You are on page 1of 169

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN KOMUNIKASI (Studi pada Siswa Jurusan Administrasi Perkantoran Kelas X SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember)

SKRIPSI

OLEH ARIZNA PUTRA AKBAR NIM 106412400559

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN JANUARI 2010

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KOMUNIKASI (Studi pada Siswa Jurusan Administrasi Perkantoran Kelas X SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember)

SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Negeri Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Administrasi Perkantoran

Oleh: Arizna Putra Akbar NIM 106412400559

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN Januari 2010

Skripsi oleh ARIZNA PUTRA AKBAR ini Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Malang, 31 Desember 2009 Pembimbing I,

Dr. Wening Patmi Rahayu, S.Pd., M.M NIP 19731018.200112.2.001

Malang, 31 Desember 2009 Pembimbing II,

Drs. Agus Hermawan, M.Si., M.Bus NIP 19620814.199001.1.001

Skripsi oleh ARIZNA PUTRA AKBAR ini telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 15 Januari 2010

Dewan Penguji

Dr. Wening Patmi Rahayu, S.Pd, M.M NIP 19731018.200112.2.001

Ketua

Drs. Agus Hermawan, M.Si, M.Bus NIP 19620814.199001.1.001

Anggota

Imam Bukhori, S.Pd, M.M NIP 19730216.200604.1.001

Anggota

Mengetahui, a.n Ketua Jurusan Manajemen Sekretaris

Mengesahkan, Dekan Fakultas Ekonomi

Drs. Agus Hermawan, M.Si, M.Bus NIP 19620814.199001.1.001

Dr. Ery Tri Djatmika R.W.W, M.A, M.Si. NIP 1961061.1198600.1.001

ABSTRACT

Arizna. 2010. Implementation of Student Teams Achievement Division Method of Cooperative Learning to Increase Student Learning Outcomes on Training Subject of Communication (A Study of AP 1 Students in Class X of SMK Negeri 1 Tanggul). Thesis, Office Administration Education of Management Department, Faculty of Economy. State University of Malang. Advisors: (I) Dr. Wening Patmi Rahayu, S.Pd., M.M (II) Drs. Agus Hermawan, M.Si., M.Bus Keywords: Cooperative Learning, Student Teams Achievement Division Methode, Student Learning Outcomes. One of the problems that we have to face in our education today is about weaknesses in the learning process. Recent learning processes evidently burden students with so many materials and assignments that students finally feel bored in the class. In learning activities, many approaches have been conducted by teachers; nevertheless, it has not yet shown satisfying results. It was proved by the results of both school and national examinations and individual skill tests achieved by students. Schools themselves have not yet been able to create a learning environment that enables students to think critically, creatively, and responsibly, as well as gives students opportunities to explore their own imaginative ideas. Hence, it is important that a learning method can encourage students to be active in learning processes. The research tried to implement a Student Teams Achievement Division method of cooperative learning model. STAD is a method of cooperative learning that students are trained to overcome a real-life problem while for the group divisions, this method is chosen as what expected that students are able to find information themselves in the group then solve any test or problem cooperatively. The purposes of the research are: 1) to describe the implementation Student Teams Achievement Division method of cooperative learning model on the topic of communication, 2) to know the increase of student learning outcomes through the implementation of Student Teams Achievement Division method of cooperative learning model, 3) to know the Student Teams Achievement Division method of cooperative learning model increase effect of student learning outcomes, and 4) to know student response of implement Student Teams Achievement Division model of cooperative learning method. Subjects of the research are 40 AP 1 students of class X in SMK Negeri 1 Tanggul. The research is a qualitative research designed in the form of classroom action research (CAR). The research data were collected by 1) test, 2) observation sheets, 3) questionnaire, 4) documentation and 5) field notes. This kind of research is a classroom action research conducted in 2 cycles. Each cycle involves 4 stages, namely: 1) planning, 2) action, 3) observation, 4) reflection. Data analysis in the research is done in a descriptive way. The result shows that generally Student Teams Achievement Division method of cooperative learning model has been done well. Students helped each other, did interaction, discussed with the teacher and their classmates, contributed

scores for teams, gave respect to others, and became independent and good students. It can be seen from the observation result of students cooperative skills. In the implementation of cycle 1, based on the observation between two observers it shows a success stage. The implementation of Student Teams Achievement Division method and cooperative learning model on AP 1 students of class X of SMK Negeri 1 Tanggul is good. It is shown by the increase from cycle I that is 70% to 90% in cycle 2. The increase of 20% shows the learning thoroughness. In the cycle I the number of students completing their learning changes from 29 students to 37 students. Although in the action implementation there were many weaknesses and constraints in the cycle I, the researcher tried to improve it in the cycle 2. Based on the result it can be concluded that the implementation of Student Teams Achievement Division method of cooperative learning model can increase the learning outcome of the training subject of communication in the topic of correspondent. It can be seen through 3 aspects, namely cognitive and affective and psychomotor that increase in every cycle. Some suggestions that the researcher recommends are: 1) School to give science about cooperative method of way teaches that more medley please to learn subject. 2) Teachers should be more increase student motivation for think active in solves a problem, mutually, cooperative and give guidance on student to solve a problem. 3) Diknas must socialize about cooperative learning to learn school and teacher via training or seminar to increase science instructor for implement this method. 4) Writer expects research it cans be referenced for further researcher deep inscriptive of science.

ii

ABSTRAK

Arizna. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif metode Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Komunikasi (Studi pada Siswa Jurusan Administrasi Perkantoran Kelas X SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember). Skripsi, Jurusan Manajemen Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran, Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Wening Patmi Rahayu, S.Pd., M.M (II) Drs. Agus Hermawan, M.Si., M.Bus Kata kunci: model pembelajaran kooperatif, metode Student Teams Achievement Division (STAD), hasil belajar siswa. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita sekarang adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang ada selama ini ternyata hanya membuat siswa sangat terbebani dengan materi dan tugas yang diberikan oleh guru, sehingga siswa merasa bosan di dalam kelas. Dalam pembelajaran di kelas telah banyak pendekatan-pendekatan yang dilakukan oleh guru tetapi sampai saat ini belum mendapatkan hasil yang memuaskan, ini ditunjukkan dengan hasil-hasil ujian siswa baik ujian nasional maupun ujian sekolah serta keterampilan individu siswa itu sendiri. Dari pihak sekolah sendiri juga belum berdaya untuk menciptakan suasana belajar yang memungkinkan siswa berpikir kritis, kreatif, bertanggung jawab, dan memberi peluang bagi siswa untuk menjelajahi idenya yang imajinatif. Oleh sebab itu perlu adanya sebuah metode pembelajaran untuk membangkitkan semangat peserta didik agar aktif dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini mencoba menerapkan metode pembelajaran kooperatif metode Student Teams Achievement Division. STAD merupakan bentuk pembelajaran kooperatif di mana siswa dilatih untuk bekerja secara berkelompok beranggotakan 4 orang yang heterogen untuk memecahkan suatu masalah yang ada di dunia nyata, diharapkan siswa dapat memecahkan permasalahan serta mencari informasi sendiri dalam kelompok yang kemudian bekerja sama untuk mencapai ketuntasan belajar bersama. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran kooperatif model STAD. 2) Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas pada mata pelajaran komunikasi. 3) Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran komunikasi. 4) Untuk mengetahui respons siswa kelas terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD pada mata pelajaran komunikasi. Subyek penelitian adalah siswa kelas X AP 1 di SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember dengan jumlah 40 siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yang dirancang dengan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Data penelitian dikumpulkan melalui 1) tes, 2) lembar observasi, 3) angket, 4) dokumentasi dan 5) catatan lapangan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus mencakup 4 tahap kegiatan yaitu: 1) perencanaan,

iii

2) pelaksanaan tindakan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif metode STAD secara umum telah dilaksanakan dengan baik. Siswa saling membantu, saling berinteraksi tatap muka, berdiskusi dengan guru dan teman, menyumbangkan skor untuk kelompok, tenggang rasa, sopan dan mandiri. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi keterampilan kooperatif siswa. Pada pelaksanaan siklus 1 berdasarkan perbandingan dari kedua pengamat menunjukkan taraf keberhasilan. Penerapan model pembelajaran STAD pada kelas X APK 1 SMK Negeri 1 Tanggul sudah baik. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan dari siklus 1 sebesar 70 % menjadi sebesar 90 % pada siklus 2. Peningkatan sebesar 20% tersebut sudah menunjukkan ketuntasan belajar yaitu dari siklus 1 yang hanya 29 siswa yang tuntas belajar meningkat menjadi 37 siswa yang tuntas belajar. Meskipun dalam pelaksanaan tindakan banyak kekurangan dan kelemahan pada siklus 1 maka peneliti mencoba memperbaiki pada siklus 2. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran komunikasi pada pokok bahasan melakukan komunikasi tertulis. Hal ini dapat dilihat dari ketiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang meningkat setiap siklusnya. Beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan yaitu: 1) Sekolah diharapkan memberi pengetahuan mengenai berbagai metode atau cara mengajar yang lebih beragam kepada guru mata pelajaran. 2) Guru hendaknya lebih meningkatkan motivasi siswa untuk berpikir lebih aktif dalam memecahkan suatu masalah, saling bekerja sama antar siswa dan memberikan bimbingan pada siswa untuk memecahkan suatu masalah. 3) Diknas hendaknya dapat memberikan sosialisasi mengenai model-model pembelajaran kooperatif terhadap guru atau sekolah melalui pelatihan atau seminar. 4) Penulis mengharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti-peneliti selanjutnya dalam penulisan karya ilmiahnya.

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil Alamin. Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Komunikasi (Studi pada Siswa Jurusan Administrasi Perkantoran Kelas X SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember). Skripsi ini disusun sebagai persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran. Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, sepatutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dr. Wening Patmi Rahayu, S.Pd., M.M, selaku pembimbing I yang telah memberikan banyak bimbingan dan dorongan sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 2. Bapak Drs. Agus Hermawan, M.Si., M.Bus, selaku pembimbing II yang banyak memberikan masukan dan saran dalam penyelesaian skripsi ini. 3. Bapak Imam Bukhori, S.Pd., M.M, selaku penguji yang telah memberikan masukan dan koreksi terhadap kesempurnaan penulisan skripsi ini. 4. Bapak Dr. Ery Tri Djatmiko Rudiyanto W.W, M.A, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan ijin dalam proses penulisan skripsi.

5. Bapak Prof. Dr. Budi Eko Soetjipto, M.Ed., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Manajemen yang telah memberikan ijin dalam proses penulisan skripsi ini. 6. Bapak Agus Budiarto, SP. M.Pd. dan Bapak Agus Wardoyo, SE. selaku Kepala dan Wakil Kepala bagian Kurikulum SMK Negeri 1 Tanggul, yang telah memberikan izin penelitian dan membantu selama penelitian. 7. Ibu Retno, S.Pd., selaku guru pengajar mata pelajaran komunikasi di SMK Negeri 1 Tanggul untuk kelas X jurusan AP 1 yang telah membantu menjadi observer dan memberikan informasi serta hal-hal yang diperlukan demi terselesaikannya penelitian ini. 8. Muhammad Lutfar, selaku mahasiswa PPL Universitas Negeri Jember yang telah rela menjadi observer demi penelitian ini. 9. Siswa-siswi kelas X Jurusan AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul yang telah banyak membantu dalam kelancaran pelaksanaan penelitian. 10. Ibunda, Ayahanda, Adik-adikku, dan keluarga besarku yang telah memberikan doa, dukungan, dan semangat. 11. Rekan-rekan Pendidikan Administrasi Perkantoran angkatan 2006 yang telah memberikan bantuan, masukan dan motivasi. Penulis menyadari sepenuhnya skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membuat skripsi ini lebih baik. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.

Malang, 13 Januari 2010 Penulis

vi

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRACT................................................................................................. ABSTRAK ................................................................................................... KATA PENGANTAR .................................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................... DAFTAR GAMBAR.................................................................................... DAFTAR TABEL ........................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................. B. Rumusan Masalah ........................................................................ C. Tujuan Penelitian.......................................................................... D. Kegunaan Penelitian ..................................................................... E. Keterbatasan Penelitian................................................................. F. Definisi Istilah .............................................................................. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Temuan Penelitian yang Relevan .................................................. B. Kajian Teori ................................................................................. 1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran............................................ 2. Pengertian Pembelajaran Kooperatif......................................... 3. Beberapa Metode Pembelajaran Kooperatif.............................. 4. Pembelajaran Kooperatif Metode STAD (Student Teams Achievement Division) ..................................... 5. Kebaikan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD ........................................................ 6. Hasil Belajar ............................................................................ 7. Hubungan Antara Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD dengan Hasil belajar Komunikasi ......................................................... i iii v vii ix x xi

1 7 8 8 10 10

12 18 18 20 23 25 34 36

41

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian.................................................... B. Kehadiran Peneliti ........................................................................ C. Lokasi Penelitian .......................................................................... D. Data dan Sumber Data .................................................................. E. Teknik Pengumpulan Data............................................................ F. Tahap-Tahap Penelitian ................................................................

43 44 44 45 46 48

vii

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah ........................................................... B. Paparan Data................................................................................ 1. Paparan Data Pra Tindakan.................................................... 2. Paparan Data Siklus 1............................................................ a. Tahap Perencanaan Siklus 1................................................. b. Tahap Pelaksanaan Siklus 1 ................................................. c. Tahap Observasi Siklus 1..................................................... d. Tahap Refleksi Siklus 1 ....................................................... 3. Paparan Data Siklus 2............................................................ a. Tahap Perencanaan Siklus 2 ................................................ b. Tahap Pelaksanaan Siklus 2................................................. c. Tahap Observasi Siklus 2..................................................... d. Tahap Refleksi Siklus 2 ....................................................... e. Respons Siswa..................................................................... C. Temuan Penelitian ........................................................................ 1. Temuan Siklus 1.................................................................... 2. Temuan Siklus 2....................................................................

56 60 60 61 62 63 69 75 76 76 77 82 86 87 91 91 92

BAB V PEMBAHASAN A. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Model STAD pada Mata Pelajaran Komunikasi Siswa Kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul Kab. Jember ...................... 93 B. Hasil Belajar Siswa Kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember pada Mata Pelajaran Komunikasi...................................... 96 C. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember pada Mata Pelajaran Komunikasi...................................... 98 D. Respons Siswa Kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember terhadap Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD pada Mata Pelajaran Komunikasi.................................................. 101

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................... 104 B. Saran............................................................................................. 106 DAFTAR RUJUKAN................................................................................... 108 LAMPIRAN................................................................................................. 110 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... 158 RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... 159

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman 55 59

3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ............................................................ 4.1 Struktur Organisasi Sekolah....................................................................

ix

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman 65 68 71 71 73 79 81 83 85 88 89

4.1 Hasil Pre Test Siswa pada Siklus 1....................................................... 4.2 Hasil Post Test Siswa pada Siklus 1 ..................................................... 4.3 Kategori Keberhasilan Tindakan .......................................................... 4.4 Hasil Observasi Pengamatan Aktivitas Guru Siklus.............................. 4.5 Hasil Analisis Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran ............................ 4.6 Hasil Pre Test Siswa pada Siklus 2....................................................... 4.7 Hasil Post Test Siswa pada Siklus 2 .................................................... 4.8 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Siklus 2............................... 4.9 Hasil Analisis Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran ............................. 4.10 Hasil Angket Respons Siswa Terhadap Pembelajaran STAD ............... 4.11 Kriteria Respons Siswa ........................................................................

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. 2. 3.

Halaman

Silabus................................................................................................... 111 Hasil Belajar Siswa................................................................................ 112 a. Rencana Pembelajaran Siklus 1.......................................................... 113 b. Rencana Pembelajaran Siklus 2.......................................................... 117

4.

a. Materi Surat Pribadi ........................................................................... 120 b. Materi Surat Niaga............................................................................. 124

5.

a. Soal Pre Test dan Post Test Siklus 1................................................... 129 b. Soal Pre Test dan Post Test Siklus 2................................................... 130

6.

a. Topik Diskusi Siklus 1 ....................................................................... 131 b. Topik Diskusi Siklus 2....................................................................... 133

7.

a. Lembar Observasi Mengenai Ketepatan Peneliti Siklus 1 ................... 136 b. Lembar Observasi Mengenai Ketepatan Peneliti Siklus 2................... 138

8.

a. Lembar Observasi Mengenai Aktivitas Siswa Siklus 1 ....................... 140 b. Lembar Observasi Mengenai Aktivitas Siswa Siklus 2....................... 142

9.

a. Lembar Observasi Catatan Lapangan Siklus 1.................................... 144 b. Lembar Observasi Catatan Lapangan Siklus 2.................................... 146

10. Angket Respons Siswa........................................................................... 148 11. Dokumentasi.......................................................................................... 150

xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan keterampilan sesuai tuntutan

pembangunan bangsa, dimana kualitas suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Perwujudan masyarakat berkualitas tersebut menjadi tanggung jawab pendidikan, terutama dalam menyiapkan peserta didik menjadi subyek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri, dan profesional pada bidang masing-masing. Upaya peningkatan kualitas pendidikan dapat tercapai secara optimal, apabila dilakukan pengembangan dan perbaikan terhadap komponen pendidikan itu sendiri. Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan jalan melengkapi sarana dan prasarana, meningkatkan kualitas tenaga pengajar, serta penyempurnaan kurikulum yang menekankan pada pengembangan aspek-aspek yang bermuara pada

peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup (Life Skill) yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk dapat menyesuaikan diri, dan berhasil di masa yang akan datang. Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan pendidikan kejuruan tingkat menengah atas yang disediakan pemerintah dalam rangka menyiapkan

tenaga kerja siap pakai. Hal ini sesuai dengan tujuan instruksional pendidikan menengah kejuruan yaitu siswa diharapkan menjadi tenaga profesional yang memiliki keterampilan yang memadai, produktif, kreatif dan mampu berwirausaha. Untuk itu perlu kiranya siswa SMK dibekali dengan kemampuan dasar dan keterampilan teknik yang memadai. Namun dalam kenyataannya proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah khususnya SMK saat ini masih belum seluruhnya berpusat pada siswa. Hal ini terbukti dengan masih seringnya digunakan model ceramah atau konvensional yang hampir pada semua mata pelajaran atau mata pelajaran termasuk mata pelajaran komunikasi. Padahal tidak semua materi komunikasi harus diajarkan dengan model ceramah atau konvensional. Kenyataan pengajaran komunikasi yang seperti ini menunjukkan bahwa pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi pokok sangatlah penting. Salah satu model yang dapat mengarahkan kepada siswa untuk memberikan pengalaman belajar secara langsung adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif ini didasarkan atas pandangan konstruktivis yang menyatakan bahwa anak secara aktif membentuk konsep, prinsip dan teori yang disajikan kepadanya. Mereka mengolahnya secara aktif, menyesuaikan dengan skema pengetahuan yang sudah dimiliki dalam struktur kognitifnya dan menambahkan atau menolaknya (Suparno, 1997). Johnson (dalam Supriadi, 1995: 56) mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang menekankan adanya kerja sama antar siswa dengan kelompoknya untuk mencapai tujuan belajar bersama. Model pembelajaran kooperatif ini dapat melatih siswa untuk

menemukan dan memahami konsep-konsep yang dianggap sulit dengan cara bertukar pikiran atau diskusi dengan teman-temannya melalui kegiatan saling membantu dan mendorong untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Johnson (dalam Nur, 1995: 1) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif sesuai dengan teori motivasi karena struktur tujuan dalam pembelajaran kooperatif adalah struktur tujuan kooperatif yang menciptakan suatu situasi dimana satu-satunya cara agar anggota kelompok dapat mencapai tujuan pribadi mereka hanya apabila kelompoknya berhasil. Situasi yang tercipta ini akan membuat setiap anggota kelompok harus saling membantu teman dalam kelompoknya dengan melakukan apa saja yang dapat membantu kelompok itu agar berhasil dan yang paling penting adalah saling memberi dorongan kepada teman dalam kelompoknya untuk melakukan upaya yang maksimum. Dikatakan juga, siswa yang belajar dalam kelompok ternyata memiliki perolehan pengetahuan yang lebih baik dibandingkan siswa yang belajar secara tradisional. Belajar tradisional dalam hal ini adalah belajar secara individu, dimana setiap siswa bertanggung jawab memperoleh pengetahuannya sendiri. Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa metode pembelajaran yaitu: STAD (Student Teams Achievement Division), TAI (Team Assisted Individualization), TGT (Teams Games Tournament), Jigsaw, penelitian kelompok (Group Investigation). Dalam penelitian ini peneliti memilih model pembelajaran kooperatif dengan metode STAD sebagai objek eksperimen. Menurut Johnson (dalam Noornia, 1997: 29) penggunaan pembelajaran kooperatif khususnya metode STAD memiliki keuntungan, antara lain lebih

dapat memotivasi siswa dalam berkelompok agar mereka saling mendorong dan membantu satu sama lain dalam menguasai materi yang disajikan. Dalam pembelajaran kooperatif metode STAD memiliki ciri khusus yaitu kelompok yang terbentuk dari siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Ciri lainnya adalah adanya empat tahap penting di dalamnya, yaitu: (1) Presentasi kelas oleh guru, (2) Studi kelompok, (3) Tes individu, dan (4) Adanya tahap penghargaan (Handayanto, 2000: 115). Penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD pada mata pelajaran komunikasi diharapkan dapat tercipta suasana belajar siswa aktif yang saling berkomunikasi, saling mendengar, saling berbagi, saling memberi dan menerima, yang mana keadaan tersebut selain dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi juga meningkatkan interaksi sosial siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan observasi pendahuluan mandiri yang dilakukan peneliti beberapa waktu sebelumnya, diperoleh bahwa hasil belajar pada Siswa Kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran 1 (AP 1) di SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember untuk mata pelajaran Komunikasi masih rendah. Hal tersebut terlihat dari nilai ulangan harian yang diperoleh Siswa Kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran 1 (AP 1) di SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember masih kurang memuaskan, karena pada ulangan harian ke-1 50% siswa mendapatkan nilai di bawah nilai minimal, sedangkan pada ulangan harian ke-2 hampir 65% siswanya mendapatkan nilai di atas minimal yang telah ditentukan, untuk mata pelajaran Komunikasi nilai minimalnya adalah 70, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 2. Hal ini disebabkan

pelaksanaan pembelajarannya masih disampaikan dengan menggunakan model ceramah sebagai model yang lebih dominan diterapkan daripada model lain. Sedangkan siswa mendengarkan apa yang dijelaskan guru serta mencatat hal yang dianggap penting oleh siswa dan siswa kurang diberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapatnya terhadap materi yang diajarkan, sehingga menyebabkan suasana belajar yang kurang menarik dan komunikatif. Hal inilah yang menyebabkan rata-rata nilai siswa masih rendah, khususnya Siswa Kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran 1 (AP 1) di SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember dalam mengoptimalkan hasil belajar pada mata pelajaran Komunikasi, padahal perlu diketahui mata pelajaran Komunikasi memiliki kontribusi yang besar dalam pencapaian kompetensi yang harus dimiliki para siswa jurusan Administrasi Perkantoran. Penerapan pembelajaran yang konvensional tersebut masih bersifat berpusat pada guru (teacher centered), sehingga menyebabkan suasana belajar yang kurang menarik dan komunikatif. Hal ini dapat menghambat usaha siswa, khususnya siswa kelas X jurusan Administrasi Perkantoran dalam

mengoptimalkan hasil belajar pada mata pelajaran Komunikasi, padahal perlu diketahui mata pelajaran Komunikasi memiliki kontribusi yang besar dalam pencapaian kompetensi yang harus dimiliki para siswa jurusan Administrasi Perkantoran. Jika penerapan model pembelajaran untuk mata pelajaran Komunikasi hanya menggunakan model ceramah sebagai model utama, maka proses belajar akan terasa membosankan bagi siswa karena terasa monoton. Kondisi ini diduga akan sangat mempengaruhi hasil belajar, minat belajar dan daya tarik siswa dalam mengikuti pelajaran serta berkaitan pula dengan masa

depan siswa. Model ceramah sebagai model utama bukan berarti tidak cocok untuk digunakan tetapi penggunaan model tersebut yang mendominasi menyebabkan siswa merasa bosan, jenuh dan menurunnya motivasi belajar. Penerapan sistem pembelajaran konvensional secara terus-menerus tanpa variasi tersebut dapat menjadi kendala dalam pembentukan pengetahuan secara aktif khususnya dalam mata pelajaran Komunikasi, maka diperlukan variasi dan kreativitas dalam model pembelajaran. Salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif metode STAD pada mata pelajaran Komunikasi yang dalam penerapannya di dalam kelas akan tercipta suasana belajar siswa aktif yang saling komunikatif, saling mendengar, saling berbagi, saling memberi dan menerima, yang mana keadaan tersebut selain dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi juga meningkatkan interaksi sosial siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Komunikasi. Pemilihan metode STAD sebagai fokus penelitian ini, disebabkan metode STAD memiliki potensi lebih daripada pembelajaran dengan menggunakan model konvensional dalam meningkatkan prestasi belajar siswa melalui sistem gotong-royong, saling membantu. Johnson & Johnson (dalam Lie, 2002:7) menyatakan bahwa suasana belajar kooperatif menghasilkan hasil belajar yang lebih baik, hubungan yang lebih positif, dan penyesuaian psikologis yang lebih baik daripada suasana belajar yang penuh dengan persaingan. Pemilihan metode pembelajaran STAD jika dibandingkan dengan metode dari model pembelajaran kooperatif lainnya apabila dikaitkan dengan jurusan dan mata pelajaran yang diteliti yaitu jurusan Administrasi Perkantoran dan

mata pelajaran Komunikasi merupakan alternatif terbaik serta memiliki potensi keberhasilan yang cukup besar baik karena faktor kesederhanaan dan kemudahan dalam prakteknya. Hal ini yang mendorong peneliti untuk memilih pembelajaran kooperatif metode STAD di dalam melakukan penelitian. Sedangkan pemilihan Siswa Kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran 1 (AP 1) di SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember sebagai objek penelitian lebih dikarenakan kesamaan jurusan yang diambil oleh peneliti dengan obyek yang diteliti, selain itu mata pelajaran Komunikasi hanya ada pada jurusan Administrasi Perkantoran. Berdasarkan uraian di atas, judul yang diambil oleh peneliti dalam penelitian ini adalah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata pelajaran Komunikasi Siswa Kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran 1 (AP 1) di SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD di SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember? 2. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember pada mata pelajaran komunikasi?

3. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember pada mata pelajaran komunikasi? 4. Bagaimanakah respons siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD pada mata pelajaran komunikasi?

C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD di SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember. 2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember pada mata pelajaran komunikasi. 3. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember pada mata pelajaran komunikasi. 4. Untuk mengetahui respons siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD pada mata pelajaran komunikasi.

D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam memecahkan suatu masalah baik langsung maupun tidak langsung dan

juga diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna bagi berbagai pihak, antara lain: 1. Bagi Guru Mata pelajaran Komunikasi Penelitian ini dapat memberikan masukan-masukan kepada guru agar dapat menerapkan strategi pembelajaran selain ceramah yang lebih bervariasi sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dalam rangka meningkatkan motivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Bagi Siswa SMK Negeri 1 Tanggul Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi siswa agar tercipta kebiasaan-kebiasaan positif seperti kebiasaan bekerja sama dalam kelompok, aktif dalam kegiatan belajar mengajar, bersosialisasi,

mengemukakan pendapat, dan sebagainya. 3. Bagi Kepala SMK Negeri 1 Tanggul Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang berharga bagi perbaikan kualitas pendidikan khususnya di SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember. Diharapkan Kepala SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember dapat mendorong dan memfasilitasi guru untuk dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif metode STAD ini, sehingga guru tidak hanya menggunakan model ceramah atau konvensional terus-menerus. 4. Bagi Peneliti Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi peneliti karena peneliti akan lebih mengetahui permasalahan-permasalahan yang timbul dalam kegiatan belajar mengajar khususnya dalam model pembelajaran kooperatif

10

dan sebagai bekal bagi peneliti untuk menjadi tenaga pendidik di masa yang akan datang.

E. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini adalah penerapan model kooperatif metode STAD terhadap hasil belajar siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember pada mata pelajaran komunikasi. Untuk memudahkan penelitian dalam mencapai sasaran, maka diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember. 2. Model pembelajaran kooperatif dalam penelitian ini terbatas pada metode Student Teams Achievement Division (STAD). 3. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X jurusan AP 1 yang berjumlah 40 siswa. 4. Materi yang diajarkan adalah materi untuk kelas X semester I yaitu Komunikasi khususnya pada materi melakukan komunikasi tertulis. 5. Topik diskusi yang diberikan pada masing-masing kelompok hanya satu dan sama yaitu materi melakukan komunikasi tertulis (surat-menyurat). 6. Hasil catatan Lapangan yang diperoleh dari kedua observer dalam penelitian ini adalah sama

F. Definisi Istilah 1. Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang

mengutamakan kerja sama dalam kelompok untuk mencapai ketuntasan belajar.

11

2. STAD (Student Teams Achievement Divisions) merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif untuk mengelompokkan siswa secara heterogen dengan melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota demi tercapainya tujuan pembelajaran. 3. Hasil belajar siswa adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar mengajar yang memungkinkan untuk diukur dan dicerminkan oleh nilai tes yang diperoleh dari hasil pre test di awal dan post test di akhir proses belajar mengajar. 4. Mata pelajaran Komunikasi memiliki pengertian dimana salah satu pihak memberikan informasi kepada pihak lain dengan tujuan saling mengerti dan mempengaruhi, yang merupakan keahlian dasar dari seorang sekretaris dalam administrasi pekerjaan di kantor.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Temuan Penelitian yang Relevan Berbagai penelitian menunjukkan bahwa di samping pembelajaran kooperatif membantu mengembangkan tingkah laku kooperatif siswa, secara bersamaan membantu siswa dalam pembelajaran akademis mereka. Slavin dalam Ibrahim (2001:16) menelaah penelitian dan melaporkan bahwa 45 penelitian telah dilaksanakan pada semua tingkat kelas dan meliputi bidang studi Bahasa, Geografi, Ilmu Sosial, Sains, Matematika dan Bahasa Inggris. Studi yang telah ditelaah dilaksanakan di sekolah-sekolah pinggiran dan pedesaan Amerika Serikat, Israel, Nigeria dan Jerman. Dari 45 laporan 37 menunjukkan bahwa hasil akademis kelas kooperatif lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Beberapa Studi di bawah ini menunjukkan tidak banyak perbedaan dan tidak ada satu pun studi yang menunjukkan hasil negatif, diantaranya adalah: 1. Skripsi Puji Ekowati (2006) yang berjudul Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran STAD Pada Mata Pelajaran Ekonomi Terhadap Hasil belajar Siswa Kelas X Di SMAN I Srengat Blitar Pada Pokok Bahasan Permasalahan Ekonomi. Jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), teknik pengumpulan data menggunakan tes, wawancara, observasi, catatan lapangan, dan angket. Sedangkan analisis

12

13

datanya melalui beberapa tahap yaitu mereduksi data, penyajian data, dan penyajian kesimpulan serta verifikasi. Dari penelitian yang dilakukan dua siklus ini diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pada pre-test siklus 1 hasil belajar siswa diperoleh nilai rata-rata 65, sedangkan post-test diperoleh nilai rata-rata 75,71. Pada siklus 2 diperoleh kenaikan nilai rata-rata kelas yaitu nilai ratarata yang diperoleh adalah 82,40. Dari segi kemampuan, kerja sama siswa dapat dibilang berlangsung dengan baik karena antara siswa satu dengan siswa yang lainnya saling membantu untuk menyelesaikan tugas kelompok. Respons yang diberikan siswa terhadap penanganan surat masuk dan surat keluar dengan pembelajaran kooperatif model STAD sangat positif. Hasil dari analisis data menunjukkan bahwa 1) penerapan pembelajaran kooperatif model STAD untuk meningkatkan hasil belajar dapat digunakan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran penanganan surat masuk dan surat keluar, 2) pembelajaran kooperatif model STAD dapat diterapkan dalam upaya meningkatkan keterampilan dan aktivitas siswa dalam belajar. Dalam penelitian ini diajukan saran yaitu pembelajaran kooperatif model STAD dapat dijadikan alternatif pilihan dalam praktek pembelajaran di kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa, perlu penyediaan sarana dan prasarana yang lengkap untuk mendukung efektivitas penerapan pembelajaran kooperatif model STAD yaitu berupa pengadaan ruangan, bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan kegiatan penelitian lebih lanjut tentang penerapan pembelajaran kooperatif model STAD dengan mata pelajaran yang lain dan subjek penelitian yang valid.

14

2. Skripsi Endah Sulistyowati (2006) yang berjudul Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode STAD Untuk Meningkatkan Prestasi Dan Aktivitas Belajar Ekonomi Siswa Kelas I SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang, penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas, dimana yang menjadi subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas 1B SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang yang terdiri dari 42 siswa. Data diperoleh melalui tes (pre-test dan post-test), observasi, catatan lapangan, dan angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah mereduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Dari tiga siklus dalam penelitian ini diperoleh hasil berdasarkan hasil tes pada setiap akhir siklus, pembelajaran kegiatan pokok ekonomi dengan pembelajaran kooperatif model STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut ditunjukkan pada siklus 1 rata-rata kelas siswa adalah 56,2, pada siklus 2 nilai rata-rata kelas adalah 56,4 dan pada siklus 2 nilai rata-rata kelas adalah 59,3. berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa yang dilakukan setiap siklus, persentase rata-rata aktivitas belajar kelas dalam pembelajaran kontekstual dengan pendekatan kooperatif model STAD menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Persentase aktivitas siswa pada siklus 1 sebesar 82,1% dan meningkat pada siklus 2 menjadi 83,5% serta pada siklus 2 meningkat menjadi 91%. Sedangkan berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa peranan guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran kooperatif sangatlah penting agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis angket

15

siswa diketahui bahwa siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan pendekatan kooperatif model STAD. Dalam penelitian ini diajukan beberapa saran yaitu: pembelajaran kontekstual dengan pendekatan kooperatif dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran kontekstual dengan pendekatan kooperatif model STAD adalah hasil pengelolaan kelas berupa pengelolaan tempat, waktu dan pengelolaan siswa, dan untuk peneliti selanjutnya agar mengetahui lebih jauh tentang penerapan model STAD dalam pembelajaran mata pelajaran Ekonomi dengan melakukan penelitian pada pokok bahasan yang berbeda dan menggunakan bentuk penilaian yang beragam. 3. Jurnal oleh M. Setyarini yang berjudul: Pembelajaran Konstruktivisme Melalui Model Cooperative Learning Tipe STAD Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Kimia (PTK Di Kelas XI IPA2 SMAN 5 Bandar Lampung TP 2006/2007). Berdasarkan hasil diskusi dengan guru bidang studi kimia kelas XI IPA2 SMAN 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2006/2007 diperoleh informasi bahwa nilai rata-rata hasil tes formatif siswa pada pokok bahasan larutan asam basa adalah 59. Proses pembelajaran masih terpusat pada guru, minat belajar dan aktivitas siswa rendah. Upaya meningkatkannya adalah dengan menerapkan pembelajaran konstruktivisme melalui model cooperative learning tipe STAD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan rata-rata (1) aktivitas siswa; (2) penguasaan konsep siswa; (3) minat siswa terhadap pembelajaran kimia; dan (4) keterampilan siswa bekerja di laboratorium. Jenis penelitian adalah

16

penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus. Data kuantitatif diperoleh melalui tes. Data kualitatif diperoleh melalui observasi dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan ratarata (1) aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 8,17%, dari siklus II ke siklus III sebesar 5,21%; (2) penguasaan konsep siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 12,98%, dari siklus II ke siklus III sebesar 7,59%; (3) minat siswa terhadap pembelajaran kimia dari siklus I ke siklus II sebesar 14,4%, dari siklus II ke siklus III sebesar 6,85%; (4) keterampilan siswa bekerja di laboratorium dari siklus I ke siklus II sebesar 17,71%, dari siklus II ke siklus III sebesar 5,7%. 4. Jurnal Pendidikan oleh Styarini (2004) yang berjudul: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Biologi di SMA Negeri 5 Semarang. Pokok bahasan yang diambil adalah hewan vetebrata dan invertebrata. Styarini

mengungkapkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa, keaktifan siswa dan kinerja guru. Pada siklus I hasil belajar siswa meningkat sebesar 7,5%, siklus II sebesar 12,66% dan siklus III sebesar 14,33%. Keaktifan belajar siswa pada siklus I mencapai 49,16%, siklus II mencapai 75% dan siklus III mencapai 90%. Sedangkan kinerja guru pada siklus I mencapai 71,16%, siklus II mencapai 81,66% dan siklus III mencapai 89,33%. Respons yang positif oleh siswa dan guru terhadap model pembelajaran kooperatif metode STAD karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

17

5. Jurnal Pendidikan oleh Endy (2005) yang berjudul: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Gambar Teknik di SMK Negeri 1 Kendal. Menegaskan bahwa model pembelajaran kooperatif metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa. Dengan membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil akan memudahkan pembelajaran karena pada mata pelajaran gambar teknik dituntut adanya kerja sama antar siswa dan ketelitian, sehingga mempermudah guru dalam penyampaian materi dan juga latihan-latihan penunjang materi. Hal ini terbukti pada siklus I hasil belajar mengalami peningkatan sebesar 5,88%, siklus II sebesar 7,19% dan siklus III sebesar 9,18%. Sedangkan keaktifan siswa dalam pembelajaran siklus I sebesar 59,89%, siklus II sebesar 63,33% dan siklus III sebesar 83,33%. 6. Jurnal Pendidikan oleh Istikomah (2006). Dalam penelitian yang dilakukan pada siswa SMK Muhammadiyah 1 Semarang pada mata pelajaran akuntansi dengan kompetensi mengelola administrasi dana kas bank dan kas kecil melalui pembelajaran kooperatif metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti pada siklus 1 terdapat peningkatan sebesar 13,16%, siklus II sebesar 19,48% dan siklus III sebanyak 26,56%. Siswa juga terlibat secara aktif selama pembelajaran berlangsung. Peningkatan keaktifan siswa pada siklus 1 sebesar 81,79%, siklus II sebesar 93,44% dan siklus III sebesar 97,81%. Bahkan indikator ketercapaian hasil belajar siswa melebihi dari yang ditetapkan yaitu 90% dari keseluruhan siswa dengan mendapat nilai minimal 70.

18

B. Kajian Teori 1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Pengertian belajar bermacam-macam tergantung dari mana belajar tersebut ditinjau. Menurut Sadirman (2005:22) pengertian belajar secara luas adalah kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Belajar merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting karena semakin pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat menimbulkan berbagai perubahan yang melanda aspek kehidupan manusia. Dalam perkembangannya konsep belajar mengajar beralih ke konsep belajar efektif. Menurut Winkel (1997:56) mengemukakan bahwa belajar sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap, dimana perubahan tersebut bersifat secara relatif konstan dan berbekas. Menurut Di Vesta dan Thomspon (dalam Mappa, 1994:6) belajar merupakan perubahan yang bersifat abadi atau permanen dalam tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman. Kata kunci yang menandai belajar menurut pandangan ini adalah perubahan, tingkah laku dan pengalaman. Di Vesta juga mendefinisikan belajar merupakan sesuatu yang penting diketahui oleh guru sebagai fasilitator oleh karena tugas mereka adalah

19

mengembangkan proses belajar secara efisien, dan merupakan hakikat dari perannya dalam mengubah tingkah laku pelajar. Belajar adalah aktivitas manusia dimana semua potensi manusia dikerahkan, kegiatan ini tidak terbatas hanya pada kegiatan mental intelektual, tetapi juga melibatkan kemampuan-kemampuan yang bersifat emosional bahkan tidak jarang melibatkan kemampuan fisik. Menurut Dimyati (1999:3) hasil belajar diperoleh dari suatu interaksi tindak lanjut dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Dalam pembelajaran guru berperan membuat desain instruksional, menyelenggarakan kegiatan belajar

mengajar, mengajar atau membelajarkan, mengevaluasi hasil belajar mengajar yang berupa dampak pengajaran, sedangkan peran siswa adalah bertindak belajar, yaitu mengalami proses belajar, mencapai hasil belajar dan menggunakan hasil belajar sebagai acuannya. Belajar merupakan tindakan dan perilaku internal siswa yang kompleks, yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah-ranah kognitif dan psikomotorik. Tindakan belajar tentang suatu hal tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar. Penyebab belajar itu adalah hal-hal diluar siswa yang sukar ditentukan. Oleh karena itu beberapa ahli mengemukakan pandangan yang berbeda tentang belajar. Skinner (dalam Dimyati, 1999: 9) menyatakan bahwa belajar adalah suatu perilaku pada saat orang belajar, maka responsnya menurun. Lain halnya dengan Gagne (dalam Dimyati, 1999:10) belajar merupakan kegiatan

20

yang kompleks, hasil belajar merupakan kapabilitas. Lebih lanjut lagi menurut Gagne, belajar terdiri dari tiga komponen penting, yaitu kondisi internal, kondisi eksternal dan hasil belajar.

2. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Manusia memerlukan kerja sama karena manusia merupakan makhluk individual yang mempunyai potensi, latar belakang, serta harapan masa depan yang berbeda-beda. kerja sama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerja sama, tidak akan ada individu, keluarga, organisasi, atau sekolah. Tanpa kerja sama kehidupan akan punah (Lie, 2002:27). Perbedaan antar manusia yang tidak terkelola dengan baik dapat menimbulkan perdebatan dan kesalahpahaman antar sesamanya. Untuk menghindari hal tersebut maka diperlukan interaksi yang baik antar individu. Dimana, dalam interaksi tersebut harus ada saling tenggang rasa. Dalam pembelajaran, interaksi tersebut dapat terjadi dan ditemukan dalam proses pembelajaran kooperatif. Dalam hal ini,pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan (Nurhadi, dkk, 2004:61). Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) sebenarnya bukan suatu bentuk pembelajaran yang baru. Para ahli psikologi sosial telah mengembangkan pola kerja kooperatif pada sekitar tahun 1920, sedangkan

21

penekanan pola kerja kooperatif yang diaplikasikan pada pembelajaran di dalam kelas dimulai sekitar 1970 (Noornia, 1997). Selanjutnya riset-riset mulai dilakukan para peneliti pendidikan, untuk menemukan berbagai model atau teknik-teknik pembelajaran kooperatif pada pembelajaran di dalam kelas. Menurut Lie (2002:28), model pembelajaran kooperatif berbeda dengan sekedar belajar dalam kelompok. Perbedaan ini terletak pada adanya unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif yang tidak ditemui dalam pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-asalan. Prosedur model pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Ibrahim (2000:6) adalah sebagai berikut: a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya. b. Kelompok dibentuk dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. c. Apabila mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, agama, etnis dan jenis kelamin yang berbeda-beda. d. Pembelajaran lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu. Tidak semua kerja kelompok bisa dianggap belajar kooperatif. Sistem pengajaran cooperative learning bisa didefinisikan sebagai sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur. Lima unsur pokok yang termasuk dalam struktur ini adalah sebagai berikut:

22

a. Saling ketergantungan yang positif antar anggota kelompok, karena keberhasilan kelompok sangat bergantung pada usaha setiap anggota kelompok untuk saling belajar dan mengajari teman-temannya sehingga teman sekelompoknya paham. Sistem penilaian dalam metode ini mampu memacu siswa yang berkemampuan rendah untuk bekerja tanpa ada rasa minder karena bagaimanapun juga mereka bisa menyumbangkan nilai kepada kelompoknya. Sebaliknya, siswa yang berkemampuan tinggi tidak merasa dirugikan oleh teman yang berkemampuan rendah karena mereka juga telah memberikan sumbangan nilai. b. Tanggung jawab perseorangan, karena setiap anggota diharuskan bekerja menyumbangkan pikiran untuk menyelesaikan tugas dan pada akhir pembelajaran siswa harus berusaha agar memperoleh nilai yang tinggi agar dia mampu menyumbangkan poin nilai kepada kelompoknya. c. Tatap muka antar anggota, agar setiap anggota dapat berinteraksi untuk memadukan pikiran yang berbeda dalam menyelesaikan masalah sehingga tercipta rasa saling menghargai, memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing anggota yang memiliki latar belakang yang berbeda sehingga dapat memperluas wawasan untuk lebih memahami pelajaran. d. Komunikasi antar anggota, karena dalam proses kelompok ini tiap anggota akan berusaha untuk saling berkomunikasi secara baik dalam rangka mencapai kata mufakat untuk menyelesaikan masalah yang didalam prosesnya mereka harus bisa menggunakan kata-kata yang bijaksana. Hal ini disebabkan karena didalam kelompok terdapat

23

perbedaan latar belakang masing-masing anggota sehingga proses ini dapat memperkaya siswa dalam perkembangan mental dan emosional. e. Evaluasi proses kelompok, karena keberhasilan belajar dari kelompok sangat menentukan tercapainya tujuan belajar. Evaluasi kelompok ini bisa dilakukan setelah beberapa kali kerja kelompok.

3. Beberapa Metode Pembelajaran Kooperatif Dalam pembelajaran kooperatif banyak sekali metode yang

dikenalkan antara tipe pembelajaran yang satu dengan yang lain memiliki perbedaan, baik pada keunggulan, cara pembelajaran maupun

kekurangannya. Tipe pembelajaran kooperatif yang sudah diterapkan yaitu: STAD (Student Teams Achievement Division), TAI (team-Assisted Individualization), TGT (Teams Games Tournament), Jigsaw, penelitian kelompok (Group Investigation). a. STAD (Student Teams Achievement Division) STAD dikembangkan oleh Robert slavin. Dalam STAD atau tim siswa kelompok prestasi, siswa dikelompokkan dalam tim belajar beranggotakan empat atau lima orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin dan suku. Penerapannya guru mula-mula menyajikan informasi kepada siswa, selanjutnya siswa diminta berlatih dalam kelompok kecil sampai setiap anggota kelompok mencapai skor maksimal pada kuis yang akan diadakan pada akhir pelajaran. Seluruh siswa diberi kuis tentang materi itu dan harus dikerjakan sendiri-sendiri. Skor siswa dibandingkan dengan rata-rata skor

24

terdahulu mereka dan poin diberikan berdasarkan pada seberapa jauh siswa menyamai atau melampaui prestasi yang lalunya sendiri. Poin anggota tim ini dijumlahkan untuk mendapat skor tim, dan tim yang mencapai kriteria tertentu dapat diberikan penghargaan. b. TAI (Team Assisted Individualization) TAI atau pengajaran individual dibantu tim pada dasarnya hampir sama dengan STAD, dalam penggunaan tim belajar empat anggota berkemampuan campur dan penghargaan untuk tim berkinerja tinggi, bedanya bila STAD menggunakan satu langkah pengajaran di kelas, TAI menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individu. c. TGT (Teams Games Tournament) TGT atau pertandingan-pertandingan tim merupakan

pengembangan dari STAD. Setelah siswa belajar dalam kelompoknya, masing-masing anggota kelompok akan mengadakan lomba dengan anggota kelompok lain, sesuai dengan tingkat kemampuannya. Penilaian kelompok didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh dari masingmasing anggota kelompok. d. Jigsaw Dalam metode jigsaw setiap kelompok mendapat satu topik bahasan, dan setiap anggota kelompok mencari informasi tentang isi satu sub topik dari topik yang dipelajari. Siswa yang mengajarkan informasi yang diperoleh kepada kelompok lain. Artinya kelompok dibongkar dan siswa-siswa yang mempunyai topik yang sama dari kelompok yang

25

berbeda bertemu atau membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli. Anggota kelompok ahli ini saling mengajarkan dan mendiskusikan perolehannya, sampai semua anggota menguasai sub topik yang dikerjakan. Kemudian, anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asalnya dan mengajarkan sub topik yang dikuasainya kepada kelompok lain. Pada akhir kegiatan setiap anggota mengerjakan tes untuk semua sub topik dan topik yang dipelajari. Skor hasil tes tiap kelompok dihitung dan diumumkan secara terbuka. e. GI (Group Investigation) Group Investigation adalah strategi pembelajaran yang dirancang agar siswa bekerja dalam kelompok untuk memecahkan masalah dan mengembangkan keterampilan meneliti. Didalam teknik ini siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil menggunakan inkuiri kooperatif, diskusi kelompok dan perencanaan serta proyek kooperatif. Tiap kelompok diberi tanggung jawab untuk memilih topik yang diminati, membagi tugas-tugas menjadi sub-sub topiknya tersebut. Mereka juga mengintegrasikan materi sub-sub topiknya untuk menyusun laporan kelompok. Laporan hasil kerja kelompok dilaporkan kesemua anggota kelompok.

4.

Pembelajaran Kooperatif Achievement Division) Pembelajaran pembelajaran kooperatif

Metode

STAD

(Student

Teams

metode paling

STAD

merupakan Siswa

model dalam

kooperatif

yang

sederhana.

26

pembelajaran kooperatif metode STAD dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Kelompok kecil ini mempunyai anggota 4-5 siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, rendah, terdiri dari laki-laki dan perempuan, dan apabila memungkinkan berasal dari suku, agam dan etnis yang berbeda (Ibrahim, 2000: 20). Menurut Slavin (dalam Noornia, 1997: 21) ada lima komponen utama dalam pembelajaran kooperatif metode STAD, yaitu: a. Penyajian Kelas Penyajian kelas merupakan penyajian materi yang dilakukan guru secara klasikal dengan menggunakan presentasi verbal atau teks. Penyajian difokuskan pada konsep-konsep dari materi yang dibahas. Setelah penyajian materi, siswa bekerja pada kelompok untuk menuntaskan materi pelajaran melalui tutorial, kuis atau diskusi. b. Menetapkan siswa dalam kelompok Kelompok menjadi hal yang sangat penting dalam STAD karena didalam kelompok harus tercipta suatu kerja kooperatif antar siswa untuk mencapai kemampuan akademik yang diharapkan. Fungsi dibentuknya kelompok adalah untuk saling meyakinkan bahwa setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dalam belajar. Lebih khusus lagi untuk mempersiapkan semua anggota kelompok dalam

menghadapi tes individu. Kelompok yang dibentuk sebaiknya terdiri dari satu siswa dari kelompok atas, satu siswa dari kelompok bawah dan dua siswa dari kelompok sedang. Guru perlu mempertimbangkan agar jangan sampai terjadi pertentangan antar anggota dalam satu

27

kelompok, walaupun ini tidak berarti siswa dapat menentukan sendiri teman sekelompoknya. c. Tes dan Kuis Siswa diberi tes individual setelah melaksanakan satu atau dua kali penyajian kelas dan bekerja serta berlatih dalam kelompok. Siswa harus menyadari bahwa usaha dan keberhasilan mereka nantinya akan memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi kesuksesan kelompok. d. Skor peningkatan individual Skor peningkatan individual berguna untuk memotivasi agar bekerja keras memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil sebelumnya. Skor peningkatan individual dihitung berdasarkan skor dasar dan skor tes. Skor dasar dapat diambil dari skor tes yang paling akhir dimiliki siswa, nilai pretes yang dilakukan oleh guru sebelumnya melaksanakan pembelajaran kooperatif metode STAD. e. Pengakuan kelompok Pengakuan kelompok dilakukan dengan memberikan

penghargaan atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar. Kelompok dapat diberi sertifikat atau bentuk penghargaan lainnya jika dapat mencapai kriteria yang telah ditetapkan bersama. Pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru. Menurut Maidiyah (1998: 7-13) langkah-langkah pembelajaran kooperatif metode STAD adalah sebagai berikut:

28

a. Persiapan STAD 1) Materi Materi pembelajaran kooperatif metode STAD dirancang sedemikian rupa untuk pembelajaran secara kelompok. Sebelum menyajikan materi pembelajaran, dibuat lembar kegiatan (lembar diskusi) yang akan dipelajari kelompok kooperatif dan lembar jawaban dari lembar kegiatan tersebut. 2) Menetapkan siswa dalam kelompok Kelompok siswa merupakan bentuk kelompok yang

heterogen. Setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa yang terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Bila memungkinkan harus diperhitungkan juga latar belakang, ras dan sukunya. Guru tidak boleh membiarkan siswa memilih

kelompoknya sendiri karena akan cenderung memilih teman yang disenangi saja. Sebagai pedoman dalam menentukan kelompok dapat diikuti petunjuk berikut (Maidiyah, 1998:7-8): a) Merangking siswa Merangking siswa berdasarkan hasil belajar akademiknya di dalam kelas. Gunakan informasi apa saja yang dapat digunakan untuk melakukan rangking tersebut. Salah satu informasi yang baik adalah skor tes. b) Menentukan jumlah kelompok Setiap kelompok sebaiknya beranggotakan 4-5 siswa. Untuk menentukan berapa banyak kelompok yang dibentuk,

29

bagilah banyaknya siswa dengan empat. Jika hasil baginya tidak bulat, misalnya ada 42 siswa, berarti ada delapan kelompok yang beranggotakan empat siswa dan dua kelompok yang beranggotakan lima siswa. Dengan demikian ada sepuluh kelompok yang akan dibentuk. c) Membagi siswa dalam kelompok Dalam melakukan hal ini, seimbangkanlah kelompokkelompok yang dibentuk yang terdiri dari siswa dengan tingkat hasil belajar rendah, sedang hingga hasil belajarnya tinggi sesuai dengan rangking. Dengan demikian tingkat hasil belajar ratarata semua kelompok dalam kelas kurang lebih sama. d) Mengisi lembar rangkuman kelompok isikan nama-nama siswa dalam setiap kelompok pada lembar rangkuman kelompok (format perhitungan hasil

kelompok untuk pembelajaran kooperatif metode STAD). 3) Menentukan Skor Awal Skor awal siswa dapat diambil melalui Pre Test yang dilakukan guru sebelum pembelajaran kooperatif metode STAD dimulai atau dari skor tes paling akhir yang dimiliki oleh siswa. Selain itu, skor awal dapat diambil dari nilai rapor siswa pada semester sebelumnya. 4) Kerja sama kelompok Sebelum memulai pembelajaran kooperatif, sebaiknya diawali dengan latihan-latihan kerja sama kelompok. Hal ini

30

merupakan kesempatan bagi setiap kelompok untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan dan saling mengenal antar anggota kelompok. 5) Jadwal Aktivitas STAD terdiri atas lima kegiatan pengajaran yang teratur, yaitu penyampaian materi pelajaran oleh guru, kerja kelompok, tes penghargaan kelompok dan laporan berkala kelas. b. Mengajar Setiap pembelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi kelas, yang meliputi pendahuluan, pengembangan, petunjuk praktis, aktivitas kelompok, dan kuis. Dalam presentasi kelas, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: 1) Pendahuluan a) Guru menjelaskan kepada siswa apa yang akan dipelajari dan mengapa hal itu penting untuk memunculkan rasa ingin tahu siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi teka-teki, memunculkan masalah-masalah yang berhubungan dengan materi dalam kehidupan sehari-hari, dan sebagainya. b) Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk menentukan konsep atau untuk menimbulkan rasa senang pada pembelajaran. 2) Pengembangan a) Guru menentukan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran.

31

b) Guru menekankan bahwa yang diinginkan adalah agar siswa mempelajari dan memahami makna, bukan hafalan. c) Guru memeriksa pemahaman siswa sesering mungkin dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan. d) Guru menjelaskan mengapa jawabannya benar atau salah. e) Guru melanjutkan materi jika siswanya memahami pokok masalahnya. 3) Praktek terkendali a) Guru menyuruh siswa mengajarkan soal-soal atau jawaban pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru. b) Guru memanggil siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan atau menyelesaikan soal-soal yang diajukan oleh guru. Hal ini akan menyebabkan siswa mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan atau soal-soal yang diajukan. c) Guru tidak perlu memberikan soal atau pertanyaan yang lama penyelesaiannya pada kegiatan ini. Sebaliknya siswa

mengerjakan satu atau dua soal, dan kemudian guru memberikan umpan balik. c. Kegiatan Kelompok 1) Pada hari pertama kegiatan kelompok STAD, guru sebaiknya menjelaskan apa yang dimaksud bekerja dalam kelompok, yaitu: a) Siswa mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa teman dalam kelompoknya telah mempelajari materi dalam lembar kegiatan yang diberikan oleh guru.

32

b) Tidak seorang pun siswa selesai belajar sebelum semua anggota kelompok menguasai pelajaran. c) Mintalah bantuan kepada teman satu kelompok apabila seorang anggota kelompok mengalami kesulitan dalam memahami materi sebelum meminta bantuan kepada guru. d) Dalam satu kelompok harus saling berbicara sopan. 2) Guru dapat mendorong siswa dengan menambahkan peraturanperaturan lain sesuai kesepakatan bersama. Selanjutnya kegiatan yang dilakukan guru adalah: a) Guru meminta siswa berkelompok dengan teman

sekelompoknya. b) Guru memberikan lembar kegiatan (lembar diskusi) beserta lembar jawabannya. c) Guru menyarankan siswa agar bekerja secara berpasangan atau dengan seluruh anggota kelompok tergantung pada tujuan yang dipelajarinya. Jika mereka mengerjakan soal-soal maka setiap siswa harus mengerjakan sendiri dan selanjutnya mencocokkan jawabannya dengan teman sekelompoknya. Jika ada seorang teman yang belum memahami, teman sekelompoknya

bertanggung jawab untuk menjelaskan. d) Tekankanlah bahwa lembar kegiatan (lembar diskusi) untuk diisi dan dipelajari. Dengan demikian setiap siswa mempunyai lembar jawaban untuk diperiksa oleh teman sekelompoknya.

33

3) Guru melakukan pengawasan kepada setiap kelompok selama siswa bekerja dalam kelompok. Sesekali guru mendekati kelompok untuk mendengarkan bagaimana anggota kelompok berdiskusi. d. Kuis atau Tes Setelah siswa bekerja dalam kelompok selama kurang lebih dua kali penyajian, guru memberikan kuis atau tes individual. Setiap siswa menerima satu lembar kuis. Waktu yang disediakan guru untuk kuis adalah setengah sampai satu jam pelajaran. Hasil dari kuis itu kemudian diberi skor dan akan disumbangkan sebagai skor kelompok. e. Penghargaan Kelompok 1) Menghitung skor individu dan kelompok Setelah diadakan kuis, guru menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok berdasarkan rentang skor yang diperoleh setiap individu. Skor perkembangan ditentukan

berdasarkan skor awal siswa. 2) Menghargai hasil belajar kelompok Setelah guru menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok, guru mengumumkan kelompok yang memperoleh poin peningkatan tertinggi. Setelah itu guru memberi penghargaan kepada kelompok tersebut yang berupa sertifikat atau berupa pujian. Untuk pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru. f. Mengembalikan kumpulan kuis yang pertama Guru mengembalikan kumpulan kuis pertama kepada siswa.

34

5. Kebaikan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD Setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan cooperative learning. Menurut Slavin dalam Hartati (1997:21) cooperative learning mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut: Kelebihan: a. Dapat mengembangkan prestasi siswa, baik hasil tes yang dibuat guru maupun tes baku. b. Rasa percaya diri siswa meningkat, siswa merasa lebih terkontrol untuk keberhasilan akademisnya. c. Strategi kooperatif memberikan perkembangkan yang berkesan pada hubungan interpersonal di antara anggota kelompok yang berbeda etnis. Keuntungan jangka panjang yang dapat dipetik dari pembelajaran kooperatif menurut Nurhadi (2004:115-116) adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial. b. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan. c. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian. d. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen. e. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri dan egois. f. Membangun persahabatan yang dapat berkelanjutan hingga masa dewasa. g. Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dapat dipraktekkan. h. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia. i. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif. j. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik. k. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama, dan orientasi tugas.

Sedangkan keuntungan model pembelajaran kooperatif metode STAD untuk jangka pendek menurut Soewarso (1998:22) sebagai berikut :

35

a. Model pembelajaran kooperatif membantu siswa mempelajari isi materi pelajaran yang sedang dibahas. b. Adanya anggota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswa mendapat nilai rendah, karena dalam tes lisan siswa dibantu oleh anggota kelompoknya. c. Pembelajaran kooperatif menjadikan siswa mampu belajar berdebat, belajar mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan bersama-sama. d. Pembelajaran kooperatif menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi menambah harga diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan teman sebaya. e. Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan memberikan dorongan bagi siswa untuk mencapai hasil yang lebih tinggi. f. Siswa yang lambat berpikir dapat dibantu untuk menambah ilmu pengetahuan. g. Pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk memonitor siswa dalam belajar bekerja sama. Sampai saat ini model pembelajaran kooperatif metode STAD belum banyak diterapkan dalam dunia pendidikan kita. Kebanyakan pengajar enggan untuk menerapkan sistem ini karena beberapa alasan. Menurut Lie (2002:22) bahwa alasan pengajar enggan menerapkan pembelajaran kooperatif di kelas yaitu: a. Kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak belajar jika mereka diterapkan dalam grup. b. Banyak orang mempunyai kesan negatif mengenai kegiatan kerja sama atau belajar dalam kelompok. c. Banyak siswa tidak senang disuruh untuk kerja sama dengan yang lain. d. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai. e. Siswa yang tekun juga merasa timnya yang kurang mampu hanya menumpang saja pada hasil jerih payah mereka. Menurut Slavin dalam Hartati (1997 : 21) cooperative learning mempunyai kekurangan sebagai berikut: a. Apabila guru terlena tidak mengingatkan siswa agar selalu menggunakan keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok maka dinamika kelompok akan tampak macet. b. Apabila jumlah kelompok tidak diperhatikan, yaitu kurang dari empat, misalnya tiga, maka seorang anggota akan cenderung menarik diri dan

36

kurang aktif saat berdiskusi dan apabila kelompok lebih dari lima maka kemungkinan ada yang tidak mendapatkan tugas sehingga hanya membonceng dalam penyelesaian tugas. c. Apabila ketua kelompok tidak dapat mengatasi konflik-konflik yang timbul secara konstruktif, maka kerja kelompok akan kurang efektif.

Selain di atas, kelemahan-kelemahan lain yang mungkin terjadi menurut Soewarso (1998:23) adalah bahwa pembelajaran kooperatif bukanlah obat yang paling mujarab untuk memecahkan masalah yang timbul dalam kelompok kecil, adanya suatu ketergantungan, menyebabkan siswa yang lambat berpikir tidak dapat berlatih belajar mandiri. Dan juga pembelajaran kooperatif memerlukan waktu yang lama sehingga target mencapai kurikulum tidak dapat dipenuhi, tidak dapat menerapkan materi pelajaran secara cepat, serta penilaian terhadap individu dan kelompok dan pemberian hadiah menyulitkan bagi guru untuk melaksanakannya. Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas bahwa untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif metode STAD, sebaiknya dalam satu anggota kelompok ditugaskan untuk membaca bagian yang berlainan, sehingga mereka dapat berkumpul dan bertukar informasi. Selanjutnya, pengajar mengevaluasi mereka mengenai seluruh bagian materi. Dengan cara inilah maka setiap anggota merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar berhasil mencapai tujuan dengan baik.

6. Hasil Belajar Keberhasilan suatu pengajaran salah satunya dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMK

37

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), hasil belajar siswa menunjukkan kompetensi siswa, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Untuk dapat mengembangkan kompetensi, maka proses pembelajarannya

menekankan pada pemberian pengalaman langsung kepada siswa. Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa prestasi merupakan hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Apabila dikaitkan dengan belajar, maka pengertian prestasi akan mengarah pada hasil belajar yang telah dicapai. Hasil belajar merupakan suatu proses mental yang mengarah pada penguasaan pengetahuan, kecakapan, kebiasaan, atau sikap yang diperoleh, disimpan, dan dilaksanakan dengan menimbulkan tingkah laku menetap. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri seseorang sebagai hasil dari proses belajar yang dapat tercermin dalam bentuk pengetahuan,

pemahaman, sikap, dan keterampilan terhadap ilmu yang dipelajarinya. Hasil belajar merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar mengajar. Selain itu, proses belajar merupakan salah satu indikator dari mutu pengajaran yang pada akhirnya mencerminkan mutu pendidikan. Hasil belajar merupakan kemampuan aktual siswa yang dapat diukur secara langsung melalui tes. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang bersumber dari

38

dalam diri sendiri yang meliputi faktor jasmani, kemampuan dasar, sikap, bakat, minat, dan motivasi. Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar, yang meliputi faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non-sosial. Faktor lingkungan sosial terdiri dari guru, teman sekelas, tetangga, masyarakat, dan keluarga, sedangkan faktor lingkungan non-sosial antara lain gedung sekolah dan letaknya, alat belajar, keadaan cuaca, serta waktu belajar. Arikunto (2002:117) menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif. dan psikomotor. a. Ranah kognitif Ranah ini berhubungan dengan pengetahuan, daya pikir, dan penalaran. Tahap-tahap yang berkaitan dengan ranah kognitif adalah sebagai berikut. 1) Mengenal (Recognition)/pengetahuan) Dalam pengenalan mencakup ingatan tentang hal yang telah dipelajari atau disimpan dalam ingatan. Siswa diminta untuk memilih satu dari dua atau lebih jawaban. 2) Pemahaman Siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep.

39

3) Penerapan atau Aplikasi Siswa diminta untuk memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu abstraksi tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan, cara) untuk diterapkan dalam situasi baru. 4) Analisis Siswa diminta untuk menganalisis/merinci hubungan atau situasi yang kompleks atas konsep-konsep dasar. 5) Sintesis Siswa diminta untuk membuat suatu pola baru atau generalisasi. 6) Evaluasi Siswa diminta untuk memulai/berpendapat mengenai kasus-kasus tertentu b. Ranah Afektif Ranah ini bersangkutan dengan perasaan/kesadaran, terdiri dari lima perilaku sebagai berikut. 1) Penerimaan Mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan

memperlihatkan hal tersebut. 2) Partisipasi Mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. 3) Penilaian atau penentuan sikap Mencakup menerima suatu nilai, menghargai, mengakui, dan menentukan sikap.

40

4) Organisasi Mencakup kemampuan membentuk sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup. 5) Pembentukan pola hidup Mencakup kemampuan menghayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi. c. Ranah Psikomotorik Ranah ini berhubungan dengan keterampilan, baik fisik maupun motorik, terdiri atas tujuh perilaku sebagai berikut: 1) Persepsi Mencakup kemampuan memilah-milahkan (mendiskriminasikan halhal) secara khas, dan menyadari adanya perbedaan yang khas tersebut. 2) Kesiapan Mencakup kemampuan menempatkan diri dalam keadaan dimana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan. 3) Gerakan terbimbing Mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh, atau gerakan peniruan. 4) Gerakan yang terbiasa Mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa contoh. 5) Gerakan kompleks Mencakup kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar, efisien, dan tepat.

41

6) Penyesuaian pola gerakan Mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku. 7) Kreativitas Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai dalam belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diperoleh oleh siswa selama kegiatan belajar mengajar dan dapat diukur. Pengalaman belajar secara kooperatif mendorong siswa untuk meningkatkan motivasi yang tinggi untuk belajar. terutama motivasi intrinsik, menimbulkan kepuasan yang tinggi, membentuk sikap menerima perbedaan antar sesamanya, dan memperbaiki interaksi antar siswa yang mempunyai latar belakang etnik yang berbeda, dan antara siswa yang mengalam kesulitan belajar.

7. Hubungan Antara Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD dengan Hasil belajar Komunikasi Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran dari pendekatan konstruktivisme. Pembelajaran kooperatif di desain untuk membantu pengembangan kerja sama dan interaksi antar siswa, serta untuk menghilangkan persaingan yang sering ditemukan dalam kelas yang cenderung menghasilkan kelompok-kelompok siswa yang menang dan siswa yang kalah (Slavin dalam Hidayah, 2005:11). Seperti dalam kebanyakan model pembelajaran kooperatif, STAD bekerja berdasarkan prinsip siswa bekerja bersama-sama untuk belajar dan

42

bertanggung jawab terhadap belajar teman-temannya dalam tim dan juga dirinya sendiri (Handayanto, 2000: 115). STAD merupakan metode pembelajaran yang cocok diterapkan dalam kelas yang memiliki karakteristik yang heterogen, baik dalam kemampuan akademis, jenis kelamin, suku, motivasi dan lain-lain. Dalam pembelajaran kooperatif metode STAD ini tanggung jawab siswa terhadap proses belajar lebih besar karena siswa lebih banyak bekerja dari pada sekedar mendengarkan informasi, sehingga model pembelajaran ini dapat melatih tanggung jawab siswa terhadap proses belajarnya. Pembelajaran kooperatif metode STAD yang menuntut siswa untuk melakukan kegiatan diskusi bersama kelompok, sesuai untuk diterapkan dalam mata pelajaran komunikasi khususnya pada materi melakukan komunikasi tertulis (surat-menyurat). Karena pada pembelajaran komunikasi tidak seharusnya menempatkan siswa sebagai pendengar saja, tetapi siswa juga harus diberdayakan agar mau dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya (learning to do) dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungan sosialnya sehingga mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya sendiri (learning to know).

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini berusaha untuk mendeskripsikan pembelajaran komunikasi dengan pembelajaran kooperatif metode STAD pada peserta didik. Untuk mendeskripsikan proses belajar ini, peneliti mengumpulkan data berupa uraianuraian atau kalimat dan bukan angka-angka. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktek pembelajaran di kelasnya. Karena PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, dan bukan pada input kelas (silabus, materi, dll) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas. Arikunto (2002) menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi dari ketiga kata penelitian + tindakan + kelas sebagi berikut: 1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat mutu suatu hal yang menarik minat penting bagi peneliti. 2. Tindakan adalah sesuatu kerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian terbentuk rangkaian siklus kegiatan. 3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

43

44

Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian dimaksudkan sebagai jalan keluar alternatif pembelajaran komunikasi yang selama ini masih berjalan secara konvensional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kepada peserta didik pada materi komunikasi dengan pembelajaran kooperatif metode STAD. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang menuntut peneliti sebagai instrumen penelitian yang utama sekaligus sebagai pengumpul data. Dalam penelitian ini terjadi kerja sama antara peneliti dengan guru mata pelajaran.

B. Kehadiran Peneliti Rancangan penelitian yang dipandang cocok dalam penelitian ini dalah penelitian tindakan partisipasi. Tindakan partisipasi ini diambil karena peneliti berpartisipasi langsung dalam proses penelitian, mulai dari awal sampai dengan akhir penelitian. Disini peneliti bertindak sebagai pengamat sekaligus berperan serta sebagai pengajar mata pelajaran komunikasi, peneliti juga terlibat langsung dalam merencanakan tindakan, melakukan tindakan, observasi, refleksi, dan pelaporan hasil penelitian.

C. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember yang terletak di jalan PB. Sudirman No. 114 Tanggul, Jember, Jawa Timur. Sedangkan subyek dalam penelitian ini yaitu semua peserta didik kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran (AP 1) yang berjumlah 40 peserta didik.

45

D. Data dan Sumber Data Lofland dan Lofland (dalam Moleong, 2002:112) menyatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah kata tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dalam menentukan sumber data, peneliti harus benar-benar memperhatikan subjek dan informan. Subjek adalah sesuatu yang diteliti, sedangkan informan adalah orang yang memberikan informasi sebanyak-banyaknya tentang sesuatu yang diteliti. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Skor siswa dalam mengerjakan soal-soal tes awal dan tes akhir. 2. Data observasi yang diperoleh dari pengamatan guru dan teman sejawat terhadap aktivitas peneliti dan peserta didik pada saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. 3. Angket untuk mengetahui respons peserta didik terhadap pembelajaran mata pelajaran komunikasi khususnya pada materi melakukan komunikasi tertulis (surat-menyurat) dengan pembelajaran kooperatif metode STAD. 4. Hasil catatan lapangan yang merupakan pelengkap kegiatan observasi dengan menggunakan lembar catatan lapangan yang telah disediakan peneliti. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa jurusan Administrasi Perkantoran kelas X AP 1 yang berjumlah 40 siswa.

46

E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tes Arikunto (2002:127) menyatakan tes merupakan serentetan

pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Tes yang akan dilakukan dalam penelitian ini berupa pre test (tes awal) dan post test (tes akhir). Pre test dilakukan untuk mengetahui pengetahuan awal mengenai bahasan yang akan diajarkan, sedangkan post test dilakukan dengan tujuan untuk melihat hasil belajar siswa setelah pemberian tindakan pembelajaran, setelah soal selesai dikerjakan, semua lembar jawaban dikumpulkan dan dikoreksi, dan selanjutnya dianalisis oleh peneliti. Dari hasil tes ini akan diperoleh data mengenai hasil belajar siswa kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran (AP 1) SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember pada mata pelajaran komunikasi, khususnya pada pokok bahasan melakukan komunikasi tertulis (surat-menyurat). 2. Observasi Arikunto (2002:133) menyatakan observasi atau yang disebut pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Observasi dimaksudkan untuk mengetahui adanya kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan yang dilakukan peneliti. Observasi dilakukan oleh peneliti, guru

47

mata pelajaran komunikasi, dan teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi. Dari teknik tes ini akan diperoleh data mengenai bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan guru mata pelajaran komunikasi khususnya pada pokok bahasan melakukan komunikasi tertulis (surat-menyurat) terhadap siswa kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran (AP 1) SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember dan untuk mengetahui bagaimana kegiatan peneliti dalam menerapkan pembelajaran kooperatif metode STAD. 3. Catatan lapangan Pencatatan lapangan digunakan untuk melengkapi data-data yang tidak direkam dalam lembar observasi maupun wawancara, dengan demikian diharapkan tidak ada data penting yang terlewatkan dalam kegiatan penelitian. Dari teknik tes ini akan diperoleh data mengenai perubahan proses dari waktu ke waktu penelitian terhadap siswa kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran (AP 1) SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember pada mata pelajaran komunikasi, khususnya pada pokok bahasan melakukan komunikasi tertulis (surat-menyurat) 4. Angket Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2002:128). angket ini diberikan setelah semua tindakan pembelajaran selesai. Bentuk

48

pertanyaan yang digunakan dalam angket ini adalah daftar cek dan tugas responden adalah membubuhkan tanda cek sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh peneliti. Dari teknik tes ini akan diperoleh data mengenai respons siswa kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran (AP 1) SMK Negeri 1 Tanggul

Kabupaten Jember pada mata pelajaran komunikasi, khususnya pada pokok bahasan melakukan komunikasi tertulis (surat-menyurat). dengan

diterapkannya pembelajaran kooperatif metode STAD,

F. Tahap-tahap Penelitian Tahap Penelitian Tindakan Kelas berupa suatu siklus spiral yang meliputi kegiatan: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi, yang membentuk siklus demi siklus sampai tuntas penelitian, sehingga diperoleh data yang dapat dikumpulkan sebagai jawaban dari permasalahan penelitian (Tim Pelatihan Proyek PGSM, 1999:7). Rincian dari tahap-tahap tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Siklus 1 a. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan meliputi kegiatan: 1) Observasi awal/refleksi awal 1) Melakukan pertemuan awal dengan kepala sekolah dan salah satu guru jurusan Administrasi Perkantoran yang mengasuh mata pelajaran komunikasi tentang perencanaan penelitian yang akan dilaksanakan. 2) Membuat soal tes awal.

49

3) Menentukan sumber data. 4) Menetapkan kelompok. 2) Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan a. Menentukan tujuan pembelajaran. b. Menyusun kegiatan pembelajaran dengan metode STAD untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang komunikasi. c. Menyiapkan lembar kegiatan belajar. d. Menyusun lembar observasi dan catatan lapangan. e. Membuat soal-soal Pre Test, soal-soal formatif dan lembar kerja peserta didik untuk mengukur penilaian hasil belajar kognitif peserta didik. f. Mengoordinasi program kerja pelaksanaan tindakan dengan teman sejawat dan salah satu guru. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Melaksanakan tindakan disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Adapun urutan kegiatan secara garis besar adalah sebagai berikut: 1) Tes pengetahuan awal/Pre test Tes ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai pemahaman siswa terhadap materi sub pokok bahasan melakukan komunikasi tertulis (surat-menyurat). sebelum pemberian tindakan. Hasil tes ini juga digunakan sebagai skor dasar (based score) yang digunakan untuk menentukan skor peningkatan individu.

50

2) Penyajian materi Penyajian materi sub pokok bahasan melakukan komunikasi tertulis (surat-menyurat) dilakukan secara klasikal selama kurang lebih 15-30 menit. Penyajian materi meliputi materi secara garis besar. 3) Belajar dalam kelompok Setelah penyajian materi secara klasikal, selanjutnya siswa akan mengelompok dalam kelompok-kelompok kecil yang telah

ditentukan. Setiap kelompok akan diberikan soal-soal yang harus dijawab oleh siswa dengan cara bekerja sama dan saling berdiskusi dalam kelompok. 4) Tes akhir/Post test Setelah melakukan kegiatan belajar dalam kelompok, selanjutnya siswa kembali ke tempat duduk masing-masing dan bersiap melakukan tes individu. Soal yang diberikan pada siswa pada tes ini adalah sesuai dengan materi sub pokok bahasan yang telah diajarkan yaitu melakukan komunikasi tertulis (surat-menyurat). Jawaban tes dicocokkan dan dinilai bersama. Skor yang diperoleh dihitung sebagai skor kemajuan individu dan penentuan prestasi belajar untuk menentukan ketuntasan belajar individu dan klasikal. Skor kemajuan masing-masing anggota dijumlah dan dirata-rata sebagai skor kelompok. 5) Pemberian penghargaan Setelah melakukan penghitungan skor kelompok, maka akan diketahui nilai dari masing-masing kelompok. Kelompok yang

51

mendapat skor tertinggi akan diberikan penghargaan berupa tambahan nilai dan diberi predikat sebagai kelompok terbaik. c. Mengamati (observer) Mengamati dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan berlangsung. Proses pengamatan secara intensif dilakukan oleh 2 (dua) orang yaitu seorang guru dan teman sejawat. Obyek yang diamati meliputi aktivitas peneliti sebagai pengajar dan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran. Pengamatan dilakukan berdasarkan lembar observasi, disediakan catatan lapangan untuk melengkapi data hasil observasi. d. Merefleksi (reflect) Refleksi dilakukan untuk melihat proses pelaksanaan tindakan dan hasil pemahaman siswa. Merefleksi adalah menganalisis data-data yang diperoleh dari tes akhir, observasi, wawancara dan catatan lapangan. Tahap refleksi meliputi kegiatan memahami, menjelaskan dan

menyimpulkan data. Peneliti bersama pengamat merenungkan hasil tindakan pertama sebagai bahan pertimbangan apakah siklus sudah mencapai kriteria atau tidak. Sebagai pelengkap untuk kriteria tindakan yang telah ditentukan, dalam refleksi juga dilakukan penelitian terhadap proses pembelajaran. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.

52

2. Siklus 2 Pada siklus ini memiliki beberapa tahap yang sama seperti tahap yang ada pada siklus 1 yaitu: a. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan meliputi kegiatan: 1) Observasi awal/refleksi awal a) Melakukan pertemuan awal dengan kepala sekolah dan salah satu guru jurusan Administrasi Perkantoran yang mengasuh mata pelajaran komunikasi tentang perencanaan penelitian yang akan dilaksanakan. b) Membuat soal tes awal. c) Menentukan sumber data. d) Menetapkan kelompok. 2) Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan a) Menentukan tujuan pembelajaran. b) Menyusun kegiatan pembelajaran dengan metode STAD untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang komunikasi. c) Menyiapkan lembar kegiatan belajar. d) Menyusun lembar observasi dan catatan lapangan. e) Membuat soal-soal Pre Test, soal-soal formatif dan lembar kerja peserta didik untuk mengukur penilaian hasil belajar kognitif peserta didik. f) Mengoordinasi program kerja pelaksanaan tindakan dengan teman sejawat dan salah satu guru.

53

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Melaksanakan tindakan disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Adapun urutan kegiatan secara garis besar adalah sebagai berikut: 1) Tes pengetahuan awal/Pre test Tes ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai pemahaman siswa terhadap materi sub pokok bahasan melakukan komunikasi tertulis (surat-menyurat) sebelum pemberian tindakan. Hasil tes ini juga digunakan sebagai skor dasar (based score) yang digunakan untuk menentukan skor peningkatan individu. 2) Penyajian materi Penyajian materi sub pokok bahasan melakukan komunikasi tertulis (surat-menyurat) dilakukan secara klasikal selama kurang lebih 15-30 menit. Penyajian materi meliputi materi secara garis besar. 3) Belajar dalam kelompok Setelah penyajian materi secara klasikal, selanjutnya siswa akan mengelompok dalam kelompok-kelompok kecil yang telah

ditentukan. Setiap kelompok akan diberikan soal-soal yang harus dijawab oleh siswa dengan cara bekerja sama dan saling berdiskusi dalam kelompok. 4) Tes akhir/Post test Setelah melakukan kegiatan belajar dalam kelompok, selanjutnya siswa kembali ke tempat duduk masing-masing dan bersiap melakukan tes individu. Soal yang diberikan pada siswa pada tes ini

54

adalah sesuai dengan materi sub pokok bahasan yang telah diajarkan yaitu melakukan komunikasi tertulis (surat-menyurat). Jawaban tes dicocokkan dan dinilai bersama. Skor yang diperoleh dihitung sebagai skor kemajuan individu dan penentuan prestasi belajar untuk menentukan ketuntasan belajar individu dan klasikal. Skor kemajuan masing-masing anggota dijumlah dan dirata-rata sebagai skor kelompok. 5) Pemberian penghargaan Setelah melakukan penghitungan skor kelompok, maka akan diketahui nilai dari masing-masing kelompok. Kelompok yang mendapat skor tertinggi akan diberikan penghargaan berupa tambahan nilai dan diberi predikat sebagai kelompok terbaik. c. Mengamati (observer) Mengamati dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan berlangsung. Proses pengamatan secara intensif dilakukan oleh 2 (dua) orang yaitu seorang guru dan teman sejawat. Obyek yang diamati meliputi aktivitas peneliti sebagai pengajar dan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran. Pengamatan dilakukan berdasarkan lembar observasi, disediakan catatan lapangan untuk melengkapi data hasil observasi. d. Merefleksi (reflect) Refleksi dilakukan untuk melihat proses pelaksanaan tindakan dan hasil pemahaman siswa. Merefleksi adalah menganalisis data-data yang diperoleh dari tes akhir, observasi, wawancara dan catatan lapangan.

55

Tahap

refleksi

meliputi

kegiatan

memahami,

menjelaskan

dan

menyimpulkan data. Peneliti bersama pengamat merenungkan hasil tindakan pertama sebagai bahan pertimbangan apakah siklus sudah mencapai kriteria atau tidak. Sebagai pelengkap untuk kriteria tindakan yang telah ditentukan, dalam refleksi juga dilakukan penelitian terhadap proses pembelajaran. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya. Dari uraian di atas alur penelitian tindakan kelas dapat digambarkan secara khusus sebagai berikut:

Siklus 1

Permasalahan

Alternatif pemecahan (rencana tindakan)

Pelaksanaan

Siklus 2 Permasalahan Alternatif pemecahan (rencana tindakan) Pelaksanaan

Terselesaikan Terselesaikan

Refleksi I

Analisis data I

Observasi (monitoring)

Refleksi II

Analisis data II

Observasi (monitoring)

Belum terselesaikan

Gambar 3.1: Siklus Penelitian Tindakan Kelas Sumber: Sawali. 2009. Penelitian Tindakan Kelas

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMK Negeri 1 Tanggul Kab. Jember Pada tahun 1965 Yayasan Badan Pembangunan Nasional Tanggul (YBPN) mendirikan SMEA swasta yang diberi nama SMEA Swadaya Pengelolanya diserahkan kepada kepala sekolah dan guru-guru SMEP Negeri Tanggul, tahun 1967 nama SMEA Swadaya diubah menjadi SMEA Persiapan Negeri, tahun 1970 Yayasan mampu membangun satu unit sekolah, terdiri dari: 1 ruang kepala Sekolah, 1 ruang Tata Usaha, 1 ruang Guru, 4 ruang kelas teori yang beralamat di Jalan Semoro No. 83 Tanggul, tahun 1972 SMEA Persiapan Negeri menjadi SMEA Negeri dengan SK Mendepdikbud No.0116/0/1972 Tgl. 2 Agustus 1972. dengan Kepala Sekolah Bapak Tiarum Siswohadi, B.A., tahun 1974 sekolah berkembang menjadi 7 ruang kelas teori dan 4 orang guru tidak tetap diangkat menjadi guru tetap (Guru Negeri), tahun 1976 melalui BP3 sekolah mampu membangun 1 ruang praktek mengetik dan 3 ruang kelas teori yang dapat diubah menjadi ruang aula (ruang serba guna). Tahun 1984 Bapak Tiarum Siswahadi, B.A. pindah ke Banyuwangi sedang kepala sekolah diganti oleh Bapak Hasanuddin, B.A., tahun 1989 sekolah berkembang terus, Organisasi sekolah dibenahi, sarana prasarana pendidikan ditingkatkan dan dilengkapi dan berhasil membangun 1 ruang guru kemampuan sekolah menjadi 1 ruang kepala sekolah 1 ruang tata usaha, 1 ruang Guru, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang praktek mengetik, 12 ruang kelas

56

57

teori, tempat parkir sepeda guru dan siswa terpisah. Mesin ketik manual berjumlah 80 unit, buku perpustakaan 533 judul guru tetap 19 orang, guru tidak tetap 8 orang, pegawai tetap 4 orang, pegawai tidak tetap 6 orang pegawai tetap 4 orang pesuruh 2 orang, penjaga malam 2 orang. Tahun 1991 sekolah mendapat proyek Peningkatan SLTA INO-SF dengan SK Pimpro Jatim No. A.0195 / 1991/ 1992 Tgl. 10 Juli 1991. Proyek tersebut berupa gedung, perabot dan peralatan praktek lengkap, tahun 1992. Pembangunan gedung dimulai dengan alamat Jalan PB. Sudirman No. 114 Tanggul, tahun 1993 bulan Maret pembangunan fisik selesai, tanggal 17 Juli 1993 (tahun pelajaran baru) ditempati untuk kantor pusat dan siswa kelas II dan III sedang siswa kelas I masih bertempat di gedung lama, tahun 1994 gedung baru diresmikan oleh Mendepdikbud Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro hari senin tanggal 29 Agustus 1994, tahun 1995 bapak Hasanuddin, B.A. pensiun diganti oleh kepala sekolah yang baru Bapak Sardjono, SH sampai dengan tahun 1998, tahun 1998 Bapak Sardjono, SH pindah tugas ke SMK Negeri 1 Jember dan diganti oleh Bapak Drs. K. Prijono dari tahun 1998 sampai dengan 2004 dan pensiun, tahun 2004 sampai dengan April 2009 di pimpin oleh Drs. Nurhamid, sedang sejak April 2009 sampai dengan Sekarang di pimpin oleh Agus Budiarto, SP. M.Pd. Kondisi sekolah adalah sebagai berikut: jumlah ruang belajar 20 ruang, kamar kecil 20 kamar kecil, 1 ruang pertokoan, 1 ruang praktek penjalan, 1 ruang aula, 1 ruang studio musik, 1 ruang perakitan komputer, 1 ruang praktek RPL dan instruktur, 1 lab. Bahasa Inggris dan instruktur, 2 lab. Komputer, 1 ruang Kepala Sekolah, 1 ruang tunggu/tamu kepala sekolah, 1 ruang

58

penyimpanan alat, 1 ruang tata usaha, 1 ruang gudang/ATK, 1 ruang penggandaan, 1 ruang pokja kurikulum/wakil kepala sekolah, 1 ruang Kosmeta, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang laboratorium. Administrasi perkantoran, 1 mushala, 1 kafetaria, 1 tempat parkir guru dan karyawan, 2 ruang parkir kendaraan siswa, 1 panel listrik dan menara air, 1 ruang pokja pendidikan sistem ganda, 1 ruang unit produksi, 1 ruang guru, 1 ruang bu, 1 ruang usaha kesehatan sekolah, 1 ruang OSIS, 1 rumah dinas tipe D, 1 garasi mobil, jumlah komputer 105 unit, lap top 8 buah, LCD Proyektor 4 buah, OHP 8 buah, kursi kerja siswa 1010, meja komputer 84 buah, meja siswa 1017, buku perpustakaan 306, 1 set alat musik, mesin tik manual 60 buah, mesin hitung 50 buah, AC 12 unit, kipas angin 6 unit, pengisap debu 2 unit, power sistem 1 unit, mesin tik listrik 50 unit, radio tape 54 unit, 2 buah televisi, kamera digital 2 buah, sprinter 38 buah, cas register 27 unit, kalkulator 50 unit, mikrofon 8 buah, video 1 buah, head fone 46 buah, telepon 2 buah, cash box (penyimpan uang) 4 buah, penghancur kertas 1 buah, pemotong kertas 1 buah, mesin pembendel 1 buah, time recorder 1 buah, jam dinding 50 buah, stop woch 4 buah, mesin foto copy 2 buah, tabung gas 2 buah, kompor gas 1 buah, kursi plastik 350 buah.

59

Adapun struktur organisasi SMK Negeri 1 Tanggul adalah sebagai berikut:

KOMITE SEKOLAH

KEPALA SEKOLAH AGUS BUDIARTO

PENASEHAT

KORLAK TU SRI FARIDA

URS. KEPEGAWAIAN SAMSIDAR URS. KEUANGAN MUKHLIS URS. UMUM SLAMET URS. INVENTARIS SENIMAN URS. KESISWAAN ABD. GHOFUR

WAKA KURIKULUM AGUS WARDOYO, SE

WAKA HUMAS/DU-DI Drs. BUDI HARTANTO

WAKA KESISWAAN Drs. WAHONO

WAKA SRPRAS Drs. DWI CAHYONO

KAJUR. ADPER R.R. RETNO,SPd.

KAJUR. AK SUHARIYANTO, SE.

KAJUR. PENJUALAN Dra. TITIK S.

KAJUR. RPL KUKUH S. SPd.

BIMB. KEJURUAN Hj. ISNAYAH. SPd

GURU 1 18 35 52 2 19 36 53 5 22 39 56 7 24 41 58 8 25 42 59 9 26 43 60 11 28 45 62 13 30 47 64 14 31 48 65 15 32 49 66 16 33 50 67 17 34 51 68

SISWA - SISWI
Gambar 2: Struktur Organisasi Sekolah

(Sumber: Laporan Manajemen Sekolah SMK Negeri 1 Tanggul, 2009)

60

B. Paparan Data 1. Paparan Data Pra Tindakan Observasi awal yang dilakukan pada hari Selasa, 15 September 2009. Tindakan tersebut dengan mengadakan pertemuan dengan Wakasek bidang kurikulum yaitu Bapak Agus Wardoyo, SE. untuk menanyakan kesediaan pihak sekolah sebagai obyek penelitian, setelah itu Wakasek kurikulum meminta peneliti untuk menemui kepala sekolah dengan membawa surat pengantar dari Universitas Negeri Malang. Setelah meminta izin mengadakan penelitian di sekolah tersebut, Bapak Agus Budiarto, SP. M.Pd. selaku Kepala SMK Negeri 1 Tanggul memberi tanggapan yang positif dan beliau menanyakan mengenai maksud dari judul penelitian yang akan dilaksanakan, peneliti kemudian memaparkan secara garis besar tujuan dan langkah-langkah penelitian yang akan dilaksanakan sekaligus memberikan rancangan proposal penelitian. Pada tanggal 1 Oktober peneliti datang ke SMK Negeri 1 Tanggul untuk bertemu dengan Ibu Tantina, S.Pd selaku wali kelas X AP 1 untuk memaparkan secara garis besar tujuan dan langkah-langkah penelitian, beliau memberikan tanggapan yang positif. Kemudian peneliti menemui Ibu Retno, S.Pd. selaku guru mata pelajaran Komunikasi untuk menanyakan tentang materi yang akan diajarkan pada semester gasal untuk mata pelajaran komunikasi. Pada tanggal 31 Oktober peneliti berkunjung ke SMK Negeri 1 Tanggul dan bertemu dengan Ibu Retno, S.Pd. untuk mendiskusikan mengenai rencana kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan, dimana hasil

61

diskusi tersebut disepakati bahwa penerapan pembelajaran ini sebaiknya diterapkan di kelas X AP 1, Penentuan ketuntasan belajar siswa didasarkan standar kompetensi minimum yang ditetapkan sekolah yaitu sebesar 70 untuk program produktif. Seorang siswa dianggap tuntas belajar apabila siswa tersebut telah menyelesaikan sekurang-kurangnya mendapatkan nilai 70 dan suatu kelas dianggap tuntas belajar jika 85% dari jumlah siswa memperoleh nilai sekurang-kurangnya 70. Selain itu peneliti juga meminta daftar nama siswa kelas X AP 1 dan hasil belajar siswa selama ini berupa daftar nilai ulangan harian 1 dan ulangan harian 2 siswa kelas X AP 1 pada mata pelajaran Komunikasi semester gasal. Pada kesempatan ini peneliti diberikan kesempatan empat kali pertemuan untuk penelitian pada mata pelajaran komunikasi khususnya pada pokok bahasan melakukan komunikasi tertulis (surat-menyurat) yang dilakukan pada minggu-minggu awal bulan Desember 2009. Peneliti juga menjelaskan bahwa sebelum memasuki pembelajaran akan diadakan pre test, kemudian pembagian kelompok yang telah diatur, diskusi kelompok, dan yang terakhir adalah post test.

2. Paparan Data Siklus 1 Dalam siklus 1 kegiatan yang dilakukan meliputi 4 tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi serta refleksi dimana masing-masing kegiatan dijelaskan sebagai berikut :

62

a. Tahap Perencanaan Siklus 1 Pada tahap perencanaan tindakan ini, peneliti melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut: 1) Menyiapkan skenario pembelajaran dan bahan ajar terkait mata pelajaran komunikasi khususnya materi surat pribadi (lampiran 3.a), 2) Menyiapkan materi terkait mata pelajaran komunikasi khususnya materi surat pribadi (lampiran 4.a), 3) Menyiapkan soal pre test dan post test terkait mata pelajaran komunikasi khususnya materi surat pribadi siklus 1 untuk mengetahui data hasil belajar siswa (lampiran 5.a), 4) Menyiapkan topik diskusi terkait mata pelajaran komunikasi khususnya materi surat pribadi (lampiran 6.a), 5) Menyiapkan lembar observasi mengenai ketepatan peneliti dalam menerapkan rencana pembelajaran pada siklus 1 (lampiran 7.a), 6) Menyiapkan lembar observasi mengenai aktivitas siswa pada siklus 1 (lampiran 8.a), 7) Menyiapkan lembar observasi catatan lapangan untuk memperoleh data mengenai proses pembelajaran yang dilakukan peneliti pada siklus 1 (lampiran 9.a), 8) Menyiapkan kamera untuk dokumentasi (lampiran 11), 9) Melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran komunikasi yaitu Ibu RR. Retno, S.Pd dan seorang teman sejawat yaitu Muhammad Lutfar untuk menentukan tata cara dalam proses pelaksanaan

63

pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan observasi yang dilakukan oleh observer. b. Tahap Pelaksanaan Siklus 1 Sebelum melaksanakan tindakan siklus 1, peneliti terlebih dahulu melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran komunikasi Ibu Retno, S.Pd. tentang teknik dan prosedur pelaksanaan praktek pembelajaran siklus 1. Kemudian pelaksanaannya diadakan pada hari Senin tanggal 7 Desember 2009 pada jam pertama (07.00-08.30 WIB). Pada tindakan siklus 1 ini peneliti menerapkan pembelajaran kooperatif metode STAD pada mata pelajaran komunikasi khususnya pada pokok bahasan melakukan komunikasi tertulis (surat-menyurat). Pelaksanaan dalam pembelajaran ini dibagi dalam tiga tahap yaitu tahap awal, tahap inti, dan tahap akhir. Setelah peneliti, guru dan teman sejawat memasuki ruangan kelas X AP 1 yang digunakan sebagai penelitian, kegiatan awal yang dilakukan adalah membuka pelajaran dengan salam dan presensi oleh peneliti. Sebelum memulai pelajaran peneliti terlebih dahulu memperkenalkan diri dan menjelaskan tentang kompetensi dasar dan indikator pencapaian hasil belajar dalam pokok bahasan melakukan komunikasi tertulis (suratmenyurat), peneliti juga memberikan contoh-contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan pokok bahasan melakukan komunikasi tertulis (surat-menyurat) tersebut kemudian melakukan tanya jawab dengan siswa untuk memotivasi siswa.

64

Peneliti memberikan soal pre test berupa 5 soal essay yang harus di kerjakan peserta didik, pre test dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik sebelum dilakukan pelaksanaan tindakan

pembelajaran, dalam mengerjakan soal pre test siswa diharuskan mengerjakan sendiri dan tidak boleh saling membantu. Nilai pre test ini digunakan sebagai nilai dasar sebagai acuan dalam menentukan poin peningkatan individu dan digunakan juga untuk menentukan pembagian kelompok siswa. Setelah dianalisis hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

65

Tabel 4.1 Hasil Pre Test Siswa pada Siklus 1


Ketuntasan Kelompok Nama Siswa Achmad Sahroni Amalia Evawati Anggi Dwi Astutik Anis Zubaidah Aprilia Purwati Apriliana Ismi Azizah Aris Santoso Betty Puspitasari Dwi Nurkumalasari Elis Susanti Farisatul Hilmi Astutik Hilda Intan Posita Iin Sugesti Yantika Sari Iir Irawati Ika Agustin Jazusta Septri Andani Khoirul Anam Kun Bariah Kusnul Khotimah Lailatul Nur Miftakul J Mila Triana Dewi Nike Zuhrotun Ainun Nisa Nindis Amanda Nofita Puput Setyowati Novita Vatarani Nur Farida Nur Riski Arini Afifah Nurul Istiqomah Rini Agustina Rochmawati Sekar Wigati Siti Husniatur Rofi'ah Siti Junaidah Siti Yuliati Suhartini Ultamila Viona Ega Paramuditasari Wahyudi Winda Dwi Arum Sari Yuris Sugiono Rata-rata Kelas Jumlah Presentase Nilai Pre Test 70 70 50 60 50 50 60 50 50 50 60 70 50 60 50 60 50 30 80 50 70 50 50 50 30 70 50 70 50 70 60 50 50 50 50 60 40 60 70 50 55,50 Sudah 9 22,50% 31 77,50% Belum

(Sumber: Penelitian Lapangan, 2009)

66

Dari perolehan nilai pre test dihasilkan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 55,50. Diperoleh nilai terendah adalah 30 dan nilai tertinggi adalah 80. Dari hasil tes ini diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar sebesar 22,50% (9 siswa) dan siswa yang belum tuntas belajar adalah 77,50% (31 siswa). Kemudian siswa dipersilahkan untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 4 orang sesuai dengan kehendak mereka. Kegiatan selanjutnya peneliti meminta siswa untuk duduk berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk sendiri oleh siswa, kemudian peneliti menjelaskan aturan dalam pembelajaran kooperatif dengan metode STAD, yaitu: 1) setiap anggota kelompok harus berbagi gagasan dan pengalaman untuk memecahkan masalah yang diberikan sebagai bahan diskusi, 2) semua anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama, 3) harus menghargai pendapat, saling memberi, dan menerima pendapat anggota masing-masing, 4) setiap anggota kelompok harus saling membantu jika menghadapi masalah sebelum meminta pertolongan peneliti, 5) masing-masing kelompok dilarang mengganggu jalannya diskusi kelompok lain. Pada saat siswa membentuk kelompok terjadi sedikit kegaduhan karena siswa belum terbiasa untuk membuat kelompok sendiri, tetapi setelah diberi penjelasan dan peringatan oleh peneliti agar tidak gaduh dan dibantu dalam pembentukan kelompok, maka suasana menjadi tenang kembali. Kemudian peneliti memberikan tugas untuk didiskusikan oleh masing-masing kelompok. Pada waktu diskusi peneliti berjalan

67

berkeliling sambil memantau pekerjaan kelompok dan membantu jika kelompok yang ada mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugasnya. Sebagian besar kelompok sudah dapat bekerja sama dengan baik, hal ini dapat dilihat dari aktivitas yang dilakukan dalam tiap-tiap kelompok, mereka mendengarkan pendapat dari anggota kelompok, mengajukan pendapat, maupun membagi tugas dalam kelompok. Namun masih ada beberapa kelompok yaitu kelompok 1 dan 4 yang mengerjakan secara individual dan ada yang bersikap pasif dalam kelompok, menghadapi hal tersebut peneliti langsung mendekati kelompok tersebut lalu memberikan motivasi dan mendorong siswa tersebut untuk bekerja sama dalam kelompok. Setelah semua kelompok selesai berdiskusi peneliti meminta siswa membacakan hasil diskusi kelompok tersebut dan yang lainnya diminta memberi tanggapan atau mengajukan pertanyaan sesuai bahasan kelompok tersebut. Kemudian setelah selesai salah seorang siswa diminta untuk memberikan kesimpulan dari hasil diskusi tersebut. Karena waktu pembelajaran hampir habis maka peneliti menyudahi diskusi tersebut dengan memberikan kesimpulan dari semua pembahasan tentang pokok bahasan surat niaga tersebut dan tiap kelompok diminta untuk mengumpulkan hasil diskusinya masing-masing. Setelah itu diadakan post test siklus 1, kemudian membagikan lembar soal tersebut kepada siswa. Waktu yang diberikan peneliti kepada siswa untuk mengerjakan soal tersebut adalah sekitar 10-15 menit. Setelah selesai peneliti menyuruh siswa untuk mengumpulkan soal post test yang telah dibagikan

68

tadi. Adapun hasil dari post test setelah dianalisis dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Hasil Post Test Siswa pada Siklus 1


Ketuntasan Kelompok Nama Siswa Achmad Sahroni Kun Bariah Novita Vatarani Viona Ega Paramuditasari Anggi Dwi Astutik Aprilia Purwati Apriliana Ismi Azizah Betty Puspitasari Dwi Nurkumalasari Elis Susanti Iin Sugesti Yantika Sari Ika Agustin Khoirul Anam Lailatul Nur Miftakul J Nike Zuhrotun Ainun Nisa Nindis Amanda Nofita Puput Setyowati Nur Riski Arini Afifah Rini Agustina Siti Husniatur Rofi'ah Siti Junaidah Siti Yuliati Suhartini Yuris Sugiono Anis Zubaidah Aris Santoso Farisatul Hilmi Astutik Iir Irawati Jazusta Septri Andani Sekar Wigati Ultamila Wahyudi Amalia Evawati Hilda Intan Posita Mila Triana Dewi Nur Farida Nurul Istiqomah Rochmawati Winda Dwi Arum Sari Kusnul Khotimah Nilai Post Test 50 90 70 80 90 50 70 70 70 70 70 80 60 70 70 70 70 60 90 70 70 70 50 60 50 80 70 70 50 70 70 50 80 70 80 50 50 70 70 80 68,25 Sudah 29 72,50% 11 27,50% Belum

10 Rata-rata Kelas Jumlah Presentase

(Sumber: Penelitian Lapangan, 2009)

69

Dari perolehan skor post test ini dihasilkan nilai rata-rata hasil tes siswa adalah 68,25. Nilai terendah yang diperoleh adalah 50 dan nilai tertinggi adalah 90. dari hasil tes ini diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar sebesar 72,50% (29 siswa) dan siswa yang belum tuntas belajar sebesar 27,50% (11 siswa). c. Tahap Observasi Siklus 1 Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, guru mata pelajaran komunikasi dan seorang rekan sejawat selamat kegiatan berlangsung ditemukan beberapa hal sebagai berikut: 1) Pada saat mengerjakan pre test masih banyak siswa yang bekerja sama, menyontek, dan membuka buku. Melihat hal itu peneliti menegur dan memberitahukan bahwa soal ini hanya untuk mengukur pengetahuan siswa akan pokok bahasan selanjutnya dan menjadi nilai tambahan untuk mata pelajaran komunikasi, setelah itu siswa mulai serius dalam mengerjakan. 2) Pada saat diskusi kelompok ada sebagian anggota kelompok yang terlihat mengerjakan tugas lainnya, membaca buku, mendengarkan musik, dan bercanda dengan teman-temannya. 3) Sebagian besar siswa kurang berani bicara di depan kelas untuk membacakan hasil diskusinya. Hal itu mungkin disebabkan karena saat maju mereka takut di ejek-ejek oleh teman-temannya. 4) Kegiatan diskusi kelompok kurang efisien karena menggunakan waktu yang lama dan dalam kelompok kurang ada kerja sama layaknya sebuah kelompok.

70

5) Pada saat post test siswa sudah mulai mengerjakan secara individu dan tidak tampak ada kecurangan. Secara keseluruhan berdasarkan pengamatan peneliti, terlihat bahwa sebagian besar siswa sudah aktif dalam kegiatan diskusi kelompok. Mereka bertukar pendapat, saling belajar, saling memberi dan menerima gagasan maupun pendapat orang lain, yang mengerti memberi tahu yang belum mengerti dan di kelas telah tercipta suasana yang kondusif. Hasil observasi peneliti dan teman sejawat meliputi aktivitas dalam mengajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran diuraikan sebagai berikut: 1) Hasil observasi terhadap aktivitas peneliti dalam pembelajaran Analisis data hasil observasi menggunakan analisis persentase, adapun setiap munculnya deskriptor (penilaian ya) mendapatkan skor 1, sedangkan untuk penilaian tidak (tidak munculnya deskriptor) mendapat skor 0. Skor yang muncul terhadap masingmasing indikator dijumlahkan dan hasilnya disebut jumlah skor, kemudian dihitung nilai rata-rata dengan rumus sebagai berikut
Persentase nilai rata rata skor perolehan 100 % skor maksimal

Kategori taraf keberhasilan tindakan dapat ditentukan sebagai berikut:

71

Tabel 4.3 Kategori Keberhasilan Tindakan


Taraf Keberhasilan 86-100 66-85 46-65 26-45 0-25 Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Nilai A B C D E

(Sumber: Silabus KTSP SMK Negeri 1 Tanggul, 2009) Hasil observasi kedua pengamat yaitu Ibu RR. Retno, S.Pd dan M. Lutfar terhadap aktivitas peneliti dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Hasil Observasi Pengamatan Aktivitas Guru Siklus 1


No 1. Tahap Awal Indikator 1. Melakukan aktivitas rutin di awal tatap muka (memberi salam dan mempresentasi siswa). 2. Memotivasi siswa. 3. Mengingatkan materi yang akan dipelajari. 4. Mengingatkan kompetensi yang ingin dicapai. 5. Memberikan Pre Test 6 Mengembangkan pengetahuan awal. 7. Menjelaskan aturan main pembelajaran kooperatif metode Student Teams Achievement Division 8. Membagi siswa menjadi 10 kelompok 9. Membagikan topik diskusi sebagai pengganti pertanyaan lisan kepada siswa. 10 .Meminta siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut. 11. meminta siswa dari masing-masing kelompok untuk menjawab. 12. guru menyempurnakan jawaban siswa. 13..Memberikan post test 14. Melakukan refleksi. 15. Melakukan aktivitas rutin pada akhir tatap muka. Pengamat 1 Ya Tidak Pengamat 2 Ya Tidak

2.

Inti

3.

Akhir

(Sumber: Penelitian Lapangan, 2009)

72

Hasil data observasi pengamat 1 jumlah skor yang diperoleh adalah 28 sedangkan skor maksimal adalah 30. Pengamat 2 jumlah skor yang diperoleh adalah 28 sedangkan skor maksimal adalah 30. Berdasarkan hasil data observasi kedua pengamat pada tabel 4.3 jumlah skor keseluruhan adalah 56 dan skor maksimal adalah 60. Dengan demikian persentase nilai rata-rata adalah

56 x100 % 93,33 % , hal ini dapat diartikan berdasarkan hasil 60


observasi kedua pengamat keberhasilan kegiatan penelitian termasuk dalam kategori A. 2) Hasil Observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran Hasil observasi aktivitas siswa tetap dianalisis menggunakan analisis persentase dan kriteria keberhasilan tindakan yang sama dengan analisis dan kriteria keberhasilan untuk kegiatan peneliti. Observasi kedua pengamat terhadap aktivitas siswa dalam

pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:

73

Tabel 4.5 Hasil Analisis Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran


No 1. Tahap Awal Indikator 1. Menjawab aktivitas kegiatan rutin di awal tatap muka. 2. Memperhatikan motivasi yang diberikan oleh guru. 3. Memperhatikan materi yang akan dipelajari. 4. Memperhatikan kompetensi yang ingin dicapai. 5. Mengerjakan pre test 6. Memperhatikan aturan main pembelajaran kooperatif metode Student Teams Achievement Divisions 7. Membentuk kelompok 8. Siswa menerima topik diskusi. 9. Berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut dengan benar. 10. Menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas. 11. Memperhatikan tanggapan terhadap jawaban dari temannya. 12. Menyimpulkan materi yang diskusi yang telah dibahas. 13. Mengerjakan post test 14. Memperhatikan refleksi yang dilakukan oleh guru tentang apa yang telah dipelajari 15. Menjawab aktivitas rutin pada akhir tatap muka Pengamat 1 Ya Tidak Pengamat 2 Ya Tidak

2.

Inti

3.

Akhir

(Sumber: Penelitian Lapangan, 2009) Hasil data observasi pengamat 1 jumlah skor yang diperoleh adalah 22 sedangkan skor maksimal adalah 30. Pengamat 2 jumlah skor yang diperoleh adalah 22 sedangkan skor maksimal adalah 30. Berdasarkan hasil data observasi kedua pengamat pada tabel 4.5 jumlah skor keseluruhan adalah 44 dan skor maksimal adalah 60. Dengan demikian persentase nilai rata-rata adalah

44 x100 % 73,33 % 60

Hal ini dapat diartikan berdasarkan observasi kedua pengamat maka taraf keberhasilan siswa termasuk dalam kategori B. Pada

74

indikator 4 yaitu memperhatikan kompetensi yang ingin dicapai memang pada awalnya siswa kurang memperhatikan sehingga suasana kelas menjadi gaduh pada saat peneliti menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai tetapi setelah diberi teguran, mereka

memperhatikan kembali. Begitu pula pada indikator 9, 11, dan 14 siswa juga belum dapat melaksanakannya. Kekurangan yang terjadi pada siklus 1 akan dijadikan catatan bagi peneliti untuk mengadakan perbaikan pada siklus 2. 3) Hasil Catatan Lapangan Catatan lapangan dibuat untuk melengkapi data-data yang tidak terekam dalam lembar observasi aktivitas guru maupun siswa sehingga diharapkan tidak ada data penting yang terlewatkan dalam pelaksanaan tindakan siklus 1. Adapun hasil catatan lapangan yang diperoleh adalah sebagai berikut. a) Saat pre test banyak siswa yang saling contek. b) Pada waktu peneliti menjelaskan aturan main dalam pembelajaran kooperatif metode STAD, siswa mulai gaduh karena mereka kurang senang diatur dalam masalah berkelompok, hal ini disebabkan mereka lebih senang jika berkelompok dengan temanteman akrab mereka masing-masing. c) Ada beberapa siswa yang meminta izin ke kamar mandi namun tidak kembali sampai jam pembelajaran usai. d) Penerapan waktu dalam rencana pembelajaran ternyata tidak dapat dilaksanakan, sehingga pada akhir pembelajaran peneliti tidak

75

dapat memberikan refleksi pada siswa tentang materi yang telah dibahas. d. Tahap Refleksi Siklus 1 Setiap akhir siklus dilaksanakan refleksi tindakan yang didasarkan pada hasil observasi, dan catatan lapangan. Refleksi dilakukan untuk menentukan apakah tindakan pada siklus 1 berhasil atau belum. Berdasarkan analisis data pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap aktivitas peneliti dalam kategori sangat baik tetapi pengamatan terhadap aktivitas siswa menunjukkan taraf keberhasilan dalam kategori baik (73,33%). Jadi dapat dikatakan bahwa dalam tindakan siklus 1 siswa belum sepenuhnya memenuhi indikator yang harus dikuasai, sehingga pada tindakan siklus 2 diharapkan siswa lebih termotivasi agar indikator dalam aspek pembelajaran kooperatif dapat dikuasai. Pelaksanaan pre test maupun post test tindakan siklus 1 berjalan dengan lancar. Berdasarkan hasil belajar siklus 1, hasil post test didapat rata-rata nilai kelas adalah 68,25 hal ini meningkat dibandingkan dengan pre test yaitu 55,50. tetapi dalam hal ketuntasan belajar kelas X AP 1 belum memenuhi syarat yaitu masih 72,50% siswa yang mendapatkan nilai paling sedikit 70, dimana ketentuan ketuntasan belajar suatu kelas adalah 85% dari siswa mendapatkan nilai 70. Peneliti menyimpulkan dalam tindakan siklus 1 bahwa proses adaptasi dan sosialisasi sudah baik meskipun masih ada beberapa siswa yang masih enggan untuk mengemukakan pendapatnya, hal ini mungkin

76

disebabkan karena mereka masih belum biasa dengan pembelajaran kooperatif dengan metode STAD, di antara anggota kelompok terkadang masih ada yang menganggap remeh pendapat yang diutarakan oleh anggota kelompok lain, siswa masih malu bertanya jika mereka merasa tidak bisa, dan siswa kurang memperhatikan petunjuk dari peneliti. Dalam tindakan selanjutnya peneliti mencoba untuk lebih memotivasi siswa untuk mengutarakan pendapatnya secara lisan dan juga menekankan betapa pentingnya anggota kelompok untuk saling belajar, saling berbagi, saling memberi, dan saling menerima pendapat orang lain, karena keberhasilan kelompok tergantung pada keaktifan setiap anggota dalam kelompok tersebut.

3. Paparan Data Siklus 2 Dalam tindakan siklus 2 kegiatan yang dilakukan meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Dimana masing-masing kegiatan dijelaskan sebagai berikut a. Tahap Perencanaan Siklus 2 Pada tahap perencanaan tindakan ini, peneliti melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut: 1) Menyiapkan skenario pembelajaran dan bahan ajar terkait mata pelajaran komunikasi khususnya materi surat niaga (lampiran 3.b), 2) Menyiapkan materi terkait mata pelajaran komunikasi khususnya materi surat niaga (lampiran 4.b),

77

3) Menyiapkan soal post test siklus 2 terkait mata pelajaran komunikasi khususnya materi surat niaga pada siklus 2 untuk mengetahui data hasil belajar siswa (lampiran 5.b), 4) Menyiapkan topik diskusi terkait mata pelajaran komunikasi khususnya materi surat niaga (lampiran 6.b), 5) Menyiapkan lembar observasi mengenai ketepatan peneliti dalam menerapkan rencana pembelajaran pada silkus 2 (lampiran 7.b), 6) Menyiapkan lembar observasi mengenai aktivitas siswa pada siklus 2 (lampiran 8.b), 7) Menyiapkan lembar observasi catatan lapangan untuk memperoleh data mengenai proses pembelajaran yang dilakukan peneliti pada siklus 2 (lampiran 9.b), 8) Menyiapkan angket respons siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD (lampiran 10) 9) Menyiapkan kamera untuk dokumentasi (lampiran 11) 10) Melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran komunikasi yaitu Ibu RR. Retno, S.Pd dan seorang teman sejawat Muhammad Lutfar untuk menentukan tata cara dalam proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan observasi yang dilakukan oleh observer. b. Tahap Pelaksanaan Siklus 2 Pelaksanaan tindakan siklus 2 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10 Desember 2009 (07.00-08.30 WIB). Pokok bahasan dalam tindakan siklus 2 ini adalah surat niaga. Berdasarkan rencana

78

pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya pembelajaran dibagi menjadi 3 tahap yaitu tahap awal, tahap inti, dan tahap akhir. Pada tahap awal kegiatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu kegiatan rutin di awal tatap muka (memberi salam dan mempresensi siswa). Sebelum menjelaskan kompetensi dasar dan indikator pencapaian hasil belajar, peneliti mengingatkan kembali pokok bahasan yang telah dibahas sebelumnya yaitu pokok bahasan komunikasi tertulis (suratmenyurat) secara umum dikarenakan pada tindakan siklus 1 peneliti belum memberikan refleksi terhadap pokok bahasan yang telah dibahas, dan peneliti memberikan pertanyaan tentang pokok bahasan tersebut, disini banyak terlihat siswa-siswi sangat antusias menjawab. Kemudian dilanjutkan dengan mengingatkan kembali aturan main dalam

pembelajaran kooperatif metode STAD. Sebelum memulai pelajaran peneliti terlebih dahulu menjelaskan tentang kompetensi dasar dan indikator pencapaian hasil belajar dalam pokok bahasan surat niaga, peneliti juga memberikan contoh-contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan pokok bahasan surat niaga tersebut. Peneliti memberikan soal pre test berupa 2 buah soal essay yang harus di kerjakan peserta didik. Berbeda dari siklus 1, pada siklus 2 ini para siswa mulai mengerjakan soal secara individu dan tidak ada lagi kecurangan. Setelah dianalisis hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:

79

Tabel 4.6 Hasil Pre Test Siswa pada Siklus 2


Ketuntasan Kelompok Nama Siswa Achmad Sahroni Amalia Evawati Anggi Dwi Astutik Anis Zubaidah Aprilia Purwati Apriliana Ismi Azizah Aris Santoso Betty Puspitasari Dwi Nurkumalasari Elis Susanti Farisatul Hilmi Astutik Hilda Intan Posita Iin Sugesti Yantika Sari Iir Irawati Ika Agustin Jazusta Septri Andani Khoirul Anam Kun Bariah Kusnul Khotimah Lailatul Nur Miftakul J Mila Triana Dewi Nike Zuhrotun Ainun Nisa Nindis Amanda Nofita Puput Setyowati Novita Vatarani Nur Farida Nur Riski Arini Afifah Nurul Istiqomah Rini Agustina Rochmawati Sekar Wigati Siti Husniatur Rofi'ah Siti Junaidah Siti Yuliati Suhartini Ultamila Viona Ega Paramuditasari Wahyudi Winda Dwi Arum Sari Yuris Sugiono Rata-rata Kelas Jumlah Presentase Nilai Pre Test 70 70 60 80 50 70 60 70 70 50 60 50 60 70 60 70 60 60 60 50 80 60 80 50 50 70 50 70 80 60 60 70 60 70 50 70 60 60 60 70 63,25 Sudah 17 42,50% 23 57,50% Belum

(Sumber: Penelitian Lapangan, 2009)

80

Dari perolehan nilai pre test ini dihasilkan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 63,25. Diperoleh nilai terendah adalah 50 dan nilai tertinggi adalah 80. dari hasil tes ini diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar sebesar 42,50% (17 siswa) dan siswa yang belum tuntas belajar adalah 57,50% (23 siswa). Setelah selesai para siswa disuruh duduk berkelompok, berbeda dengan siklus sebelumnya dimana siswa dipersilahkan untuk menentukan sendiri anggota kelompoknya, maka pada siklus 2 ini siswa dibagi ke dalam kelompok secara heterogen, kemudian masing-masing kelompok diberi tugas untuk didiskusikan. Sementara diskusi sedang berlangsung peneliti berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain untuk memantau dan memberikan bimbingan bagi kelompok yang merasa kesulitan. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugasnya selanjutnya peneliti menunjuk perwakilan dari masing-masing kelompok untuk membacakan hasil dari diskusi kelompok masing-masing di depan kelas dan kelompok lain diminta memberi tanggapan atas hasil diskusi kelompok lain. Dalam diskusi kali ini siswa terlihat lebih antusias mengikuti jalannya diskusi, dan ada juga yang menanggapi dengan memberikan tambahan untuk kelompok tersebut. Setelah dirasa cukup siap peneliti membagikan soal post test untuk siklus 2, dalam mengerjakan soal tes tersebut siswa terlihat tertib dan tidak ada siswa yang melakukan kecurangan lagi, dan siswa membutuhkan waktu yang relatif lebih cepat untuk mengerjakan soal-

81

soal tersebut. Setelah dianalisis hasil post test pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Hasil Post Test Siswa pada Siklus 2


Ketuntasan Kelompok Nama Siswa Rochmawati Kusnul Khotimah Hilda Intan Posita Nurul Istiqomah Wahyudi Betty Puspitasari Nofita Puput Setyowati Nur Farida Anis Zubaidah Aris Santoso Farisatul Hilmi Astutik Jazusta Septri Andani Anggi Dwi Astutik Dwi Nurkumalasari Nike Zuhrotun Ainun Nisa Nindis Amanda Rini Agustina Siti Yuliati Yuris Sugiono Viona Ega Paramuditasari Novita Vatarani Amalia Evawati Mila Triana Dewi Winda Dwi Arum Sari Iir Irawati Ultamila Aprilia Purwati Apriliana Ismi Azizah Elis Susanti Iin Sugesti Yantika Sari Ika Agustin Khoirul Anam Lailatul Nur Miftakul J Nur Riski Arini Afifah Siti Husniatur Rofi'ah Siti Junaidah Suhartini Achmad Sahroni Sekar Wigati Kun Bariah Nilai Post Test 60 90 70 90 70 80 90 100 70 80 80 80 70 80 60 70 90 80 70 70 90 80 70 70 70 70 70 80 80 90 70 80 70 70 80 70 80 80 60 80 76,50 Sudah 37 92,50% 3 7,50% Belum

10 Rata-rata Kelas Jumlah Presentase

(Sumber: Penelitian Lapangan, 2009)

82

Dari perolehan nilai post test ini dihasilkan nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 76,50. diperoleh nilai terendah adalah 60 dan nilai tertinggi adalah 100. Dari hasil tes ini diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar sebesar 92,50% (37 siswa) dan siswa yang belum tuntas belajar adalah 7,50% (3 siswa). Jika dibandingkan dengan nilai rata-rata post test siswa pada tindakan siklus 1, maka nilai rata-rata post test tindakan siklus 2 ini mengalami peningkatan sebesar 8,25. Pada hari Jumat tanggal 11 Desember 2009, di saat jam kosong peneliti meminta siswa-siswi X AP 1 untuk mengisi angket siswa. Angket yang dibagikan kepada siswa terdiri dari 11 pertanyaan sejumlah 40 angket. c. Tahap Observasi Siklus 2 Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan observer yaitu Ibu RR. Retno, S.Pd dan M. Lutfar selama kegiatan pembelajaran berlangsung, terlihat siswa senang dengan pembelajaran dengan diskusi dalam kelompok. Dalam diskusi siklus 2 ini masing-masing anggota kelompok berani memberikan pendapat dan anggota-anggota lain tidak menganggap remeh pendapat dari anggota lain. Dalam pengerjaan soalsoal pre test dan post test siswa terlihat lebih tertib dan tidak ada lagi kecurangan-kecurangan seperti yang terlihat pada siklus 1. Hasil observasi kedua pengamat meliputi aktivitas peneliti dan aktivitas siswa dalam pembelajaran diuraikan sebagai berikut. 1) Hasil observasi terhadap aktivitas peneliti dalam pembelajaran

83

Analisis data hasil observasi menggunakan analisis persentase, adapun setiap munculnya deskriptor (penilaian ya) mendapatkan skor 1, sedangkan untuk penilaian tidak (tidak munculnya deskriptor) mendapat skor 0. Skor yang muncul terhadap masingmasing indikator dijumlahkan dan hasilnya disebut jumlah skor, kemudian dihitung nilai rata-rata dengan rumus sebagai berikut
Persentase nilai rata rata skor perolehan 100 % skor maksimal

Observasi kedua pengamat terhadap aktivitas peneliti dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Siklus 2


No 1. Tahap Awal Indikator 1. Melakukan aktivitas rutin di awal tatap muka (memberi salam dan mempresentasi siswa). 2. Memotivasi siswa. 3. Mengingatkan materi yang akan dipelajari. 4. Mengingatkan kompetensi yang ingin dicapai. 5. Memberikan Pre Test 6 Mengembangkan pengetahuan awal. 7. Menjelaskan aturan main pembelajaran kooperatif metode Student Teams Achievement Division 8. Membagi siswa menjadi 10 kelompok 9. Membagikan topik diskusi sebagai pengganti pertanyaan lisan kepada siswa. 10 .Meminta siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut. 11. meminta siswa dari masing-masing kelompok untuk menjawab. 12. guru menyempurnakan jawaban siswa. 13..Memberikan post test 14. Melakukan refleksi. 15. Melakukan aktivitas rutin pada akhir tatap muka. Pengamat 1 Ya Tidak Pengamat 2 Ya Tidak

2.

Inti

3.

Akhir

(Sumber: Penelitian Lapangan, 2009)

84

Hasil data observasi yang dilakukan oleh dua pengamat dapat dilihat pada tabel diatas. Dari tabel tersebut diketahui bahwa hasil observasi dari pengamat 1 jumlah skor yang diperoleh adalah 30 sedangkan skor maksimal adalah 30. Hasil observasi pengamat 2 jumlah skor yang diperoleh adalah 30 dan skor maksimal adalah 30. Berdasarkan hasil data observasi kedua pengamat pada tabel 4.4 maka jumlah skor yang diperoleh adalah 60 yang didapat dari penjumlahan total skor pengamat 1 dan pengamat 2. Dengan demikian persentase nilai rata-rata adalah
60 100 % 100 % , hal ini dapat diartikan 60

berdasarkan hasil observasi kedua pengamat maka taraf keberhasilan kegiatan peneliti pada siklus 2 termasuk dalam kategori A. 2) Hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran Hasil observasi aktivitas siswa tetap dianalisis menggunakan analisis persentase dan kriteria keberhasilan tindakan yang sama dengan analisis dan kriteria keberhasilan untuk kegiatan. Observasi kedua pengamat terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut:

85

Tabel 4.9 Hasil Analisis Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran


No 1. Tahap Awal Indikator 1. Menjawab aktivitas kegiatan rutin di awal tatap muka. 2. Memperhatikan motivasi yang diberikan oleh guru. 3. Memperhatikan materi yang akan dipelajari. 4. Memperhatikan kompetensi yang ingin dicapai. 5. Mengerjakan pre test 6. Memperhatikan aturan main pembelajaran kooperatif metode Student Teams Achievement Divisions 7. Membentuk kelompok 8. Siswa menerima topik diskusi. 9. Berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut dengan benar. 10. Menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas. 11. Memperhatikan tanggapan terhadap jawaban dari temannya. 12. Menyimpulkan materi yang diskusi yang telah dibahas. 13. Mengerjakan post test 14. Memperhatikan refleksi yang dilakukan oleh guru tentang apa yang telah dipelajari 15. Menjawab aktivitas rutin pada akhir tatap muka Pengamat 1 Ya Tidak Pengamat 2 Ya Tidak

2.

Inti

3.

Akhir

(Sumber: Penelitian Lapangan, 2009)

Hasil data observasi pengamat 1 jumlah skor yang diperoleh adalah 30 dan skor maksimal adalah 30. Sedangkan untuk pengamat 2 jumlah skor yang diperoleh adalah 30 sedangkan skor maksimal adalah 30. Berdasarkan hasil data observasi kedua pengamat pada tabel 4.5 jumlah skor yang diperoleh adalah 60, maka persentase nilai rata-rata adalah

60 100% 100% hal ini dapat diartikan bahwa 60

berdasarkan hasil observasi kedua pengamat maka taraf keberhasilan kegiatan siswa termasuk dalam kategori A. Berbeda dengan siklus 1

86

yang

hanya memperoleh persentase dengan nilai rata-rata 73,3%

dengan kategori B. 3) Hasil Catatan Lapangan Catatan lapangan dibuat untuk melengkapi data-data yang tidak direkam dalam lembar observasi baik pada lembar observasi peneliti sehingga diharapkan tidak ada data penting yang terlewatkan dalam pelaksanaan pembelajaran pada sikus 2. Hasil catatan lapangan yang diperoleh adalah sebagai berikut : a) Dalam pelaksanaan diskusi ada beberapa siswa yang sebelumnya malu mengemukakan pendapat kini sudah berani mengemukakan pendapatnya. b) Pengerjaan pre test dan post test lebih cepat dan tidak ada kecurangan jika dibandingkan dengan siklus sebelumnya. c) Siswa dapat membangun kerja sama yang baik antar anggota kelompok. d) Siswa mulai dapat menghargai pendapat kelompok lain. d. Tahap Refleksi Siklus 2 Refleksi dilakukan untuk menentukan apakah tindakan pada siklus 2 sudah berhasil apa belum. Berdasarkan analisis data pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap aktivitas peneliti dalam ketepatan menerapkan rencana pembelajaran menunjukkan taraf keberhasilan dalam kategori A dan aktivitas siswa dalam pembelajaran juga menunjukkan taraf keberhasilan dalam kategori A. Pada siklus 2 siswa yang sebelumnya malu mengemukakan pendapat pada siklus 1 sudah

87

berani mengemukakan pendapatnya. Dalam pelaksanaan post test siklus 2 sudah tidak ditemukan lagi siswa yang melakukan kecurangan seperti yang terjadi pada siklus 1, mereka mengerjakan soal post test dengan sungguh-sungguh. Berdasarkan hasil post test diketahui umumnya siswa menjawab dengan benar. Dan hasil tes akhir siklus 2 diperoleh bahwa nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan yaitu sebesar 76,50 jika dibandingkan dengan post test siklus 1 yaitu sebesar 68,25. Dalam tindakan siklus 2 peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa keaktifan siswa sangat baik dibandingkan dengan siklus 1, banyak siswa yang berani bertanya apabila ada materi yang kurang dimengerti, siswa yang dulu tidak berani berkomunikasi di depan kelas kini mereka sudah berani. Dapat dikatakan penerapan pembelajaran kooperatif metode STAD ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. e. Respons Siswa terhadap Model Pembelajaran Metode STAD Peneliti menyebar angket kepada 40 siswa pada saat jam pelajaran yang kosong. Penyebaran angket respons siswa ini dilakukan untuk mengetahui respons siswa sebagai subyek penelitian terhadap

pembelajaran kooperatif metode STAD. Hasil respons siswa terhadap pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini:

88

Tabel 4.10 Hasil Angket Respons Siswa Terhadap pembelajaran STAD


No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Sifat Pertanyaan Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif Positif SS 12 21 11 11 8 20 15 7 14 11 17 S 28 19 29 29 31 20 25 31 26 29 21 TS 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 2 STS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Jumlah 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40

(Sumber: Penelitian Lapangan, 2009) Keterangan : SS S TS = Sangat Setuju diberi skor 4 = Setuju diberi skor 3 = Tidak Setuju diberi skor 2

STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1 Dimana respons tersebut dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Skor rata rata

4 SS 3 S 2 TS 1 STS n

Skor total masing-masing pernyataan dibagi banyaknya siswa yang mengisi angket dan hasilnya disebut skor rata-rata. Untuk menentukan respons siswa digunakan kriteria sebagai berikut. Kriteria Respons : 3 skor rata-rata < 4 = sangat positif 2 skor rata-rata < 3 = positif 1 skor rata-rata < 2 = negatif 0 skor rata-rata < 1 = sangat negatif

Untuk lebih jelasnya hasil dari kriteria respons siswa dapat dilihat pada tabel 4.11 sebagai berikut:

89

Tabel 4.11 Kriteria Respons Siswa


No Pernyataan 1 Respons siswa Kriteria Respons Sangat positif

Skor rata rata

4 (12) 3 ( 28) 2 (0) 1 (0) 40

3,30
2

Skor rata rata

4 ( 21) 3 (19) 2 (0) 1 (0) 40

Sangat positif

3,5
3
Skor rata rata 4 (9) 3 ( 29) 2 (0) 1 (0) 40 3,24

Sangat positif

Skor rata rata

4 (11) 3 ( 29) 2 (0) 1 (0) 40

Sangat positif

3, 27

Skor rata rata

4 (8) 3 (31) 2 (1) 1 (0) 40

Sangat positif

3,17

Skor rata rata

4 ( 20) 3 ( 20) 2 (0) 1 (0) 40

Sangat positif

3,50

Skor rata rata

4 (15) 3 ( 25) 2 (0) 1 (0) 40

Sangat positif

3,37

Skor rata rata

4 (7) 3 (31) 2 ( 2) 1 (0) 40

Sangat positif

3,12

Skor rata rata

4 (14) 3 ( 26) 2 (0) 1 (0) 40

Sangat positif

3,35

10

Skor rata rata

4 (11) 3 ( 29) 2 (0) 1 (0) 40

Sangat positif

3,27

11

Skor rata rata

4 (17) 3 ( 21) 2 ( 2) 1 (0) 40

Sangat positif

3,37

(Sumber: Penelitian Lapangan, 2009)

90

Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh hasil respons siswa terhadap pelaksanaan tindakan pembelajaran kooperatif metode STAD,

berdasarkan kriteria respons siswa pada tabel 4.11 di atas maka dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1. Respons siswa sangat positif artinya siswa senang dalam pembelajaran ini karena dapat meningkatkan rasa saling percaya sesama teman. 2. Menurut kriteria, respons siswa sangat positif artinya siswa mau menerima ide dan pendapat dari orang lain 3. Respons siswa sangat positif artinya dengan pembelajaran ini siswa dapat mengemukakan pendapat dengan baik. 4. Respons siswa sangat positif artinya siswa senang dengan pembelajaran ini karena akan melatih siswa untuk berbagi pengetahuan dengan teman yang lain. 5. Respons siswa sangat positif artinya siswa senang dengan pembelajaran ini karena setiap anggota dalam kelompok harus dapat menguasai materi yang didiskusikan 6. Respons siswa sangat positif artinya siswa senang bekerja sama dalam kelompok karena akan memupuk rasa saling membutuhkan. 7. Respons siswa sangat positif artinya siswa senang dengan pembelajaran ini karena membuat siswa saling menghargai dan berinteraksi satu dengan yang lainnya. 8. Respons siswa sangat positif artinya siswa senang dengan pembelajaran ini karena dapat melatih kepemimpinan.

91

9. Respons siswa sangat positif artinya dengan pembelajaran ini siswa lebih mudah memahami materi. 10. Respons siswa sangat positif artinya dengan pembelajaran ini siswa harus aktif sehingga bagi mereka pembelajaran ini tidak

membosankan. 11. Menurut kriteria, respons siswa sangat positif artinya bahwa penghargaan yang diberikan peneliti kepada siswa yang berprestasi semakin memacu siswa untuk lebih giat belajar.

C. Temuan Penelitian Adapun temuan penelitian yang diperoleh dari penerapan pembelajaran kooperatif metode STAD adalah sebagai berikut: 1. Temuan Siklus 1 a. Pembelajaran kooperatif metode STAD baru pertama kali diterapkan di SMK Negeri 1 Tanggul khususnya pada kelas X AP 1, sehingga siswa belum bisa beradaptasi dengan penerapan pembelajaran tersebut karena semula siswa terbiasa dengan pembelajaran secara individual sedangkan dalam penerapan pembelajaran ini siswa dituntut untuk bekerja sama secara kelompok. b. Dalam siklus 1 siswa belum begitu antusias, mereka masih ragu-ragu untuk berargumentasi, dan banyak siswa yang memberikan pendapat dengan terbata-bata. c. Waktu yang dibutuhkan tidak sesuai dengan rencana pembelajaran sehingga peneliti tidak sempat menyampaikan refleksi.

92

d. Dalam diskusi kelompok masih banyak siswa yang pasif dan ada yang mendominasi sehingga dapat dikatakan pembelajaran menjadi kurang efektif. 2. Temuan Siklus 2 a. Siswa kelas X AP 1 mulai aktif dalam diskusi dan memberikan pendapat. b. Dalam kelompok belajar mereka terlihat saling membagi pengetahuan, saling belajar, bertukar pendapat, dan tidak terlihat lagi siswa yang mendominasi maupun siswa yang pasif dalam diskusi. c. Rasa percaya diri siswa sudah lebih baik dari pada siklus 1, hal ini terlihat dari keberanian mereka untuk menjawab pertanyaan dari peneliti maupun menanggapi hasil diskusi kelompok lain. d. Siswa kelas X AP 1 memberikan respons yang positif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif metode STAD berdasarkan tabel 4.11 tentang respons siswa terhadap model pembelajaran kooperatif metode STAD.

BAB V PEMBAHASAN

A. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD pada Mata Pelajaran Komunikasi Siswa Kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul Kab. Jember Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif metode STAD, dimana pada pembelajaran ini siswa dituntut untuk berpikir aktif dan kreatif dalam memecahkan suatu masalah. Pada pembelajaran kooperatif metode STAD siswa dikelompokkan secara heterogen menurut prestasinya menjadi beberapa kelompok, dimana dalam satu kelompok hanya terdiri dari 4 orang siswa, dengan tujuan agar semua siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga timbul interaksi antar sesama siswa yang saling memberikan motivasi untuk meraih hasil belajar yang optimal. Penerapan pembelajaran kooperatif metode STAD dalam mata pelajaran komunikasi di SMK Negeri 1 Tanggul sesuai dengan tata cara penerapan pembelajarannya dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1. Pembahasan Materi pada Mata Pelajaran Komunikasi Pembahasan materi mata pelajaran komunikasi dilakukan setelah tahap awal pelaksanaan pembelajaran diselesaikan. Pembahasan materi bertujuan agar siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul Kab. Jember mempunyai gambaran yang jelas tentang materi yang akan didiskusikan, hal

93

94

ini sesuai dengan pernyataan Robert Salvin (dalam Noornia, 1997) yang mengungkapkan bahwa Penyajian kelas merupakan penyajian materi yang dilakukan guru secara klasikal dengan menggunakan presentasi verbal atau teks. Penyajian difokuskan pada konsep-konsep dari materi yang dibahas. Setelah penyajian materi, siswa bekerja pada kelompok untuk menuntaskan materi pelajaran melalui tutorial, kuis atau diskusi. Sehingga mereka dapat berdiskusi dengan acuan yang telah dijelaskan oleh peneliti sebelumnya. 2. Pembentukan Kelompok Pembentukan kelompok siswa kelas X AP 1 dalam pembelajaran ini diusahakan seheterogen mungkin baik didasarkan pada jenis kelamin, nilai atau prestasi yang ditunjukkan pada mata pelajaran komunikasi, hal ini sesuai dengan pernyataan Ibrahim (2000) yang mengungkapkan bahwa Siswa dalam pembelajaran kooperatif metode STAD dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Kelompok kecil ini mempunyai anggota 4-5 siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, rendah, terdiri dari laki-laki dan perempuan, dan apabila memungkinkan berasal dari suku, agama dan etnis yang berbeda. Dalam pembentukan kelompok di kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul ini peneliti membagi kelas menjadi 10 kelompok dengan anggota masing-masing kelompok berjumlah 4 orang siswa. 3. Pembagian Lembar Kerja Siswa (Topik Diskusi) Sesuai dengan pernyataan Maidiyah (1998) yang mengungkapkan bahwa Materi pembelajaran kooperatif metode STAD dirancang

sedemikian rupa untuk pembelajaran secara kelompok. Sebelum menyajikan

95

materi pembelajaran, dibuat lembar kegiatan (lembar diskusi) yang akan dipelajari kelompok kooperatif dan lembar jawaban dari lembar kegiatan tersebut. Pembagian Lembar Kerja Siswa atau topik diskusi mata pelajaran komunikasi ini dilakukan setelah peneliti menjelaskan kompetensi yang akan dipelajari dan menerangkan materi secara garis besar, serta siswa kelas X AP 1 sudah duduk berkelompok sesuai dengan pembagian kelompok yang telah ditentukan oleh peneliti. 4. Diskusi Kelompok Dalam pengerjaan topik diskusi mata pelajaran komunikasi yang telah diberikan peneliti, siswa kelas X AP 1 harus mengerjakan dengan diskusi kelompok. Mereka harus saling berbagi pengetahuan dan pengalaman antar anggota kelompoknya, berbagi dan menyimpulkan informasi serta saling membantu untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan peran peneliti hanya sebagai fasilitator dimana peneliti akan membantu siswa jika mereka benarbenar membutuhkan bantuan. rekan sejawat yaitu M. Lutfar dan guru mata pelajaran komunikasi yaitu Ibu RR. Retno, S.Pd yang dalam kegiatan ini bertindak sebagai observer, berkeliling mengawasi jalannya diskusi. 5. Pembahasan Hasil Diskusi Pembahasan hasil diskusi ini, peneliti menunjuk perwakilan dari tiap kelompok untuk membacakan hasil dari diskusi kelompok mereka dan kelompok lain mendengarkan, memberikan tanggapan, maupun memberikan sanggahan. Di akhir diskusi peneliti juga menunjuk salah satu siswa untuk memberikan kesimpulan dari pokok bahasan yang telah dibahas saat itu,

96

kemudian peneliti mengakhiri pembelajaran dengan penarikan kesimpulan bersama yang dilakukan dalam kedua siklus tersebut. 6. Tes Sebelum dan setelah siswa bekerja dalam kelompok perlu diadakan kuis untuk kemudian hasil dari kuis itu diberi skor sebagai acuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa Maidiyah (1998). Berdasarkan pernyataan tersebut maka, Tes untuk siswa kelas X AP 1 ini dibagi menjadi dua yaitu pre test pada awal pembelajaran, hal ini ditujukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum dilakukan pelaksanaan tindakan pembelajaran dan untuk membandingkan kemampuan siswa sebelum dan sesudah pemberian tindakan, dan post test pada akhir pembelajaran, dalam mengerjakan tes ini diwajibkan untuk mengerjakan secara individual. Jenis dan item pertanyaan untuk masing-masing tes tersebut adalah sama.

B. Hasil Belajar Siswa Kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember pada Mata Pelajaran Komunikasi Penerapan pembelajaran konvensional yang masih bersifat berpusat pada guru (teacher centered), menyebabkan suasana belajar yang kurang menarik dan komunikatif. Hal ini dapat menghambat usaha siswa, khususnya siswa kelas X jurusan Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Tanggul dalam mengoptimalkan hasil belajar pada mata pelajaran Komunikasi, padahal perlu diketahui mata pelajaran Komunikasi memiliki kontribusi yang besar dalam pencapaian kompetensi yang harus dimiliki para siswa jurusan Administrasi

97

Perkantoran. Jika penerapan model pembelajaran untuk mata pelajaran Komunikasi hanya menggunakan model ceramah sebagai model utama, maka proses belajar akan terasa membosankan bagi siswa karena terasa monoton. Kondisi akan sangat mempengaruhi hasil belajar, minat belajar dan daya tarik siswa dalam mengikuti pelajaran serta berkaitan pula dengan masa depan siswa. Model ceramah sebagai model utama bukan berarti tidak cocok untuk digunakan tetapi penggunaan model tersebut yang mendominasi menyebabkan siswa merasa bosan, jenuh dan menurunnya motivasi belajar. Menurut Dimyati (1999:3) hasil belajar diperoleh dari suatu interaksi tindak lanjut dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Dalam pembelajaran guru berperan membuat desain instruksional, menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, mengajar atau membelajarkan, mengevaluasi hasil belajar mengajar yang berupa dampak pengajaran, sedangkan peran siswa adalah bertindak belajar, yaitu mengalami proses belajar, mencapai hasil belajar dan menggunakan hasil belajar sebagai acuannya. Masih sering digunakannya model ceramah atau konvensional yang hampir pada semua mata pelajaran atau mata pelajaran termasuk mata pelajaran produktif seperti komunikasi di SMK Negeri 1 Tanggul Kab. Jember, membuat hasil belajar siswa khususnya kelas X AP 1 tidak tercapai dengan efisien dan optimal, hal tersebut terlihat dari nilai ulangan harian yang diperoleh Siswa Kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran 1 (AP 1) di SMK

98

Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember masih kurang memuaskan, karena pada ulangan harian ke-1 50% siswa mendapatkan nilai di bawah nilai minimal, sedangkan pada ulangan harian ke-2 hampir 65% siswanya mendapatkan nilai di atas minimal yang telah ditentukan, untuk mata pelajaran Komunikasi nilai minimalnya adalah 70, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 2. Padahal tidak semua materi komunikasi harus diajarkan dengan model ceramah atau konvensional. Kenyataan pengajaran komunikasi yang seperti ini menunjukkan bahwa pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi pokok sangatlah penting. Oleh karena itu diperlukan penerapan model pembelajaran yang lebih kooperatif seperti metode STAD pada mata pelajaran Komunikasi, sehingga akan tercipta suasana belajar siswa aktif yang saling komunikatif, saling mendengar, saling berbagi, saling memberi dan menerima, yang mana keadaan tersebut selain dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi juga meningkatkan interaksi sosial siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan tercapainya tujuan belajar siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul khususnya pada mata pelajaran Komunikasi.

C. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember pada Mata Pelajaran Komunikasi Hasil belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif metode STAD telah menunjukkan suatu perbedaan dari hasil perolehan pre test atau kemampuan awalnya dan hasil post test atau kemampuan akhirnya,

99

dimana pada hasil perolehan nilai post test siswa lebih tinggi dari pada perolehan nilai pre test nya. Dari penerapan tindakan siklus 1 diketahui bahwa hasil pre test menunjukkan nilai rata-rata siswa sebesar 55,50. diperoleh nilai terendah adalah 30 dan nilai tertinggi adalah 80. Jika dibandingkan dengan kriteria ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh pihak SMK Negeri 1 Tanggul yaitu siswa dianggap tuntas belajar jika nilai pada program produktif ini sekurangkurangnya adalah 70 dan kelas dianggap tuntas dalam belajar jika 85% dari jumlah siswa mendapat nilai sekurang-kurangnya 70, maka dari hasil tes ini diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar sebesar 22,50% (9 siswa) dan siswa yang belum tuntas belajar sebesar 77,50% (31 siswa). Dari perolehan skor post test ini dihasilkan nilai rata-rata hasil tes siswa adalah 68,25. Nilai terendah yang diperoleh adalah 50 dan nilai tertinggi adalah 90. dari hasil tes ini diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar sebesar 72,50% (29 siswa) dan siswa yang belum tuntas belajar sebesar 27,50% (11 siswa). Dengan keaktifan siswa pada tindakan siklus 1 ini masih dalam kategori baik dengan persentase rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran sebesar 73,33%. Sedangkan hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam hal ini peneliti dalam menerapkan pembelajaran kooperatif metode STAD pada tindakan siklus 1 ini dengan persentase 93,33%, hal ini dapat diartikan bahwa berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti taraf keberhasilan termasuk kategori sangat baik.

100

Dalam tindakan siklus 2 diketahui bahwa hasil pre test menunjukkan nilai rata-rata siswa sebesar 63,25. diperoleh nilai terendah adalah 50 dan nilai tertinggi adalah 80. Dari hasil tes ini diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar sebesar 42,50% (17 siswa) dan siswa yang belum tuntas belajar sebesar 57,50% (23 siswa). Dari perolehan skor post test ini dihasilkan nilai rata-rata hasil tes siswa adalah 76,50. Nilai terendah yang diperoleh adalah 60 dan nilai tertinggi adalah 100. dari hasil tes ini diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar sebesar 92,50% (37 siswa) dan siswa yang belum tuntas belajar sebesar 7,50% (3 siswa). Dengan keaktifan siswa pada tindakan siklus 2 masuk dalam kategori sangat baik dengan persentase rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran sebesar 100%. Demikian pula hasil observasi terhadap aktivitas peneliti dalam menerapkan pembelajaran kooperatif metode STAD pada tindakan siklus 2 ini dengan persentase 100%, hal ini dapat diartikan bahwa berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti taraf keberhasilan termasuk kategori sangat baik. Sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan hal ini menunjukkan bahwa kegiatan peneliti dalam mengelola pembelajaran pada mata pelajaran komunikasi dengan pembelajaran kooperatif metode STAD sudah sangat baik. Jika dibandingkan dengan nilai rata-rata post test siswa pada tindakan siklus 1, maka nilai rata-rata post test tindakan siklus 2 ini mengalami peningkatan sebesar 8,25%. Dengan kenaikan persentase keaktifan siswa sebesar 26,7%.

101

Dari hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan secara kooperatif dengan metode STAD memiliki perbedaan hasil pre test dan post testnya, dan hasil tersebut menunjukkan bahwa dengan penerapan pembelajaran kooperatif metode STAD ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilaksankan oleh Istikomah (2006) yang berjudul Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I SMK Muhammadiyah 1 Semarang pada mata pelajaran akuntansi dengan kompetensi mengelola administrasi dana kas bank dan kas kecil. Hasil penelitiannya menunjukkan peningkatan dari siklus 1 sebesar 13,16%, siklus 2 sebesar 19,48% dan siklus 3 sebanyak 26,56%. Siswa juga terlibat secara aktif selama pembelajaran berlangsung. Peningkatan keaktifan siswa pada siklus 1 sebesar 81,79%, siklus 2 sebesar 93,44% dan siklus 3 sebesar 97,81%. Bahkan indikator ketercapaian hasil belajar siswa melebihi dari yang ditetapkan yaitu 90% dari keseluruhan siswa dengan mendapat nilai minimal 70.

D. Respons Siswa Kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember terhadap Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD pada Mata Pelajaran Komunikasi Berdasarkan penelitian yang bersumber dari pembagian angket tentang respons siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD diperoleh data berupa angka-angka

102

yang menunjukkan betapa positifnya tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD tersebut. Dari masing-masing item soal yang berjumlah 11 pertanyaan menyebutkan bahwa seluruh siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul yang menunjukkan respons dengan kriteria yang sangat positif, hal itu terlihat dari nilai rata-rata dari tiap pertanyaan adalah tidak kurang dari 3. Dimana dengan skala nilai 1 sampai 4, nilai yang menunjukkan angka antara 3 dan 4 dikatakan memiliki kriteria sangat positif. Hal tersebut terlihat dari rata-rata siswa senang dengan pembelajaran menggunakan model STAD karena dapat meningkatkan rasa saling percaya antar teman dan bisa melatih mereka untuk berbagi pengetahuan dengan teman serta dapat memupuk rasa saling percaya dan membutuhkan, siswa menjadi lebih bisa menerima ide dan pendapat dari orang lain, selain itu hampir seluruh siswa dapat mengemukakan pendapat mereka dengan baik, serta dapat melatih siswa dalam hal kepemimpinan. Penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD ini juga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi yang diajarkan oleh peneliti, dan melatih siswa untuk aktif untuk meraih prestasi dan memperoleh penghargaan, begitu juga dengan penghargaan yang diberikan peneliti bagi siswa yang berprestasi dapat memicu mereka untuk berlomba-lomba dalam memperoleh nilai tertinggi sehingga dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif metode STAD ini semua siswa merasa sangat senang dan tidak membosankan.

103

Dari hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan secara kooperatif dengan metode STAD mendapatkan respons yang sangat positif dari seluruh siswa kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul khususnya pada mata pelajaran produktif seperti komunikasi. Sebagaimana pendapat dari M. Setyarini (2004), dalam penelitiannya yang berjudul Pembelajaran Konstruktivisme Melalui Metode Cooperatif Learnig tipe STAD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA SMAN 5 Bandar Lampung. Mengungkapkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa, keaktifan siswa dan kinerja guru, serta Respons yang positif dari siswa dan guru terhadap model pembelajaran kooperatif metode STAD karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa: 1. SMK Negeri 1 Tanggul selama ini masih belum menggunakan model kooperatif metode STAD, oleh karena itu peneliti mencoba melakukan perubahan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif metode STAD untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas X AP 1 di SMK Negeri 1 Tanggul jika dibandingkan dengan menggunakan model tradisional yang selama ini diterapkan oleh guru mata pelajaran komunikasi di kelas tersebut. 2. Hasil belajar siswa khususnya kelas X AP 1 SMK Negeri 1 Tanggul selama ini masih belum mencapai ketuntasan belajar dengan efektif dan efisien, salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah penggunaan model pembelajaran kang kurang beragam atau masih konvensional. 3. Hasil belajar siswa kelas X AP 1 di SMK Negeri 1 Tanggul sebelum diterapkannya model kooperatif metode STAD adalah kurang atau belum maksimal dalam mencapai ketuntasan belajar. Akan tetapi hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran kooperatif metode STAD mengalami peningkatan, dimana diketahui pada tindakan siklus 1 nilai post test siswa meningkat dibanding nilai pre test mereka. Namun kelas belum memenuhi

104

105

syarat ketuntasan belajar karena yang tuntas belajar masih dibawah batas minimum persentase ketuntasan belajar kelas. Pada tindakan siklus 2 nilai post test siswa meningkat dibandingkan nilai pre test mereka. Diketahui bahwa dalam tindakan siklus 2 ini kelas telah memenuhi taraf ketuntasan belajar dimana persentase siswa yang tuntas belajar diatas batas minimum persentase ketuntasan belajar kelas yaitu 85%. 4. Respons siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD sangat positif, siswa menganggap penerapan model tersebut sangat bermanfaat bagi siswa karena metode tersebut telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar meraka, sehingga bagi guru mata pelajaran dan guru mata pelajaran lainnya dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif metode STAD ini pada pokok bahasan lain yang memenuhi karakteristik pembelajaran yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Selain itu sesuai dengan hasil angket respons siswa mengenai penerapan STAD menunjukkan hasil yang sangat baik, yaitu dapat menumbuhkan rasa kerja sama dan saling percaya antar siswa dalam bekerja kelompok, serta dapat menumbuhkan jiwa kepemimpinan dan aktif dalam berpendapat atau menanggapi materi pelajaran yang di ajarkan oleh guru.

106

B. Saran Berdasarkan uraian kesimpulan di atas, saran yang dapat diberikan adalah: 1. Bagi Kepala SMK Negeri 1 Tanggul Sekolah diharapkan memberi pengetahuan mengenai berbagai model atau cara mengajar yang lebih beragam kepada guru mata pelajaran, agar guru mampu menerapkan kepada siswa dengan cara yang lebih menarik. 2. Bagi Guru SMK Negeri 1 Tanggul Guru hendaknya lebih meningkatkan motivasi siswa untuk berpikir lebih aktif dalam memecahkan suatu masalah, saling bekerja sama antar siswa dan memberikan bimbingan pada siswa untuk memecahkan suatu masalah. Selain itu diharapkan untuk mempergunakan model pembelajaran yang lebih bervariasi misalnya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. 3. Bagi Diknas Diknas hendaknya dapat memberikan sosialisasi mengenai metode-metode pembelajaran kooperatif terhadap guru atau sekolah melalui pelatihan atau seminar dengan harapan dapat meningkatkan pengetahuan para pengajar tentang model pembelajaran yang lebih menarik tersebut. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Penulis mengharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan bagi penelitipeneliti selanjutnya dalam penulisan karya ilmiahnya, selain itu dalam menerapkan model kooperatif metode STAD ini dapat menggunakan lebih dari satu topik diskusi untuk tiap-tiap kelompok agar lebih menarik dan

107

hasil belajar dapat tercapai dengan lebih efektif, efisien dan sempurna. Serta memosisikan observer secara terpisah agar data yang diperoleh lebih baik.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. Dimyati. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Ekowati, P. 2006. Keefektifan Penerapan Metode Pembelajaran STAD Pada Mata Pelajaran Ekonomi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X di SMAN I Srengat Blitar Pada Pokok Bahasan Permasalahan Ekonomi. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Handayanto, S.K. 2000. Strategi Pembelajaran Fisika. Malang: FPMIPA Universitas Negeri Malang. Hidayah, Nurul. 2005. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model STAD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Biologi Konsep Ekologi Semester II Siswa Kelas 1-5 SMU Negeri 8 Malang Tahun Ajaran 2003/2004. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang. Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Lie, A. 2002. Cooperative Learning (Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas). Jakarta: Penerbit PT Gramedia Sarana Indonesia. Maidiyah, E. 1998. Pembelajaran Kooperatif Pada Topik Pecahan di SD (Dalam Upaya-Upaya Meningkatkan Peran Pendidikan Matematika dalam Menghadapi Era Globalisasi: Perspektif Pembelajaran Alternatif Kompetitif) Laporan Seminar Nasional Pendidikan Matematika 4 April 1998. Malang: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang. Mappa, Syamsu. 1994. Teori Belajar Orang Dewasa. Jakarta: Dirjen Dikti. Moleong, I. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Noornia, A. 1997. Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Metode STAD pada Pengajaran Persen di Kelas VI SD Maarif 02 Singosari. Tesis Tidak Diterbitkan. Malang: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang. Nur, M. 1995. Pembelajaran Kooperatif. Jurnal Ilmu Pendidikan IKIP Surabaya. Surabaya: IKIP Surabaya. 108

Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBL. Malang: UM Press. Sawali, Drs., 2009. dalam Penelitian Tindakan Kelas: http://google.com/search.php: PTK siklus/filetype:pdf. pdf.

Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press. Sulistyowati, E. 2006. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model STAD Untuk Meningkatkan Prestasi dan Aktivitas Belajar Ekonomi Siswa Kelas I SMP Laboratorium Universitas Negeri Malang. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta. Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Supriadi, Edi. 1995. Pengembangan Pembelajaran Pemrograman Komputer dengan Metode Kooperatif. Cakrawala Pendidikan. XIV (1): 53-63. Universitas Negeri Malang . 2003. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian. Edisi Keempat. Malang: Biro Administrasi Perencanaan, dan Sistem Informasi bekerja sama dengan Penerbit Universitas Negeri Malang. Winkel, WS. 1997. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.

109

LAMPIRAN-LAMPIRAN

110

Lampiran 1

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

SILABUS
NAMA SEKOLAH MATA PELAJARAN KELAS/SEMESTER STANDAR KOMPETENSI DURASI PEMELAJARAN : : : : : SMK NEGERI 1 TANGGUL KOMUNIKASI X/1 Melakukan Komunikasi Tertulis (surat-menyurat) 30 X 45 menit

ALOKASI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR MATERI PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN WAKTU TM
1. Menerapkan Komunikasi tertulis (surat-menyurat) Memahami dasar-dasar komunikasi Memahami dasar-dasar surat-menyurat Memahami macammacam surat pribadi Memahami macammacam surat niaga Dasar komunikasi Dasar surat-menturat Surat Pribadi Surat Niaga Menjelaskan dasar-dasar komunikasi Menjelaskan bagian-bagian surat Menjelaskan bentuk-bentuk surat Mengetahui macam-macam surat pribadi Membuat macam-macam surat pribadi Mengetahui macam-macam surat niaga Membuat macam-macam surat niaga Tes tertulis Tes lisan Demonstrasi Internet Pengamatan 25

SUMBER BELAJAR PI
8 Modul Buku referensi

PS
6

PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN 111

SILABUS PRODUKTIF

Lampiran 2

Hasil Belajar Siswa X AP 1 untuk Mata Pelajaran Komunikasi


No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Nama Achmad Sahroni Amalia Evawati Anggi Dwi Astutik Anis Zubaidah Aprilia Purwati Apriliana Ismi Azizah Aris Santoso Betty Puspitasari Dwi Nurkumalasari Elis Susanti Farisatul Hilmi Astutik Hilda Intan Posita Iin Sugesti Yantika Sari Iir Irawati Ika Agustin Jazusta Septri Andani Khoirul Anam Kun Bariah Kusnul Khotimah Lailatul Nur Miftakul J Mila Triana Dewi Nike Zuhrotun Ainun Nisa Nindis Amanda Nofita Puput Setyowati Novita Vatarani Nur Farida Nur Riski Arini Afifah Nurul Istiqomah Rini Agustina Rochmawati Sekar Wigati Siti Husniatur Rofi'ah Siti Junaidah Siti Yuliati Suhartini Ultamila Viona Ega Paramuditasari Wahyudi Winda Dwi Arum Sari Yuris Sugiono Jumlah Rata-rata L/P L P P P P P L P P P P P P P P P L P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P L P L UH1 55 50 65 65 55 65 75 55 75 75 55 70 55 70 70 65 70 75 70 65 80 75 70 60 55 65 75 75 55 75 75 75 60 75 75 65 75 75 65 55 2680 67 Nilai UH2 75 65 70 80 70 75 75 80 65 75 65 70 80 70 75 55 70 75 85 70 60 80 85 70 75 85 75 65 65 60 75 65 55 55 70 60 55 70 55 60 2785 70

112

Lampiran 3.a RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Topik/Kegiatan Kompetensi Dasar Waktu : SMK Negeri 1 Tanggul : Komunikasi : X/I : Melakukan Komunikasi Tertulis (surat-menyurat) : Menerapkan Komunikasi Tertulis (surat-menyurat) : 3 x 40 menit

A. KOMPETENSI DASAR Menerapkan Komunikasi tertulis (surat-menyurat). B. INDIKATOR Menjelaskan macam-macam surat pribadi C. TUJUAN Membantu siswa agar dapat : 1. Menjelaskan macam-macam surat pribadi 2. Membuat macam-macam surat pribadi D. MATERI PEMBELAJARAN Surat Pribadi Ialah surat yang dibuat oleh seseorang yang isinya menyangkut kepentingan pribadi. Macam surat pribadi menurut sifat: - kekeluargaan - setengah resmi Ciri-ciri: 1. bagian surat tidak selengkap surat dinas 2. Bahasa bersifat subyektif 3. Penulisan tidak ada peraturan yang mengikat 4. Bebas menggunakan perlengkapan sesuai dengan pilihan Pedoman Menulis surat pribadi: 1. Tidak menggunakan kop surat 2. Penulisan tanggal surat memakai nama tempat/kota 3. Tidak menggunakan nomor surat 4. Menggunakan salam penutup hormat saya 5. tidak menggunakan tembusan 6. ditulis pada kartu pos, atau surat bersampul

Surat Lamaran Ialah surat yang dibuat oleh seseorang untuk dapat memperoleh pekerjaan atau jabatan.

113

- Keadaan diri pelamar - Pendidikan formal - Pendidikan nonformal - Pengalaman kerja - Kegemaran atau hobi - Referensi Bentuk: - Terpisah dengan DRH - Menyatu dengan DRH Cara Menulis: - ditulis dengan tulisan tangan sendiri (latin lebih diutamakan) menggunakan kertas folio bergaris atau kertas segel - tidak boleh ada coretan atau hapusan - Bersih, terang dan mudah dibaca - Harus disebutkan sumber dasar pengajuan lamaran - Data lengkap mengenai data pelamar - Kertas bermeterai atau segel Lampiran : - foto kopi ijazah, DRH, Kursus, SKKB, SKK dari dokter, Surat izin orang tua, pas foto Bentuk surat lamaran: - Official style, semi block style, block style, full block style. DRH: berfungsi agar bagian personalia mudah untuk mengetahui data penting diri pelamar. 1. Nama Lengkap 2. Tempat tanggal lahir 3. Kebangsaan 4. Agama 5. Jenis kelamin 6. Status 7. Alamat 8. Pendidikan 9. Nama orang tua 10. Pekerjaan orang tua 11. Alamat orang tua 12. Referensi 13. Kesehatan 14. Hobi 15. dll. Surat izin tidak masuk sekolah atau kerja Pemberitahuan karena tidak dapat melakukan sesuatu pekerjaan Tujuan: untuk memperkuat diri seseorang yang tidak dapat melaksanakan pekerjaan atau tugasnya dengan alasan seperti terdapat dalam surat izin

Isi surat lamaran:

114

Surat Keluarga Ialah surat yang dibuat oleh seseorang yang ditunjukkan kepada orang lain yang masih ada hubungan keluarga. Surat kepada teman persaudaraan ialah surat yang dibuat oleh seseorang untuk orang lain yang cukup dikenal (teman). E. MEDIA

Papan & alat tulis. Buku Referensi. Handout. Contoh Surat Pribadi

F. SKENARIO PEMBELAJARAN Tahap Kegiatan Guru Pembelajaran Salam pembuka dan Absensi Guru memberi pre tes Guru memberi pertanyaan pada siswa mengenai materi surat pribadi Melalui kegiatan tanya jawab tersebut guru membantu siswa untuk merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Guru membagi kelompok menjadi 10 kelompok yang masingmasing beranggotakan 4 siswa. Guru menerangkan materi surat pribadi yang baik secara umum Guru memberi tugas kepada tiap kelompok untuk membuat contoh surat dalam Tugas I Guru mengawasi

Kegiatan Siswa

Alokasi Waktu

Pendahuluan

Siswa menjawab salam dan absensi Siswa mengerjakan pre tes Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru Guru bersama siswa merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

30

Kegiatan Inti

Siswa membentuk menjadi 10 kelompok yang masing-masing beranggotakan 4 siswa Siswa memperhatikan penjelasan guru Tiap kelompok bekerjasama untuk menyelesaikan tugas Masing-masing siswa

70

115

kelompok dan dalam satu kelompok memberikan penilaian mengerjakan dan saling terhadap aktivitas siswa berdiskusi untuk selama mengerjakan menyelesaikan tugas tugas Guru memerintahkan Masing-masing kelompok masing-masing mengumpulkan hasil kerja kelompok untuk mengumpulkan hasil kerja Guru memberi penilaian Siswa menjawab terhadap hasil kerja pertanyaan guru kelompok dan penguasaan materi siswa melalui tanya jawab Guru memberi Siswa mengemukakan penguatan dan pendapat, tambahan, penyempurnaan sanggahan terhadap pendapat yang telah pendapat temannya dikemukakan siswa dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya Penutup Guru memberi kesimpulan mengenai materi yang telah dibahas masing-masing kelompok Guru memberi post test Siswa memperhatikan serta ikut menyimpulkan mengenai materi yang telah dibahas Siswa mengerjakan post test 20

D. PENILAIAN 1. Pre test dan post test 2. Tes Praktik E. SUMBER PEMBELAJARAN Slamet, dan Syahban Sutono. 1999. Surat Menyurat Kelompok Bisnis dan Manajemen. Jilid 1. Surakarta: Seti-Aji. Rozanna, Cut. Dkk. 1995. Surat Menyurat dan Komunikasi. Bandung: Angkasa. Handout, Internet, Koran Buku referensi lainnya. F. EVALUASI Tes Tulis, Tes Praktik

116

Lampiran 3.b RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Topik/Kegiatan Kompetensi Dasar Waktu : SMK Negeri 1 Tanggul : Komunikasi : X/I : Melakukan Komunikasi Tertulis (surat-menyurat) : Menerapkan Komunikasi Tertulis (surat-menyurat) : 3 x 40 menit

A. KOMPETENSI DASAR Menerapkan Komunikasi tertulis (surat-menyurat). B. INDIKATOR 1. Menjelaskan macam-macam surat Niaga 2. Menjelaskan alur surat niaga 3. Menjelaskan pengertian surat permintaan penawaran 4. Menjelaskan pengertian surat penawaran C. TUJUAN Membantu siswa agar dapat : 1. Menjelaskan macam-macam surat Niaga 2. Menjelaskan alur surat niaga 3. Mempraktekkan membuat surat permintaan penawaran 4. Mempraktekkan membuat surat penawaran D. MATERI PEMBELAJARAN Surat Dagang/Niaga/Bisnis Surat Dagang/Niaga/Bisnis: surat yang berisi masalah-masalah perdagangan baik barang maupun jasa/surat menyurat antar pihak-pihak yang terlibat dalam dunia perniagaan/surat menyurat antar pihak-pihak yang ada dalam dunia bisnis dan berisi masalah-masalah bisnis. Beberapa surat dagang, yaitu: 1. Surat permintaan penawaran: surat yang dikirim oleh calon pembeli kepada penjual dengan maksud/berisi meminta keterangan (daftar harga) tentang barang-barang/jasa yang hendak dibeli/dibutuhkan. 2. Surat penawaran (offerte): surat yang dikirim oleh penjual kepada calon pembeli yang isinya menawarkan barang/jasa. 3. Surat pesanan (order): surat yang dikirimkan oleh pembeli kepada penjual dengan maksud untuk memesan barang/jasa yang diinginkan. 4. Surat penerimaan pesanan/surat pemberitahuan penerimaan pesanan (confirmation of order): surat yang dikirimkan oleh penjual kepada pembeli yang berisi pemberitahuan bahwa surat pesanan telah diterima.

117

5.

Surat pengiriman barang/surat pemberitahuan pengiriman barang: surat pemberitahuan yang menerangkan bahwa barang akan dikirim/sedang dalam perjalanan.

E. MEDIA 1. 2. 3. 4. 5.

Papan & alat tulis. Buku Referensi. Handout. Contoh Surat Niaga Internet

F. SKENARIO PEMBELAJARAN Tahap Kegiatan Guru Pembelajaran Salam pembuka dan Absensi Guru memberi pre tes Guru memberi pertanyaan pada siswa mengenai materi surat niaga Melalui kegiatan tanya jawab tersebut guru membantu siswa untuk merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Guru membagi kelompok menjadi 10 kelompok yang masingmasing beranggotakan 4 siswa secara heterogen (menurut prestasi, agama, dll) Guru menerangkan materi surat niaga yang baik secara umum Guru memberi tugas kepada tiap kelompok untuk membuat contoh surat dalam Tugas I Guru mengawasi kelompok dan 118

Kegiatan Siswa

Alokasi Waktu

Pendahuluan

Siswa menjawab salam dan absensi Siswa mengerjakan pre tes Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru Guru bersama siswa merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

30

Kegiatan Inti

Siswa membentuk menjadi 10 kelompok yang masing-masing beranggotakan 4 siswa secara heterogen Siswa memperhatikan penjelasan guru Tiap kelompok bekerjasama untuk menyelesaikan tugas Masing-masing siswa dalam satu kelompok

70

memberikan penilaian mengerjakan dan saling terhadap aktivitas siswa berdiskusi untuk selama mengerjakan menyelesaikan tugas tugas Guru memerintahkan Masing-masing kelompok masing-masing mengumpulkan hasil kerja kelompok untuk mengumpulkan hasil kerja Guru memberi penilaian Siswa menjawab terhadap hasil kerja pertanyaan guru kelompok dan penguasaan materi siswa melalui tanya jawab Guru memberi Siswa mengemukakan penguatan dan pendapat, tambahan, penyempurnaan sanggahan terhadap pendapat yang telah pendapat temannya dikemukakan siswa dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya Penutup Guru memberi kesimpulan mengenai materi yang telah dibahas masing-masing kelompok Guru memberi post test Siswa memperhatikan serta ikut menyimpulkan mengenai materi yang telah dibahas Siswa mengerjakan post test 20

G. PENILAIAN 1. Pre tes dan post test 2. Tes Praktek H. SUMBER PEMBELAJARAN Slamet, dan Syahban Sutono. 1999. Surat Menyurat Kelompok Bisnis dan Manajemen. Jilid 1. Surakarta: Seti-Aji. Rozanna, Cut. Dkk. 1995. Surat Menyurat dan Komunikasi. Bandung: Angkasa. Handout, Internet, Koran Buku referensi lainnya. I. EVALUASI Tes Tulis (terlampir)

119

Lampiran 4.a MATERI SURAT PRIBADI A. Bagian-bagian Surat 1. Kepala/Kop Surat Letaknya di bagian atas tengah-tengah/sebelah kiri kertas dan dicantumkan identitas suatu organisasi/instansi/perusahaan yang bersangkutan. Berfungsi untuk memberitahu kepada penerima darimana asal surat yang bersangkutan dan ke mana surat jawaban atas surat tersebut harus dikirim sekaligus sebagai alat promosi bagi organisasi/instansi/perusahaan tersebut. 2. Tanggal Surat Berfungsi untuk memberitahu bilamana surat tersebut ditulis/dikirim. Cara penulisannya: a. Surat yang ditulis di atas kertas berkop surat dan sudah tercantum nama kota, maka di muka tanggal tidak perlu ditulis nama kota. b. Surat yang ditulis di atas kertas tidak berkop surat, maka di muka tanggal perlu ditulis nama kota disertai dengan tanda baca koma (,) di belakangnya. c. Nama bulan ditulis lengkap dan tidak diganti dengan angka. d. Angka tahun ditulis lengkap dan tidak diakhiri dengan tanda baca apapun. 3. Nomor Surat Nomor surat terdiri dari: nomor urut surat keluar, nomor kode instansi induk, nomor kode bagian/unit organisasi, huruf kode masalah/pokok soal, tahun pembuatan surat. Berfungsi untuk: a. Mengetahui banyaknya surat keluar (surat yang telah dibuat) dari suatu organisasi. b. Memudahkan cara penyimpanannya dan mencarinya kembali jika sewaktu-waktu diperlukannya kembali. 4. Lampiran Surat Berfungsi untuk menunjukkan berkas penting yang disertakan dalam surat. Misalnya: daftar harga, brosur, faktur, kuitansi, dll. 5. Hal/Perihal Surat Hal/perihal surat: isi ringkas/inti isi surat yang disusun dengan kalimat/kata yang singkat namun jelas. Berfungsi untuk mempermudah penerima/pembaca surat dalam memahami masalah yang dibicarakan di dalam isi surat. 6. Alamat dalam Surat/Alamat yang Dituju Berfungsi untuk menunjukkan kepada siapa dan di mana surat tersebut harus dikirimkan. 7. Salam Pembuka Berfungsi sebagai tanda membuka pembicaraan pada surat/salam penghormatan. 8. Isi surat

120

Isi surat: pokok pikiran yang dituangkan dalam surat sekaligus merupakan maksud dan tujuan pokok penulisan surat kepada seseorang. Isi surat terdiri dari 3 bagian: a. Kalimat pendahuluan/alinea pembuka, berfungsi sebagai pengantar isi surat yang sebenarnya, untuk menarik perhatian pembaca terhadap pokok surat, dan sebagai dasar/alasan penulisan surat. b. Isi surat yang sesungguhnya: sesuatu yang diberitakan/diinformasikan, ditanyakan, dikemukakan, disampaikan, diminta, dilaporkan, dsb kepada penerima surat. c. Kalimat/alinea penutup Berfungsi sebagai penegasan/kesimpulan dari isi surat, harapan terkabulnya maksud surat dan sebagai ucapan terima kasih. 9. Salam Penutup Berfungsi sebagai penutup segala pembicaraan yang menandakan surat sudah selesai dan siap untuk ditandatangani. 10. Nama Jabatan Berfungsi untuk surat-surat jabatan/organisasi, artinya surat yang dikirim oleh pejabat atas nama suatu organisasi, jadi bukan dari perseorangan/individu. Dalam hal ini perlu disebutkan nama jabatan dari orang/pejabat yang menandatangani (bertanggung jawab) atas surat tersebut, misalnya: direktur, ketua, kepala, sekretaris, dsb. 11. Tanda Tangan, Nama Terang, dan Identitas Tanda tangan: tanda tangan dari pejabat yang bertanggung jawab atas surat tersebut. Namun jika surat pribadi tanda tangan dari pengirim surat. Nama terang: menerangkan dari yang menandatangani surat, tidak perlu menggunakan tanda kurung, dan tidak diakhiri dengan tanda baca apapun. Identitas: identitas dari penandatangan surat, misalnya NIP (Nomor Induk Pegawai). 12. Tembusan Berfungsi untuk menunjukkan bahwa surat tersebut juga dikirimkan kepada organisasi/instansi/pejabat/pihak lain yang ada hubungannya dan dipandang perlu untuk mengetahui isi surat tersebut. 13. Catatan/NB (Nota Bene) Berfungsi untuk mengemukakan sesuatu hal yang terlewat pada isi surat dan dirasa perlu untuk dikemukakan atau sebagai penjelasan bagian tertentu isi surat. 14. Tanda Pengenal/Initial Berfungsi untuk mengetahui siapa (nama orang) pengonsep dan pengetik surat tersebut. Bagian ini berupa kode/singkatan nama pengonsep dan pengetik surat. Bagian-bagian surat yang paling utama: 1. Pengirim. 2. Alamat yang dituju. 3. Tanggal surat. 4. Isi surat. 5. Tanda tangan dan nama terang.

121

B. Bentuk-bentuk Surat Bentuk surat: susunan/letak tiap-tiap bagian surat di atas kertas tempat menulis surat. Bentuk-bentuk surat: Bentuk lurus penuh (full block style). Bentuk lurus/balok (block style). Bentuk setengah lurus (semi block style). Bentuk lekuk/bertakuk/bergigi (idented style). Bentuk menggantung (hanging paragraph style). Bentuk perkantoran (office style). Bentuk resmi/dinas pemerintah. Bentuk sederhana (simplified style). C. Surat Dinas/Resmi/Jabatan Surat Dinas/Jabatan/Resmi: surat yang berisi masalah-masalah kedinasan dalam organisasi baik pemerintah maupun swasta. Disebut surat dinas, sebab digunakan untuk menyampaikan (berisi tentang) informasi yang bersifat kedinasan. Surat jabatan, sebab dibuat oleh seseorang yang berkedudukan sebagai pejabat dari suatu instansi. Sedangkan surat resmi, sebab dibuat oleh instansi resmi pemerintah. Beberapa surat dinas, yaitu: 1. Surat keterangan: surat yang dibuat oleh pejabat yang berwenang dengan maksud menerangkan tentang keadaan seseorang pada suatu saat dan untuk keperluan tertentu/surat yang berisi keterangan mengenai suatu hal agar tidak menimbulkan keraguan. 2. Surat undangan: surat pemberitahuan kepada seseorang untuk menghadiri suatu acara pada waktu dan tempat yang telah ditentukan. 3. Surat pengantar: surat yang ditujukan kepada seseorang/pejabat, yang berfungsi untuk mengantar surat, dokumen, barang, dan/atau bahan lain yang dikirimkan. 4. Surat tugas: surat yang berisikan penugasan dari pejabat yang berwenang kepada seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan. 5. Nota dinas: surat yang dibuat oleh atasan kepada bawahan atau antar pejabat setingkat di dalam lingkungan organisasi. Isi nota bersifat pribadi/setengah pribadi, tetapi sudah mempunyai kekuatan formal sesuai dengan jabatan dan wewenang penulis nota. 6. Memo: surat yang dibuat antar atasan dengan bawahannya dan sebaliknya, atau antar pejabat setingkat dari satu bagian ke bagian yang lain 7. Surat perintah: surat yang dikirim oleh atasan kepada bawahan yang berisi perintah dan petunjuk untuk melaksanakan suatu tugas tertentu. 8. Surat instruksi: surat yang berisi instruksi/aturan dari pejabat atasan yang ditujukan kepada pejabat bawahannya disertai dengan petunjuk teknis dan terinci, serta tuntunan cara melaksanakan suatu ketetapan/kebijaksanaan. 9. Surat keputusan: surat pernyataan yang dikeluarkan/dibuat oleh pejabat tertentu untuk memberikan suatu keputusan tertentu yang dikenakan kepada pihak tertentu sesuai dengan bunyi dari surat keputusan tersebut/surat yang berisi keputusan tentang suatu hal yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang untuk itu. 122

10. Surat edaran/sirkuler: surat yang berisi penjelasan/petunjuk tentang cara pelaksanaan suatu peraturan perundang-undangan dan/atau perintah. 11. Surat pengumuman: surat yang berisi pemberitahuan mengenai suatu hal yang ditujukan kepada para pegawai/masyarakat umum (sasarannya bisa intern maupun ekstern organisasi). 12. Surat rekomendasi: surat keterangan yang ditujukan pada sebuah perusahaan atas prestasi kerja seseorang untuk digunakan sebagai pelengkap lamaran pekerjaan/surat yang menyatakan kebenaran suatu hal disertai pertanggungjawaban atas rekomendasi tersebut. 13. Surat referensi: surat yang berisi keterangan tentang karakter/reputasi dan keadaan keuangan seorang pedagang/suatu instansi yang dibuat oleh seseorang/badan. Referensi: orang/badan yang dapat dan bersedia memberikan keterangan tentang keadaan keuangan dan karakter/reputasi seorang pedagang (calon langganan)/badan yang ditunjuk oleh pembeli yang setiap saat bisa diketahui keadaan keuangan pembeli. Dalam praktek perdagangan ada 2 macam referensi, yaitu: 1. Referensi bank: referensi yang diberikan oleh bank tempat calon langganan yang bersangkutan membuka rekening/giro. 2. Referensi pedagang: referensi yang diberikan oleh seorang pedagang/perserikatan/gabungan pedagang/pengusaha yang pernah berhubungan dagang dengan calon langganan yang bersangkutan.

123

Lampiran 4.b MATERI SURAT NIAGA A. Surat Dagang/Niaga/Bisnis Surat Dagang/Niaga/Bisnis: surat yang berisi masalah-masalah perdagangan baik barang maupun jasa/surat menyurat antar pihak-pihak yang terlibat dalam dunia perniagaan/surat menyurat antar pihak-pihak yang ada dalam dunia bisnis dan berisi masalah-masalah bisnis. Beberapa surat dagang, yaitu: 1. Surat permintaan penawaran: surat yang dikirim oleh calon pembeli kepada penjual dengan maksud/berisi meminta keterangan (daftar harga) tentang barang-barang/jasa yang hendak dibeli/dibutuhkan. Sasaran surat permintaan penawaran: a. Surat permintaan penawaran yang ditujukan kepada pedagang yang telah lama berhubungan (langganan/relasi). Surat permintaan penawarannya cukup ditulis dengan sederhana, singkat, yang penting jelas maksudnya. b. Surat permintaan penawaran yang ditujukan kepada pedagang yang baru pertama kali mengadakan hubungan dagang (calon langganan). Surat permintaan penawarannya harus ditulis dengan susunan bahasa yang menarik. Dapat memberikan keyakinan kepada pembaca bahwa hubungan dagang yang bakal dibina dapat mendatangkan keuntungan bagi kedua belah pihak. Isi surat permintaan penawaran meliputi: a. Nama barang yang diinginkan. b. Harga satuannya. c. Merek. d. Kualitas/mutu. e. Kapasitas. f. Tipe, jenis, ukuran, dan model. g. Syarat-syarat pembayaran. h. Syarat penyerahan/pengiriman barang. i. Potongan harga dan potongan berat. j. Sifat penawaran. k. Keterangan teknis dan cara perawatannya. Pedoman penyusunan surat permintaan penawaran: a. Memperkenalkan keadaan perusahaan, contoh: 1) Kami beri tahukan kepada Saudara, bahwa kami telah memperluas usaha dengan membuka cabang di .. 2) Dengan gembira kami kabarkan kepada Saudara, bahwa sejak tanggal .. toko kami selain menjual .., juga telah dilengkapi dengan .. 3) Dengan ini kami perkenalkan bahwa perusahaan kami yaitu (nama perusahaan) .., bergerak dalam bidang (jenis usaha) Untuk memperluas usaha, kami telah membuka agen di .. b. Mengemukakan alasan-alasan yang mendorong untuk mengajukan surat permintaan penawaran, contoh: 1) Dari salah seorang relasi kami di .., kami mendapat keterangan bahwa perusahaan Saudara memproduksi ..

124

2) Kami tertarik oleh iklan Saudara dalam .. (harian/majalah/siaran radio ..), mengenai .. (nama barang/jasa yang diiklankan) yang Saudara jual. 3) Untuk memenuhi permintaan dari salah seorang relasi kami yang ada di .., kami harap Saudara suka memberi penawaran (nama barang/jasa) .. c. Mengajukan permintaan tentang data barang/jasa yang dibutuhkan, contoh: 1) Berhubung baru pertama kali kami mengadakan hubungan dagang dengan Saudara, kami mohon diberi keterangan tentang .. 2) Berkenaan dengan hal tersebut, kami minta Saudara mengirimkan kepada kami daftar harga/brosur .. (nama barang). 3) Kiranya Saudara dapat memberikan keterangan lengkap tentang .. d. Diakhiri dengan kalimat yang mengandung pengharapan keuntungan bagi kedua belah pihak (kalimat penutup), contoh: 1) Jika Saudara dapat memberikan potongan harga, dapat dipastikan bahwa kami akan selalu memesan kepada Saudara. 2) Besar harapan kami, bahwa Saudara akan dapat memberikan penawaran harga dengan kondisi yang memuaskan. 3) Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih. 2. Surat penawaran (offerte): surat yang dikirim oleh penjual kepada calon pembeli yang isinya menawarkan barang/jasa. Dalam praktek perdagangan ada 2 macam surat penawaran, yaitu: a. Surat penawaran yang diminta, maksudnya surat penawaran dikirim karena adanya permintaan penawaran dari pihak calon pembeli. b. Surat penawaran yang tanpa diminta, maksudnya surat penawaran dikirim atas inisiatif penjual sendiri tanpa ada permintaan penawaran dari calon pembeli. Biasanya dikirim dengan maksud untuk mengenalkan barangbarang produksi baru agar dikenal oleh para langganannya. Isi surat penawaran meliputi: a. Nama dan macam barang/jasa yang ditawarkan. b. Kualitas/mutu barang dan jumlah barang yang tersedia. c. Harga satuan. Harga yang disebutkan dalam surat penawaran biasanya hanya berlaku dalam satu masa penawaran. Contoh harga satuan: per buah, per botol, per lusin, per kodi, per kg, per kw, per ton, per meter, per liter, per peti, per pak, dan sebagainya. d. Syarat penyerahan barang: 1) Loco gudang: penjual menyerahkan barang masih berada di gudangnya dalam keadaan belum dibungkus/dipak dan belum ditimbang. Semua ongkos menjadi tanggungan pembeli, mulai ongkos pengepakan, penimbangan, pengangkutan, dst. 2) Ex gudang: penjual menyerahkan barang sudah berada di luar gudang (gudang penjual) sehingga ongkos membongkar dari gudang, menimbang dan mengangkat ke luar gudang menjadi tanggungan penjual. 3) Franco .. : penjual menyerahkan barang di .. (tempat yang tersebut di belakang kata franco), sehingga semua ongkos sampai di tempat

125

yang tertulis di belakang kata franco menjadi tanggungan penjual, misalnya: franco stasiun, franco gudang pembeli. 4) f.o.b. (free on board): penjual menyerahkan barang sampai berada di atas kapal, sehingga segala ongkos sampai barang dimuat di kapal menjadi tanggungan penjual, sedang ongkos pengangkutannya ditanggung oleh pembeli. 5) f.o.r. (free on rail): semua ongkos sampai barang itu dimuat ke dalam gerbong kereta api menjadi tanggungan penjual. 6) f.o.s. (free on station): ongkos pengiriman barang sampai di stasiun ditanggung oleh penjual, sedang ongkos mengangkut ke dalam gerbong kereta api dan ongkos angkut kereta api ditanggung oleh pembeli. 7) c & f (cost and freight): segala ongkos termasuk biaya pengangkutan dengan kapal ditanggung oleh penjual. 8) f.a.s. (free along side): penjualan dilakukan di sisi/di samping kapal. Ongkos memuat ke dalam kapal dan selanjutnya menjadi tanggungan pembeli. 9) c.i.f. (cost insurance and freight): semua ongkos termasuk sewa kapal dan biaya asuransi menjadi tanggungan penjual. 10) c.i.f.i.c (cost insurance and freight inclusive commission): semua ongkos timbangan kapal, komisi, termasuk juga premi asuransi menjadi tanggungan penjual. e. Syarat pembayaran barang: 1) Masa pembayaran: waktu antara terjadinya perjanjian jual beli sampai dengan hari pembayaran. Contoh: a) Pembayaran dilakukan 2 minggu sesudah tanggal transaksi jual beli. b) Pembayaran dilakukan 1 minggu setelah tanggal penyerahan barang. 2) Cara pembayaran: a) Pembayaran secara tunai/kontan/cash: 1. cash and carry: pembayaran dilakukan sebelum barang diangkut (harga barang diserahkan dahulu baru barang diserahkan/dikirim). 2. cash on delivery (c.o.d.): pembayaran dilakukan pada waktu pengiriman barang (setelah barang diserahkan/dikirimkan). b) Pembayaran secara remburs: pembayaran dilakukan kepada pengangkut barang pada saat barang diserahkan. c) Pembayaran pada waktu dokumen tiba: pembayaran dilakukan dengan jalan menebus dokumen atas barang-barang yang dibeli setelah tiba di bank. 3) Alat pembayaran, dalam praktek jual beli alat pembayaran menggunakan: a) Uang tunai/uang chartal: jenis mata uang yang berlaku sah di dalam suatu negara. b) Surat berharga: cek, wesel, giro, SPMU (Surat Perintah Membayar Utang).

126

c) Pemindahan pembukuan (over booking) atas uang yang ada di bank yang sama. 4) Cara pengiriman uang atas barang-barang yang dipesan dapat dilakukan dengan jalan: a) Diantar sendiri oleh pembeli/wakilnya. b) Dikirim dengan perantaraan pos wesel. c) Dikirim dengan perantaraan bank. f. Cara pengiriman barang, meliputi: 1) Waktu pengiriman barang, berhubungan dengan syarat penyerahan barang, misalnya: barang dalam keadaan ready stock (dapat diserahkan pada waktu terjadi transaksi jual beli), barang sedang berada dalam perjalanan, barang berada di tempat lain/belum dikirim/sedang dibuat. 2) Alat pengangkutan barang, misalnya: dikirim dengan jasa Perum Pos (dipaketkan), dengan kereta api, perusahaan pengangkutan darat (truk, bus, pick up, dsb), kapal laut, pesawat terbang. g. Sifat penawaran barang: 1) Penawaran tetap (terikat): penawaran tidak berubah atas syarat-syarat dan keadaan terhadap barang yang ditawarkan. 2) Penawaran bebas (tidak terikat): penawaran dapat berubah atas barang yang ditawarkan tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu. 3) Penawaran dengan jangka waktu yang telah ditentukan: penawaran dapat berubah dalam jangka waktu tertentu, misalnya: berlaku 1 bulan, 2 bulan. h. Potongan-potongan yang diberikan. Ada 2 macam potongan yang diberikan oleh penjual, yaitu: 1) Potongan harga: a) Potongan tunai (kontan): potongan harga yang diberikan kepada pembeli karena pembayaran dilakukan dengan tunai. b) Korting/discount: potongan harga yang diberikan kepada pembeli karena membeli dalam jumlah besar. c) Rabat: potongan harga yang diberikan kepada pembeli karena pembeli membeli barang akan dijual lagi, pembeli sebagai langganan, sebagai alat promosi. d) Rafaksi: potongan harga yang diberikan kepada pembeli karena ada kesalahan sedikit, misalnya mutu barang yang dikirim menyimpang. 2) Potongan berat: a) Tarra: potongan berat barang atas pembungkusan barang yang bersangkutan. b) Extra tarra: potongan berat barang atas pembungkusan yang luar biasa dari barang yang bersangkutan. Misalnya: peti-peti yang memakai band-ijzer (pita besi). i. Cara pengepakan/pembungkusan barang. Alat yang dipakai untuk membungkus/mengepak, misalnya: peti dari kayu, karton, keranjang, box, drum, kantong/sak, bal, karung/goni, kaleng, botol, gelas, dsb. j. Kemudahan-kemudahan lain yang dapat diberikan, misalnya: garansi, service gratis, hadiah yang menarik, dsb. Pedoman penyusunan surat penawaran:

127

e. Hubungkanlah jawaban itu (surat penawaran yang diminta) dengan menunjukkan tanggal, nomor, perihal surat permintaan penawarannya, dan ucapkan terima kasih, contoh: 1) Memenuhi surat Saudara tanggal .., nomor .. perihal .. 2) Terima kasih kami ucapkan atas surat Saudara tanggal .. 3) Sesuai dengan surat permintaan penawaran Saudara nomor .., tanggal f. Berikanlah keterangan-keterangan yang jelas barang-barang yang diminta, contoh: 1) .. dengan ini kami mengajukan penawaran harga .. dengan syaratsyarat sebagai berikut .. 2) .. (nama barang) yang Saudara maksud harganya Adapun syarat-syarat lainnya sebagai berikut .. 3) Dengan ini kami mengajukan penawaran untuk .. g. Jawablah setiap surat permintaan penawaran dengan segera dan dengan nada yang menyenangkan, contoh: 1) Dengan gembira kami kabarkan kepada Saudara, bahwa sejak dua bulan yang lalu perusahaan kami telah berhasil memproduksi .. 2) Sesuai dengan permintaan Saudara, bersama ini kami kirimkan daftar harga barang-barang produksi kami yang terbaru. h. Walaupun tidak diminta, surat penawaran bisa disertai lampiran yang dapat lebih memperjelas keterangan-keterangan tentang barang yang ditawarkan, misalnya: brosur dan katalog. i. Surat penawaran diakhiri dengan harapan agar segera mengirim surat pesanan dan ucapan terima kasih, contoh: 1) Kami percaya bahwa Saudara tidak akan melewatkan kesempatan yang baik ini dan sambil menunggu pesanan Saudara kami ucapkan terima kasih. 2) Semoga Bapak/Ibu berkenan untuk memesan barang-barang yang kami tawarkan ini dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. 3) Demikianlah penawaran kami, semoga mendapat tanggapan yang menggembirakan dan atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih. j. Jika surat penawaran itu dikirimkan kepada calon langganan (baru pertama kali mengadakan hubungan dagang) dan syarat pembayarannya dilakukan dengan kredit, maka diminta juga kepada calon pembeli untuk menyebutkan referensinya bilamana akan memesan, contoh: 1) Oleh karena baru sekali ini kami berhubungan dagang dengan Saudara, maka kami harap Saudara menyebutkan referensinya apabila memesan. 2) Untuk memperlancar hubungan kita, maka kami harap Saudara menyebutkan nama dan alamat referensi Saudara bilamana akan memesan. 3) Untuk kepentingan hubungan dagang kita, kami harap Saudara menunjukkan nama dan alamat referensi Saudara.

128

Lampiran 5.a SOAL PRE TEST DAN POST TEST SIKLUS 1 1. 2. 3. 4. 5. Apa yang kalian ketahui tentang surat pribadi? Sebutkan ciri-ciri surat pribadi? Jelaskan pedoman penulisan surat pribadi? Sebutkan macam-macam surat pribadi? Jelaskan macam-macam surat pribadi?

KUNCI JAWABAN 1. 2. 3. Surat pribadi ialah surat yang dibuat oleh seseorang yang isinya menyangkut kepentingan pribadi. Surat kekeluargaan, surat setengah resmi Bagian surat tidak selengkap surat dinas Bahasa bersifat subyektif Penulisan tidak ada peraturan yang mengikat Bebas menggunakan perlengkapan sesuai dengan pilihan Tidak menggunakan kop surat Penulisan tanggal surat memakai nama tempat/kota Tidak menggunakan nomor surat Menggunakan salam penutup hormat saya tidak menggunakan tembusan ditulis pada kartu pos, atau surat bersampul

4.

5.

Surat Lamaran Ialah surat yang dibuat oleh seseorang untuk dapat memperoleh pekerjaan atau jabatan. Surat izin tidak masuk sekolah atau kerja Pemberitahuan karena tidak dapat melakukan sesuatu pekerjaan Surat Keluarga Ialah surat yang dibuat oleh seseorang yang ditunjukkan kepada orang lain yang masih ada hubungan keluarga. Surat kepada teman persaudaraan ialah surat yang dibuat oleh seseorang untuk orang lain yang cukup dikenal (teman).

129

Lampiran 5.b SOAL PRE TEST DAN POST TEST SIKLUS 2

1. 2.

Apa yang kalian ketahui tentang surat niaga? Sebutkan dan jelaskan macam-macam surat niaga?

KUNCI JAWABAN

1.

surat yang berisi masalah-masalah perdagangan baik barang maupun jasa/surat menyurat antar pihak-pihak yang terlibat dalam dunia

perniagaan/surat menyurat antar pihak-pihak yang ada dalam dunia bisnis dan berisi masalah-masalah bisnis. 2. a. Surat permintaan penawaran: surat yang dikirim oleh calon pembeli kepada penjual dengan maksud/berisi meminta keterangan (daftar harga) tentang barang-barang/jasa yang hendak dibeli/dibutuhkan. b. Surat penawaran (offerte): surat yang dikirim oleh penjual kepada calon pembeli yang isinya menawarkan barang/jasa. c. Surat pesanan (order): surat yang dikirimkan oleh pembeli kepada penjual dengan maksud untuk memesan barang/jasa yang diinginkan. d. Surat penerimaan pesanan/surat pemberitahuan penerimaan pesanan (confirmation of order): surat yang dikirimkan oleh penjual kepada pembeli yang berisi pemberitahuan bahwa surat pesanan telah diterima. e. Surat pengiriman barang/surat pemberitahuan pengiriman barang: surat pemberitahuan yang menerangkan bahwa barang akan dikirim/sedang dalam perjalanan.

130

Lampiran 6.a Topik Diskusi Siklus 1 1. 2. Buatlah contoh surat tidak masuk sekolah? Buatlah surat lamaran sesuai petunjuk berikut: PT Grintex Malang membutuhkan seorang sekretaris dengan memuat iklan pada harian Pikiran Rakyat 24 Januari 2009, dengan syarat minimal lulusan SMK, kemampuan mengetik 10 jari, lancar berbahasa Inggris Aktif, dapat mengoperasikan Microsoft Office.

Kunci Jawaban Topik Diskusi Siklus 1 1. Jakarta 12 Maret 2009 Yth. Wali Kelas I Akuntansi SMK Negeri 6 Jakarta Di tempat Dengan hormat, Saya selaku orang tua dari: Nama No Induk Kelas : Harton Andi Alex : 1987 : X Akuntansi I

Dengan ini memberitahukan bahwa pada hari ini tidak dapat mengikuti pelajaran karena sakit. Demikian pemberitahuan ini, atas perhatian Ibu saya ucapkan terima kasih

Hormat saya

Ratna Juwita

131

2. Malang, 11 Pebruari 2009 Yth. Manajer Personalia PT Grintex Jl Palangkaraya 24 Malang Hal : Lamaran Kerja

Dengan hormat, Setelah saya membaca iklan saudara pada harian Pikiran Rakyat 24 Januari 2009, dengan ini saya mengajukan lamaran pekerjaan sebagai sekretaris. Sebagai bahan pertimbangan Bapak, di bawah ini saya cantumkan kualifikasi dan daftar riwayat hidup saya sebagai berikut: Data pribadi Nama Tempat/tgl lahir Status Alamat

: Asri Mutini : Malang 19 Agustus 1987 : Belum menikah : Perumahan Krajan 3 Malang

Pendidikan Tahun 2005 tamat SMA 2 Malang Tahun 2009 tamat S1 Pendidikan Administrasi UM Pengalaman kerja : Belum ada

Untuk melengkapi surat ini kami lampirkan fotokopi ijazah dan les mengetik yang diperlukan. Besar harapan saya untuk dapat diterima di perusahaan Bapak. Atas perhatian Bapak saya ucapkan terima kasih

Hormat saya Asri Mutini

132

Lampiran 6.b

Topik Diskusi Siklus 2 1. PUTRA COMPUTER yang beralamat di Jl. Klampok Kasri 182 Malang, untuk keperluan membuat perangkat komputer dengan melihat iklan di internet, maka ia langsung menulis surat kepada QUANTUM COMPUTER yang beralamat di Jl. Letnan Soetoyo No. 11 Banyuwangi untuk meminta keterangan harga motherboard yang diperlukan itu. Ia juga meminta terlebih dahulu untuk dikirimkan brosur tentang kendaraan tersebut. Buatlah surat permintaan penawarannya? Tanggal dan nomor surat tentukan sendiri! Pihak QUANTUM COMPUTER yang beralamat di Jl. Letnan Soetoyo No. 11 Banyuwangi membuat surat balasan kepada PUTRA COMPUTER yang beralamat di Jl. Klampok Kasri 182 Malang, dengan memberikan syarat penawaran yang menarik yakni pebelian 5 unit atau lebih diskon 5%. Buatlah surat penawarannya? Tanggal dan nomor surat tentukan sendiri!

2.

133

Kunci Jawaban Topik Diskusi Siklus 2 1. PUTRA COMPUTER Jl. Klampok Kasri 182 Malang Nomor Lamp Hal : 123/PP-II/2007 : : Permintaan Penawaran Motherboard 10 Agustus 2007

Kepada QUANTUM COMPUTER Jl. Letnan Soetoyo No. 11 Banyuwangi Dengan hormat, Kami tertarik oleh iklan Saudara dalam internet, mengenai berbagai produk hardware komputer khususnya Motherboard yang Saudara jual. Untuk melengkapi persediaan barang dagangan perusahaan, kami harap Saudara dapat memberi penawaran kepada kami. Berkenaan dengan hal tersebut di atas, kami minta Saudara mengirimkan kepada kami daftar harga dan brosur Motherboard terbaru. Untuk melengkapi persediaan toko kami, kami harap Saudara segera mengirimkan hal-hal yang kami butuhkan tersebut. Jika harga dan syarat-syarat Saudara menarik, kami akan segera memesan Motherboard dari berbagai macam merek sedikitnya 5 unit. Pesanan pertama itu mudah-mudahan akan disusul dengan pemesanan yang kedua, ketiga, dan seterusnya dan kita dapat menjadi relasi yang baik. Hormat kami,

Putra Akbar Pemilik

134

2. QUANTUM COMPUTER Jl. Letnan Soetoyo No. 11 Banyuwangi Nomor Lamp Hal : 25/P-II/2007 : 2 lembar : Penawaran Motherboard 13 Agustus 2007

Kepada PUTRA COMPUTER Jl. Klampok Kasri 182 Malang Dengan hormat, Terima kasih kami ucapkan atas surat Saudara tanggal 10 Agustus 2007, nomor: 123/PP-II/2007, perihal permintaan penawaran komputer. Dengan ini kami mengajukan penawaran harga Motherboard dari berbagai merek mulai dari harga Rp 700.000,-. Untuk lebih jelasnya beserta surat ini kami lampirkan 2 lembar brosur dengan daftar harga Motherboard. Adapun syarat-syarat lainnya sebagai berikut: Jumlah : sekurang-kurangnya 3 unit untuk masing-masing merek, Pembayaran : Tunai 3 hari setelah tanggal penyerahan barang, Syarat penyerahan : c.i.f (cost insurance and freight). Oleh karena baru sekali ini kami berhubungan dengan Saudara, kami harap Saudara menyebutkan referensi Saudara apabila memesan. Hormat kami, Bathoro Yudho Pemilik

135

Lampiran 7.a LEMBAR OBSERVASI KETEPATAN GURU DALAM MENERAPKAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Hari/Tanggal tampilan Mata Pelajaran Kelas Siklus 1


No 1. Tahap Awal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

: : Komunikasi : X AP I

Indikator Melakukan aktivitas rutin di awal tatap muka (memberi salam dan mempresentasi siswa). Memotivasi siswa. Mengingatkan materi yang akan dipelajari. Mengingatkan kompetensi yang ingin dicapai. Memberikan Pre Test Mengembangkan pengetahuan awal. Menjelaskan aturan main pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Division Membagi siswa menjadi 10 kelompok Membagikan topik diskusi sebagai pengganti pertanyaan lisan kepada siswa. Meminta siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut. meminta siswa dari masing-masing kelompok untuk menjawab. guru menyempurnakan jawaban siswa. Memberikan post test Melakukan refleksi. Melakukan aktivitas rutin pada akhir tatap muka.

Pengamat 1 Ya Tidak

2.

Inti

11. 3. Akhir 12. 13. 14. 15.

Pengamat 1

_________________

136

LEMBAR OBSERVASI KETEPATAN GURU DALAM MENERAPKAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Hari/Tanggal tampilan Mata Pelajaran Kelas Siklus 1


No 1. Tahap Awal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

: : Komunikasi : X AP I

Indikator Melakukan aktivitas rutin di awal tatap muka (memberi salam dan mempresentasi siswa). Memotivasi siswa. Mengingatkan materi yang akan dipelajari. Mengingatkan kompetensi yang ingin dicapai. Memberikan Pre Test Mengembangkan pengetahuan awal. Menjelaskan aturan main pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Division Membagi siswa menjadi 10 kelompok Membagikan topik diskusi sebagai pengganti pertanyaan lisan kepada siswa. Meminta siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut. meminta siswa dari masing-masing kelompok untuk menjawab. guru menyempurnakan jawaban siswa. Memberikan post test Melakukan refleksi. Melakukan aktivitas rutin pada akhir tatap muka.

Pengamat 2 Ya Tidak

2.

Inti

11. 3. Akhir 12. 13. 14. 15.

Pengamat 2

_________________

137

Lampiran 7.b LEMBAR OBSERVASI KETEPATAN GURU DALAM MENERAPKAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Hari/Tanggal tampilan Mata Pelajaran Kelas Siklus 2


No 1. Tahap Awal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

: : Komunikasi : X AP I

Indikator Melakukan aktivitas rutin di awal tatap muka (memberi salam dan mempresentasi siswa). Memotivasi siswa. Mengingatkan materi yang akan dipelajari. Mengingatkan kompetensi yang ingin dicapai. Memberikan Pre Test Mengembangkan pengetahuan awal. Menjelaskan aturan main pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Division Membagi siswa menjadi 10 kelompok Membagikan topik diskusi sebagai pengganti pertanyaan lisan kepada siswa. Meminta siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut. meminta siswa dari masing-masing kelompok untuk menjawab. guru menyempurnakan jawaban siswa. Memberikan post test Melakukan refleksi. Melakukan aktivitas rutin pada akhir tatap muka.

Pengamat 1 Ya Tidak

2.

Inti

11. 3. Akhir 12. 13. 14. 15.

Pengamat 1

_________________

138

LEMBAR OBSERVASI KETEPATAN GURU DALAM MENERAPKAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Hari/Tanggal tampilan Mata Pelajaran Kelas Siklus 2


No 1. Tahap Awal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

: : Komunikasi : X AP I

Indikator Melakukan aktivitas rutin di awal tatap muka (memberi salam dan mempresentasi siswa). Memotivasi siswa. Mengingatkan materi yang akan dipelajari. Mengingatkan kompetensi yang ingin dicapai. Memberikan Pre Test Mengembangkan pengetahuan awal. Menjelaskan aturan main pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Division Membagi siswa menjadi 10 kelompok Membagikan topik diskusi sebagai pengganti pertanyaan lisan kepada siswa. Meminta siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut. meminta siswa dari masing-masing kelompok untuk menjawab. guru menyempurnakan jawaban siswa. Memberikan post test Melakukan refleksi. Melakukan aktivitas rutin pada akhir tatap muka.

Pengamat 2 Ya Tidak

2.

Inti

11. 3. Akhir 12. 13. 14. 15.

Pengamat 2

_________________

139

Lampiran 8.a LEMBAR AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

Hari/Tanggal tampilan Materi Kelas Siklus 1


No 1. Tahap Awal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

: : Komunikasi : X AP I

Indikator Menjawab aktivitas kegiatan rutin di awal tatap muka. Memperhatikan motivasi yang diberikan oleh guru. Memperhatikan materi yang akan dipelajari. Memperhatikan kompetensi yang ingin dicapai. Mengerjakan pre test Memperhatikan aturan main pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Divisions Membentuk kelompok Siswa menerima topik diskusi. Berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut dengan benar. Menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas. Memperhatikan tanggapan terhadap jawaban dari temannya. Menyimpulkan materi yang diskusi yang telah dibahas. Mengerjakan post test Memperhatikan refleksi yang dilakukan oleh guru tentang apa yang telah dipelajari Menjawab aktivitas rutin pada akhir tatap muka

Pengamat 1 Ya Tidak

2.

Inti

10. 11. 3. Akhir 12. 13. 14. 15.

Pengamat 1

________________

140

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

Hari/Tanggal tampilan Materi Kelas Siklus 1


No 1. Tahap Awal 1. 2. 3. 4. 5. 6.

: : Komunikasi : X AP I

Indikator Menjawab aktivitas kegiatan rutin di awal tatap muka. Memperhatikan motivasi yang diberikan oleh guru. Memperhatikan materi yang akan dipelajari. Memperhatikan kompetensi yang ingin dicapai. Mengerjakan pre test Memperhatikan aturan main pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Divisions 7. Membentuk kelompok 8. Siswa menerima topik diskusi. 9. Berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut dengan benar. 10. Menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas. 11. Memperhatikan tanggapan terhadap jawaban dari temannya. 12. Menyimpulkan materi yang diskusi yang telah dibahas. 13. Mengerjakan post test 14. Memperhatikan refleksi yang dilakukan oleh guru tentang apa yang telah dipelajari 15. Menjawab aktivitas rutin pada akhir tatap muka

Pengamat 2 Ya Tidak

2.

Inti

3.

Akhir

Pengamat 2

________________

141

Lampiran 8.b LEMBAR AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

Hari/Tanggal tampilan Materi Kelas Siklus 2


No 1. Tahap Awal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

: : Komunikasi : X AP I

Indikator Menjawab aktivitas kegiatan rutin di awal tatap muka. Memperhatikan motivasi yang diberikan oleh guru. Memperhatikan materi yang akan dipelajari. Memperhatikan kompetensi yang ingin dicapai. Mengerjakan pre test Memperhatikan aturan main pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Divisions Membentuk kelompok Siswa menerima topik diskusi. Berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut dengan benar. Menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas. Memperhatikan tanggapan terhadap jawaban dari temannya. Menyimpulkan materi yang diskusi yang telah dibahas. Mengerjakan post test Memperhatikan refleksi yang dilakukan oleh guru tentang apa yang telah dipelajari Menjawab aktivitas rutin pada akhir tatap muka

Pengamat 1 Ya Tidak

2.

Inti

10. 11. 3. Akhir 12. 13. 14. 15.

Pengamat 1

________________

142

LEMBAR AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN

Hari/Tanggal tampilan Materi Kelas Siklus 2


No 1. Tahap Awal 1. 2. 3. 4. 5. 6.

: : Komunikasi : X AP I

Indikator Menjawab aktivitas kegiatan rutin di awal tatap muka. Memperhatikan motivasi yang diberikan oleh guru. Memperhatikan materi yang akan dipelajari. Memperhatikan kompetensi yang ingin dicapai. Mengerjakan pre test Memperhatikan aturan main pembelajaran kooperatif model Student Teams Achievement Divisions 7. Membentuk kelompok 8. Siswa menerima topik diskusi. 9. Berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban tersebut dengan benar. 10. Menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas. 11. Memperhatikan tanggapan terhadap jawaban dari temannya. 12. Menyimpulkan materi yang diskusi yang telah dibahas. 13. Mengerjakan post test 14. Memperhatikan refleksi yang dilakukan oleh guru tentang apa yang telah dipelajari 15. Menjawab aktivitas rutin pada akhir tatap muka

Pengamat 2 Ya Tidak

2.

Inti

3.

Akhir

Pengamat 2

________________

143

Lampiran 9.a LEMBAR CATATAN LAPANGAN

Hari/Tanggal tampilan Materi Kelas

: : Komunikasi : X AP I

Siklus 1 No

Uraian

Keterangan

Pengamat 1

_________________

144

LEMBAR CATATAN LAPANGAN

Hari/Tanggal tampilan Materi Kelas

: : Komunikasi : X AP I

Siklus 1 No

Uraian

Keterangan

Pengamat 2

_________________

145

Lampiran 9.b LEMBAR CATATAN LAPANGAN

Hari/Tanggal tampilan Materi Kelas

: : Komunikasi : X AP I

Siklus 2 No

Uraian

Keterangan

Pengamat 1

_________________

146

LEMBAR CATATAN LAPANGAN

Hari/Tanggal tampilan Materi Kelas

: : Komunikasi : X AP I

Siklus 2 No

Uraian

Keterangan

Pengamat 2

_________________

147

Lampiran 10 ANGKET RESPON SISWA

A. Petunjuk Pengisian Kuesioner 1. Jawablah seluruh pertanyaan di bawah ini. 2. Berilah tanda cek () pada salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai. 3. Jawablah angket ini dengan sejujur-jujurnya dan sesuai dengan keadaan yang sebenar-benarnya. 4. Angket ini tidak mempengaruhi prestasi belajar di kelas.

Keterangan: SS S TS : Sangat Setuju : Setuju : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

B. Pertanyaan Pertanyaan Respons siswa terhadap metode pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Pembelajaran ini dapat meningkatkan rasa saling percaya sesama teman 2. Saya mau menerima ide dan pendapat dari orang lain 3. Dengan adanya pembelajaran ini, saya dapat mengemukakan pendapat dengan baik

No 1.

SS

TS

STS

148

Lanjutan Tabel No 4. Pertanyaan Saya senang dengan pembelajaran ini karena akan melatih saya untuk berbagi pengetahuan dengan teman-teman yang lain. 5. Saya senang dengan pembelajaran ini karena setiap anggota dalam kelompok harus dapat menguasai materi yang didiskusikan. 6. Saya suka bekerja sama dalam kelompok karena akan memupuk rasa saling membutuhkan 7. Saya senang dengan pembelajaran ini karena membuat siswa saling menghargai dan berinteraksi satu dengan yang lainnya. 8. Saya senang dengan pembelajaran ini karena dapat melatih kepemimpinan 9. Dengan pembelajaran ini, saya lebih mudah memahami materi. 10. Saya senang belajar dengan pembelajaran ini, karena harus aktif sehingga tidak membosankan. 11. Penghargaan yang diberikan kepada siswa yang berprestasi semakin memacu saya untuk lebih giat belajar. SS S TS STS

149

Lampiran 11: Dokumentasi

Gambar 11.1 Peneliti Menjelaskan Kompetensi Dasar dan Materi Standar

Gambar 11.2

Siswa Mengerjakan Pre Test

150

Gambar 11.3 Siswa Berdiskusi Kelompok

Gambar 11.4

Peneliti Membantu Kelompok yang Mengalami Kesulitan

151

Gambar 11.5

Peneliti Mengawasi Jalannya Diskusi Kelompok

Gambar 11.6 Peneliti Memberikan Penguatan kepada Kelompok

152

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama NIM

: Arizna Putra Akbar : 106412400559

Jurusan/Program Studi : Manajemen/S1 Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas : Ekonomi

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 15 Januari 2010 Yang membuat pernyataan,

Arizna Putra Akbar

158

RIWAYAT HIDUP

Arizna Putra Akbar dilahirkan di Banyuwangi, Jawa Timur tanggal 19 Mei 1988, anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Hari Subagyo dan Ibu Isnayah. Pendidikan dasar ditempuh di SD Negeri 4 Tanggul Kab. Jember, tamat tahun 2000. Pendidikan menengah pertama ditempuh di SMP Negeri 3 Tanggul Kab. Jember, tamat tahun 2003. Pendidikan menengah atas ditempuh di SMA Negeri 2 Tanggul Kab. Jember, tamat tahun 2006. Pendidikan berikutnya ia tempuh di Universitas Negeri Malang (UM) melalui jalur PMDK dengan mengambil Jurusan Manajemen Program Studi S1 Pendidikan Administrasi Perkantoran, tamat tahun 2010. Dengan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, pada bulan Desember 2009 telah melakukan penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Komunikasi (Studi pada Siswa Jurusan Administrasi Perkantoran Kelas X SMK Negeri 1 Tanggul Kabupaten Jember).

159

You might also like