You are on page 1of 6

URGENSI DAKWAH SEKOLAH

'Dan persiapkanlah bagi mereka (musuh-musuh kalian) segenap kekuatan vang kamu bisa sediakan..`

(QS. Al-AnIal : 60)

'Oleh karena itu, sefak dulu hingga sekarang pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam setiap
kebangkitan, pemuda adalah rahasia kekuatannva.Dalam setiap fikrah, pemuda adalah pengibar panfi-
panfinva.`

(Hasan al-Banna; RISALAH PERGERAKAN IKHWANUL MUSLIMIN)

'In the global economic boom of the 1990s, human resources are the competitive edge for both companies and
countries. In the global economic competition of the information economv, the qualitv and innovativeness of
human resources will spell the difference.`

(John Naisbitt and Patricia Aburdene; MEGATRENDS 2000)

Tak pelak lagi, 'masa depan telah menjadi titik Iokus bagi setiap institusi: negara, perusahaan
dan lembaga-lembaga masyarakat untuk menyiapkan diri dalam persaingan global agar tetap dapat
'survive bahkan 'leading. Titik sentral persaingan ini bertumpu pada persiapan Sumber Daya
Manusia (SDM) para pemuda yang tangguh dan berkapasitas global yang direkayasa secara dini dan
integratiI sebagai bagian dari rekayasa sejarah (Large Historv Engineering)
1
. Negara-bangsa akan
menjadi pemenang (winners) atau pecundang (lossers) dalam kompetisi tersebut disebabkan tidak
samanya persepsi dan respon terhadap perubahan revolusioner yang terjadi pada suatu kurun waktu
tertentu, sebagaimana yang pernah terjadi dalam sejarah manusia berabad-abad. Saat ini berbagai
negara telah mempersiapkan diri mengembangkan proyeksi-proyeksi makro masa depannya. Malaysia
telah resmi merumuskan proyeksi pembangunan jangka panjang Jision 2020. Singapura dengan The
Next Leap-nya dan Selandia Baru dengan Pacific 2010. Bagaimana dengan kita?
Dakwah Islam, dengan misinya yang menyeluruh, harus pula mempersiapkan diri menghadapi
masa depan, dengan segenap kekuatan yang dimilikinya agar ia pun dapat berperan, dimana tuntutan
bagi dakwah tidak hanya untuk 'survive bahkan harus 'leading karena Islamlah yang harus
menaungi segenap perubahan yang ada sesuai Iungsinya sebagai 'rahmatan lil alamin. Dakwah
Islam akan memimpin perubahan oleh karena ia akan memenuhi konsumsi ruhi, selain Iikri dan jasadi
yang tidak dimiliki oleh ideologi apa pun di dunia.
Dakwah Sekolah sangat berkepentingan dengan penyiapan SDM di masa depan dimana
dakwah ini akan menyiapkan berbagai lapisan segmen masyarakat sekaligus: buruh dan pekerja (jalur
sekolah kejuruan), wiraswasta dan proIesional (jalur sekolah menengah umum dan universitas) dan
segmen pemimpin-pemimpin bangsa (dakwah kampus). Lihat bagan di bawah ini.

1
'Preparing Ior the 21
st
Century, Paul Kennedy, 1993.

KOMPETENSI SYA'BI-SIYASI
DAKWAH
8EKOLAH
KOMPETENSI IMANI
KOMPETENSI ILMIY
KOMPETENSI FANNI-JASADI
KELAS KELAS KELAS
PERGURUAN
TNGG
DUNA
KERJA
LEMBAGA PROFE8
COMPANES
NGO
GOVERNMENT
ENTREPRENEURS
UNVERSTES
SOCETES
MDDLE - UP
POSTON
(supervisor, manager,
director)
BOTTOM - MDDLE
POSTON
(blue collar labor,
asst.supervisor, etc)
PEMMPN
MASY. MENENGAH
GRASS ROOT
PRAMDA DAKWAH YG KOKOH
TOWARDS lNDONESlAN
lSLAMlC ClVlLlZATlON
CENTURY 21


Bagan 1. Peranan Dakwah Sekolah bagi Pembentukan Masyarakat Islam

Mengingat peranannya yang besar, maka pengelolaan dakwah sekolah memerlukan visi,
strategi dan pedoman penyelenggaraannya yang jitu dan integral serta penanganan yang serius dan
ihsan.

ProfiI Remaja yang Khas

2.1. Profil Demografis
Populasi: Indonesia adalah negara dengan jumlah populasi terbesar ke-5 di dunia setelah Cina,
India, Amerika dan Uni Sovyet sebelum bubarnya. Secara kuantitatiI penduduk Indonesia pada tahun
2000 saja berjumlah lebih dari 210 juta jiwa yang tersebar di seluruh Indonesia, baik di perkotaan
maupun di pedesaan. Dari jumlah tersebut, jumlah generasi muda yang berusia antara 10 24 tahun
sekitar 64.830.000 penduduk, atau sekitar 31 dari total proyeksi populasi. Dari jumlah tersebut di
atas, diperkirakan sekitar 62 tinggal didaerah pedesaan dan 38 di daerah perkotaan.
Pendidikan: Tingkat pendidikan di Indonesia pada umumnya mengalami kenaikan,walaupun
masih menyisakan problem yang mendasar ketika sejumlah besar pemuda, khususnya di pedesaan,
tidak dapat mengenyam bangku sekolah menengah atau tingkat pendidikan yang lebih tinggi lagi.
Dari data statistik, tingkat partisipasi pendidikan didapat data sebagai berikut:
- Tingkat SLTP, usia 13 15 tahun, tingkat rasio partisipasi pendidikan adalah 87,5 untuk
perkotaan dan 69,2 untuk pedesaan.
- Tingkat SLTA, 66 untuk perkotaan dan 34,4 untuk pedesaan.
- Tingkat Perguruan Tinggi (higher education), 21,6 untuk perkotaan dan 4,5 untuk pedesaan.
- Untuk total populasi, hanya 14,9 penduduk berhasil tamat sekolah menengah.
- Untuk daerah pedesaan, usia 10 tahun ke atas, 11,09 pria dan 8,2 wanita telah menamatkan
pendidikan setingkat SLTP, sedangkan untuk tamatan SMU sebesar 8,2 pria dan 5,1 wanita.
- Secara umum, wanita memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah dimana 16,9 wanita dari
total populasi tidak pernah mengenyam pendidikan sama sekali sedangkan pria hanya 7,6 .
Pekerjaan: Lalu kemana para remaja yang tidak dapat sekolah atau melanjutkan sekolah yang
lebih tinggi? Sebagian besar mereka, termasuk anak-anak dibawah usia, adalah bekerja, baik di sektor
Iormal maupun inIormal.
Dari proIil demograIis ini didapat kesimpulan bahwa:
- Secara umum, tingkat partisipasi pendidikan masih sangat rendah dibandingkan dengan negara-
negara maju atau negara-negara berkembang lainnya. Demikian juga dengan kualitas
pendidikannya. Dengan demikian, dakwah kita diharapkan juga dapat berperan untuk sedapat
mungkin meningkatkan tingkat partisipasi dan kualitas pendidikan khususnya generasi muda Islam
di Indonesia. Misalnya: pemberian beasiswa, pelatihan berbagai ketrampilan, dsb.
- Para pemuda yang terdidik dalam jumlah yang relatiI sedikit itu adalah segmen yang sangat
strategis untuk digarap oleh dakwah, oleh karena mereka itulah calon pemimpin di masyarakat,
baik tingkat lokal daerahnya hingga tingkat nasional.
- Segmen pelajar sekolah SLTP maupun SMU di perkotaan masih menjadi prioritas garapan dakwah
sekolah karena memiliki tingkat partisipasi pendidikan yang lebih tinggi walaupun dengan
persentase populasi yang lebih rendah dibandingkan dengan pedesaan.

2.2. Profil Psiko-sosial
Membicarakan dakwah sekolah memerlukan pemahaman perilaku dan sosio-psikologis yang
mendalam terhadap obyek utamanya, yaitu : siswa. Hal ini akan memudahkan dalam membuat kreasi-
kreasi program dan strategi yang lebih eIektiI dan sesuai dengan medannya untuk mencapai tujuan
dakwah. Rasulullah SAW menasehati kita: 'Pergaulilah / berbicaralah kepada manusia menurut
kadar intelektualitasnva.` Sehingga dakwah ini mudah meresap secara alamiah tanpa dipaksakan serta
menimbulkan kesadaran yang mendalam dan berbuah keimanan yang menghujam.
Masa remaja adalah sosok manusia yang sedang mengalami tahap perkembangan yang khas.
Khas, karena masa remaja dikatakan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju
kedewasaan. Masa ini menjadi amat menarik dicermati karena mengandung potensi-potensi dan
gejolak-gejolak yang berkaitan dengan terjadinya banyak perubahan pada diri remaja.
Pada masa ini, individu remaja mengalami perubahan hampir pada seluruh aspek
kehidupannya: biologis, psikologis & sosiologis. Perubahan-perubahan ini menuntut proses adaptasi
yang dikenal sebagai 'masa kritis dan memerlukan penanganan yang positiI.
Perubahan-perubahan ini mencakup penyempurnaan yang berkaitan dengan bentuk tubuh,
matangnya kelenjar-kelenjar seksual, perkembangan intelektual yang menuju Iase optimal,
perkembangan sikap yang lebih stabil, minat yang kuat kepada lawan jenis, rekreasi, pendidikan,
pekerjaan dan memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
2.3. Potensi Remaja sebagai Besaran Vektor
Proses transisi pada masa remaja akan menimbulkan gejolak yang dikenal sebagai negative
phase dengan ciri-ciri antara lain: ketidakstabilan keadaan perasaan dan emosi, penentangan terhadap
kewibawaan orang dewasa, kurang percaya diri dan suka berkhayal. Pada saat yang sama muncul pula
positive phase dimana remaja mulai memikirkan tentang masa depannya dan telah memiliki kesiapan
untuk ditempa lebih lanjut untuk mencapai cita-citanya. Remaja memiliki kemurnian niat, semangat
yang tinggi, Iisik yang kuat, idealisme yang besar dan kesiapan Iikri yang optimal. Potensi positiI dan
negatiI ini dapat saling meniadakan, tergantung unsur-unsur mana yang lebih kuat mempengaruhinya.
Ibarat besaran vektor, maka potensi remaja memiliki besaran dan arah. Apakah segenap
besaran potensi kepemudaannya itu akan mengarah positif dan produktif ataukah sebaliknya
mengarah menjadi negatif dan destruktif. Itulah mengapa kita sering melihat barisan pemuda-pelajar
yang sangat getol mengkaji Islam, menghaIalkannya, mengadakan studi Islam dan berdakwah di
sekolah-sekolah, mulai mengenakan jilbab, giat belajar, aktiI kegiatan positiI, sementara pada saat
yang sama kita menyaksikan wabah tawuran, narkoba, Iree-seks dan musik destruktiI melanda remaja-
remaja kita. Teriakan histeris para remaja dari depan panggung pertunjukan musik untuk penyanyi
idolanya menjadi kenyataan antagonis dengan tangisan para remaja masjid yang khusyu` dalam shalat
malamnya. Subhanallah, benarlah Rasulullah SAW dalam sabdanya: Ada 7 golongan yang akan
Allah SWT naungi pada hari tidak ada naungan selain naungan-Nya: ...(diantaranya) pemuda yang
senantiasa rajin/taat dalam beribadah kepada Rabbnya. (HR. Syaikhani, Ahmad dan Nasai).
2.4. Tugas Dakwah Mengarahkan Pemuda
Itulah tugas dakwah Islam kepada para pemuda. Dakwah akan mengarahkannya menjadi pilar-
pilar masyarakat Islam dan kader-kader inti perjuangan umat. Sebagaimana para pemuda yang shaleh
dan militan di era Rasululullah SAW dan para sahabatnya. Juga di era mujahidin kontemporer di
berbagai belahan dunia.

Muhammad SAW yang telah menjadi pelopor kebaikan dan dikenal sebagai al-Amin sejak usia
kanak-kanak. As-Syahid Abdullah Azzam telah terjun ke medan jihad sejak usia 17 tahun dan bahkan
turut serta membina para mujahidin. As-Syahid Hasan al Banna dengan kematangan pesona
kepribadiannya telah mendirikan Jama`ah Ikhwanul Muslimin, yang kini telah menjadi penggerak
kebangkitan dunia Islam dan telah menyebar lebih dari 70 negara, pada usia yang sangat belia, 22
tahun. Dan tidak terhitung pemuda-pemuda dan boc ah-bocah intiIadhah Palestina yang hingga detik
ini tengah bertarung dan berjihad melawan pusat kekuatan kuIur dunia : Yahudi Israel !
Urgensi Dakwah Sekolah
Dakwah sekolah memiliki urgensi yang tinggi, sbb:
1. Fase pembentukan yang sangat eIektiI: pemikiran & keyakinan, bakat & ketrampilan, dll.
Pada Iase ini, kondisi Iikriyah, ruhiyah dan jasadiyah sedang tumbuh menuju kematangan serta
kondisi yang masih segar sempurna sangat menunjang dalam menyerap inIormasi dakwah dan
menanamnya menjadi keyakinan di dalam jiwa.
2. Masa yang sangat berkesan dan berpengaruh sepanjang hidup.
Masa sekolah adalah masa yang sangat berkesan, mengingat para pelajar berinteraksi dalam suka
dan duka secara bersama-sama dalam waktu yang relatiI lama, pertemanan yang tulus, tanpa
tendensi politis dan ideologis, di mana situasi Iikri dan ruhani relatiI masih bersih dan siap
diwarnai. Segenap proses ideologis dan kejadian-kejadian pentingnya akan sangat membekas
sepanjang hidup siswa yang bersangkutan hingga dewasa.
3. Sebagai wahana beramal produktiI sejak dini.
Pengarahan potensi yang benar akan melatih mereka untuk beramal produktiI sejak dini, selain
menjaga mereka dari kerusakan moral, narkoba, Iree seks, dsb.
4. Intensitas interaksi antar pelaku dan obyek dakwah yang tinggi dalam waktu yang relatiI lama.
Para ADS Siswa yang berkualitas umumnya memiliki peran yang kuat dalam mewarnai dakwah
khususnya di kelas masing-masing karena biasanya mereka memiliki ketokohan setidaknya dalam
hal: akhlak dan perilaku, kedisiplinan dan kepemimpinan. Kompetensi akademis dan organisasi
Iormal akan sangat menambah kekuatan pengaruhnya tidak hanya di kelas namun sekolah pada
umumnya. Ketokohan ini, dalam waktu yang relatiI lama bersama-sama dengan obyek dakwah,
akan membuat dakwah semakin eIektiI dan memberikan kesan yang positiI bagi aktiIis dan
aktiIitas dakwah sekolah.
5. Penopang utama SDM dakwah kampus.
Dalam era reIormasi seperti sekarang, dimana kader dakwah berpeluang dan berperan dalam
lapangan politik, maka kita semakin membutuhkan suksesnya dakwah sekolah yang akan
menghasilkan ADK sebagai ujung tombak amal sivaasiv dan calon pemimpin di masa depan

6. Periode emas tarbiyah nukhbawiyah yang eIektiI, massal dan strategis.
EIektiI, karena pelajar mudah direkrut dan didakwahi dengan baik dibandingkan generasi tua, atau
bahkan dibandingkan dengan kalangan kampus/ mahasiswa.
Massal, karena jumlah manusia pelajar jauh lebih banyak daripada mahasiswa yang menjadi obyek
dakwah kampus dan tersebar di seluruh kecamatan.
Strategis, karena dakwah sekolah dalam jangka panjang akan mensuplai SDM sholeh di berbagai
lapisan masyarakat sekaligus, baik buruh dan pekerja, wiraswastawan dan kaum proIesional,
maupun calon pemimpin di masa depan. Mengingat perannya yang sangat strategis ini, maka tidak
mengherankan jika lahan dakwah sekolah menjadi rebutan berbagai ideologi.

Maka bayangkanlah apa yang akan terjadi apabila dakwah sekolah kita maju dan berkembang.
Tatkala ia berhasil menumbuhsuburkan kader-kader dai yang banyak dan berkualitas, juga simpatisan-
simpatisan yang massal. Mereka akan mengisi dan mewarnai lembaga-lembaga proIesi di masa depan:
perusahaan-perusahaan, instansi pemerintah, birokrasi, perguruan tinggi, LSM, wiraswasta, dan tentu
saja di masyarakatnya sendiri, baik sebagai para pemimpin hingga level grass root.
Mereka akan menjadi agen-agen perubahan skala sistem, membersihkan seluruh sendi-sendi
kehidupan berbangsa dan bernegara dari korupsi, kolusi, dan nepotisme yang sudah akut. Mereka
adalah generasi baru yang akan membawa bangsa dan ummat Islam kepada zaman baru, era baru yang
lebih cemerlang, proIesional, maju, kuat, dan tentu saja berakhlaq.
Demikianlah, kita membutuhkan pemimpin-pemimpin bangsa yang berakhlaq dan proIesional
yang dapat mengeluarkan bangsa ini dari krisis multidimensi, mengajak rakyat banyak kepada
keberkahan, di dunia dan di akhirat.

Sava wasiatkan para pemuda kepadamu dengan baik, sebab mereka berhati halus. Ketika Allah
mengutus diriku untuk menvampaikan agama vang bifaksana ini, maka kaum mudalah vang pertama-
tama menvambutku, sedang kaum tua menentangnva. (Al Hadits)

Sesungguhnva sebuah fikrah akan berhasil diwufudkan bila kuat kevakinan pada-Nva, ikhlash dalam
berfuang di falan-Nva, semangat dalam merealisasikannva, dan berkorban dalam mewufudkannva.
Keempat rukun ini iman, ikhlash, semangat, dan amal merupakan karakter vang melekat pada
pemuda. Sesungguhnva dasar keimanan itu aqal vang cerdas, dasar keikhlasan adalah hati vang
bersih, dasar semangat adalah perasaan vang menggelora, dan dasar amal adalah tekad vang
membafa. Itu semua tidak terdapat kecuali pada pemuda. (Hasan Al Banna).

You might also like