You are on page 1of 9

Tabel, 1 Dosis Pemberian Kapur Dolomid dan kesesuaian jenis-jenis tanaman sayuran dengan PH t tanah di daerah dataran rendah.

Dosis Dolomit NO PH Tanah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 2.1.c 4,0 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6 4,7 4,8 4,9 5,0 5,1 5,2 5,3 5,4 5,5 5,6 5,7 58 5,9 6,0 Faktor Hayati Tanah yang baik produktip yaitu banyak mengandung bahan organik dan jasad hidup Mikro makro organisme dimana bahan organik yang mati dapat dihancurkan oleh organik hidup menjadi bahan organik yang diserap oleh tanaman pupuk hijau, pupuk kandang, limbah hewan, serta limbah pertanian. Salah satu bakteri hidup, organisme yaitu Rhizobium yang dapat menambah Nitrogen dari udara menjadi Protein agar dapat menambah protein cukup banyak maka memerlukan kapur pospat, kalium dan Molibdin yang cukup. Bakteri Rhizobium dapat hidup bertahan sampai-sampai bertahun-tahun lamanya. Top/Ha 10,24 9,76 9,28 8,82 8,34 7,87 7,39 6,91 6,45 5,98 5,49 5,02 4,54 4,08 3,60 3,12 2,65 2,17 1,69 1,23 0,75 Jenis tanaman

Bucis, Kubis, Ketimun, cabe, jagung, tomat, dll

Bawang

merah,

Kepri,

bayam selada, seledri, dll.

2.2

IKLIM Faktor iklim merupakan sangat penting dalam menunjang pertumbuhan

tanaman yang meliputi sinar matahari, suhu hujan, angin. Kebutuhan intensitas sinar matahari pada setiap tanaman berbeda untuk memperoleh pertumbuhan, yaitu tanaman menghasilkan bunga dan buah, sedangkan tanaman yagn sedikit membutuhkan sinar matahari adalah tanaman sayur yang menghasilkan daun. Setiap tanaman menghendaki temperatur, kebutuhan air dan kelembapan yang berbeda untuk memperoleh pertumbuhan dan produksi yang optimal. Dalam hal penyerbukan tanaman membutuhkan angin, pada musim hujan angin berfungsi mengurangi kelembapan tetapi angin juga dapat mempercepat penguapan tanaman sehingga mudah kekeringan di musim kemaru dan angin juga dapat membantu penyebab hama dan penyakit. Apabila terpaksa menanam di daerah yang banyak angin- dianjurkan agar menanam tanaman pelindung kiri dan kanan setar lokasi kebun yang diusahakan.

3.3 Pemupukan Tanah yang telah digemburkan dan dibuat bedengan perlu ditaburi pupuk yaitu pupuk Organik. Berupa Kompas atau pupuk kandang dengan kebutuhan sekitar 20 ton/ha dimasukkan ke lubnang tanaman sebanyak 1 Kg perlubang tanam. Setelah itu bedengan disiram air pepeteng, air kompos atau air limbah ternak untuk menambah Unsur N, S, dan F- khusus utnuk tanaman wortel perlu diberi abu dapur organik sebanyak 1 genggam untuk garisan 5 M sebagai sumber unsur K yang banyak diperlukan oleh tanaman Wortel dibanding unsur lainnya. Pupuk susulan berupa pupuk kandang di berikan sekitar 4 minggu setelah tanam dengan dosis 10 ton/ha.

3.4 Pola Tanam Penanaman dilakukan dengan sistem monokultural ataupun policultural, sedangkan polikultural menanam lebih dari satu jenis tanaman harus sesuai seperti yang disajikan dalam tabel berikut: Pertanam dengan sistem polikultur akan memberikan banyak kelebihan yaitu menambah kesuburan tanam, tanaman yang berakar dangkal di tanam berdampingan dengan tanaman berakar dalam membuat tanah. a. Tanah menjadi gembur dengna menanam kacang-kacangan akan menambah unsur N dalam tanah. b. Mengurangi H/P dimana tanaman yang satu dapat mengurangi Hama dan penyakit tanaman yang lain bahkan siklus H/P dapat putus ya itu dengan rotari tanaman. c. Hasil dari panenan menjadi lebih beragam.

Tabel 3 Jenis sayuran yang dapat tumbuh di daerah dataran rendah jumlah benih/ ha dan jarak tanam. Jumlah benih / NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jenis Sayuran Cabe Tomat Kangkung Bayam Terung Selada Seledri Kubis Sawi Pare Kacang Panjang Buncis Ketimun Bawang Daun Bawang Merah Gambas Lobak Petsai Tekokak Kecipir bibit / per ha/g 250-500 200-400 2.000-4.000 4.000-10.000 290-500 600-800 200-600 290-490 300-700 700-1.000 15.000-20.000 6.000-12.000 2.500-3.500 200,000 stek 100-1.200 500-700 4.000-8.000 350-700 200-600 20,000-30,000 Jarak tanam 50x50 (60x70) 5050 (7080) 20x20 20x20 60x70x80 20x25x25 25x30 50x60x70 30x40 60x100x200 30x60x75 20x40x50 50x100 20x25 20x30x20x40 300-500 20x30x30 40x50.40x60 79x80 20.30x75

3.5 Pemeliharan tanaman Tanaman harus diperhatikan secara rutin, dalam perawatan tanaman, pencegahan Hama dan penyakit (bakteri, cendawan / pungli dan virus serta pemberantasan hama kutu dan ulat harus menjadi perhatian para petani.

Tabel 2 Jenis tanaman sayuran yang cocok tanam sistim Polikultur. NO Jenis tanaman 1 Tomat dan kubis 2 Keterangan Dapat mengurangi timbulnya ngengat

tritip yang merusak kubis. Bawang daun dengan kubis dan Bawang daun mengeluarkan bau alicin cabe yang dapat mengusir hama Aphida dan ulat

3 4

Selada, seledri bersama buncis Selada dapat hidup di bawah naungan atau kepri Buncis dan selada buncis atau kepri Dengan memiliki sistem perakaran yang berbeda diharapkan tanah tetap

Bayam,

jagung,

labu,

subur. kubis, Tan yang membutuhkan unsur N lebih dan yang membutuhkan

Bawang merah ubi kayu, Kacang banyak tanah, kacang hijau, kara, buncis

sedikit N dan banyak Kalium dan tanaman Penghasil.

3.6 Penanaman Sebelum bibit dipindahkan dengna cara di tugal atau dibuat lubang tanam tergantung dari jenis sayuran yang ditanam. Jenis sayuran yang tumbuh di dataran rendah dengan jumlah benih/ Ha dan jarak tanam dapat dilihat pada tabel 3.

Pengendalian Hama dan penyakit dapat dilakukan sebagai berikut: Apabila memungkinkan dilakukan dengan cara mekanis dan manual yaitu memusnahkan hama satu persatu hingga mati seperti kutu- ulat dan siput. Bagian tanam yang terinfeksi virus, bakteri pematoda, jamur atau cendawan dikumpulkan dan dibakar. Jika hama dan penyakit tidak dapat di kendalikan secara manual dan dapat dilakukan Penyemprotan dengan pestisida nabati. Beberapa Pestisida atau nabati yang relatip mudah di dapat dan mudah dalam pembuatannya seperti daun dan batang serai, biji sirsak, biji srikaya kunyi dan lain-lain, yaitu dengan cara di gerus dihaluskan, p. beberapa bahan yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida organik dan cara aplikasinya.

Tabel 3. Bahan yang dapat dimanfaatkan sebagai petisida Organik dan cara Aplikasi di lapangan.

NO Nama Bahan 1 Biji Saga 2 3 4 5 6 7 8 Daun dan batang Daun dan biji sirsak Biji srikaya Daun biji Nimba Umbi gedung Bubuk lada Daun tembako

Pengaplikasian di lapangan Tepung, biji saga diencerkan dengan air bersifat racun serangga. Abu dan batang serai dapat membunuh serangga dan hama Yang diencerkan dapat membunuh kutu dan serangga Membasmi, bakteri, jamur dll. Yang dihaluskan dapat mencegah ham tikus Hama gudang pungisida dan Nematoda Hama gudang dan trip Hama gudang dan trip

IV. PANEN DAN PASCA PANEN. IV.1 Panen Utnuk memproduksi hasil tanaman sayuran yang berkualitas baik penampilan maupun rasanya, kegiatan dan pasca panen harus diperhatikan, panen yang tidak memenuhi syarat hanya akan menghasilkan tanaman sayur yang rendah kualitasnya, apalagi jika tidak diikuti dengan kegiatan pasca panen yang benar. Hasil tanaman yang baik berupa buah, umbi dan daun harus dipanen tepat waktu. Hindari tanaman di panen lebih awal karena akan menurunkan kwalitas dan kwantitas hasil, secara umum, umum tanaman sayur berbeda beda tergantung dari jenisnya. Panen sayuran daun paling baik di panen saat daun masih cukup muda karena teksturnya masih renyah dengan warna hijau cerah. Panen yang terlalu muda, tua dapat menyebabkan daun betekstur liat dan warnanya tidak menarik lagi, sedangkan pada buah. Saat buah sudah mencapai

ukuran maksimum tetapi belum tua karena biasanya daging yang sudah tua teksturnya liat dan biji-bijinya keras, sehingga kurang enak dikonsumsi. Khusus sayuran penghasil buah, seperti cabe dan tomat paling baik di panen pada tingkat kematangan 90% di tandai warna merah pada buahnya atau tergantung pada kebutuhan, atau biasa dipanen muda berarti waktu panen bisa dipercepat. Dalam berkebun sayuran organik, sayuran daun yang dipanen biasanya masih banyak yang cacat dan berlubang karena gigitan serangga, sayuran yang demikian masih bisa dikonsumsi walaupun kurang menarik namun kadangkadang ini menjadi jaminan mutu sayuran organik hal ini karena orang berpikir bahwa sayuran yang mulus pasti disemprot dengan pestisida kimia.

4.1 Pencucian daun pembuangan kotoran 4.2 Pasca Panen 4.21 Pasca panen dan pembuangan kotoran Setelah dipetik sebaiknya sayuran dicuci dengan air yang bersih dan mengalir agar bebas dari tanah dan kotoran lain yang menempel pada sayuran. Sayuran yang masih menempel tanah akan mempercepat kerusakan komoditi tersebut tertama mempercepat pembusukan. Sayuran yang telah dicuci tersebut selanjutnya ditiriskan di atas para para, tangguk yang terbuat dari bambu/plastik atau dengan cara digantung sampai airnya tidak menetes lagi.

4.22 SORTASI Tanaman sayuran buah yang telah dipetik perlu dilakukan sortasi untuk memisahkan tanaman sayuran yang rusak atau di pilih berdasarkan ukuran buah. 4.3.3 Pengemasan

Banyak cara dilakukan untuk pengemasan tanaman sayuran tergantung ke mana sayuran daun dikemas menggunakan keranjang bambu, menggunakan daun pisang. 4.3.3 Penyimpanan Secara umum tanaman sayur penghasil daum maupun pengbuah mempunyai daya simpan yang sangat terbatas jika tidak mendapat penanganan dengan baik. Kerusakan tanaman sayur pada dasarnya disebabkan oleh peroses penguapan air (transpirasi) dan pernapasan (trabpirasi) untuk memperlambat kerusakan tersebut bisa dilakukan dengan menaikkan kelembaban udara, menurunkan suhu ruangan penyimpanan membungkusnya dengan menggunakan plastik berlubang.

DAFTAR PUSTAKA

Sep tono. E Andoko. A 2006 betanam sayuran organik di pekarangan PT. Agro Media Pustaka Jakarta. Pracaya 2004 Bertanam sayuran organik di kebun, pot dan polibeg penebar Swadaya, Jakarta. Balitra 2007 sayuran di lahan rawa teknologi budi daya dan peluang agribisnis BPP Lahan Rawa kali mantan Selatan.

You might also like