Professional Documents
Culture Documents
2 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Transmigrasi, terjadi perubahan paradigma dalam Penyelenggaraan tiga jenis Transmigrasi yang mencakup pengembangan bahwa penyelenggaraan program, yaitu TU, secara berangsur Badan
TSB, dan TSM. Pembagian tiga jenis tersebut menunjukkan transmigrasi telah beralih dari Pemerintah kepada masyarakat, baik secara perseorangan atau bekerja-sama dengan Usaha. Peran Pemerintah lebih besar diarahkan kepada pemberian arahan, layanan, dan bantuan. Namun demikian, perkembangan yang lingkungan stratejik persoalan diwarnai munculnya
yang silih berganti sejak terjadinya krisis multi- dimensi, mengakibatkan Program Transmigrasi menghadapi persoalan cukup kompleks, yang berdampak kepada rendahnya kepercayaan publik Hal itu minimal disebabkan oleh tiga persoalan pokok. Pertarna, diberlakukannya UU No. 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian sebagai pengganti UU No.3 Tahun 1972 tersebut belum ditindaklanjuti dengan ketentuan teknis pelaksanaan. Kedua, transisi penerapan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah masih sering terjadi bias di lapangan. Ketiga, terjadinya gejolak sosial di
berbagai daerah yang menimbulkan kesan negatif seolaholah transmigrasi sebagai penyebabnya.
Persoalan kompleks yang terjadi bersamaan dengan perubahan iklim tersebut politik yang belum stabil berkembangnya mengakibatkan
pandangan masyarakat yang beragam. di satu sisi ada pihak yang memandang transmigrasi sebagai kebutuhan bagi negara kepulauan berpenduduk heterogen dengan persebaran yang timpang, tetapi di sisi lain ada pihak yang memandang transmigrasi sudah tidak sesuai dengan perkembang an jaman dan karenanya menolak. pandangan negatif mengakibatkan keraguan dan penolakan dari Pemerintah Kuatnya pada awal tersebut
reformasi yang ditandai oleh berubah-ubah dan beragamnya nomenklatur organisasi yang menangani transmigrasi di Pusat maupun Daerah. Bahkan, di beberapa muncul terminologi keengganan transmigrasi untuk dalam daerah menggunakan struktur organisasi masyarakat terus
yang dilematis. Di satu pihak menghadapi permintaan masyarakat untuk bertransmigrasi meningkat akibat tidak tersedianya ruang tempat tinggal, tempat bekerja dan berusaha yang layak di suatu wilayah, serta keterbatasan sumberdaya manusia untuk mengelola potensi sumberdaya alam di wilayah lain, tetapi pad a saat yang bersamaan juga terjadi penolakan di beberapa daerah terhadap kehadiran transmigran. Sementara itu, persoalan "Iimbah kelemahan" transmigrasi masa lalu tibatiba muncul dengan persoalan yang menuntut aneka ragam penanganan langkah-Iangkah
melldesak dan cukup rumit. Menyikapi kondisi ada dua langkah yang harus dilakukan secara
tersebut,
simultan. Pertama, dalam perspektif jangka panjang harus sesuai dengan dan membenahi kondisi sistem manajemen stratejik dan yang masa penyelenggaraan transmigrasi ber- dasarkan paradigma baru lingkungan dalam berkembang, transisi harus
kedua,
menghadapi
menyelesaikan dampak
pembenahan
kelemahan masa lalu. Sesuai dengan amanat Pasal 31 UU No. 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian, kedua langkah besar itu harus diikuti dengan upaya pada pemberian tataran hingga sasaran informasi kepada provinsi, dan Dengan masyarakat dengan pendekatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE), kabupaten/kota, baik nasio- nal, tingkat utama. kecamatan, desa
demikian, secara bertahap masyarakat dapat menyadari, meyakini bahwa Program Transmigrasi merupakan salah satu alternatif cara untuk mengatasi persoalan yang dihadapi, yang pada gilirannya dirasakan sebagai suatu kebutuhan bersama. 2. Tujuan Sasaran a. Tujuan Memberikan pedoman dasar kepada para perencana dan pelaksana Program Transmigrasi di semua tingkatan (pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan/desa)dalam proses dan pemberian dan
b. Sasaran
Perencana dan pelaksana Program Transmigrasi di semua tingkatan rnampu melaksanakan mengembangkan dan proses pemberian
informasi ketransmigrasian dengan pendekatan KIE secara intensif, efektif, dan efisien. 3. Ruang Lingkup Ruang lingkup tata cara pemberianinformasi ketransmigrasian a. Kebijakan Transmigrasi. b. dan dengan pendekatan KIE KIEIdentifikasi yang selanjutnya disebut Pedoman KIE ini meliputi : Strategi Pengembangan
Pelaksanaan KIE yang memuat tujuan, khalayak sasaran, pesan, media, dan yang langkahlangkah
perlu dilakukan
tingkat pusat,
provinsi, kabupaten/kota, hingga kecamatan Evaluasi dan rancang ulang yang memuat tahapan pemantauan dan bahan berikutnya. 4. Landasan Hukum a. Undang-undang Repubik Indonesia No. 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian. evaluasi sebagai strategi KIE penyempurnaan
b.
No, tentang
c.
Peraturan tentang
Pemerintah No.2
Tahun
1999
Penyelenggaraan Transmigrasi.
d.
Pemerintah
Republik
Indonesia
No.
25
Provinsi sebagai Daerah Otonom. e. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. KEP.219/MEN/2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Transmigrasi. 5. a. Pengertian Tenaga Kerja dan
adalah proses
pesan dari komunikator kepada komunikan hingga diperoleh kesatuan persepsi yang sarna atas informasi atau pesan yang disampaikan. c.
d.
untuk mendorong
pengetahuan,
perilaku khalayak sasaran mengenai suatu kegiatan secara wajar, sehingga khalayak bersedia dan dapat melaksa- nakan yang disertai tanggung jawab atas keberhasilan dan atau
e.
dan pembudayaan transmigrasi selanjutnyadisebut KIETRANS, cara pemberian informasi pendekatan KIE sebagai dan dan
dengan untuk
proses kegiatan penyampaian dan penerimaan pesan meningkatkan wawasan, dalam serta pengetahuan, khalayak sasaran
kerangka
individu atau keluarga atau atas nama kelompok atau penyampaian pesan KIE. Khalayak sasaran KIE sangat beragam, namun pada umumnya khalayak sasaran KIE adalah orang perorangan atau kelompok orang dalam ikatan organisasi/institusi atau tidak dalam ikatan, dalam kapasitasnya atau keluarga sebagai atau atas nama individu
langsung
atau
tidak
langsung
progra m
manfaat
2)
menerim a
progra
pembangunan transmigrasi. 3)
BAB II KEBIJAKAN DAN STRA TEGI PENGEMBANGAN KIE-BIDANG TRANSMIGRASI 1. Kebijakan Kebijakan pengembangan wawasan
KIE-TRANS
diarahkan
sikap
diharapkan
masyarakat
memahami,
merupakan salah
mengatasi persaBlan
pengembangan KIE-TRANS harus mampu menumbuhkan memberikan kebutuhan berkualitas, dalam arti harus berorientasi kepada upaya masyarakat, dengan demikian KIE-TRANS harus dilakukan secara 'profesional, informatif, terbuka, "rasional, jujur, dan mempunyai rujukan yang benar, tepat, dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan KIE-TRANS yang berkualitas, maka pelayanan KIE diarahkan kepada desentralisasi, koordinasi, dan keterpaduan pengelolaan serta pengembangan hubungan kemitraan antara institusi pemerintah, swasta, LSM, dan tokoh-tokoh kunci yang ada. Kebijakan pelaksanaan pelayanan KIETRANS diarahkan
pada hal-hal :
a.
dengan kepada
kebutuhan
wilayah, KIEyang
yaitu
dengan kebutuhan wilayah dan aspirasi masyarakatnya rangka dan transmigrasi sebagai kebutuhan bersama. b. Peningkatan kualitas pelayanan, yaitu
dengan menetapkan kriteria pelayanan KIETRANS yang diukur dari kemampuan menyediakan bahan yang menarik dan bermutu, yang dapat memberikan kejelasan bagi khalayak sasaran dan para pelak- sana. Pelayanan KIE-TRANS menempatkan para pengelola dan pelaksana pesan, sekaligus tetapi juga sebagai tidak saja sumber sarna penyampai informasi tentang sebagai
jaringan,
yaitu
membangun
jaringan
dan
KIEPerorangan dan Konseling dilaksanakan pada tingkelanjutan dari dan KIE- Kelompok yang menekankan pada KIE- TRANS di tingkat dan melalui pembinaan
d.
Desentralisasi
Pengelolaan,
variatif. e. Kemitraan Dalam Pengelolaan, yaitu pengembangan hubungan kemitraan yang saling mendukung dan saling menguntungkan antara institusi pemerintah, LSOM, swasta, dan masyarakat, terutama dalam menggali sumber pendanaan, sarana, dan tenaga. 2. Strategi Untuk mengimplementasikan kebijakan pengembangan KIETRANS, dikembangkan strategi pelaksanaan sebagai berikut : a. Konsistensi Terhadap Filosofi Dasar Pelayanan KIE- TRANS harus didasarkan kepada filosofi dasar yaitu pe/embagaan
dan
berbagai
pembudayaan sebagai
pihak harus
kebutuhan
memperoleh serta merencanakan,
KIE- TRANS
kebutuhan bersama. Oleh karena itu, sikap dan perilaku setiap individu, pejabat, pimpinan, pengelola institusi, kader organisasi. dan tokoh masyarakat harus berorientasi kepada kepentingan penduduk b. Segmentasi Sasaran Analisis menentukan sebagai penerima manfaat Program Transmigrasi. Khalayak sasaran harus untuk
menjadi
perhatian yang lebih tinggi karena sangat menentukan ketepatan langkah dan pelayanan KIETRANS berikutnya yaitu pemilihan isi pesan, penggunaanmedia,
penetapan strategi pelaksanaan KIETRANS. c. Pengembangan Suasana Keterbukaan Penyampaian dilaksanakan pesan secara dan pelayanan dengan KIE-TRANS harus
terbuka harus
mengembangkan
dialog dua arah, sedangkan informasi yang disampaikan tuntutan demokratisasi, akurat, lengkap, utuh, dan penghargaan dan sempurna. Hal ini sejalan dengan maraknya transparansi, terhadap HAM, setiap individu berhak memperoleh informasi yang benar, lengkap, dan akurat sebagai dasar dalam bersikap dan dalam bernegara. d. Keseragaman dan Keterpaduan Isi Pesan Pelayanan KIE- TRANS harus dilaksanakan secara bertahap yang saling mendukung. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keseragaman dimaksudkan perbedaan dan agar pesan keterpaduan khalayak yang isi pesan. Hal in! oleh tidak dapat menentukan langkah-Iangkah berbangsa, dan kehidupan bermasyarakat,
dibingungkan
mengembangkan
ketidakpercayaan.
BAB III PRINSIP DASAR DAN KEGIATAN POKOK KIE-TRANSMIGRASI Pelaksanaan pelayanan KIE-TRANS di setiap tingkatan dapat berbeda, tergantung dari (1) tujuan kegiatan yang dilaksanakan, (2) khalayak sasaran yang dituju, (3) pesan yang disampaikan, (4) media yang digunakan, serta (5) langkah-Iangkah teknis yang dilaksanakan. Namun berbagai tingkatan tersebut berlandaskan dan kepada prinsip dasar hal-hal dan tahapan yang sarna, yang dikembangkan sebagai berikut : 1. Prinsip Dasar Pengelolaan KIE-TRANS a. Peranserta Tokoh Setempat Dalam pengelolaan KIE Trans harus berpedoman dapat kepada
diciptakan
aksi
yang
akan
dilaksanakan
agar mereka
merasa memiliki dan bertanggung jawab untuk mewujudkannya. Hal ini didasarkan perilaku manfaat dampak pada pandangan, sikap dan sasaran KIE-TRANS menerima Walaupun terpengaruh yaitu
khalayak atau
Transmigrasi.
karakteristikmasyarakat
kesamaan, sasaran di
namun
kebutuhan antara
yang kelompok
melatarbelakangi berbeda
Daerah Asal dan Daerah Tujuan. Di Daerah Asal, kelompok sasaran KIETRANS adalah masyarakat dan yang menghadapi persoalan keterbatasan ruang berusaha Sedangkan di yang
tempat tinggal, peluang rendahnya Daerah Tujuan, mengelola sehingga pendapatan. adalah
menghadapi persoalan ketidakmampuan potensi sumberdaya yang tersedia kurang mampu memberikan
sumber pendapatan. Pada dua kelompok masyarakat sasaran tersebut, pada umumnya tokoh masyarakat rnasih menjadi panutan yang
fatwanya
relatif
dipercaya itu,
dan sikap,
efektif dan
dalam perilaku
mempengaruhi
pandangan,
harus
diciptakan
program
untuk
dan kalangan intelektual dari berbagai disiplin ilmu untuk memperoleh legitimasi yang sesuai. c. Koordinasi Kegiatan Kegiatan KIE-Trans dipadukan harus dikoordinasikan dan
dengan kegiatan sejenis pada kelompok sasaran yang sarna, sebab pada dasarnya masyarakat kurang menyukai kegiatan komunikasi, penyuluhan, yang pesan dan dan dilaksanakan antar sosialisasi, sejenis oleh Pemerintah yang
untuk mempengaruhi mereka. Lebihlebih apabila kegiatan institusi menempatkanmasyarakat sebagai sasarannya terjadi perbedaan kepentingan. d. Pemantauan Khalayak Sasaran Untuk menjaga konsistensi dan kesinambungan perubahan pesan dan khalayak sasaran, pemantauan diperlukan
terhadap
khalayak sasaran sebagai dasar dalam menjaga hubungandengan khalayak sasaran. Ketepatan sasaran merupakan aspek penting yang berpengaruh kuat terhadap efektivitas penyampaian pesan KIETrans, sementara tingkat perubahan pandangan dansikap khalayak relatif cepat tergantung dari ragam pesan dan perkembangan lingkungan stratejik yang terjadi. e. Perhatian Terhadap Kebutuhan Khalayak Sasaran Pengembangan pesan KIE-TRANS harus dilakukan secara kontinyu sehingga khalayak sasaran merasa diperhatikan dan berpeluang untuk dilibatkan secara aktif dalam skala yang lebih luas. Komunikasi akan efektif apabila khalayak sasaran yaitu merasa ditandai diperhatikan dengan adanya kebutuhannya,
2.
Pokok-pokok Kegiatan a. Identifikasi Khalayak Sasaran Identifikasi dimaksudkan untuk mengetahui kondisi masyarakat berperan transmigrasi pihak lain yang akan pad a akhirnya maupun yang sebagai penentu dapat peserta kebijakan serta dalam sehingga
berpartisipasi diharapkan
penyelenggaraan transmigrasi,
berbagai cara untuk meningkatkan citra, minat dan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan transmigrasi. mencakup faktor demografi, ekonomi, sosial, budaya terhadap penyelenggaraan Hasil identifikasi ini akan Identifikasi
penyusunan strategi operasional KIE yang mencakup penetapan tujuan, disain pesan, pemilihan metoda dan media. b. Analisis Program dan Khalayak Sasaran Analisis Program dan Khalayak Sasaran dilaksanakan untuk memperoleh dua gambaran pokok. program yang
Pertama,
tentang
akan dikembangkan menjadi pesan KIE, dan kedua, karakeristik khalayak sasaran yang diharapkan akan menerima pesan KIE.' Untuk memperoleh gambaran kedua aspek tersebut, dapat dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut :
dan Program,
disampaikan
kepada
khalayak
sasaran,
untuk
mengetahui manfaat dan mudharat dari kebijakan dan program yang perlu dipahami oleh khalayak sasaran. 2) Analisis Khalayak Sasaran, yaitu suatu proses analisis terhadap karakteristik khalayak sasaran. Melalui analisis yang cermat, dapat diperoleh pandangan, hal lain yang diharapkan tentang gambaran
dan kebutuhan khalayak sasaran serta halpenyampaian pesan. c. Penyusunan Program Aksi Penyusunan Program Aksi KIE-TRANS didasarkan atas hasil analisis kebijakan dan program serfskhalayak sasaran. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam penyusunan program aksi KIE-TRANS adalah sebagai berikut : 1) Penetapan Tujuan Tujuan Program Aksi adalah untuk menciptakan
khalayak diharapkan
sesuai setelah
sehingga aksi
dilaksanakan,
setiap program
dapat berbeda-beda.
Karena itu, penetapan tujuan harus didasarkan pada hasil analisis khalayak secara cermat dan akurat yang dikaitkan dengan kebijakan
atau
program
yang
akan
disampaikan.
Rumusan tujuan harus khas (spesifik), realistis, terukur, dan dengan pilihan prioritas yang jelas.
2)
Pengembangan Pesan Pesan yang ingin disampaikan sesuai pada satu kondisi program aksi harus yang dengan tujuan
dicapai,
karakteristik khalayak sasaran, media yang digunakan, kondisi lingkungan stratejik saat program aksidilaksanakan, dan komunikator penyampai kemampuan pesan. berbeda sasaran media Oleh
karena itu, pada pesan yang sarna, pengembanganya dapat ketika menghadapi yang yang stratejik khalayak
petugas penyampai pesan dan tujuan kegiatan yang dilaksanakan. 3) Pemilihan Media Pada dasarnya media secara media kemampuan media adalah terbatag, sehingga tidak mungkin sebuah pesan Karena pemilihan dan karakteristik
semakin beragamnya jenis dan bentuk pembawa kemampuan, kesesuaian media maka penggunaan media harus memperhitungkan jangkauan, dengan
4)
Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Penyusunan jadwal pelaksanaan program aksi KIETRANS harus mempertimbangkan yang khalayak isu sasaran, momentum dan perkembangan lingkungan stratejik berpengaruh yang terhadap kesesuaian pesan dengan
menarik khalayak,
serta suasana yang berpengaruh. 5) Pemilihan dan penentuan personil pelaksana Budaya khalayak sasaran KIE-TRANS pada dipengaruhi penyampai
umumnya kurang mampu mencerna materi pesan secara utuh, tetapi oleh figur masih komunikator
pesan. Oleh karena itu, dalam memilih personil pelaksana, selain pertimbangan teknis kompetensi profesionalisme mempertimbangkan antara sasaran. 6) Penyusunan anggaran yang diperlukan Anggaran yang program aksi KIE-TRANS bervariasi. d. Penyiapan Pesan diperlukan sangat pada setiap kondisi psikolegis dan juga dan harus kesesuaian aspirasi khalayak
Penyiapanpesan merupakansuatu proses pengemasan materi kemasan pesan informasi yang sesuai kedalam dengan
menyiapkan
pesan
dilakukan
pengembangan, uji caba, dan produksi kemasan. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1)
Rumusan pesan harus jelas, sederhana, bersifat khusus, pada aksi, dan konsisten, berpositif, orientasi corak dan menarik perhatian, keyakinan khalayak.
2)
Susunan tepat.
kata
harus
mampu
3)
pesan
berorientasi secara
kepada dan
masalah
praktis
4)
Desain kemasan pesan diuji coba dengan khalayak untuk mengetahui kekurangan dan kelebihannya.
e. Pelaksanaan Pelaksanaan KIE-TRANS di semua tingkatan pada dasarnya dapat sebagai berikut : 1) KIEMassa KIE-Massa merupakan kegiatan dikembangkan sesuai dengan tujuan dan khalayak sasarannya ke dalam 4 bentuk
penyampaian
pesan
melalui
media
waktu bersamaan mampu menjangkau massa luas yang berada pada ruang yang dan bahkan berbeda
berjauhan.
Program
KIE-Massa Transmigrasi
berfungsi atau
untuk
mengembangkan atau membangun citra positif menyampaikan peristiwa ketransmigrasian. Kegiatan KIE- Massa antara lain berupa : a)
b)
Dialog, yaitu peyampaian pesan ketransmigrasian yangdikemas dalam dialog langsung secara interaktif atau rekaman dialog melalui media massa elektronik.
c)
Infotainment, yaitu penyampaian pesan ketransmigrasian atau pertujukan yang melalui media dikemas dalam bentuk elektronik.
entertainment
massa
d) Feature atau opini, yaitu pengungkapan ten" tang peristiwa atau analisa ketransmigrasian melalui media massa yang disajikan secara obyektif, runtut, dan menarik. 2) KIE-Kelompok KIE-Kelompok merupakan kegiatan penyampaian pesan melalui suatu forum kelompok pertemuan sehingga terjadi komunikasi
dilaksanakan konsep,
masukan, mediasi
KIE-Kelompok mendalam
meningkatkan pengetahuan
yang lebih
mengenai transmigrasi,
menyatukan persepsi terhadap suatu persoalan ketransmigrasian, atau Kelornpok berikut : a) Seminar, simposium atau untuk menghimpun berbagai rangka publik suatu persoalan. b) Diskusi dengan cara pandang kelompok homogen dan tentang kebijakan untuk menyamakan persepsi pembangunan transmigrasi. c) Mediasi antar daerah atau dengan kalangan swasta dalam kerjasama transmigrasi. d) Forum rapatrapat komunikasi dan konsultasi serta rangka pembangunan menggalang atau lokakarya masukan dari dalam yang dapat membangun dikembangkan sebagai kesepakatan bersama. Beberapa kegiatan KIE-
kalangan untuk
teknis sesuai dengan forum yang tersedia di daerah atau lapangan. e) Pertemuan komunikasi tingkat Provinsi atau Kabupaten/Kota dalam rangka Program Transmigrasi. membangun kesepakatan lokal tentang pengembangan
f)
Pertemuan
tingkat
atau
atau
menawarkan suatu konsep secara langsung kepada masyarakat yang akan menerima manfaat. g) Berbagai bentuk forum dan pertemuan sesuai dengan kondisi daerah. 3) KIE-Individu KIE-Individu merupakan kegiatan penyampaian pesan langsung melalui bentuk lobby dengan tokoh, dalam rangka memperjelassuatu informasi yang sedang 4) Konseling Konseling merupakan kegiatan pendampingan langsung kepada individu membantu atau dalam keikutsertaannya mengambil kelompok dalam membimbing sasaran suatu keputusan dalam proses pembangunan sesuai atau rangka menjadi pembicaraan masyarakat atau informasi dari sumber lain. kader organisasi, anggota DPR/DPRD, penulis, wartawan dan sejenis profesionalis,
transmigrasi. Beberapa kegiatan konseling yang dapat dilaksanakan dengan kondisi wilayah/daerah antara
lain : a) Menjelaskan kepada kelompok masyarakat di suatu wilayah atau kawasan potensial dikembangkan
menjadi
permukiman
tentang keuntungan kerugian alternatif pemberdayaan potensi kawasan. b) Membantu kelompok atau institusi di suatu memilih cara wilayahnya secara wilayah/daerah tepat sesuai
untuk di dengan
pemberdayaan
kawasan
potensi yang tersedia. c) Membantu kelompok atau institusi di suatu wilayah atau kawasan dalam merancang pemberdayaan kawasan
melalui Program Transmigrasi. d) Membantu individu atau kelompok dalam mengambil keputusan perpindahan yang akan dilakukan. e) Membantupemerintahprovinsi bagi pemerintah kabupaten/kota atau pemerintah perumusan dan bagi pemerintah pusat, kecamatan desa kabupaten bagi dalam proses naskah pemerintah provinsi, pemerintah
penyusunan
kerjasama ketransmigrasian. f) Pemantauan, Evaluasi, dan Rancang Ulang Pemantauan dan dalam evaluasi dilaksanakan KIEuntuk Trans kinerja
mengidentifikasi
serta
persoalan terhadap
atau
keberhasilan analisis
yang
dicapai. Berdasarkan
evaluasi dilakukan penijauan terhadap program penyempurnaan atau penyusunan rancangan baru (rancang
Beberapa kriteria dalam pemantauan dan evaluasi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : 1) Efektivitas Merupakan kriteria untuk menilai seberapa jauh keberhasilan/efektivitas Ukuran sebuah kegiatan.
efektivitas ini biasanya adalah tingkat rasionalitas teknis dan diukur dari unit cost atau kepuasan khalayak atas informasi atau pesan atau layanan yang diberikan. 2) Efisiensi Merupakan kriteria untuk menilai seberapa besar hasil yang dibanding 3) Kecukupan Merupakan kriteria untuk menilai seberapa jauh tingkat efektivitas dalam sasaran, dalam dihadapi. 4) Kesesuaian Merupakan kriteria untuk menilai seberapa jauh suatu kegiatan dapat semua pihak diterima yang oleh berkepentingan dalam membantu dari suatu kegiatan khalayak yang memuaskan mengatasi diperoleh dari suatu kegiatan dengan cost (termasuk biaya sosial)
yang dikeluarkan.
kegiatan itu. 5) Responsivitas Merupakan kriteria untuk menilai seberapa jauh suatu kegiatan dapat memuaskan kebutuhan, preferensi, atau
kegunaan khalayak sasaran. Kriteria ini pada dasarnya sarna sebelumnya aktual dari khalayak dengan empat kriteria dengan yang ditambah sasaran
seberapa jauh mampu menanggapi kebutuhan seharusnya diuntungkan. 6) Kelayakan Merupakan kriteria untuk menilai seberapa jauh suatu kegiatan secara terbuka diterima oleh khalayak sasaran.
BAB IV PELAKSANAAN DAN TAT A LAKSANA KIE- TRANSMIGRASI Sesuai dengan karakteristik khalayak sasaran, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, media disampaikan, Oleh yangdigunakan, implementasi karena dan sebagai dan pesan yang dan
pelaksanaan pel ayanan KIE-TRANS pad a setiap keperluan jenjang dapat berbeda. itu, berdasarkan tingkatannya, berikut : 1. KIE-TRANS Tingkat Pusat/Nasional, pandangan dan KIE-Kelompok ditekankan pendekatan strata
kepada KIE- Massa untuk membangun persepsi dan citra positif transmigrasi dalam masyarakat, melalui KIE-Massa. 2. KIE-TRANS Tingkat Provinsi, untuk pengetahuan yang terhadap lingkup Program yang ditekankan pada pelayanan KIE- Kelompok, meningkatkan lebih dilakukan mendalam dalam
Transmigrasi, tetapi dalam beberapa hal juga dapat KIEMassa Provinsi bersangkutan. 3. KIE-TRANS Tingkat Kabupaten/Kota, sarna dengan tingkat Provinsi dalam lingkup Kabupaten/Kota yang bersang
kutan. 4. KIE-TRANS Tingkat Kecamatan sarna dengan tingkat Kabupaten/Kota, tetapi lebih ditekankan kepada KIEPerorangan. 5. KIE-TRANS Tingkat Desa/Lapangan, ditekankan kepada KIE-
Kelompok, yang
Perorangan, meyakini
dan
Konseling transmigrasi
untuk
perilaku masyarakat
bahwa
BAB V PENUTU P Pada hakekatnya penyelenggaraan transmigrasi memberikan dampak ekonomi, terhadap psikologis perubahan den pede fisik, berbagai sosial, aspek kehidupan masyarakat baik secara tersebut secara
perkembangan
depan individu, kelompok maupun lingkungan. Oleh itu berhasil tidaknya sangat semua ditentukan pihak yang penyelenggaraan kesadaran dalam den proses oleh terkait
penyelenggaraannya. Dalam konteks penyadaran den memberikan keyakinan serta akhirnya diharapkan menjadi budaya, pelayanan KIE transmigrasi harus diposisikan sebagai pendukung semua aktivitas dalam proses penyelenggaraan transmigrasi. oleh untuk KIE Mengingat keberhasilan KIE sangat ditentukan kemampuan berinovasi, pelaksana den kemampuan untuk make dipandang pedoman perlu pelaksanaan
memberikan
sebagai acuan yang implementasinya di lapangan dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi yang dihadapi.