You are on page 1of 20

Disusun oleh:

DIAN SETYAWATI C B0800191

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

2010
BAB II TINJAUAN TEORI

A. Definisi Mastitis adalah infeksi peradangan pada mamma, terutama pada primipara yang biasanya disebabkan oleh staphylococcus aureus, infeksi terjadi melalui luka pada putting susu, tetapi mungkin juga mungkin juga melalui peredaran darah (Prawirohadjo, 2005 : 701). Mastitis adalah reaksi sistematik seperti demam, terjadi 1-3 minggu setelah melahirkan sebagai komplikasi sumbatan saluran air susu (Masjoer, 2001 : 324). Pada kasus mastitis ini biasanya tidak segera ditangani, jika mastitis tidak segera ditangani menyebabkan abses payudara yang biasa pecah kepermukaan kulit dan akan menimbulkan borok yang besar. Mastitis adalah peradangan pada payudara. Mastitis ini dapat terjadi kapan saja sepanjang periode menyusui, tapi paling sering terjadi antara hari ke-10 dan hari ke-28 setelah kelahiran. ( Wenny Pada mastitis biasanya yang selalu dikeluhkan adalah payudara membesar, keras, nyeri, kulit murah dan membisul (abses) dan yang pada akhirnya pecah menjadi borok disertai dengan keluarnya nanah bercampur air susu, dapat disertai dengan suhu badan naik, menggigil. Jika sudah ditemukan tanda-tanda seperti ini maka pemberian ASI pada bayi jangan dihentikan, tetapi sesering mungkin diberikan. B. Penyebab 1. Bayi tidak mau menyusu sehingga ASI tidak diberikan secara adekuat yang akan menyebabkan mastitis jika tidak segera ditangani. 2. Lecet pada puting susu yang menyebabkan kuman staphylococcus aureus masuk menyebabkan infeksi mastitis 3. Personal higiene ibu kurang, terutama pada puting susu 4. Bendungan air susu yang tidak adekuat di tangani sehingga menyebabkan mastitis (Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, 2001) Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan pada kulit yang normal (Staphylococcus aureus). Bakteri seringkali berasal

dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu). Pada wanita pasca menopause, infeksi payudara berhubungan dengan peradangan menahun dari saluran air susu yang terletak di bawah puting susu. Perubahan hormonal di dalam tubuh wanita menyebabkan penyumbatan saluran air susu oleh sel-sel kulit yang mati. Saluran yang tersumbat ini menyebabkan payudara lebih mudah mengalami infeksi. C. Tanda dan Gejala 1. Payudara bengkak, terlihat membesar 2. Teraba keras dan benjol-benjol 3. Nyeri pada payudara 4. Merasa lesu 5. Suhu badan meningkat, suhu lebih dari 38oC 6. Benjolan pada payudara nipple discharge (keluar cairan dari puting susu, bisa mengandung nanah) gatal-gatal pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan payudara yang terkena. (Asuhan Persalinan Normal, 2007 : 104)

Gambar. Mastitis D. Pencegahan 1. Perawatan puting susu atau perawatan payudara 2. Susukan bayi setiap saat tanpa jadwal 3. Pembersihan puting susu sebelum dan sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah kering 4. Teknik menyusui yang benar, bayi harus menyusu sampai ke kalang payudara.

Pencegahan mastitis. Sama dengan penyakit lain. Mastitis bisa dihindari jika ibu yang baru melahirkan cukup istirahat dan bisa secara teratur menyusui bayinya agar payudara tidak menjadi bengkak. Gunakan BH yang sesuai dengan ukuran payudara. Serta usahakan untuk selalu menjaga kebersihan payudara dengan cara membersihkan dengan kapas dan air hangat sebelum dan sesudah menyusui. Untuk mencegah terjadinya mastitis bisa dilakukan beberapa tindakan berikut: 1. Menyusui secara bergantian payudara kiri dan kanan 2. Untuk mencegah saluran, pembengkakan kosongkan dan penyumbatan payudara

dengan cara memompanya 3. Gunakan teknik menyusui yang baik dan benar untuk mencegah robekan/luka pada puting susu 4. Minum banyak cairan Menjaga kebersihan puting susu Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui. Cara mencegah mastitis: 1. Susui bayi segera dan sesering mungkin. Bila payudara terasa penuh, segera keluarkan dengan cara menyusui langsung pada bayi. Kalaupun bayi belum lapar, keluarkan ASI dengan cara diperah atau dipompa sehingga pengeluaran ASI tetap lancar. 2. Jaga kebersihan sekitar puting dan payudara. Selesai menyusui, bersihkan puting dengan menggunakan kapas yang dibasahi air matang. Keringkan puting dengan handuk agar suasana di sekitarnya tak lembap. Kelembapan akan memudahkan kuman berkembang biak.

3. Jangan membersihkan puting dengan sabun. Kandungan soda pada sabun dapat membuat kulit menjadi kering sehingga mudah terjadi iritasi seperti lecet atau luka bila disusu bayi. 4. Puting yang luka harus tetap dibersihkan sehabis diisap bayi 5. Pilih bra khusus untuk ibu menyusui dengan bahan yang menyerap keringat. Jangan gunakan bra yang terlalu menekan payudara. Demi menjaga higienitas daerah payudara, ganti bra sesering mungkin setiap kali basah karena keringat atau setelah dipakai seharian. E. Penanganan 1. Payudara dikompres dengan air hangat. 2. Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan pengobatan analgetika. 3. Untuk mengatasi infeksi diberikan antibiotika. 4. Bayi mulai menyusu dari payudara yang mengalami peradangan. 5. Anjurkan ibu selalu menyusui bayinya. 6. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat cukup. Istirahat. Istirahat akan menghilangkan stres dan meningkatkan kekebalan tubuh Anda kembali. Cara ini pun bisa meningkatkan daya tahan tubuh karena istirahat dapat memulihkan kondisi tubuh.. Jangan lakukan pemijatan karena dikhawatirkan justru membuat kuman tersebar ke seluruh bagian payudara dan menambah risiko infeksi. Bayi masih boleh menyusu kecuali bila terjadi abses. Kalau demikian keadaannya, untuk mengurangi bengkak, ASI harus tetap dipompa keluar. Bayi sebaiknya tetap menyusu pada payudara yang tak terinfeksi. Penghentian ini dapat menyebabkan terjadinya infeksi kuman penyakit pada payudara yang dapat berlanjut menjadi abses payudara (payudara bernanah). Susuilah lebih sering di payudara yang meradang.Susuilah payudara yang meradang sampai

kosong, karena apabila ada yang tersisa akan lebih mudah terinfeksi lagi. Sebaiknya langsung susui bayi (jangan dipompa), kecuali jika terpaksa karena bayi menolak menyusu, keluarkan ASI dengan tangan atau dipompa. Mulailah menyusui dengan payudara yang sehat, setelah itu baru ganti ke payudara yang sakit. Cara ini akan mengurangi nyeri saat menyusu. Apabila bayi Anda menolak untuk menyusu pada payudara yang meradang, ini dapat disebabkan karena peradangan kelenjar susu meningkatkan kadar sodium (garam) pada ASI sehingga rasanya jadi asin. Kebanyakan bayi tidak menyadari rasa asin ini, tetapi ada bayi yang menolak untuk meminumnya. Apabila bayi Anda menolak, mulailah menyusui dari payudara yang sehat, baru selanjutnya tukar ke payudara yang meradang. Apabila peradangan terus berlanjut, segeralah periksa ke dokter. Obat-obatan antibiotik, yang aman untuk ibu menyusui, biasanya diberikan untuk mengatasi infeksi. Sementara rasa sakit bisa dikurangi dengan obatobatan yang mengandung analgesic Bila terdapat abses, cairan nanah akan dikeluarkan dengan insisi abses/tindakan bedah. Makanlah makanan bergizi dan banyak minum karena kondisi mastitis membuat daya tahan tubuh ibu menurun. Daya tahan tubuh yang meningkat dapat mengatasi infeksi Mengurangi konsumsi garam dan sodium, untuk mencegah penambahan cairan di payudara. Hentikan mengkonsumsi kafein. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang banyak minum kopi dan menderita penyakit fibrokistik mendapatkan penyembuhannya ketika mereka berhenti mengkonsumsi kafein Bagi beberapa wanita, kontraseptik mulut menghilangkan sakit pada payudara. Atau mungkin dokter meresepkan Danazol, suatu obat resep, untuk mengurangi sakit tersebut. Vitamin E ( 400 internasional unit setiap hari ) atau diuretik ( pil cair ) mungkin bisa mengurangi sakit pada payudara Anda. F. Pengobatan mastitis Jika disebabkan oleh bakteri, maka pengobatan yang tepat dengan pemberian antibiotika. Mintalah pada dokter antibiotika yang baik dan aman

untuk ibu sedang menyusui. Selain itu, bila badan terasa panas, ibu dapat meminum obat penurun panas. Kemudian. untuk bagian payudara yang terasa keras dan nyeri, dapat dikompres dengan menggunakan air dingin untuk mengurangi rasa nyeri. Bila tidak tahan nyeri, dapat meminum obat penghilang rasa sakit. Istirahat yang cukup amat diperlukan agara kondisi tubuh ibu kembali sehat dan segar. M akan makanan yang bergizi tinggi sangatlah dianjurkan. Minum banyak air putih juga akan membantu menurunkan demam. Biasanya rasa demam dan nyeri itu akan hilang dalam dua atau tiga hari dan Anda akan mampu beraktivitas seperti semula. Jika terjadi abses, biasanya dilakukan penyayatan dan pembuangan nanah, serta dianjurkan untuk berhenti menyusui. Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri (misalnya acetaminophen atau ibuprofen). Kedua obat tersebut aman untuk ibu menyusui dan bayinya. G. Cara Melakukan Post Natal Breast Care 1. Siapkan alat a. Minyak atau baby oil b. Waslap 2 buah c. Air hangat d. Baskom 2. Cuci tangan Melakukan pengurutan pada payudara ibu masing-masing 30 x selama menit, Cara : 1. Pengurutan payudara (melingkar) Kedua telapak tangan dari tempatkan diantara kedua payudara ke arah atas. Samping ke bawah dan melintang, sehingga tangan menyangga payudara 2. Pengurutan payudara (pangkal payudara) a. T

e l a p a k t a n g a n k i r i m e n o p a n g p a y u

d a r a k i r i d a n j a r i j a r i t a n g a n k a

n a n s a l i n g d i r a p a t k a n b. S i s i k e l i n g

k i n t a n g a n k a n a n m e n g u r u t p a y u d a

r a k i r i d a n p a n g k a l p a y u d a r a , d e m i

k i a n p a y u d a r a k a n a n . c. P e n g u r u t a n

p a y u d a r a d e n g a n m e n g g u n a k a n a i r

h a n g a t d a n d i n g i n k o m p r e s p a y u d a

r a d e n g a n a i r h a n g a t t e r l e b i h d a h

u l u k e m u d i a n a i r h a n g a t s e l a m a 5

m e n i t . d. C u c i t a n g a n H. Posisi Menyusui Yang Benar 1. Posisi bayi saat menyusui sangat menentukan kebersihan pemberian ASI dan mencegah lecet punting susu, pastikan ibu memeluk bayinya dengan benar berikan bantuan dan dukungan jika ibu memerlukannya. Terutama jika ibu pertama kali menyusui atau ibu berusia sangat muda. Posisi menyusui yang benar : a. Lengan ibu menopang kepala, leher dan seluruh badan bayi (kepala dan tubuh berada pada satu garis lurus) muka bayi menghadap ke payudara ibu. Hidung bayi didepan putting susu ibu, posisi bayi harus sedemikian rupa sehingga perut bayi ketubuh ibunya. b. Ibu mendekatkan bayi ketuban ibunya (maka bayi kepayudara ibu) dan mengamati bayi siap menyusu,

membuka mulut, bergerak mencari dan menoleh c. Ibu menyentuhkan putting susu kebibir bayi, menunggu hingga mulut bayi terbuka lebar kemudian mengarahkan mulut bayi ke putting susu ibu sehingga bibir bayi dapat menangkap putting susu sendiri I. Tanda-tanda posisi bayi menyusu dengan baik : 1. Dagu menyentuh payudara ibu 2. Mulut terbuka lebar 3. Hidung bayi mendekati dan kadang-kadang menyentuh payudara ibu 4. Mulut bayi mencakup sebanyak mungki areola (tidak hanya putting saja). Lingkar areola atas terlihat lebih banyak dibandingkan lingkar areola bawah. 5. Lidah bayi menopang putting dan areola bagian bawah 6. Bibir bawah bayi melengkung keluar 7. Bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang-kadang disertai berhenti sesaat. (Asuhan Persalinan Normal, 2007 : 101)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. Maryunani, Anik.2002.Safe Motherhood,Modul Sepsis Puerperalis.Jakarta:EGC Program Manajemen Laktasi, 2004. Buku Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta. Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya

http://www.conectique.com/tips_solution/health/disease/article.php? article_id=5633. (diakses tanggal 20 oktober pukul 19.00 WIB) http://www.solusisehat.net/tips_kesehatan.php?id=149. oktober pukul 19.10 WIB) http:// www.info-sehat.com. (diakses tanggal 22 oktober pukul 20.00 WIB) http:// www.sainvet.fkh.ugm.ac.id. (diakses tanggal 20 Oktober pukul 20.05 WIB) http:// . (diakses tanggal 20 oktober pukul 19.24 WIB) http://stasiunbidan.blogspot.com/2009/05/askeb-pada-ibu-nifas-denganmastitis.html http://www.lusa.web.id/mastitis/. (diakses tanggal 22 oktober pukul 19.16 WIB ) http://wennywindastiwi.blogspot.com/2008/11/tugas-sap-mastitis.html. tanggal 20 oktober pukul 19.47 WIB) (diakses (diakses tanggal 20

You might also like