You are on page 1of 176

BAB I TCP/IP

Pengertian TCP IP adalah protokol komunikasi untuk komunikasi antara komputer di Internet. TCP IP singkatan Transmission Control Protocol / Internet Protocol. TCP IP mendefinisikan bagaimana perangkat elektronik (seperti komputer) harus terhubung ke jaringan Internet, dan bagaimana data harus ditransmisikan antara mereka. Dalam proses pengiriman data ini terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Pertama, data harus dapat dikirimkan ke komputer yang tepat, sesuai tujuannya, dan data harus dalam keadaan utuh tanpa kerusakan (terjadinya kerusakan data dapat terjadi jika ada interferensi sinyal dari luar atau komputer tujuan berada jauh secara jaringan). Karenanya perlu ada mekanisme yang mencegah rusaknya data ini, dan dibuatlah beberapa aturan yang saling bekerja sama satu sama lainnya. Sekumpulan aturan untuk mengatur proses pengiriman data ini disebut sebagai protokol komunikasi data. Protokol ini diimplementasikan dalam bentuk program komputer (software) yang terdapat pada komputer dan peralatan komunikasi lainnya. TCP IP adalah sekumpulan protokol yang didesain untuk melakukan fungsifungsi komunikasi data tersebut.

1 | JARINGAN KOMPUTER

Di dalam standar TCP IP ada beberapa protokol untuk menangani komunikasi data: TCP (Transmission Control Protocol) komunikasi antara aplikasi UDP (User Datagram Protocol) komunikasi sederhana antara aplikasi IP (Internet Protocol) komunikasi antar komputer ICMP (Internet Control Message Protocol) untuk kesalahan dan statistik DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) untuk pengalamatan dinamis Pada dasarnya komunikasi data merupakan proses pengiriman data pada jaringan komputer, maksudnnya data dikirim dari satu komputer ke komputer yang lain. Untuk dapat mengirimkan data, pada komputer harus ditambahkan alat khusus, yang dikenal sebagai network interface (interface jaringan). Jenis interface jaringan ini bermacammacam, bergantung pada media fisik yang digunakan untuk mentransfer data tersebut.

Departemen Of Defense (DoD)


Kembali pada tahun 1960, sistem terutama terdiri dari komputer mainframe, dan biasanya dimiliki oleh perusahaan yang cukup besar dan lembaga pemerintah. Karena komputer mainframe menjalankan perangkat lunak berpemilik yang berbeda, dan karena mainframe tidak bisa berkomunikasi antara satu kode, yang lain khusus (antarmuka) harus didefinisikan sehingga bisa saling berhubungan satu mainframe dengan mainframe lain. Ketika sistem operasi berubah antara dua
2 | JARINGAN KOMPUTER

mainframe yang bertukar data, antarmuka harus ditulis ulang sehingga dua mainframe bisa berkomunikasi lagi. Model jaringan yang diciptakan untuk memungkinkan pengguna untuk pertukaran data antara sistem komputer melalui Wide Area Netw ork (WAN) adalah Departemen Of Defense (DoD) model jaringan. Model ini juga disebut sebagai Defense's Advanced Research Projects Agency (DARPA) model.understanding departemen pertahanan model jaringan Memahami Model Jaringan Departemen Pertahanan Model DoD menetapkan empat lapisan berikut, yang bekerja secara kolektif untuk membentuk dasar untuk internetworking: Network Interface layer Internet layer or Internetworking layer Host to Host or Transport layer Application layer Beberapa karakteristik dari model jaringan DoD adalah: Setiap lapisan tertentu dari model jaringan Departemen Pertahanan memiliki fungsi sendiri . Protokol yang berbeda dalam Transmission Control Protocol / Internet Protocol (TCP / IP) protokol suite yang beroperasi pada lapisan yang berbeda dari model DoD. Sebagian besar jaringan saat ini menggunakan TCP / IP untuk pertukaran data antara jaringan dan komputer di WAN. TCP dan IP secara kolektif disebut protokol stack atau jaringan / transportasi protokol. Hal ini disebabkan protokol beroperasi pada lapisan Network dan Transportasi untuk memungkinkan komputer untuk berkomunikasi.

3 | JARINGAN KOMPUTER

1.

Network Interface layer

Interface Jaringan lapisan dari model DoD lapisan satu model DoD dan dikaitkan dengan tingkat terendah dari protokol TCP / IP. Dengan mengacu pada Open System Interconnection (OSI) model Organisasi Internasional Standardisasi, Interface Jaringan lapisan dari model DoD dikaitkan dengan Layer 1 (Fisik) dan Layer 2 (Data-Link) kemampuan. Bila dibandingkan dengan model OSI, layer Network Interface Model DoD menyediakan hampir memiliki kemampuan sama. Perangkat keras yang terhubung ke Network Interface tercantum di bawah ini: Jaringan media: Ini adalah kabel twisted pair biasanya koaksial atau. Dalam jaringan ini, nirkabel telah menjadi menarik. Antarmuka jaringan (NIC): NIC memiliki alamat berikut: Alamat MAC, yang merupakan alamat fisik Alamat IP, yang merupakan alamat logis NIC memiliki built-in papan sirkuit dan chip, dan menggunakan sopir. Sopir, program perangkat lunak, beroperasi antara perangkat keras fisik dan sistem operasi. Dalam model OSI, NIC bekerja pada Layer 1 (fisik) dan Layer 2 (Data-Link). Dalam model TCP / IP, fungsi NIC pada Layer 1. Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) mendefinisikan standar umum atau spesifikasi untuk menerapkan teknologi jaringan. Sebagai contoh, spesifikasi IEEE 802 mendefinisikan standar untuk teknologi jaringan yang berfungsi pada lapisan Fisik dan Data-link layer. Standar yang ditetapkan berbeda, berdasarkan teknologi
4 | JARINGAN KOMPUTER

jaringan yang digunakan. TCP / IP Namun beroperasi secara independen dari jenis yang sebenarnya dari jaringan. Standar-standar yang didefinisikan dalam spesifikasi IEEE 802 adalah: IEEE 802,1; standar internetworking yang berkaitan dengan mengelola jaringan area lokal (LAN) dan Metropolitan Area Network (MAN). Termasuk adalah algoritma spanning tree yang digunakan oleh jembatan. IEEE 802,2; mendefinisikan link control logis dan membagi Layer 2 dari model OSI menjadi dua sub-lapisan lebih lanjut. IEEE 802,3; mendefinisikan kontrol media akses untuk jaringan Ethernet, dan format frame untuk Ethernet. IEEE 802,4; menentukan standar yang digunakan untuk jaringan Token Bus yang memanfaatkan 75ohm koaksial atau kabel serat optik. Termasuk adalah metode akses token passing. IEEE 802,5; untuk teknologi Token Ring IBM yang memanfaatkan fisik bintang dan topologi cincin logis menggunakan kabel twisted pair. Termasuk adalah metode akses token passing. IEEE 802,6; mendefinisikan spesifikasi untuk Metropolitan Area Network (MAN). IEEE 802,7; mendefinisikan transmisi broadband yang memanfaatkan Frequency Division Multiplexing (FDM). Termasuk adalah CATV. IEEE 802,8; mendefinisikan jaringan Fiber Optik. Termasuk adalah
5 | JARINGAN KOMPUTER

Fiber Distributed Data Interface (FDDI) dengan metode akses token passing. IEEE 802,9; mendefinisikan layanan terpadu selama ISDN. IEEE 802,10; mendefinisikan jaringan pribadi virtual untuk mengamankan komunikasi melalui Internet ke jaringan pribadi. IEEE 802,11; mendefinisikan spesifikasi untuk teknologi jaringan. Termasuk di sini adalah metode komunikasi nirkabel 802.11a, 802.11b, dan 802.11g. IEEE 802,12; mendefinisikan spesifikasi untuk 100VG teknologi Hewlett Packard itu Setiap LAN yang menggunakan metode permintaan akses prioritas. Sebagai ukuran jaringan tumbuh, itu menjadi lebih diperlukan untuk mengembangkan metode standar untuk mengontrol akses ke media bersama agar komunikasi terjadi secara berurutan. Media Access Control (MAC) metode melakukan fungsi pengendalian dan mengalokasikan akses ke medium antara komputer jaringan dan perangkat. Berbagai protokol MAC tersedia untuk teknologi komunikasi yang berbeda melakukan kontrol akses media. Metode akses umum kontrol media adalah: - Token Passing; digunakan dalam jaringan Token Ring dan FDDI - Beberapa operator Rasa Akses / Collision Detection (CSMA / CD); digunakan dalam jaringan Ethernet. - Beberapa operator Rasa Akses / Collision Avoidance (CSMA / CA); digunakan dalam jaringan AppleTalk.
6 | JARINGAN KOMPUTER

Jaringan Interface Card (NIC) menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak untuk menghubungkan perangkat ke media jaringan. Yang berbeda dari NIC memanfaatkan jenis konektor yang unik untuk menyambung ke medium fisik. Berbagai jenis konektor didefinisikan dalam spesifikasi IEEE 802. Protokol yang digunakan oleh NIC untuk melakukan menerima, merakit, alamat dan mengirim data fungsi ditentukan dalam lapisan Antarmuka TCP / IP Jaringan. Ethernet banyak digunakan NIC menggunakan Kategori 5 atau lebih besar unshielded twisted pair kabel dengan koneksi pin. Sebuah NIC Ethernet menerima, merakit, disassembles, dan mengirim data melalui koneksi jaringan.

2.

Internetworking Layer

Lapisan internetworking atau internet dari model DoD menangani kemasan, pengalamatan, dan routing data. Lapisan Internet model DoD berhubungan dengan lapisan jaringan model OSI. Lapisan internet awalnya didefinisikan untuk memungkinkan dua komputer untuk membuat sambungan ke pertukaran data. Lapisan internet membentuk dasar untuk internetworking atau komunikasi melalui Internet. Setelah lapisan Network Interface menerima data dan menerjemahkannya ke sinyal pada medium fisik, lapisan kemasan mendefinisikan internet, menangani, dan routing data. TCP / IP utama protokol yang beroperasi pada lapisan internet adalah: Address Resolution Protocol (ARP) Internet Protocol (IP) Internet Control Message Protocol (ICMP)
7 | JARINGAN KOMPUTER

Internet Group Management Protocol (IGMP)

3.

Host to Host / Transport Layer

Host to Host, atau transportasi lapisan model DoD mengelola transportasi data, dan menetapkan hubungan antara host untuk pertukaran data yang telah diformat. Lapisan ini berhubungan dengan lapisan Transport model OSI. Host ke lapisan host bertanggung jawab untuk membangun saluran komunikasi antara lapisan Aplikasi dan lapisan bawah. TCP / IP utama protokol yang beroperasi pada lapisan Transport adalah: Transmission Control Protocol (TCP): TCP menawarkan keandalan yang lebih besar ketika datang untuk mengangkut data dari apa UDP, protokol TCP / IP lainnya yang bekerja pada tingkat ini menyediakan. Dengan TCP, aplikasi yang mengirimkan data menerima pengakuan atau verifikasi bahwa data benar-benar diterima. User Datagram Protocol (UDP): UDP tidak menyediakan transportasi data yang handal. Tidak ada pengakuan ditransmisikan.

4.

Application Layer

Lapisan Aplikasi dari model DoD menyediakan kemampuan kunci berikut: Memungkinkan aplikasi untuk berkomunikasi antara satu sama lain. Menyediakan akses ke layanan dari lapisan bawah dari model DoD.
8 | JARINGAN KOMPUTER

Lapisan Aplikasi dari model DoD dikaitkan dengan lapisan Sesi, Presentasi lapisan, dan lapisan Penerapan model OSI. Konversi Bilangan Desimal, Biner dan Heksadesimal

Bilangan desimal adalah bilangan yang menggunakan 10 angka mulai 0 sampai 9 berturut2. Setelah angka 9, maka angka berikutnya adalah 10, 11, 12 dan seterusnya. Bilangan desimal disebut juga bilangan berbasis 10. Contoh penulisan bilangan desimal : 1710. Ingat, desimal berbasis 10, maka angka 10-lah yang menjadi subscript pada penulisan bilangan desimal. Bilangan biner adalah bilangan yang hanya menggunakan 2 angka, yaitu 0 dan 1. Bilangan biner juga disebut bilangan berbasis 2. Setiap bilangan pada bilangan biner disebut bit, dimana 1 byte = 8 bit. Contoh penulisan : 1101112. Bilangan heksadesimal, atau bilangan heksa, atau bilangan basis 16, menggunakan 16 buah simbol, mulai dari 0 sampai 9, kemudian dilanjut dari A sampai F. Jadi, angka A sampai F merupakan simbol untuk 10 sampai 15. Contoh penulisan : C516.

konversi bilangan desimal menjadi biner untuk mengkonversi bilangan decimal menjadi bilangan biner perhatikan langkah-langkah berikut. Contoh kita akan melakukan konversi bilangan decimal 25 ke bilangan biner. langkah kita adalah dengan membagi angka 2510 tersebut dengan 2, seperti berikut : 25 : 2 = 12 sisa 1

9 | JARINGAN KOMPUTER

Langkah selanjutnya adalah membagi angka 12 tersebut dengan 2 lagi. Hasilnya sebagai berikut : 12 : 2 = 6 sisa 0 Proses tersebut dilanjutkan sampai angka yang hendak dibagi adalah 0, sebagai berikut : 25 : 2 = 12 sisa 1. 12 : 2 = 6 sisa 0. 6 : 2 = 3 sisa 0. 3 : 2 = 1 sisa 1. 1 : 2 = 0 sisa 1. 0 : 2 = 0 sisa 0. (end) Dari perhitungan tadi kita dapatkan hasil konversinya adalah urutan seluruh sisa-sisa perhitungan telah diperoleh, dimulai dari bawah ke atas. Maka hasilnya adalah 0110012. Angka 0 di awal tidak perlu ditulis, sehingga hasilnya menjadi 110012 konversi desimal ke heksadesimal Misalkan bilangan desimal yang ingin saya ubah adalah 24310. Untuk menghitung proses konversinya, caranya sama saja dengan proses konversi desimal ke biner, hanya saja kali ini angka pembaginya adalah 16. Maka : bilangan heksadesimal itu sendiri terdiri dari angkaangka 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F 243 : 16 = 15 sisa 3.
10 | JARINGAN KOMPUTER

15 : 16 = 0 sisa F, -> ingat, 15 diganti jadi F.. 0 : 16 = 0 sisa 0.(end) maka hasil konversinya adalah F316. konversi bilangan biner ke desimal. Proses konversi bilangan biner ke bilangan desimal adalah proses perkalian setiap bit pada bilangan biner dengan perpangkatan 2, dimana perpangkatan 2 tersebut berurut dari kanan ke kiri bit bernilai 20 sampai 2n. contoh bilangan yang merupakan hasil perhitungan di atas, yaitu 110012. Misalkan bilangan tersebut kita ubah posisinya mulai dari kanan ke kiri menjadi seperti ini. 1 0 0 1 1 Kemudian kita mengalikan setiap bit dengan perpangkatan 2. Ingat, perpangkatan 2 tersebut berurut mulai dari 20 sampai 2n, untuk setiap bit mulai dari kanan ke kiri. Maka : 1 0 0 > 1 x 20 = 1 > 0 x 21 = 0 > 0 x 22 = 0

11 | JARINGAN KOMPUTER

> 1 x 23 = 8

1 > 1 x 24 = 16 > perhatikan nilai perpangkatan 2 nya semakin ke bawah semakin besar Maka hasilnya adalah 1 + 0 + 0 + 8 + 16 = 2510. konversi bilangan biner ke heksadesimal. misalnya kita ingin mengubah 111000102 ke bentuk heksadesimal. Proses konversinya juga tidak begitu rumit, hanya tinggal memilahkan bit2 tersebut menjadi kelompok2 4 bit. Pemilahan dimulai dari kanan ke kiri, sehingga hasilnya sbb : 1110 dan 0010

Nah, coba lihat bit2 tersebut. Konversilah bit2 tersebut ke desimal terlebih dahulu satu persatu, sehingga didapat : 1110 = 14 dan 0010 = 2

ingat 14 itu dilambangkan dengan E16. Adapun 2 tetap ditulis 2 pada hexadecimal. Dengan demikian, hasil konversinya adalah E216. konversi bilangan heksadesimal ke desimal. Untuk proses konversi ini, caranya sama saja dengan proses konversi biner ke desimal, hanya saja kali ini perpangkatan yang digunakan adalah perpangkatan 16, bukan perpangkatan 2. Sebagai contoh, saya akan melakukan konversi bilangan heksa C816 ke bilangan desimal. Maka saya ubah dulu susunan bilangan heksa tersebut, mulai dari kanan ke kiri, sehingga menjadi sebagai berikut : 8
12 | JARINGAN KOMPUTER

C dan kemudian dilakukan proses perkalian dengan perpangkatan 16, sebagai berikut : 8 x 160 = 8 C x 161 = 192 > ingat, C16 merupakan lambang dari 1210

Maka diperolehlah hasil konversinya bernilai 8 + 192 = 20010. konversi dari heksadesimal ke biner. Dalam proses konversi heksadesimal ke biner, setiap simbol dalam heksadesimal mewakili 4 bit dari biner. Misalnya saya ingin melakukan proses konversi bilangan heksa B716 ke bilangan biner. Maka setiap simbol di bilangan heksa tersebut saya konversi terpisah ke biner. Ingat, B16 merupakan simbol untuk angka desimal 1110. Nah, desimal 1110 jika dikonversi ke biner menjadi 10112, sedangkan desimal 710 jika dikonversi ke biner menjadi 01112. Maka bilangan binernya adalah 101101112, atau kalau dibuat ilustrasinya seperti berikut ini : B 11 1011 7 7 -> bentuk heksa -> bentuk desimal

0111 -> bentuk biner

Hasilnya disatukan, sehingga menjadi 101101112.

Terminologi IP Multicast IP Multicast adalah suatu metode dimana data/informasi yang berasal dari satu host dapat di kirim ke host-host yang lainnya dan dapat
13 | JARINGAN KOMPUTER

dikirim secara bersamaan. Alamat IP Multicast (Multicast IP Address) adalah alamat yang digunakan untuk menyampaikan satu paket kepada penerima dalam jumlah banyak. Dalam sebuah intranet yang memiliki alamat multicast IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan diteruskan oleh router ke sub jaringan di mana terdapat host-host yang sedang berada dalam kondisi "listening" terhadap lalu lintas jaringan yang dikirimkan ke alamat multicast tersebut. Dengan cara ini, alamat multicast pun menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan paket data dari satu sumber ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi. Alamat multicast didefinisikan dalam RFC 1112. IP multicast bekerja dengan cara yang sama seperti televisi dan radio. Jika kita ingin mendengar siaran dari stasiun televisi tertentu, kita memilih frekwensi tertentu tempat siaran televisi tersebut memancar. Hal yang sama terjadi pada multicasting, hanya saja kali ini komputer dibuat hanya mendengar paket data dengan IP address tertentu yang khusus digunakan untuk keperluan multicasting. Untuk dapat mendengar paket multicast dari server tertentu, komputer penerima memerintahkan card ethernet agar menerima paket dengan IP address tertentu, tempat server memancarkan datanya. Pihak pemancar yang harus mengumumkan terlebih dahulu ada tidaknya siaran ini agar client mengetahui ada tidaknya suatu siaran yg dipancarkan dengan IP address tertentu. Server multicast biasanya mengumumkan jadwal siarannya menggunakan protokol yang dinamakan SDP ( Session Description Protocol). Dengan menggunakan protokol ini , diumumkanlah informasi penting diantaranya : a. Nama dan deskripsi acara, b. Jadwal acara ini
14 | JARINGAN KOMPUTER

c. Tipe media yang digunakan ( Video, Audio, Teks ) d. IP address dan nomor port yang digunakan. Informasi ini kemudian di pancarkan menggunakan IP address tertentu (dedicated) yang memang disediakan untuk keperluan ini. Client multicast tinggal mendengarkan informasi ini saja.Setelah mengetahui acara apa saja yang hendak dipancarkan, komputer client kemudianmendaftar ke router multicast yang bersangkutan. Dengan proses pendaftaran ini, multicast router mengetahui ada client di networknya yang berminat mendengarkan siaran tertentu. Proses pendaftaran ini dilakukan melalui protokol yang dinamakan IGMP (Internet Group Management Protocol Pengertian IP Public, IP Private, IP Dynamic dan IP Static IP Public adalah IP yang bisa diakses langsung oleh internet. Jika dianalogikan, IP Public itu telepon rumah atau nomer HP yang bisa ditelepon langsung oleh semua orang. Alamat-alamat ini ditetapkan oleh InterNIC dan terdiri dari beberapa buah network identifier yang dijamin unik (tidak ada dua host yang menggunakan alamat yang sama) jika jaringan tersebut telah terhubung ke Internet. IP Private adalah IP yang biasanya digunakan dalam jaringan yang tidak terhubung ke internet atau bisa juga terhubung ke internet tapi melalui NAT. Analoginya IP private itu telepon lokal dalam kantor/hotel yang bisa buat telepon-teleponan gratis dalam satu gedung. Nah kalo ada orang yang mau telepon harus lewat operator dolo (NAT) karena nomer telepon publicnya cuma satu (hunting). IP Dynamic itu berarti alokasi IPnya bisa berubah-ubah. Biasa menggunakan DHCP server. Di setting komputer kamu biasa pake setting automatic. Untuk beberapa ISP sering menggunakan metode ini
15 | JARINGAN KOMPUTER

jadi IP yang kita dapat sering berubah-ubah Sedangkan IP Static ya sesuai namanya, dia tetap. Di komputer biasa di set manual. atau jika dari ISP maka IP seperti nomor telp rumah yang tetap tapi saya kurang tahu seberapa banyak ISP yang menggunakan metode seperti ini karena kebanyakan menggunakan IP Dynamic. (*)

1. Pengertian IP Public dan IP Private

a. IP Public IP Public adalah IP address yang telah ditetapkan oleh InterNIC dan berisi beberapa buah network ID yang dijamin unik yang digunakan untuk lingkup internet, host yang menggunakan IP public dapat diakses oleh seluruh user yang tergabung diinternet baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui proxy/NAT). IP Addressing juga dikelompokkan berdasarkan negara, Indonesia umumnya dimulai dengan kepala 202 & 203. Contoh : P Public adalah akses Speedy modem yang merupakan IP Public 125.126.0.1 b. IP Private IP Private adalah IP address yang digunkan untuk lingkup intranet, host yang menggunakan IP Private hanya bisa diakses di linkup intranet saja. Contoh : IP private akses di LAN modem menggunakan IP Private 192.168.1.1
2. Perbedaan IP Private dan IP Public

a. IP Public
16 | JARINGAN KOMPUTER

Sebuah alamat IP Public yang ditugaskan untuk setiap komputer yang terhubung pada internet dimana setiap IP adalah unik. Maka akan tidak bisa ada dua komputer dengan alamat IP Public yang sama dalam seluruh Internet. Skema pengalamatan memungkinkan komputer untuk menemukan satu sama lain dan melakukan pertukaran informasi. Pengguna tidak memiliki kontrol atas alamat IP (Public) yang diberikan ke komputer. Alamat IP Public ditugaskan untuk komputer oleh Internet Service Provider secara langsung setelah komputer terhubung ke gateway Internet. Sebuah alamat IP Public dapat berupa statis atau dinamis. Sebuah alamat IP public static tidak dapat berubah dan digunakan terutama untuk hosting halaman Web atau layanan di Internet. Di sisi lain sebuah alamat IP Public yang dinamis dipilih dari sebuah pool yang tersedia pada alamat dan perubahan masing-masing terjadi satu kali untuk menghubungkan ke Internet. Sebagian besar pengguna internet hanya akan memiliki IP dinamis yang bertugas untuk setiap komputer. Ketika terjadi disconnetted atau jaringan terputus apabila menghubungkannya kembali maka otomatis akan mendapat IP baru. b. IP Private Sebuah alamat IP dianggap pribadi jika nomor IP termasuk dalam salah satu rentang alamat IP untuk jaringan pribadi seperti Local Area Network (LAN). Internet Assigned Numbers Authority (IANA) telah mereservd tiga blok berikut ruang alamat IP untuk jaringan pribadi (jaringan lokal) : ~ Kelas A : 10.0.0.0 10.255.255.255 ~ Kelas B : 172.16.0.0 172.31.255.255 ~ Kelas C : 192.168.0.0 192.168.255.255
17 | JARINGAN KOMPUTER

~ Kelas D : 224.0.0.0 239.255.255.255 ~ Kelas E : 24-.0.0.0 255.255.255.255 Alamat IP Private/Pribadi yang digunakan untuk penomoran komputer dalam jaringan pribadi termasuk rumah, sekolah dan LAN bisnis di bandara dan hotel yang memungkinkan komputer dalam jaringan untuk berkomunikasi satu sama lain. Katakanlah misalnya, jika jaringan X terdiri dari 10 komputer masing-masing dapat diberikan IP mulai dari 192.168.1.1 ke 192.168.1.10. Berbeda dengan IP publik, administrator jaringan pribadi bebas untuk menetapkan alamat IP dari pilihannya sendiri (disediakan nomor IP pada kisaran alamat IP pribadi seperti yang disebutkan di atas). Perangkat dengan alamat IP private tidak dapat terhubung langsung ke Internet. Demikian juga, komputer di luar jaringan lokal tidak dapat terhubung langsung ke perangkat dengan IP pribadi. Hal ini dimungkinkan untuk menghubungkan dua jaringan pribadi dengan bantuan router atau perangkat serupa yang mendukung Network Address Translation. Jika jaringan pribadi yang terhubung ke Internet (melalui koneksi Internet melalui ISP) maka setiap komputer akan memiliki IP swasta maupun IP publik. Private IP dipakai untuk komunikasi dalam jaringan dimana IP publik digunakan untuk komunikasi melalui Internet. Kebanyakan pengguna internet dengan koneksi DSL / ADSL akan memiliki Ip seperti IP publik. Multicast Sejak beberapa aplikasi real-time dapat memelihara jaringan dan resource server dengan menggunakan IP Multicast, Maka keperluan dan karakteristik khusus harus dipertimbangkan dalam perancangan protocol. Seperti : scalability, multicast routing, dan akomodasi pada
18 | JARINGAN KOMPUTER

penerima dengan jumlah banyak dan heterogen. Dengan mengikuti diskusi-diskusi tentang beberapa protocol yang digunakan untuk aplikasi multimedia secara real-time, dapat dilihat bahwa keandalan IP Multicast sangat dipertimbangkan. Keandalan pengantaran data diperlukan oleh beberapa aplikasi real-time maupun aplikasi non-real-time. Pada pelayanan unicast IP, deteksi dan koreksi kesalahan dalam layer TCP sangat mendukung keandalannya. Untuk keandalan multicast, pendekatan baru dalam tracking acknowledgment dan deteksi dan koreksi kesalahan telah diterapkan, ketika sebuat IP multicast terkirim pada beribu-ribu penerima. Pengertian Multicast adalah metoda komunikasi pada LAN yang menghubungkan satu pengirim data dengan sekelompok penerima data. Multicast memungkinkan hanya satu paket data yang dikirimkan kepada satu kelompok penerima, tanpa bergantung pada banyaknya penerima data tersebut. Pengguna jaringan multicast di Internet bergabung dalam suatu jaringan raksasa bernama Mbone (Multicast Backbone) Saat ini , Network Terbesar yang menjalankan prinsip multicasting di Internet disebut sebagai Multicast backbone , disingkat Mbone. Mbone ini merupakan jaringan virtual di internet yang terdiri dari beberapa \"multicast island\" (network berukuran kecil dan sedang yang menjalankan protokol IP multicasting). Jika hubungan antara network ini melaui jaringan yang non multicast, paket multicast yang dikirim ke network tujuan dengan dibungkus dalam bentuk paket Unicast. Hal ini disebut sebagaitunnelling. broadcasting ialah mengirimkan paket ke alamat broadcast dari suatu network. Akibat dari proses ini, satu paket yang dikirim oleh Multicast Server akan didengar olehsemua komputer pada network tujuan.
19 | JARINGAN KOMPUTER

Komputer yang membutuhkan paket tersebut akan mengambilnya, dan komputer yang tidak membutuhkan paket tersebut akan membuangnya setelah memrosesnya terlebih dahulu. Pendekatan ini sedikit lebih efisien dibandingkan dengan unicasting , jika ditinjau dari jumlah data yang dikirim. Namun inefisiensi terjadi dalam hal lain , server pengirim paket tidak peduli ada tidaknya client yang menginginkan paket data multimedia ini di network yang bersangkutan. Hal ini juga merupakan beban bagi jaringan. Untuk mengatasi hal ini, digunakan prinsip IP multicasting. IP multicasting mengabungkan keuntungan dari dua konsep diatas. Paket data dikirimkan kepada sekelompok client yang memang membutuhkannya . Dengan cara ini ,data multimedia dikirimkan secara efisien melalui jaringan internet. Semakin banyaknya client tidak akan membebani server, karena server hanya mengirimkan satu paket untuk semua client. Dan client yang tidak membutuhkan paket multicast, tidak akan menerima paket ini , sehingga client tak perlu memproses paket yang tak dibutuhkannya. multicast adalah teknik pengiriman data dari sebuah host ke beberapa host tujuan sekaligus (namun tidak untuk keseluruhan host pada jaringan). Kalau teknik pengiriman data yang biasa adalah teknik unicast (satu pengirim...ke satu tujuan). Selain itu adalah istilah broadcast (satu pengirim ke seluruhhhh...penghuni jaringan). Untuk keperluan multicast IP Address tidak bisa bebas kita gunakan (sebebas menggunakan IP Address kelas A, B, dan C). IP Multicast sudah "dibooking" untuk keperluan-keperluan tertentu. Daftar "bookingan" IP Multicast dapat dilihat pada link berikut : http://www.iana.org/assignments/multicast-addresses/multicastaddresses.xml Bila dihubungkan dengan pertanyaan sdri....router2 akan menggunakan
20 | JARINGAN KOMPUTER

IP Multicast 224.0.0.5 untuk melakukan update dalam protocol OSPF, router yang menggunakan IP 224.0.0.5 saja yang akan menerima update, karena di OSPF dikenal boundary update (updating hanya diberikan kepada router2 yang membutuhkan) Sedangkan 224.0.0.6 akan digunakan oleh sekelompok router yang akan melakukan pemilihan designated router. Alamat IP Multicast (multicast IP address) adalah alamat yang digunakan untuk menyampaikan satu paket kepada banyak penerima. Dalam sebuah intranet yang memiliki alamat multicast IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke sebuah alamatmulticast akan diteruskan oleh router ke subjaringan di mana terdapat host-host yang sedang berada dalam kondisi "listening" terhadap lalu lintas jaringan yang dikirimkan ke alamat multicast tersebut. Dengan cara ini, alamat multicast pun menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan paket data dari satu sumber ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi. Alamat multicast didefinisikan dalam RFC 1112. Alamat-alamat multicast IPv4 didefinisikan dalam ruang alamat kelas D, yakni224.0.0.0/4, yang berkisar dari 224.0.0.0 hingga 239.255.255.255. Prefiks alamat 224.0.0.0/24 (dari alamat 224.0.0.0 hingga 224.0.0.255) tidak dapat digunakan karena dicadangkan untuk digunakan oleh lalu lintas multicast dalam subnet lokal. Daftar alamat multicast yang ditetapkan oleh IANA dapat dilihat pada situs IANA. Multicast Address Alamat multicast IPv6 sama seperti halnya alamat multicast pada IPv4. Paket-paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan disampaikan terhadap semua interface yang dikenali oleh alamat tersebut. Prefiks alamat yang digunakan oleh alamat multicast IPv6 adalah FF00::/8.
21 | JARINGAN KOMPUTER

Field Panjang Keterangan 1111 1111 8 bit Tanda pengenal bahwa alamat ini adalah alamat multicast. Flags 4 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal apakah alamat ini adalah alamat transient atau bukan. Jika nilainya 0, maka alamat ini bukan alamat transient, dan alamat ini merujuk kepada alamat multicast yang ditetapkan secara permanen. Jika nilainya 1, maka alamat ini adalah alamat transient. Scope 4 bit Berfungsi untuk mengindikasikan cakupan lalu lintas multicast, seperti halnya interface-local, link-local, site-local, organization-local atau global. Group ID 112 bit Berfungsi sebagai tanda pengenal group multicast Cara kerja

22 | JARINGAN KOMPUTER

IP multicast bekerja dengan cara yang sama seperti televisi dan radio. Jika kita ingin mendengar siaran dari stasiun televisi tertentu, kita memilih frekwensi tertentu tempat siaran televisi tersebut memancar . Hal yang sama terjadi padamulticasting , hanya saja kali ini komputer dibuat hanya mendengar pakat data dengan IP address tertentu yang khusus digunakan untuk keperluan multicasting. Untuk dapat mendengar paket multicast dari server tertentu, komputer penerima memerintahkan card ethernet agar \"mendengarkan\"paket dengan IP address tertentu , tempat server memancarkan datanya. Pihak pemancar yang harus mengumumkan terlebih dahulu ada tidaknya siaran ini agar client mengetahui ada tidaknya suatu siaran yg dipancarkan dengan IP address tertentu.Server multicast biasanya mengumumkan jadwal siarannya menggunakan protokol yang dinamakan SDP ( Session Description Protocol). Dengan menggunakan protokol ini , diumumkanlah informasi penting diantaranya :

Nama dan deskripsi acara,

23 | JARINGAN KOMPUTER

Jadwal acara ini Tipe media yang digunakan ( Video, Audio, Teks ) IP address dan nomor port yang digunakan.

Informasi ini kemudian di pancarkan menggunakan IP address tertentu (dedicated) yang memang disediakan untuk keperluan ini. Client multicast tinggal mendengarkan informasi ini saja. Setelah mengetahui acara apa saja yang hendak dipancarkan, komputer client kemudianmendaftar ke router multicast yang bersangkutan. Dengan proses pendaftaran ini, multicast router mengetahui ada client di networknya yang berminat mendengarkan siaran tertentu. Proses pendaftaran ini dilakukan melalui protokol yang dinamakan IGMP (Internet Group Management Protocol )

24 | JARINGAN KOMPUTER

BAB II Subnetting Classless Inter Domain Routing (CIDR) dan Variable Length Subnet Mask (VLSM)

Dasar-dasar Subneting
Untuk menjadi seorang network engineer atau umumnya dikenal sebagai Sys-Admin jaringan, hendaknya mampu menguasai teknik subnetting ini. Karena pada dasarnya seorang admin jaringan tidak mutlak hanya berkutat dengan server-server beserta konfigurasinya saja, tapi dia juga harus bisa bermain-main dengan layer bawah dari OSI layer. Dalam realitanya admin jaringan pasti akan berhadapan dengan permasalahan topology jaringan. Salah satunya adalah subnetting, yaitu suatu metode untuk menentukan topology pada setiap segment di suatu jaringan dengan memakai sebagian alamat IP pada host untuk alamat IP jaringan. Pada teknik subnetting ini ada beberapa metode VLSM (Variable LengthSubnet Mask) & CIDR.

25 | JARINGAN KOMPUTER

Subnetting adalah termasuk materi yang banyak keluar di ujian CCNA dengan berbagai variasi soal. Juga menjadi momok bagi student atau instruktur yang sedang menyelesaikan kurikulum CCNA 1 program CNAP (Cisco Networking Academy Program). Buku ini di buat untuk rekan-rekan yang sedang belajar jaringan, yang mempersiapkan diri mengikuti ujian CCNA, dan yang sedang mengikuti pelatihan CCNA . Sebenarnya subnetting itu apa dan kenapa harus dilakukan? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan analogi sebuah jalan. Jalan bernama Jl.Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah dengan nomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. Gatot Subroto. Ketika rumah di wilayah itu makin banyak, tentu kemungkinan menimbulkan keruwetan dan kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan memecahkan kemacetan, efiesiensi dan optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki previledge sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya. Konsep seperti inilah sebenarnya konsep subnetting itu. Disatu sisi ingin mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 3 divisi dengan masing-masing divisi memiliki 15 komputer (host). Disisi lain juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang. The Powers of 2 21=2 22=4 23=8 24=16
26 | JARINGAN KOMPUTER

25=32 26=64 27=128 28=256

Subnet Mask Sebuah nilai 32 bit yang memungkinkan penerima paket IP membedakan bagian ID Network dari sebuah alamat IP dengan bagian ID Host dari alamat IP tersebut Subnetmask Default

Classless Inter-Domain Routing (CIDR) Metode yang digunakan ISP (Internet Service Providers) untuk mengalokasikan sejumlah alamat pada suatu perusahaan, ke rumah, ke seorang pelanggan. Biasanya ISP memberikannya dalam bentuk (Blok Size) Contoh ( / ) atau slash notation berarti berapa jumlah bit yang bernilai 1 ( / ) bisa juga disebut dengan istilah prefix Prefix terbesar pada subnetmask adalah /30

Tujuan pemecahan ini adalah untuk menghindar Collision dan mengantisipasi keterbatasan IP Address.

27 | JARINGAN KOMPUTER

Subnet dibuat dengan mengorbankan satu atau beberapa host, sehingga bit-bit yang tadinya diperuntukkan buat indentifikasi host maka dijadikan menjadi bit jaringan / Subnet Id. Permasalahan yang muncul dengan adanya subnet ini adalah munculnya subnetid yang diambil dari kelipatan bit host tadi, akibatnya pengenal jaringan yang secara default dinyatakan dengan bit bit nol dengan adanya subnet maka pengenal jaringan tidak lagi bit bit nol melainkan bit bit kelipatan subnet yang dimasking. IP dengan bit bit nol dan bit bit satu misalnya 192.168.0.0 atau 255.255.255.255 tidak dapat dipakai, bit-bit ini sering diistilahkan dengan subnetmask zeros dan subnetmask ones.

28 | JARINGAN KOMPUTER

29 | JARINGAN KOMPUTER

Subnetting pada Alamat Class C Pada sebuah alamat kelas C, hanya 8 bit yang tersedia untuk mendefinisikan host. Ingat !!! Bahwa bit subnet dimulai dari kiri ke kanan tanpa melompati bit. Contoh :

Catatan : Pada jaringan yang sesungguhnya. Anda boleh menggunakan 1 bit untuk menentukan subnet. Disebut dengan subnet zero (subnet nol) Tetapi pada cisco subnet zero ini tidak valid pada ujian sertifikasinya
30 | JARINGAN KOMPUTER

Contoh latihan Subnetting Kita akan melakukan subnetting terhadap Alamat IP sbb : Diketahui : IP Address : 192.168.10.1/26 Tentukan : 1. Subnetmask 2. Network Address 3. Broadcast address 4. Jumlah Host 5. Jumlah Subnet 6. Subnet yang valid 7. Host yang valid

Jawaban...

1. Subnet Mask
IP Address : 192.168.10.1/26 /26 = 11111111 . 11111111 . 11111111. 11000000 biner 8 bit 8 bit 8 bit 2 bit total = 26 ===> /26 Jika diubah menjadi desimal maka hasilnya adalah : 11111111 . 11111111 . 11111111. 11000000 biner 255 . 255 . 255 . 192 desimal Maka Subnetmasknya adalah 255.255.255.192

31 | JARINGAN KOMPUTER

2. Network Address
IP Address IP Address Subnet Mask IP Address Subnet Mask Network Addres : 192.168.10.1/26 : 192.168.10.1 : 255.255.255.192 : 11000000.10101000.00001010.00 000001 : 11111111.11111111.11111111.11 000000 : 11000000.10101000.00001010.00 000000

Dala

di A

Maka Network Address nya 192.168.10.0

Posisi angka 1 Maka tarik ga nilai bit 0 p tersebut di uba dalam kasus ini

3. Broadcast Address
IP Address IP Address Subnet Mask IP Address 000001 Subnet Mask 000000 Network Addres 111111
32 | JARINGAN KOMPUTER

: 192.168.10.1/26 : 192.168.10.1 : 255.255.255.192 : 11000000.10101000.00001010.00 : 111111111.111111111.111111111.11

Dalam Bin

di AND-ka

: 11000000.10101000.00001010.00

Posisi 1 pada sub mask.maka tarik sehingganilai bit subnet mask ter

Maka Broadcast Addressnya adalah 192.168.10.63

4. Jumlah Host
IP Address : 192.168.10.1/26 IP Address : 192.168.10.1 Subnet Mask : 255.255.255.192 11111111.11111111.11111111.11000000 Network Address : 192.168.10.0 Broadcast Address : 192.168.10.63 Jumlah Host = 2n-2 = nilai host n adalah jumlah bit 0 pada Subnet Mask = 26-2= 64-2= 62 host Maka Jumlah Hostnya adalah 62 host

5. Jumlah Subnet
IP Address : 192.168.10.1/26 IP Address : 192.168.10.1 Subnet Mask: 255.255.255.192 11111111.11111111.11111111.11000000 Network Address: 192.168.10.0 Broadcast Address : 192.168.10.63 Jumlah Host: 26-2= 64-2= 62 host
33 | JARINGAN KOMPUTER

Jumlah Subnet= 2n = nilai subnet n adalah jumlah bit 1 pada Subnet Mask = 22-2 = 4-2 = 2 Subnet pada Cisco = 22= 4 Subnet Pada jaringan sesungguhnya

6. Subnet yang valid


IP Address : 192.168.10.1/26 IP Address : 192.168.10.1 Subnet Mask: 255.255.255.192 11111111.11111111.11111111.11000000 Network Address: 192.168.10.0 Broadcast Address : 192.168.10.63 Jumlah Host: 26-2= 64-2= 62 host Subnet yang valid= 256 - nilai subnetmask pada akhir oktet = 256 192 = 64 Subnet yg valid pada Cisco 64, 128 Subnet yg valid pada Jaringan sesungguhnya 0, 64, 128, 192

7. Host yang valid


IP Address : 192.168.10.1/26 IP Address : 192.168.10.1 Subnet Mask: 255.255.255.192 11111111.11111111.11111111.11000000 Network Address: 192.168.10.0 Broadcast Address : 192.168.10.63 Jumlah Host: 26-2= 64-2= 62 host
34 | JARINGAN KOMPUTER

Subnet yang valid= 256 - nilai subnetmask pada akhir oktet = 256 192 = 64 Subnet yg valid pada Cisco 64, 128 Subnet yg valid pada Jaringan sesungguhnya 0, 64, 128, 192 Host yang valid (Nomor-nomor diantara nomor subnet dan alamat broadcast)

Untuk menentukan host yang valid diambil dari subnet yang valid Subnet yg valid pada Jaringan sesungguhnya 0, 64, 128, 192 Jadi Host yg valid adalah sbb : NA RHA BA 0 1 s/d 62 63 64 65 s/d 126 127 128 129 s/d 190 191 192 193 s/d 254 255 256 Mentok karena sudah lebih dari 255

VLSM (Variabel Length Subnet Mask)


Variable Length Subnet Masking - VLSM - adalah teknik yang memungkinkan administrator jaringan untuk membagi ruang alamat IP ke subnet yang berbeda ukuran, seperti sederhana yang sama ukuran Subnetting.
35 | JARINGAN KOMPUTER

Variable Length Subnet Mask (VLSM) dengan cara, berarti subnetting subnet. Untuk menyederhanakan lebih lanjut, VLSM adalah mogok alamat IP ke subnet (beberapa tingkat) dan mengalokasikan sesuai dengan kebutuhan individu pada jaringan. Hal ini juga dapat disebut IP classless pengalamatan. Sebuah classful menangani mengikuti aturan umum yang telah terbukti berjumlah alamat IP pemborosan. Istilah Variable Length Subnet Mask (VLSM) mengacu pada desain praktek membuat sub-subnet dalam jaringan struktur pohon. XYZ Corp memiliki kantor di banyak negara, 23 kantor lapangan di semua. Para desainer dari Corp jaringan XYZ memutuskan untuk membagi jaringan mereka menjadi 32 subnet dengan menggunakan topeng 255.255.252.0. Dalam biner, bit mask adalah: 11111111 11111111 11111100 00000000 Keenam bit "1" di oktet ketiga adalah bit subnet (sejak pertama 16 bit mewakili jaringan). Keenam bit dapat membedakan antara hingga 64 subjaringan yang berbeda. Ini adalah logika yang sama seperti yang akan diterapkan untuk setiap subnet mask.

36 | JARINGAN KOMPUTER

(membantu dan dapat membuat subnet subnet ones dan zeros dikenali dijaringan)

Contoh penggunaan Subnetting & VLSM

Subnetting

VLSM

Variable Length Subnet Mask ( VLSM) bermakna mengalokasikan IP yang menujukan sumber daya ke subnets menurut kebutuhan individu mereka dibanding beberapa aturan umum network-wide. IP yang me-routing protokol yang didukung oleh Cisco,OSPF, IS-IS [yang] Rangkap, BGP-4, dan EIGRP medukungan classless atau VLSM rute.
37 | JARINGAN KOMPUTER

Subnetting jaringan secara default memiliki panjang yang tetap (fixed length subnetting), yaitu menghasilkan beberapa subjaringan atau segmen jaringan yang memiliki jumlah host yang sama. Namun, dalam pembagian segmen jaringan pada kenyatannya tidak selalu memiliki jumlah host yang sama tiap segmennya, akan tetapi ada segmen yang lebih banyak memerlukan alamat IP dan ada juga segmen yang memerlukan alamat IP yang lebih sedikit. Jika hanya menggunakan satu subnet mask maka ada kemungkinan di dalam segmen-segmen jaringan tersebut memiliki alamat-alamat yang tidak digunakan atau membutuhkan alamat yang lebih banyak. Maka dari itu subnetting harus dilakukan berdasarkan segmen jaringan yang membutuhkan alamat IP yang paling banyak. Kemudian untuk mengoptimalkan penggunaan alamat IP maka dapat membentuk segmen-segmen jaringan dengan ukuran yang bervariasi. Teknik inilah yang kemudian disebut dengan variable-length subnetting dan subnet mask yang dipakai dikenal sebagai VLSM (Variable-length Subnet Mask). Contoh Perancangan dan implementasi VLSM: Misal akan dibuat suatu jaringan komputer pada suatu gedung yang memilki 8 ruang, dengan detail sebagai berikut: Ruang A : 1 host Ruang B : 5 host Ruang C : 100 host Ruang D : 54 host Ruang E : 26 host Ruang F : 50 host Ruang G : 12 host Ruang H : 52 host
38 | JARINGAN KOMPUTER

Dengan alamat jaringan 172.16.6.0/23 bagaimana pembagian jaringan tersebut? Berikut penjelasannya: Pertama, mengurutkan segmen jaringan dengan kebutuhan alamat IP paling banyak ke paling sedikit. Sehingga menjadi seperti ini: Ruang C : 100 host Ruang D : 54 host Ruang H : 52 host Ruang F : 50 host Ruang E : 26 host Ruang G : 12 host Ruang B : 5 host Ruang A : 1 host Untuk menentukan subnet mask yang pas dalam memenuhi kebutuhan alamat IP masing-masing segmen jaringan, dapat melihat dari tabel mengenai subnet mask yang sudah ada atau dibuat sebagai referensi. Jumlah subnet bit 1 2 3 4 Subnet mask 255.255.255.128 atau /25 255.255.255.192 atau /26 255.255.255.224 atau /27 255.255.255.240 atau /28 Jumlah host tiap segmen 126 62 30 14

39 | JARINGAN KOMPUTER

5 6

255.255.255.248 atau /29 255.255.255.248 atau /30

6 2

Maka berdasarkan tabel, pembagian segmen-segmen jaringannya adalah sebagai berikut: 1. Ruang C Alamat network: 172.16.6.0/25 Range IP: 172.16.6.1 - 172.16.6.126 Subnet mask: 255.255.255.128 2. Ruang D Alamat network: 172.16.6.128/26 Range IP: 172.16.6.129 - 172.16.6.190 Subnet mask: 255.255.255.192 3. Ruang H Alamat network: 172.16.6.192/26 Range IP: 172.16.6.193 - 172.16.6.254 Subnet mask: 255.255.255.192 4. Ruang F Alamat network: 172.16.7.0/26 Range IP: 172.16.7.1 - 172.16.7.62 Subnet mask: 255.255.255.192
40 | JARINGAN KOMPUTER

5. Ruang E Alamat network: 172.16.7.64/27 Range IP: 172.16.7.65 - 172.16.7.94 Subnet mask: 255.255.255.224 6. Ruang G Alamat network: 172.16.7.96/28 Range IP: 172.16.7.97 - 172.16.7.110 Subnet mask: 255.255.255.240 7. Ruang B Alamat network: 172.16.7.112/29 Range IP: 172.16.7.113 - 172.16.7.118 Subnet mask: 255.255.255.248 8. Ruang A Alamat network: 172.16.7.120/30 Range IP: 172.16.7.121 - 172.16.7.122 Subnet mask: 255.255.255.252

Suatu kampus mempunyai ruangan yang terdiri atas 4 lantai didalamnya terdapat beberapa komputer berikut ini detail jumlah komputernya tiap lantai : Lantai 1 Lantai 2 Lantai 3 Lantai 4 : : : : 2 host 1 host 5 host 10 host

41 | JARINGAN KOMPUTER

Seorang administrator akan merancang dan mengimplementasikan Network VLSM. Alamat yang tersedia adalah 192.168.100.0 Buatlah perancangan dan implementasikan Network VLSM nya sehingga alamat yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan. Menentukan Prefix sesuai kebutuhan

Contoh : Seandainya saya membutuhkan jumlah alamat ip sebanyak 20 host Menggunakan alamat 192.168.100.0 Maka prefix yang

Teknik !!!
2 2 20 PC 2 2 20 PC 30 20 PC
5 ?

berarti jumlah bit 0 ada 5

Maka jika di implementasika menjadi :

Sehingga dari contoh kasus diatas prefix yang digunakan adalah /27 Dan hasilnya untuk 20 host adalah

11111111.11111111.11111 1100000 Yang berarti 255.255.25 atau /27

192.168.100.0
: : : : 2 host 1 host 5 host 10 host

192.168.100.0/27
/30 /30 /29 /28

Lantai 1 Lantai 2 Lantai 3 Lantai 4


42 | JARINGAN KOMPUTER

192.168.100.0
Lantai 1 Lantai 2 Lantai 3 Lantai 4 : : : : 2 host 1 host 5 host 10 host /30 /30 /29 /28

Cari jumlah host terbesar : Jumlah host yang terbesar adalah 10 host, sehingga prefix yg digunakan adalah /28 Blok Size Untuk awal kita mencari jumlah host paling besar yaitu /28 = 256-240 =16 Setelah itu cari jumlah host yang terbesar kedua , dan seterusnya. Blok Size Lantai 1: Lantai 2: Lantai 3: Lantai 4:

2 host /30 1 host /30 5 host /29 10 host /2

Maka hasil network VLS

Lantai 4
Lantai 3 Lantai 1 Lantai 2 Hasil dari VLSM tersebut kita summarization kan
43 | JARINGAN KOMPUTER

: 192.168.

: 192.168.

: 192.168.

: 192.168.

Lantai 4 Lantai 3 Lantai 1 Lantai 2

: 192.168.100.0 /28 : 192.168.100.16 /29 : 192.168.100.24 /30 : 192.168.100.28 /30

Summarization : 192.168.100.0

Dengan menciptakan blok-blok alamat yang berurutan, kita dapat dengan melakukan summarize network dan mengurangi update route yang dilakuk routing protocol. Dengan menggunakan summarization kita cukup mengi satu route rangkuman (summary route)..dan hasilnya pun sama mengirimkan ratusan.

Kesimpulan
Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP address kelas B dan IP address kelas C. Alasan Melakukan Subnetting ???
44 | JARINGAN KOMPUTER

Mengalokasikan IP address yang terbatas supaya lebih efisien. Jika internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address untuk host devicenya. Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP address. Alasan kedua adalah, walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan network ID yang sama harus berada di physical network yang sama juga. Physical network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah medium network harus membawa semua traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih kecil bahkan lebih kecil dari Class C address. Tujuan dari subnetting sendiri yaitu untuk mengefisienkan pengalamatan,membagi satu kelas network, menempatkan suatu host, untuk mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan, untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address, dan meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network. Sedangkan fungsi dari subnetting adalah mengurangi lalu-lintas jaringan, teroptimasinya unjuk kerja jaringan, pengelolaan yang disederhanakan,membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang menjauh.

45 | JARINGAN KOMPUTER

Study Kasus
Untuk memahami subnetting mungkin perlu dengan terus berlatih dan terus mencoba-coba, misalnya dengan mengerjakan studi kasus beberapa perancangan lab atau sebuah sistem warnet dan kompleksnya ISP, berikut ini ada beberapa studi kasus yang disertai dengan penyelesaian untuk memudahkan memahami konsep subnneting IP yang disertai CD atau DVD tutorial .

Study Kasus SUBNETTING Menggunakan Metode VLSM Contoh kasus saya akan langsung saja pada persoalan, sbb : Diketahui : Anda adalah seorang administrator pada suatu jaringan. anda mendapat alokasi IP 167.205.0.0/23. anda diminta untuk membaginya ke beberapa kantor di tempat anda, dengan spesifikasi berikut : o 1. gedung A, terdapat 151 host. terdiri dari kantor A1 (100 host), A2 (21 host),A3 (30 host). o 2. gedung B, terdapat 200 host. terdiri dari kantor B1 (123 host), B2 (50 host), B3 (6 host),kantor B4 sisanya. o 3. gedung C, terdapat 110 host. terdiri dari kantor C1 (21 host), C2 (13 host), C3 (10 host), C4(26 host), C5 (19 host),C6 sisanya. o 4. setiap gedung memiliki akses hotspot yang menggunakan satu network saja, dan diusahakan pembagian IPnya secara adil. Ditanya : Rancang topologi jaringan di atas dengan selengkaplengkapnya. Solusi
46 | JARINGAN KOMPUTER

Pertama, mari kita bagi zona nya masing beserta jumlah computer di tiap zona. Saya membaginya dalam 3 zona, yaitu A (151 PC), B (200), C (110). Baik, sekarang kita mulai ke jenjang barikutnya yaitu tentang subnetting menggunakan VLSM. Sesuai spesifikasi IP yang diketahui 167.205.0.0 dan /23 yang artinya banyak bit dengan nilai sama dengan 1 yang akan digunakan sebagai penunjuk alamat network, maka jika saya tabelkan adalah : Kita tahu bahwa berdasarkan kelasnya IP di atas termasuk dalam kelas B, sedangkan default netmask untuk kelas B adalah 255.255.0.0. Sehingga angka 254 pada 3 oktet terakhir dari netmask di atas merupakan hasil subnetting, artinya octet tersebut nantinya akan digunakan sebagai penunjuk alamat network. Untuk lebih jelasnya mari kita lihat sedikit perhitungan berikut... Jumlah subnet = 2X = 27 = 128 subnet, dimana X adalah jumlah bit dengan nilai sama dengan 1 pada 3 oktet terakhir (255.255.254.0). Jumlah host per subnet = 2Y-2 = 29-2 = 510 host/subnet, dimana Y adalah jumlah bit dengan nilai 0 pada netmask. Sedangkan alas an mengapa dikurang dengan 2 , karena biasanya pada alamat IP paling awal digunakan sebagai penunjuk network dan paling akhir digunakan sebagai broadcast. Jadi dalam hal ini yang valid digunakan sebagai alamat PC hanya ada 510 buah. Block subnet = 256-Z = 256-254 = 2, block subnet maksudnya adalah range antar satu subnet dengan subnet yang lain, jadi subnet yang valid adalah 0, 2, 4, 6, ..., 254 karena seperti yang telah kita hitung di atas bahwa jumlah subnet yang berlaku hanya ada 128. Variabel Z menunjukkan nilai decimal dari 3 oktet terakhir pada netmask. Jika saya tabulasikan, maka... IP Netmask Decimal 167.205.0.0 255.255.254.0
47 | JARINGAN KOMPUTER

Binary 10100111.11001101.00000000.00000000 11111111.11111111.11111110.00000000 Subnet 167.205.0.0 167.205.2.0 167.205.4.0 ... 167.205.254.0 Host Pertama 167.205.0.1 167.205.2.1 167.205.4.1 ... 167.205.254.1 Host Kedua 167.205.1.254 167.205.3.254 167.205.5.254 ... 167.205.253.254 Broadcast 167.205.1.255 167.205.3.255 167.205.5.255 ... 167.205.253.255 Ok...setelah itu mari kita bahas tiap zona secara rinci. Kita mulai dari : Zona A yang hanya membutuhkan 151 host, selain itu kita juga harus memperhatikan jumlah maximum host pada segment-segment pada zona A. Dalam kasus ini A1 membutuhkan host paling banyak yaitu 100 host, kemudian diikuti A3 (30 host), A2 (21 host). Di sini kita membutuhkan minimal 3 subnet lagi dan tiap subnet nya membutuhkan paling tidak minimal 100 host. Untuk itu kita perlu melakukan subnetting lagi dari /23 menjadi /25. Sebenarnya untuk menentukan perubahan subnet nya itu tergantung dengan kebutuhan kita, kenapa saya memilih /25 karena angka tersebut akan menghasilkan jumlah subnet dan host per subnetnya yang mendekati kebutuhan pada zona A. Tahu kenapa ?!? Lets see... Untuk menentukan jumlah subnetnya cukup mengikuti rumus berikut => 2(Y-X) = 2(25-23) = 4 subnet, dimana Y adalah netmask baru dalam hal ini /25 dan X adalah netmask lama yaitu /23. Dalam hal ini harus memperhatikan syarat Y _ X, pada kasus lain mungkin akan kita temui kasus Y < X maka hal ini disebut supernetting. Jumlah host per subnetnya bisa kita cari dari rumus => 2(32Y)-2 = 2(32-25)-2 = 27-2 = 126 host. Dimana Y adalah netmask baru yaitu /25 sedangkan pengurangan dengan angka 2 adalah seperti yang
48 | JARINGAN KOMPUTER

telah disebutkan sebelumnya. Sehingga dengan jumlah host ini, kebutuhan segment A1 akan tercover meskipun masih ada sisa IP, perhitungan ini menentukan jumlah kebutuhan host maximum. Sedangkan pada A2 dan A3 nanti akan menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Memang akan ada IP yang tidak terpakai, tapi IP sisa ini bisa digunakan sebagai cadangan atau keperluan lain misal wi-fi hotspot. Sedangkan untuk block subnet yang valid penghitungannya sama dengan sebelumnya, hanya saja di sini kita mengubah nilai variable Z dengan nilai decimal netmask yang baru. /25 berarti 255.255.255.128 berarti Z nya adalah 128, sehingga block subnet validnya adalah 256-128 = 128. OK... secara keseluruhan pada zona A, kita punya pembagian sebagai berikut : A1 = 100 pc --> /25 -> subnetnya : 167.205.2.0/25 -> host yg valid : 167.205.2.1 - 167.205.2.126 Karena sesuai block size yang ditetapkan sebelumnya adalah 128, tapi ingat kita perlu alamat network dan broadcast address. Sehingga alamat host yang valid adalah di atas. -> broadcast : 167.205.2.127 Untuk /25 berarti kita berada pada octet terakhir sebagai subnetnya, jika dilihat dalam biner 167.205.2.0 dan 255.255.255.128 adalah : IP network :10100111.11001101.00000010.0 0000000 Netmask :11111111.11111111.11111111.1 0000000 -> {/25} Broadcast :10100111.11001101.00000010.0 1111111 Sehingga terlihat bahwa mulai octet kesatu sampai bit pertama dari octet terakhir (warna hijau) merupakan subnet, sedangkan sisanya (warna biru) merupakan alamat host. Karena broadcast
49 | JARINGAN KOMPUTER

adalah semua bit milik host bernilai 1, maka didapatkanlah nilai 127 pada octet terakhir. A2 = 21 pc --> /27 -> subnetnya : 167.205.2.128/27 Di sini kita hanya membutuhkan sekitar 21 host, dan /27 menyediakan sekitar 32 alamat IP. Sedangkan angka 128 pada octet terakhir merupakan alamat penunjuk subnetwork, karena pada subnetwork sebelumnya (A1) berakhir pada 167.205.2.127 yaitu alamat broadcast. Sehingga alamat subnet ini sebenarnya merupakan lanjutan dari alamat sebelumnya, hanya saja kita akan memakai ukuran blocksize yang berbeda. -> host yg valid : 167.205.2.129 - 167.205.2.158 Karena alamat IP yang tersedia pada /27 adalah 32, tetapi jangan lupa kita butuh dua alamat untuk network dan broadcast. Sehingga yang bisa dipakai untuk alamat host hanya ada 30 (.129 - .158). -> broadcast : 167.205.2.159 Sama seperti yang sebelumnya, dalam biner : IP network :10100111.11001101.00000010.100 00000 Netmask :11111111.11111111.11111111.111 00000 -> {/27} Broadcast :10100111.11001101.00000010.100 11111 A3 = 30 pc --> /27 -> subnetnya : 167.205.2.160/27 -> host yg valid : 167.205.2.161 - 167.205.2.190 -> broadcast : 167.205.2.191 Untuk zona ini kurang/lebih penjelasannya sama dengan yang sebelumnya. Yup... akhirnya zona A terselesaikan, sekarang mari kitalanjutkan pada zona B. Pada zona B, terbagi dengan menjadi 4 segment dengan jumlah host terbanyak pada segment B1 (123 host). Sesuai pembagian IP subnet di awal kita bisa tentukan bahwa untuk
50 | JARINGAN KOMPUTER

zona B IP subnetnya 167.205.4.0/23. Dengan menerapkan metode seperti pada zona, maka kita mulai dari yang jumlah permintaan hostnya terbanyak yaitu : B1 = 123 pc --> /25 -> subnetnya : 167.205.4.0/25 Jumlah host yang kita butuhkan 123 buah, dengan /25 kita akan memiliki sekitar 128 alamat IP (termasuk network address dan broadcast). Sehingga kebutuhan IP kita akan tercukupi. -> host yang valid : 167.205.4.1 167.205.4.126 ~ Idem dengan alasan sebelumnya ~ -> broadcast : 167.205.4.127 IP network :10100111.11001101.00000100.0 0000000 Netmask :11111111.11111111.11111111.1 0000000 -> {/25} Broadcast :10100111.11001101.00000100.0 1111111 B2 = 50 pc --> /26 -> subnetnya : 167.205.4.128/26 Kita membutuhkan 50 alamat IP sebagai host, sehingga subnet yang pas adalah /26. Karena /26 menyediakan sekitar 64 buah alamat IP (termasuk network address dan broadcast). -> host yang valid : 167.205.4.129 167.205.4.190 Sesuai pembagian block size IP di atas, bahwa /26 menyediakan 64 buah IP namun perlu 2 alamat IP khusus buat network address dan broadcast. Sehingga yang bisa digunakan sebagai host hanya ada 62 buah (.129 - .190) -> broadcast : 167.205.4.191 IP network :10100111.11001101.00000100.10 000000 Netmask :11111111.11111111.11111111.11 000000 -> {/26} Broadcast :10100111.11001101.00000100.10 111111 B4 = 21 pc --> /27 -> subnet : 167.205.4.192/27 -> host yang valid : 167.205.4.193 167.205.4.222
51 | JARINGAN KOMPUTER

-> broadcast : 167.205.4.223 B3 = 6 pc --> /29 -> subnet : 167.205.4.224/29 -> host yang valid : 167.205.4.225 167.205.4.230 -> broadcast : 167.205.4.231 Pada zona B ini saya lebih memilih untuk men-subnet kebutuhan IP yg paling banyak sampai terakhir adalah yg memiliki kebutuhan IP paling sedikit untuk memudahkan perhitungan saja. Kita lanjutkan pada subnetting zona C. Seperti biasa Kita pilih saja IP subnet untuk zona C adalah 167.205.6.0/23, dimana ada 6 segment dengan host maximum ada pada C4 (26 host). saya akan coba kerjakan dari yang kebutuhan IP nya paling banyak, sbb : C4 = 26 pc --> /27 -> subnet : 167.205.6.0/27 -> host yang valid : 167.205.6.1 167.205.6.30 -> broadcast : 167.205.6.31 C1 = 21 pc --> /27 -> subnet : 167.205.6.32/27 -> host yang valid : 167.205.6.33 167.205.6.62 -> broadcast : 167.205.6.63 C6 = 21 pc --> /27 -> subnet : 167.205.6.64/27 -> host yang valid : 167.205.6.65 167.205.6.94 -> broadcast : 167.205.6.95 C5 = 19 pc --> /27 -> subnet : 167.205.6.96/27 -> host yang valid : 167.205.6.97 167.205.6.126 -> broadcast : 167.205.6.127 C2 = 13 pc --> /28 -> subnet : 167.205.6.128/28 -> host yang valid : 167.205.6.129 167.205.6.142
52 | JARINGAN KOMPUTER

-> broadcast : 167.205.6.143 C3 = 10 pc --> /28 -> subnet : 167.205.6.144/28 -> host yang valid : 167.205.6.145 167.205.6.158 -> broadcast : 167.205.6.159

Contoh VLSM :

53 | JARINGAN KOMPUTER

Akhirnya selesai sudah subnetting kita kali ini.Penjelasan tentang subnetting kurang lebih sama dengan sebelumnya. Di sini kita hanya bermain-main block size dari tiap-tiap segment. Untuk melihat topology nya, bisa dilihat pada gambar yang terlampir. Pembahasan tentang subnetting ini saya rasa tidak cukup sampai di sini, kita harus sering berlatih untuk mengasah ketrampilan subnetting. Mungkin tulisan ini tidak banyak membantu, tapi penulis berharap semoga tulisan ini bisa memberikan sedikit manfaat / gambaran tentang bagaimana teknik-teknik subnetting. Mungkin masih banyak
54 | JARINGAN KOMPUTER

cara-cara yang lebih mudah dan efisien, semua itu tergantung pada pemahaman dan kreatifitas masing-masing orang.

BAB III Dasar Dasar Routing


Routing IP adalah Proses pemindahan paket dari satu netwok ke network lain dengan

55 | JARINGAN KOMPUTER

menggunakan router-router. Pada dasarnya sebuah routing protocol menentukan jalur (path) yang dilalui oleh sebuah paket melalui sebuah internetwork. Contoh dari routing protocol adalah . - RIP (Routing Internet Protocol) - IGRP (Interior Gatway Routing Protocol) - EIGRP (Enhanced Gatway Routing Protocol) - OSPF ( Open Short Path Fisrt) Istilah routing digunakan untuk proses pengambilan sebuah paket dari sebuah alat dan mengirimkannya melalui network kea lat lain di sebuah network yang berbeda. Apabila dalam sebuah network tidak memiliki router, maka tidak akan dapat melakukan routing. Routing melakukan routing lalu lintas data ke semua network di internetwork anda. Agar kita dapat melakukan routing paket, sebuah router harus mengetahui, hal-hal sebagai berikut : alamat tujuan (Destination Address) - Router-router tetangga (neighbor router) - Route terbaik untuk setiap network remote. 1. Cisco 2. 3com

56 | JARINGAN KOMPUTER

Gambar 2.2 Kerja Router pada jaringan Router bekerja dengan cara yang mirip dengan switch dan bridge. Perbedaannya, router yang menyaring (filter) lalu lintas data. Penyaringan dilakukan bukan dengan melihat alamat paket data, tetapi dengan menggunakan protocol tertentu. Router muncul untuk menangani perlunya membagi jaringan secara logical bukan fisikal. Sebuah IP router bisa membagi jaringan menjadi beberapa subnet sehingga hanya lalu lintas yang ditujukan untuk IP address tertentu yang bisa mengalir dari satu segmen ke segmen lain. Anda mungkin bingung dengan definisi di atas, tetapi untuk mudah diingat, Anda menggunakan router ketika akan menghubungkan jaringan komputer ke jaringan lain. Jaringan ini bisa berupa jaringan pribadi (LAN/WAN) atau jaringan publik (Internet). Sebuah Router mengartikan informasi dari satu jaringan ke jaringan yang lain, hampir sama dengan Bridge namun agak pintar sedikit, router akan mencari jalur yang terbaik untuk mengirimkan sebuah pesan yang berdasakan atas alamat tujuan dan alamat asal.
57 | JARINGAN KOMPUTER

Sementara Bridge dapat mengetahui alamat masing-masing komputer di masing-masing sisi jaringan, router mengetahui alamat komputerr, bridges dan router lainnya. router dapat mengetahui keseluruhan jaringan melihat sisi mana yang paling sibuk dan dia bisa menarik data dari sisi yang sibuk tersebut sampai sisi tersebut bersih. Jika sebuah perusahaan mempunyai LAN dan menginginkan terkoneksi ke Internet, mereka harus membeli router. Ini berarti sebuah router dapat menterjemahkan informasi diantara LAN anda dan Internet. ini juga berarti mencarikan alternatif jalur yang terbaik untuk mengirimkan data melewati internet.IP (Internet Protocol Address) adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. IP sangat berbeda dengan DNS. Panjang dari angka di IP ini adalah 32-bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP. Contoh IP :

58 | JARINGAN KOMPUTER

Gambar 2.1 Prinsip kerja komponen jaringan. Melakukan kajian pustaka mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu mengenai Routing IP. Membuat gambaran mengenai model operasi dari Routing IP dan juga mengenai proses dari Routing IP.

Pengertian Routing IP.


Routing IP adalah Proses pemindahan paket dari satu netwok ke network lain dengan menggunakan router-router. Pada dasarnya sebuah routing protocol menentukan jalur (path) yang dilalui oleh sebuah paket melalui sebuah internetwork. Contoh dari routing protocol adalah : a. RIP (Routing Internet Protocol) b. IGRP (Interior Gatway Routing Protocol) c. EIGRP (Enhanced Gatway Routing Protocol) d. OSPF ( Open Short Path Fisrt)
59 | JARINGAN KOMPUTER

Istilah routing digunakan untuk proses pengambilan sebuah paket dari sebuah alat dan mengirimkannya melalui network ke alat lain di sebuah network yang berbeda. Apabila dalam sebuah network tidak memiliki router, maka tidak akan dapat melakukan routing. Routing melakukan routing lalu lintas data ke semua network di internetwork anda. Agar kita dapat melakukan routing paket, sebuah router harus mengetahui, hal-hal sebagai berikut : 1. Alamat tujuan (Destination Address) 2. Router-router tetangga (neighbor router) 3. Route yang mungkin ke semua network remote 4. Route terbaik untuk setiap network remote 5. Bagaimana menjaga dan memverifikasi informasi routing.

Konfigurasi Routing.
Adapun jenis -jenis konfigurasi routing, yaitu : a. Minimal Routing Dari namanya dapat diketahui bahwa ini adalah konfigurasi yang paling sederhana tapi mutlak diperlukan. Biasanya minimal routing dipasang pada network yang terisolasi dari network lain atau dengan kata lain hanya pemakaian lokal saja. b. Routing Statis Merupakan sebuah mekanisme pengisian table routing yang dilakukan oleh admin secara manual pada tiap-tiap router. Cara kerja routing statis dapat dibagi menjadi 3 bagian : 1. Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router. 2. Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing.
60 | JARINGAN KOMPUTER

3. Routing statis digunakan untuk melewatkan paket data.Seorang administrator harus menggunakan perintah ip route secara manual untuk mengkonfigurasi router dengan routing statis.Konfigurasi routing jenis ini biasanya dibangun dalam network yang hanya mempunyai beberapa gateway, umumnya tidak lebih dari 2 atau 3. Static routing dibuat secara manual pada masing-masing gateway. Jadi jelas, static routing tidak mungkin dipakai untuk jaringan besar, karena membutuh effort yang besar untuk mengupdatenya. c. Dinamic Routing Dalam sebuah network dimana terdapat jalur routing lebih dari satu rute untuk mencapai tujuan yang sama biasanya menggunakan dynamic routing. Dengan dynamic routing, tinggal menjalankan routing protokol yang dipilih dan biarkan bekerja. Secara otomatis tabel routing yang terbaru akan didapatkan. Seperti dua sisi uang, dynamic routing selain menguntungkan juga sedikit merugikan.Dynamic routing memerlukan routing protokol untuk membuat tabel routing dan routing protokol ini bisa memakan resource komputer. Untuk mempresentasikan jarak dynamic routing menggunakan metric. Parameterparameter untuk menghasilkan nilai metric :

dengan BW yang tersedia.

dari parameterparameter : a) BW b) Delay


61 | JARINGAN KOMPUTER

c) Load d) Reliability e) MTU (max. transmit unit)

Algoritma Routing IP.


Adapun konsep algoritma untuk memahami Routing Ip, yaitu : 1. Autonomous system Suatu autonomous system adalah region dari internet yang diatur (administered) oleh satu entitas. Contoh dari autonomous region adalah : a. Jaringan kampus UNUD b. Jaringan backbone MCI c. Internet Service Provider Regional Routing dilaksanakan secara berbeda dalam autonomous system (intradomain routing) dan antara autonomous system (interdomain routing). Berikut ini gambaran dari Autonomous system.

Gambar 4.1 Autonomous system.


62 | JARINGAN KOMPUTER

2. interdomain vs. intradomain routing a. Interdominan Routing 1) Routing antara AS. 2) Mengasumsikan Internet terdiri dari sekumpulan interkoneksi AS. 3) Normalnya, ada satu dedicated router pada tiap AS yg menangani trafik interdomain. 4) Protokol untuk interdomain routing disebut Exterior Gateway Protocol atau EGP . 5) Protokol routing : a) EGP b) BGP (lebih baru) b. Intradominan Routing 1) Routing di dalam suatu AS. 2) Mengabaikan Internet di luar AS 3) Protokol untuk Intradomain routing / Interior Gateway Protocol atau IGP 4) Protokol yang populer a) RIP (sederhana, lama) b) OSPF (lebih baik) 3. Distance vector vs. link state routing a. Distance Vector. Algoritma routing distance vector secara periodik menyalin table routing dari router ke router. Perubahan table routing ini di-update antar router yang saling berhubungan pada saat terjadi perubahan topologi. Algoritma distance vector juga disebut dengan algoritma Bellman-Ford. Dengan distance vector routing, tiap node hanya mempunyai informasi hop berikutnya.

63 | JARINGAN KOMPUTER

y to F

Gambar 4.2 Distance Vector Distance vector membuat keputusan routing yang buruk jika arah-arah tidak secara lengkap benar (mis karena node down). Jika bagian dari arah tidak benar, routing mungkin tidak benar sampai algoritma routing re-converged. b. link state. Algoritma link-state juga dikenal dengan algoritma Dijkstra atau algoritma Shortest Path First (SPF). Algoritma ini memperbaiki informasi database dari informasi topologi. Algoritma distance vector memiliki informasi yang tidak spesifik tentang distance network dan tidak mengetahui jarak router. Sedangkan algortima link-state memperbaiki pengetahuan dari jarak router dan bagaimana mereka interkoneksi. Pada link state routing, tiap node mempunyai peta yang lengkap dari topologi

Gambar 4.3 Link State.


64 | JARINGAN KOMPUTER

Jika suatu node gagal (fail), tiap node depan mengkalkulasi rute baru. Kesulitannya adalah semua node perlu mempunyai pandangan yang konsisten terhadap jaringan. Tujuan utama dari routing protocol adalah untuk membangun dan memperbaiki table routing. Dimana tabel ini berisi jaringanjaringan dan interface yang berhubungan dengan jaringan tersebut.

Model Operasi IP
Model operasi IP yaitu bagaimana caranya menyampaikan data dari satu komputer ke komputer lain, jika jaringan tersebut tidak dapat menyampaikan data ke tujuan yang seharusnya, maka jaringan tersebut tidak berguna. Protokol TCP/IP memiliki kemampuan untuk Internetworking dan Routing. Dalam jaringan TCP/IP setiap host memiliki IP address dan untuk berhubungan dengan host tersebut kita harus memasukkan IP address host pada bagian tujuan dari datagram IP yang terkirim.

Operasi Routing
Proses routing berarti melewatkan paket IP menuju sasaran. Alat yang berfungsi melakukan routing paket ini disebut sebagai router. Agar mampu melewatkan paket data antar jaringan, maka router minimal harus memiliki dua buah network interface. Proses routing dilakukan secara hop-by-hop. IP tidak mengetahui jalur keseluruhan menuju tujuan setiap paket. IP Routing hanya menyediakan IP address dari router berikutnya (next hop router) yang menurutnya lebih dekat ke host Sistem hanya bisa mengirim paket pada device lain yang berhubungan ke dalam
65 | JARINGAN KOMPUTER

satu jaringan fisik yang sama. Paket dari A1 dengan tujuan C1 diforward melalui router G1 dan G2. Host A1 pertama kali mengirim paket ke router G1 (karena G1 terhubung ke tempat dimana host A1 berada). Kemudian router G1 mengirimkan paket ke router G2 melalui Network B. Dan akhirnya G2 yang juga terhubung ke network C langsung menyampaikan paket ke Address tujuan, Host C1.

Gambar 4.4 Proses Routing Paket

Proses Routing IP
Proses routing IP sebenarnya cukup sederhana dan tidak berubah terhadap ukuran network yang anda mi liki. Sebagai contoh, kita akan menggunakan gambar berikut untuk menjelaskan langkah demi langkah tentang apa yang terjadi jika host A ingin berkomunikasi dengan host B di sebuah network yang berbeda.

66 | JARINGAN KOMPUTER

Gambar 4.5 Proses Routing Paket Pada contoh ini, seorang user di Host A melakukan ping ke alamat IP Host B. Routing tidak lebih sederhana dari ini, tetapi masih sendiri dari banyak langkah. Mari kita membahas langkah-langkah tersebut : Internet Control Message Protocol (ICMP) menciptakan sebuah payload (data) pemintaan echo (di mana isinya hanya abjad di field data).

1. ICMP menyerahkan payload tersebut ke Internet Protocol (IP), yang lalu menciptakan sebuah paket. Paling sedikit, paket ini berisi sebuah alamat asal IP, sebuah alamat tujuan IP, dan sebuah field protocol dengan nilai 01h (ingat bahwa Cisco suka menggunakan 0x di depan karakter heksadesimal , jadi di router mungkin terlihat seperti 0x01). 2. Setelah paket dibuat, IP akan menentukan apakah alamat IP tujuan ada di network local atau network remote. 3. Karena IP menentukan bahwa ini adalah permintaan untuk network remote, maka paket perlu dikirimkan ke default gateway agar paket dapat di route ke network remote. Registry di Windows dibaca untuk mencari default gateway yang telah di konfigurasi.

67 | JARINGAN KOMPUTER

4. Default gateway dari host 172.16.10.2 (Host A) dikonfigurasi ke 172.16.10.1. Untuk dapat mengirimkan paket ini ke default gateway, harus diketahui dulu alamat hardware dari interface Ethernet 0 dari router (yang dikonfigurasi dengan alamat IP 172.16.10.1 tersebut). 5. Setelah itu, cache ARP dicek untuk melihat apakah alamat IP dari default gateway sudah pernah di resolved (diterjemahkan) ke sebuah alamat hardware: a) Jika sudah, paket akan diserahkan ke layer data link untuk dijadikan frame (alamat hardaware dari host tujuan diserahkan bersama tersebut). b) Jika alamat hardware tidak tersedia di cache ARP dari host, sebuah broadcast ARP akan dikirimkan ke network local untuk mencari alamat hardware dari 172.16.10.1. 6. Setelah paket dan alamat hardware tujuan diserahkan ke layer data link, maka driver LAN akan digunakan untuk menyediakan akses media melalui jenis LAN yang digunakan (pada contoh ini adalah Ethernet). Sebuah frame dibuat, dienkapsulasi dengan informasi pengendali. Di dalam frame ini alamat hardware dari host asal dan tujuan, dalam kasus ini juga ditambah dengan field EtherType yang menggambarkan protocol layer network apa yang menyerahkan paket tersebut ke layer data link- dalam kasus ini, protocol itu adalah IP. 7. Setelah frame selesai dibuat, frame tersebut diserahkan ke layer Physical untuk ditempatkan di media fisik ( pada contoh ini adalah kabel twisted-pair ) dalam bentuk bit-bit, yang dikirim saru per satu. 8. Semua alat di collision domain menerima bit-bit ini dan membuat frame dari bit-bit ini. Mereka masing-masing melakukan CRC dan mengecek jawaban di field FCS. Jika jawabannya tidak cocok, frame akan dibuang.

68 | JARINGAN KOMPUTER

a) Jika CRC cocok, maka alamat hardware tujuan akan di cek untuk melihat apakah alamat tersebut cocok juga (pada contoh ini, dicek apakah cocok dengan interface Ethernet 0 dari router). b) Jika alamat hardware cocok, maka field Ether-Type dicek untuk mencari protocol yang digunakan di layer Network. 9. Paket ditarik dari frame, dan apa yang tertinggal di frame akan dibuang. Paket lalu diserahkan ke protocol yang tercatat di field EtherType pada contoh ini adalah IP. 10. IP menerima paket dan mengecek alamat tujuan IP. 11. Routing table harus memiliki sebuah entri di network 172.16.20.0, jika tidak paket akan dibuang dengan segera dan sebuah pesan ICMP akan dikirimkan kembali ke alamat pengirim dengan sebuah pesan destination network unreachable (network tujuan tidak tercapai). 12. Jika router menemukan sebuah entri untuk network tujuan di tabelnya, paket akan dialihkan ke interface keluar (exit interface) pada contoh, interface keluar ini adalah interface Ethernet 1. 13. Router akan melakuakan pengalihan paket ke buffer Ethernet 1. 14. Buffer Ethernet 1 perlu mengetahui alamat hardware dari host tujuan dan pertama kaliia akan mengecek cache ARP-nya. a) Jika alamat hardware dari Host B sudah ditemukan, paket dan alamat hardware tersebut akan diserahkan ke layer data link untuk dibuat menjadi frame. b) Jika alamat hardware tidak pernah diterjemahkan atau di resolved oleh ARP (sehingga tidak dicatat di cache ARP), router akan mengirimkan sebuah permintaan ARP keluar dari interface E1 untuk alamat hardware 172.16.20.2. 15. Layer data link membuat sebuah frame dengan alamat hardware tujuan dan asal , field Ether-Type, dan field FCS di akhir dari frame. 16. Host B menerima frame dan segera melakuakan CRC. Jika hasil CRC sesuai dengan apa yang ada di field FCS, maka alamat hardware
69 | JARINGAN KOMPUTER

tujuan akan dicek. Jika alamat host juga cocok, field Ether-Type akan di cek untuk menentukan protocol yang akan diserahi paket tersebut di layer Network. Pada contoh ini, protocol tersebut adalah IP.

Jenis Jenis Routing Protocol


Protokol Routing adalah komunikasi antara router router. Routing protokol mengijinkan router router untuk sharing informasi tentang jaringan dan koneksi antar router. router menggunakan infformasi ini untuk membangun dan memperbaiki table routingnya.

Static Routing
Router meneruskan paket dari sebuah network ke network yang lainnya berdasarkan yang ditentukan oleh administrator. Rute pada static routing tidak berubah, kecuali jika diubah secara manual oleh administrator. Berikut ini adalah karakteristik dari static routing:

tidak akan mentolerir jika terjadi kesalahan pada konfigurasi yang ada. Jika terjadi perubahan pada jaringan atau terjadi kegagalan sambungan antara dua atau lebih titikyang terhubung secara langsung, arus lalu lintas tidak akan disambungkan oleh router. konfigurasi routing jenis ini biasanya dibangun dalam jaringan yang hanya mempunyai beberapa router, umumnya tidak lebih dari 2 atau 3. informasi routingnya diberikan oleh orang (biasa disebut administrator jaringan) secara manual. satu router memiliki satu table routing Jenis ini biasanya digunakan untuk jaringan kecil dan stabil
70 | JARINGAN KOMPUTER

Gambar 2:

71 | JARINGAN KOMPUTER

Router Dinamis
Router dinamis adalah router yang me-rutekan jalur yang dibentuk secara otomatis oleh router itu sendiri sesuai dengan konfigurasi yang dibuat. Jika ada perubahan topologi antar jaringan, router otomatis akan membuat ruting yang baru. Routing dinamis merupakan routing protocol digunakan untuk menemukan network serta untuk melakukan update routing table pada router. Routing dinamis ini lebih mudah dari pada menggunakan routing statis dan default, akan tetapi ada perbedaan dalam proses-proses di CPU router dan penggunaan bandwidth dari link jaringan.

Keuntungan dan Kerugian Router Dinamis


Keuntungan routing dinamis diantaranya : Hanya mengenalkan alamat yang terhubung langsung dengan routernya (kaki-kakinya). Tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada.

Bila terjadi penambahan suatu network baru tidak perlu semua router mengkonfigurasi. Hanya router-router yang berkaitan. Kerugian routing dinamis diantaranya: Beban kerja router lebih berat karena selalu memperbarui ip table pada setiap waktu tertentu.
72 | JARINGAN KOMPUTER

Kecepatan pengenalan dan kelengkapan ip table terbilang lama karena router membroadcast ke semua router sampai ada yang cocok sehingga setelah konfigurasi harus menunggu beberapa saat agar setiap router mendapat semua alamat IP yang ada.

Macam macam Protokol pada Routing Dinamis


Macam-macam protokol routing dinamis adalah : 1. RIP (Routing Information Protocol) menggunakan algoritma distance vector Routing protokol distance vector Metric berdasarkan hop count untuk pemilihan jalur terbaik Jika hop count lebih dari 15, paket dibuang Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik RIP merupakan routing information protokol yang memberikan routing table berdasarkan router yang terhubung langsung, Kemudian router selanjutnya akan memberikan informasi router selanjutnya yang terhubung langsung dengan itu. Adapun informasi yang dipertukarkan oleh RIP yaitu : Host, network, subnet, rute default. RIP terbagi menjadi dua bagian, yaitu: a. RIPv1

RIP versi 1
73 | JARINGAN KOMPUTER

- Hanya mendukung routing classfull - Tidak ada info subnet yang dimasukkan dalam perbaikan routing - Tidak mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask) - Perbaikan routing broadcast Routing Information protocol versi 1 mempunyai karakteristik: 1. Distance Vector Routing Protocol 2. Menggunakan metric yaitu hop count 3. Maximum hop count adalah 15. 16 dianggap sebagai unreachable 4. Mengirimkan update secara periodic setiap 30 sec 5. Mengirimkan update secara broadcast ke 255.255.255.255 6. Mendukung 4 path Load Balancing secara default maximumnya adalah 6 7. Menjalankan auto summary secara default 8. Paket update RIP yang dikirimkan bejenis UDP dengan nomor port 520 9. Bisa mengirimkan paket update RIP v.1 dan bisa menerima paket update RIP v.1 dan v.2 10. Berjenis classful routing protocol sehingga tidak menyertakan subject mask dalam paket update.Akibatnya RIP v.1 tidak mendukung VLSM dan CIDR. 11. Mempunyai AD 120 RIPv2 RIP versi 2
74 | JARINGAN KOMPUTER

mendukung routing classfull dan routing classless info subnet dimasukkan dalam perbaikan routing mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask) perbaikan routing multicast

Secara umum RIPv2 tidak jauh berbeda dengan RIPv1. Perbedaan yang ada terlihat pada informasi yang ditukarkan antar router. Pada RIPv2 informasi yang dipertukarkan yaitu terdapat autenfikasi pada RIPv2 ini. RIP versi 2. Persamaan RIP v2 dengan RIP v1 : Distance Vector Routing Protocol Metric berupa hop count Max hop count adalah 15 Menggunakan port 520 Menjalankan auto summary secara default

PerbedaanRIP v2 dengan RIP v.1 : Bersifat classless routing protocol, artinya menyertakan field SM dalam paket update yang dikirimkan sehingga RIP v.2 mendukung VLSM & CIDR Mengirimkan paket update & menerima paket update versi 2 Mengirimkan update ke alamat multicast yaitu 224.0.0.9

75 | JARINGAN KOMPUTER

Auto Summary dapat dimatikan

Mendukung fungsi keamanan berupa authenticationyang dapat mencegah routing update dikirim atauditerima dari sumber yang tidak dipercaya IGRP (Interior Gateway Routing Protocol) menggunakan algoritma distance vector Protokol routing distance vector Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load, delay dan reliability Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah sebuah routing protocol berpemilik yang dikembangkan pada pertengahan tahun 1980-an oleh Cisco Systems, Inc Cisco tujuan utama dalam menciptakan IGRP adalah untuk menyediakan protokol yang kuat untuk routing dalam sistem otonomi (AS). IGRP memiliki hop maksimum 255, tetapi defaultnya adalah 100. IGRP menggunakan bandwidth dan garis menunda secara default untuk menentukan rute terbaik dalam sebuah internetwork (Composite Metrik). Pada IGRP ini routing dilakukan secara matematik berdasarkan jarak. Untuk itu pada IGRP ini sudah mempertimbangkan hal berikut sebelum mengambil keputusan jalur mana yang akan ditempuh. Adapun hal yang harus diperhatikan: load, delay, bandwitdh, realibility. 3. OSPF (Open Short Path First) menggunakan algoritma linkstate
76 | JARINGAN KOMPUTER

Protokol routing link-state Merupakan open standard protokol routing yang dijelaskan di RFC 2328 Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost terendah Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi jaringan OSPF adalah sebuah protocol standar terbuka yang telah dimplementasikan oleh sejumlah vendor jaringan. Jika Anda memiliki banyak router, dan tidak semuanya adalah cisco, maka Anda tidak dapat menggunakan EIGRP, jadi pilihan Anda tinggal RIP v1, RIP v2, atau OSPF. Jika itu adalah jaringan besar, maka pilihan Anda satusatunya hanya OSPF atau sesuatu yang disebut route redistribution sebuah layanan penerjemah antar routing protocol. OSPF bekerja dengan sebuah algoritma yang disebut algoritma Dijkstra. Pertama sebuah pohon jalur terpendek (shortest path tree) akan dibangun, dan kemudian routing table akan diisi dengan jalur-jalur terbaik yang dihasilkan dari pohon tersebut. OSPF hanya mendukung routing IP saja. 4. EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) menggunakan algoritma advanced distance vector Menggunakan protokol routing enhanced distance vector Menggunakan cost load balancing yang tidak sama

77 | JARINGAN KOMPUTER

Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan linkstate Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek Distance vector protocol merawat satu set metric yang kompleks untuk jarak tempuh ke jaringan lainnya. EIGRP menggabungkan juga konsep link state protocol. Broadcast-broadcast di-update setiap 90 detik ke semua EIGRP router berdekatan. Setiap update hanya memasukkan perubahan jaringan. EIGRP sangat cocok untuk jaringan besar. Pada EIGRP ini terdapat dua tipe routing protokol yaitu dengan distance vektor dan dengan Link state. IGRP dan EIGRP sama-sama sudah mempertimbangkan masalah bandwitdh yang ada dan delay yang terjadi. 5. BGP (Border Gateway Protocol) menggunakan algoritma distance vector Menggunakan routing protokol distance vector Digunakan antara ISP dengan ISP dan client-client Digunakan untuk merutekan trafik internet antar autonomous system BGP merupakan salah satu jenis routing protocol yang ada di dunia komunikasi data. Sebagai sebuah routing protocol, BGP memiliki kemampuan melakukan pengumpulan rute, pertukaran rute dan menentukan rute terbaik menuju ke sebuah lokasi dalam jaringan. Routing protocol juga pasti dilengkapi dengan algoritma yang pintar
78 | JARINGAN KOMPUTER

dalam mencari jalan terbaik. Namun yang membedakan BGP dengan routing protocol lain seperti misalnya OSPF dan IS-IS ialah, BGP termasuk dalam kategori routing protocol jenis Exterior Gateway Protocol (EGP). BGP merupakan distance vector exterior gateway protocol yang bekerja secara cerdas untuk merawat path-path ke jaringan lainnya. Update update dikirim melalui koneksi TCP.

Routing Default
Default route adalah sebuah rute yang dianggap cocok dengan semua IP address tujuan. Dengan default route ketika IP address destination(tujuan) dari sebuah paket tidak ditemukan dalam tabel routing, maka router akan menggunakan default route untuk memforward paket tersebut. Default route paling cocok berfungsi ketika hanya ada satu rute ke suatu network. syarat membuat default routing adalah: hanya memiliki satu jalur keluar / 1 gateway ke network lain. (network stub)

79 | JARINGAN KOMPUTER

contoh comand default route: router(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 (ip gateway) secara default routing default menggunakan ip classfull. untuk menggunakan default route sebaiknya menggunakan perintah ip classless router(config)#ipclasslees untuk berjaga-jaga agar tidak ada routing yg tdk tertulis di table routing.. Dasar-dasar Routing Protokol Protokol routing adalah bahasa yang dipakai oleh router-router untuk saling berbicara satu sama lain untuk berbagi informasi mengenai keterjangkauan (reachability) dan status dari network-network. Protokol routing dinamik tidak hanya melakukan tugas penentuan jalur (path-determination) dan pengisian tabel routing saja, tetapi juga menentukan jalur terbaik ke network tujuan dari beberapa jalur jika jalur yang terbaik sebelumnya mengalami kegagalan (down). Kemampuan untuk menangani adanya perubahan topologi pada network adalah keuntungan terpenting yang ditawarkan oleh routing dinamik melebihi routing statik. Semua protokol routing dinamik dibangun diatas sebuah algoritma. Secara umum, sebuah algoritma adalah langkah-langkah prosedur untuk mengatasi sebuah persoalan. Algoritma routing setidaknya harus menetapkan hal-hal berikut:

Prosedur untuk menyampaikan informasi keterjangkauan (reachibility) suatu network kepada router-router yang lain. Prosedur untuk menerima informasi reachibility dari router-router lain.

80 | JARINGAN KOMPUTER

Prosedur untuk menentukan jalur (route) yang paling optimal berdasarkan informasi reachability yang dimiliki untuk kemudian dimasukkan kedalam tabel routing. Prosedur untuk menangani adanya perubahan topologi dalam network. Beberapa hal yang umum dalam pembahan protokol routing adalah path determination (penentuan jalur), metrics, convergence, dan load balancing. Path Determination Semua subnet didalam network harus terhubung pada sebuah router, dan setiap interface router yang terhubung pada sebuah network, interface tersebut harus memiliki address yang berada dalam network. Address inilah yang menjadi titik permulaan informasi reachiblity. Gambar berikut menunjukkan network sederhana dengan 3 router. Router A mengenali network 192.168.1.0, 192.168.2.0, dan 192.168.3.0 karena Router A memiliki interface-interface yang berada pada network tersebut dengan address dan subnet mask yang bersesuaian. Begitu juga, Router B mengenali network 192.168.3.0, 192.168.4.0, 192.168.5.0, dan 192.168.6.0; Router C mengetahui network-network 192.168.6.0, 192.168.7.0, dan 192.168.1.0. Setiap interface mengimplementasikan data link dan protokol fisik dari network yang terhubung dengannya, jadi router juga mengetahui status dari network (up atau down).

81 | JARINGAN KOMPUTER

Setiap router mengenal network-network yang terhubung langsung dengannya (directly connected) dari address dan mask yang di assign padanya. Sekilas, prosedur berbagi informasi nampak sederhana. Kita lihat pada Router A: 1. Router A memeriksa semua IP address yang dimiliki dan mask yang bersesuai kemudian menyimpulkan bahwa Router A terhubung pada network 192.168.1.0, 192.186.2.0, dan 192.168.3.0. 2. Router A memasukkan informasi ini kedalam tabel routing nya, dan memberikan tanda (flag) bahwa networknetwork tersebut adalah network yang terhubung langsung (directly connected).

82 | JARINGAN KOMPUTER

3. Router A meletakkan informasi kedalam sebuah paket yang berbunyi: network-network yang terhubung langsung denganku adalah 192.168.1.0, 192.186.2.0, dan 192.168.3.0. 4. Router A mengirimkan kopian dari paket-paket informasi route ini, atau disebut juga routing updates, kepada Router B dan C. Rotuer B dan C yang juga melakukan langkah-langkah yang sama, mengirimkan update dan informasi network yang terhubung langsung kepada A. Router A memasukkan informasi yang diterima kedalam tabel routing bersamaan dengan address source dari router yang mengirimkan paket update tersebut. Router A kini mengenali semua network dan address dari router yang terhubung dengan network tersebut. Prosedur seperti ini tampak sederhana, lantas kenapa protokol routing tampak lebih rumit dari ini? Mari kita lihat lagi gambar topologi diatas, dan coba menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

Apa yang harus dilakukan oleh Router A terhadap update-update yang diterima dari Router B dan C setelah informasi tersebut dimasukkan kedalam tabel routing? Haruskah Router A mengirimkan paket informasi routing B ke C dan sebaliknya paket informasi routing C ke B? Jika Router A tidak memforward update, ada kemungkinan informasi yang dibagi-bagi antar router tidak lengkap. Misalnya, jika link antara B dan C tidak ada, kedua router tersebut tidak akan mengenali network-network milik satu sama lain. Router A harus memforward informasi update, tetapi hal ini akan menimbulkan beberapa permasalahan baru yang lain.
83 | JARINGAN KOMPUTER

Jika Router A mendengar informasi tentang network 192.168.4.0 dari kedua Router B dan Router C, maka router yang manakah yang harus digunakan oleh A untuk mencapai network tersebut? Apakah keduanya valid? Mana diantara keduanya yang memiliki jalur terbaik? Mekanisme apa yang harus digunakan untuk memastikan semua router menerima semua informasi routing dan pada saat yang sama mencegah paket update berputar-putar tanpa henti dalam network? Beberapa router ada yang terhubung pada network yang sama (192.168.1.0, 192.168.3.0, dan 192.168.6.0). Haruskah router-router tetap meng-advertise network-network tersebut? Metrics Ketika terdapat lebih dari satu route (jalur) yang menuju network yang sama, router harus mempunyai sebuah mekanisme untuk menghitung dan menentukan manakah jalur terbaik diantaranya. Metric adalah variable yang diberikan kepada route (jalur) sebagai cara untuk meranking jalur-jalur tersebut dari yang terbaik sampai yang terburuk. Pertimbangkan contoh berikut sebagai alasan kenapa dibutuhkan sebuah metric. Dengan mengasumsikan sharing informasi telah terjadi pada network dalam gambar diatas. Kemungkinan isi tabel routing Router A adalah sebagai berikut:

84 | JARINGAN KOMPUTER

Tabel routing ini menunjukkan bahwa 3 network pertama termasuk network yang terhubung langsung (directly connected) dan tidak diperlukan proses routing pada Router A untuk menjangkau networknetwork tersebut. 4 network terakhir dapat dicapai via Router B atau via Router C. Informasi ini juga valid. Tetapi jika network 192.168.7.0 dapat dicapai melalui Router B maupun Router C, maka jalur yang manakah yang akan dipilih? Metric dibutuhkan untuk menyusun ranking alternatif-alternatif tersebut. Protokol routing yang berbeda menggunakan metric yang berbeda juga. Misalnya, RIP mendefinisikan route terbaik adalah route dengan jumlah router hop paling sedikit; EIGRP mendefinisikan route terbaik berdasarkan kombinasi dari bandwidth dan total delay pada route. Berikut ini adalah hal-hal yang paling sering digunakan sebagai sebuah metric: Hop Count Metric Hop Count hanya menghitung jumlah router hop. Misalnya, dari router A, terdapat 1 router hop (A-B) untuk mencapai network 192.168.5.0 jika paket dikirimkan melalui interface s0/1 (192.168.3.1) dan terdapat 2 router hop (A-C-B) jika paket dikirimkan melalui
85 | JARINGAN KOMPUTER

interface s0/0 (192.168.1.1). Jika metric yang digunakan hanyalah hop count maka route terbaik adalah route dengan hop paling sedikit, dalam hal ini adalah jalur A-B. Tetapi apakah link A-B benar-benar jalur terbaik? Jika link A-B adalah link DS-0, sedangkan link A-C dan C-B adalah link T-1, maka jalur dengan 2 hop bisa jadi jalur terbaik yang sebenarnya, karena bandwidth memainkan peran dalam menentukan seberapa efisien trafik yang melalui network.

Metric bandwidth akan memilih jalur dengan bandwidth lebih terbesar. Akan tetapi, bandwidth sendiri bisa saja bukan metric yang bagus. Bagaimana jika link T1 dipadati juga oleh traffik-traffik lain dan link 56k traffiknya sepi? Atau bagaimana jika link dengan bandwidth yang lebih besar juga memiliki delay yang lebih besar juga? Convergence Protokol routing dinamik harus menyertakan beberapa prosedur bagi router untuk menginformasikan pada router-router lain tentang network-network yang terhubung langsung dengannya, prosedur untuk menerima dan memproses informasi yang sama yang diperoleh dari router lain, dan prosedur untuk memforward informasi yang diterima kepada router yang lain. Dan juga, protokol routing juga harus mendefinisikan sebuah metric yang akan digunakan untuk menentukan jalur yang terbaik. Ukuran lebih lanjut bagi protokol routing adalah bahwa informasi keterjangkaun (reachability) dalam tabel routing pada semua router dalam network harus konsisten. Jika Router A pada gambar dibawah menentukan bahwa jalur terbaik menuju network
86 | JARINGAN KOMPUTER

192.168.5.0 adalah melalui Router C dan Router C menentukan bahwa jalur terbaik menuju network yang sama adalah melalui Router A, maka Router A akan mengirimkan paket ke C dan C akan mengembalikan paket tersebut ke A, A ke C lagi, dan begitu seterusnya. Hal ini disebut routing loop. Proses membawa semua tabel routing menjadi status konsisten disebut convergence. Waktu yang digunakan untuk berbagi informasi melintasi network dan agar semua router menghitung jalur terbaiknya masingmasing disebut convergence time.

Perhatikan bahwa pada saat t2 3 router paling kiri mengetahui adanya perubahan topologi akan tetapi 3 router paling kanan belum
87 | JARINGAN KOMPUTER

menerima informasi perubahan tersebut. 3 router tersebut masih memiliki informasi yang lama dan akan terus menggunakannya untuk memforward paket-paket. Dalam waktu seperti inilah network dikatakan berada dalam status unconverged, dan error dalam proses routing bisa saja terjadi. Karena ituPerhatikan bahwa pada saat t2 3 router paling kiri mengetahui adanya perubahan topologi akan tetapi 3 router paling kanan belum menerima informasi perubahan tersebut. 3 router tersebut masih memiliki informasi yang lama dan akan terus menggunakannya untuk memforward paket-paket. Dalam waktu seperti inilah network dikatakan berada dalam status unconverged, dan error dalam proses routing bisa saja terjadi. Karena itu, convergence time adalah faktor yang sangat penting dalam protokol routing apapun. Semakin cepat convergence time semakin baik.adalah faktor yang sangat penting dalam protokol routing apapun. Semakin cepat convergence time semakin baik. Administrative Distance Pada umumnya protocol routing mempunyai struktur metric dan algoritma yang berbeda dengan protocol yang lain. Pada jaringan yang memiliki beberapa routing protocol, pertukaran informasi routing dan kemampuan untuk memilih jalur terbaik sangatlah penting. Administrative distance (AD) adalah fitur yang dimiliki oleh router untuk memilih jalur terbaik ketika terdapat dua atau lebih jalur menuju tujuan yang sama dari dua routing protocol yang berbeda. Administrative distance menyatakan reliability dari sebuah routing protocol. Tiap routing protocol diprioritaskan terhadap yang lain dengan bantuan besaran/nilai Administrative Distance (AD). Pemilihan Jalur Tebaik [The Best Path]
88 | JARINGAN KOMPUTER

Administrative distance adalah kriteria pertama yang digunakan oleh router untuk menentukan routing protocol yang harus dijalankan, jika terdapat dua routing protocol yang menyediakan jalur untuk tujuan yang sama. AD adalah sebuah ukuran trustworthiness dari source of routing information. AD hanya mempunyai local significance, dan tidak melakukan advertise dalam routing update. Nilai AD yang lebih kecil, lebih dipercaya/reliable. Contoh, Jika sebuah router menerima informasi tentang jalur menuju jaringan tertentu dari Open Shortest Path First (OSPF) (default administrative distance 110) dan Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) (default administrative distance 100), Router akan memilih IGRP karena IGRP lebih dipercaya/reliable karena memiliki AD yang lebih kecil dibandingkan OSPF. Jika source address untuk IGRP hilang atau tidak dikenal, maka router akan memilih/menjalankan routing OSPF sampai IGRP aktif kembali. Tabel Nilai Default Administrative Distance (AD) pada Router Cisco: Route Source Default Distance Values Connected interface 0 Static route 1 Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) summary route 5
89 | JARINGAN KOMPUTER

External Border Gateway Protocol (BGP) 20 Internal EIGRP 90 IGRP 100 OSPF 110 Intermediate System-to-Intermediate System (IS-IS) 115 Routing Information Protocol (RIP) 120 Exterior Gateway Protocol (EGP) 140 On Demand Routing (ODR) 160 External EIGRP 170 Internal BGP 200

90 | JARINGAN KOMPUTER

Unknown* 255 Jika administrative distance 255, artinya router tidak mengenali source, sehingga route/jalur tidak akan diinstall/disimpan dalam table routing. Jika anda menggunakan route redistribution, anda harus memodifikasi administrative distance dari Routing Protocol yang digunakan sehingga bisa melakukan prioritas. Contoh, anda ingin router memilih protocol RIP (AD 120) daripada IGRP (AD 100) ke tujuan yang sama. Anda harus memperbesar administrative distance untuk IGRP lebih dari 120, atau menurunkan administrative distance RIP lebih kecil dari 100. Anda juga bisa memodifikasi administrative distance dengan menggunakan distance command pada routing process subconfiguration mode. Command ini menunjukkan bahwa administrative distance diterapkan pada route/jalur yang digunakan oleh routing protocol tertentu. Anda harus menggunakan prosedur ini ketika melakukan migrasi jaringan dari satu routing protocol tertentu ke routing protocol yang lain, dan route/jalur yang dipilih paling akhir adalah yang mempunyai nilai administrative distance terbesar. Perubahan administrative distance bisa menyebabkan routing loops dan black holes. Jadi, harap berhati-hati jika anda ingin merubah administrative distance. Berikut contoh 2 routers, R1 & R2, yang terhubung via Ethernet. Interface Loopback melakukan advertise RIP dan IGRP pada kedua router. Terlihat bahwa IGRP lebih disukai (preferred) daripada RIP pada tabel routing karena administrative distance-nya 100.
91 | JARINGAN KOMPUTER

R1#show ip route Gateway of last resort is not set 172.16.0.0/24 is subnetted, 1 subnets C 172.16.1.0 is directly connected, Ethernet0 I 10.0.0.0/8 [100/1600] via 172.16.1.200, 00:00:01, Ethernet0 C 192.168.1.0/24 is directly connected, Loopback0 R2#show ip route Gateway of last resort is not set 172.16.0.0/24 is subnetted, 1 subnets C 172.16.1.0 is directly connected, Ethernet0 C 10.0.0.0/8 is directly connected, Loopback0 I 192.168.1.0/24 [100/1600] via 172.16.1.100, 00:00:33, Agar router R1 lebih memilih RIP daripada IGRP, ubah distance seperti dibawah ini: R1(config)#router rip R1(config-router)#distance 90 Penerapan lain Administrative Distance Salah satu alasan merubah nilai administrative distance adalah ketika anda menggunakan Routing Static untuk membackup routing lain seperti IGP. Hal ini digunakan untuk mengaktifkan link backup ketika primay link down/fail.

92 | JARINGAN KOMPUTER

Contoh, anda menggunakan routing tabel R1. Dalam hal ini terdapat line ISDN yang berfungsi sebagai backup jika link utama/primary down/fail. Berikut contoh Floating Static untuk rute ini: ip route 10.0.0.0 255.0.0.0 Dialer 1 250 Jika interface Ethernet down/fail, atau secara manual dijatuhkan (shutdown) pada interface Ethernet, floating static route segera beraksi dalam tabel routing. Semua traffic yang menuju network 10.0.0.0/8 selanjutnya akan melalui interface Dialer 1 sebagai link backup. Berikut tabel routing setelah primary link down: R1#show ip route Gateway of last resort is not set 172.16.0.0/24 is subnetted, 1 subnets C 172.16.1.0 is directly connected, Ethernet0 S 10.0.0.0/8 is directly connected, Dialer1 C 192.168.1.0/24 is directly connected, Loopback0 Routing Protocol Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Oleh karena itu protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). Protokol ini menggunakan algoritma Distance-Vector Routing. Pertama kali didefinisikan dalam RFC 1058 (1988). Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453). Kedua versi ini masih digunakan sampai sekarang, meskipun begitu secara teknis mereka telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih maju,
93 | JARINGAN KOMPUTER

seperti Open Shortest Path First (OSPF) dan protokol OSI IS-IS. RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai standar RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang diterbitkan dalam RFC 2080 (1997).

Sejarah Algoritma routing yang digunakan dalam RIP, algoritma Bellman-Ford, pertama kali digunakan dalam jaringan komputer pada tahun 1968, sebagai awal dari algoritma routing ARPANET. Versi paling awal protokol khusus yang menjadi RIP adalah Gateway Information Protocol, sebagai bagian dari PARC Universal Packet internetworking protocol suite, yang dikembangkan di Xerox Parc. Sebuah versi yang bernama Routing Information Protocol, adalah bagian dari Xerox Network Services. Sebuah versi dari RIP yang mendukung Internet Protocol (IP) kemudian dimasukkan dalam Berkeley Software Distribution (BSD) dari sistem operasi Unix. Ini dikenal sebagai daemon routed. Berbagai vendor lainnya membuat protokol routing yang diimplementasikan sendiri. Akhirnya, RFC 1058 menyatukan berbagai implementasi di bawah satu standar.

94 | JARINGAN KOMPUTER

Detail teknis RIP adalah routing vektor jarak-protokol, yang mempekerjakan hop sebagai metrik routing. Palka down time adalah 180 detik. RIP mencegah routing loop dengan menerapkan batasan pada jumlah hop diperbolehkan dalam path dari sumber ke tempat tujuan. Jumlah maksimum hop diperbolehkan untuk RIP adalah 15. Batas hop ini, bagaimanapun, juga membatasi ukuran jaringan yang dapat mendukung RIP. Sebuah hop 16 adalah dianggap jarak yang tak terbatas dan digunakan untuk mencela tidak dapat diakses, bisa dioperasi, atau rute yang tidak diinginkan dalam proses seleksi. Awalnya setiap router RIP mentransmisikan / menyebarkan pembaruan(update) penuh setiap 30 detik. Pada awal penyebaran, tabel routing cukup kecil bahwa lalu lintas tidak signifikan. Seperti jaringan tumbuh dalam ukuran, bagaimanapun, itu menjadi nyata mungkin ada lalu lintas besar-besaran meledak setiap 30 detik, bahkan jika router sudah diinisialisasi secara acak kali. Diperkirakan, sebagai akibat dari inisialisasi acak, routing update akan menyebar dalam waktu, tetapi ini tidak benar dalam praktiknya. Sally Floyd dan Van Jacobson menunjukkan pada tahun 1994 bahwa, tanpa sedikit pengacakan dari update timer, penghitung waktu disinkronkan sepanjang waktu dan mengirimkan update pada waktu yang sama. Implementasi RIP modern disengaja memperkenalkan variasi ke update timer interval dari setiap router. RIP mengimplementasikan split horizon, rute holddown keracunan dan mekanisme untuk mencegah informasi routing yang tidak benar dari yang disebarkan. Ini adalah beberapa fitur stabilitas RIP.

95 | JARINGAN KOMPUTER

Dalam kebanyakan lingkungan jaringan saat ini, RIP bukanlah pilihan yang lebih disukai untuk routing sebagai waktu untuk menyatu dan skalabilitas miskin dibandingkan dengan EIGRP, OSPF, atau IS-IS (dua terakhir yang link-state routing protocol), dan batas hop parah membatasi ukuran jaringan itu dapat digunakan in Namun, mudah untuk mengkonfigurasi, karena RIP tidak memerlukan parameter pada sebuah router dalam protokol lain oposisi. RIP dilaksanakan di atas User Datagram Protocol sebagai protokol transport. Ini adalah menugaskan dilindungi undang-undang nomor port 520. Versi (Ada tiga versi dari Routing Information Protocol: RIPv1, RIPv2, dan RIPng.) RIP versi 1 Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk Variable Length Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam kelas jaringan harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk router otentikasi, membuat RIP rentan terhadap berbagai serangan. RIP versi 2 Karena kekurangan RIP asli spesifikasi, RIP versi 2 (RIPv2) dikembangkan pada tahun 1993 dan standar terakhir pada tahun 1998. Ini termasuk kemampuan untuk membawa informasi subnet, sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas, maka batas hop dari 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya beroperasi dengan spesifikasi awal jika semua
96 | JARINGAN KOMPUTER

protokol Harus Nol bidang dalam pesan RIPv1 benar ditentukan. Selain itu, aktifkan kompatibilitas fitur memungkinkan interoperabilitas halus penyesuaian. Dalam upaya untuk menghindari beban yang tidak perlu host yang tidak berpartisipasi dalam routing, RIPv2 me-multicast seluruh tabel routing ke semua router yang berdekatan di alamat 224.0.0.9, sebagai lawan dari RIP yang menggunakan siaran unicast. Alamat 224.0.0.9 ini berada pada alamat IP versi 4 kelas D (range 224.0.0.0 - 239.255.255.255). Pengalamatan unicast masih diperbolehkan untuk aplikasi khusus. (MD5) otentikasi RIP diperkenalkan pada tahun 1997. RIPv2 adalah Standar Internet STD-56. RIPng RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang didefinisikan dalam RFC 2080, adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6, generasi Internet Protocol berikutnya. Perbedaan utama antara RIPv2 dan RIPng adalah:

Dukungan dari jaringan IPv6. RIPv2 mendukung otentikasi RIPv1, sedangkan RIPng tidak. IPv6 router itu, pada saat itu, seharusnya menggunakan IP Security (IPsec) untuk otentikasi. RIPv2 memungkinkan pemberian beragam tag untuk rute , sedangkan RIPng tidak; RIPv2 meng-encode hop berikutnya (next-hop) ke setiap entry route, RIPng membutuhkan penyandian (encoding) tertentu dari hop berikutnya untuk satu set entry route . Batasan
97 | JARINGAN KOMPUTER

Hop count tidak dapat melebihi 15, dalam kasus jika melebihi akan dianggap tidak sah. Hop tak hingga direpresentasikan dengan angka 16. Sebagian besar jaringan RIP datar. Tidak ada konsep wilayah atau batas-batas dalam jaringan RIP. Variabel Length Subnet Masks tidak didukung oleh RIP IPv4 versi 1 (RIPv1). RIP memiliki konvergensi lambat dan menghitung sampai tak terhingga masalah. Routing Protocol Jenis Distance Vector Kita mengenal ada dua jenis protokol routing, yaitu distance vector dan link state. Distance vector adalah proses routing berdasarkan arah dan jarak. Sementara link state adalah proses routing yang membangun topologi databasenya sendiri. Konsep dasar dari link state routing adalah setiap router menerima peta (map) dari router tetangga. Link state bekerja dengan cara yang berbeda dari distance vector. Walaupun proses pengumpulan informasi routingnya lebih rumit dan berat dari distance vector, namun link state lebih realible, lebih skalabel dalam melayani jaringan besar, lebih terstruktur dan juga lebih menghemat bandwith. Pada link state akan melakukan tracking atau penyelidikan terhadap semua koneksi yang ada dalam jaringan. Status dari koneksikoneksi tersebut, jenis dan tipe koneksi, bahkan kecepatan dari koneksi tersebut semuanya dikumpulkan menjadi sebuah informasi. Hal ini sangat berbeda dengan distance vector. Algoritma distance vector memiliki informasi yang tidak spesifik tentang jaringan tujuan dan tidak mengetahui jarak router. Sedangkan algoritma link state memperbaiki pengetahuan dari jarak router dan bagaimana mereka (router) terkoneksi.
98 | JARINGAN KOMPUTER

B. Fitur-fitur link state Pada protokol routing link state, router akan memilih sendiri jalur untuk menuju ketujuannya. Router tersebut akan mendapatkan informasi tentang jalur terbaik (best pathway) melalui router tetangganya. Dari router tetangganya itulah router mempelajari routing dan mencari jalur terbaik melalui router tetangganya itu. Protokol routing link state memiliki beberapa fungsi, yaitu: a. Akan cepat merespon jika dijaringan mengalami perubahan b. Mengirimkan triggered update hanya pada saat jaringan itu mengalami perubahan c. Mengirimkan update secara priodik yang dikenal dengan link state refreshes d. Menggunakan hello packet untuk mencari router tetangga Hello packet terkirim hanya pada router tetangga. Hello packet berisi informasi tentang jaringan yang terhubung. Fitur-fitur dari protokol routing link state: a. Link State Advertisements (LSA) b. Topologi database c. Algoritma Shortest Path First (SPF) d. SPF tree e. Penentuan jalur terbaik pada routing table, baik jalurnya maupun portnya. Mari kita bahas satu persatu setiap fitur dari link state ini. a. Link State Advertisements Adalah paket kecil dari informasi routing yang dikirim antar router. LSA akan dikirim antar router. LSA akan dikirim ke router yang terhubung langsung. Saat terjadi perubahan jaringan. Sebagai contoh jika ada router yang mati, maka router yang terhubung
99 | JARINGAN KOMPUTER

langsung akan meng-update LSAnya. Masing-masing router membangun database topologi yang berisi informasi LSA. Link state protokol akan melakukan flood atau pembanjiran dengan menggunakan alamat multicast. Kemudia router yang mendapatkan informasi perubahan itu akan mengirimkan lagi updatenya ke router tetangga yang terhunbung langsung. Namun informasi LSA ini tidak akan terkirim lagi ke si pengirim pertama. b. Topologi database Adalah kumpulan informasi yang dari LSA-LSA yang telah terkumpul. Disini informasi yang bias didapatkan adalah semua informasi tentang interface yang terhubung langsung. Bisa berupa IP Address dari interface itu, subnetmask, jenis dari jaringan yang terhubung, bagaimana router itu terkonek ke jaringan dan lain-lain. Kumpulan database ini kadang disebut dengan topologi database. Dari database ini bias digunakan untuk menghitung jalur terbaik pada jaringan. c. Algorithma SPF (Shortest Path First) Adalah hasil perhitungan pada database sebagai hasil dari SPF tree. Dari algorithma SPF dan database tadilah, maka akan dibuat tree (pohon) dengan routeritu sendiri sebagai root. Router kemudian akan menggunakan SPF untuk mengetahui jalur mana yang paling pendek untuk mencapai tujuan. SPF juga bias disebut dengan algorithma Dijkstra. d. SPF tree Telah dijelaskan diatas, bagaimana algorithma SPF akan membentuk sebuah percabangan. Ini akan membantu router untuk mennetukan jalur terbaiknya. Dari percabangan itu juga router akan mengetahui jalaur mana yang pendek dan yang terbaik.
100 | JARINGAN KOMPUTER

e. Menentukan routing table Routing table adalah daftar rute dan interface. Saat terjadi perubahan jaringan (network) maka routing table pun akan berubah. Di table link state inilah sebuah raute mempelajari router tetangganya, beserta router yang ada di jaringan. Dari pembahasan diatas bias disimpulkan proses dari link state adalah sebagai berikut. Awalnya router akan mengirimkan hello packet secara priodik. Dari hello paket inilah akan tercipta LSA. LSA akan mengetahui jaringanmana yang mati atau hidup. Saat sebuah router mati, maka LSA dari router yang terhubung langsung dengan router yang mati itu,a kan segera meng-update LSAnya. Dari LSA ini, informasi yang didapatkan akan dibuatkan databasenya dan akan dilanjutkan ke router tetangga. Agar router tetangga mengetahui tentang perubahan jaringan. C.Routing information Tidak seperti protokol distance vector, protokol link state membangun dan mempelajari jaringan setiap router yang etrhubung denagn sangat baik. Hal ini dilakukan pada saat pengiriman LSA. Setiap router akan mempelajari sebuah router tetangganya dari database LSA. Setelah LSA terupdate, maka SPF algorithma akan mempelajarinya dan menghitung jumlah metric yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Nah, informasi ini akan digunakan untuk mengupdate routing table. Table routing akan berubah manakala ada router yang mati. Dalam link state juga menggunakan triggered update. Dimana tidak perlu menunggu waktu tertentu untuk mengupdate table routing. Jadi, saat jaringan mengalami perubahan, maka link state akan langsung mengupdate table routingnya. Hal ini akan mempercepat adanya penyatuan jaringan tanpa harus menunggu sejumlah waktu tertentu.
101 | JARINGAN KOMPUTER

D. Algoritma routing link state Di dalam algoritma routing link state memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Link state akan bersatu dalam Shortest Path First (SPF) protokol. b. Link state akan mempelajari database yang sangat rumit dari topologi jaringan c. Link state dibuat berdasarkan algorithma Dijkstra Router akan mempelajari database dari topologi jaringan yang terdapat dari LSA. Kemudian dari LSA itu akan dibuat SPF algorithma. Algorithma SPF akan menghitung jaringan yang dapat dicapai. Router membangun logical topologi sebagai pohon (tree), dengan router sebagai root. Topologi ini berisi semua rute-rute yang mungkin untuk mencapai jaringan dalam protokol link state internetwork. Router kemudian menggunakan SPF untuk memperpendek rute. Daftar ruterute terbaik dan interface yang digunakan telah di data dalam table routing. E. Kelebihan dan kekurangan link state a. Kelebihan link state 1. Link state protokol menggunakan cost metric untuk memilih jalurnya di dalam jaringan 2. Link state protokol menggunakan triggered, yang memastikan bahwa jaringan akan menyatu pada akhirnya tanpa harus menunggu waktu tertentu 3. Masing-masing router sudah meiliki gambaran sendiri tentang jaringan yang akan digunakan 4. Router selalu menggunakan informasi yang paling akhir, karena LSA selalu mengupdate informasinya saat terjadi perubahan jaringan 5. Ukuran database link state dapat di perkecil dengan memperhatikan bentuk jaringan. Disini, link state mampu mengambil keputusan untuk
102 | JARINGAN KOMPUTER

menentukan jalur yang paling pendek dan yang terbaik 6. Semua router memiliki kemampuan untuk meng-copy peta (mapping) selama masih dalam satu jaringan 7. Didukung oleh Classless Interdomain Routing (CIDR) dan Variablelenght Subnetmasking (VLSM) b. Kerugian dari link state protokol 1. Membutuhkan banyak memory dan processor 2. Membutuhkan bentuk jaringan yang pasti 3. Membutuhkan seorang administrator yang paham akan routing link state 4. Saat terjadi perubahan jaringan, maka LSA akan membanjiri jaringan. Hal ini bisa mengganggu proses pengiriman data F.Perbandingan dengan distance vector Pada distance vector protokol akan mempelajari router yang tersambung langsung dengan dirinya. Sangat berbeda dengan link state protokol, dimana link state mengirimkan LSAnya kepada semua router yang terhubung dalam jaringan. Hal ini membuat link state bias berhubungan denagn router yang bukan tetangganya. Dalam link state tidak perlu adanya perubahan routing, sampai ada router yang mati. Jika ada router yang mati, maka router lain akan melakukan update. Dalam link state, kita tidak perlu waktu 30 detik untuk meng-update. Karena saat terjadi perubahan saat itu pula table routing di update. Keunggulan link state dari pada distance vector adalah link state akan cepat sekali penyatuan jaringannya daripada distance vector. Selain itu juga pada link state mendukung adanya VLSA dan CIDR. Hal ini akan sangat membantu untuk membuat jaringan yang lebih kompleks. Sementara distance vector sangat unggul dalam penggunaan memory dan processor ketimbang link state. Link state membutuhkan banyak memory dan processor.
103 | JARINGAN KOMPUTER

Routing Loops Routing Loops adalah suatu kondisi di mana sebuah paket terus ditransmisikan dalam serangkaian router tanpa pernah mencapai jaringan tujuan. Sebuah routing loops dapat terjadi ketika dua atau lebih router. memiliki routing informasi yang salah menunjukkan bahwa jalan yang valid ke destination unreachable. Kemungkinan akibat dari Loop : Salah mengkunfigurasi rute Tidak dikonfigurasi dengan benar rute redistribusi (redistribusi adalah proses penerusan informasi routing dari satu protokol routing untuk routing dan protokol lain yang dibahas dalam CCNP tingkat program). Tabel routing tidak konsisten tidak diperbarui karena memperlambat konvergensi dalam jaringan. Rute salah di kunfirmasi atau di install. Jika terjadi perubahan topologi pada jaringan router atau PC router, router atau PC router akan segera meng-update informasi routing. Proses update informasi routing di tiap-tiap router atau PC router dilakukan secara bertahap. Akibatnya router atau PC router yang lokasinya jauh akan lebih lama menerima informasi perubahan jaringan yang telah terjadi di suatu lokasi. Hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya masalah routing loop, yang dapat menghabiskan bandwidth dan menambah beban router untuk melakukan pekerjaan yang tidak beguna. Untuk mencegahnya dapat menggunakan solusi berikut : Pendefinisisan nilai maksimum, langsung memberikan nilai metric maksimum terhadap alamat tujuan yang terputus. Dengan memberikan nilai maksimum berarti juga memberitahu bahwa alamat tujuan tidak dapat dijangkau. Split Horizon, memiliki konsep tidak berguna memberikan informasi kepada pemberi informasi. Ketika sebuah
104 | JARINGAN KOMPUTER

router menerima informasi routing dari Router A maka router tidak akan memberikan informasi yang sama kepada Router A. Poison Reverse, mekanisme yang sama dengan pendefinisisan nilai maksimum. Hold Down Timers, sebuah solusi yang digunakan untuk mengatasi masalah jaringan yang tidak stabil. Penggunaannya biasa dikombinasikan dengan solusi trigger update. Trigger/Flash update, ketika terjadi perubahan topologi jaringan, router atau PC router akan segera memberitahukan perubahan tersebut ke seluruh router atau PC router yang terdapat dalam jaringan sehingga perubahan topologi dapat segera diketahui oleh semua router atau PC router. Jenis Routing protokol yang menggunakan konsep distance vector antara lain : RIP (Routing Information Protocol) IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)

RIP Routing RIP routing merupakan salah satu distance vector routing. Dalam artikel sebelumnya telah dibahas secara umum tentang pemahaman routing. Kali ini kita bahas sedikit lebih focus pada RIP routing. RIP routing dan protocol routing distance vector lainnya melakukan advertise informasi routing dengan jalan mengirim routing update keluar melalui interface pada router. informasi update ini berisi sederetan informasi yang mewakili subnet dan sebuah metric. Metric mewakili seberapa bagus rute / jalur menurut perspective router

105 | JARINGAN KOMPUTER

tersebut, dengan semakin kecil harga metric semakin bagus jalur tersebut. Semua router yang menerima salinan routing update distance vector routing menerima informasi tersebut dan mungkin saja menambahkan beberapa jalur dalam routing table nya. Router penerima akan menambahkan jalur baru mengenai subnet ini berdasarkan routing update ini hanya jika dia tidak mempunyai informasi tentang route / jalur ini sebelumnya atau dia sudah mengetahui route ini akan tetapi informasi baru ini ternyata mempunyai informasi rute yang lebih bagus (metric lebih kecil). Gambar dibawah ini menunjukkan dasar konsep distance vector routing update dengan hasil route yang dipelajarinya.

Dalam gambar diatas, router A melakukan advertise route (yang hanya berisi informasi subnet dan metric saja) kepada subnet LAN dimana dia berada kepada router B. Router B memperbaharui routing tablenya dengan tambahan informasi daripada data sebelumnya dan menerima routing update dari interface serial0 (S0). Sehingga router B menganggap interface serial 0 menjadi interface outgoing yang tepat
106 | JARINGAN KOMPUTER

untuk subnet 10.102.100.0. karena routing update berasal dari IP address 10.102.101.1, sehingga router B menganggap bahwa IP address merupakan IP address pada hop berikutnya. Jika distance vector update tidak mengandung subnet mask seperti terlihat dalam gambar diatas, router B mengganggap bahwa router A juga menggunakan subnet mask yang sama dengan yang dimiliki router B. Andai saja router A mempunyai subnet mask yang berbeda dengan router B, maka bisa jadi router B akan melakukan asumsi yang salah dengan subnet mask. Dalam routing update ini tidak menyertakan subnet mask dalam informasinya, maka disebut sebagai classfull routing. Jadi jika subnet yang dikirim adalah class C maka dianggap bahwa default subnet masknya adalah 255.255.255.0. Classfull routing tidak support VLSM (variable length subnet mask). Berikut ini adalah konsep dan karakteristik dari distance vector routing: Routers selalu menambahkan langsung kepada routing table semua subnet yang bersentuhan langsung kepada router tersebut, walau tanpa routing protocol. Router mengirim routing update keluar dari interface-interfacenya untuk meng-advertise route / jalur yang dia ketahui. Route ini meliputi route yang terhubung langsung dengannya maupun route yang dia pelajari dari router lainnya. Router mendengarkan routing update dari tetangganya sehingga dia dapat mempelajari route-route baru. Informasi routing berisi subnet dan metric. Metric mendefinisikan seberapa bagus suatu route, semakin kecil metricnya semakin bagus routenya.

107 | JARINGAN KOMPUTER

Jika memungkinkan, router menggunakan broadcast atau multicast untuk mengirim routing update. Dengan menggunakan broadcast atau multicast, semua tetangga router akan menerima informasi routing update yang sama dalam sekali update saja. Jika sebuah router mempelajari beberapa route dalam satu subnet yang sama, router akan memilih route terbaik berdasarkan metric (terendah) Router secara periodic mengirim full update dan mengharapkan menerima update secara periodic juga dari router-router tetangganya. Jika sebuah router gagal menerima update dari router tetangganya pada pereode waktu tertentu akan berakibat bahwa router tersebut akan menghapus route yang telah dipelajari sebelumnya dari router tetangganya. Sebuah router berasumsi bahwa pada suatu route yang di advertise oleh router X, maka router pada hop berikutnya adalah router X. RIP version 1 Routing RIP menggunakan jumlah hop sebagai ukuran metric. Dalam arti, jika ada dua router antara si router dengan subnet yang dituju, maka metric nya adalah 2 untuk subnet tersebut.

108 | JARINGAN KOMPUTER

Dengan memahami gambar diagram diatas, metric router B untuk kedua subnet yang terhubung langsung dengan kedua subnet adalah 0 sebab tidak ada router diantara B dan kedua subnet tersebut alias kedua subnet terhubung langsung dengan interface router. Lihat juga di router A, metric untuk subnet 172.101.100.0 adalah 0 karena subnet tersebut menempel langsung kepada router A. Sementara subnet 172.101.103.0 dipisahkan oleh router B, maka metric untuk subnet tersebut dilihat dari router A adalah 1. Akhirnya pada router C, metric untuk subnet 172.101.103.0 adalah 2 karena ada dua router yang memisahkan subnet tersebut dilihat dari router C. dan untuk subnet 172.101.100.0 metricnya adalah 1 dilihat dari router C. Berikut adalah daftar beberapa fitur dari RIP-1 routing dibanding dengan protocol routing lainnya:

Berdasarkan pada distance vector logic Metric menggunakan jumlah hop router

109 | JARINGAN KOMPUTER

Update routing secara full dikirim per 30 detik

sekali Waktu convergence memakan waktu sekitaran 3 sampai 5 menit RIP merupakan protocol classfull karena dia tidak mendukung VLSM RIP Version 2 Routing RIP version 2 (RIP-2) routing mempunyai beberapa pengembangan dari protocol aslinya RIP. RIP-2 masih menggunakan logica distance vector, menggunakan jumlah hop untuk metric, mengirim full update secara periodic, dan juga butuh waktu convergence yang masih lama juga. Akan tetapi dibanding dengan RIP1, RIP-2 mendukung VLSM seperti halnya dengan protocol link-state lainnya misal OSPF, EIGRP, yang menjadikannya menjadi protocol routing classless. Table berikut ini menegaskan beberapa pengembangan yang dibuat untuk RIP menjadi RIP routing version-2

110 | JARINGAN KOMPUTER

BAB IV SWITCHING & VLAN


Spanning Tree Protocol (STP)
Saat desain LAN memerlukan beberapa switch, umumnya network enginer menyertakan segment LAN yang redundant diantara switch-switch tersebut. Tujuannya sederhana, switch-switch berkemungkinan mengalami kegagalan beroperasi, atau ada kemungkinan kabel terputus atau ter-unplug sehingga dengan adanya segment redundant ini, layanan network masih bisa berjalan walaupun ada kendala diatas. LAN dengan link yang redundant memungkinkan frame mengalami looping didalam network tanpa henti. Frame yang looping ini menyebabkan gangguan performansi pada network. Oleh karena itu, LAN memanfaatkan Spanning Tree Protocol (STP), yang memungkinkan LAN tetap bisa menggunakan link redundant tanpa harus menanggung resiko adanya frame yang looping dalam network. Tanpa adanya Spanning Tree Protocol (STP), LAN dengan link yang redundant mengakibatkan adanya frame yang looping tanpa henti didalam network. Dengan STP, beberapa switch akan mem-block interface/port-nya agar port tersebut tidak bisa lagi mem-forward frames keluar. STP akan menentukan port mana yang harus di block sehingga hanya 1 link saja yang aktif dalam satu segment LAN. Hasilnya, frame tetap bisa ditransfer antar-komputer tanpa menyebabkan gangguan akibat adanya frame yang looping tanpa henti di dalam network. Spanning Tree Protocol (IEEE 802.1d) Kebutuhan adanya spanning tree

111 | JARINGAN KOMPUTER

Problem utama yang bisa dihindari dengan adanya STP adalah broadcast storms. Broadcast storms menyebabkan frame broadcasts (atau multicast atau unicast yang destination addressnya belum diketahui oleh switch) terus berputar-putar (looping) dalam network tanpa henti. Gambar berikut adalah contoh sederhana LAN dengan link yang redundant.

Switch akan mem-flood frame broadcasts keluar melalui semua port/interface dalam satu VLAN kecuali port/interface dimana frame tersebut diterima. Pada gambar diatas, SW3 akan mem-forward frame dari Bob ke SW2; SW2 mem-forwardnya ke SW1; SW1 memforwardnya kembali ke SW3; SW3 ke SW2 lagi, dan seterusnya dan seterusnya. Problem lain yang bisa dihindari dengan STP adalah dalam satu network yang memiliki link redundant, komputer-komputer yang aktif akan menerima kopi-an dari frame yang samaberkali-kali. Definisi IEEE 802.1d Spanning Tree Does STP mencegah terjadinya looping dengan menempatkan setiap port switch pada salah satu status : Forwarding atau Blocking. Interface dengan status forwarding bertingkah normal, mem-forward dan menerima frame, sedangkan interface dengan status blocking tidak memproses frame apapun kecuali pesan-pesan STP. Semua port yang
112 | JARINGAN KOMPUTER

berada dalam statusforwarding disebut berada pada jalur spanning tree(topology STP), sekumpulan port-port forwarding membentuk jalur tunggal dimana frame ditransfer antar-segment. Gambar berikut adalah LAN dengan link redundant yang sudah memanfaatkan STP.

Dengan begini, saat Bob mengirimkan frame broadcast, frame tidak mengalami looping. Bob mengirimkan frame ke SW3 (step 1), kemudian SW3 mem-forward frame hanya ke SW1(step 2), karena port Gi0/2 dari SW3 berada pada status blocking. Kemudian, SW1 memflood frame keluar melalui Fa0/11 dan Gi0/1 (step 3) . SW2 mem-flood frame keluar melalui Fa0/12 danGi0/1 (step4). Namun, SW3 akan mengabaikan frame yang dikirmkan oleh SW2, karena frame tersebut masuk melalui port Gi0/2 dari switch SW3 yang berada pada status blocking. Dengan topology STP seperti pada gambar diatas, switch-switch tidak mengaktifkan link antara SW2 dan SW3 untuk keperluan traffick dalam VLAN. Namun, jika link antara SW1 dan SW3 mengalami kegagalan dalam beroperasi, maka STP akan membuat port Gi0/2 pada SW3 menjadi forwarding sehingga link antara SW3 dan SW2 menjadi aktif dan frame tetap bisa ditransfer secara normal dalam VLAN. Cara Kerja Spanning Tree
113 | JARINGAN KOMPUTER

STP menggunakan 3 kriteria untuk meletakkan port pada status forwarding : STP memilih root switch. STP menempatkan semua port aktif pada root switch dalam status Forwarding. Semua switch non-root menentukan salah satu port-nya sebagai port yang memiliki ongkos (cost) paling kecil untuk mencapai root switch. Port tersebut yang kemudian disebut sebagai root port (RP) switch tersebut akan ditempatkan pada status forwardingoleh STP. Dalam satu segment Ethernet yang sama mungkin saja ter-attach lebih dari satu switch. Diantara switch-switch tersebut, switch dengan cost paling sedikit untuk mencapai root switch disebut designated bridge, port milik designated bridge yang terhubung dengan segment tadi dinamakan designated port (DP). Designated port juga berada dalam statusforwarding. Semua port/interface selain port/interface diatas berada dalam status Blocking. STP Bridge ID dan Hello BPDU STP bridge ID (BID) adalah angka 8-byte yang unik untuk setiap switch. Bridge ID terdiri dari2-byte priority dan 6-byte berikutnya adalah system ID, dimana system ID berdasarkan pada MAC address bawaan tiap switch. Karena menggunakan MAC address bawaan ini dapat dipastikan tiap switch akan memiliki Bridge ID yang unik.
114 | JARINGAN KOMPUTER

STP mendefinisikan pesan yang disebut bridge protocol data units (BPDU), yang digunakan oleh switch untuk bertukar informasi satu sama lain. Pesan paling utama adalah Hello BPDU, berisi Bridge ID dari switch pengirim. Pemilihan Root Switch Switch-switch akan memilih root switch berdasarkan Bridge ID dalam BPDU. Root switchadalah switch dengan Bridge ID paling rendah. Kita ketahui bahwa 2-byte pertama dari switch digunakan untuk priority, karena itu switch dengan priority paling rendah akan terpilih menjadi root switch. Namun kadangkala, ada beberapa switch yang memiliki nilai priority yang sama, untuk hal ini maka pemilihan root switch akan ditentukan berdasarkan 6-byte System ID berikutnya yang berbasis pada MAC address, karena itu switch dengan bagian MAC address paling rendah akan terpilih sebagai root switch. Menentukan Root Port dari setiap switch Selanjutnya dalam proses STP adalah, setiap non-root switch akan menentukan salah satu port-nya sebagai satu-satunya root port miliknya. Root port dari sebuah switch adalah port dimana dengan melalui port tersebut switch bisa mencapai root switch dengan cost paling kecil. Menentukan Designated Port untuk setiap segment LAN Designated port untuk setiap segment dalam LAN adalah switch port yang mengirimkan paket Hello ke segment LAN dengan cost terkecil. Ketika switch non-root mengirimkan pesan Hello, maka switch non-root akan menyertakan nilai cost tersebut kedalam pesan. Hasilnya, switch dengan cost terkecil untuk mencapai root switch menjadi DP dalam segment tersebut. Saat Terjadi Perubahan dalam network

115 | JARINGAN KOMPUTER

Berikut adalah proses yang terjadi saat topology STP berjaln normal tanpa ada perubahan: 1. cost Root switch membuat dan mengirimkan Hello BPDU dengan 0 keluar melalui semua port/interfacenya yang aktif. 2. Switch non-root menerima Hello dari root port miliknya. Setelah mengubah isi dari Hello menjadi Bridge ID dari switch pengirim, switch memforward Hello ke designated port. 3. Langkah 1 dan 2 berulang terus sampai terjadi perubahan pada topology STP. Ketika ada interface atau switch yang gagal beroperasi, maka topology STP akan berubah dengan kata lain terjadi STP convergence. Interface yang tetap berada dalam status yang sama, maka tidak perlu ada perubahan. Interface yang harus berubah dari forwarding menjadi blocking, maka switch akan langsung merubahnya menjadi blocking. Interface yang harus berubah dari blocking menjadi forwarding, maka switch pertama kali akan mengubahnya menjadi listening, kemudian menjadi learning.Setelah itu interface akan diletakkan pada status forwarding. Saat terjadi STP Convergence, switch akan menentukan interfaceinterface mana yang akan dirubah statusnya. Namun, perubahan status dari blocking menjadi forwarding tidak bisa langsung dilakukan begitu saja, karena dapat menyebabkan frame looping temporarer. Untuk mencegah terjadinya looping temporarer itu, STP harus merubah status

116 | JARINGAN KOMPUTER

port tersebut menjadi 2 status transisi terlebih dahulu sebelum merubahnya menjadi forwarding: Listening: seperti halnya blocking, interface dalam keadaan listening tidak mem-forward frame. (15 detik) Learning: interface dalam status ini masih belum mem-forward frame, tapi switch sudah mulai melakukan pemeriksaan MAC address dari frame-frame yang diterima pada interface ini. (15 detik) Switch akan menunggu 20 detik sebelum memutuskan untuk melakukan perubahan status dari blocking menjadi forwarding, setelah itu butuh waktu 30 detik untuk transisi ke Listeningdan Learning terlebih dahulu. karena itu total yang dibutuhkan agar suatu port berubah dari blocking menjadi forwarding adalah 20+30=50 detik. EtherChannel EtherChannel mengkombinasikan beberapa segment parallel yang memiliki kecepatan yang sama menjadi satu. Switch memperlakukan EtherChannel sebagai interface tunggal berkenaan dengan proses memforward frame seperti halnya juga STP. Hasilnya, jika salah satu link gagal, tapi salah satu link lain dalam EtherChannel masih beroperasi, maka STP tidak akan terjadi. EtherChannel juga menyediakan bandwidth yang lebih banyak. Trunk-trunk pada EtherChannel berada pada status forwarding semua atau blocking semua, karena STP memperlakukan semua trunk pada EtherChannel sebagai 1 trunk. Saat EtherChannel berada pada status forwarding, maka switch akan melakukan load-balance (membagi rata) traffik pada semua trunk, sehingga bandwidth yang tersedia jadi lebih banyak.
117 | JARINGAN KOMPUTER

PortFast PortFast memungkinkan switch untuk menempatkan sebuah interface kedalam status forwarding secara langsung tanpa harus menunggu 50 detik. Tetapi, hanya port yang diketahui tidak akan dihubungkan dengan switch yang lain yang bisa dijalankan fitur PortFast.

Jenis-jenis Switch LAN


Switch Jaringan Komputer adalah perangkat yang mengelola berbagi beberapa komputer atau jaringan komputer pada sambungan data yang sama. Nama lain switch yang menghubungkan jaringan adalah bridge jaringan, yang merupakan perangkat fisik yang bertanggung jawab untuk routing dan pengolahan data dalam model interkoneksi sistem terbuka.

118 | JARINGAN KOMPUTER

Sebuah Switch Jaringan Komputer dapat mendukung kecepatan transfer port 10/100 Mbit/s (Megabits per detik) atau 10/100/1000 Mbit/s. Hal ini dimungkinkan untuk memiliki beberapa Switch Jaringan Komputer beroperasi pada kecepatan yang berbeda pada jaringan yang sama. Sebuah Switch Jaringan Komputer adalah mutlak penting dalam pengelolaan jaringan komputer. Switch Jaringan Komputer berfungsi sebagai sistem manajemen lalu lintas dalam jaringan, mengarahkan paket data ke tujuan yang benar. Alat ini digunakan untuk menghubungkan perangkat periferal ke jaringan dan memastikan efektivitas biaya maksimum dan kemampuan untuk berbagi sumber daya. Pengaturan khas dari Switch Jaringan Komputer dua komputer, satu printer, dan router nirkabel. Semua perangkat yang terhubung ke switch jaringan, dan item masing-masing harus secara jelas diidentifikasi dan mempunyai aturan koneksi. Setelah setup selesai, setiap komputer pada jaringan komputer, dapat menggunakan printer yang sama. Semua komputer dapat mentransfer file satu sama lain dan siapa saja dengan kartu nirkabel dapat mengakses file jaringan, cetak dan transfer. Switch Jaringan Komputer dirancang untuk memungkinkan sumber daya untuk dibagi tanpa mengurangi kinerja.

119 | JARINGAN KOMPUTER

Ada empat jenis utama dari Switch Jaringan Komputer. Keempat jenis tersebut unmanaged switch, switch managed, smart switch, dan managed companies switch. Setiap jenis memiliki kekuatan dan kelemahan yang perlu dipertimbangkan. 1. Switch unmanaged adalah pilihan termurah dan biasanya digunakan di kantor atau bisnis kecil. Switch Jaringan Komputer ini melakukan fungsi dasar mengelola aliran data antara printer bersama dan beberapa komputer. Mereka dapat menjadi model desktop atau rak mount. 2. Sebuah managed switch memiliki antarmuka pengguna atau menawarkan perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mengubah pengaturan switch. Ada beberapa metode untuk memperbarui switch jaringan, mulai dari konsol serial ke aplikasi berbasis Internet. Jenis Switch Jaringan Komputer mengharuskan pengguna berpengetahuan untuk menyesuaikan pengaturan yang diperlukan.

3. Sebuah smart switch menawarkan produk tengah antara switch unmanaged dan managed. Antarmuka pengguna berbasis web dan set dengan pengaturan default yang paling populer. Penyesuaian terhadap satu hasil pengaturan dalam penyesuaian otomatis untuk pengaturan yang terkait. 4. Sebuah managed companies switch memiliki berbagai pengaturan yang dapat disesuaikan untuk memungkinkan digunakan dalam perusahaan atau organisasi besar. Jenis Switch Jaringan Komputer ini biasanya dikelola
120 | JARINGAN KOMPUTER

oleh spesialis jaringan dan terus-menerus dipantau, karena ukuran dan kompleksitas jaringan. Jenis Jenis Perangkat LAN ( Local Area Network ) Terdapat sejumlah perangkat yang melewatkan aliran informasi data dalam sebuah LAN. Penggabungan perangkat tersebut akan menciptakan infrastruktur LAN. Perangkat-perangkat tersebut adalah: Repeater Bridge Hub Switche - Router Repeater/Penguat Repeater, bekerja pada layer fisik jaringan, menguatkan sinyal dan mengirimkan dari satu repeater ke repeater lain. Repeater tidak merubah informasi yang ditransmisikan dan repeater tidak dapat memfilter informasi. Repeater hanya berfungsi membantu menguatkan sinyal yang melemah akibat jarak, sehingga sinyal dapat ditransmisikan ke jarak yang lebih jauh. Hub Hub menghubungkan semua komputer yang terhubung ke LAN. Hub adalah repeater dengan jumlah port banyak (multiport repeater). Hub tidak mampu menentukan tujuan; Hub hanya mentrasmisikan sinyal ke setiap line yang terkoneksi dengannya, menggunakan mode half-duplex. Bridge Bridge adalah intelligent repeater Bridge menguatkan sinyal yang ditransmisikannya, tetapi tidak seperti repeater, Brigde mampu menentukan tujuan.
121 | JARINGAN KOMPUTER

Switch Switch menghubungkan semua komputer yang terhubung ke LAN, sama seperti hub. Perbedaannya adalah switch dapat beroperasi dengan mode full-duplex dan mampu mengalihkan jalur dan memfilter informasi ke dan dari tujuan yang spesifik. Router Router adalah peningkatan kemampuan dari bridge. Router mampu menunjukkan rute/jalur (route) dan memfilter informasi pada jaringan yang berbeda. Beberapa router mampu secara otomatis mendeteksi masalah dan mengalihkan jalur informasi dari area yang bermasalah.

Dasar-dasar VLAN
VLAN (Virtual LAN) merupakan suatu model jaringan dengan kemampuan segmentasi LAN secara virtual. Jika secara fisikal membutuhkan switch untuk satu LAN, maka dengan VLAN cukup menggunakan satu switch untuk banyak LAN karena model jaringan dibuat secara virtual. Seperti diperlihatkan di gambar, network-network switch layer 2 biasanya dirancang sebagai network-network yang flat atau datar.

122 | JARINGAN KOMPUTER

Setiap paket broadcast yang ditransmisikan akan terlihat oleh setiap alat di network, tidak tergantung apakah alat itu memerlukan data tersebut atau tidak. Struktur network yang datar Secara default, router memperbolehkan broadcest hanya didalam network dimana paket broadcast itu berasal, tetapi switch-switch memforward paket broadcast kesemua segmen. Alasan mengapa disebut network yang flat adalah karena network tersebut merupakan satu broadcast domain, jadi bukan karena rencangannya datar secara fisik. Pada gambar kita lihat Host A mengirimkan sebuah broadcast dan semua port pada semua switch mem-forward broadcast ini, kecuali port yang menerima broadcast ini pertama kali. Sekarang, lihat gambar, yang memperlihatakn sebuah network switch. Gambar ini menunjukkan Host A mengirimkan sebuah frame dengan Host D sebagai tujuannya, dan seperti anda lihat, frame tersebut hanya di-forward keluar dari port dimana Host D berada. Ini adalah sebuah peningkatan besar dibandngkan network hub yang lama, kecuali jika anda ingin memiliki sebuah collision domain secara default.

123 | JARINGAN KOMPUTER

Keuntungan dari sebuah network switch Sekarang anda sudah mengetahui bahwa keuntungan terbesar yang diperoleh dengan memiliki sebuah network switch layer 2 adalah bahwa ia menciptakan segmen-segmen collision domain tersendiri untuk setiap alat yang terhubung ke setap port pada switch tersebut. Skenari ini membebaskan kita dari keterbatasan jarak Ethernet sehingga network-network yang lebih besar dapat dibuat. Tetapi, setiap kemajuan baru biasanya diikuti dengan issue atau masalah baru juga-semakin besar jmlah user dan alat, semakin banyak broadcast dan paket yang harus ditangani oleh setiap switch! Dan ada satu hal lagi -sekuruti atau keamanan! Ini benar-benar sebuah masalah karena didalam kebanyakan internetwork switch layer 2, semua user secara default dapat melihat semua alat dinetwork tersebut. Dan anda tidak dapat menghentikan alat-alat melakukan broadcasting, atau menghentikan user untuk mencoba melakukan respons terhadap
124 | JARINGAN KOMPUTER

broadcast. Pilihan keamanan anda terbatas hanya pada menempatkan password pada server-server dan alat-alat di network. Ada beberapa cara VLAN menyederhanakan menejemen network :

Penambahan, perpindahan, dan perubahan network dilakukan mengkonfigurasi sebuah port ke VLAN yang sesuai.

dengan

Sekelompok user yang memerlukan keamanan yang tinggi dapat ditempatkan pada sebuah VLAN sehingga tidak ada user di luar VLAN tersebut yang dapat berkomunikasi denga mereka.

VLAN

Sebagai pengkelompokan logikal user berdasarkan fungsi, dapat dianggap independen dari lokasi fisikal atau geografis-nya. VLAN dapat meningkatkan keamanan network. VLAN-VLAN meningkatkan jumlah broadcast domain dan pada yang sama memperkecil ukurannya sendiri. Secara umum, kegunaan VLAN adalah sebagai berikut :

saat

1. Segmentasi jaringan untuk memudahkan maintenance. 2. Memperkecil broadcast domain sehingga mengurangi beban jaringan, dengan membagi menjadi beberapa broadcast domain.
125 | JARINGAN KOMPUTER

3. Meningkatkan keamanan, komputer pada suatu VLAN tidak akan terhubung dan tidak dapat mengakses data-data di komputer VLAN lain. 4. Menghemat biaya, karena harga perangkat jaringan terbilang mahal. Keanggotaan VLAN Keanggotaan dalam suatu VLAN dapat dikelompokkan berdasarkan port yang digunakan, MAC address, atau tipe protokol yang digunakan.

Berdasarkan Port

Keanggotaan pada suatu VLAN dapat di dasarkan pada port yang digunakan oleh VLAN tersebut. Sebagai contoh, pada bridge/switch dengan 4 port, port 1, 2, dan 4 merupakan VLAN 1 sedang port 3 dimiliki oleh VLAN 2, lihat Tabel 2.1 berikut ini. Tabel 2.1 VLAN berdasarkan port Port 1 2 3 4 VLAN ID 2 2 1 2 Kelemahannya adalah pengguna tidak bisa untuk berpindah-pindah. Apabila harus berpindah maka administrator jaringan harus mengkonfigurasikan ulang.

Berdasarkan MAC Address

Keanggotaan suatu VLAN didasarkan pada MAC address dari setiap komputeryang dimiliki oleh pengguna. Switch akan mencatat semua MAC address yang dimiliki oleh setiap Virtual LAN. Kelebihannya apabila pengguna berpindah-pindah maka dia akan tetap terkonfigurasi sebagai anggota dari VLAN tersebut.
126 | JARINGAN KOMPUTER

Kekurangannya adalah setiap mesin harus dikonfigurasi secara manual. Sebagai contoh bisa dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 VLAN berdasarkan MAC Address MAC Add 13251661 27238957 53666633 2444412 VLAN 2 2 1 2

Berdasarkan Protokol

Keanggotaan VLAN bisa berdasarkan protokol yang digunakan. Tabel 2.3 memperlihatkan VLAN berdasarkan IP atau IPX. Tabel 2.3 VLAN berdasarkan protokol Protokol IP IPX VLAN 1 2 Berdasarkan Subnet IP Subnet IP address pada suatu jaringan juga dapat digunakan untuk mengklasifikasi suatu VLAN. Tabel 2.4 menunjukkan pembagian VLAN berdasarkan subnet IP. IP Subnet 192.168.20.xxx 192.168.128.xxx VLAN 1 2 Konfigurasi ini tidak berhubungan dengan routing pada jaringan dan juga tidak mempermasalahkan fungsi router. IP address digunakan untuk memetakan keanggotaan VLAN. Keuntungannya adalah seorang pengguna tidak perlu mengkonfigurasikan ulang alamatnya di jaringan apabila berpindah tempat. Karena bekerja di layer yang lebih tinggi maka akan sedikit lebih lambat untuk meneruskan paket dibandingkan dengan menggunakan MAC address.

Berdasarkan Aplikasi dan Kombinasi Lain

Sangat dimungkinkan untuk menentukan suatu VLAN berdasarkan aplikasi yang dijalankan atau kombinasi dari semua tipe di atas untuk diterapkan pada suatu jaringan. Misalkan: aplikasi FTP (File Transfer Protocol) hanya bisa digunakan oleh VLAN 1 dan
127 | JARINGAN KOMPUTER

Telnet

hanya

bisa

digunakan

pada

VLAN

2.

VLAN Static Pengaturan Vlan yang umum digunakan karena aman, mudah dalam pengaturan dan pembuatannya. Static VLAN port switch dikonfigurasi secara manual. Konfigurasi: SwUtama#config Terminal Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. SwUtama(config)#VLAN 10 SwUtama(config-vlan)#name VLAN_Mahasiswa SwUtama(config-vlan)#exit SwUtama(config)#Interface fastEthernet 0/2 SwUtama(config-if)#switchport mode access SwUtama(config-if)#switchport access VLAN 10

VLAN Dinamic Pengaturan Vlan secara otomatis berdasarkan Mac Address, Protokol, atau aplikasi untuk membuat dynamic Vlan. Mode ini digunakan secara luas di jaringan skala besar. Keanggotaan port Dynamic VLAN dibuat dengan menggunakan server khusu yang disebut VLAN Membership Policy Server (VMPS). Dengan menggunakan VMPS, kita dapat menandai port switch dengan VLAN
128 | JARINGAN KOMPUTER

secara dinamis berdasar pada MAC Address sumber yang terhubung dengan port.

VLAN Trunking Protocol (VTP) VLAN Trunk Protocol (VTP) adalah protokol yang memberitahukan informasi tentang vlan-vlan yang ada dari satu switch keswitch yang lainnya. VTP memudahkan proses konfigurasi secara otomatis antar sesama switch.Bayangkan, jika sebuah network memiliki puluhan switch yang saling terhubung. Setiap switchmenggunakan minimal sebuah port yang ditempatkan pada satu VLAN. VTP bekerja pada layer 2.Ada 3 mode VTP yang disediakan, yaitu: # Server mode # Client mode #Transparent mode Konfigurasi VLAN harus dilakukan pada switch server. Sementara switch-switch lain (client mode) akan menyesuaikan konfigurasinya secara otomatis dengan server. VTP v2 VTP v2 tidak banyak berbeda dari VTP v1, perbedaan utama dari VTP v2 yaitu memperkenalkan dukungan vlan token ring. Syarat agar fitur VTP berfungsi: # Switch-switch harus memiliki VTP domain yang sama.
129 | JARINGAN KOMPUTER

# Menggunakan trunk ISL atau 802.1.q. # Jika konfigurasi dilakukan pada beberapa switch, maka switch-switch tersebut harus memiliki password yang sama. Contoh Konfigurasi VTP : Switch(config)#int fa0/1 Switch(config-if)#switchport mode trunk Apakah Identifikasi Frame? Karena trunk link dapat digunakan untuk mentransmisi beberapa VLAN, switch harus mengidentifikasi frame setiap VLAN pada waktu mereka dikirim atau diterima melalui trunk link. Identifikasi frame atau tagging, memberi ID yang berbeda untuk setiap frame yang melewati trunk link. ID ini dapat dianggap sebagai nomor VLAN atau warna VLAN, karena setiap VLAN yang digambar pada diagram jaringan mempunyai warna yang berbeda. Identifikasi frame VLAN dikembangkan untuk jaringan switch. Pada waktu setiap frame melewati trunk link, suatu pengenal ditambahkan dalam kepala frame. Pada waktu switch yang dilalui menerima frame ini, mereka akan memeriksa pengenalnya untuk mengetahui milik siapa frame tersebut. Apakah VLAN Trunking Protocol? VLAN Trunking Protocol (VTP) merupakan fitur Layer 2 yang terdapat pada jajaran switch Cisco Catalyst, yang sangat berguna terutama dalam lingkungan switch skala besar yang meliputi beberapa Virtual Local Area Network (VLAN). Di dalam artikel VLAN pada beberapa edisi sebelumnya, Anda telah melihat konsep VLAN dan juga VLAN tagging protocol seperti
130 | JARINGAN KOMPUTER

ISL. Jika Anda ingat kembali, tujuan mengonfigurasi VLAN tagging adalah agar traffic dari beberapa VLAN dapat melewati trunk link yang digunakan untuk menghubungkan antar-switch. Meskipun hal ini merupakan hal yang baik dalam lingkungan yang besar, VLAN tagging tidak melakukan apa-apa untuk mempermudah pengonfigurasian VLAN pada beberapa switch. Di sinilah VTP mengambil bagian. Apakah VTP Domain? Tujuan utama VTP adalah untuk menyediakan fasilitas sehingga switch Cisco dapat diatur sebagai sebagai suatu grup. Sebagai contoh, jika VTP dijalankan pada semua switch Cisco Anda, pembuatan VLAN baru pada satu switch akan menyebabkan VLAN tersebut tersedia pada semua switch yang terdapat VTP management domain yang sama. VTP management domain merupakan sekelompok switch yang berbagi informasi VTP. Suatu switch hanya dapat menjadi bagian dari satu VTP management domain, dan secara default tidak menjadi bagian dari VTP management domain manapun. Dari sini dapat kita lihat mengapa VTP sangat menguntungkan. Bayangkanlah suatu lingkungan di mana administrator jaringan harus mengatur 20 switch atau lebih. Tanpa VTP, untuk membuat VLAN baru administrator harus melakukannya pada semuanya switch yang diperlukan secara individu. Namun dengan VTP, administrator dapat membuat VLAN tersebut sekali dan VTP secara otomatis akan menyebarkan (advertise) informasi tersebut ke semua switch yang berada di dalam domain yang sama. Keuntungan VTP yang utama adalah efisiensi yang diberikan dalam menambah dan menghapus VLAN dan juga dalam mengubah konfigurasi VLAN dalam lingkungan yang besar.

131 | JARINGAN KOMPUTER

Secara umum, mengonfigurasi VTP pada switch Cisco Catalyst bukanlah pekerjaan yang sulit. Pada kenyataannya, begitu nama VTP management domain dibuat pada setiap switch, proses pertukaran informasi VTP antar-switch akan dilakukan secara otomatis dan tidak memerlukan konfigurasi lebih lanjut atau pengaturan setiap hari. Namun, untuk mendapatkan gambaran lengkap bagaimana VTP bekerja dalam suatu VTP domain, pertama Anda harus mengetahui mode VTP. Apakah Mode VTP? Jika Anda ingin membuat switch menjadi bagian dari suatu VTP management domain, setiap switch harus dikonfigurasi dalam satu dari tiga mode VTP yang dapat digunakan. Mode VTP yang digunakan pada switch akan menentukan bagaimana switch berinteraksi dengan switch VTP lainnya dalam management domain tersebut. Mode VTP yang dapat digunakan pada switch Cisco adalah mode server, mode client, dan mode transparent. Mode serverVTP server mempunyai kontrol penuh atas pembuatan VLAN atau pengubahan domain mereka. Semua informasi VTP disebarkan ke switch lainnya yang terdapat dalam domain tersebut, sementara semua informasi VTP yang diterima disinkronisasikan dengan switch lain. Secara default, switch berada dalam mode VTP server. Perlu dicatat bahwa setiap VTP domain paling sedikit harus mempunya satu server sehingga VLAN dapat dibuat, dimodifikasi, atau dihapus, dan juga agar informasi VLAN dapat disebarkan. Mode clientVTP client tidak memperbolehkan administrator untuk membuat, mengubah, atau menghapus VLAN manapun. Pada waktu menggunakan mode client mereka mendengarkan penyebaran VTP dari switch yang lain dan kemudian memodifkasi konfigurasi VLAN mereka. Oleh karena itu, ini merupakan mode mendengar yang pasif. Informasi VTP yang diterima diteruskan ke switch tetangganya dalam domain tersebut.
132 | JARINGAN KOMPUTER

Mode transparentswitch dalam mode transparent tidak berpartisipasi dalam VTP. Pada waktu dalam mode transparent, switch tidak menyebarkan konfigurasi VLAN-nya sendiri, dan switch tidak mensinkronisasi database VLAN-nya dengan advertisement yang diterima. Pada waktu VLAN ditambah, dihapus, atau diubah pada switch yang berjalan dalam mode transparent, perubahan tersebut hanya bersifat lokal ke switch itu sendiri, dan tidak disebarkan ke swith lainnya dalam domain tersebut. Berdasarkan peran masing-masing mode VTP, maka sekarang kita dapat mengetahui penggunaannya. Sebagai contoh, jika mempunyai 15 switch Cisco pada jaringan, Anda dapat mengonfigurasi mereka dalam VTP domain yang sama. Walaupun setiap switch secara teori dapat berada dalam mode default (mode server), akan lebih mudah jika hanya satu switch saja yang dalam mode itu dan kemudian mengonfigurasi sisanya dakan mode client. Kemudian, ketika Anda ingin menambah, menghapus, atau mengubah VLAN, perubahan tersebut secara otomatis dapat disebarkan ke switch mode client. Jika Anda perlu suatu switch yang standalone, atau tidak ingin menyebarkan informasi VLAN, gunakan mode transparent Routing Antar VLAN Bagaimana mengkonfigurasi VLAN pada switch, langkah selanjutnya adalah bagaimana membuat device terhubung dengan berbagai VLAN untuk dapat berkomunikasi satu sama lain. Kita telah mengetahui bahwa setiap VLAN memiliki broadcast domain yang unik, jadi komputer yang terpisah atau berbeda broadcast domain tidak dapat berkomunikasi. Ada sebuah cara untuk memperbolehkan device
133 | JARINGAN KOMPUTER

tersebut berkomunikasi, yakni dengan menggunakan inter-VLAN routing. Kita harus tahu bahwa inter-VLAN routing adalah proses memforward traffic network dari satu VLAN ke VLAN lain menggunakan router. VLAN diasosiasikan dengan ip subnet yang unik pada network. Konfigurasi subnet akan memfasilitasi proses routing pada lingkungan beberapa VLAN. Ketika kita menggunakan router untuk memfasilitasi inter-VLAN routing, interface pada router dapat dihubungkan dengan VLAN yang berbeda. Setiap device pada VLAN tersebut mengirimkan traffic melalui router untuk mencapai VLAN lain. Secara tradisional LAN routing menggunakan router dengan beberapa interface physical. Setiap interface harus dihubungkan dengan network yang berbeda dan dikonfigurasikan dengan subnet yang berbeda. Dalam network tradisional yang menggunakan beberapa VLAN, untuk mensegmentasi network traffic menjadi broadcast domain logical, routing ditunjukkan dengan menghubungkan interface physical router yang berbeda ke port physical switch yang berbeda pula. Port switch terhubung dengan router dalam mode interface port. Setiap router interface kemudian dapat menerima traffic dari VLAN yang telah diasosiasikan dengan switch interface yang terhubung, dan traffic dapat di routing ke VLAN lain yang terhubung dengan interface lain. Inter-VLAN routing secara tradisional mengharuskan beberapa interface physical pada kedua router dan switch. Bagaimanapun juga, tidak semua konfigurasi inter-VLAN routing mengharuskan beberapa physical interface. Beberapa router software memperbolehkan
134 | JARINGAN KOMPUTER

konfigurasi router sebagai link trunk. Hal ini membuka kemungkinan terjadinya inter-VLAN routing. Router on a stick adalah salah satu jenis konfigurasi router yang mana sebuah interface physical merouting traffic antara beberapa VLAN pada network. Router interface dikonfigurasikan untuk beroperasi sebagai link trunk dan terhubung dengan sebuah port switch dalam mode trunk. Router menunjukkan inter-VLAN routing dengan menerima traffic VLAN yang telah di tag pada interface trunk dari switch dan secara internal merouting antar VLAN menggunakan sub-interface. Kemudian router akan memforward traffic VLAN yang di tag menuju VLAN tujuan pada interface physical yang sama. Sub-interface adalah beberapa interface virtual yang diasosiasikan dengan interface physical. Sub-interface ini dikonfigurasikan dengan software pada router yang secara independent dikonfigurasikan dengan ip address dan VLAN untuk beroperasi pada VLAN tertentu. Sub-interface dikonfigurasikan untuk beberapa subnet yang berbeda namun berhubungan dengan VLAN lain yang memfasilitasi routing secara logical sebelum frame data di tag VLAN dan dikirimkan ke physical interface. Pada latihan kali ini saya menggunakan tiga buah switch yaitu switch Rotekom, Gedung Utama dan TNCC. Pada masing-masing switch tersebut dibangun tiga Vlan yaitu Vlan 10, Vlan 20, Vlan 30 dan Vlan 67 sebagai native Vlan.

135 | JARINGAN KOMPUTER

Antar switch dihubungkan oleh sebuah trunk yaitu : switch rotekom melalui port fa 0/24 terhubung dengan switch gedung utama port fa 0/22; switch gedung utama melalui port fa 0/23 terhubung dengan switch TNCC port fa 0/24; switch gedung utama melalui port fa 0/24 terhubung dengan router port fa 0/1 Gambar InterVlan Routing

Langkah-langkah mengkonfigur roter tersebut sebagai berikut: Router>ena Router#conf t Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Router(config)#int fa 0/1 Router(config-if)#ip address 10.1.1.1 255.255.255.0 Router(config-if)#exit Router(config)#int fa0/1.10 Router(config-subif)#encap dot1q 10
136 | JARINGAN KOMPUTER

Router(config-subif)#ip address Router(config-subif)#exit Router(config)#int Router(config-subif)#encap Router(config-subif)#ip address Router(config-subif)#exit Router(config)#int Router(config-subif)#encap Router(config-subif)#ip address Router(config-subif)#exit Router(config)#int Router(config-subif)#encap Router(config-subif)#ip address Router(config-subif)#exit Router(config)#duplex ^ % Invalid input detected at ^ marker. Router(config)#int Router(config-if)#duplex Router(config-if)#no %LINK-5-CHANGED: Interface %LINK-5-CHANGED: Interface up %LINK-5-CHANGED: Interface up %LINK-5-CHANGED: Interface up %LINK-5-CHANGED: Interface up Router(config-if)#do
137 | JARINGAN KOMPUTER

10.1.10.1

255.255.255.0 fa0/1.20 20 255.255.255.0 fa0/1.30 30 255.255.255.0 fa0/1.67 67 255.255.255.0 full

dot1q 10.1.20.1

dot1q 10.1.30.1

dot1q 10.1.67.1

0/1 full shutdown FastEthernet0/1, changed state to up FastEthernet0/1.10, changed state to FastEthernet0/1.20, changed state to FastEthernet0/1.30, changed state to FastEthernet0/1.67, changed state to write

fa

Building configuration [OK] Router(config-if)#exit Router(config)#exit Router# %SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console

Konfigurasi VLAN
Konfigurasi Umum untuk VLAN

Masuk ke dalam konfigurasi untuk VLAN Switch#vlan database Inisialisasi VLAN Switch(vlan)#vlan vlan_id name nama_vlan Menyimpan konfigurasi VLAN

Switch(vlan)#exit Menentukan port dan mode port yang akan masuk ke dalam VLAN. Switch# configure terminal Switch(config)#interface fastethernet 0/x Switch(config-if)#switchport mode trunk | access Switch(config-if)#switchport trunk encapsulation dot1q Switch(config-if)#switchport mode access Switch(config-if)#switchport access vlan vlan_id Mode trunk dipilih apabila port tersebut ingin digunakan untuk meneruskan informasi-informasi dari VLAN yang dimiliki sebuah
138 | JARINGAN KOMPUTER

switch. Mode access dipilih apabila port tersebut termasuk dalam anggota dari sebuah VLAN.

Kesimpulan Switches akan mengirim broadcast pada semua port, yang memakan bandwidth yang tidak perlu. Sehinggai jumlah perangkat yang terhubung ke switch meningkat, lebih banyak traffic broadcast dihasilkan dan bandwidth lebih banyak terbuang. VLAN merupakan suatu model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi fisik seperti LAN , hal ini mengakibatkan suatu network dapat dikonfigurasi secara virtual tanpa harus menuruti lokasi fisik peralatan. Penggunaan VLAN akan membuat pengaturan jaringan menjadi sangat fleksibel dimana dapat dibuat segmen yang bergantung pada organisasi atau departemen, tanpa bergantung pada lokasi workstation

Studi Kasus
Berikut ini adalah contoh konfigurasi VLAN dalam paket tracer Kasus: Sebuah perusahaan yang memiliki gedung berlantai 3. Memiliki 3 department yaitu dept. Admin, Dept. Pegawai dan Dept. Humas. Dept. Admin memiliki 7 PC (4PC lantai 1 dan 3 PC lantai 3)

139 | JARINGAN KOMPUTER

Dept. Pegawai memiliki 11 PC (3 PC lantai 1, 6 PC lantai 2 dan 2 PC lantai 3) Dept. Humas memiliki 6 PC (3 PC Lantai 1 dan 3 PC Lantai 3) Setiap Lantai memiliki 1 Switch Konfigurasi: Pembagian VLAN VLAN 2 untuk dept. Admin VLAN 3 untuk dept. Pegawai VLAN 4 untuk dept. Humas Dept. Dept. Admin Pegawai Humas Dept. Pegawai Dept Dept.Pegaw Dept. Admin ai Humas Gambar diatas merupakan gambar gedung yang terdiri dari 3 lantai. Dept.

Konfigurasi IP Address
140 | JARINGAN KOMPUTER

Dept. Admin Dept. Pegawai Dept. Humas L 4 3 3 antai komputer192.168.3. komputer192.168.4.2 Komputer192.168.5 1 2 .2 192.168.4.3 192.168.3.3 192.168.5.3 192.168.4.4 192.168.3.4 192.168.5.4 192.168.3.5 L antai 2 6 Komputer192.168.4. 5 192.168.4.6 192.168.4.7 192.168.4.8 192.168.4.9 192.168.4.10 L 3 2 3 antai Komputer192.168.3 Komputer192.168.4. Komputer192.168.5 3 .6 11 .5 192.168.3.7 192.168.3.8 192.168.4.12 192.168.5.6 192.168.5.7

141 | JARINGAN KOMPUTER

Gambar diatas terlihat network ini menggunakan 3 switch dan 1 router. 1. Setting IP Address setiap PC 2. Setting VLAN pada setiap switch. Berikut ini adalah settingan untuk switc Untuk switch selanjutnya sama tinggal disesuaikan dengan PC yg ada dan fastEthernet nya Membuat VLAN yg disimpan dalam database Switch>enable Switch#configure terminal Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Switch(config)#vlan 2 Switch(config-vlan)#name admin Switch(config-vlan)#exit
142 | JARINGAN KOMPUTER

Switch(config)#vlan 3 Switch(config-vlan)#name pegawai Switch(config-vlan)#exit Switch(config)#vlan 4 Switch(config-vlan)#name humas Switch(config-vlan)#exit //Mendaftarkan interface menjadi anggota VLAN Switch(config)#interface fastethernet 0/1 Switch(config-if)#switchport mode access Switch(config-if)#switch access vlan 3 Switch(config-if)#exit Switch(config)#interface fastethernet 0/2 Switch(config-if)#switchport mode access Switch(config-if)#switch access vlan 3 Switch(config-if)#exit Switch(config)#interface fastethernet 0/3 Switch(config-if)#switchport mode access Switch(config-if)#switch access vlan 3
143 | JARINGAN KOMPUTER

Switch(config-if)#exit Switch(config)#interface fastethernet 0/4 Switch(config-if)#switchport mode access Switch(config-if)#switch access vlan 3 Switch(config-if)#exit Switch(config)#interface fastethernet 0/5 Switch(config-if)#switchport mode access Switch(config-if)#switch access vlan 3 Switch(config-if)#exit Switch(config)#interface fastethernet 0/6 Switch(config-if)#switch access vlan 3 Switch(config-if)#exit Switch(config)#interface fastethernet 0/7 Switch(config-if)#switchport mode trunk Switch(config-if)#exit Switch(config)#interface fastethernet 0/8 Switch(config-if)#switchport mode trunk

144 | JARINGAN KOMPUTER

Mode trunk digunakan untuk menghubungkan interface antar switch atau switch router 3. Setting Router Router>enable Router#configure terminal Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z. Router(config)#interface fastEthernet 0/0 Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#interface fastEthernet 0/0.1 Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 2 Router(config-subif)#ip address 192.168.3.1 255.255.255.0 Router(config-subif)#interface fastEthernet 0/0.2 Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 3 Router(config-subif)#ip address 192.168.4.1 255.255.255.0 Router(config-subif)#interface fastEthernet 0/0.3 Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 4 Router(config-subif)#ip address 192.168.5.1 255.255.255.0 Router(config-subif)#exit
145 | JARINGAN KOMPUTER

Router(config)#exit %SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console Router(config-if)#interface 0/0.1 // Menggunakan sub interface. Router(config-subif)#encapsulation 2 //mencapukasikan VLAN 2

fastEthernet dot1Q

Router(config-subif)#ip address 192.168.3.1 255.255.255.0 // Memetakan Network 192.168.3.0, Netmask 255.255.255.0 gateway 192.168.3.1 kedalam VLAN 2

146 | JARINGAN KOMPUTER

BAB V ACCESS CONTROL LISTS


ACL adalah daftar kondisi yang digunakan untuk melakukan tes trafik jaringan yang mencoba melewati interface router. Daftar ini memberitahu router paket-paket mana yang akan diterima atau ditolak. Penerimaan dan penolakan berdasarkan kondisi tertentu. Untuk mem-filter trafik jaringan, ACL menentukan jika paket itu dilewatkan atau diblok pada interface router. Router ACL membuat keputusan berdasarkan alamat asal, alamat tujuan, protokol, dan nomor port. ACL harus didefinisikan berdasarkan protokol, arah atau port. Untuk mengontrol aliran trafik pada interface, ACL harus didefinisikan setiap protokol pada interface. ACL kontrol trafik pada satu arah dalam interface. Dua ACL terpisah harus dibuat untuk mengontrol trafik inbound dan outbound. Setiap interface boleh memiliki banyak protokol dan arah yang sudah didefinisikan. Jika router mempunyai dua interface diberi IP, AppleTalk dan IPX, maka dibutuhkan 12 ACL. Minimal harus ada satu ACL setiap interface. Sebagai contoh kita dapat mengatur access list untuk membuat keputusan yang sangat spesifik tentang peraturan pola lalu lintas sehingga access list hanya memperbolehkan host tertentu mengakses sumber daya WWW sementara yang lainnya ditolak. Dengan kombinasi access list yang benar, network manajer mempunyai kekuasaan untuk memaksa hamper semua kebijakan keamananyang bisa mereka ciptakan. Membuat access list sangat mirip dengan statement pada programming if then jika sebuah kondisi terpenuhi maka aksi yang
147 | JARINGAN KOMPUTER

diberikan akan dijalankantidak terpenuhi, tidak ada yang terjadi dan statemen berikutnya akan dievaluasi. Statement ACL pada dasarnaya dalah paket filter dimana paket dibandingkan, dimana paket dikategorikan dan dimana suatu tindakan terhadap paket dilakukan.

Gambar 1. ACL

Gambar 2 .Memeriksa paket pada headet upper-layer


148 | JARINGAN KOMPUTER

Gambar 3. Group acces list pada router Berikut ini adalah fungsi dari ACL: o Membatasi trafik jaringan dan meningkatkan unjuk kerja jaringan. Misalnya, ACL memblok trafik video, sehingga dapat menurunkan beban jaringan dan meningkatkan unjuk kerja jaringan. o Mengatur aliran trafik. ACL mampu memblok update routing. Jika update tidak dibutuhkan karena kondisi jaringan, maka bandwidth dapat dihemat. o Mampu membrikan dasar keamanan untuk akses ke jaringan. Misalnya, host A tidak diijinkan akses ke jaringan HRD dan host B diijinkan. o Memutuskan jenis trafik mana yang akan dilewatkan atau diblok melalui interface router. Misalnya, trafik email dilayani, trafik telnet diblok. o Mengontrol daerah-daerah dimana klien dapat mengakses jaringan. o Memilih host-hots yang diijinkan atau diblok akses ke segmen jaringan. Misal, ACL mengijinkan atau memblok FTP atau HTTP. Cara Kerja ACL

149 | JARINGAN KOMPUTER

Gambar 4. Cara Kerja ACL Keputusan dibuat berdasarkan pernyataan/statement cocok dalam daftar akses dan kemudian menerima atau menolak sesuai apa yang didefinisikan di daftar pernyataan. Perintah dalam pernyataan ACL adalah sangat penting, kalau ditemukan pernyataan yang cocok dengan daftar akses, maka router akan melakukan perintah menerima atau menolak akses. Pada saat frame masuk ke interface, router memeriksa apakah alamat layer 2 cocok atau apakah frame broadcast. Jika alamat frame diterima, maka informasi frame ditandai dan router memeriksa ACL pada interface inbound. Jika ada ACL, paket diperiksa lagi sesuai dengan daftar akses. Jika paket cocok dengan pernyataan, paket akan diterima atau ditolak. Jika paket diterima di interface, ia akan diperiksa sesuai dengan table routing untuk menentukan interface tujuan dan diswitch ke interface itu. Selanjutnya router memriksa apakah interface tujuan mempunyai ACL. Jika ya, paket diperiksa sesuai dengan daftar akses. Jika paket cocok dengan daftar akses, ia akan diterima atau
150 | JARINGAN KOMPUTER

ditolak. Tapi jika tidak ada ACL paket diterima dan paket dienkapsulasi di layer 2 dan di-forward keluar interface device berikutnya. Rule Acces List : o Harus memiliki satu access list per protokol per arah.

o Inbound dan outbound interface harus dilihat dari port arah masuk router. o Pernyataan akses diproses secara sequencial dari atas ke bawah sampai ada yang cocok. o o Jika tidak ada yang cocok maka paket ditolak dan dibuang. Terdapat pernyataan deny any pada akhir access list.

o Access list yang dimasukkan harus difilter dengan urutan spesifik ke umum. o Host tertentu harus ditolak dulu dan grup atau umum kemudian. o Baris baru selalu ditambahkan di akhir access list. Perintah no access-list x akan menghapus semua daftar.

151 | JARINGAN KOMPUTER

Gambar 5. Contoh Akses Rule pada ACL

Jenis ACL

152 | JARINGAN KOMPUTER

153 | JARINGAN KOMPUTER

Standart Access lists Standard ACL hanya menggunakan alamat sumber IP di dalam paket IP sebagai kondisi yang ditest. Semua keputusan dibuat berdasarkan alamat IP sumber. Ini artinya, standard ACL pada dasarnya melewatkan atau menolak seluruh paket protocol. ACL ini tidak membedakan tipe dari lalu lintas IP seperti WWW, telnet, UDP, DSP.

Extended Access lists Extended ACL bisa mengevalusai banyak field lain pada header layer 3 dan layer 4 pada paket IP. ACL ini bisa mengevaluasi alamat IP sumber dan tujuan, field protocol pada header network layer dan nomor port pada header transport layer. Ini memberikan extended ACL
154 | JARINGAN KOMPUTER

kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan lebih spesifik ketika mengontrol lalu lintas.

Jenis Lalu Lintas ACL


Inbound ACL Ketika sebauah ACL diterapkan pada paket inbound di sebuah interface, paket tersebut diproses melalui ACL sebelum di-route ke outbound interface. Setiap paket yang ditolak tidak bisa di-route karena paket ini diabaikan sebelum proses routing diabaikan. Outbond ACL Ketika sebuah ACL diterapkan pada paket outbound pada sebuah interface, paket tersebut di-route ke outbound interface dan diproses melalui ACL malalui antrian.

Fungsi dari Wildcard masking


Wildcard mask panjangnya 32-bit yang dibagi menjadi empat octet. Wildcard mask adalah pasangan IP address. Angka 1 dan 0 pada mask digunakan untuk mengidentifikasikan bit-bit IP address. Wildcard mask mewakili proses yang cocok dengan ACL mask-bit. Wildcard mask tidak ada hubungannya dengan subnet mask.

155 | JARINGAN KOMPUTER

Gambar 6. Protokol ACL dengan nomer

Gambar 7. Perintah menggunakan access-group Wildcard mask dan subnet mask dibedakan oleh dua hal. Subnet mask menggunakan biner 1 dan 0 untuk mengidentifikasi jaringan, subnet dan host. Wildcard mask menggunakan biner 1 atau 0 untuk memfilter IP address individual atau grup untuk diijinkan atau ditolak akses. Persamaannya hanya satu dua-duanya sama-sama 32-bit. Terdapat dua kata kunci di sini yaitu any dan host. Any berarti mengganti 0.0.0.0 untuk IP address dan 255.255.255.255 untuk wildcard mask. Host berarti mengganti 0.0.0.0 untuk mask. Mask ini membutuhkan semua bit dari alamat ACL dan alamat paket yang cocok. Opsi ini akan cocok hanya untuk satu alamat saja

156 | JARINGAN KOMPUTER

Gambar 8 . Any dan Host Option

Contoh kasus konfigurasi ACL

Ketentuan : Komputer PC0 bisa terhubung dengan PC2,tapi dengan PC1 tidak terhubung dengan PC2.
157 | JARINGAN KOMPUTER

1. Harus saling terhubung antara PC0 dengan PC2 mengunakan static route/RIP/RIPV2 2. Buka router 2 dan masuk ke console ketikan :

158 | JARINGAN KOMPUTER

Kesimpulan
ACL adalah daftar urutan pernyataan penerimaan atau penolakan yang dijalankan untuk pengalamatan atau protokol layer atas Penempatan dan urutan pernyataan ACL adalah hal yang sangat penting untuk unjuk kerja jaringan Standar ACL digunakan untuk memeriksa alamat asal dari paket yang akan dirutekan Sedangkan extended ACL digunakan lebih spesifik daripada standar ACL yang menyediakan lebih banyak parameter dan argumen

159 | JARINGAN KOMPUTER

BAB VI NAT
Apa itu NAT???
Sebuah mekanisme translasi alamat ip private ke satu atau lebih alamat ip public, sehingga host atau workstation yang menggunakan alamat ip private bisa melakukan koneksi dan berkomunikasi ke internet. NAT dapat melewatkan alamat jaringan lokal(private) menuju jaringan publik seperti internet. Alamat private yang berada pada jaringan lokal (inside) mengirim paket melalui router NAT, yang kemudian dirubah oleh router NAT menjadi alamat IP ISP sehingga paket tersebut dapat diteruskan melewati jaringan publik atau internet

KONSEP NAT
NAT pada umumnya digunakan pada jaringan yang terhubung oleh internet, namun NAT tidak hanya untuk jaringan tersebut, NAT juga dapat digunakan untuk jaringan-jaringan pribadi. OKE, karena secara umum NAT digunakan untuk jaringan yang berbasis internet connection, mari kita bahas itu terlebih dahulu. oke sekian basa basinya.. NAT(Network Address Translation) atau yang biasa kita kenal adalah suatu proses translasi IP. konsep NAT sebenarnya sangat sederhana dengan menggunakan NAT dapat memungkinkan setiap device dalam jaringan LAN(local area network) berfungsi sebagai Internet gateway. IP yang dimiliki oleh client akan di translansikan menjadi alamat IP pada NAT sehingga dapat berkemampuan untuk membuka gateway. Dengan kata lain, NAT berjalan pada jaringan komputer atau device
160 | JARINGAN KOMPUTER

yang terhubung dengan internet dan menyembunyikan informasiinformasi pada client dalam jaringan tersebut sehingga yang diketahui oleh pihak luar hanyalah satu perangkat yang melakukan koneksi. jadi apabila dalam jaringan LAN terdapat beberapa client yang memiliki berbagai nomor ip, namun yang diketahui oleh pihak luar hanyalah satu IP yang melakukan koneksi Internet. client dalam jaringan tidak perlu melakukan pengaturan dalam mengatur hak akses menuju dunia luar (internet), konfigurasi cukup diatur pada NAT sehingga menjadikan Nat sebagai default gateway pada jaringan tersebut. Disamping itu NAT bersifat aman, karena NAT menyembunyikan jaringan kita kepada Internet, proses translasi IP akan secara sempurna di kontrol oleh NAT sehingga NAT akan memastikan kepada client dalam melakukan koneksi Internet dengan baik.

Berikut

ini

adalah

gambar

dari

ilustrasi

NAT:

pada gambar tersebut terdapat sebuah jaringan komputer yang sederhana. disana terdapat tiga buah host (komputer), satu access point,
161 | JARINGAN KOMPUTER

satu router modem yang terhubung oleh internet. semua host pada jaringan memiliki alamat ip yaitu IP class C yang terhubung dengan router. router yang memiliki koneksi terhadap modem memiliki IP 192.168.0.1 dan IP dari router yang terhubung dari dengan accesspoint yaitu 192.168.2.1. IP tersebut merupakan Private IP pada jaringan LAN, sedangkan IP public yang menghubungkan jaringan LAN terhadap Internet adalah 125.161.65.169. Segala sesuatu request terhadap situs dilakukan oleh router, request yang dilakukan oleh client terhadap situs biasanya berupa alamat IP. alamat IP yang direquest oleh alamat IP berupa alamat client, alamat tujuan, TTL, dll. pada bagian ini disebut header. berikut adalah contoh dari skema pada header tersebut:

pada gambar diatas terdapat header yang dimiliki oleh client berupa alamat client dan alamat tujuan yang di requst oleh client tersebut. diketahui bahwa alamat ip yang dituju adalah 135.250.24.10. untuk
162 | JARINGAN KOMPUTER

menuju Internet gateway, alamat awal IP menuju kepada router sebagai alamat host yaitu 192.168.2.12. selanjutnya paket data sampai pada access point yang memiliki IP 192.168.2.1, maka alamat awal pada header pun berubah menjadi 192.168.2.1. begitu sampai dirouter, terdapat alamat IP baru yang dimiliki oleh router yaitu 192.168.0.2. disana alamat ip yang semua 192.168.2.1 di translasikan menjadi 192.168.0.2. selanjutnya request akan dilanjutkan kembali menuju modem, sesampinya di modem alamat asal ip akan berubah kembali menjadi 192.168.0.1 sesuai dengan alamat modem. sesampainya di modem alamat awal tersebut merupakan alamat private. untuk sampai kepada alamat tujuan maka alamat private tersebut di translasikan lagi menjadi alamat publik atau IP publik yaitu 125.161.65.169. alamat IP tersebut akan membuka gateway sehingga setiap request yang di minta oleh client pada jaringan akan disampaikan kepada alamat tujuan dengan alamat yang sama. Ketika header sampai di modem hanyalah alamat asal client saja yang berubah, namun alamat tujuan tidak berubah. proses request tersebut dinamakan sNAT(source Network Address Translation) merupakan proses translasi alamat IP yang berasal dari sumber menuju tujuan. namun skema yang sama terjadi dari alamat tujuan menuju alamat asal atau sumber. sistematika perubahan IP dari alamat tujuan menuju alamat request dinamakan dNAT (destination Network Address Translation). sama halnya dengan sNAT, header pada dNAT akan berubah sesuai dengan posisi dimana header berada dalam LAN. begitu header sampai di client, alamat asal akan sesuai dengan alamat client, contoh 192.168.2.12.
163 | JARINGAN KOMPUTER

dari pembahasan mengenai NAT diatas, sebenarnya NAT merupakan translasi dari sebuah IP private menjadi IP publik atau sebaliknya. Dan proses tersebut hanya akan dilakukan pada lapisan tiga osi layer yaitu Network layer.

JENIS NAT
NAT Static Pengertian NAT Tipe Statis Static NAT atau NAT statis menggunakan table routing yang tetap, atau alokasi translasi alamat ip ditetapkan sesuai dengan alamat asal atau source ke alamat tujuan atau destination, sehingga tidak memungkinkan terjadinya pertukaran data dalam suatu alamat ip bila translasi alamat ipnya belum didaftarkan dalam table nat. Translasi Static terjadi ketika sebuah alamat lokal (inside) di petakan ke sebuah alamat global/internet (outside). Alamat local dan global dipetakan satu lawan satu secara statik. NAT secara statis akan melakukan request atau pengambilan dan pengiriman paket data sesuai dengan aturan yang telah ditabelkan dalam sebuah NAT .

164 | JARINGAN KOMPUTER

NAT dinamis

Pengertian NAT Tipe Dinamis

NAT dengan tipe dinamis menggunakan logika balancing atau menggunakan logika pengaturan beban, di mana dalam tabelnya sendiri telah ditanamkan logika kemungkinan dan pemecahannya, NAT dengan tipe dinamis pada umumnya dibagi menjadi 2 jenis yaitu NAT sistem pool dan NAT sistem overload.

165 | JARINGAN KOMPUTER

NAT OVERLOD

Pengertian Nat Sistem Overload

NAT dengan sistem Overloading menggunakan logika dimana request atau permintaan dari banyak client atau banyak alamat dioperkan atau diberikan ke satu alamat ip distribusi. Sejumlah IP lokal/internal dapat ditranslasikan ke satu alamat IP global/outside. Sejumlah IPlokal/internal dapat ditranslasikan ke satu alamat IP global/outside. Hal ini sangat menghemat penggunakan alokasi IP dari ISP. Sharing/pemakaian bersama satu alamat IP ini menghemat penggunaan alokasi IP dari ISP. Sharing/pemakaian bersama satu alamat IP ini menggunakan metoda portmultiplexing, atau perubahan port ke packet outbound. Penggabungan sistem overloading dan sistem pool telah dilakukan oleh banyak produsen router dan menghasilkan logika yang banyak digunakan untuk load balancing saat ini yaitu Round Robbin Load Balancing, dimana logika ini melakukan pengiriman request secara berurutan, secara bergantian ke alamat gateway yang telah ditanamkan dalam tabel NAT sebelumnya, sehingga suatu multireuest dari sebuah alamat ip dapat melalui lebih dari satu alamat distribusi, penerapan ini dapat dilakukan dalam penggunaan DualWan Router, selain itu logika ini juga memiliki logika Fail Over, dimana bila suatu alamat distribusi tidak dapat lagi mengirimkan paket maka paket akan dialihkan ke alamat distribusi yang lain.
166 | JARINGAN KOMPUTER

Komponen NAT(1)

Komponen
167 | JARINGAN KOMPUTER

NAT(2)

Komponen

NAT(3)

Konfigurasi NAT
Menerut Pak WikiPedia NAT itu adalah suatu metode untuk menghubungkan lebih dari satu komputer ke jaringan internet dengan menggunakan satu alamat IP. Banyaknya penggunaan metode ini disebabkan karena ketersediaan alamat IP yang terbatas, kebutuhan akan keamanan (security), dan kemudahan serta fleksibilitas dalam administrasi jaringan. dan banyak lagi penjelasan dari sumber-sumber lainnya, cari aja di om google.com
168 | JARINGAN KOMPUTER

Oke, sekarang kita langsung ke topologi jaringan yang akan dibuat dan disini saya menggunakan Packet Tracer sebagai simulator. Topologi Jaringan

Tahap konfigurasi 1. Konfigurasikan IP address pada masing-masing interface di setiap router 2. Konfigurasikan routing (static,dynamic,default) di setiap router 3. Konfigurasikan NAT (assign IP public [static/dynamic]) pada router yang terhubung langsung ke WAN 4. Definisikan inside/outside untuk setiap interface pada router dalam konfigurasi ini akan diberikan IP Public static untuk server Facebook.com (192.168.17.252) > 199.99.9.66 dan IP Public untuk DNS Server adalah 199.99.9.65
169 | JARINGAN KOMPUTER

selain itu disisi LAN IT Telkom akan diberikan IP Public dynamic dari 199.99.9.40 s.d 199.99.9.62 Konfigurasi Router ITTELKOM Router>en Router# Router#configure terminal Router(config)#hostname ITTELKOM ITTELKOM(config)#interface fastEthernet 0/0 ITTELKOM(config-if)# ITTELKOM(config-if)#ip address 10.10.10.100 255.255.255.0 ITTELKOM(config-if)#no shutdown ITTELKOM(config-if)#exit ITTELKOM(config)#interface serial 0/1/0 ITTELKOM(config-if)#ip address 200.2.2.17 255.255.255.252 ITTELKOM(config-if)#no shutdown ITTELKOM(config-if)#exit ITTELKOM(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 200.2.2.18 ITTELKOM(config)#ip nat pool public-access 199.99.9.40 199.99.9.62 netmask 255.255.255.224 ITTELKOM(config)#access-list 1 permit 10.10.10.0 0.0.0.255 ITTELKOM(config)#ip nat inside source list 1 pool publicaccess ITTELKOM(config)#interface fastEthernet 0/0 ITTELKOM(config-if)#ip nat inside ITTELKOM(config-if)#exit ITTELKOM(config)#interface serial 0/1/0 ITTELKOM(config-if)#ip nat outside ITTELKOM(config-if)#exit
170 | JARINGAN KOMPUTER

ITTELKOM(config)#router rip ITTELKOM(config-router)#version 2 ITTELKOM(config-router)#network 10.10.10.0 ITTELKOM(config-router)#network 200.2.2.16 ITTELKOM(config-router)#end ITTELKOM#show ip route

Konfigurasi Router USA Router>enable Router#configure terminal Router(config)#hostname USA USA(config)#interface fastEthernet 0/0 USA(config-if)#ip address 192.168.17.100 255.255.255.0 USA(config-if)#no shutdown USA(config-if)#exit USA(config)#interface serial 0/1/0 USA(config-if)#ip address 200.2.2.21 255.255.255.252 USA(config-if)#no shutdown USA(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 200.2.2.22 USA(config)#ip nat inside source static 192.168.17.252 199.99.9.66 USA(config)#ip nat inside source static 192.168.17.253 199.99.9.65 USA(config)#access-list 1 permit 192.168.17.0 0.0.0.255 USA(config)#interface fastEthernet 0/0 USA(config-if)#ip nat inside USA(config-if)#exit USA(config)#interface serial 0/1/0
171 | JARINGAN KOMPUTER

USA(config-if)#ip nat outside USA(config-if)#exit USA(config)#router rip USA(config-router)#version 2 USA(config-router)#network 192.168.17.0 USA(config-router)#network 200.2.2.20 USA(config-router)#end USA#show ip Konfigurasi Router ISP Router>en Router#configure terminal Router(config)#hostname ISP ISP(config)#interface loopback 0 ISP(config-if)#ip address 172.16.1.1 255.255.255.255 ISP(config-if)#no shutdown ISP(config-if)#exit ISP(config)#interface serial 0/1/0 ISP(config-if)#ip address 200.2.2.18 255.255.255.252 ISP(config-if)#clock rate 64000 ISP(config-if)#no shutdown ISP(config-if)#exit ISP(config)#interface serial 0/1/1 ISP(config-if)#ip address 200.2.2.22 255.255.255.252 ISP(config-if)#clock rate 64000 ISP(config-if)#no shutdown ISP(config-if)#exit ISP(config)#router ISP(config)#router rip ISP(config-router)#version 2 ISP(config-router)#network 200.2.2.16 ISP(config-router)#network 200.2.2.20
172 | JARINGAN KOMPUTER

route

ISP(config-router)#exit ISP(config)#ip route 199.99.9.32 255.255.255.224 200.2.2.17 ISP(config)#ip route 199.99.9.64 255.255.255.224 200.2.2.21 ISP(config)#end ISP#show ip route

173 | JARINGAN KOMPUTER

DAFTAR PUSTAKA
o o o o o o o o www.google.com http://pratiwiputriyan.blogspot.com/2012/05/terminologiip-multicast.html http://belajar4us.blogspot.com/2012/09/pengertian-ippublic-ip-private-ip.html http://romisatriawahono.net http://sskyblog.blogspot.com/2012/11/cara-subnettingpada-jaringan-komputer.html http://dinggoperdana.blogspot.com/2012/11/cidr-classlessinter-domain-routing.html http://crystalforest.wordpress.com/2010/11/08/mengenalvlsm-variable-length-subnethttp://onestopnetworking.blogspot.com/2012/12/penerapan-vlsm-versi2.html http://tkjhome.blogspot.com/2011/08/konsep-dasarsubnetting.html http://tttahu.blogspot.com/2013/01/pengertian-networkaddress-translation.html http://www.jejaring.web.id/pengertian-nat-dan-tipe-tipenat/ http://ardisragen.net/konfigurasi-nat-pada-router-cisco.html LAN Switching and Wireless, CCNA Exploration 4.0, Cisco Systems,2007.

o o o o o

174 | JARINGAN KOMPUTER

Tentang Penulis

Nama : Asep Andriyansyah Kelas : 2TI 07 TTL : 17 Juli 1990 Alamat : Jl.Moch Noor 113 Majalaya

Nama : Tata Sutiadi Kelas : 2TI 07 TTL : 17 April 1993 Alamat : Jl.Kihafit barat Rt01/09 Cimahi Selatan

Nama : Desty Sofie Dheniicikha Kelas : 2TI 07 TTL: Alamat :

175 | JARINGAN KOMPUTER

Nama : Mariana Sinegar Kelas : 2TI 07 TTL: Alamat:

176 | JARINGAN KOMPUTER

You might also like