You are on page 1of 14

BAB 15

PERPINDAHAN ANTAR FASA PADA SISTEM MULTI KOMPONEN


Hubungan antara laju perpindahan masa antar fasa biasanya digunakan untuk analisa
proses seperti distilasi, absorpsi, ekstraksi, pengeringan dan reduksi kimia heterogen.
Beberapa hubungan dinyatakan secara empiris karena proses tersebut biasanya terlalu
kompleks untuk dianalisa secara detail . Bagaimanapun persamaan pada chapter 18 Bird
merupakan dasar untuk memilih hubungan persamaan yang tidak berdimensi dan persamaan
persamaan ini digunakan untuk analisa dan extrapolasi data experiment. Bab ini merupakan
lanjutan dari Bab 6 dan 13 (Bird) yang sudah kita diskusikan mengenai hubungan hubungan
dari momentum dan perpindahan panas antara cairan dan padatan. Bab ini akan
mendiskusikan hubungan perpindahan massa antar fasa dan melanjutkan dari chapter 6 dan 13
(Bird) untuk pencampuran .
15.1 Definisi Kofesien Perpindahan Massa Biner Dalam Satu Fasa
Pembahasan subbab ini kita khususkan dengan perpindahan materi pada permukaan.
Permukaan dapat berupa batas fasa digambarkan pada fig 15.1-1 atau dinding yang menyerap
( porous wall ) yang ditunjukkan oleh fig 15.1-2
1
Laju aliran gas A dan B sepanjang permukaan dianggap Y= 0 sampai A dan B
memasuki aliran pada NAo dan NBo ( Moles / ( unit area ) ( unit time ) ) . Koefisien
perpindahan panas diberi simbol, K
x,
K
c
dan bila dengan laju difusi
A loc x
y
By
y
Ay
x k J J


,
0 0
* *
(15-1)
Laju difusi bila diganti dengan fluks molar NAo dan NBo menghasilkan persamaan
A loc x BO A A A
x k N N x N +

, 0 0 0
) (
(15-2)
B loc x BO A A B
x k N N x N +

, 0 0 0
) (
(15-3)
dengan x
A0
= 1- x
B0
( )
loc k
x
N N x N
x
A
Bo Ao Ao A
N
N
Ao
aO
,
0
0
0
lim

'

AB
loc x
cD
D k
,
= fungsi dari Re, Sc,geometri (15-4)

AB
loc x
cD
D k
,
fungsi dari Re, Sc,
loc x
BO A
k
N N
,
0
+
,geometri (15-5)
Permukaan pada daerah A yang terbatas, koefisien perpindahan massa rata-rata didefinisikan
A x
m
B
m
A A
m
A
x A k W W x W +

) (
) ( ) (
0
) (
(15-6)
2
Untuk Laju Perpindahan Massa kecil, diasumsikan

loc x loc x
k k
, ,
, sehingga:
x A k W W x W
x
m
B
m
A A
m
A
+ ) (
) ( ) (
0
) (
(15-7)
WA dan WB adalah laju molar A dan B pada aliran seluruh permukaan.
( ) ( )
1 ) ( 1
(
Ab Ao x B
m
A Ao A
x x DL k W W x W +

( )
( ) ( )
( )
m
B
m
A Ao Ab A Aoloc x
m
A
dW dW x dA x x x k dW + + + :
15.2.1 Hubungan Koefisien Perpindahan Massa Biner Dalam Satu Fasa Pada Laju
Perpindahan Massa Yang Rendah
Laju aliran isotermal keadaan steady dari cairan A dan B dalam pipa yang ditunjukkan
pada fig 15.2-1. Diasumsikan kecepatan distribusi pada 1 diketahui dan konsentrasi fluida
konstan pada X
A1
pada daerah Z < 0. Dari Z = 0 hinggan Z = L , dinding pipa dilapisi dengan
padatan dari A dan B yang melarut secara perlahan dan komponen cairan konstan pada X
A0
sepanjang permukaan yang dilarutkan. Asumsi selanjutnya bahwa physical properties C, ,
dan D
AB
konstan.
3
Laju penambahan kalor oleh konduksi dan laju molar penambahan spesi A oleh difusi antara
1 dan 2 dirumuskan:
Heat transfer:


,
_

+
L
R r
dz Rd
r
T
k Q
0
2
0

Mass transfer:
dz d R
r
x
cD W W x W
L
R r
A
AB
m
B
m
A A
m
A

,
_

+ +
0
2
0
) ( ) (
0
) (
) (
(15-8)
Evaluasi terhadap sisi kiri dari persamaan diatas dalam term h
1
dan k
x1
, diperoleh persamaan :
Heat transfer:
( )


,
_

L
R r
dz Rd
r
T
k
T T DL
h
0
2
0 1 0
1
1

Mass transfer:
dz d R
r
xA
cD
x x DL
k
L
R r
AB
A A
x

,
_

0
2
0 1 0
1
) (
1
(15-9)
dengan parameter tak berdimensi: r* = r / D , z* = z / D,
) (
) (
*
0 1
0
T T
T T
T

,
) (
) (
*
0 1
0
A A
A A
A
x x
x x
x


maka diperoleh:
Heat transfer:

,
_


D L
r
dz d
r
T
D L k
D h
Nu
/
0
2
0
*
2 / 1 * *
*
1
1
/ 2
1

Mass transfer:
*
/ 2
1
/
0
2
0 *
1
1
dz d
r
xA
D L cD
D k
Nu
D L
R r AB
x
AB

,
_

(15-10)
Nu adalah Bilangan Nussel untuk transfer panas tanpa transfer massa, dan Nu
AB
adalah
Bilangan Nussel transfer-massa untuk transfer massa yg lambat.
Nu
1
= f(Re, Pr, L/D)
Nu
AB1
= f(Re, Sc, L/D)
Untuk konveksi bebas sekeliling objek yg tercelup:
4
Nu
m
= f(Gr, Pr)
Nu
ABm
= f( Gr
AB
, Sc )
Gr
AB
: Bilangan Grashof untuk difusi biner.
Dari analogi persamaan 13.3-1 ( Bird) untuk konveksi paksa sekitar bola dengan diameter D:
3 / 1
2 / 1
.

. .
60 . 0 0 . 2
f
p
f
f
f
m
k
C v D
k
D h

,
_

,
_

(15-11)
Modifikasi pers diatas dg besaran transfer massa pd Tabel 21.2-1 (Bird), diperoleh:
3 / 1
2 / 1
.
. .
60 . 0 0 . 2
f
AB f
f
ABf f
xm
D
v D
D c
D k

,
_

,
_

Contoh 1:
Sebuah tetesan air berbentuk bola, D = 0,05. Jatuh pada v = 215 cm/s sampai kering. P =
1atm. Hitung laju evaporasi pada saat suhu permukaan tetesan 70 F dan suhu udara 140 F.
Tekanan uap air pada 70 F = 0,0247 atm. Asumsi kondisi pseudo-steady state.
Jawab;
Misal ; air = A
Udara = B
Solubilitas udara diabaikan W
B
(m)
= 0, Asumsi laju evaporasi kecil, sehingga:
) 1 (
) (
2 ) (
Ao
A Ao
xm
m
A
x
x x
D k W

(15-12)
Nilai k
xm
dapat dihitung dari persamaan 15-11 atau fig 13.3-2 (Bird)
0
T
= 70 F
T
= 140 F
2
0
+

T T
T
f
= 105
0
F
x
Ao
= 0.0247 x
A
= 0
2
0
+

A A
Af
x x
x = 0.0124
x
Af
dari air dalam gas sangat kecil sehingga dapat diabaikan

f
c
3.88 x 10
-5
g-mole cm
-3

1.12 x 10
-3
g cm
-3

1.91 x 10
-4
g cm
-1
sec
-1
(dari Table 1.1-1 Bird)
ABf
D
= 0.292 cm
2
sec
-1
(dari Eq. 16.3-1 Bird)
58 . 0

,
_

f
AB
D

63
10 91 . 1
) 10 12 . 1 )( 215 )( 05 . 0 (
4
3

x
x
Dv
f
f

5
1
1
]
1

,
_

,
_

+

3 / 1
2 / 1
60 . 0 0 . 2
f
AB f
f AB f
xm
D
Dv
D
D c
k

(15-13)
] 96 . 3 2 [
05 . 0
) 292 . 0 )( 10 88 . 3 (
5
+

x
=1.35 x 10
-3
g-mole sec
-1
cm
-2

) (m
A
W (1.35 x 10
-3
)()(0.05)
2

0247 . 0 1
0 0247 . 0

= 2.70 x 10
-7
g-mole sec
-1
Contoh 2
Efek pendingin dari evaporasi dapat digunakan untuk menganalisa campuran gas sederhana.
Pada fig 15.2.2 campuran gas A dan gas B. Terdapat dua termometer, termometer cair (dry
bulb) dibiarkan terbuka, sedangkan yang lainnya (wet bulb) ditutupi oleh larutan A. tentukan
persamaan untuk komposisi aliran gas pada pembacaan kedua temperatur.
Jawab :
Asumsi kecepatan fluida tinggi, sehingga pembacaan Temperatur tidak dipengaruhi oleh
radiasi dan konduksi panas.
Energy Balance :
( ) Q H H W
A Ag
m
A

1 0
) (
Dengan mengabaikan efek transfer panas h, didapat
( )
0
T T L h Q
m


. Dan juga
mengabaikan panas dari campuran fasa gas, H
Ag0
H
A1
dan dapat digantikan oleh panas
penguapan A pada T
0
, didapat
( )
0
,
~
) (
T T DL h W
m
vap A
m
A
H

6
sesuai dengan persamaan 15.1.12 Bird :
( )


a A xm A
m
A
x x DL k x W
0 0
) (
) 1 (
maka kombinasi dari dua persamaan tersebut adalah :
( )
( ) ( )
vap A
xm
m
Ao
A A
H
k
h
x T T
x x
,
~
0
0
1


(*)
data perpindahan panas untuk silinder dengan permukaan konstan dan tidak ada perpindahan
massa adalah j
H
vs Re pada fig 13.3.1 Bird, hubungan perpindahan masa dan komposisi
permukaan konstan
j
H
= J
D
atau
3 / 2 3 / 2
^
Pr
f
f
xm
f
f
m
Sc
v c
k
p
h
v c

7
dengan C
p
= cC
p
,

dan menggabungkan dengan persamaan (*) didapat
( )
( ) ( )
3 / 2
,
~
^
0
0
Pr 1
f
vap A
Ao
A A
Sc pf
x T T
x x
H
C

,
_


komposisi gas interfacial x
A0
dapat diprediksi, pada laju perpindahan massa yang rendah dan
mengabaikan resistansi transfer massa dan panas dari interfase itu sendiri. Dari
kesetimbangan cair-uap dapat menentukan x
A0
x
A0
= x
A0
(T
0,
p)
persamaan yang umum digunakan adalah
x
A0
=
P
P
vap A,
dimana P
a,vap
adalah tekanan uap A pada T
0
. asumsi ini berdasarkan kehadiran B tidak
mengubah tekanan parsial A pada interfase, sehingga A dan B membentuk campuran gas
ideal.
15.2 Definisi Koefisien Perpindahan Massa biner dalam 2 fasa pada Laju
Perpindahan Massa Rendah
8
y
A
digunakan untuk fraksi mol A dalam fasa gas
x
A
digunakan untuk fraksi mol A dalam fasa liquid
Interface : permukaan / lapisan antara fase liquid dan fase gas
pada inteface :
y
A0
= f(X
A0
) (15-14)
Untuk Perpindahan Massa rendah dari zat A pada setiap fasa menghasilkan :
Ab A
m
Al
x
A
x x
dA
dW
k
x

0
) (
0
1
(15-15)
Ab A
m
Ag
y
A
y y
dA
dW
k
y

0
) (
0
1
(15-16)
Jika : dW AL ( M ) = NAl o dan d WAg ( M ) = Nago
maka : persamaan (15-14) dan (15-15)menjadi (15-16)
15.2 Definisi Koefisien Perpindahan untuk Laju Perpindahan Massa yang Tinggi
Dari persamaan 15-7
A x
m
B
m
A A
m
A
x A k W W x W + ) (
) ( ) (
0
) (
(15-17)
) (
) ( ) (
0
) ( m
B
m
A A
m
A
W W x W + adalah laju difusi A masuk ke fluida pada interface.
Untuk laju Perpindahan Massa tinggi , menggunakan superscript black dot ( ) untuk
menandakan bahwa koefisien transfer bergantung pada laju Perpindahan Massa sehingga :
A x
m
B
m
A A
m
A
x A k W W x W +

) (
) ( ) (
0
) (
(15-18)
0
) ( ) ( ) (
) (
A
m
B
m
A A x
m
A
x W W x A k W + +

(15-19)
faktor koreksi untuk k
x
:

loc x
loc x
AB
k
k
,
,


(15-20)
faktor koreksi ini bergantung pada profil konsentrasi A dan B.
15.3 Koefisien Transfer Pada Laju Perpindahan Massa Tinggi (Teori Pada Plat
Film)
9
Kondisi batas :
Pada y = 0 , v
x
= 0 (15-21)
T = T
0
(15-22)
x
A
= x
A0
(15-23)
0
0
B
A
By
Ay
N
N
N
N

(15-24)
pada y =
v
,

v v
x
(15-25)
pada y =
T
,

T T
(15-26)
pada y =
AB
, x
A
= x
A0
(15-2
Persamaan kontuinitas :
0
dy
dN
Ay
(15-28)
0
dy
dN
y B
(15-29)
hasil integrasinya :
const
dy
dx
cD N N x N
A
AB By Ay A Ay
+ ) (
(15-30)
const N
By

(15-31)
Dari persamaan 15 28 dan 15-29 di subtitusi ke ( 15-30 ) menghasilkan :
) ( ) )( (
0 0 0
0
0 0 0 B A A A
y
Ay
A
AB B A A
N N x N J
dy
dx
cD N N x x + +

(15-32)
integrasi persamaan 15-32 dengan kondisi batas pada 15-21,22,23 menghasilkan persamaan:
AB
B A
B A A A
B A A A
cD
y
N N
N N x N
N N x x
) exp(
) (
) )( (
1
0 0
0 0 0 0
0 0 0
+
+
+

(15-33)
Aplikasi kondisi batas pada persamaan 15-25,26 dan 27 menghasilkan :
AB
AB
B A
B A A A
B A A A
cD
N N
N N x N
N N x x
) exp(
) (
) )( (
1
0 0
0 0 0 0
0 0 0
+
+
+

(15-34)
faktor koreksi perpindahan lokal
) (
) (
0
0 0 0 0
,

A A
B A A A
loc x
x x
N N x N
k
(15-35)
sehingga 15-34 dapat dituliskan :
AB
B A
loc x
B A
cD
y
N N
k
N N
) exp( 1
0 0
,
0 0
+
+
+

(21-36)
10
Pada limit N
A0
dan N
B0
mendekati 0, persamaannya menjadi :
AB
AB
loc x
cD k

,
1
(15-37)
Subtitusi persamaan (15-37 ) ke persamaan ( 15-34 ) akan menghasilkan :
loc x
B A
A
B A
A
A A
k
N N
x
N N
N
x x
,
0 0
0
0 0
0
0
exp 1
+

+

(15-38)
Variabel tidak berdimensi di ruas kanan pada persamaan (15-38) biasa disebut : faktor laju
( rate factors )
loc x
B A
AB
k
N N
,
0 0
+

(15-39)
sedangkan variabel tidak berdimensi pada ruas kiri disebut flux rasio,
0
0 0
0
0
,
0 0
A
B A
A
A A
loc x
B A
AB
x
N N
N
x x
k
N N
R

(15-40)
sehingga persamaan (15-40) dapat dituliskan :
) 1 ln( R +
(21-41)
Faktor koreksi, akibat efek dari koefisien Perpindahan Massa dirumuskan :
AB
AB
x
x
v
R k
k

(15-42)
Dari persamaan 15.5-43 dan 44 :
R
R ) 1 ln( +
(15-43)
Dengan demikian persamaan-persamaan diatas akan menghasilkan bahwa perpindahan massa
A dan B masuk ke dalam aliran menyebabkan
AB
positif dan koefisien perpindahan menurun
dan begitu pula sebaliknya.
Contoh 2:
Cairan A digunakan dari lapisan yang terbasahi secara tangensial melewatialiran gas B murni
yang tidak terkondensasi. Nilai k
x
, k
c
pada permukaan 0,1 lb / mole-hr-ft
2
dan komposisi gas
X
A0
= 0,8. Hitung laju penguapan lokal.
Jawab :
Gas B tidak dapat terkondensasi, N
B0
= 0. Aplikasi persamaan 15-38 menghasilkan
11
1 . 0
0
80 . 0 0 . 1
0 80 . 0
1 ln
0
+

'

+
A
N
(15-44)
sehingga :
N
A0
= 0,1 ln ( 1 + 4.0 )
= 0.161 lb-mole hr
-1
ft
-2
contoh 3
Hitung laju koreksi Perpindahan Massa dari soal 2
Jawab:
Sesuai persamaan 15-40:
0
0 0
0
0
,
0 0
A
B A
A
A A
loc x
B A
AB
x
N N
N
x x
k
N N
R

0253 . 0
0247 . 0 1
0247 . 0

dengan menggunakan persamaan 15-43dan fig 21.7-3 Bird didapatkan


AB
= 0.987
sehingga ;
0
0
2 ) (
1
A
A A
xm AB
m
A
x
x x
D k W



(15-45)
15.4 Koefisien Perpindahan Pada Laju Tinggi Teori Penetrasi
Laju perpindahan massa terimplisit disebutkan pada persamaan 19.1-17 BIRD:
2
0
0 0
0
0
exp ) 1 ( erf
x
N N
N
x x
A
B A
A
A A
+


(15-46)
dengan adalah laju perpindahan massa yang tidak berdimensi dari persamaan 19.1-13a :
AB
B A
D
t
c
N N
0 0
+

(15-47)
Koefisien perpindahan massa lokal, k
x
, k
c
pada dinding basah didefinisikan :

A A
B A A A
loc x
x x
N N x N
k
0
0 0 0 0
,
) (
(15-48)
12
subtitusi 15-48 ke 15-46 menghasilkan :
2
,
0 0
exp ) 1 ( erf
k
N N
loc x
B A
+
+

(15-49)
limit dari laju perpindahan massa rendah :
{ }

0 0
, ,
0
lim
B A
loc x loc x
N N
k k
+

(15-50)
dari persamaan 21-47 menghasilkan:
loc
AB
loc x
t
D
c k

,
(15-51)
Perubahan nilai k
x
,k
c
bergantung pada beberapa variabel tak berdimensi, antara lain :
0
0 0
0
0
,
0 0
A
B A
A
A A
loc x
B A
AB
x
N N
N
x x
k
N N
R

(15-52)
loc x
B A
AB
k
N N
,
0 0
+

(15-53)
loc x
loc x
AB
k
k
,
,


(15-54)
kombinasi dari persamaan 15-50 dan 15-53 menghasilkan:

AB
(15-55)
Sehingga persamaan 15-46 dapat dituliskan :

2
exp 1

,
_

+ erf R
(15-56)
dengan faktor koreksi
AB
AB
AB
R


akan menghasilkan :

,
_

,
_

2
1
exp 1 erf (15-57)
15.5 Koefisien Perpindahan Pada Laju Tinggi (Teori Lapisan Batas)
Hasil dari profil kecepatan , temperatur dan komposisi menghasilkan satu fungsi :
) , , ( K
(15-58)
Koefisien Perpindahan Massa lokal dirumuskan :
2 / 1
,
2
) , , 0 ( '

,
_

v
x v
Sc
K Sc
cv
k
loc x
(15-59)
13
Sifat-sifat fisik dianggap konstan dalam pencampuran dan sama untuk A dan B sehingga :

x
y
AB
k
cV
R
0
(15-60)
Pada lapisan batas

x
k memberikan :
) , , 0 ( ' K Sc
KSc
R
AB

(15-61)
dan dalam sebuah fungsi :
) , , 0 ( ' K Sc
K
R
AB

(15-62)
faktor koreksi perpindahan massa ,k diberikan dengan rasio profil kemiringan pada dinding :
) 0 , , 0 ( '
) , , 0 ( '

(15-63)
Contoh soal 4
Dengan menggunakan kondisi lapisan batas, diketahui : Sc = 0,6 pada temperatur rata-rata
dan komposisi x
Af
. Bandingkan hasilnya dengan hasil sebelumnya ( contoh 2)
Jawab:
R
AB
= 4,00
Dari fig 21.7-1
R
AB
= 4,00 dan
AB
= 0,6
AB
= 1,03
N
B0
= 0
AB
loc x
loc x
AB
k
k

,
,

= (0.1)(0.3)
= 0.103 lb-mole hr
-1
ft
-2
14

You might also like