You are on page 1of 17

Tidur Mendengkur Memicu Gangguan Jantung Kompas.

com Tidur sampai mendengkur bagi sebagian besar orang bukan dianggap sebagai masalah. Dengkuran bahkan dikaitkan dengan tidur yang nyenyak. Padahal, mendengkur yang disertai henti napas sesaat bisa memicu gangguan kesehatan serius seperti stroke atau penyakit jantung. Henti napas saat tidur atau obstructive sleep apnea (OSA) disebabkan karena tertutupnya jalan napas oleh jaringan di bagian atas hidung dan tenggorokan. Yang meresahkan, henti napas ini bisa terjadi berulang kali selama tidur. "Henti napas tersebut akan membuat tubuh kekurangan oksigen. Karena tidak ada oksigen biasanya kita akan terbangun mendadak. Tensi darah pun langsung naik. Kondisi tersebut dalam jangka panjang menyebabkan gangguan pada jantung," kata dr Bambang Budi Siswanto, Sp JP dalam acara bertajuk Gangguan Tidur Tingkatkan Risiko Penyakit Kronik di Jakarta (27/3/13). Acara tersebut diadakan dalam rangka memperingati Hari Tidur Sedunia. Penurunan kadar oksigen dalam darah secara tajam saat tidur itu bisa memicu gangguan irama jantung serta hipertensi atau peningkatan tekanan darah yang sulit diturunkan dengan obat-obatan. "Banyak pasien hipertensi yang terus ditambah dosis obatnya untuk menurunkan tensinya. Dokter terkadang lupa untuk mengecek apakah pasien itu mengalami OSA atau mendengkur saat tidurnya," kata dokter dari RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta, ini. Hipertensi kronik juga bisa menyebabkan penebalan otot jantung serta pengentalan darah. "Risiko stroke menjadi sangat tinggi," imbuhnya. Menurut dr Rismawati Tedjasukmana, Sp S, peneliti tidur, sleep apnea bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi sampai lansia. "Pada bayi biasanya disebabkan karena kelainan pertumbuhan rahang. Sedangkan pembesaran amandel pada anak usia sekolah juga akan menyebabkan mengorok," katanya dalam kesempatan yang sama. Pada orang dewasa, kondisi-kondisi tertentu bisa mengundang sleep apnea, misalnya saja kegemukan. "Peran terbesar pada terjadinya sleep apnea memang berat badan. Tetapi di lain pihak orang yang sleep apnea juga berat badannya lebih mudah naik," imbuh Risma. Gangguan tidur akan mengganggu keseimbangan hormon-hormon, misalnya saja hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang. Gangguan hormon insulin juga akan memicu penyakit diabetes. "Jika kita ngorok artinya napasnya tidak plong. Karena itu harus diterapi agar tidak sampai terjadi komplikasi penyakit," kata Bambang. Mengurangi berat badan, berhenti merokok, atau tidur dengan posisi miring bisa dilakukan untuk mengurangi dengkuran. Pada kasus yang lebih berat, cara yang efektif untuk mengatasi sleep apnea adalah penggunaan alat khusus untuk memberikan tekanan udara ke saluran napas Anda. Sumber : Penulis : Lusia Kus Anna | Rabu, 27 Maret 2013 | 17:12 WIB

Kompas.com Sabtu, 20 Juli 2013 04:16 http://health.kompas.com/read/2013/03/27/1712143/Tidur.Mendengkur.Memicu.Gangguan.Jantung Minggu, 31 Maret 2013 OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA, berbahayakah? Obstructive sleep apnea (OSA) adalah salah satu tipe gangguan tidur atau sleep apnea. Prinsip utama OSA adalah terdorongnya lidah dan palatum ke belakang hingga menempel pada dinding faring posterior, menyebabkan oklusi nasofaring dan orofaring. Kolaps saluran napas atas terjadi bila tekanan negatif orofaring saat inspirasi melampaui batas batas stabilisasi otot dilator dan abduktor saluran napas atas. Baik faktor struktural maupun fungsional memegang peran dalam menentukan tekanan kritis kolaps saluran napas. Penyempitas saluran napas atas terjadi pada sebagian pasien akibat micrognathia, retrognathia, macroglossia, hipertrofi adenotonsilar, atau akromegali. Obesitas turut berperan dalam penyempitan saluran napas atas namun mekanismenya belum diketahui. Sistem saraf pusat berperan penting dalam OSA, kombinasi aktivitas otot saluran napas atas yang menurun pada saat tidur dan struktur faring yang kecil membentuk tekanan kritis kolaps saluran napas atas. pada sebagian pasien OSA, obstruksi bisa terjadi dalam hidung. Tahanan yang tinggi cenderung menyebabkan kolaps karena kontraksi diafragma meningkat untuk mengatasi tahanan aliran udara di hidung atau laring. kadar desaturasi hemoglobin arterial saat apnea tidak hanya ditentukan oleh lamanya apnea, namun juga oleh nilai dasar Pa O2 saat terjaga dan volume paru saat awal apnea. Obesitas dan obstruksi saluran napas difus, yang menurunkan nilai dasar PaO2 dan volume paru akan mempercepat desaturasi PaO2. Berakhirnya OSA ditentukan oleh proses terbangun dari tidur ke tingkat yang lebih dangkal yang akan mengaktifkan otot dilator dan abduktor saluran napas atas dan mengembalikan patensi saluran napas atas. Faktor yang berperan dalam respons terbangun meliputi rangsangan kimiawi terhadap asfiksia dan rangsangan mekanis terhadap tersumbatnya saluran napas. Faktor yang mengganggu aktifitas retikuler dapat menghambat proses terbangun, seperti tidur REM, alkohol, obat sedatif, dan defek pada kemoreseptor karotis.

Sumber : Diposkan oleh Ahmad Subagyo di 23:56 http://www.klikparu.com/2013/03/obstructive-sleep-apnea-berbahayakah.html Saturday, 20 July 2013 4:51:02 Sleep and Snoring Clinic Apakah anda mengalami gangguan tidur...?? OSA (Obstructive Sleep Apnea) atau 'Henti nafas saat tidur" merupakan salah satu penyakit gangguan tidur. Berdasarkan data dari www.wrong diagnosis.com/osa/statis-country, Indonesia dengan jumlah penduduk 200 juta jiwa, estimasi prevalensi penderita OSA adalah 10 juta orang. Apakah anda salah satunya...?? Apa yang dimaksud dengan OSA (Obstructive Sleep Apnea) itu?

Apnea berarti berhenti bernapas. Pasien dengan OSA mungkin mengalami ratusan episode apnea dalam semalam, sehingga mengganggu tidurnya dan tubuhnya kekurangan oksigen. Sleep apnea merupakan gangguan yang umum terjadi, kira-kira 2-4% orang dewasa mengalami gangguan ini. Bila diobati dengan baik penderita OSA dapat hidup dengan normal. Bila tenggorokan bentuknya sempit atau relaksasi otot berlebihan, saluran udara bisa tertutup seluruhnya, sehingga tidak bisa bernapas. Bila hal ini terjadi berkali-kali pada malam hari, disebut penyakit Obstructive Sleep Apnea (OSA). Hambatan aliran udara pada penderita OSA bisa terjadi antara 10 detik sampai 2 menit atau lebih lama. Akibatnya otak kekurangan oksigen, sehingga memerintahkan tubuh untuk bangun dan bernapas kembali. Hal ini dapat terjadi walaupun pasien tidak menyadarinya. OSA dapat terjadi pada semua umur. Pada anak terjadi akibat pembesaran tonsil dan adenoid atau kelainan bentuk wajah. Pada dewasa terutama pada laki-laki usia setengah baya. OSA sering dihubungkan dengan obesitas (kegemukan), terutama lemak berlebihan pada leher. Apakah gejala OSA? Sering mengorok waktu tidur Berhenti bernapas waktu tidur Tidur tidak nyenyak Mengantuk terus atau tidak bergairah sepanjang hari Merasa tidak segar waktu bangun tidur Sakit kepala waktu bangun tidur Sulit berkonsentrasi Apakah Bahaya OSA? Risiko OSA terhadap kesehatan Anda: OSA menyebabkan hipertensi, serangan jantung dan stroke. OSA menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Penderita OSA 4 kali lipat lebih besar kemungkinannya mengalami kecelakaan lalu lintas Apa yang dilakukan di MEDISTRA Sleep dan Snoring Clinic ?? Sleep Study Multiple Sleep Latency Test (MSLT) CPAP Titration (Salah Satu cara pengobatan gangguan Tidur) Split Night Study Penanganan terpadu Insomnia Maintenance of Wakefulness Test (MWT)

Apa itu Sleep Study ? Sleep Study adalah tindakan merekam aktifitas selama tidur, yaitu sel otak, tegangan otot, pergerakan bola mata, aliran nafas, denyut utama jantung, kadar oksigen dalam darah, dan lain-lain yang ditangani oleh Dokter Spesialis saraf dengan sertifikasi RPSGT (Registered Polysomnographic Technologist) dari Amerika dan Dokter-dokter Spesialis lainnya. Jenis sleep study yaitu: 1. Overnight polysomnography (pemeriksaan malam hari 2. Daytime nap test (pemeriksaan siang hari, disebut Multiple Sleep Latency Test/MSLT) Penanganan terpadu Insomnia Penanganan terpadu Insomnia di Medistra Sleep & Snoring Clinic ditangani oleh Dokter-dokter Spesialis Saraf & Gangguan Tidur, Spesialis Kedokteran Jiwa serta Spesialis Rehabilitasi Medis. Pengobatan Insomnia Kronis di Medistra Sleep & Snoring Clinic adalah: Farmakoterapi (obat-obatan) Non Farmakoterapi yang terdiri dari: 1. Perbaikan Higyne Tidur 2. Terapi Relaksasi 3. Sleep Restriction Therapy 4. Cognitive Behavioral Therapy Beberapa sumber berita mengenai Sleep & Snoring Clinic RS MEDISTRA : 1.http://health.detik.com/read/2012/03/15/122642/1868074/763/mendengkur-tidak-bakal-memicu-stroke-kalau-hanya-sesekali 2.http://health.detik.com/read/2012/03/15/155847/1868414/763/dibandingkan-bule-orang-asia-lebih-punya-bakat-ngorok?d8833health 3. http://health.kompas.com/read/2012/03/15/16151184/Mendengkur.Bisa.Membunuh.Diam-diam 4. http://www.lensaindonesia.com/2012/03/15/philips-jalin-kerjasama-global-peringati-world-sleep-day-2012.html 5.http://health.detik.com/read/2012/03/15/142958/1868286/763/risiko-yang-muncul-bila-selalu-tidur-dengan-mulut-terbuka?l1101755hl Sumber http://www.medistra.com/index.php?option=com_content&view=article&id=86&Itemid=105 Apakah Sleep Apnea Obstruktif?

Obstructive sleep apnea (OSA) adalah gangguan tidur umum yang disebabkan oleh obstruksi jalan napas. Hal ini ditandai dengan jeda bernapas selama tidur. Episode ini, yang disebut apnea (harfiah, "tanpa nafas"), masing-masing berlangsung cukup lama bahwa satu atau lebih napas yang tidak terjawab, dan terjadi berulang-ulang sepanjang tidur. Dalam apnea tidur obstruktif, pernapasan terganggu oleh blok fisik untuk aliran udara, meskipun upaya untuk bernapas. Individu dengan sleep apnea jarang menyadari memiliki kesulitan bernapas, bahkan ketika bangun tidur. Sleep apnea adalah diakui sebagai sebuah masalah oleh orang lain menyaksikan individu selama episode atau dicurigai karena efek pada tubuh (sequelae''''). Gejala dapat hadir selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun tanpa identifikasi, selama waktu penderita dapat menjadi terbiasa dengan kantuk di siang hari dan kelelahan terkait dengan tingkat signifikan gangguan tidur. Orang yang tidur sendirian tanpa mitra jangka panjang manusia mungkin tidak diberitahu tentang gejala gangguan mereka tidur. Karena otot tubuh rileks biasanya selama tidur, dan karena, pada tingkat tenggorokan, saluran udara manusia terdiri dari dinding jaringan lunak, yang bisa runtuh, mudah untuk memahami bagaimana pernapasan dapat menjadi terhambat selama tidur. Meskipun tingkat yang sangat rendah apnea tidur obstruktif dianggap dalam batas-batas tidur normal, dan banyak individu mengalami episode apnea tidur obstruktif di beberapa titik dalam hidup, jauh lebih kecil persentase orang yang menderita kronis, tidur obstruktif apnea parah . Banyak orang mengalami episode apnea tidur obstruktif hanya untuk waktu singkat. Hal ini dapat hasil dari infeksi saluran pernapasan atas yang menyebabkan hidung tersumbat, bersama dengan pembengkakan tenggorokan, atau amandel yang sementara menghasilkan amandel sangat membesar. Epstein-Barr, misalnya, dikenal untuk dapat secara dramatis meningkatkan ukuran jaringan limfoid selama infeksi akut, dan apnea tidur obstruktif cukup umum dalam kasus-kasus mononukleosis menular akut yang parah. Sementara mantra sindrom apnea tidur obstruktif juga dapat terjadi pada individu yang berada di bawah pengaruh obat (seperti alkohol) yang dapat rileks nada tubuh mereka berlebihan dan mengganggu gairah normal dari mekanisme tidur. OSA adalah kondisi umum di banyak bagian dunia. Jika dipelajari dengan seksama dalam laboratorium tidur oleh polysomnography, sekitar 1 dari 5 orang dewasa Amerika memiliki setidaknya OSA ringan. OSA lebih sering dari sleep apnea pusat. Bacaan lebih lanjut Gejala Obstruktif Sleep Apnea Obstructive Sleep Apnea Penyebab Sleep Apnea obstruktif Patofisiologi Sleep Apnea obstruktif Diagnosa

Sleep Apnea Obstruktif Perawatan Sleep Apnea obstruktif Prognosis Artikel ini berlisensi di bawah Lisensi Creative Commons Attribution-ShareAlike . Ini menggunakan bahan dari artikel Wikipedia pada " sleep apnea obstruktif "Semua bahan yang digunakan diadaptasi dari Wikipedia tersedia di bawah persyaratan Lisensi Creative Commons AttributionShareAlike . Wikipedia itu sendiri adalah merek dagang terdaftar dari Wikimedia Foundation, Inc Recent Obstructive Sleep Apnea News CPAP reduces nightmare frequency, motivates treatment compliance in patients with PTSD and OSA A new study suggests that CPAP therapy reduces nightmares in veterans with post-traumatic stress disorder (PTSD) and obstructive sleep apnea (OSA). Nearly half a million dollars given to physicians working to cure psoriatic diseases Twelve residents and medical students each received a one-year, $40,000 National Psoriasis Foundation fellowship to study psoriasis and psoriatic arthritis. Chronic sleep restriction among adults with late bedtimes may be associated with weight gain A new study suggests that healthy adults with late bedtimes and chronic sleep restriction may be more susceptible to weight gain due to the increased consumption of calories during late-night hours. Sleep apnea severity higher among African-American men, WSU researcher finds A Wayne State University researcher has found that sleep apnea severity is higher among African-American men in certain age ranges, even after controlling for body mass index. Sorin Group announces CE mark approval, launch of REPLY 200 family of pacemakers with SAM Sorin Group, a global medical company and a leader in the treatment of cardiovascular diseases, announced today CE mark approval and the European commercial launch of the REPLY 200 family of pacemaker... Sumber : http://www.news-medical.net/health/What-is-Obstructive-Sleep-Apnea-(Indonesian).aspx News medical July 19, 2013

Berbagai Mitos Terkait Susah Tidur Tidur adalah kebutuhan biologis setiap manusia. Tidur akan meregenerasi sel dan mendapatkan kembali energi yang hilang saat beraktivitas. Tidur akan mengembalikan performa terbaik seseorang. Namun tidak semua orang bisa menjalani tidur dengan baik. Parahnya, keadaan tersebut kerap diremehkan. Padahal bila berlanjut, akan merugikan penderita. Bila sulit tidur sudah amat mengganggu, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter. Berikut mitos terkait sulit tidur yang kerap beredar : 1. Mengkonsumsi minuman keras sebelum tidur Minuman keras sebelum tidur bukanlah ide yang baik. Alkohol memang membantu tidur. Namun saat masuk ke dalam tubuh, alkohol akan merusak, menyebabkan tidur tidak efektif, atau membuat bangun lebih cepat. 2. Insomnia semata masalah psikologi Pemicu insomnia bukan hanya masalah psikologi. Beberapa hal bisa menyebabkan insomnia seperti kebersihan tempat tidur, sakit, efek samping obat, penyakit kronis, atau sleep apnea. 3. Menonton merangsang kantuk Lampu dan suara televisi dan komputer mengurangi produksi melatonin. Padahal, melatonin mempersingkat waktu sampai merasa ngantuk. Jika ingin merasa ngantuk, lebih baik mendengarkan musik atau radio. 4. Obat tidur tidak berisiko Obat tidur memang lebih aman dan efektif, dibanding lainnya. Namun seluruh obat berpotensi risiko, termasuk ketergantungan. Obat tidur bisa meredakan gejala temporer insomnia, namun tidak menyembuhkan. Memperbaiki lingkungan tidur dan kesehatan adalah cara terbaik mengobati insomnia. 5. Kurang tidur bisa diganti di lain hari Jam tidur tidak bisa diganti. Tidur 1-2 hari atau sepanjang weekend justru merusak jam metabolisme kita. Gangguan ini justru membuat sulit tidur di kemudian hari. Cara memenuhinya hanya dengan kembali ke jadwal tidur semula. 6. Tidur siang membantu insomnia Pertolongan tidur siang bergantung pada orang dan tidur siang itu sendiri. Untuk beberapa orang tidur siang 10-20 menit bisa menyegarkan. Namun untuk orang dengan insomnia, tidur siang menurunkan keinginan otak untuk tidur saat malam hari. 7. Membiasakan diri tidur lebih sedikit Seseorang bisa membiasakan diri tidur dengan jam lebih sedikit. Namun tubuh tidak bisa dilatih untuk hal yang sama. Setiap orang lahir dengan keperluan tidur. Dewasa sedikitnya membutuhkan 8 jam. Kurang tidur mengakibatkan konsekuensi serius, misal performa kerja yang buruk dan risiko kecelakaan. 8. Masalah tidur pergi sendiri Masalah tidur tidak akan pergi sampai diketahui penyebabnya. Bila merasa terus menerus ngantuk atau sebaliknya, segera pergi ke dokter untuk suatu penanganan. Sumber : Penulis : Rosmha Widiyani | Jumat, 19 Juli 2013 | 09:33 WIB KOMPAS.com -

http://health.kompas.com/read/2013/07/19/0933362/Berbagai.Mitos.Terkait.Susah.Tidur. Ringkasan Gangguan tidur adalah gangguan yang berhubungan dengan tidur dikarenakan masalah medis, gaya hidup dan factor lingkungan yang biasanya menyebabkan tidur terganggu, mengakibatkan kurang atau kualitas tidur yang buruk. Apa itu Tidur Normal? Tidur normal terdiri dari siklus tidur pergerakan mata tidak cepat (NREM) bergantian dengan tidur pergerakan mata cepat (REM). Tidur NREM terdiri dari tidur dangkal dan tidur dalam. Tidur REM juga dikenal dengan tidur mimpi. Fungsi tidur dipercaya untuk mengembalikan, waktu untuk istirahat dan perbaikan untuk tubuh. Dewasa membutuhkan rata-rata 8 jam tidur (berkisar antara 6-10 jam). Adalah normal untuk jatuh tertidur dalam 10 hingga 20 menit setelah di tempat tidur, untuk bangun seketika satu atau dua kali setiap malam ketika kembali tidur dengan segera, dan bangun dengan rasa segar. Anakanak memerlukan lebih banyak tidur dan cenderung memiliki lebih banyak tidur dalam, ketika lansia mengalami lebih sering bangun dan tidur dalamlebih sedikit. Apa yang terjadi jika kita tidak cukup tidur? Konsekuensi kehilangan tidur serius jangka pendek dan panjang mencerminkan perbaikan penting fungsi tidur. Ketika kami tidak mendapat cukup tidur, daya ingat, konsentrasi, kewaspadaan dan suasana hati kami terpengaruh. Rasa kantuk di siang hari mengakibatkan kinerja kerja dan sekolah buruk dan dapat menyebabkan kecelakaan serius. Tidak diobati, gangguan tidur jangka panjang menurunkan kualitas hidup dan dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas. Penyebab Apa Penyebab Rasa Kantuk Berlebihan di Siang Hari? Penyebab umum: Tidak cukup tidur. Banyak orang tidak cukup idur karena pilihan gaya hidup. Apnea tidur obstruktif, yang merujuk pada penghentian bernafas saat tidur. Pasien mungkin kelebihan berat badan atau memiliki penyumbatan pada saluran nafas karena masalah dengan hidung atau tenggorokan mereka. Penyebab tidak umum tetapi penting:

Narkolepsi, gangguan tidur yang terkait dengan kehilangan kekuatan otot seketika, halusinasi dan kelumpuhan otot saat berjalan. Orang dengan rasa kantuk berlebihan di siang hari cukup untuk menyebabkan gangguan sosial atau kerja harus menjalani pemeriksaan formal oleh dokter. Mereka yang dicurigai dengan tidur apnea atau narkolepsi biasanya perlu untuk menjalani studi tidur. Apa penyebab Insomnia? Insomnia merujuk pada kesulitan tidur atau tetap tidur, atau persepsi tidur tidak menyegarkan. Insomnia seringkali berhubungan dengan lebih dari satu penyebab, termasuk faktor psikologi dan gaya hidup: Berlebihan atau pengelolaan stress kurang baik Depresi dan cemas Konsumsi kafein berlebihan Kebiasaan tidur yang kurang baik dan pola tidur tidak teratur Pasien dengan insomnia menetap harus diperiksa oleh dokter untuk menyingkirkan depresi yang mendasarinya, yang seringkali hadir dengan bangun pagi dini. Pasien yang tidak dapat tidur tanpa obat tidur mungkin perlu dirujuk ke Klinik Gangguan Tidur. Sebagian besar pasien dengan insomnia dapat dikelola dengan modifikasi gaya hidup dan obat-obatan, dan biasanya tidak memerlukan studi tidur. Apa Penyebab Tingkah Laku Tidak Normal dalam Tidur? Tingkah laku tidak normal dalam tidur seringkali tidak memerlukan pengobatan tertentu kecuali terdapat resiko cedera,atau jika pergerakan tidak normal mengganggu tidur. Contohnya gangguan tidur terkait dengan pergerakan tidak normal adalah sindrom kaki gelisah dan gangguan pergerakan periodik anggota badan, dimana kaki menghentak berlebihan sebelum atau semasa tidur mengakibatkan insomnia atau rasa kantuk berlebih di siang hari. Parasomnia adalah tingkah laku tidak normal semasa tidur yang dapat terjadi pada anak atau dewasa: Teror tidur/ Mimpi buruk Memerankan mimpi Bicara dalam tidur Kertakan gigi Berjalan dalam tidur/Memerankan mimpi Studi tidur seringkali diperlukan untuk memeriksa kondisi-kondisi ini.Mereka harus dibedakan dari kejang yang terjadi semasa tidur, yang dapat tampak sangat serupa.

Gejala Gejala Umum: Rasa kantuk berlebihan di siang hari Insomnia Gangguan pernafasan ketika tidur Tingkah laku tidak normal semasa tidur Faktor Resiko Beberapa gangguan tidur seperti sindrom kaki gelisah, tidur apnea obstruktif, narkolepsi dan parasomnia memiliki komponen genetic dan berjalan dalam keluarga. Orang yang memiliki jadual tidur tidak teratur, termasuk pekerja giliran dan mereka yang seringkali melakukan perjalanan berbeda zona waktu, juga pada resiko tinggi mengalami masalah terkait dengan tidur. Faktor gaya hidup seperti konsumsi kafein berlebihan, kurang olah raga teratur, manajemen stress kurang baik dan merokok semua berperan dalam gangguan tidur. Pada umumnya, kualitas tidur menurun seiring usia. Sebagai akibatnya, seiring dengan perubahan degenerasi dan peningkatan berat badan yang meningkat sesuai usia, gangguan terkait tidur cenderung menjadi lebih sering seiring kita bertambah tua. Pencegahan Beberapa tip pencegahan dasar untuk mencegah perkembangan gangguan tidur: Jaga jadual tidur teratur dan bangun pada waktu yang sama setiap pagi. Hindari tidur berlebihan di siang hari. Jaga hanya tidur sekali di siang hari, jika ya, dan buat kurang dari 1 jam lamanya. Hindari makan penuh sebelum pergi tidur dan/atau konsumsi kafein dan alkohol khususnya setelah makan malam. Jangan pergi tidur kecuali Anda lelah. Pastikan lingkungan tidur yang nyaman, gelap dan tenang. Diagnosa Sebagian besar gangguan tidur dapat didiagnosa dengan sejarah tidur yang baik, termasuk pertanyaan tentang kebiasaan tidur pasien, gaya hidup, obat-obatan dan pemeriksaan fisik. Studi tidur mungkin diperlukan beberapa pasien. Studi Tidur

Pola tidur dapat dipelajari di laboratorium menggunakan mesin yang mencatat aktivitas gelombang otak, pernafasan, detak jantung dan pergerakan anggota tubuh semasa tidur. Jenis studi tidur paling umum adalah: Polisomnografi semalam Tes tidur siang (juga dikenal dengan uji latensi tidur multipel atau MSLT). PSG melibatkan tinggal bermalam di laboratorium tidur dan dihubungkan dengan mesin yang dipantau oleh ahli teknik tidur. Sekurangnya 6 jam tidur dicatat menggunakan elektroda yang ditempelkan ke kulit kepala dan anggota tubuh, khususnya ikatan melalui dada dan perut, monitor aliran udara dan timah EKG. MSLT mengikuti PSG semalam, meliputi empat 20-menit tidur dengan jarak 2 jam sepanjang hari. MSLT ditunjukkan untuk diagnosis narkolepsi dan juga untuk menilai keakutan rasa kantuk pada pasien yang mengeluh rasa kantuk berlebihan di siang hari. Sumber : http://www.singhealth.com.sg/PatientCare/Overseas-Referral/bh/Conditions/Pages/Sleep-Disorders.aspx Cahaya yang dipantulkan gadget menjadi penyebab gangguan tidur Jika Anda seringkali merasa tidak bisa tidur nyenyak, atau bahkan tidak bisa tidur sama sekali, mungkin ini disebabkan dengan kebiasaan bermain gadget menjelang tidur. Hasil studi menunjukkan cahaya elektrik bisa menekan produksi melatonin, hormon yang membantu otak untuk beristirahat. Peneliti dari Monash University di Australia, Profesor Shantha Rajaratnam, menegaskan adanya bukti yang kuat mengenai pancaran cahaya elektrik, atau 'artificial light' yang menyebabkan gangguan tidur di malam hari. "Pancaran cahaya elektrik telah menyebabkan pola tidur terganggu, seperti terbangun di tengah tidur, apalagi dengan perkembangan teknologi maka masalah ini semakin meningkat, " ujar Profesor Shantha. Sebuah studi di Amerika Serikat menunjukkan bahwa gadget seperti laptop, telepon genggam, dan tablet memancarkan cahaya dengan kekuatan 30-50 lux, atau kekuataanya setengah dari lampu kamar biasa. "Dari penelitian sebelumnya disebutkan bahwa kekuatan cahaya di level 30-50 lux ini bisa menekan produksi melatonin dalam tubuh" Padahal melatonin adalah hormon yang membantu proses tidur, dan biasanya dimulai diproduksi oleh tubuh kita saat tidak ada cahaya atau dalam keadaan gelap.

"Kami menyarankan agar mematikan gadget dua jam, atau setidaknya satu jam sebelum tidur, untuk mencoba mengurangi pancaran cahaya."' Sementara itu psikolog Dr Amanda Gamble, dari Klinik Insomnia Woolcock di Sydney mengatakan ada tiga dampak buruk yang disebabkan oleh gadget. "Pertama karena saat melihat gadget dengan jarak terlalu dekat, maka produksi hormon melatonin terganggu dan membuat sulit untuk tidur bahkan tidur menjadi terganggu." "Kedua, gadget ini membangkitkan kerja otak, karena mendapat kesenangan, sehingga otak butuh waktu beberapa saat untuk rileks dan siap beristirahat." "Terakhir, banyak di antara kalangan muda yang tetap memainkan gadgetnya, baik untuk belajar, bekerja, atau bersosialisasi di atas tempat tidur, yang seharusnya hanya untuk tidur saja." Kalangan dewasa lebih beresiko dari terpapar cahaya yang intens ini, yang tidak hanya mengganggu pola tidur, tetapi juga perubahan biologis sebelumnya. Apakah Anda masih mau memainkan gadget diatas tempat tidur? Sumber: Diperbaharui 2 July 2013, 16:29 AEST Deborah Rice, http://www.radioaustralia.net.au/indonesian/2013-07-02/cahaya-yang-dipantulkan-gadget-menjadi-penyebab-gangguantidur/1155106 Gangguan Tidur yang Tak Disadari Wanita Terbatasnya pengetahuan atau masih menganggap tidur sebagai hal yang sepele, membuat banyak orang sulit membedakan apakah kondisi tidur yang dialaminya masih tergolong normal atau tidak. Dalam buku A Womans Guide to Sleep Disorders, dijelaskan beberapa gejala yang perlu dikenali wanita bila ia mengalami gangguan tidur: Rasa mengantuk (sleepiness) Wajar bila kita kurang tidur sering merasa mengantuk dan mengeluh sangat lelah atau tidak bertenaga. Rasa mengantuk baru dianggap bermasalah jika frekuensinya terjadi terlalu sering dan muncul tidak pada tempatnya. Misalnya ketika menonton teve, membaca, sedang meeting, atau ketika berbicara dengan orang lain. Pada siang hari, mungkin Anda bisa menahan rasa kantuk karena padatnya kesibukan. Tetapi kantuk bisa menyerang setiap saat dan tak tertahankan, termasuk ketika Anda sedang mengendarai mobil.

Gangguan perilaku tidur Adanya indikasi gangguan tidur bisa juga dilihat dari munculnya beberapa perilaku aneh selama tidur, mulai dari sesuatu yang ringan seperti: sleepwalking, mengigau, sampai yang perlu ditangani khusus seperti hypnagogic hallucination atau halusinasi berbagai bayangan menyeramkan saat tertidur beberapa menit. Perilaku ini dapat mengganggu proses tidur sehingga Anda tidak bisa mencapai tahap REM (Rapid Eye Movement), tahap di mana biasanya seseorang tidur pulas dan bermimpi. Mendengkur Banyak orang menganggap mendengkur bukan suatu masalah serius. Padahal keadaan ini merupakan salah satu gangguan tidur yang bisa berakibat fatal, terutama jika sudah mengalami sleep apnea (henti napas saat tidur), karena bisa memicu penyakit jantung dan stroke. Dan kecenderungan wanita menopause untuk mengalami masalah mendengkur ini meningkat 3 kali lipat. Mengingat pada masa tersebut, wanita menjadi cenderung gemuk dan produksi hormon estrogen yang mencegah apnea berkurang. Gejala-gejala tersebut, bila sering terjadi, akan mengarah pada gangguan tidur. Meskipun kebanyakan orang yang mengalaminya tidak sadar, tetapi ia bisa merasakan efeknya pada saat beraktivitas. Misalnya: sulit berkonsentrasi, sakit kepala, dan menjadi lebih cepat marah. Sehingga biasanya yang lebih bermasalah justru orang-orang di sekitarnya, termasuk pasangan. Menurut Dr. Meir H. Kryger, salah seorang peneliti dari American Academy of Sleep Medicine dan penulis buku A Womans Guide to Sleep Disorders, wanita mengalami kondisi stres yang disebabkan perubahan fisik dan hormonal sepanjang siklus kehidupannya; mulai dari fase menstruasi, kehamilan sampai menopause. Belum lagi ditambah dengan stres dari luar dirinya, seperti tuntutan pekerjaan. Dalam keadaan stres, tubuh memproduksi hormon kortisol secara berlebihan sehingga membuat seseorang terus terjaga dan sulit tidur. Inilah sebabnya insomnia merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan wanita. Sayangnya, mereka cenderung mengelak bila dianggap mengalami gangguan tidur. Ah, saya gampang tidur kok, dimana saja dan kapan saja bisa tertidur. Justru dari jawaban itu sudah menandakan adanya gejala gangguan tidur. Bukan saja sulit tidur, tetapi terlalu cepat tidur pun merupakan suatu gangguan yang dinamakan hipersomnia, demikian jelas dr. Andreas Prasadja, dari Sleep Disorder Clinic RS Mitra Kemayoran, Jakarta. Normalnya seseorang membutuhkan waktu untuk tertidur 15-20 menit. Kalau tertidur lebih cepat atau lebih lama dari waktu tersebut, bisa jadi ia mengalami gangguan tidur. Salah satu penyebab hipersomnia adalah hutang tidur yang menumpuk. Jika Anda tidur kurang dari rentang minimum normal, maka kekurangan tersebut kalau tidak dibayar akan menjadi hutang dan terus dihitung setiap harinya, tutup dokter Andreas. Sumber : Shinta Kusuma, http://www.pesona.co.id/sehat/kesehatan/gangguan.tidur.yang.tak.disadari.wanita/002/002/30

Gangguan tidur Tidur merupakan salah satu fungsi dari otak,dimana dengan bila fungsi ini terganggu tentunya dapat menyebabkan masalah pada diri kita. Pemahaman tentang proses tidur dan terjaga menimbulkan identifikasi dan klasifikasi terhadap berbagai macam gangguan tidur. Penilaian tahapan tidur secara klasik menggunakan teknik ini yang membagi proses dari terjaga menuju tidur, yang terdiri atas empat tahap tidur nongerakan mata yang cepat (NREM) dan satu tahap tidur rapid eye movement (REM) .[1] Pada saat terjaga tonus otot cenderung tinggi, dan gerakan mata yang cepat. Sedangkan pada tahap tidur NREM 1 ditandai dengan gerakan mata bergulir serta reaktivitas terhadap rangsangan luar yang menurun, dan pemikiran dapat dilanjutkan tapi tidak lagi berorientasi realitas. Tahap 2 terdiri dari EEG dengan latar belakang tegangan rendah sampai sedang dengan disertai adanya spindle tidur pada bacaan EEGnya. Tahap 3 ditunjukkan dengan adanya amplitudo tinggi (0 sampai 2 Hz) frekuensi delta yang menempati 20% sampai 50% dari latar belakang bacaan EEG. Tahap 4 mirip dengan tahap 3, kecuali tegangan tinggi gelombang delta yang membentuk minimal 50% dari hasil bacaan EEG. Tahap 3 dan 4 sering digabungkan dan disebut sebagai tidur delta/tidur gelombang lambat/ tidur nyenyak. Selama kita tertidur nyenyak, detak jantung dan tingkat pernapasan diperlambat dan dijaga agar tetap teratur. Dalam tidur NREM tonus otot cukup tinggi tetapi lebih rendah dari pada saat kondisis terjaga.Pola EEG selama tidur REM terdiri dari tegangan rendah serta aktivitas otak dengan frekuensi campuran sekilas mirip dengan hasil EEG pada tidur tahap 1. Tinggi amplitudo berkisar 3 - 6-Hz dan membentuk gelombang segitiga.[1] Gangguan tidur merupakan masalah umum pada pasien yang berusia tua. Gangguan ini dapat menyebabkan kesusahan dan ketidaknyamanan, fungsi siang hari terganggu, dan komplikasi serius. Pada zaman Yunani kuno, Democritus percaya bahwa penyakit fisik adalah penyebab kantuk di siang hari dan gizi buruk adalah penyebab utama insomnia. Akan tetapi pada sebagian besar dari catatan sejarah masalah tidur ini masih dianggap sebagai akibat dari penyakit medis atau kejiwaan ketimbang gangguan primer. Tidur dipandang sebagai proses pasif, mirip dengan kematian, dan gagasan bahwa fisiologi tidur teratur dapat menyebabkan sindrom spesifik masih belum diketahui.[2] Jenis Gangguan Tidur[sunting] Hipersomnia Insomnia Parasomnia Narkolepsi Mendengkur Apnea tidur Referensi[sunting] ^ a b (Inggris) Rowland, Lewis P. (2005). Merritt's Neurology, 11th Edition. Lippincott Williams & Wilkins. -. ^ (Inggris) Christopher G. Goetz, MD (2007). Textbook of Clinical Neurology, 3rd ed. Saunders. ISBN 978-1-4160-3618-0. Sumber Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, http://id.wikipedia.org/wiki/Gangguan_tidur

10 Jenis Gangguan Tidur Insomnia. Insomnia. (sumber: Freedigitalphotos/ David Castillo Dominici) Jakarta - Tidur seharusnya menjadi waktu untuk relaksasi. Sebagian besar dari kita memiliki siklus yang bisa diprediksi saat tidur, yaitu, fase tidur non-REM (rapid-eye-movement) kemudian diikuti fase penuh mimpi, yakni fase REM. Ketika batas antarfase itu kabur dan mengganggu waktu tidur terganggu, ada banyak hal yang dalam hidup yang ikut terganggu. Berikut ini 10 hal yang bisa mengganggu tidur: 10. Mimpi Buruk Orang dengan gangguan mimpi buruk sering terbangun dengan kenangan mimpi yang mengerikan. Efek dari mimpi buruk yang berulang dan parah umumnya akan mengganggu kehidupan nyata. Sering mengalami mimpi buruk pun sering membuat penderitanya takut tidur. Untuk kasus-kasus umum, mimpi buruk bisa dienyahkan dengan menghilangkan/menyelesaikan penyebab utama stres, atau dengan memberi kesempatan diri untuk bersantai, juga mencukupi kebutuhan durasi tidur. Sementara untuk yang mengalami masalah mimpi buruk yang parah, disarankan untuk melakukan konseling dengan terapis atau menemui dokter untuk mendapatkan obat penenang. 9. Tidur Berjalan (Sleepwalking) Setidaknya ada 15 persen orang dewasa yang mengalami masalah tidur berjalan. Angkanya lebih tinggi pada anak-anak. Tidak ada yang tahu alasan mengalami tidur berjalan, tetapi stres dan susah tidur diperkirakan menjadi faktor utama. Genetika juga bisa menjadi faktor penyebab. Saudara sedarah orang yang bermasalah dengan tidur berjalan 10 kali lebih mungkin untuk melakukan hal yang sama dibanding populasi umum. Orang yang tidur berjalan tidak membahayakan, namun tidur sambil berjalan sendiri bisa berbahaya. Terjatuh dan tersengat listrik adalah dua bahaya terbesar bagi orang dengan kondisi tidur berjalan. 8. Sindrom Kepala Meledak (Exploding Head Syndrome) Gangguan ini bukan benar-benar terjadi ledakan pada kepala, melainkan kejutan suara keras yang hanya didengar oleh penderitanya selama awal tidur nyenyak. Suara yang didengar bisa bervariasi, mulai dari simbal jatuh hingga suara ledakan seperti bom. Untuk orang yang mengalami masalah ini, ledakan seakan berasal tepat di samping kepala atau di dalam tengkorak kepalanya. Tidak ada rasa sakit atau bahaya yang dialami penderitanya. Dokter tidak tahu apa yang menyebabkan sindrom ini, namun tidak ada indikasi terkait penyakit serius.

7. Halusinasi Mengantuk Halusinasi mengantuk atau halusinasi hypnagogic terjadi selama transisi dari terjaga tidur (begitu kepala menyentuh bantal). Halusinasi ini terjadi selama proses bangun. Orang-orang melaporkan mendengar suara-suara, merasakan sensasi hantu, dan orang-orang melihat atau benda aneh di kamar mereka. Serangga atau binatang merayap di dinding adalah visi umum, kata Neil Kline, seorang dokter tidur dan wakil dari ASA. Tidur yang berhubungan dengan halusinasi paling umum terjadi pada orang dengan narkolepsi. Jadi penglihatan fantasi yang sesekali ini tidak perlu dikhawatirkan. Apabila halusinasi disertai dengan kantuk di siang hari dan hilangnya kendali otot saat gembira atau terkejut. 6. Teror Malam (Night Terror) Berteriak, meronta-ronta, panik, dan mondar-mandir umumnya dilaporkan orang dengan kondisi night terror. Tidak seperti mimpi buruk yang timbul di fase REM, teror malam terjadi selama tidur non REM, biasanya di awal fase tidur. Paling umum terjadi pada anak-anak. Orang yang mengalami teror malam tiba-tiba duduk tegak, mata terbuka, meskipun mereka tidak benarbenar melihat. Orang tersebut sering berteriak atau menjerit, dan tidak dapat dibangunkan atau ditenangkan. Dalam beberapa kasus, teror malam bercampur dengan tidur sambil berjalan. Orangtua melaporkan anak berkeliaran rumah dalam keadaan panik. Setelah 10 atau 15 menit, orang tersebut biasanya mengendap kembali tidur, menurut National Institutes of Health. Kebanyakan orang dengan masalah ini tidak ingat apa pun yang mereka lakukan ketika teror malam terjadi di keesokan harinya. Penyebab teror malam adalah sebuah misteri, tetapi demam, tidur tidak teratur, dan stres dapat menjadi pemicu. Untungnya, menurut ASA, teror biasanya memudar setelah usia bertambah. 5. Ketindihan (Sleep Paralysis) Selama fase REM, aktivitas bermimpi akan meningkat dan otot-otot berdiam seakan lumpuh. Kelumpuhan sementara ini sebenarnya mengamankan diri supaya tidak bertindak seperti aktivitas yang ada di mimpi. Namun, kelumpuhan bisa tetap terjadi setelah terbangun. Ini yang sering dikira dengan "ketindihan". Seringnya, masalah Sleep Paralysis ini terjadi bersamaan dengan halusinasi (di nomor 7). Dalam satu penelitian yang diterbitkan 1999 dalam Journal of Sleep Research, 75 persen dari mahasiswa yang telah mengalami kelumpuhan tidur secara simultan melaporkan halusinasi. Bentuk "favorit" halusinasinya adalah merasakan kehadiran sesuatu yang jahat, bersama dengan perasaan tercekik. Paduan sleep paralysis dan halusinasi itu kemudian menjadi banyak cerita rakyat di seluruh dunia. 4. Perilaku Gangguan REM

Kadangkala, otak tidak benar-benar memberikan sinyal kepada tubuh untuk tetap diam selama fase REM. Ketika itu terjadi, orang bertindak seperti di dalam mimpi mereka. Berteriak, melakukan pukulan dan tendangan, bahkan keluar dari tempat tidur dan berjalan di sekitar adalah contoh-contoh gangguan REM. Gangguan perilaku REM paling sering terjadi pada orang lanjut usia dan kemungkinan merupakan gejala penyakit Parkinson (gangguan neurologis degeneratif). Dokter biasanya mengobati gangguan ini dengan obat-obat yang mengurangi tidur REM dan merelaksasi tubuh. 3. Gangguan Makan Nokturnal Orang dengan gangguan makan yang terkait dengan gangguan tidur terus makan di malam hari. Keesokan paginya bisa ingat sedikit atau tidak ingat sama sekali tentang kejadian itu. Gangguan ini bisa membahayakan diri sendiri dengan memotong bahan masakan, menyalakan kompor, atau menelan bahan baku mentah. Kelainan ini masih belum dipahami secara menyeluruh, tetapi, terjadinya selama masa tidur non REM. 2. Seksomnia Seks ketika tidur atau seksomnia kali pertama dijelaskan dalam studi kasus kepada tujuh orang di tahun 1996. Seksomnia dapat berkisar dari hanya mengganggu (dengan erangan seksual yang keras), berbahaya (masturbasi yang berbahaya), sampai kriminal (kekerasan seksual atau pemerkosaan). Dalam setidaknya lima kasus kontroversial, pria telah dibebaskan dari penyerangan seksual dengan menyatakan bahwa mereka tertidur selama serangan itu. Dalam penelitian yang diterbitkan pada tahun 2007 oleh jurnal Psychiatry Social dan Psychiatric Epidemiology menunjukkan, kurang tidur, stres, alkohol, obat-obatan, dan kontak fisik dengan pasangan tidur cukup berperan dalam gangguan ini. 1. Insomnia Insomnia, ketidakmampuan untuk tidur atau tetap tertidur dapat menyebabkan mudah marah dan kurang konsentrasi pada siang hari. Dalam jangka panjang, kurang tidur dapat benar-benar berbahaya. Kurang tidur telah dikaitkan dengan obesitas, tekanan darah tinggi, dan serangan jantung. Menurut Highway Traffic Safety Administration Nasional, mengemudi mengantuk menyebabkan kecelakaan mobil lebih dari 100.000 dan 1.550 kematian setiap tahun. Penulis: Olivia Gaol/NAD Sumber:Live Science http://www.beritasatu.com/riset/103547-10-jenis-gangguan-tidur.html

You might also like