You are on page 1of 10

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Pelatihan Para Petugas Kebersihan di Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) untuk Pengolahan

Daun Kering Menjadi Briket Arang BIDANG KEGIATAN : PKM - M Diusulkan oleh : Rudi Harfianto Yos Adam Ika Dedi Setiyadi Louis Ardi Jan Pieter S K5409054 K3209049 M0210032 M0210039 2009 2009 2010 2010

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN SEMENTARA 1. Judul Kegiatan : Pelatihan Para Petugas Kebersihan di Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) untuk Pengolahan Daun Kering Menjadi Briket Arang : PKM- M : Sosial

2. Bidang Kegiatan 3. Bidang Ilmu 4. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap b. NIM c. Jurusan d. Universitas e. Alamat Rumah

5. 6.

7. 8.

: Rudi Harfianto : K540954 : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial : Universitas Sebelas Maret : Jln. Veteran 10 Rt 03 Rw 02Wirasana, Purbalingga, Jawa Tengah f. No. Telp/Hp : 085728042084 g. Alamat Email : harfianto_r@yahoo.co.id Anggota Pelaksana Kegiatan : 3 Orang Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Ch. Muryani, M. Si b. NIDN : 0023125604 c. No Telp/Hp : 085647555074 Biaya Kegiatan Total : Rp. 10.000.000,00 Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 Bulan Surakarta, 23 Juli 2013

A. Judul Pelatihan Para Petugas Kebersihan di Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) untuk Pengolahan Daun Kering Menjadi Briket Arang B. Latar Belakang Masalah Permasalahan limbah dan sampah saat ini merupakan masalah lingkungan hidup yang belum dapat terpecahkan. Sampah menjadi limbah yang tidak pernah berhenti di produksi oleh manusia. Masalah limbah dan sampah merupakan suatu hal yang dipandang sangat tidak berharga, terutama dikalangan masyarakat. Menurut mereka limbah dan sampah hanyalah limbah dan sampah semata, tidak memiliki harga. Sampah yang menjadi limbah padat menjadi permasalahan utama. Limbah padat memerlukan ruang untuk pembuangan limbah yang lambat laun akan menimbun. Dampak dari penimbunan limbah padat merupakan dampak negatif bagi manusia, jika tidak ditangani dengan baik dan benar. Dampak yang ditimbulkan antara lain adalah sumber penyakit, pemandangan yang mengurangi nilai estetika atau kurang sedap diapandang mata, pencemaran lingkungan, serta bau yang tidak sedap dari buangan sampah tersebut. Biasanya sampah-sampah yang ada akan diedarkan ke tempat pembuangan sampah (TPS) terdekat, namun sebelum dibuang ke tps terdekat, biasanya sampah dipisahkan dulu mana yang merupakan sampah organik (sampah yang berasal dari mahluk hidup seperti daun, sisa makanan, dan lain-lain) dan anorganik (sampah yang berasal bukan dari mahluk hidup seperti koran, plastik, besi dan lain-lain). Namun jika sampah tersebut terus-menerus berada di tps tanpa didaur ulang ataupun diolah, artinya akan menyebabkan masalah besar bagi tps tersebut dan daerah sekitar tps tersebut, dimana tetap terjadi penumpukan sampah, yang mana sampah-sampah yang tadinya menyebar disuatu kota kini menjadi menumpuk disuatu tempat.

Gambar 1. Sampah Daun di Kampus UNS

Di kampus UNS sendiri banyak pohon yang tumbuh, selain membawa efek positif, juga membawa efek negatif. Dampak positif yang dimiliki antara lain membuat kawasan UNS lebih sejuk, nyaman, dan asri. Sedangkan efek negatif yang ditimbulkan setiap hari daun-daun dari pohon-pohon tersebut berguguran sehingga membuat kawasan UNS menjadi kurang bersih jika tidak dibersihkan

setiap hari. Berawal dari banyaknya pohon-pohon yang tumbuh di kawasan UNS, pastinya setiap hari ada dedaunan yang jatuh atau berguguran yang jatuh di sekitar pohon tersebut, sampah yang dihasilkan cukup banyak, biasanya sampah-sampah terlebih dahulu di sapu dan dikumpulkan oleh para petugas kebersihan sebelum dikumpulkan ke mobil-mobil DKP yang selanjutnya akan di kumpulkan dan langsung dibakar, ada juga yang dikirim ke tps-tps terdekat. Padalah efek membakar sampah hanayalah sia-sia, sampah hanya menjadi abu, selain itu menngakibatkan asap yang tak sedap untuk dihirup, selain faktor pencemaran udara juga dapat menyumbang pemanasan di kota Solo. Dewasa ini sedang gemargemarnya pengolahan sampah menjadi barang yang dapat berguna atau memiliki nilai jual yang cukup tinggi, ada pula yang mengemasnya menjadi energy alternatif, salah satunya adalah penggunaan sampah sebagai bahan untuk membuat briket arang yang dapat dijadikan energi alternatif dengan ikut berkontribusi mengurangi jumlah sampah yang ada. Memang upaya pengolahan sampah menjadi briket arang bukan faktor utama dalam mengurangi permasalahan sampah secara keseluruhan, namun upaya ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi produksi sampah. Briket arang jauh lebih efektif dari batok arang biasa, penelitian menunjukkan bahawa briket arang bisa tahan 3 jam tanpa dikipas. Nantinya dengan melatih para petugas kebersihan tersebut yang jumlahnya kurang lebih 50 orang kiranya dapat membantu perekonomian mereka yang lantaran gajinya per hari hanya Rp 20.000,00 per hari atau sekitar Rp 600,000,00 perbulan, dan kebanyakan dari mereka selesai bertugas sebagai kebersihan jalan di UNS mereka rata-rata tidak mempunyai pekerjaan sampingan. Nantinya pemasaran briket arang ini akan dilakukan di sekitar kampus UNS yang mempunyai warung sate atau angkringan dan warung makanan yang meyediakan menu bakar-bakaran.

Gambar (2).Petugas Kebersihan sedang menyapu dedaunan yang berserakan di kampusUNS. Gambar (3). Contoh briket dari sampah organic.

C. Rumusan Masalah Masalah yang ingin dipecahkan dalam program ini adalah: 1. Bagaimana upaya pengolahan sampah organik hasil limbah daun supaya dapat diolah menjadi briket arang? D. Tujuan Kegiatan Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah mengadakan pelatihan untuk petugas kebersihan di kampus UNS dalam pemanfaatan serta pengolahan sampah daun yang terdapat di kampus UNS menjadi produk olahan baru yaitu briket arang yang nantinya bisa mensejahterakan mereka. E. Luaran yang diharapkan 1. Bertambahnya keterampilan petugas kebersihan di Kampus UNS dalam pengolahan limbah daun menjadi briket arang. 2. Bertambahanya kesejahteraan petugas kbersihan di Kampus UNS melalui program pelatihan pengolahan limbah daun menjadi briket arang. F. Kegunaan Program Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Mengurangi sampah yang ada di lingkungan dalam kampus UNS serta mengubahnya menjadi briket arang. 2. Mengadakan keterampilan untuk petugas kebersihan di kampus UNS dalam pengolahan sampah daun menjadi briket arang. G. Gambaran Umum Masyarakat Sasaran Pada kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-M) akan dilakukan di Universitas Sebelas Maret (UNS) di kota Surakarta, dimana pemanafaatan sampah masih kurang tepat guna. Dengan kondisi seperti ini maka diperlukan pemanfaatan sampah yang nantinya akan diolah menjadi briket arang. Untuk peningkatan taraf hidup para petugas kebersihan di kampus UNS, dimana gaji mereka yang hanya Rp 20.000,00 perharinya atau sekitar Rp 600.000 perbulannya dihitung 30 hari kerja. Angka tersebut diperoleh dari SBU (Standar Biaya Umum). SBU adalah satuan biaya berupa harga satuan tarif dan indeks yang digunakan untuk menyususn biaya komponen masukan kegiatan, yang ditetapkan sebagai biaya masukan. Dana rata-rata mereka tidak mempunyai pekerjaan sampingan, maka diperlukan adanya suatu peluang usaha tentang pengolahan sampah yang nantinya akan diolah menjadi briket arang, sehingga petugas kebersihan yang jumlahnya sekitar 50 orang tersebut nantinya akan mempunyai penghasilan tambahan disamping berkerja sebagai petugas kebersihan.

H. Metode Pelaksanaan 1. Tempat dan waktu pelaksanaan: Kegiatan pemanfaatan serta pengolahan daun yang nantinya akan diolah menjadi briket arang akan dilakukan di lingkungan UNS dan memakan waktu kurang lebih 4 bulan. 2. Alat dan bahan pelaksanaan 2.1 Alat: a. Ember besar b. Ember kecil c. Timbangan d. Terpal e. Pisau f. Penggilingan 2.2 Bahan: a. Sampah daun b. Tepung kanji

g. h. i. j. k.

Cetakan Balok pengepres Drum Alat penyaring udara Saringan

c. d.

Air Korek api

3. Metode pelaksanaan Metode yang kami lakukan dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi pemanfaatan serta pengolahan sampah daun menjadi briket arang dibagi menjadi beberpa tahap, diantaranya: 3.1 Persiapan alat, bahan, dan tempat Mempersipakan alat dan bahan yang digunakan serta menghubungi para petugas kebersihan dalam persiapan sosialisasi. 3.2 Sosialisasi Pada tahap ini para peugas kebersihan di kampus UNS akan diberikan wawasan tentang dampak penumupukan sampah di tempat pembuangan sampah serta dampak negative pembakaran samapah yang sia-sia, serta sosialisasi pembuatan sampah daun menjadi briket arang. 3.2 Pelatihan/praktek Tahap penelitian/ praktek meliputi beberapa langkah sebagai berikut: Tahap pengeringan Tahap pertama adalah pengeringan, sampah organik yang masih basah, sebaiknya dikeringkan di terik matahari sampai kering, sehingga mudah untuk dibakar dengan api. Tahapan Pengarangan Sampah yang dikeringkan dimasukkan ke dalam drum pengarangan hingga benar-benar menjadi arang. Setelah itu digiling dan dihaluskan serta disring sehingga memperoleh serbuk arang yang sama halusnya satu sama lain.

Tahapan penyetakan Setelah halus, pembuatan adonan yaitu tepung kanji diencerkan dengan air. Adonan ini lalu dicampurkan dengan serbuk arang dengan perbangingan 1:3. Setelah tercampur secara merata adonan dicetak menggunakan balok pegepres dan dibentuk sesuai cetakan yang diinginkan.

Tahapan penegeringan Tahapan pengeringan merupakan tahapan yang hamper selesai. Pengeringan dilakukan supaya bahan baku sudah siap untuk dipakai. 3.3 Pemasaran Pada tahap ini akan dilakukan pemasaran di sekitar kampus UNS yaitu dengan sasaran warung sate, angkringan dan warung makan yang menyediakan menu bakar- bakaran. 3.4 Evaluasi Pada tahap ini akan dilakukan setelah tahap produksi pembuatan briket arang telah selesai. Pada evaluasi ini akan dilakukan sharing dengan petygas kebersihan UNS sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangan yang ada selama kegiatan sosialisasi pembuatan briket arang berlangsung, serta keberlanjuntan dari pembuatan briket ini dapat berlangsung terus-menerus. I. Jadwal Kegiatan Program Waktu No 1. 2. 3. 4. 5. Kegiatan Persiapan alat dan bahan Penyuluhan Pelatihan/ Praktek Evaluasi Pembuatan laporan Bln I Bln II Bln III Bln IV

J. RANCANGAN BIAYA
Rincian Biaya Volume Satuan Biaya Jumlah HONOR OUTPUT KEGIATAN Biaya fasilitas peserta Biaya pengganti konsumsi Sewa Kamera Sewa Tikar Cetak Spanduk Sewa Laptop 25 25 1 3 1 1 Orang/hari Orang/hari unit/hari buah buah unit/hari Rp Rp Rp Rp Rp Rp 50.000 10.000 100.000 35.000 150.000 100.000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 1.250.000 250.000 100.000 105.000 150.000 100.000

BELANJA BARANG NON-OPERASIONAL

Ganti kerusakan LCD Laptop+flexible Sewa Meja Sewa mobil pick up

1 2 1

unit buah hari

Rp 1.100.000 Rp Rp 30.000 500.000

Rp Rp Rp

1.100.000 60.000 500.000

BELANJA BAHAN/HABIS PAKAI Membeli buku LogBook Drum Masker Sarung tangan Kain lap Minyak tanah Korek api Ember Panci Spatula Ayakan Tepung Kanji Pesan cetakan kayu Paralon untuk cetakan tambahan Lem fox Materai Print proposal + Jilid Print modul Fotokopi HVS Amplop Biaya penyusunan laporan Parsel Cetak foto 2 4 4 4 5 15 5 5 2 10 10 10 50 30 2 4 3 55 20 1 1 5 3 100 buah buah pack pack buah liter pack buah buah buah buah kilo paket buah pack lembar paket bendel bendel rim pack bendel paket lembar Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 10.000 200.000 20.000 25.500 5.700 12.000 5.000 50.000 40.000 10.000 5.000 11.000 15.000 8.000 15.000 7.500 12.500 1.500 2.000 30.000 11.700 13.000 150.000 1.500 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 20.000 800.000 80.000 102.000 28.500 180.000 25.000 250.000 80.000 100.000 50.000 110.000 750.000 240.000 30.000 30.000 37.500 82.500 40.000 30.000 11.700 65.000 450.000 150.000

BELANJA PERJALANAN LAINNYA Ongkos kirim pembelian alat Biaya transportasi pribadi Konsumsi rapat dan kordinasi 1 3 20 jalan jalan hari/4orang Rp Rp Rp 100.000 30.000 40.000 Rp Rp Rp 100.000 90.000 800.000

Total Pengeluaran

Rp

8.347.200

No 1 2 3 4

Pengeluaran Dana Honor output kegiatan Belanja barang non-operasional Belanja bahan/habis pakai Belanja perjalanan lainnya Jumlah

Jumlah Rp 1.500.000 Rp 2.115.000 Rp 3.742.200 Rp 990.000 Rp 8.347.200

K. HASIL DAN PEMBAHASAN Realisasi kegiatan penyuluhan Pelatihan Para Petugas Kebersihan di Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) untuk Pengolahan Daun Kering Menjadi Briket Arang telah dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2013. Peserta berasal dari Petugas Kebersihan dari kampus UNS. Pada hari Rabu, tanggal 17 Juli 2013, diadakan sosialisasi tentang pemanfaatan daun kering yang tersebar di sekitar kampus UNS untuk dimanfaatkan menjadi briket. Kegiatan berlangsung dengan lancar yang dihadiri oleh koordinator dan para petugas kebersihan kampus UNS. Acara dimulai pukul 14.30 WIB sampai pukul 16.00 WIB. Undangan yang telah disebar berjumlah 50 undangan, tetapi saat sosialisasi diadakan peserta yang datang berjumlah 25 orang. Sosialisasi dimulai dengan penjelasan secara umum tentang PKM kepada para petugas kebersihan, beserta latar belakang dan tujuan diadakannya PKM dan penyuluhan pembuatan briket. Kemudian penjelasan tentang pemilihan daun kering yang baik digunakan untuk membuat briket kepada para petugas kebersihan beserta alasan kenapa sebaiknya menggunakan daun kering tersebut. Setelah itu memberikan penjelasan bagaimana cara membakar daun agar tidak menjadi abu, dimana daun kering dibakar didalam tong, kemudian melakukan pengaturan api dengan menggunakan tutup tong agar daun yang terbakar tidak menjadi abu. Setelah penjelasan tentang pembakaran daun kering menjadi, dilanjutkan dengan membuat lem dengan menggunakan tepung kanji. Cara membuat lem dari tepung kanji yaitu dengan membuat larutan tepung kanji dengan perbandingan air dan tepung kanji 2 banding 1. Setelah membuat larutan tepung kanji, kemudian memanaskan air di dalam panci, dimana setelah airnya mendidih kemudian memasukkan larutan tepung kanji. Maksud dari tepung kanji dijadikan larutan agar tepung kanji saat dipanaskan daapt merata dan tidak ada yang menggumpal. Setelah itu tepung kanji diaduk secara terus menerus dengan api kecil sampai mengental dan berubah menjadi transparan. Sampai dirasa cukup, lalu campurkan adonan lem kanji dengan arang yang ada hingga merata ( sampai benar-benar tercampur rata ) sehingga adonan tidak lengket lagi. Setelah siap lalu masukkan adonan yang tadi ke dalam cetakan briket, lalu untuk mengeluarkan bahan yang akan dicetak jangan terlalu ditekan, karena akan menyebabkan bentuk briket yang kurang bagus. Setelah hasil yang akan dicetak jadi, lalu dikeringkan dibawah terik matahari sampai benear-benar kering ( selama 1-2 hari lama penjemuran). Lalu briket arang siap digunakan. Pada pelatihan yang tadi kami lakukan, para peserta cukup antusias untuk mengetahui cara pembuatan briket, terutama pada saat mencampur adonan tepung

10

kanji dan arang. Di akhir sesi kami memberikan paket berupa bingkisan dan sedikit uang untuk pengganti uang makan, dikarenakan sosialisasi diadakan pada bulan puasa kepada para petugas kebersihan. Pada kegiatan berikutnya yaitu pada tahap evaluasi. Pada tahap ini kami melakukan evaluasi dengan cara survei dan melakukan interview kepada para peserta, apakah mereka sudah melakukan apa yang mereka dapat pada saat pelatihan atau kah belum. Pada hasil survei dan interview yang kami lakukan, dari 25 peserta pelatihan, ada 6 orang yang mempraktekkan membuat briket sendiri. Walaupun mereka belum membuat dalam skala besar. Para peserta yang mencoba mempraktekkan membuat briket sendiri adalah, Daniel, Dwi, Karno, Tomi, Rohib, dan Taufik. Saat ini mereka membuat briket hanya untuk dipakai sendiri dan belum mencoba membuat dalam skala besar untuk dijual di masyarakat. Hal ini dikarenakan kurangnya waktu luang yang dimiliki oleh mereka dan juga karena peralatan yang dimiliki masih sangat terbatas. Selain itu , pembuatan briket yang masih dengan cara tradisional dan manual terkadang akan menimbulkan masalah yang baru seperti asap dari proses pembakaran yang tidak sempurna akan menimbulkan senyawa karbon monoksida (CO) yang dapat menganggu kesehatan saluran pernapasan, sehingga dibutuhkan filter atau penyaring asap untuk mengurangi dampak dari masalah tersebut. L. KESIMPULAN PKM-M yang kami realisasikan berupa kegiatan yang lebih mengutamakan pemberian ketrampilan kepada masyarakat sasaran yaitu para petugas kebersihan kampus UNS. Dari 50 undangan yang disebar hanya 25 orang atau hanya 50% saja yang mau menghadiri pelatihan tersebut. Kendala yang dihadapi untuk pelaksanaan realisasi ini yaitu pada cuaca dan mengumpulkan masa untuk ikut berpartisipasi. Selain itu, juga terdapat pro kontra yang terjadi. Selain dengan membuat briket ini dapat membantu para petugas kebersihan dan pemanfaatan sampah daun kering dapat lebih maksimal, asap yang ditimbulkan saat proses pembakaran dapat mengganggu kesehatan petugas kebersihan itu sendiri. Oleh karena itu, dalam pembuatan briket sebenarnya diperlukan teknik yang lebih lanjut dan tepat agar asap yang ditimbulkan dari pembakaran dapat berkurang dan tidak mengganggu kesehatan, baik si pembuat briket maupun lingkungan sekitar.

You might also like