Professional Documents
Culture Documents
Bagikan 0
Mixing Engineer
Lainnya Blog Berikut Buat Blog Masuk
Mixing Engineer
MEMASAK....itulah tepatnya gambaran bagaimana cara kerja seorang Mixing Engineer terhadap sebuah lagu. Untuk bisa menghasilkan masakan yang enak, tentunya harus mengenal bumbu2 dapur ( FX, EQ, Compression )..termasuk bahan baku masakan ( Drum sound, Bass, gitar, Vocal ), kemudian di ramu menjadi satu buah masakan yang enak dan membuat orang lain bahagia dengan masakan yang kita buat.
Tot al Pageviews
13,270
Followers
Blog Archive
8/13/13
Mixing Engineer
Kalau mau utak atik..silahkan di coba sendiri hehehe. Tapi kalau saya, begitu plugin nya di loading, maka semua saya biarin seperti aslinya dulu settingannya. Abis itu, yg saya akses adalah THRSH (threshold) di bagian Master ( kalau gambar di bawah berarti yg ada panah dan lingkaran merah...).
2011 (27) September (1) Plugin Equaliser yang menggunakan OTAK KANAN...Man... August (5) July (21)
About Me
Cahyanandra Dhyaksa Musik atau Audio, adalah ibarat makanan yang menjadi sarapan tiap pagi dan menjadi minuman penghilang dahaga.. Menjadi seorang Mixing / Mastering Engineer ternyata bukanlah sekedar pilihan, tetapi sekarang lebih ke arah keinginan untuk melestarikan keilmuan yang sudah mulai langka ini, agar dapat membawa nama Indonesia ke kancah dunia Internasional. View my complete profile
Tombol yg ada panah itu kita turunkan, sambil kita mengawasi adanya pergerakan dari garis threshold yang ada ( garis yg warnanya orange dan ada bulat2 yg menunjukkan wilayah frekwensi). Begitu ada pergerakan, yang kita awasi adalah usahakan agar yg bergerak cukup 3 bagian wilayah frekwensi yaitu Low, LowMid, dan HIMid. Terus ukuran nariknya sampai berapa ya??? Kalau saya, awal nya saya tarik terus ke bawah sampai 4 wilayah frekwensi aktif, kemudian pelan pelan saya kurangi sampai pergerakannya akhirnya cuman di 3 wilayah frekwensi aja. Itupun harus kita compare antara yg pake plugin dan yg tidak..alias di bypass dan on, biar kita tahu bedanya di mana. Y ang kita cari adalah sampai kita merasa bahwa hasil Mix terasa lebih rapi dibandingkan tanpa menggunakan LinMB. Dan ingat, bila terlalu banyak signal yg terkompres, otomatis "ukuran" hasil Mix nya jadi kerasa kurang "BIG"..terasa terlalu kecil dibanding tanpa LinMB. Kenapa kok bisa rapi ??? Multiband compressor adalah compressor yg aktif sesuai dengan frekwensi. Jadi, bila ada wilayah frekwensi yg melebihi dari threshold, otomatis compressor akan "aktif" dan membuat frekwensinya jadi lebih RAPI. Seolaholah ada dinding batas yg membatasi pergerakan frekwensi nya agar tidak liar. Sooo, tunggu apa lagi!?!?!? SELAMAT BER LINMB RIA !!!!
No comments:
cahyanandradhyaksa.blogspot.com
2/10
8/13/13
Mixing Engineer
Bahkan, jumlah ranting yang ada di pohon, itu percabangannya bisa terhitung secara Fibonacci. Jadi jumlahnya adalah 3,5,8,13... Termasuk bentuk rumah keong adalah bentuk dengan perbandingan dari 1,61. Y ang lebih keren lagi adalah, struktur tubuh manusia juga terdiri dari perbandingan 1,61. Perbandingan antara kepala ke pusar, kemudian dari pusar ke kaki adalah 1,61. Perbandingan antara lengan dan tangan adalah 1,61. Antara dagu ke hidung, kemudian dari hidung ke bibir adalah 1,61. Dan masih buaannyaaak lagi struktur tubuh lain, termasuk struktur alam semesta lain yang terdiri dari perbandingan 1,61.
cahyanandradhyaksa.blogspot.com
3/10
8/13/13
Mixing Engineer
Nah, gara gara banyaknya struktur yang terjasi dengan perbandingan 1,61, kemudian saya berpikir kenapa sih tehnik Mixing tidak mencoba menggunakan angka angka yang terdapat dalam deret fibonacci di atas. Karena sesuai dengan struktur tubuh, bentuk telinga sendiri mengandung unsur fibonacci. Sehingga saya berpikir kalau kita Mixing dengan menggunakan deret fibonacci, otomatis pasti akan sesuai dengan sistem pendengaran kita. Idenya adalah seperti ini. Misal, Vocal adalah instrument paling penting dalam lagu tersebut, kita posisikan dalam VU menjadi -0dB. Nah, untuk instrument lainnya, saya cukup menggunakan deret yg ada di Fibonacci untuk mengatur balance. Contoh, ada akustik gitar. Ketika posisi Vocal tadi awalnya adalah -0dB, maka gitar saya atur balance nya di posisi -5dB misalnya. Kalau masih terlalu keras, maka saya tidak usah bingung lagi di atur di posisi mana, saya tinggal pake -8dB sebagai posisi volume gitar. Atau bahkan saya letakkan di posisi -13dB, sesuai dengan deret Fibonacci yang ada. Begitu juga dengan instrument lainnya. Saya tinggal memilih aja angka2 yang ada di dalam deret Fibonacci. Misal di -2dB, -3dB dst. Hehehehehe... Dan apa yg terjadi dengan percobaan itu??? Waw... Ternyata selain mixing jadi lebih efisien, hasilnya pun ternyata akan lebih natural. Tidak kaku, namun tetap musikal. Fibonacci juga bisa diterapkan di beberapa proses mixing selain "balance". Misalnya didalam EQ, maupun Compressor juga sama.
Pembagian frekwensi dalam EQ juga bisa mengikuti deret Fibonacci : 20,30,50,80,130,210,340,550,890,1440,2330,3770,6100,9870,15970 Hz. Nah, menariknya adalah ternyata semua frekwensi di atas adalah yg paling sering di akses saat kita melakukan proses EQ. Dan uniknya, dari tabel frekwensi di atas, frekwensi terakhir berada di 15970 Hz - ini adalah jangkauan frekwensi teratas yang direproduksi oleh ANALOG system hehehehehe. Jadi ternyata dgn Fibonacci kita lebih Nganalog saat melakukan
cahyanandradhyaksa.blogspot.com 4/10
8/13/13
Mixing Engineer
Mixing. Untuk ratio compression pun, bisa kita pilih dalam bentuk 2:1, 3:1, 5:1 atau 8:1 dst. Jadi tinggal atur2 aja semuanya sesuai dgn Fibonacci. Untuk Panning, juga begitu. Kita bisa pake pendekatan yg macem2. Misalnya nih, dari 100% posisi panning, bisa saja kita bagi dgn sistem Fibonacci. Anggep saja kelipatan 10, berarti nilai panning nya berada di 10,20,30,50,80 untuk posisi di Left maupun Right. Setting Reverb, Automation Volume, Delay, semua pengaturannya bisa kita pakai dengan menggunakan Fibonacci. Karena Mixing dgn sistem Fibonacci ini begitu mudahnya, maka tinggal Cita rasa kita yang diuji sebagai seorang engineer, apakah lagunya jadi semakin enak...atau semakin gak karuan hehehehe.
No comments:
cahyanandradhyaksa.blogspot.com
5/10
8/13/13
Mixing Engineer
Bisa kita lihat sendiri kan?? EQ yang isinya cuman "Tiny, Dark, Bright, Warm..." hehehehe. Jadi, kalau kita merasa suaranya kurang warm, gerakkan aja ke arah warm..sambil dengerin seberapa warm yang kita inginkan. Kalau ingin warm sama bright, ya udah, geser ke bawah sedikit dan ke kanan sedikit. Di jamin bakal tercapai apa yg kita cari. Sudah beberapa hari ini saya mengeksplore plugin yang lucu ini, dan sejauh ini hasilnya bener2 luar biasa. Kok bisa?? Y a kan saya jadinya gak usah ribet2 mikirin frekwensi. Cukup dengerin suaranya, butuh kondisi yang apa - Tiny misalnya - tinggal kita gerakkan seberapa jauh yang kita inginkan. Keunggulan dengan metode ini adalah, kita bener2 fokus terhadap suara. Gak lagi fokus kepada Frekwensi kek, Q kek, atau Berapa dB yang kita boosting / cutting. WHT THE HELL..!!! So, sekarang dah gak jaman lagi ngapalin settingan EQ yang ribet dan berjibun jumlahnya. Cukup katakan "Kurang warm nih"..atau "dibikin tiny yang agak dark nih cocoknya.." hehehehe. SELAMAT BER EQUALISER RIA !!!!
Posted by Cahy anandra Dhy aksa at 3:44 AM
Recommend this on Google
1 comment:
2 comments:
cahyanandradhyaksa.blogspot.com
6/10
8/13/13
Mixing Engineer
1 comment:
Pertama-tama...Amati dulu pola permainan gitar akustiknya. Misal seperti gambar di atas. Ada 8 bar permainan gitar akustik. Dalam lagu pop, seringkali pola permainan nya kembali berulang tiap 4 bar. Anggap saja di posisi A, chordnya adalah C-Am-Dm-G... ( kok kayak lagu ya hehe ). Nah, di posisi B, ternyata berulang juga Chord nya C-Am-Dm-G. Kalau kasusnya begini, maka kita bisa secara gampang bikin stereo track yang terdengar tetap natural. Split 8 bar dari permainan akustik gitar tadi menjadi 2, seperti gambar sebelumnya. Setelah itu, buat sebuah track baru di bawah track gitar akustik
cahyanandradhyaksa.blogspot.com 7/10
8/13/13
Mixing Engineer
yang pertama. Selanjutnya adalah, di track yang baru, kita copy si Posisi B dari track pertama menjadi posisi A di track kedua, dan kita Copy posisi A dari track pertama menjadi posisi B di track kedua. Nah, jadinya adalah seperti gambar di bawah ini.
Lho emang begitu doang terus jadi track stereo yang kayak dua orang maen bareng? Y up !. Kok bisa begitu? Hehehehe. Begini penjelasannya. Ketika si player gitar bermain sampai 8 Bar, bisa di pastikan timing nya antara 4 bar pertama (A) dan 4 bar kedua(B) gak bakalan sama. Termasuk gaya mainnya pasti ada mbeleset2 nya dhikit..termasuk yang lain2. Nah, kondisi itu yang kita manfaatkan dengan menukar saja posisi nya. Jadi si A track 1 ketemu si B track 2, si B track 1 ketemu si A track 2..hehehe padahal itu berasal dari satu permainan pola gitar saja. Dan dijamin, suara yang dihasilkan lebih natural dibandingkan dengan kita memakai software ADT tadi. Atau bahkan lebih natural dibandingkan mengcopy track yang pertama menjadi dua, terus di belesetin dikit antara track 1 dan 2. Kenapa, karena kalau di copy, timing nya tetep saja memiliki jarak yang sama. Jadi tidak bisa terkesan ada dua orang yang bermain gitar bersamaan. Kan yang namanya dua orang main pasti gak bisa bareng2 banget kan??? Lha kalau pola nya beda gimana? Naaahhhh...jadinya agak ribet dikit, ya mau tidak mau harus comot sana comot sini untuk dibentuk pola baru agar polanya ngikuti track yang pertama. Jadi istilahnya, track kedua adalah hasil editan track 1 asal gak ketemu bentuk permainan yang sama..Aduuuhhh jadi bingung sendiri saya hahahahahaha. Di coba sendiri aja deh, biar tahu maksudnya wekekekekekeke SELAMAT BER STEREO2 RIA !!!!
No comments:
Tehnik Penempatan Mic - Untuk menghasilkan Maximum Illusion saat rekaman !!!
Sudah pernah lihat seorang Celine Dion kalo take Vocal di Studio Rekaman ??? Buat yang belum, ini ada linknya di youtube : http://www.youtube.com/watch?v=nAnY Y NFH8p8. Nah, coba kita amati penempatan Mic nya, termasuk waktu dia nyanyi di bagian chorus..itu jaraknya minta ampun jauhnya deh hehehe. Sampai dia harus sejauh itu waktu menyanyi di depan Mic. Di awal-awal pun ternyata dia juga bernyanyi
cahyanandradhyaksa.blogspot.com 8/10
8/13/13
Mixing Engineer
dengan jarak kisaran 30-50cm dari Mic. Kenapa harus begitu ??? Paul Stavrou menjelaskan, bahwa suara itu memiliki sebuah "UJUNG" jangkauan Maksimal atau di istilahkan "Tip of the flame". Jadi bila kita gambarkan, seolah-olah ada Puncak terjauh yang dihasilkan oleh sebuah suara dan itu yang harus kita tangkap saat kita merekam. Kalau terlalu jauh...maka suaranya akan terkesan LEMAH, dan kalau terlalu dekat..maka suaranya akan terkesan TERLALU KUAT. Nah, tugas kita di awal adalah selalu mendengarkan suara yang akan kita rekam, kemudian kita "LIHAT" di mana sih puncak suaranya, abis itu kita letakkan Mic di posisi puncak tersebut. Makanya seorang Celine Dion, ketika di bagian Chorus ( amati di menit 2:10 an dari klip di atas ), dia menjauh. Tujuannya adalah agar Puncak suaranya pas ditangkep oleh Mic. Sedangkan kalau terlalu dekat, maka akan terlalu kuat hasilnya sehingga malah jadinya kurang hidup. Ketika kita melakukan rekaman Drum pun, kuncinya sebenernya adalah "SEBERAPA JAUH" Mic tersebut kita letakkan agar dia mampu menangkap suara dengan Maksimal. Bukan sedekat mungkin. Contoh ketika kita mencari posisi untuk Overhead Mic di posisi floor tom, itu kita tempatkan sejauh mungkin dan kemudian kita denger di speaker monitor, bagaimana ilusi yang terjadi. Cari yang paling WOW !.. Overhead Mic yang berada di wilayah Hihat pun sama saja. Cari posisi terjauh yang mampu ditangkep oleh MIC, dimana posisi itu menghasilkan ILUSI WOW ketika di dengar di speaker monitor. Ketika kemudian ke dua Overhead itu di gabung, coba kita minta tolong pemain drumnya untuk bermain biasa, abis itu kita amati di Control Room. Dengarkan ketika dia bermain Floor - Harus bener2 BIG..terus posisi suaranya itu bisa larinya ke bawah - istilahnya si Stavrou "SHAKE THE GROUND" ( mengguncang ke tanah hehehe ). Kemudian ketika pemain drum melakukan fill dengan tom2 nya keseluruhan, maka GAMBARAN DRUM nya bisa MANTEB gitu. Kalau belum, jangan segan2 mindah posisi Mic hehehehe. Untuk merekam suara Gitar elektrik pun, ketika menggunakan cabinet..Ataur jaraknya sejauh yg bisa menimbulkan ILUSI tadi. Ada cara mudah mendeteksi puncak suara kalau kita mencari di cabinet. Caranya adalah, kita berada di depan cabinet, terus kita pelan2 mundur sampai kemudian suara Gitar nya itu seperti menyentuh tubuh kita..ada sebuah resonansi dalam tubuh kita. Itu biasanya posisi ideal untuk menempatkan sebuah Mic. Begitu sudah ketemu posisinya, jangan lupa untuk mendengarkan di Speaker Monitor. INGAT !!!! ILUSI ITU DI DENGAR LEWAT SPEAKER MONITOR TANPA PROSES APAPUN ! Jadi apapun yang terjadi, acuannya adalah SUARA Y ANG TERDENGAR DI MONITOR.. Kalau di monitor terdengar BIASA, gak WAH..ya sudah, berarti cari lagi posisi sampai ketemu ilusinya. Kalau gak ketemu2 gimana ??? Boleh kok ngundang saya buat ke studionya buat main2 ke sana nyari ilusi bareng2 wekekekekeke ( plus akomodasi di tanggung yah ). SELAMAT BER-MAXIMUM ILLUSION RIA !!!!
No comments:
cahyanandradhyaksa.blogspot.com
9/10
8/13/13
Mixing Engineer
Older Posts
cahyanandradhyaksa.blogspot.com
10/10