaitu adanya tunas-tunas yang muncul disekitar tanaman induk. Sebagai contoh Casuarina sp, Dalbergia latifolia, Santalum album dan lain sebagainya. Ukuran setek ideal adalah diameter 1 cm, panjang setek 10-15 cm. Factor-faktor yang harus diperhatikan dalam penanaman setek akar seperti factor-faktor paad setek batang, ditambah dengan penanaman tidak boleh terbalik, dapat ditanam secara miring horizontal kedalaman 5 cm, kedalaman penanaman + panjang setek. Penanaman setek diusahakan segera mungkin, semakin ditunda semakin menurun proses jadinya. (Moh Naiem,1984).

1.1.

Tinjauan Pustaka
Disamping dapat diperoleh dari pembiakan secara generatif, bibit/bahan tanaman juga

dapat diperoleh dengan melalui pembiakan vegetatif. Pembiakan vegetatif adalah suatu cara pembiakan tanamnan dengan menahan bagian vegetatif dari tanaman yang bersangkutan, baik berupa akar, batang atau cabang dan pucuk. Salah satu bentuk pembiakan secara vegetatif adalah dengan cara setek. Penyetekan atau penurusan adalah suatu cara pembiakan atau memperbanyak tanaman secara vegetatif dengan memotong suatu bagian tanaman yang kemudian ditanam dalam suatu medium

tumbuh. Stek tersebut diharapkan dapat membentuk akar dan tumbuh lebih lanjut sampai menjadi tanaman tumbuh berdiri sendiri berdasarkan bagian-bagian tanaman yang digunakan. Stek dapat dibedakan menjadi 3 macam menurut bagian yang dipotong, yaitu stek daun, stek batang dan stek akar yang masing-masing memiliki perbedaan. Stek daun dilakukan dengan mengambil bagian daun tanaman dan menanamnya, misalnya pada Begonia. Stek akar dilakukan dengan cara memotong akar, kemudian ditanam dalam suatu medium tumbuh. Cara menanam stek akar ada 3 cara, yaitu horizontal 5 cm di dalam tanah, tegak dengan ujung rata dengan permukaan tanah dan dengan menanam miring dengan ujung rata dengan permukaan tanah. Menurut B. Veen, stek akar harus memenuhi beberapa syarat, antara lain tebal stek minimum garis tengah 3 cm, panjang stek 10-12,5 cm sampai 17,5 cm dan harus dijaga agar tidak diletakkan terbalik serta sebelum ditanam, stek disimpan dahulu di tempat yang dingin. Stek batang biasanya dikerjakan pada tumbuh-tumbuhan berkayu, dengan cara cabang dipotong pagi hari, dimasukkan dalam bak berisi air, panjangnya tergantung jarak mata tunas biasanya 2,3,5 ruas, daun-daun yang terletak di tanah dipotong/dibuang dan yang terletak di atas tanah sebagian dikurangi untuk mengurangi penguapan. Adanya dengan sedikit daun ini akan mempercepat pembentukan akar karena proses asimilasi tetap berlangsung sehingga zat-zat makanan yang diangkut ke bawah akan merangsang pembentukan akar. Untuk lapangan yang terbuka, biasanya di tanam stek yang tidak berdaun, karena jika stek berdaun maka penguapannya akan besar dan akhirnya kering kemudian mati. Sehingga untuk membatasi besarnya penguapan, maka stek ditempatkan pada tempat-tempat yang teduh atau di bungkus dengan daun pisang untuk menahan lembab.

ACARA III PERAN MEDIA DAN KONTINER BAGI PERTUMBUHAN SEMAI


A. TUJUAN 1. Untuk mengetahui pengaruh berbagai media tumbuh terhadap pertumbuhan semai. 2. Untuk mengetahui pengaruh macam-macam kontiner terhadap pertumbuhan semai.

B. LOKASI DAN WAKTU Lokasi Waktu : CV. Putra Tani : Rabu 15 November 2006

C. BAHAN DAN ALAT Kecambah lamtoro (Leucaena leucocepala) atau sengon (Paraserianthes falcataria) Media tumbuh yang terdiri dari tanah, lempung dan kompos. Macam-macam kontiner yang terdiri dari kantong plastic berbagai ukuran dan ensopot (pottrays). Cetok dan alat penyiram.

D. CARA KERJA 1. Menyiapkan media tumbuh tanah, lempung dan kompos. 2. Menyiapkan kantong plastic / polybag berbagai ukuran (besar, sedang dan kecil), masingmasing 30 lembar ( 10 lembar diulang 3 kali) dan ensopot /pottrays 1 buah (berisi 45 lubang). Kantong plastic diberi lubang untuk menjaga aerasi medium. 3. Mengisi kantong plastic dan ensopot dengan media tanah dengan berat yang sama kemudian menanam kecambah yang telah tersedia dengan hati-htai, akar jangan samapi tertekuk, tanah dipadatkan menyatu dengan perakaran.

4. Untuk mengetahui pengaruh media, disiapkan kantong plastic ukuran sedang, diisi dengan 3 macam media, masing-masing 30 buah, 10 x 3 ulangan. Kemudian menanam kecambah yang telah tersedia dengan hati-hati, akar jangan sampai tertekuk, tanah dipadatkan menyatu dengan perakaran. Mengukur tinggi awal kecambah. 5. Menyiram dengan air secukupnya agar media tetap dalam keadaan lembab. 6. Mengamati pertumbuhan semai setiap 2 hari sekalidan melakukan penyraman bila dipandang perlu. Pertumbuhan tinggi diamati/diukur setuap 1 minggu sekali. 7. Pengamatan diakhiri setelah 30 hari. Membuat kurve pertumbuhan untuk masing-masing perlakuan.

E. TINJAUAN PUSTAKA Hubungan yang utama dari suatu media terhadap prtumbuhan pohon adalah ketersediaan hara, mineral, suplai terhadap kelembaban dan sokongan secara fisik. Untuk memperoleh pertumbuhan yang baik, pada media diperlakukan keseimbangan pori mikro dan makro. Hal ini dimasudkan agar media mempunyai aerasi yang baik serta kemampuan yang baik pula dalam menyimpan aie sesuai kebutuhan tanaman. Syarat media yang baik antara lain : Cukup padat dan kuat untuk mendukung pertumbuhan semai. Volume yang konstan baik dalam keadaan basah atauppun dalam keadaan kering. Homogen secara fisik dan kemis, seragam dan stabil, mudah ditembus oleh akar tanaman pertama. Unsur hara harus mudah diserap oleh akar tanaman. Tidak beracun dan steril Nisbah ruang-ruang pori terhadap material harus sesuai. Kadar garan tidak tinggi dan pH cukup. Mudah menyerap air dan mampu menjaga kelembaban. Dapat disimpan lama tanpa mengalami perubahan fisik dan khemis. Ringan, mudah didapat dan murah. Penggunaan kontiner atau wadah didalam persemaian dimaksudkan untuk menyiapkan semai agar memilki kondisi yang paling optimal dalam penanamannya nanti.

Kondisi kontiner diusahakan baik, karena memilki fungsi yang penting bagi pertumbuhan semai, yaitu : 1. Fungsi biologis. Wadah bagi media merupakan sumber air, sumber udara dan sumber hara bagi perakaran semai, pelindung perakaran semai dari gangguan luar baik secara mekanis maupun non mekanis, membentuk pereakaran menjadi lebih baik, meningkatkan daya tahan bibit dan pertumbuhan awal dikarenakan perakaran tidak terganggu dan tetap melekat pada media. 2. Fungsi operasional/teknis Sebagai pembungkus semai dalam bentuk dan ukuran yang standar atau baku sehingga memudahkan dalam penangannya nanti selama di persemaian, penganngkutan maupun penanamannya. Konsep dasar diadakannya kontiner adalah adanya keserasian secara biologis, teknis dan ekonomis. Dari segi biologis misalnya, didasarkan atas kecepatan pertumbuhan semai sehingga perlu dipilih ukuran kontiner yang sesuai dan tepat. Dari segi teknis didasarkan atas keawetan dan kemudahan pengisian media maupun kemudahan dalam

penggunaannya. Dari segi ekonomis misalnya dipilih kontiner yang m,urah dan mudah didapat.

Pada dasarnya kontiner dibedakan/digolongkan atas : Ditanam bersama-sama dengan semainya. Dilepaskan bila semai ditanam. Kantong plastic sebagai salah satu jenis kontiner biasanya mempunyai beberapa ukuran, yaitu : 0,0004 x 10 x 20 cm 0,0004 x 7 x 17 cm 0,0004 x 5 x 15 cm

Ukuran volume kontiner yang digunakan umumnya mempunyai volume 40 164 cm3. Untuk ukuran optimum bervariasi menurut karakteristik dari kontiner, spesies, jenis bahan dan panjangnya periode pertumbuhan. Secara umum ada 3 bentuk/ jenis kontiner, yaitu : 1. Bentuk tube : kontiner berbetuk silinder, misalnya kantong plastic. 2. Bentuk plug : kontiner berbentuk kerucut terbalik yang terpancung ujungnya atau mempunyai diameter atas dan bawah yang berbeda. Bentuk plug ini ada 2 macam, yaitu: Bentuk pottery, misalnya ensopot, Swedish multiplot. Bentuk tunggal, misalnya pot tanah, popt anyaman bamboo dan gelas pot. 3. Bentuk blok : kontiner yang mempunyai bentuk seperti sarang lebah, misalnya paper plot dan plot dari asbes. Ada hubungan yang erat antara media tumbuh dengan jenis kontiner yang dipakai bagi pertumbuhan semai. Untuk kontiner yang dapat ikut ditanam di lapangan dapat dipilih media rtumbuh yang agak padat, misalnya tanah. Sedangkan untuk kontiner yang tidak dapat ditanam di lapangan, harus dipilih medium yang lunak seperti gambut atau pasir.

1.1.

Tinjauan Pustaka
Salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam proses tumbuhnya suatu tanaman

adalah media tumbuh. Menurut Suryo, media tumbuh ada 2 macam, yaitu media pengecambahan ( bedeng tabur ) dan media semai yang disapih ( bedeng sapih ). Media kecambah diperlukan sebagai media untuk berkecambahnya benih. Karena hanya untuk berkecambah maka persyaratan terhadap ketersediaan unsur hara menjadi tidak begitu penting karena energi yang digunakan untuk perkecambahan sudah tersedia dalam endosperm dari biji yang bersangkutan. Sedangkan media tumbuh semai memerlukan persyaratan sifat fisik-kimia yang baik. Secara fisik media harus mempunyai porositas yang tinggi sehingga pertumbuhan akar semai tidak mengalami hambatan. Sifat kimia media tumbuh yang baik adalah jika mampu menyediakan unsur hara yang diperlukan bagi semai untuk pertumbuhan dan perkecambahan semai. Hubungan yang utama dari suatu media terhadap pertumbuhan pohon adalah ketersediaan unsur hara mineral, suplai terhadap kelembaban dan sokongan secara fisik.

Penggunaan kontiner ( wadah ) di dalam persemaian dimaksudkan untuk menyiapkan semai agar memiliki kondisi yang paling optimal dalam penanamannya nanti. Beberapa fungsi kontiner dalam hubungannya dengan adalah sebagai wadah bagi unsur air, udara dan hara, pelindung dan pembentuk akar agar lebih baik dan meningkatkan daya tahan biibit dan pertumbuhan awal dikarenakan perakaran tidak terganggu dan tetap melekat pada media. Hal ini merupakan fungsi kontiner secara biologis. Secara teknis, kontiner adalah sebagai pembungkus semai dalam bentuk dan ukuran yang standar atau baku sehingga memudahkan dalam penggunaanya nanti selama di persemaian, pengangkutan maupun penanamannya. Konsep dasar diadakannya kontiner adalah adanya keserasian secara biologis, teknis dan ekonomis. Dari segi biologis misalkan didasarkan pada kecepatan pertumbuhan semai sehingga diperlukan kontiner yang sesuai. Dari segi teknis didasarkan keawetannya dan kemudahan pengisian dan penggunaanya. Sedangkan dari segi ekonomis misalkan dipilih kontiner yang murah dan mudah didapat. Terdapat dua jenis kontiner berdasarkan cara penanaman semai, yaitu kontiner yang nantinya akan bersama-sama ditanam dengan semainya, dan kontiner yang akan dilepaskan bila semai ditanam yang dapat dibuang atau dipakai lagi tergantung jenisnya. Kontiner yang pertama harus dapat terurai atau berlubang-lubang sehingga dapat ditembus oleh akar. Kantong plastik sebagai salah satu jenis kontiner biasanya mempunyai beberapa ukuran. Ukuran volume kontiner yang digunakan mempunyai banyak variasi, meskipun demikian kebanyakan kontiner mempunyai ukuran volume 40-164 cm. Untuk ukuran optimum bervariasi menurut karakteristik dari kontiner, species, jenis bahan dan panjangnya periode pertumbuhan. Berdasarkan bentuknya kontiner terdapat 3 bentuk, yaitu bentuk tube/silinder, bentuk plug/kerucut terbalik, bentuk single tube/gabungan tube dan plug serta bentuk blok. Bentuk silinder misalnya kantong plastik, bentuk plug yaitu bentuk kerucut terbalik yang terpancung ujungnya atau mempunyai diameter atas dan bawah yang berbeda. Bentuk plug ada dua yaitu bentuk pottary dan bentuk tunggal. Bentuk blok yaitu kontiner yang mempunyai bentuk seperti sarang lebah, misalnya paper pot dan pot dari asbes. Terdapat hubungan yang erat antara media tumbuh dengan jenis kontiner yang dipaki bagi pertumbuhan semai. Untuk kontiner yang dapat ikut ditanam di lapangan dapat dipilih

media tumbuh yang agak padat misalnya tanah. Sedangkan untuk kontiner yang tidak dapat ditanam di lapangan harus dipilih medium yang lunak seperti gambut atau pasir. Penggunaan kantong plastik warna hitam yang dewasa ini marak digunakan disebabkan kantong ini mudah didapatkan, harganya relatif murah, cukup kuat dan awet dipakai. Sebab lain adalah praktis dalam pengerjaannya karena dapat dipakai sebagai tanda bahwa bibit

sudah ditanam. Kekurangannya adalah bahwa kantong plastik merupakan bahan yang sulit mengalami proses pelapukan, sehingga ketika semai akan ditanam plastik harus dilepaskan terlebih dahulu, dan kantong plastik tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi.

You might also like