Professional Documents
Culture Documents
Gravitasi
Tujuan Pembelajaran
Menghitung gaya gravitasi yang bekerja pada dua benda Menghubungkan berat benda dengan persamaan umum gaya gravitasi Menggunakan dan menginterpretasi energi potensial gravitasi Menganalisa hubungan kecpeatan, periode orbit, dan energi mekanik satelit dalam orbit lingkaran Menjelaskan dan menggunakan hukum yang menjelaskan gerak planet.
Gravitasi
Gravitasi
Gravitasi
Pendahuluan
Seorang ilmuwan jenius abad 16, Sir Isaac Newton, berhasil merumuskan suatu konsep yang dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk memahami keteraturan jagat raya melalui hukum gravitasinya yang sangat terkenal. Pada bab ini kita akan mempelajari mengenai gravitasi. Gravitasi merupakan salah satu gaya fundamental di antara ketiga gaya lainnya antara lain gaya elektromagnetik, gaya nuklir kuat dan gaya nuklir lemah. Dari keempat gaya tersebut, gravitasi merupakan gaya yang paling lemah
Gravitasi
Dalam konteks analisis partikel-partikel elementer peran gravitasi diabaikan Karena memberikan kontribusi yang sangat kecil Namun demikian, untuk benda-benda yang berukuran sangat besar seperti planet dan benda luar angkasa lainnya gravitasi justru memegang peranan yang dominan Gravitasi pada dasarnya dapat kita pahami sebagai interaksi antara benda-benda yang memiliki massa. Semakin besar massa suatu benda maka semakin besar gaya gravitasi yang dihasilkannya.
Gravitasi
Gravitasi adalah gaya yang bertanggung jawab terhadap kestabilan konfigurasi tata surya, formasi bintang dan benda ekstra terestial lainnya
Gravitasi
Hukum Kepler
Pada zaman dahulu, sudah tercetus ide bahwa terdapat sesuatu yang mengitari bumi, yaitu matahari, bulan dan bintang-bintang Ide tersebut menyebutkan bahwa bumi merupakan pusat alam semesta, yang dalam istilah ilmiahnya disebut dengan geosentris Teori semacam itu, toeri yang salah tadi, dicetuskan oleh Claudius Ptolemy sekitar abad ke2 Masehi. Ptolemy memperkenalkan konsep pergerakan planet yang berevolusi terhadap suatu sumbu tertentu di samping berevolusi terhadap bumi.
Gravitasi
Pada tahun 1543 muncullah sebuah ide segar dan revolusioner yang dicetuskan oleh Nicolaus Copernicus Ia berpendapat bahwa yang menjadi pusat pergerakan benda-benda langit bukanlah bumi melainkan matahari, yang diistilahkan sebagai heliosentris
Gravitasi
Ide Copernicus kemudian ditindak lanjuti oleh Tyco Brahe Namun, ia meninggal dunia pada tahun 1601 dengan meninggalkan data-data hasil pengamatan yang belum selesai diolah Seorang asistennya yang bernama Johannes Kepler melanjutkan mengkaji data hasil pengamatan yang diperoleh Tyco Brahe
Gravitasi
Kepler membutuhkan waktu selama kurang lebih 20 tahun untuk meneliti data-data tersebut, menganalisis keteraturan matematik dan pada akhir penelitiannya Kepler menyimpulkan bahwa Planet-planet tidak bergerak dalam orbit yang benar-benar berupa lingkaran melainkan dalam bentuk elips dengan matahari sebagai pusatnya
Gravitasi
Gambar menunjukkan sebuah model orbit planet berbentuk ellips Ellips memiliki dua sumbu yang menunjukkan sumbu terpanjang dan terpendek yang masing-masing disebut dengan sumbu mayor dan minor.
Gravitasi
Titik dimana bumi berada pada jarak terdekat dengan matahari disebut dengan titik perihelion sedangkan titik dimana bumi berada pada jarak yang paling jauh dari matahari disebut titik aphelion
Gravitasi
Karena lintasan planet yang berbentuk ellips maka jarak antara planet relatif dengan matahari setiap saat selalu berubah-ubah Kesimpulan kedua yang diperoleh Kepler adalah: Dalam jeda waktu revolusi yang sama, planet akan menempuh luasan daerah yang sama
Gravitasi
Perhatikan gambar, Planet mula-mula berada pada titik (1) kemudian bergerak ke titik (2) Dengan menarik garis yang menghubungkan titik (1) dan (2) terhadap titik pusat matahari maka lintasan yang ditempuh planet akan membentuk luasan (1) Planet membutuhkan waktu selama t
Luasan 2 2 Luasan 1 4 1
Gravitasi
Planet kemudian bergerak ke titik (3) dan (4) Titik (3), (4) dan titik pusat matahari membentuk luasan (2) Luasan (1) dan (2) sama besar dan waktu yang dibutuhkan planet untuk menyapu luasan tersebut juga sama yaitu t Itulah yang dimaksud dengan pernyataan Kepler yang kedua
3 Luasan 2 2 Luasan 1 4 1
Gravitasi
Kesimpulan berikutnya yang juga tidak kalah penting tertera dalam pernyataan berikut ini: Jika T menyatakan waktu revolusi terhadap matahari, R menyatakan jari-jari orbit maka:
T = C 3 R
Gravitasi
Persamaan sebelumnya menunjukkan bahwa untuk setiap planet yang mengorbit matahari, kuadrat periode revolusi dibanding jari-jari lintasan orbitnya pangkat tiga adalah konstan Pernyataan ketiga ini sedikit ambigu jika dibandingkan dengan pernyataan pertama yang mengatakan bahwa planet menempuh lintasan orbitnya dalam bentuk lintasan ellips. Karena secara implisit menunjukkan bahwa jari-jari lintasan planet (R), selalu konstan dan dengan demikian bentuk orbit planet haruslah lingkaran.
Gravitasi
Sebenarnya persamaan merupakan pendekatan terhadap bentuk lintasan yang dilalui planet Berdasarkan data astronomi diketahui bahwa nilai perbandingan C adalah sebesar 2,97 x 1019 s2/m3
Gravitasi
Berikut ini adalah beberapa data periode orbit dan jari-jari lintasan planet dalam tata surya
Planet Merkurius Venus Bumi Mars Jupiter Saturnus Uranus Neptunus Pluto Periode 7,6 x 106 1,94 x 106 3,156 x 106 5,94 x 106 3,74 x 106 9,35 x 106 2,64 x 106 5,22 x 106 7,82 x 106 Jari-jari orbit 5,79 x 1010 1,08 x 1011 1,496 x 1011 2,28 x 1011 7,78 x 1011 1,43 x 1012 2,87 x 1012 4, 50 x 1012 5, 19 x 1012 T2/R3 2,97 x 10-19 2,99 x 10-19 2,97 x 10-19 2,98 x 10-19 2,97 x 10-19 2,99 x 10-19 2,95 x 10-19 2,99 x 10-19 2,96 x 10-19
Gravitasi
Dari Tabel terlihat bahwa nilai perbandingan T2/R3 mendekati konstan dan bekisar pada nilai 2,97 x 10-19 s2 / m3 Jadi, walaupun pada dasarnya bentuk orbital planet adalah ellips namun bentuk orbital tersebut hampir mendekati lingkaran
Gravitasi
Temuan Kepler ternyata menstimulasi Newton untuk berpikit bahwa karena planet-planet tidak bergerak dalam lintasan yang lurus maka haruslah terdapat gaya netto yang bekerja pada planet tersebut Gaya tersebut haruslah mengarah ke titik pusat lintasan yang ditempuh planet Newton mengemukakan bahwa pergerakan planet dapat dijelaskan dengan apa yang disebut sebagai hukum kuadrat terbalik Anggap titik pusat lintasan adalah O dan massa benda yang dikenai gaya adalah m dan berada pada posisi r relatif terhadap titik pusat O
Gravitasi
k 2 r
Lebih lanjut, Newton juga menunjukkan bahwa gaya tersebut berlaku untuk semua sistem yang menempuh lintasan lingkaran maupun ellips
Gravitasi
Hasil temuan Newton ini tidak saja menjelaskan hukum pertama dan kedua Kepler melainkan juga hukum yang ketiga Misalkan jari-jari orbit planet adalah R maka besar gaya yang bekerja pada planet tersebut adalah
k 2 R
Gravitasi
Karena planet bergerak dalam lintasan yang melingkar maka terdapat percepatan ke arah pusat lintasan. Percepatan ini menghasilkan gaya sentripetal yang besarnya
v m R
Gravitasi
Dan juga karena planet berada dalam keadaan stasioner maka Newton memperoleh persamaan berikut ini :
2 2 k v2 4 R 2 = m v = R R2 T2 k m 4 2 R 2 = 2 R T2 R 2 4 m 3 2 T = k R
Gravitasi
Dimana T menyatakan periode gerak melingkar atau sama dengan waktu revolusi yang dibutuhkan planet untuk mengitari matahari
Luasan 2 2 Luasan 1
Gravitasi
Gravitasi
Terdapat gaya antara bumi dengan bulan yang menyebabkan bulan tetap mengelilingi bumi
Gravitasi
Konstanta k dapat kita nyatakan dalam persamaan k = GmM dimana m menyatakan massa benda, M menyatakan massa benda yang lain sedangkan G adalah sebuah konstanta baru yang dikenal dengan konstanta gravitasi Pada tahun 1686 Newton merangkum variablevariabel tersebut menjadi sebuah rumus yang dikenal dengan hukum gravitasi universal Newton
GmM F = 2 r
^ r
Gravitasi
Dengan mensubstitusikan nilai konstanta k = GmM pada persamaan Periode Kepler, kita peroleh formulasi hukum Kepler III
2 4 T2 = GM
3 R
Gravitasi
Pada kasus sistem tata surya kita, M adalah massa matahari. Jika kita kaitkan dengan hukum hukum Kepler III maka kita peroleh nilai konstanta C
4 C = GM
2
Untuk kasus sistem tata surya maka pernyataan ke III dari hukum Kepler adalah terbukti benar bernilai konstan untuk semua planet
Gravitasi
Pada saat itu, nilai konstanta G belum diketahui hingga pada tahun1789 seorang ilmuwan Inggris bernama Henry Cavendish melakukan percobaan untuk mengukur nilai konstanta G tersebut. Cavendsih mendapatkan nilai G = 6,673 x 10-11 Nm2/kg dengan presentasi kesalahan sebesar 0,06%. Kita telah mempelajari dua macam massa benda yaitu massa gravitasi dan massa inersia Sifat benda yang mempengaruhi besar kecilnya gravitasi yang dikerjakan terhadap benda lain disebut dengan massa gravitasi Massa inersia didefinisikan sebagai ukuran resistensi benda terhadap percepatan yang dikerjakan pada benda tersebut
Gravitasi
F=
GMm gravitasi R2
Pada daerah di dekat permukaan bumi maka benda yang jatuh bebas akan mengalami percepatan sebesar a yang dapat kita tentukan dari hukum II Newton yaitu
a=
GM = 2 R
Gravitasi
Berdasarkan hasil eksperimen, perbandingan antara massa gravitasi dan inersia adalah 1, dengan kata lain massa gravitasi sama dengan massa inersia atau mgravitasi = minersia Dengan demikian, suku dalam kurung pada persamaan di atas dapat kita identifikasi sebagai percepatan yang ditimbulkan oleh benda bermassa M
Gravitasi
Karena sistem tersebut dianalisis dalam konteks interaksi gravitasi maka percepatan tersebut kemudian dikenal dengan percepatan gravitasi
GM ag = 2 ag g R
Gravitasi
Gravitasi
Gravitasi
GM gr = 2 r R
Tanda () pada persamaan diatas menunjukkan bahwa medan gravitasi memiliki arah yang konsentris menuju pusat sumber gravitasi Medan gravitasi pada daerah r < R semakin kecil seiring dengan berkurangnya r
Gravitasi
GMr gr = 3 r < R R
Gravitasi
GM gr = 2 r > R r
Dimana r menyatakan jarak suatu titik terhadap titip pusat bola. Medan gravitas turun secara kuadratik.
Gravitasi
Gravitasi
gr = 0 r > R
GM gr = 2 r > R r
Gravitasi
Gravitasi
Gravitasi
GmM U (r) = r
Dari persaman kita dapat mengetahui bahwa semakin jauh jarak benda m dan M maka makin kecil energi potensial gravitasi yang dihasilkan Tanda minus pada persamaan menunjukkan bahwa energi potensial cenderung berpotensi untuk menarik benda-benda ke arah pusat benda yang menghasilkan gaya gravitasi
Gravitasi
Hubungan antara energi potensial dan gaya gravitasi dinyatakan oleh persamaan berikut
U ( r ) U ( ) = F r ' d r '
()
Gravitasi
^ r ' d r ' U ( ) = 0
Gravitasi
Gerak Satelit
Persamaan gravitasi Newton pada persamaan diawal mendefinisikan bentuk orbital atau lintasan benda di bawah pengaruh gaya gravitasi. Newton mengusulkan sebuah ide yang cukup menarik yaitu bahwa gaya yang bekerja pada sebuah apel yang jatuh sama dengan gaya yang bekerja pada bulan yang mengorbit bumi
Gravitasi
Gravitasi
Dengan sebuah eksperimen yang sederhana Newton menunjukkan bahwa tidak ada yang bermasalah dengan idenya tersebut Jika kita menembakkan peluru dari meriam dalam arah dengan sudut elevasi tertentu maka kita akan mendapatkan lintasan berbentuk parabola Lintasan tersebut sama dengan lintasan apel yang dilempar dengan kecepatan awal dan sudut elevasi tertentu
Gravitasi
Jika kecepatan awal peluru dalam meriam diperbesar maka jangkauan peluru akan semakin jauh, sementara lintasannya tetap berupa parabola
Gravitasi
Semakin besar kecepatan awal peluru maka jangkauannya semakin jauh dan hingga batas kecepatan tertentu maka peluru tidak akan jatuh ke bumi melainkan terus bergerak melingkar mengelilingi bumi (perhatikan gambar)
Gravitasi
Ide Newton ini kemudian menstimulasi gagasan baru untuk membuat suatu objek mengorbit bumi. Apel dan peluru meriam yang ketika dilempar kemudian jatuh kembali ke bumi dikarenakan kecepatan lempar kurang besar sehingga tidak mampu mengatasi gaya tarik bumi Untuk itu agar suatu benda dapat mengorbit bumi maka diperlukan suatu batas kecepatan minimum untuk lepas dari pengaruh gravitasi bumi Kecepatan ini disebut dengan kecepatan lepas atau escape velocity, vev.
Gravitasi
Suatu benda yang bergerak dengan kecepatan v dan berada pada jarak tertentu dari permukaan bumi memiliki energi total E = EK + EP. Agar menjadi efektif maka kecepatan dan gerak benda kita asumsikan ke arah vertical Maka energi totalnya :
E = EK + EP 1 2 GmM = mv 2 r
Gravitasi
Agar benda dapat melepaskan diri dari pengaruh gravitasi bumi maka energi kinetiknya harus sama dengan atau lebih besar dari energi potensial gravitasi
1 2 GmM 0 = mv 2 r 1 2 GmM mv 2 r
Gravitasi
Kecepatan minimum agar benda lepas dari pengaruh gravitasi bumi adalah
vev =
2GM r
Gravitasi
Perhatikan bahwa suku energi kinetic bisa lebih besar, lebih kecil atau sama dengan energi potensial Ketika energi total sistem adalah positif, E > 0, maka benda akan bergerak dalam lintasan yang tidak tertutup Lintasan benda cenderung berbentuk hiperbola Benda memulai geraknya dari satu titik dan berhenti di titik yang lain di permukaan tanah
Gravitasi
Jika energi total sistem sama dengan nol, maka benda akan menempuh lintasan berupa parabola Seperti halnya lintasan hiperbola, lintasan parabola juga termasuk dalam lintasan yang terbuka Kondisi energi total sama dengan nol juga dapat terjadi pada benda yang dilempar ke atas dengan kecepatan sangat besar. Semakin jauh posisi benda dari bumi kecepatannya semakin kecil dan ketika mencapai suatu jarak yang sangat jauh dimana medan gravitasi sudah tidak ada lagi maka pada titik tersebut berhenti pada titik tersebut.
Gravitasi
Kasus lainnya yang menarik adalah pada saat energi total sistem negatif Hal ini dapat dicapai hanya jika energi potensial lebih besar dibanding dengan energi kinetic sistem Karena jarak r tidak dapat menjadi sangat besar sekali maka benda akan cenderung mengorbit pada bumi dalam bentuk elips atau lingkaran Jarak r tidak dapat menjadi tidak berhingga karena kecepatan benda tidak mungkin imaginer atau v2 tidak boleh lebih kecil dari nol. Planet yang dekat dengan matahari cenderung memiliki bentuk orbit yang tidak terlalu ellips, hampir mendekati lingkaran.
Gravitasi
Gravitasi
Orbit lingkaran
Dalam kasus yang paling sederhana lintasan orbit benda pada suatu planet adalah berbentuk lingkaran Dalam keadaan semacam ini, gaya gravitasi planet yang bekerja pada benda sama dengan gaya sentripetal benda yang tersebut Fg = Fs
Gravitasi
Orbit lingkaran
Orbit benda melingkar banyak digunakan sebagai prinsip dasar untuk mengorbitkan satelit
GMm mv = 2 r r
Gravitasi
Orbit lingkaran
Sebuah satelit diorbitkan di atas permukaan bumi dengan jarijari lintasan sebesar r dengan Orbit satelit berbentuk lingkaran
Gravitasi
Orbit lingkaran
Dalam gambar terlihat bahwa komponen gaya yang bekerja pada satelit antara lain gaya gravitasi dan gaya sentripetal Gaya sentripetal dihasilkan oleh percepatan sentripetal a Jika satelit diletakkan pada ketinggian r, kita dapat menentukan besar kecepatan satelit tersebut agar tetap stabil mengorbit di atas permukaan bumi
GM = v2 r GM v= r
Gravitasi
Orbit lingkaran
Terlihat bahwa kecepatan orbit satelit dan jari-jari lintasan bergantung satu sama lain Hal ini berarti kita tidak dapat meletakkan satelit pada jari-jari orbit tertentu dengan sembarang nilai kecepatan Semakin kecil jari-jari orbit (semakin dekat dengan permukaan bumi) maka untuk dapat mengorbit dengan stabil satelit harus bergerak dengan kecepatan yang semakin besar
Gravitasi
Orbit lingkaran
Perhatikan grafik r terhadap v diatas Grafik tersebut merepresentasikan kebergantungan jarijari orbit lintasan terhadap kecepatan satelit
Gravitasi
Orbit lingkaran
Periode orbit satelit dapat dihitung dengan persamaan
2 v = r r T 2r T= v