Professional Documents
Culture Documents
Vena kava superior Orofisium vena azigos Arteri pulmonalis kanana Vena pulmonalis kanan
Atrium kanan
Sulkus atrioventrikularis
Diafragma
Ventrikel kanan
INSPEKSI
Cari iktus kordis (pukulan ventrikel kiri pada dinding dada) pada Interkosta 5 sinistra, linea medio clavicularis sinistra (LMCS), diameter + 2 cm. Sulit ditemukan pada orang gemuk dan kelenjer mammae besar. Iktus yang nyata sesuai dengan kerja ventrikel kiri yang meningkat. Bulging prekordial (daerah prekordial yang lebih menonjol dari dinding toraks) kemungkinan permbesaran ventrikel kanan atau aneurisma aorta.
PALPASI
Iktus kordis teraba atau tidak. Bila teraba, normal diameter + 2 cm. Bila kuat dan bergeser ke kiri LVH. Bila naik turun pada linea sternalis kiri RVH. Hitung Heart Rate (HR) denyut jantung selama satu (1) menit penuh. Amati keteraturan iramanya. Bandingkan HR dengan nadi, bila ada perbedaan hal ini sesuai dengan kondisi Atrial Fibrilasi (AF). Periksa adanya Thrill (getaran iktus kordis), tidak lain adalah murmur(pada auskultasi) derajat 5-6 sehingga sangat kerasnya dapat diraba getarannya,
7
PERKUSI
Tentukan
jantung. Pada orang gemuk atau berotot agak sulit menentukannya. Biasanya abnormal yang dapat ditentukan degan teknik ini adalah pembesaran ventrikel kiri (LVH) ke kiri bawah.
8
batas-batas (ukuran)
AUSKULTASI
Gunakan
stetoskop. Suasana tenang. Dengarkan bunyi jantung satu per satu. Gunakan bagian membran stetoskop untuk nada tinggi dan bagian bell untuk nada rendah.
Tentukan Bunyi Jantung (BJ) BJ I : bunyi menutupnya katup Mitral (M) dan Trikuspidal (T) BJ II : bunyi menutupnya katup Aorta (A) dan Pulmonalis (P). BJ II-A (katup Aorta) pada interkostae 2, linea sternalis kanan. BJ II-P (katup Pulmonalis) --- pada interkostae 2, linea sternalis kiri dan interkostae 3., linea sternalis kiri. BJ I-T (katup Trikuspidalis) --- pada interkostae 4, linea sternalis kiri. BJ I-M (katup Mitralis) --- pada Interkostae 5, Linea Medio Clavicula Sinistra (LMCS)
10
Pada keadaan normal, BJ II (A dan P ) serta BJ I (T dan M) adalah bunyi tunggal. Bila pasien disuruh nafas dalam bisa terjadi bunyi yang terbelah (split) karena pada inspirasi dalam tekanan intra torakal berkurang, darah lebih banyak ke paruparu, artinya atrium kanan dan ventrikel kanan (katup P) sedikit lama daripada ventrikel kiri (katup A). Hal ini disebut normal Splitting. Bila tetap terdengar BJ II split, baik inspirasi maupun ekspirasi merupakan tanda yang spesifik untuk Atrial Septal Defect (ASD) atau Stenosis Pulmonal.
11
BJ III (kalau ada !): Didengar didaerah M. Sesudah BJ II dengan jarak cukup jauh, tidak melewati fase diastolik. Nada lebih rendah sehingga digunakan bagian bell stetoskop. Pada anak-anak dan usia muda merupakan hal yang normal. Pada orang dewasa dan lansia bila disertai dengan tanda gagal jantung seperti edema, dispneu maka BJ III merupakan tanda yang cukup jelas. Pada gagal jantung kiri disebut irama Gallop
12
Tentukan
Diastolik. Fase Sistolik : fase antara BJ I ke BJ II. Fase Diastolik : fase antara BJ II ke BJ I berikutnya. Fase Diastolik lebih lebar (lama) daripada fase Sistolik. Dengarkan baik-baik adakah suara tambahan diantaranya.
13
1.
2. 3. 4. 5.
Tentukan adanya Bising Jantung (murmur) Murmur adalah fibrasi/getaran yang terjadi didalam jantung atau pembuluh darah besar, yang diakibatkan oleh bertambahnya arus turbulensi darah. Bila ada tentukan 5 hal dari murmur tersebut : Tempatnya (M,T,P) dan penjalarannya. Terjadia pada fase sistolik atau diastolik ?. Derajatnya. Tinggi rendahnya nada. Kualitasnya.
14
Tempat murmur. Bisa di M, T, A atau P. Derajat Murmur : Hampir tidak terdengar. Terdengar lemah. Agak keras. Keras. Sangat keras. Sampai saat stetoskop diangkat sedikit, masih terdengar jelas.
15
1. 2.
3.
4. 5. 6.
Tinggi
16
Makna
bila ditemukan Murmur : Bila grade 1-3, tidak menjalar, BJ normal, keluhan pasien tidak ada mak hali itu tidak apa-apa, jangan menakuti pasien !. Bila grade 3-6 kasar, menjalar, keluhan pasien sesuai dengan penyakit jantung yang ada maka hal ini baru suatu kelainan jantung, disarankan ada pemeriksaan lanjutan.
17
18
BJ
19
BJ
20
BJ
II-P (KERAS): Stenosis mitral. Gagal jantung kiri. Hipertensi pulmonal. Atrial Septal Defek (ASD). Trunkus Arteriosus.
BJ II-P (LEMAH): Stenosis pulmonal. ASD.
21
BJ II (Splitt pada Inspirasi): RBBB, ASD, Stenosis pulmonal, Mitral insufisiensi. BJ II (Splitt pada Ekspirasi): LBBB, Stenosis Aorta.
22
23