You are on page 1of 3

INGAT !!!!!

JANGAN SEPELEKAN SHAF ANDA

HADIST-HADIST RASULULLAH TENTANG SHAF SHALAT BERJAMAAH LARANGAN DAN ANCAMAN BAGI YANG TIDAK MAU MELURUSKAN SHAF Dari Numan bin Basyir, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Hendaklah kamu benar-benar meluruskan shafmu, atau (kalau tidak; maka) Allah akan jadikan perselisihan di antaramu. (Muttafaq Alaihi: Bukhari no. 717 dan Muslim no. 436) Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda (artinya): Barangsiapa menyambung shaf maka Allah akan menyambung (kebaikan) nya dan barangsiapa memutuskan shaf maka Allah Azza wa Jalla akan memutus (kebaikan) nya. [H.R An-Nasai. Lihat Abu Dawud dan dishahihkan asy-Syaikh Al Albani]. Dari Abu Masud al Badri, ia berkata: Dahulu Rasulullah shallallahualaihi wa sallam biasa mengusap bahu-bahu kami, ketika akan memulai shalat, seraya beliau bersabda: Luruskan shafmu dan janganlah kamu berantakan dalam shaf; sehingga hal itu membuat hati kamu juga akan saling berselisih. (Shahih: Muslim no. 432). Telah menceritakan kepada kami Muadz bin Asad berkata, telah mengabarkan kepada kami Al Fadll bin Musa berkata, telah mengabarkan kepada kami Said bin Ubaid Ath Thai dari Busyair bin Yasar Al Anshari dari Anas bin Malik, bahwa dia datang ke Madinah, lalu dikatakan kepadanya, Apakah ada sesuatu yang kamu ingkari dari perbuatan kami sejak kamu hidup bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam? Anas bin Malik menjawab,Tidak ada sesuatu yang aku ingkari dari kalian kecuali kalian tidak meluruskan shaf dalam shalat. (HR. Bukhari no.682) KEUTAMAAN MENYEMPURNAKAN SHAF Hadits Anas bin Malik radhiyallahu anhu Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda (artinya):Luruskan shaf- shaf kalian karena meluruskan shaf itu termasuk dari menegakkan shalat. [H.R Al Bukhari]. Hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda (artinya):dan tegakkanlah shaf dalam shalat kalian karena menegakkan shaf itu termasuk dari kebaikan shalat. [H.R Al Bukhari dan Muslim]. Hadits Aisyah radhiyallahu anha Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda (artinya):Sesungguhnya Allah dan para malaikat bershalawat untuk orang- orang yang menyambung shaf dan barangsiapa menutup celah pada shaf (shalat) maka Allah akan angkat derajat orang tersebut. [H.R Ibnu Majah dan asy-Syaikh Al Albani menshahihkannya dengan beberapa riwayat pendukung lainnya di dalam ash-Shahihah 2532]. Hadits Aisyah radhiyallahu anha Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda (artinya):Barangsiapa menutup celah pada shaf (shalat) maka Allah akan membuatkan rumah baginya di surga dan Allah akan angkat derajatnya. [Ash-Shahihah 1892].

Hadits Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma Rasulullah Shallallahu aalihi Wasallam bersabda (artinya): dan tidaklah ada sebuah langkah kaki yang lebih besar pahalanya daripada langkah kaki seseorang menuju celah pada shaf (shalat) lalu ia menutupnya. [Ash-Shahihah 2533]. BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN KETIKA MEMBUAT SHAF SHALAT 1. Hendaknya seseorang tidak membuat shaf baru kecuali setelah shaf yang ada di depannya telah sempurna dan tidak memungkinkan untuk ditempati. Apabila shaf di depannya belum sempurna dan memungkinkan untuk ia tempati, namun ternyata ia membuat shaf baru dalam keadaan sendirian (tidak ada makmum lain bersama dirinya) lalu shalat sampai imam bangun dari ruku, maka shalatnya tidak sah, hal ini berdasarkan hadist: Dari Wabishah bin Mabad Al Asadi radhiyallahu anhu bahwa seseorang pernah shalat di belakang shaf sendirian. Lantas Nabi Shallallahu alaihi Wasallam meminta orang tersebut untuk mengulangi shalatnya. [H.R At Tirmidzi yang dishahihkan asy-Syaikh Al Albani]. 2. Apabila seseorang ingin bermakmum dengan seorang imam dalam keadaan tidak ada makmum selain dirinya, (hanya ada imam dan satu makmum) maka hendaknya dia berdiri sejajar di samping kanan imam, bukan dibelakang imam atau tidak lebih mundur walaupun sejengkal. Hal ini merupakan suatu kekeliruan yang sering terjadi ditengah masyarakat, sangat tidak sesuai dengan sunnah Rasulullah. Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhuma, berkata: Aku pernah menghampiri Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam di akhir malam, lalu aku shalat di belakang beliau. Ternyata beliau memegang tanganku ke belakang dan memposisikan aku di samping beliau[Ash Shahihah 606, 2590 dan ash-Shahihul Musnad 601]. Di dalam riwayat lain: Abdullah bin Abbas,berkata:lalu aku datang dan berdiri di samping kiri beliau.Ternyata beliau menarik aku ke belakang dan memposisikan aku di sebelah kanan beliau [H.R Muslim] . Namun cara seperti itu hanya berlaku bagi makmum pria. Adapun makmum wanita maka dirinya mutlak berdiri di belakang imam sekali pun sendirian. 3. Apabila makmum tunggal ini didatangi makmum kedua (pria , bukan wanita), maka kedua makmum ini mundur untuk berdiri di belakang imam. Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhuma,berkata: lalu aku datang dan berdiri di sebelah kiri Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam.Ternyata beliau memegang tanganku ke belakang dan memposisikan aku di sebelah kanan beliau. Kemudian Jabbar bin Shakhr datang berwudhu lalu berdiri di sebelah kiri Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam. Ternyata Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam memegang tangan kami dan memposisikan kami di belakang beliau [H.R Muslim] 4. Tidak diperkenankan bagi makmum untuk membuat shaf memanjang diantara tiang- tiang masjid karena dapat menyebabkan shafnya terputus. Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata:Kami dahulu menghindari ini (tiang- tiang masjid) di masa Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam. [Abu Dawud yang dishahihkan asy-Syaikh Al Albani dan asy-Syaikh Muqbil]. Al Imam Malik rahimahullah berkata: Tidak mengapa membuat shaf - shaf memanjang diantara tiang- tiang masjid apabila masjid tersebut sempit. Wallahu alamu bish-Shawaab

You might also like