You are on page 1of 17

Disusun Oleh :

Cut Meirisha Putri Nova Susanti Juwita Wulansari Dewi Felayati Cut Nurkalimah 080100010 080100103 080100175 080100180 080100254

Defenisi

Sindrom metabolik disebut sindrom resistensi insulin atau sindrom X merupakan suatu kumpulan faktor risiko yang bertanggung jawab terhadap peningkatan morbiditas penyakit kardiovaskular pada obesitas dan DM tipe 2

Komponen utama dari sindrom metabolik meliputi:


Resistensi insulin Obesitas abdominal/sentral Hipertensi Dislipidemia : Peningkatan kadar trigliserida Penurunan kadar HDL kolesterol

Etiologi

Penyebab sindrom metabolik masih tidak jelas, tetapi kelainan dasarnya adalah resistensi insulin. Resistensi insulin yaitu produksi insulin yang normal namun telah terjadi penurunan sensitivitas jaringan terhadap kerja insulin, sehingga terjadi peningkatan sekresi insulin sebagai bentuk kompensasi sel Beta.

Faktor Resiko

Genetik Obesitas sentral

Kurangnya aktifitas fisik


Usia 6.7% pada usia 20-29 tahun dan 43.5% pada usia

60-69 tahun.

Patofisiologi
Insulin merupakan hormon anabolik tubuh yang prinsipil,

yang mengatur perkembangan dan pertumbuhan yang sesuai dan juga sebagai maintenance dari sistem homeostasis glukosa di seluruh tubuh. Hormon insulin disekresi oleh sel pulau Langerhan dari organ pankreas. Insulin berperan dalam menurunkan kadar gula darah melalui beberapa cara; 1). supressi hepatic glucose output (melalui penurunan gluconeogenesis dan glycogenolysis), 2). merangsang penyimpanan terutama ke otot dan jaringan lemak melalui glucose transporter yaitu Glucose Transporter -4 (GLUT-4). Reseptor insulin terdistribusi secara luas di sistem sarap pusat, terutama di daerah hipotalamus dan pituitary

Pada eksperimen hewan percobaan, gangguan gen

reseptor insulin di sistem sarap pusat memperlihatkan suatu keadaan kebutuhan asupan makanan yang meningkat pada hewan tersebut sehingga menginduksi keadaan obesitas dan resisten insulin. Aksi Insulin di sistem sarap pusat memberikan negatif feedback bagi inhibisi postprandialdari asupan makanan dan berperan sebagai pusat pengaturan berat badan.

Resistensi Insulin dan hipertensi sistolik merupakan

faktor yang menentukan terjadinya disfungsi endotel. Resistensi Insulin menyebabkan menurunnya produksi Nitric Oxide (NO) yang dihasilkan oleh selsel endotel, sedangkan hipertensi menyebabkan disfungsi endotel melalui beberapa cara seperti; secara kerusakan mekanis, peningkatan sel-sel endotel dalam bentuk radikal bebas, pengurangan bioavailabilitas NO atau melalui efek proinflamasi pada sel-sel otot polos vaskuler. Disfungsi endotel ini berhubungan dengan stres oksidatif dan menyebabkan penyakit kardiovaskuler.

Pada keadaan hiperinsulinemia insulin dapat ditemukan pada

otak, berperan sebagai neuromodulator yang menghambat aktifitas sinap. Reseptor-reseptor insulin telah ditemukan pada daerah hipotalamus dan hipokampus. Dipercaya bahwa insulin yang ada berasal dari plasma dan berakses ke otak pada daerah circumventricular yang merupakan daerah yang sedikit mengandung sawar darah otak. Insulin juga bertransportasi melewati sawar darah otak melalui reseptor spesifik dan masuk ke jaringan syaraf secara langsung atau masuk melalui cairan serebrospinal.Pada beberapa studi ditemukan bahwa dalam keadaan hiperinsulinemia, insulin dapat mengurangi aktifitas kolinergik yang bersifat reversibel pada kultur neuron striatum dan dapat mempercepat turnover dari monoamin di otak.

Berdasarkan the National Cholesterol Education Program Third Adult Treatment Panel (NCEP-ATP III), Sindrom Metabolik memiliki sedikitnya 3 kriteria berikut:
Obesitas abdominal (lingkar pinggang > 88 cm untuk wanita dan pria > 102 cm)
Peningkatan kadar trigliserida darah ( 150 mg/dL, atau 1,69 mmol/ L) Penurunan kadar kolesterol HDL (< 40 mg/dL atau < 1,03

mmol/ L pada pria dan pada wanita < 50 mg/dL atau <1,29 mmol/ L) Peningkatan tekanan darah (tekanan darah sistolik 130 mmHg, tekanan darah diastolik 85 mmHg atau sedang memakai obat anti hipertensi) Peningkatan glukosa darah puasa (kadar glukosa puasa 110 mg/dL, atau 6,10 mmol/ L atau sedang memakai obat anti diabetes).

Diagnostik
Anamnesis
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan laboratorium Kadar glukosa plasma dan profil lipid puasa.

Pemeriksaan klem euglikemik atau HOMA (homeostasis model

assessment) untuk menilai resistensi insulin secara akurat biasanya hanya dilakukan dalam penelitian dan tidak praktis diterapkan dalam penilaian klinis. Highly sensitive C-reactive protein Kadar asam urat dan tes faal hati. USG abdomen

Kriteria Diagnostik
Unsur metabolik
Hipertensi

NCEP ATP III


Dalam

WHO

AHA
pengobatan Dalam

IDF
pengobatan Dalam pengobatan

pengobatan Dalam

antihipertensi atau TD antihipertensi atau TD antihipertensi atau TD antihipertensi atau TD 130/85 mmHg Dislipidemia 140/90 mmHg 130/85 mmHg 130/85 mmHg

Plasma TG 150 mg/dl, Plasma TG 150 mg/dl Plasma TG 150 mg/dl Plasma TG 150 mg/dl HDL-C L< 40 mg/dL P < 50 mg/dL atau HDL-C L < 35mg/dL P< 40 mg/dL atau HDL-C L <40 mg/dL P < 50 mg/dL atau HDL-C L <40 mg/dL P < 50 mg/dl atau dalam pengobatan dislipidemia

Obesitas

Lingkar pinggang: L > 102 cm P > 88 cm

IMT > 30 kg/m2 dan atau Lingkar pinggang L >102 Obesitas sentral (lingkar rasio perut pinggul L cm, P > 88 cm perut) Asia : L >90 cm P > 80 cm ( nilai

>0,90 ; P >0,85

tergantung etnis) Gangguan metabolisme GD puasa > 110 mg/dL glukosa DM tipe 2 atau TGT Mikroalbuminuria > 20 GD puasa > 100 mg/ dL GD puasa > 100 mg/dL atau diagnosis DM tipe 2

ug/menit ( rasio albumin : kreatinin > 30) Kriteria Diagnosa Minimal 3 DM tipe 2 atau TGT dan 2 Minimal 3 kriteria kriteria kriteria di atas. Jika Obesitas sentral +2 kriteria di atas

toleransi glukosa normal diperlukan 3 kriteria

Keterangan: TD = Tekanan Darah; L = Laki-laki; P = Perempuan; TG = Trigliserida; HDL-C = Kolesterol HDL; IMT = Indeks Massa Tubuh; DM = Diabetes Melitus; TGT = Toleransi Glukosa Terganggu; GD = Gula Darah

Non Farmakologi a. Latihan fisik Latihan fisik dapat menurunkan kadar lipid dan resistensi insulin didalam otot rangka. Pengaruh latihan fisik terhadap sensitivitas insulin terjadi dalam 24 - 48 jam dan hilang dalam 3 sampai 4 hari. Aktivitas fisik teratur merupakan usaha untuk memperbaiki resistensi insulin. b. Diet Sasaran utama adalah menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes melitus, diet rendah sodium dapat membantu mempertahankan penurunkan tekanan darah. Diet rendah lemak selama lebih dari 2 tahun menurunkan penurunan bermakna dari kejadian komplikasi kardiovaskular dan menurunkan angka kematian total.

Farmakologi
Aspirin dan statin dapat menurunkan kadar C- reactive

protein dan memperbaiki profil lipid Golongan ACE-inhibitor yang memiliki makna dalam meregresi hipertrofi ventrikel Tiazolidindion Metformin dapat menurunkan kadar asam lemak bebas Fenofibrat

You might also like