You are on page 1of 3

Omentum (omenta) adalah dua lapisan peritoneum yang menghubungkan lambung dengan alat visera lainnya, seperti dengan

hepar (omentum minus), dengan kolon transversum (omentum majus), dan dengan limpa (omentum gastrosplenikus). Peritoneum dua lapis yang terbentang antara kurvatura minor gaster dan bagian proksimal duodenum dengan vena porta hepatis dan fisura duktus venosus dari hepar disebut omentum minus. Omentum minus terdiri dari ligamentum hepatogastrikum dan hepatoduodenale, masing-masing antara hepar dan gaster serta antara hepar dan duodenum. Peritoneum tersebut lalu mengikuti bagian anterior dan posterior lambung, yang bertemu pada kurvatura major. Pada kurvatura major terdapat dua lapisan peritoneum menuju ke kolon transversum sebagai omentum majus. Omentum majus melewati depan depan pankreas dan kolon transversum ke bawah seperti tirai menutupi usus kecil, selanjutnya lapisan dorsalnya ke atas berhubungan dengan mesokolon transversum. Karena kedua lapisan dari mesogatrium bersatu dengan dua lapisan dari mesokolon transversum, omentum majus terdiri dari empat lapisan. Fungsi omentum adalah sebagai pelindung rongga abdomen dari setiap bencana yang mungkin timbul dalam rongga peritoneum. Gerakan omentum dimungkinkan karena gerakan peristaltik usus, gerakan diafragma dan perubahan posisi orang. Selain itu omentum berperan dalam proses imunitas karena mengandung makrofag yang dengan cepat dapat menyingkirkan kuman atau benda asing. Peritoneum parietal sensitif terhadap nyeri, temperatur, perabaan dan tekanan dan mendapat persarafan dari saraf-saraf segmental yang juga mempersarafi kulit dan otot yang ada di luarnya. Peritoneum parietale yang membatasi bagian depan dinding abdomen mendapat persarafan dari enam nervi thoracici (intercostales) terbawah dan nervi lumbalis 1. Peritoneum meliputi permukaan inferior diafragma diurus oleh nervi interkostales terbawah untuk bagian perifer dan nervus phrenikus bagian sentral/tengah. Iritasi pada peritoneum parietale memberikan rasa nyeri lokal, namun insisi pada peritoneum viseral tidak memberikan rasa nyeri. Peritoneum viseral sensitif terhadap regangan dan sobekan namun tidak sensitif untuk perabaan, tekanan dan temperatur. Peritoneum parietale mendapat persarafan dari saraf aferen otonom yang mengurus alat visera. Distensi dari suatu viscus (alat visera) akan memberikan sensasi rasa nyeri. Mesenterium dan mesokolon sensitif terhadap regangan mekanikal. Iritasi pada peritoneum parietal dari diafragma kadang-kadang memberikan rasa nyeri di pundak

yang sesuai, sebagai akibat hubungan persarafan segmental yang sama dari dua daerah (C4 dan 5) ini disebut sebagai referred pain.

Gambar aksial

Gambar koronal

Gambar sagital

Gambar 1. Gambar dari anatomi omentum besar dan kecil (a) dan axial (b), koronal (c), dan sagital (d) diagram dari perut bagian atas. Semakin besar omentum (GO) terdiri dari lapisan peritoneum ganda yang membentang dari kurvatura mayor lambung (S) inferior. Yang turun dan naik porsi biasanya bergabung membentuk celemek lemak vaskular empat lapisan, ruang yang dihasilkan berdekatan dengan kantung minor (LS). Omentum minus (LO) menghubungkan kurvatura minor lambung dan duodenum proksimal dengan hati (L) dan berisi pembuluh darah, saraf, dan kelenjar getah bening. Lebih rendah kantung kosong dan runtuh sehingga hanya bagian batas-batasnya, seperti dinding lambung posterior dan tubuh pankreas, yang diamati pada aksial CT scan. Ao = aorta, C = usus besar, K = ginjal, P = pankreas, Sp = limpa, 1 = bengkok ligamen, 2 = gastrohepatik ligamen, 3 = ligamen gastrolienal.

You might also like