Professional Documents
Culture Documents
2. Penuaan
GANGGUAN HEMODINAMIK
Udema - Dehidrasi Hiperaemia dan Kongesti Hemorrhagia Hemostasis Trombosis Iskemia Infark Syok
UDEMA
Hidrostatik Udema
1. Akibat dari hambatan aliran balik vena
dekompensasi jantung kanan udema umum dekompensasi jantung kiri udema lokal : udema pulmo Udema Pulmo dapat disebabkan oleh - naiknya permeabilitas kapiler pulmo (mis infeksi) - sindroma nephrotik - sirosis hepatis
Terjadi pada hipoalbuminaemia yg diakibatkan oleh - Turunnya sintesis dalam hati (penyakit hati terminal) - Banyaknya yg terbuang melalui urin (sindrom nephrotik) - Intake yg kurang (kwashiokor, malnutrisi)
Retensi Natrium
-
Primer o.k kerusakan ginjal Sekunder o.k aliran darah ginjal < perfusi < sekresi renin sistem angiotensin aldosteron> tubulus menahan Na retensi air isi intravask naik tek hidrostatik naik udema hidrostatik
Ascites
1. pada sirosis hepatis, o.k - sel hati rusak sintesis albumin< hipoalbumin - gangguan saluran limfe yg melalui hati - ginjal terganggu sistem reninangiotensin hiperaldosteronism retensi Na dan air 2. pada tumor ovarium , o.k - desakan hambatan aliran darah dan limfe - tek hidrostatik naik ascites
LYMPHEDEMA
ditemukan pada - obstruksi sistem limfatik di inguinal (filariasis) elephantiasis - kanker mamma obstruksi udema mamma - radioterapi fibrosis obstruksi udema Dehidrasi o.k air hilang >> dan atau pemasukan<< pada : muntah/diare, luka bakar luas, diuresis, keringat >>, diabetes insipidus Klinik : mulut & kulit kering, hematokrit >> viskositas naik aliran lambat organ terganggu
HIPERAEMIA
otot
merupakan proses aktif dari naiknya aliran darah yang masuk dalam jaringan akibat dari dilatasi pembuluh darah misal pada respon radang, aktifitas
KONGESTI
merupakan hiperaemia pasif akibat hambatan aliran darah kapiler sbg akibat hambatan aliran darah vena (misal pd trombus vena, dekompensasi jantung) jar/organ merah tua kebiruan o.k darah miskin oksigen
Kongesti Akut Bisa tanpa akibat serius, bisa nekrosis iskemik pada jaringan sekitar pembuluh darah akibat hipoksi dan tekanan > Pada hati kongesti sentrilobuler nekrosis (sentral hemorrhagik)
Kongesti Pasif Kronik iskemia disertai kematian sel, diganti jaringan ikat Pada hati terjadi hati pala (nutmeg liver) lanjut
HEMORRHAGIA
Keluarnya darah dari pembuluh darah/jantung o.k trauma, spontan (mis.hipertensi) , lemahnya dinding pembuluh darah (mis.defisiensi vit C), kelainan trombosit (mis idiopatik trombositopenia purpura) Klinik : petechiae, purpura, echymoses, hematoma, mengisi rongga (hematotoraks, hematosalping) hematuri, hematemesis, hemoptoe, epistaksis
SYOK
Jumlah aliran darah ke jaringan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme nya iskemia reversibel ireversibel mati
3. Hipotensi Perifer
o.k hilangnya tonus vaskuler perifer serta pengumpulan darah pd sirkulasi perifer,karena
a. Vasodilatasi pd septikaemia/toksin bakteri Syok Septik b. Stimulasi neurogenik pd nyeri >>, trauma medula spinalis atau otak Syok Neurogenik c. Reaksi anafilaktik Syok Anafilaktik Mikrotrombi sistem vaskuler, perdarahan, bercak- bercak nekrosis iskemik yg banyak
KELAINAN ORGAN
1. Paru adult respiratory distress syndrome 2. Tr Gastro-intestinal iskemia mukosa perdarahan 3. Ginjal nekrosis tubuler 4. Hati nekrosis sentrilobuler 5. Otak iskemik perdarahan dan udema 6. Kel Adrenal perdarahan dan nekrosis kortek
STADIUM SYOK
1. Syok Kompensasi dgn cara denyut jantung > , konstriksi pembuluh darah tepi, keluarnya cairan < Klinik : takhikardia, kulit pucat, urin < 2. Syok Dekompensasi ditandai hipotensi, dispneu, takhipneu, oliguri, asidosis (anoksia fungsi
3. Syok Ireversibel terjadi kolaps sirkulasi serta hipoperfusi organ vital kegagalan organ Klinik : hipotensi dan takhikardia hebat, respirasi distres, kesadaran << koma anuria dan asidosis
Kalsium - hiperkalsemi, akut muntah, poliuria persisten kalsifikasi metastatik (tertimbun di tub
ginjal, alveoli paru )
TREIS ELEMEN
Merupakan elemen yg ada dlm tubuh dalam jumlah sedikit dan diperlukan tubuh Masuk dlm tubuh dpt sengaja atau tidak Treis elemen Konsentrasi
Zinc Iodine Mercuri Timah Aluminium Tembaga Kobalt rendah rendah tinggi tinggi tinggi tinggi tinggi
Jenis Penyakit
gangguan perbaikan luka struma neuropati neuropati, anemia encefalopati, kelainan tlg kerusakan hati kardiomiopati
BED REST
Sakit istirahat total di tempat tidur
KOMPLIKASI
1. ulkus dekubitus tekanan nekrosis iskemik ganggren 2. trombosis vena gerak otot < aliran balik lambat trombus 3. osteoporosis dan kelemahan otot pengurangan masa tulang dan pelepasan kalsium hiperkalsiuria batu ginjal masa otot juga berkurang lemah 4. pneumonia hipostatik gerak respirasi dan reflek batuk << kongesti aliran darah dan udema pulmoner bronkopneumonia
PENUAAN
Mengapa menjadi tua ?? 1. umur spesies berbeda 2. nutrisi baik umur lebih panjang 3. beberapa jenis sel mampu membelah
PENUAAN
Berkurangnya (bertahap) kemampuan jaringan untuk meremajakan (renew) diri, mempertahankan struktur dan fungsi normal, menolak/bertahan terhadap ruda paksa (termasuk infeksi), memperbaiki seluruh kerusakan, sepanjang hidupnya
pertahanan thd infeksi berkurang, akumulasi hasil metabolisme dan distorsi struktur, yang terpapar sebagai penyakit degeneratif (hipertensi, aterosklerosis, diabetes, kanker) yang membantu menghantarkan keakhir hidup melalui peristiwa yang dramatik (seperti stroke, infark miokard, penyebaran kanker dsb)
Proses Penuaan berbeda beda untuk setiap sel, individu, spesies, karena : 1. 2. 3. 4. Perbedaan Genetik Perbedaan Nutrisi Perbedaan Sel / Jaringan Perbedaan Kemampuan Pembelahan Sel Umur Sel
Laboratorik Tergantung dari : a. spesies sel donor b. umur sel donor c. adanya gangguan metabolisme d. asal jaringan e. kemampuan proliferasi jaringan asal
CAUSES OF AGING
1. Teori Genetic Clock waktu/jumlah mitosis terbatas habis mati (tanpa ada kejadian apa apa)
Bukti pendukung a. Lama hidup setiap spesies berbeda b. Perubahan Neoplastik penuaan berhenti, pembelah an terus menerus sel immortal o.k adanya perubahan program dalam inti
2. Teori Error Catastrophe kesalahan2 dalam sel yang terakumulasi, akan mengawali serangkaian reaksi dari kesalahan lain yang bertambah besar dan akhirnya membunuh sel sendiri
Bukti Pendukung
1. Kesalahan Duplikasi DNA Kejadiannya bertambah sejalan dengan bertambahnya umur sel. Kesalahan Aktifitas Polimerase DNA hilangnya kemampuan replikasi sintesis DNA gen yang berguna hilang, mis gen yg menyebabkan sintesis mitosis-inhibiting protein 2. Kesalahan Sintesis RNA Mutasi DNA yg cacat menyebabkan hilangnya RNA (yg ber guna) dan protein (mis repair enzyme), atau akumulasi RNA abnormal dan division-inhibiting protein 3. Perubahan Sintesis Protein (baik akibat kesalahan: mutasi DNA/transkripsi/translasi) yang berlangsung mengikuti waktu
4. Unrepaired DNA dan Lesi Lainnya Lesi DNA (akibat gagalnya sistem ensim yg bertugas memperbaiki lesi) yang spontan atau akibat lingkungan, terjadi sepanjang waktu dan terakumulasi
5. Stabilitas DNA dan Efisiensi Perbaikan Semakin stabil duplikasi DNA semakin panjang umur spesies Begitu juga kemampuan perbaikan lesi DNA, yang makin efisien pada spesies yang berumur panjang
Penyakit multipel
dementia senilis, katarak, pendengaran berkurang, elastosis kulit, osteoporosis, hipertesi, IHD, hiperplasia prostat, sendi degeneratif, udema tungkai akibat gagal jantung, atrofi berbagai organ
tersering : - kanker paru, copd (emfisema, bronkitis kr) - aterosklerosis, infark miokard
EFEK POLUTAN 1. Efek Langsung, asam/basa kuat efek korosif langsung pada kulit 2. Efek Tidak Langsung, bahan kimia merubah metabolisme sel dan merusaknya 3. Efek Lanjut, jumlah kecil dlm waktu lama kumulatif terlihat, misal ultra violet PAPARAN KLINIK EFEK POLUTAN 1. Toksik Akut 2. Reaksi Alergi 3. Kanker 4. Penyakit Paru Kronik - Pneumokoniosis
PNEUMOKONIOSIS
1. Debu batubara, tertimbun dalam paru makrofag terbentuk makula & jar ikat fibrosis paru masif progresif bercak paru hitam 2. Debu karbon, antrakosis ke pleura pleuritis fibrosa sekunder meluas alveolus/elastisitas berkurang klinik : batuk dahak pekat hitam 3. Debu silika, awal keluhan tidak nyata lanjut meluas alveolus terisi eksudat ( eksudasi alveolus masif) fibrosis & kalsifikasi nodul putih keabuan klinik : batuk, dispneu, nyeri dada sampai hemoptoe 4. Debu asbes, pneumokoniosis interstitialis fibrosa lanjut meluas perlekatan (dgn pleura) sesak & tekanan pulmonal meningkat dekomp jantung kanan CPC