You are on page 1of 9

TUGAS RADIOTERAPI

KARSINOMA MAMMAE

DISUSUN OLEH: FARADHILLAH A SURYADI (C11108340) ANDI FARRAS WATI (110207041)

BAGIAN RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011

RADIOTERAPI PADA KARSINOMA MAMMAE

I.

PENDAHULUAN

Radioterapi adalah suatu spesialisasi klinis yang menggunakana radiasi pengion (ionizing radiation) baik sinar elektromagnetik berenergi tinggi maupun partikel, untuk mengobati tumor ganas (dan beberapa keadaan untuk tumor jinak), baik membunuh sel-sel ganas, menyusutkannya, ataupun mencegah berkembangnya sel. Radiasi onkologi (radiation oncology) adalah suatu spesialisasi klinis dalam manajemen kanker (dan tumor lainnnya_ dengan menggunakan radiasi pengion, baik secara sendiri, maupun kombinasi dengan modalitas lain seperti bedah dan kemoterapi. Radioterapi telah digunakan sejak kurang lebih 100 tahun lalu, tidak lama setelah Prof. Willem Conrad Roentgen menemukan sinar X. Tujuan radioterapi adalah memberikan dosis radiasi yang tepat pada volume tumor tertentu untuk membunuh tumor dengan kerusakan seminimal mungkin pada jaringan sehat sekitarnya, serta untuk mencapai kualitas hidup yang baik. Sinar X, electron dan sinar (gamma), terbanyak digunakan dalam radioterapi dibandingkan dengan partikel lain. Pada prinsipnya, apabila berkas sinar radioaktif atau partikel dipaparkan ke dalam jaringan, maka akan terjadi berbagai peristiwa, antara lain peristiwa ionisasi molekul air yang mengakibatkan terbentuknya radikal bebas di dalam sel. Radikal bebas ini lah yang menyebabkan kematian sel. Lintasan sinar juga mengakibatkan kerusakan akibat terbenturnya DNA (deoxyribonucleic acid) yang dapat diikuti dengan kematian sel. Tentunya akan timbul pertanyaan, apakah kematian sel kanker akan diikuti dengan kematian sel normal yang terkena paparan radiasi? Sebaiknya baik sel kanker maupun sel normal akan menbgalami peristiwa yang sama, hanya saja pada sebagian besar kanker memperlhatkan kepekaan yang lebih tinggi terhadap sinar ini daripada sel-sel normal. Jadi diharapkan, pada pengobatan penyakit kanker, semua sel kanker telah mengalami kematian sebelum terjadi cedera berleih pada sel-sel normal yang masih hidup. Apabila pemberian radiasi dihentikan, sel normal ini akan kembali seperti semula. Keadaan ini bisa dicapai apabila dosis sinar yang diberikan tidak melewati ambang dosis kemampuan sel normal dan apabila tidak terlalu banyak jaringan
1

yang ikut serta pada radiasi. Ini berarti makin sedikit jumlah sel kanker yang disinar, makin tinggi kemungkinan penyembuhannya. Dengan kata lain, bila banjolan relatif masih kecil, pengobatan lebih efektif. Pemberian radiasi dilakukan sesuai tujuan yang diinginkan, radikal/kuratif atau paliatif. Perawatan ini dapat digunakan di lokasi manapun yang terkena keganasan, misalnya keganasan yang berada di kepala, leher, dinding dada, maupun di payudara. Beberapa malignitas utama yang memerlukan terapi radiasi adalah karsinoma nasofaring, karsinoma serviks, karsinoma paru, limfoma, termasuk pula karsinoma payudara atau karsinoma mammae. Kanker payudara memperlihatkan proliferasi keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau lobus payudara. Pada awalnya hanya terdapat hyperplasia sel dengan perkembangan sel-sel yang atipikal. Sel-sel ini kemdian berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu 7 tahun untuk tumbuh dari satu sel menjadi massa yang cukup besar untuk dapat dipalpasi (kira-kira bediameter 1 cm). Pada ukuran itu, sekitar 25% kanker payudara telah mengalami metastatis.

II.

EPIDEMIOLOGI

Kanker payudara adalah kanker penyebab kematian kedua pada perempuan (setelah kanker paru) di Amerika Serikat. Dari tahun 1873 hingga 1991, insidens kanker payudara invasive di Amerika Serikat meningkat 25,8% pada Kaukasian, dan 30,3% pada keturunan Amerika Afrika, atau secara kasar 2% per tahun. Alas an untuk peningkatan ini tidak diketahui dengan pasti, namun mungkin dapat diterangkan sebagian bahwa, terdapat peningkatan sebesar 65% dengan menggunakan mammografi, karena kebanyakan peningkatan terjadi untuk tumortumor stadium yang paling rendah. Walaupun insidens kanker paudara meningkat, angka mortalitas menurun secara signifikan dari tahun 1992 hingga 1996 karena deteksi dini dan pengobatan lebih baik. Kanker payudara daoat muncul pada usia berapapun diluar masa kanak-kanak, namun insidensnya rendah selama tiga decade pertama, dan meningkat secara bertahap setelahnya, secara keseluruhan, resiko pada perempuan seumur hidupnya untuk berkembang kanker payudara adalah 1:8.

Saat ini, di negara maju pengobatan penyakit kanker bersama penyakit jantung dan pembuluh darah menempati posisi tertinggi penyebab kematian. Di Negara berkembang, posisi ini masih dikalahkan penyakit infeksi atau kurang gizi, meski tidak berarti angka kejadian penyakit ini bisa diabaikan. Berbagai publikasi menyebutkan bahwa di Eropa Barat, Amerika, dan Negara maju lainnya, 50-60% pasien kanker memperoleh penyinaran, baik pada awal, sebagai kombinasi bedah, ataupun berdiri sendiri.

III.

DIAGNOSIS

Diagnosis

kanker payudara utamanya secara

mammografi dan

histopatologis

menggunakan aspirasi jarum halus dan biopsy terbuka - eksisional. Terdapat dua jenis utama histologist adenokarsinoma payudara, yang beradal dari duktus terminalis dan unit-unit lobular. Karsinoma mammae in situ noninvasive (missal, karsinoma duktus in situ [DCIS] atau karsinoma lobular in situ [LCIS]) adalah didalam lumen duktus atau lobules. Pemindaian radiologis dapat mengidentifikasi sebagian besar karsinoma payudara intraduktus atau intralobular. Arti pentngnya karsinoma dini yang nonivasif adalah bahwa terdapat resiko tinggi untuk berkembang menjadi kanker payudara invasive pada waktu yag akan dating. Katsinoma invasive atau infiltrative telah menyebar ke dalam stroma payudara dan ada kemungkinan penyebaran metastatis. Karsinoma duktus invasive adalah jenis kanker payudara yang paling sering menyebabkan 80-85% dari semua kanker payudara. Karsinoma duktus invasive sekeras batu saat dipalpasi secara klinis dan ketika potongan specimen dipotong. Karsinoma lobuler invsif adalah jenis kanker payudara kedua yang paling sering. Cirri khasnya, sel-sel tumor tertekan menjadi tali kuat yang dapat terlihat sebagai daerah yang teraba tebal dan nyeri. Klasifiksi TNM Kanker Payudara T0 = Tidak ada bukti tumor primer T1s = Karsinoma in situ T1 = Tumor 2cm T2 = Tumor >2 cm 5 cm T3 = Tumor >5cm T4 = perluasan ke dinding dada, inflamasi
3

N = tidak ada pembesaran kel.getah bening N1 = metastasi ke kel. Ipsilateral berpindah2 N2 =metastase ke kel.ipsilateral menetap N3=metastase ke kel.Mamaria interna ipsilat M0 = tidak ada metastasis M1 = Metastatis jauh

Stadium Stadium I Stadium II Stadium IIIA Stadium IIIB Stadium IV T1

T N0 N0/N1 N2 N3 Nx

N M0 M0 M0 M0 M1

T0/T1/T2/T3 T0/T1/T2/T3 Tx/T4 Tx

IV.

TERAPI

Penanganan kanker payudara terdiri dari pembedahan dan non bedah. Pembedahan yaitu : 1. Mastektomi parsial Mulai dari tilektomi (lumpektomi) sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang terkena) sampai kuadantektomi (seperempat payudara). Pengangkatan atau pengambilan contoh jaringan dari kelenjar getah bening aksilla untuk penentuan stadium 2. Mastektomi total dengan diseksi aksilla rendah Eksisi seluruh payudara sampai semua kelenjar getah bening di lateral otot pektoralis minor 3. Mastektomi radikal yang dimodifikasi Eksisi seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksilla 4. Mastektomi radikal Eksisi seluruh payudara dan seluruh isi aksilla 5. Mastektomi radikal yang diperluas Eksisi seluruh payudara, seluruh isi aksilla, dengan kelenjar getah bening mammaria interna

Penanganan non bedah yaitu : 1. Radioterapi Penyinarna ke payudara dan daerah dada lain sebagai terapi local tambahan setelah prosedur bedah, ke payudara dan kelenjar getah bening regional yang tidak dapat direseksi pada kanker lanjut., pada metastasi tulang, metastatis kelenjar getah bening aksilla, kekambuhan tumor local, atau regional setelah mastektomi. 2. Kemoterapi Terapi sistemik tambahans etelah mastektomi, paliatif pada penyakit lanjut 3. Terapi hormone dan endokrin Untuk kanker yang telah menyebar, memakai esterogen, androgen, progesterone, antiesterogen, ooforektoi, adrenalektomu, hipofisektomi

Terapi radiasi dapat diberikan dalam 3 cara: 1. External Beam Therapy External beam therapy (EBT) adalah sebuah metode untuk memberikan seberkas energy tinggi sinar X untuk pasien tumor. Radiasi eksterna dapat diberikan pada hamper semua jenis kanker tidak bergantung pada stadium, baik awal maupun lanjut. Terapi ini bentuknya seperti radiasi sinarX biasa tapi untuk periode yang lebih lama. Terapi radiasi dapat digunakan untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa di payudara, dinding dada, atau area ketiak setelah operasi atau, lebih jarang, untuk mengecilkan tumor sebelum operasi. Peralatan yang digunakan adalahlinear accelerator. Cara pemberian sinar luar, radiasi terletak pada suatu jarak tertentu (80 cm sampai 100 cm)dari tubuh pasien sinar diarahkan pada lokasi jaringan kanker, biasanya diikutsertakan pula kelenjar getah bening setempat yang mungkin sudah mengandung sel-sel kanker. Kelebihan cara ini adalah diharapkan semua sel kanker beserta penyebarannya ke sekelilingnya akan memperoleh radiasi sehingga akan mengalami kematian. Sedangkan kerugiannya, selain jaringan kanker, jaringan normal yang sehat yang berada di lapangan radiasi memperoleh sinar. Sekalipun jaringan normal mengalami cedera yang lebih ringan daripada jaringan kankernya,
5

seperti telah diuraikan sebelumnya, namun apabila jaringan normal telah banyak yang terlihat maka dikhawatirkan akan terjadi efek samping radiasi yang terlalu berat.

2.

Intensity-Modulated Radiation Intensity-Modulated Radiation (IMRT) merupaka mode lamjutan radioterapi presisi tinggi yang menggunakan akselerator linear untuk memberikan dosis radiasi yang tepat untuk tumor ganas atau daerah tertentu di dalam tumor. IMRT memungkinkan untuk dosis radiasi lebih tepat untuk menyesuaikan dengan bentuk tiga-dimensi (3-D) dari tumor oleh modulasi-atau mengontrol-intensitas berkas radiasi dalam volume kecil. IMRT juga memungkinkan dosis radiasi yang lebih tinggi untuk difokuskan ke daerah-daerah dalam tumor sambil meminimalkan dosis untuk mempertahankan jaringan yang normal. Pengobatan harus direncanakan dengan seksama dengan menggunakan gambar 3-D Computed Tomography (CT) pasien dalam hubungannya dengan perhitungan dosis terkomputerisasi untuk menentukan pola intensitas dosis yang terbaik akan sesuai dengan bentuk tumor. Terapi radiasi IMRT menghambat pertumbuhan dan perkembangan sel-sel tumor, sehingga memperlambat atau menhentikan pertumbuhan tumor. Dalam banyak kasus, terapi radiasi mampu membunuh semua ssel kanker, sehingga menyusut atau menghilangkan tumor. Interstitial Therapy (ATAU Brachytherapy) Brachytherapy adalah salah satu jenis terapi radiasi digunakan untuk mengobati kanker. Terapi radiasi menggunakan jenis energi, yang disebut radiasi pengion, untuk membunuh sel-sel kanker dan tumor menyusut. Tidak seperti terapi sinar eksternal (EBT), dimana energy tinggi sinar-X balok yang dihasilkan oleh sebuah mesin diarahkan pada tumor dari luar tubuh, brachytherapy melibatkan menempatkan bahan radioaktif secara langsung di dalam atau di samping tumor. Brachytherapy, juga disebut terapi radiasi internal, memungkinkan dokter untuk menggunakan dosis total radiasi yang lebih tinggi untuk merawat area yang lebih kecil dan dalam waktu yang lebih singkat daripada yang dapat dilakukan dengan pengobatan raadiasi eksternal. Brachytherapy digunakan untuk mengobati kanker
6

3.

diseluruh tubuh. Berbagai jenis bahan radioaktif dapat digunakan ssuai dengan jenis brachytherapy, beberapa jenis sumber radiasi yang digunakan dalam brachytherapy adalah yodium, palladium, cesium, dan iridium.

V.

PROGNOSIS

Banyak pasien dengan kekambuhan kanker payudara bisa berhasil diobati, seiring dengan metodeselain radiasi jika radiasi digunakan dalam pengobatan awal. Untuk pasien dirawat awalnya untuk kanker payudara invasif, 5 persen menjadi 10 persen akan ditemukan telah jauh metastasis pada saat penemuan kekambuhan payudara yang sama akan memiliki kambuh yang terlalu luas untuk dioperasi. Pasien-pasien ini jarang jika pernah sembuh. Angka kesembuhan lima tahun untuk pasien dengan kanker payudara kambuh setelah terapi konservatif adalah sekitar 60 persen sampai 75 persen jika kambuh, dilakukan mastektomi.

DAFTAR PUSTAKA 1. Susworo, pengajar Fakultas Kedokteran UI dan dokter Subbagian Radioterapi RSCM. URL : www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgs?new.id. Diakses Desember 2011 2. Kader H, Balesteri W. Radiotherapy in Breast Disorders. In : Radiology Review Manual, 6th Ed. Philadelphia : Lippincott Williams and Wilkins Inc.; 2007. 3. Magill J, Galy J. Radioisotopes in Medicine. In : Radioactivity Radionuclides Radiation. New York : Springer, Inc. 2005 4. Artikel. http://cancerhelps.co.id/id/artikel//radioterapi-untuk-kanker-payudara.html. Diakses Desember 2011

You might also like