You are on page 1of 7

Efek Samping terhadap Sistem Tubuh 1. Sistem Kardiovaskular: a. Depresi automatisasi miokard b. Depresi kontraktilitas miokard c.

Dilatasi arteriolar d. Dosis besar dapat menyebabkan disritmia/ kolaps sirkulasi. 2. Sistem Pernapasan Relaksasi otot polos bronkus. Henti napas akibat paralise saraf frenikus, paralise interkostal atau depresi langsung pusat pengaturan napas. 3. Sistem Saraf Pusat (SSP) SSP rentan terhadap toksisitas anastetika lokal, dengan tanda-tanda awal parestesia lidah, pusing, kepala terasa ringan, tinitus, pandangan kabur, agitasi, twitching, depresi pernapasan, tidak sadar, konvulsi, koma. Tambahan adrenalin beresiko kerusakan saraf. 4. Imunologi Golongan ester menyebabkan reaksi alergi lebih sering, karena merupakan derivat para-amino-benzoic acid (PABA) yang dikenal sebagai alergen. 5. Sistem Muskuloskeletal Bersifat miotoksik (bupivakain > lidokain > prokain). Tambahan adrenalin beresiko kerusakan saraf. Regenerasi dalam waktu 3-4 minggu.

Anastetik Lokal yang Ideal: 1. Poten dan bersifat Sementara (reversible) 2. Tak menimbulkan reaksi lokal, sistemik atau alergik 3. Mula kerja cepat dengan durasi memuaskan 4. Stabil, dapat disterilkan 5. Harganya murah.

Beberapa anastetik lokal yang sering digunakan: 1. Kokain Hanya dijumpai dalam bentuk topikal semprot 4% untuk mukosa jalan napas atas. Lama kerja 2-30 menit. 2. Prokain (novokain) Untuk infiltrasi: larutan 0.25-0.5% Blok Saraf: 1-2% Dosis 15 mg/ kg BB dan lama kerja 30-60 menit. 3. Kloroprokain (nesakain) Derivat prokain dengan masa kerja lebih pendek. 4. Lidokain (lignocaine, xylocain, lidonest) Konsentrasi efektif minimal 0.25% Infiltrasi, mula kerja 10 menit, relaksasi otot cukup baik. Kerja sekitar 1-1.5 jam tergantung konsentrasi larutan. Larutan standar 1 atau 1.5% untuk blok perifer 0.25-0.5% + adrenalin 200.000 untuk infiltrasi 0.5% untuk blok sensorik tanpa blok motorik 1.0% untuk blok motorik dan sensorik 2.0% untuk blok motorik pasien berotot (muskular) 4.0% atau 10% untuk topikal semprot faring-laring (pump spray) 5.0% bentuk jeli untuk dioleskan di pipa trakhea 5.0% lidokain dicampur 5.0% prilokain untuk topikal kulit 5.0% hiperbarik untuk analgesia intratekal (subaraknoid, subdural). 5. Bupivacain (marcain) Konsentrasi efektif minimal 0.125%. Mula kerja lebih lambat dibanding lidokain, tetapi lama kerja sampai 8 jam.

Setelah suntikan kaudal, epidural atau infiltrasi, kadar plasma puncak dicapai dalam 45 menit. Kemudian menurun perlahan-lahan dalam 3-8 jam. Untuk anastesia spinal 0.5% volum antara 2-4 ml iso atau hiperbarik. Untuk blok sensorik epidural 0.375% dan pembedahan 0.75%. Dosis Bupivakain untuk Dewasa Prosedur Infiltrasi Blok minor perifer Blok mayor perifer Blok interkostal Blok epidural Lumbal Kaudal Analgesi postop 0.5 0.25-0.50 0.5 15-20 ml 5-60 ml 4-8 ml/ 4-8 jam (intermitten) 0.125 Spinal intratekal 0.5 15 ml/ jam (continue) 2-4 ml Konsentrasi % 0.25-0.50 0.25-0.50 0.25-0.50 0.25-0.50 Volume 5-60 ml 5-30 ml 20-40 ml 3-8 ml

6. EMLA (eutetic mixture of local anesthetic) Campuran emulsi minyak dalam air (krem) antara lidokain dan prilokain masing-masing 2.5% atau masing-masing 5%. EMLA dioleskan dikulit intak 1-2 jam sebelum tindakan untuk mengurangi nyeri akibat kanulasi pada vena atau arteri atau untuk miringotomi pada anak, mencabut bulu halus atau buang tato. Tidak dianjurkan untuk mukosa atau kulit terluka. 7. Ropivakain (naropin) dan levobupivakain (chirokain) Penggunaannya seperti bupivakain, karena kedua obat tersebut merupakan isomer bagian kiri dari bupivakain yang dampak sampingnya lebih ringan dibandingkan bupivakain. Bagian isomer kanan dari bupivakain dampak sampingnya lebih besar. Konsentrasi efektif minimal 0.25%.

Latief, Said A, dkk. 2002. Petunjuk Praktis Anastesiologi. Jakarta: FK UI

Penggunaan perlatan yang efektif dimulai dengan pemahaman tentang desainnya. Peralatan cabut dengan desain yang baik mempunyai keuntungan mekanis untuk melipatgandakan tekanan yang diberikan sampai mencapai tingkat yang cukup untuk menyelesaikan tugasnya. Elevator dan tang gigi berfungsI sebagai pengungkit yang menghantarkan gaya atau tekanan ke gigi yang akan dicabut. Efektivitasnya ditingkatkan oleh desain bilah elevator yang memungkinkan alat dipegang dengan kuat dan nyaman selama digunakan. Efisiensi makin meningkat dengan adanya bilah elevator dan paruh tang yang dapat mencengkeram struktur akar dengan erat sehingga menghindari selip. Penggunaan peralatan yang efektif tergantung pada ekonomi gerakan dan tentu saja ekonomi instrumentasi. Menguasai benar-benar beberapa jenis alat, lebih baik daripada hanya mengenal samar-samar bermacam-macam alat. ELEVATOR Jenis Elevator Lurus Pegangan, tangkai, bilah paralel. Untuk mengetes anestesi, memisahkan perlekatan epitel, ekspansi alveolus, Fungsi evaluasi mobilitas, mengungkit ujung akar dan frakmennya, dan membantu memotong bagian-bagian gigi. Aplikasi paralel: Cara Aplikasi diinsersikan pada mesiogingival interproksimal, Diinsersikan sedemikian rupa sehingga mendapat tumpuan yang aman, Untuk menggeser gigi dan frakmen akar menjauhi titik tumpu dari alat ini. Elevator Bengkok Bilah membentuk sudut terhadap tangkai dan pegangan.

Desain

paralel terhadap akar dengan cekungan bilah menghadap ke permukaan gigi yang akan dicabut. Aplikasi vertikal: diinsersikan pada mesiogingival interproksimal tegak lurus dengan gigi yang akan dicabut, cekungan bilah menghadap kearah permukaan gigi. Aplikasi paralel: pertama tekanan diarahkan paralel terhadap sumbu panjang akar. Tekanan tersebut cenderung mendilatasi alveolus dan menggeser mahkota ke oklusal. Tekanan rotasional akan Penghantaran Tekanan menggeser akar kearah bukal. Aplikasi vertikal: tekanan yang dihantarkan terutama adalah rotasional, dorongan dan ungkitan, keduanya mengakibatkan pergeseran gigi kearah disto-oklusal.

biasanya pada aspek bukal alveolus. Digunakan dengan pinch grasp atau sling grasp. Untuk aplikasinya bisa juga dibantu dengan pembuatan lubang kaitan.

Tekanan rotasional mengakibatkan bergesernya gigi atau frakmen akar menjauhi titik tumpu alat.

TANG Jenis Mandibula Maksila Paruhnya cenderung lebih paralel terhadap Paruhnya lebih membentuk sudut terhadap pegangannya. Desain Paruh tang mandibula selalu simetris. Pegangan vertikal jika digunakan, adalah khusus untuk tang-tang mandibula. pegangannya. Desain pegangan bayonet hanya khusus untuk tang rahang atas. Modifikasi ini dimaksudkan untuk membantu menghindari bibir bawah. Desain paruh yang asimetris, kanan dan kiri hanya terdapat pada tang unutuk gigi molar atas. Untuk menghantarkan tekanan terkontrol pada Fungsi gigi, untuk dilatasi alveolar, luksasi, dan pencabutan. Gaya vertikal yang diperlukan untuk adaptasi atau menempatkan tang diimbangi oleh gaya Cara Aplikasi berlawanan yang dikenakan terhadap mandibula dengan melakukan sling grasp. Telapak tangan Seperti pada tang-tang mandibula, untuk menghantarkan tekanan terkontrol pada gigi, dilatasi alcveolus, luksasi dan pencabutan. Dikenakan pada daerah servikal gigi yang dicabut. Adaptasi diperoleh melalui kombinasi dari tekanan mencengkeram dan apikal. Digunakan dengan pinch grasp dan telapak tangan

menghadap ke bawah. Tekanan lateral yang terdiri dari bukal dan lingual dihantarkan, tetapi tekanan lingual mungkin lebih dominan Penghantaran Tekanan

menghadap ke atas.

Lateral (bukal/ lingual),

pada pencabutan gigi-gigi paralel (apikal/ oklusal), molar bawah. Tekanan paralel, apikal dan oklusal serta tekanan rotasional juga digunakan apabila diperlukan. dan rotasional.

Pederse, Gordon W. 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Jakarta: EGC.

You might also like