You are on page 1of 18

PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN MEKANIKAL

Pasal 1
PERATURAN / ACUAN

1.1. PERATURAN PEMASANGAN


Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan
sebagai berikut :

A. INSTALASI ELEKTRIKAL
1. PUIL
2. A V E
3. Petunjuk dari pabrik pembuat
4. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti PLN

B. INSTALASI TATA SUARA


1. Peraturan Dinas Pekerjaan Umum
2. PUIL 1987.
3. System. TOA, Desing of Public Address

C. INSTALASI TELEKOMUNIKASI
1. Peraturan Perumtel
2. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1987.
3. Petunjuk Pedoman Perencanaan Jaringan Kabel Telepon.

D. INSTALASI FIRE ALARM


1. PUIL
2. A V E
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.05/ MEN/1982.
4. National Fire Protection Association (NFPA).
5. Petunjuk dari pabrik pembuatan peralatan.
6. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti PLN,
PERUMTEL, Dit. Jen. Bina Lindung.

E. INSTALASI PLAMBING & DRAINASE


1. Pedoman Plambing Indonesia.
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 05/ MEN/1982.
3. Keputusan Menteri P.U. No. 02/KPTS.1985.

1.2 GAMBAR - GAMBAR

1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan


yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
2. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi bangunan
yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan service maintenance jika peralatan-
peralatan sudah dioperasikan.
3. Gambar-gambar Arsitek dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi kerja, dan
detail finishing instalasi.

1.3. KOORDINASI

1. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerjasama dengan Pemborong Instalasi lainnya,


agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan
instalasi yang lain.
3. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua
akibatnya menjadi tanggung jawab Pemborong.
1.4. PELAKSANAAN PEMASANGAN

Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas
peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Pemborong harus
segera menghubungi Direksi / Kantor Pajak . Pengambilan ukuran dan / atau pemilihan
kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab Pemborong.

1.5. TESTING DAN COMMISSIONING

1. Sebelum Testing dan Commisioning dilaksanakan pemborong wajib mengajukan


terlebih dahulu program Testing dan Commisioning.
2. Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap
perlu dan atau yang diminta oleh Direksi / Kantor Pajak, apakah keseluruhan instalasi
dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.
3. Semua bahan, perlengkapan dan instalasi lain yang diperlukan untuk mengadakan
testing tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong.

1.6. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN

1. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini diwajibkan mengatasi segala
kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
2. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih
merupakan tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
3. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pemborong instalasi ini tidak melaksanakan
teguran dari Direksi/Kantor Pajak atas perbaikan/ penggantian/penyetelan yang
diperlukan, maka Direksi/Kantor Pajak berhak menyerahkan perbaikan/ penggantian/
penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya Pemborong instalasi ini.
4. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti
pemeriksaan dengan hasil yang baik.
5. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah
Berita Acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan
baik, ditandatangani bersama Pemborong dan Direksi / Kantor Pajak.

1.7 PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN

Pemborong instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang
ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada di lapangan, yang bertindak sebagai
wakil dari pemborong dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis
dan yang bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang akan diberikan
oleh pihak Direksi / Kantor Pajak. Penanggung jawab tersebut di atas juga harus berada di
tempat pekerjaan pada saat diperlukan/dikehendaki oleh pihak Direksi / Kantor Pajak.
1.8. PENAMBAHAN/PENGURANGAN/PERUBAHAN INSTALASI

1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak konsultan Perencana
dan Direksi / Kantor Pajak.
2. Perubahan material, dan lain-lainnya harus diajukan oleh pemborong kepada Direksi /
Kantor Pajak, secara tertulis dan pekerjaan tambah / kurang / perubahan yang ada
harus disetujui oleh Direksi / Kantor Pajak secara tertulis.

1.9. IJIN-IJIN
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya
yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Pemborong.

1.10.PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN

1. Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam


pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya ke kondisi semula, menjadi lingkup
pekerjaan instalasi ini.
2. Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada
persetujuan dari pihak Direksi / Kantor Pajak secara tertulis.

Pasal 2

LINGKUP PEKERJAAN ELEKTRIKAL

2.1. URAIAN LINGKUP PEKERJAAN

Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan instalasi listrik ini
harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan
siap untuk dipergunakan. Garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi kabel Tegangan Menengah dan
penyambungan ke Transformator dan panel TM. Pengadaan, pemasangan dan
pengujian Panel-panel Tegangan Rendah.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Instalasi Tegangan Rendah.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Instalasi Penerangan dan kontak-kontak biasa.
4. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Armature lampu penerangan.
5. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Sistem pembumian.
6. Mendapatkan pengesahan instalasi dari instansi yang berwenang.
7. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Transformator berikut peralatan bantunya.
8. Pengadaan, pemasangan Rak kabel untuk daya dan penerangan dalam bangunan serta
peralatan bantunya.
9. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Penangkal petir.

2.2 KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

A. PANEL TEGANGAN RENDAH

1. Panel tegangan rendah harus mengikuti standard VDE/DIN dan juga harus mengikuti
peraturan IEC dan PUIL.
2. Panel-panel (Free Standing atau Wall Mounting) harus dibuat dari plat besi tebal
minimal 2 mm dengan rangka besi dan seluruhnya harus dizinchromat dan diduco 2
kali dan harus dipakai cat power coating, warna dan cat akan ditentukan kemudian oleh
pihak owner. Panel-panel harus dilengkapi dengan kunci merk Yale atau setara
3. Konstruksi dalam panel-panel serta letak komponen-komponen dan sebagainya harus
diatur sedemikian rupa, sehigga bila perlu dilaksanakan perbaikan-perbaikan,
penyambungan-penyambungan pada komponen-komponen dapat mudah dilaksanakan
tanpa menganggu komponen-komponen lainnya.
4. Ukuran dari tiap-tiap unit harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan sesuai
dengan yang telah disetujui oleh Direksi / Kantor Pajak.
5. Komponen-komponen pengukuran yang dapat dipakai :
a. Current Transformer
b. KWH meter
c. Ampermeter
d. Voltmeter
e. Frequency meter
f. Power factor / Cos. Phi meter.
6. Semua panel harus dilengkapi dengan wiring diagram yang jelas menunjukkan antara
lain : - Besarnya ampere dan fuse, saklar dan lain-lainnya.
- Income lines dari panel mana
- Outgoing menuju panel mana, group penerangan atau stop kontak yang mana.

7. Seluruh elemen panel harus telah lulus uji dari LMK PLN.
8. Komponen pengaman yang dipakai adalah jenis Load Breaker Switch (LSB), MCCB
(Mould Case Circuit Breaker atau MCBSR), Miniatur Circuit Breaker (MCB), High
Rupturing Capasity Fuses (HRCF) sesuai gambar
9. Tiap-tiap panel harus dibuatkan busbar untuk grounding. Tahanan pentanahan tidak
boleh melebihi 2 ohm dan diukur setelah tidak hujan minimal selama 2 hari berturut-
turut.
10. Alat ukur yang dipergunakan adalah sejenis Semi-Flush Mounting dalam kotak tahan
getaran dengan skala linier ketelitian 1 %.

2.3 Komponen-komponen panel

- Busbar
Main bus harus dipasang horizontal disebelah atas.
Main dan tap busbar harus dari bahan tembaga dengan konduktifitas tinggi (98% atau
lebih besar), dan harus mempunyai kuat hantar arus kontinu yang standart dan sesuai
dengan yang dimaksud pada gambar.

- Busbar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai berikut :
+ phasa : merah, kuning dan hitam.
+ netral : biru
+ ground : hijau, kuning

- Busbar pentanahan terletak disebelah bawah, dimana akan diadakan penyambungan


dengan penghantar pentanahan terhadap lemari panel, rangka dan badan peralatan dari
metal, conduits dan lain-lain.

- Circuit Breaker (CB)


CB kapasitas sampai dengan 100A adalah type mini circuit breaker (MCB) untuk
kapasitas lebih besar dari 100A hingga 300A harus dari type adjusted case (MCCB) dan
fixed/bolt-on. Handel pengoperasian CB harus dapat secara jelas menunjukkan apakah
CB pada posisi on, off atau “ triped “.

CB harus mempunyai besaran-besaran ampere frame (AF) dan ampere trip (AT) pada
temperatur keliling 40oC, 600V ratings dan kemampuan pemutusan arus hubungan
singkat minimum pada 380V (RMS symmetrical) sesuai seperti yang tercantum dalam
gambar.

- Main CB yang harus dilengkapi dengan pengaman terhadap gangguan ke tanah (ground
fault protection). Produk yang dapat diterima adalah merk MG , AEG atau setara.

Untuk menjaga originalitas produk, maka semua CB harus disertai sertifikat keaslian
barang dari produsen atau agen resmi yang ditunjuk.
- Magnetic Contactor
Magnetic contactor harus dapat bekerja tanpa getaran atau dengung. Kumparan contactor
harus sesuai untuk tegangan 220 volts, 50 Hz dan tahan bekerja continue pada 10%
tegangan lebih tinggi dan harus dapat pula menutup dengan sempurna pada 85%
tegangan nominal.
Contraktor harus type heavy-duty, kemampuan minimal making current sebesar 15% arus
nominal, dan kemampuan electrical operation sebanyak 2.000.000 kali.

- Selektor Switch
Selector switcher harus mempunyai rating 10 A pada 300 V, type heavy duty dan kedap
minyak.

- Lampu Indikator / Pilot lamp


Lampu indikator harus type full voltage, heavy duty dan kedap minyak.

Lampu indikator harus dilapisi nickel dengan lensa dari gelas prismatic, pemasangan
secara ulir dengan diameter ± 2.5 mm persegi empat, lampu harus type long life.

- Terminal Block
Terminal block untuk kabel-kabel control harus diberikan batas penghalang diantaranya,
dengan rating 600 volts minimum.
Terminal block harus disediakan sesuai kebutuhan ditambah 20% terminals untuk
cadangan.

- Name Plate
Name plate harus terbuat dari plastic gravis berlaminasi, putih bagian dalam dan bagian
hitam pada bagian permukaan.
Huruf-huruf harus huruf block dengan ukuran minimum 4 mm.

- Kabel Kontrol
Control circuit conductor harus jenis kabel fleksibel dengan penampang konduktor tidak
kurang dari 2.5 mm2, rating tegangan 600 V .
Kabel kontrol harus buatan pabrik kabel dalam negeri seperti supreme, kabel metal,
kabelindo dan tranka.

2.4 Pengawatan (Internal Wiring )

- Pengawatan harus dilakukan di pabrik pembuat panel secara sistematik dan rapih.
Semua hubungan kawat harus dilakukan melalui penghubung / terminal khusus.
- Ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel dan hubungan keduanya diperkuat
dengan cara dipres.
- Hubungan antara sepatu kabel dan terminal harus dengan mur dan baut serta dilengkapi
dengan ring yang bergerigi tepinya untuk menghindari kemungkinan hubungan menjadi
longgar.
- Pengawatan dari peralatan-peralatan yang dipasang pada pintu panel yang menuju pada
satu kompartemen harus digabung dalam satu bendel yang fleksibel dan diikat kuat-kuat
pada pintu dan rangka panel untuk menghindari gejala pemutaran pada terminal kabel
control. Interwiring harus kontinu dari terminal ke terminal tanpa sambungan, dan setiap
kabel control harus diberikan label bernomor yang harus dicantumkan pada gambar-
gambar kerja (shop drawing).

B. KABEL TEGANGAN RENDAH

1. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan min. 0,6 kv untuk
kabel NYM.
2. Pada prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah :
Jenis NYY atau NYFGBY, sedangkan untuk kabel penerangan dan stop kontak
dipergunakan kabel NYM atau NYA. Untuk Instalasi AC harus menggunakan kabel
jenis NYM.
3. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu pada Kantor Pajak.
4. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm2.
Kode warna kabel harus mengikuti ketentuan dalam PUIL. Sebagai berikut :
- fasa : 1 : merah
- fasa : 2 : kuning
- fasa : 3 : hitam
- netral : biru
- tanah (ground) : hijau dan kuning
Kabel merupakan produk, Supreme, Kabelindo, Kabel Metal, Tranka.

C. LAMPU PENERANGAN TLD

1. Tebal plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,7 mm.
2. Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis Cool daylight/54.
3. Fitting lampu dari tipe yang tidak menggunakan mur baut.
4. Semua lighting fixtures harus dicat dengan cat power coating bebas dari karat dan
lecet-lecet, dengan ICI acrylic paint warna putih, contoh harus disetujui oleh Kantor
Pajak.
5. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi penerangan
yang maksimal, rapih, kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaan-pekerjaan seperti
penggantian lampu, pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan
mudah dapat dilaksanakan.
6. Pada semua lighting fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat terminal
pentanahan (grounding).
7. Lampu flourescent (TL)
Semua lampu flourescent dan lampu discharge lainnya harus dikompensasi dengan
“power factor corection capassitor” yang cukup untuk mencapai p.f. 85%-95%.

Kapasitor harus dipasang paralel dan dilengkapi dengan sekring kecil untuk
menghindari bahaya kebocoran kapasitor.

Reflector harus mempunyai lapisan pemantul cahaya berwarna putih atau mengkilap
dengan derajat pemantul yang tinggi.

Box tempat ballast, kapasitor, dudukan stater dan terminal bok harus cukup besar dan
dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak menggangu
kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu itu sendiri.

Ventilasi didalam box harus dibuat dengan sempurna

Kabel-kabel dalam box harus diberikan saluran atap klem-klem tersendiri sehingga
tidak menempel pada ballast atau kapasitor. Box terbuat dari pelat baja tebal minimum
0.5mm dicat dasar tahan karat, kemudian cat akhir dengan cat oven warna putih.

Ballast harus dari jenis yang baik, tidak menimbulkan panas yang tinggi, komponen
pengisinya tidak meleleh, dan memiliki power factor yang tinggi. Ballast harus
mempunyai dudukan yang kuat dalam box lampu, tetapi mudah dibuka untuk
diperiksa atau diangkat.

Yang harus dipergunakan adalah single lamp ballast (satu ballast untuk satu tabung
lampu flourescent) merk Philips atau setaraf.

Tabung fluorescent harus dari merk Philips TLD, dengan warna cahaya cool daylight.
Lampu TL harus sudah lengkap dengan kap reflector dibuat dari pelat baja dengan
bentuk seperti gambar rencana.

8. Pemasangan lampu-lampu
Semua fikture penerangan dan perlengkapan-perlengkapan harus dipasang oleh
tukang-tukang yang berpengalaman dengan cara yang benar dan disetujui pengawas
seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
Pada daerah yang tidak memakai ceiling pemasangan lampu menempel pada kanal
yang dipasang lengkap dengan penggantungnya.

Pada waktu pemeriksaan akhir semua “fixture” dan perlengkapan harus sudah siap
menyala. Bebas dari cacat. Semua fixtures dan perlengkapan harus bersih bebas dari
debu, plastes dan lain lain.

Semua reflector, kaca, panel pinggir atau bagian-bagian lain yang rusak sebelum
pemeriksaan akhir harus diganti oleh pemborong tanpa biaya tambahan.

D. KOTAK KONTAK DAN SAKLAR


.
1. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah type
pemasangan masuk/inbow (flus-mouting).
2. Kotak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 13 A dan mengikuti
standard VDE, sedangkan kotak-kontak khusus / tenaga atau (outbow) mempunyai
rating 15 A dan mengikuti standar BS (3 pin) dengan lubang bulat.
3. Flush - box (inbow doos) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan push button
harus dipakai dari jenis bahan bakely atau metal.
4. Kotak-kontak dinding yang dipasang 30 cm dari permukaan lantai, dan untuk ruang-
ruang yang basah/lembab harus jenis water dicht (WD) sedang untuk saklar dipasang
150 cm dari permukaan lantai atau sesuai gambar.
Kotak kontak outlet dekat pintu atau jendela harus dipasang ± 20 cm dari pinggir
kusen pada sisi kunci seperti ditunjukkan dalam gambar-gambar arsitektur, kecuali
ditunjukkan lain oleh pengawas.

E. GROUNDING

1. Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BCC = Bare Copper


Conductor).
2. Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal berpenampang sama
dengan penampang kabel masuk. (incoming feeder) untuk penampang kabel lebih
kecil dari 50 mm2, atau sesuai gambar sistem pembumian.
3. Elektroda pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanized minimum
berdiameter 1 ½” diujung pipa tersebut diberi/dipasang copper rod sepanjang 0,5 m.
Electrode pentanahan yang dipantek dalam tanah minimal sedalam 12 m atau sampai
menyentuh permukaan air tanah.
4. Lihat gambar detail untuk Box dan terminal pembumian.
5. Nilai tahanan grounding untuk panel-panel harus lebih kecil dari 2 ohm, dan diukur
setelah tidak terjadi hujan selama 2 hari berturut-turut.

F. KONDUIT

Konduit instalasi penerangan maupun stop kontak yang dipakai adalah dari jenis PVC
High impact ex Clipsal atau sejenisnya, dimana diameter dalam dari konduit minimum 1,5
kali diameter kabel

2.3 PERSYARATAN TEKNIK PEMASANGAN

A. PANEL-PANEL
a. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan
harus rata (horizontal).
b. Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari karet
atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
c. Semua panel harus ditanahkan.

B. KABEL-KABEL
a. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas
dan tidakmudah lepas untuk mengidemntifikasikan arah beban.
b. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidenfisikasikan phasenya sesuai dengan PUIL.
c. Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel, diklem dan
disusun yang rapi., diikat dengan sabuk kabel secara silang dan kabel harus
berjarak sama atau lebih besar 1 kali diameter antara satu dengan yang lainnya.
d. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel
penerangan.
e. Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu
kabel untuk terminasinya.
f. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus
mempergunakan alat pres hodraulis yang kemudian disolder dengan timah pateri.
g. Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 60 cm minimum, dimana
sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 10 cm dan di atasnya
diamankan dengan batu bata sebagai pelindungnya. Lebar galian minimum adalah
20 cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel.
h. Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan pada suatu
trunking kabel.
i. Kabel penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam konduit.
j. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan
sleeve dari pipa dengan diameter minimum 2 ½ kali penampang kabel.
k. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam kotak
terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan konduitnya dan dilengkapi
dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi minimum 4 cm.
l Untuk kabel yang menyeberangi selokan, jalan atau instalasi lainnya harus
dilindungi dengan pipa galvanis dengan penampang pipa ialah 2, 5 X penampang
kabel.
m. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m di
setiap ujungnya.
n Penyusunan konduit di atas trunking kabel harus rapi dan tidak saling menyilang.
o Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam kotak
penyambungan dan memakai alat penyambung berupa las-dop.

C. LAMPU PENERANGAN
a. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond dari
Arsitek dan disetujui oleh Direksi / Kantor Pajak.
b. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond, dimana
lampu yang terpasang harus mempunyai gantungan tersendiri.
c. Instalasi kabel penerangan yang berhubungan langsung dengan lampu ybs. harus
dilengkapi dengan fleksibel konduit.
d. Tiang lampu penerangan untuk di luar bangunan harus dipasang tegak lurus, dan
dari bahan serta konstruksi yang disetujui oleh Direksi/Kantor Pajak.

2.4 PENGUJIAN

A. PENGUJIAN PERALATAN DAN BAHAN


Peralatan dan bahan instalasi listrik yang harus diuji :
1. Panel-panel tegangan menengah dan rendah
Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat lulus pengujian dari
pembuat panel yang menjamin bahwa setiap peralatan dalam panel tersebut
berfungsi baik dan bekerja sempurna dalam keadaan operasional maupun
gangguan berupa undervoltage, over current, overthermis, short circuit dan lain-
lain serta merger antara fasa netral, fasa nol.

2. Kabel-kabel Tegangan Menengah dan Rendah


Untuk kabel tegangan menengah, sertifikasi lulus pengujian harus dari PLN yang
terutama menajmin bahan isolasi kabel baik serta tidak melanggar ketentuan
-ketentuan PLN tentang isolasi kebel tegangan menengah maupun tegangan
rendah, pengujian dengan megger tetap harus dilaksanakan, dengan nilai tahanan
isolasi minimum 50 mega ohm.
Pasal 3

PEKERJAAN TATA SUARA

3.1. URAIAN LINGKUP PEKERJAAN TATA SUARA

Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan Sistem Tata Suara
ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik
dan siap untuk dipergunakan.
Garis besar lingkup pekerjaan Sistem Tata Suara yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a). Pengadaan, pemasangan dan pengujian Peralatan Sistem Sentral Sistem Suara,
b). Pengadaan, pemasangan dan pengujian Kotak Hubung bagi Terminal Box di setiap
lantai.
c). Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel distribusi Sistem Suara antara
peralatan sentral dan sistem rak dengan Kotak Hubung Bagi di setiap lantai.
d). Pengadaan, pemasangan dan pengujian alat pengeras suara (Loud Speaker) dan jack
mikropon sesuai dengan gambar rencana.
e). Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel pemakaian antara Kotak Hubung
Bagi dengan alat pengeras suara dan jack mikropon di setiap lantai.
f). Melakukan Testing, Commisioning dan Training.

3.2 KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati persyaratan
teknis sebagai berikut :

1. KOTAK HUBUNG BAGI / TERMINAL BOX

Kotak Hubung Bagi ini harus terbuat dari plat besi setebal 2 mm minimum dan
seluruhnya harus dicat anti karat dengan zinchromat sebelum dicat akhir dengan cat
bakar Acrylic ICI warna kelabu. Kotak Hubung Bagi ini harus dilengkapi dengan
kunci yang seragam untuk semua Kotak Hubung Bagi dan terminal penyambungan
kabel. Kotak Hubung Bagi ini harus dilengkapi kabel gland sebanyak jumlah kabel
yang keluar/masuk.

2. KABEL

Kabel Feeder ke Junction Box dipakai adalah jenis NYMHY dengan jumlah kawat
seperti pada gambar rencana. Kabel-kabel distribusi ke masing-masing loud speaker
yang dipakai adalah jenis NYMHY 2 x 1,5 mm2 dan terletak di dalam konduit.

3. KONDUIT

Jenis konduit yang bisa dipakai adalah PVC conduit dengan diameter dengan minimal
1 ½ kali diameter kabel.

4. TANGGA KABEL

Tangga kabel dipasang dishaft dan terbuat dari besi siku 40 x 30 mm. Tangga kabel ini
harus dilengkapi klem yang sesuai dengan besarnya kabel. Tangga kabel ini harus dicat
anti karat dengan zinchromat 2 kali sebelum dipasang.

5 PERALATAN SENTRAL

Unit sumber sinyal suara (program source) meliputi :


a) Microphone
b) Cassette Tape Recorder/ CD
c) Radio Tuner.
6. LOAD SPEAKER-MELIPUTI :

a) Ceiling Speaker.

7. MICROPHONE

• Type : Desk top type dynamic microphone


• Directional Charateristic : Cardiodid (unidirectional)
• Output Impedance : 600 ohm, unbalance (at 1 KHz)
• Sensitivity : 2,2 mV/pa
• Frequency Range : 200 – 10.000 Hz

• Output Level : -76 dB (16 mV) + 3 dB at 1 KHz.

3.3 PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN

1. PERALATAN

a). Rak peralatan sistem ini ditempatkan diruang sesuai dengan gambar rencana.
b). Supply listrik untuk peralatan ini dimasukkan dalam kelompok emergency power
genset.
c). Rak peralatan sistem suara ini harus ditanahkan dengan hambatan max 2 ohm dan
kebal terhadap gangguan (interferensi) dari gelombang radio (RFI) maupun
terhadap gelombang elektromagnetik (EMI) yang ada disekitarnya.
d). Kebutuhan power amplifier dibagi-bagi menurut kebutuhan.
e). Power amplifier dibagi-bagi untuk paging mic, tape deck, compact dist, radio
FM/AM.
f). Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di utrunking/tray dan
instalansinya menggunakan pipa conduit.
g). Semua kabel yang dipasang dishaft secara vertikal harus dipasang ppada tangga
kabel dan diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem.
h). Pemakaian pipa konduit untuk instalasi ini menggunakan pipa konduit PVC high
Impact.
i). Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan
memakai flexible konduit. Isolasi antara urat-urat kabel terhadap tanah minimum
20 m ohm.

2. PENGUJIAN / JAMINAN

Semua peralatan dalam Sistem Suara ini harus diuji oleh perusahaan pemegang
keagenan peralatan tersebut dimana perusahaan tersebut harus memberikan surat
jaminan atas kerjanya sistem setelah ternyata hasil pengujian adalah baik. Pengukuran
sound pressure level dilakukan dengan memakai Sound Level Meter.

3.4 PRODUK

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pemborong dimungkinkan untuk


mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikan. Pemborong baru bisa
mengganti bila ada persetujuan dari direksi.

Pasal 4

LINGKUP PEKERJAAN PLAMBING & DRAINASE

4.1. UMUM
1. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak serta arah
dari masing-masing sistem pipa.

2. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan atau spesifikasi dipasang terintegrasi
dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.

3. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindungi dari kotoran, air karat dan stress
sebelum, selama sesudah pemasangan.

4. Untuk pipa besi di bawah tanah diberi lapisan cat / pita anti karat dengan ketebalan 2-
3 mm dan diberi plingkut, kain / karung goni, diplingkut dari cahaya dan diberi pasir.

5. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, Poli Vinil, Cloride (PVC),
Polypropelene Random (PP-R), selain disebut di atas harus juga terlindung dari
cahaya matahari.

6. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.

4.2 PERSYARATAN PEMASANGAN

1. Umum

a) Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan,
kerapihan, ketinggian yang benar minimum 250 mm dari lantai, serta meperkecil
banyaknya penyilangan.

b) Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50
mm diantara pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan

c) Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/runcing serta
penghalang lainnya.

d) Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan


antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan
fungsi sistem dan yang diperlihatkan dalam gambar.

e) Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang


pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.

f) Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun ke arah titik buangan.
Pipa pembuangan dan ven harus disediakan guna mepermudah pengisian maupun
pengurasan.

g) Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan
dan penggantian. Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.

h) Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa
dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagain penyempitan. Katup-katup dan
fitting pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.

i) Semua galian, harus juga termasuk pengurungan serta pemadatan kembali


sehingga kembali seperti kondisi semula.

j) Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.

2. Cara Pemasangan Pipa dalam Tanah

a) Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup, minimum 75 cm


di bawah tanah, di bawah pipa air minum.
b) Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda keras.

c) Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galian dengan
adukan semen.

d) Urugan pasir minimum 10 cm di bawah dan 10 cm di atas pipa kemudian diurug


dengan tanah tanpa benda keras.

e) Apa yang telah tersambung dilettakan di atas dasar (dudukan).

f) Dibuat blok beton setiap interval 2 meter.

g) Untuk pipa yang menyeberangi jalan harus diberi pipa pengaman (selubug) baja
atau beton dengan diameter minimum 2 x diameter pipa tersebut.

3. Sambungan Ulir

a) Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku


untuk ukuran sampai dengan 40 mm.

b) Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa
dengan diputar tangan sebanyak 3 kali.

c) Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan Zink white dengan
campuran minyak.

d) Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.

e) Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan reamer.

f) Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.

4. Sambungan Las

a) Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum.

b) Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting laa. Kawat las atau
elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas.

c) Sebelum pekerjaan las di mulai Pemborong harus mengajukan kepada direksi /


kantor pajak conroh hasil las untuk mendapat persetujua tertulis.

d) Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah
mempunyai surat ijin tertulis dari direksi / Kantor Pajak.

e) Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.

f) Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik
menurut penilaian direksi / Kantor Pajak.

5. Sambungan Lem PVC

a) Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang sesuai
dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabik pipa.

b) Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan alat
press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat pemotong
khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
c) Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari
pabrik pipa.

d) Pipa dan fitting PVC yang akan disambung harus dibersihkan dahulu dari kotoran.

6. Pembersihan

Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di


setiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara / metoda-
metoda yang disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.

7. Testing Dan Commissioning

Pemborong pekerjaan instalasi harus melakukan semua testing pengukuran secara


partial dan secara system, untuk megetahui apakah instalasi yang sudah dilaksanakan
berfungsi dengan baik dan memenui persyaratan yang ditentukan .

Semua tenaga, bahan, perlengkapan yang perlu untuk testing merupakan tanggung
jawab pemborong, sehingga semua persyaratan test yang dianjurkan oleh pabrik
hingga dapat dilakukan dan diketahui hasil test sesuai pesyaratan yang ditentukan.

Pasal 5

PEKERJAAAN TELEKOMUNIKSI

5.1. URAIAN LINGKUP PEKERJAAN

Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan Sistem


telekomuniksi ini harus menlakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam
keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.
Garis besar scope pekerjaan Sistem Telekomuniksi yang dimaksud sebagai berikut :
1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian peralatan sentral sistem telekomuniksi.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kotak hubung bagi Terminal Box di setiap
lantai.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel distribusi Sistem Telekomuniksi
antara peralatan sentral Kotak hubung bagi di setiap lantai.
4. Pengadaan, pemasangan dan pengujian peralatan telekomuniksi.
5. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel pemakaian antara kotak Hubung
Bagi dengan peralatan komunikasi.
6. Melakukan Testing Commisioning dan Training.

5.2. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

1. Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi persyaratan-persyaratan


sebagai berikut :
a. Pesawat Telepon Standard.
b. Sesuai dengan standard Telekomunikasi.

5.3 PESAWAT CENTRAL PABX

1. Spesifikasi Umum
a) PABX yang ditawarkan adalah sistem PABX digital dan merupakan produk bari
merek PABX yang diageni, sehigga life cycle dari produk tersebut dapat bertahan
hingga monimum 10 (Sepuluh) tahun mendatang, termasuk suku cadangnya.
Peserta tender diwajibkan melampirkan jaminan life cycle dan spare part selama
minimal 10 (sepuluh) tahun dari prinsipal.
b) Type PABX yang ditawarkan sudah mendapat approval dari PT. Telekomuniksi
Indonesia dan telah dipasang dan berfungsi dengan baik di Idonesia. Memiliki
tenaga ahli yang terlatih dan mampu untuk menangani type PABX tersebut, baik
pemasangan, oprasional maupun pemeliharaan. Peserta tender diwajibkan
melampirkan sertifikat training atau surat keterangan mengenai tenaga ahli
tersebut dari pabrik atau perwakilan yang ditunjuk.
c) Reliabiliy.
a. PABX yang ditawarkan harus memiliki tingkat keandalan yang tinggi dalam
hal kualitas komponen, pabrikasi, sistem design, sistem redundancy dan lain
sebagainya.
d) PABX yang ditawarkan harus memiliki redundacy selengkap mungkin terhadap
setiap komponen kritis minimal Main/Lokal processor, main memory, back up
memory, main/lokal/group switching dan power supply. Sistem harus memiliki
sifat Cross Redundancy artinya sistem harus dapat memiliki intelegensi untuk
memilih processor atau memory yang masih baik walaupun salah satu kelompok
memory atau processor tersebut mengalami kerusakan.
e) Fleksibility
PABX yang ditawarkan bersifat fleksible dalam hal penambahan di satu lokasi
maupun desentralisasi

2. Kapasitas PABX
PABX harus mempunyai sifat bisa di expand jika suatu saat diperlukan ada
penambahan kapasitas.
3. Sistem PABX
a). Kondisi Lingkungan
PABX yang ditawarkan harus mempunyai dimensi cabinet sekecil mungkin dan
dapat beroperasi dengan kondisi sebagai berikut :
Relative Humidity : 8-9%
Room Temperature : 4 - 40 celcius
Power Requirement : 220 VAC / 50 Hz

b). Pesawat Cabang


-. Pesawat cabang yang digunakan dalam sistem adalah pesawat analog yang
ada (existing)
-. Alternatif penggunaan pesawat analog dan digital Peserta tender diminta
untuk menjelaskan beberapa alternatif jenis pesawat cabang yang dapat
digunakan selain yang telah ada, melampirkan katalog, spesifikasi dan harga
masing-masing pesawat.

5.4. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN

1). Kotak Hubung dan atau Central Exchange


Sistem penyambungan di dalam Main Distribution Frame adalah slip dengan alat
connection/disconection, penyusunan yang dilakukan adalah 100 pair per
block/horizontal.
Penyambungan kabel di dalam MDF, Junction Box dan atau Central Exchange
harus mempergunakan terminal strip dengan koneksi solder less (krone atau
setara).
Kabel yang masuk keluar ke/dari MDF, Junction Box dan atau Central Exchange
harus memakai kabel gland tanda untuk mengidentifikasikan rute kabel dengan
memakai “cable marking”.
Kotak hubung dari Junction box harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimum
2 mm dan dilapisi dengan light gray colour baked acrylic paint.
Semua Kotak hubung dari Junction box ke main distribution frame harus
ditanahkan dengan menggunakan kabel

2) Kabel Telepon
Kabel feeder yang dipergunakan adalah ITC dengan kapasitas sesuai gambar
rencana.
Kabel distribusi dari junction box ke tiap-tiap outlet pada under floor duct
maupun pada dinding memakai ITC yang dimasukkan dalam konduit menuju
outlet pada dinding maupun pada under floor duct yang tersedia.
Semua kabel yang terpasang di atas langit-langit harus diletakkan pada suatu
trunking kabel / Tray.
Semua kabel yang terpasang di shaft secara vertikal harus dipasang pada
tangga kabel dan diikat dengan cable tray.

2) Konduit dan Cable Duct


Konduit harus diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem. Jenis konduit yang
bisa dipakai adalah PVC conduit dengan diameter dalam minimal 1 ½ x diameter
kabel.

5.5 PENGUJIAN / JAMINAN

Instalasi ini harus mendapatkan sertifikat pengujian yang baik dari PT. Telkom Indonesia
dan dari pabrik pembuat.

5.6 PRODUK

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pemborong dimungkinkan untuk


mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan.

Pasal 6

PEKERJAAAN INSTALASI AIR CONDITIONING

6.1. Pemasangan Instalasi AC

6.1.1. Penjelasan umum


a. Pelaksanaan pekerjaan instalasi AC ini meliputi Penyediaan kabel Power dari
Panel AC ke unit AC, juga kabel control antara unit indoor dan unit outdoor
AC serta pemasangan pipa drain sampai ke saluran, juga pipa refrigerant.
( Pengadaan Unit AC tidak termasuk dalam lingkup pekerjaan ini ). Termasuk
dalam pekerjaan ini pengadaan bahan-bahan yang diperlukan, tenaga kerja,
pengawasan, membuat segala persiapan-persiapan dengan segala alat yang
diperlukan untuk pekerjaan secara cepat, baik dan lengkap meskipun alat-alat,
atau bahan-bahan dan pekerjaan tersebut tidak dijelaskan dalam peraturan dan
syarat-syarat, gambar-gambar yang dianggap perlu oleh direksi harus dibuat
oleh pemborong dan disetujui oleh Direksi.

b. Sebelum memulai dengan pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus


mengadakan penelitian terhadap Rencana Kerja dan Syarat-syarat pekerjaan,
gambar-gambar dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bila ada hal-hal yang
meragukan atau tidak jelas harus segera ditanyakan kepada Pengawas/Direksi
secara tertulis dan dilarang memulai dengan sesuatu pekerjaan tersebut bila
belum ada penyelesaian dari pihak Direksi. Bila hal itu tidak diindahkan oleh
pemborong, maka segala akibat dari kesalahan konstruksi maupun
pelaksanaan menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya untuk
mengadakan perbaikan-perbaikan sebagaimana mestinya.

c. Pemborong harus mempelajari dan memahami tempat yang ada, agar dapat
mengetahui hal-hal yang akan dapat mengganggu / mempengaruhi pekerjaan
mekanikal, dan apabila timbul persoalan, pemborong wajib mengajukan saran
penyelesaian paling lama 1 minggu sebelum bagian pekerjaan ini
dilaksanakan.
6.1.2. Standart, peraturan dan perijinan
a. Seluruh pekerjaan yang tercantum dalam ayat 2.1 tersebut diatas harus
dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan-persyaratan teknis
yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indonesia (NI), standart Industri
Indonesia (SII) dan peraturan-peraturan nasional maupun peraturan-peraturan
setempat lainnya yang berlaku.

b. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standart-standart


yang berlaku tersebut diatas, maupun standart-standart nasional lainnya, maka
diberlakukan standart-standart internasional yang berlaku atas pekerjaan-
pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku standart-standart persyaratan
teknis dari negara-negara asal bahan / pekerjaan yang bersangkutan dan dari
produk yang ditentukan pabrik pembuatnya.

c. Pemborong harus meminta ijin-ijin yang diperlukan untuk menjalankan


instalasi yang dinyatakan dalam ketentuan teknis atas tanggungan sendiri.

d. Pemborong harus memeriksa dengan teliti ruangan-ruangan agar peralatan-


peralatan, saluran-saluran ( ducts ), pipa-pipa dan perlengkapan lain dapat
dipasang pada tempat-tempat dan ruang-ruang yang telah disediakan.

e. Pemborong harus membuat pernyataan bahwa bahan dan peralatan yang


diserahkan / dipasang adalah kualitas terbaik, dan cara pelaksanaan dilakukan
dengan wajar / sempurna.

f. Kontraktor harus membuat gambar kerja (shop drawing), yang menunjukkan


tata letak pemasangan yang lengkap, dimensi-dimensi dari peralatan, detail-
detail dan sebagainya.

6.1.3. Peralatan dan perlengkapan air conditioning


a. Hal-Hal Umum Dan Lingkup Pekerjaan
1. Umum
Persyaratan teknis dan gambar-gambar yang menyertainya dimaksudkan
untuk menjelaskan dan menegaskan tentang segala pekerjaan, bahan-
bahan, peralatan-peralatan yang diperlukan dalam pemasangan, pengujian
dan penyetelan (adjusting) dari seluruh system, agar lengkap dan siap
untuk bekerja dengan baik.
2. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan instalasi system ini meliputi, instalasi pemipaan dan
peralatannya, peralatan bantu, tenaga kerja pembuatan alat-alat,
pemasangan, dan pengujian.
Secara garis besar, pekerjaan ini meliputi:
- Pengadaan baru dan belum terpakai, pemasangan pengaturan unit,
thermostat, instalasi pemipaan air drainage, pipa refrigeran, instalasi
pengontrolan dan instalasi listrik.
- Pengadaan dan pemasangan semua pekerjaan sipil yang diakibatkan
oleh adanya pelaksanaan pekerjaan ini.
- Mengadakan perbaikan kembali dan finishing seperti semula semua
gangguan kerusakan dan kerugian yang diakibatkan oleh adanya
pelaksanaan pekerjaan instalasi ini.
- Menyerahkan gambar instalasi yang terpasang.
b. Sistem pemipaan dan peralatan.
1. Umum
Bab ini melengkapi seluruh pekerjaan pemipaan dan adalah tanggung
jawab pemborong untuk mengikuti gambar dan spesifikasi yang sesuai.
Gambar – gambar menunjukkan secara umum ukuran – ukuran dan lokasi
pipa.
2. Material.
Pipa pengembunan (drain) digunakan pipa pvc klas aw produk pralon,
maspion, atau wavin.
Pipa refrigerant harus dibuat dari “thermaflek”
Semua pipa dan peralatan harus tahan tekanan hingga 10 kg/cw2 selama
24 jam terus menerus tanpa terjadi kebocoran.
3. Pemasangan sisitem pipa
Pipa hendaknya dipasang sejauh minimal 30 cm dari tepi dinding, atap
lantai dll agar memudahkan pemeliharaan dan service.
Pemborong harus memasang pipa pipa pembuangan ( drainage ) dari
mesin – mesin ac sampai ketempat pembuangan yang terdekat dalam
saluran yang tersembunyi (tidak mengganggu). Untuk pipa pengembunan
harus dilapisi vapour barier jacket seperti sisalation 450 atau yang sejenis
dan direkat dengan tape sampai tidak terjadi pengembunan pada
permukaan pipa.

Pasal 7

PEKERJAAN PENANGKAL PETIR

1.Untuk spit (penangkal petir) digunakan copper rod dan dipasang sesuai
gambar rencana pada ketinggian 2 m dari titik tertinggi bangunan.
2.Spit penangkal petir harus terpasang kokoh pada atap sedemikian hingga tidak
dapat rusak oleh hembusan angin dan tidak bocor sewaktu hujan. Bila perlu
dipasang sejumlah kawat perentang (labrank).

3.Untuk penghantar penurun petir digunakan kabel Coaxial dengan luas


penampang 1 x 70 mm2. atau bisa menggunakan Kabel BC 50 mm2 baik
horizontal maupun vertikal, menghubungkan lightning rod dengan grounding.
Kabel dipasang sesuai gambar perencanaan, diklem pada setiap jarak 50 cm.
Sambungan kepada kabel harus menggunakan Speed Bolt (klem) diameter 50
mm2.

3. Klem penyangga harus dibuat dari bahan besi siku, sebelum dipasang harus
dizinc-chromat terlebih dahulu dan kemudian dicat besi anti karat sebanyak
dua kali.

4. Untuk elektrode pentanahan dipergunakan Copper Rod dengan diameter


minimum 1” pada ujung bawah pipa harus dipasang copper rod yang dibuat
runcing sepanjang 0,5 m.

5. Pelindung
Kabel BC yang berada pada ketinggian kurang dari 2 (dua) meter dari lantai
dan dapat dijangkau oleh manusia, harus dipasang didalam pipa PVC
diameter 1 inch, pipa tersebut diklem ke konstruksi

6. Bak Kontrol
Bak Kontrol merupakan peralihan antara kabel BC ke grounding.
Konstruksi dan ukuran dari bak kontrol mengikuti gambar perencanaan

7. Electrode tahanan pentanahan yang dipantek dalam tanah disesuaikan


kondisi setempat (1, 2 atau lebih). Grounding Rod ini tidak boleh
dihubungkan dengan instalasi lain dalam tanah seperti instalasi pipa air,
maupun instalasi pentanahan untuk panel dan lain-lain.

8. Nilai tahanan pentanahan maksimum 2 ohm diukur setelah minimal 3 hari


tidak turun hujan.
MERK YANG DIGUNAKAN

a. Komponen Panel : Merlin Gerlin, Siemens, ABB


b. Instalasi Distribusi :
- Kabel : Kabelindo, Supreme,
Tranka, Kabel metal
- Konduit : PVC High Impact ex Clipsal
atau setara
- shock : sesuai jenis PVC
- Dos : Jenis metal
- Saklar : Broco, Le-grand
- Stop kontak : Broco, Le-grand
- Lampu TL Balk : Saka komponen philips
- Lampu Down Light : Artolite, Lomm komponen Philips
- Lampu Baret : Artolite, Lomm komponen Philips
- Lampu Dinding : Artolite, Lomm komponen Philips
- c. Kawat BC : Ex-Lokal
d. Lightning Rod : Ex-Lokal
e. BC Klem : Ex-Lokal
f. Grounding Rod : Ex-Lokal
c. MCFA : Notifier
d. PABX : Panasonic atau setara
e. Fire Extinguisher : Chubb, Servvo jenis Halotron, NAV P IV atau
setara
f. Pipa Air Bersih : PVC AW ex- Maspion, Pralon, Wafin
g. Pipa Sanitair air kotor : PVC AW, ex- Maspion, Pralon, Wafin
h. Pipa Sanitair air bekas : PVC AW, ex- Maspion, Pralon, Wafin
i. Kran air : Ex- Ina atau setara
j. Pompa air Bersih : Ebara, Grundfos
k. Sound System : ex TOA, Philips

You might also like