Professional Documents
Culture Documents
F8
Mind Map
Anamnesis
Pemeriksa an fisik
Tn.C, 56 tahun,batuk sejak 1 bulan yang lalu, darah sekitar satu setengah gelas air mineral. Tidak ada sesak dan nyeri dada. Pasien merasa semakin kurus dalam 3 bulan terakhir. Badannya terasa hangat, hilang timbul selama 1 bulan terakhir
Tatalaksana
Epidemiologi
Prognosis
TTV
Pemeriksaan penunjang
Working Diagnosis
Palpasi Pemeriksaan Sputum Auskulta si Pemeriksaan Darah Tes tuberkuli n Rontgen Differential Diagnosis
Etiopatologi
Udara mengalir masuk dan keluar paru selama tindakan bernapas karena berpindah mengikuti gradien tekanan antara alveolus dan atmosfer yang berbalik arah secara bergantian dan ditimbulkan oleh aktivitas siklik otot pernafasan.
Anamnesis
Identitas Nama Tempat dan tanggal lahir Usia Alamat Pekerjaan Agama dan suku bangsa Usia/pekerjaan/pendidikan orang tua
Sesak nafas Tentukan status sesak nafas tersebut Apakah sesak nafas timbul setelah batuk yang kuat Sesak nafas tersebut timbul pada saat-saat tertentu saja Sesak nafas terjadi setelah melakukan aktivitas Sesak timbul pada posisi tubuh tertentu Apakah sesak nafas ini timbul terus menerus Apakah sesak nafas ini disertai dengan mengi. Nyeri dada Tentukan status nyeri dada tersebut, akut atau kronis Timbul setelah batuk dan disusul dengan sesak nafas Apakah rasa nyeri tersebut menyebar atau setempat Apakah dada pasien pernah mendapat trauma sebelumnya
Keluhan penyerta Apakah ada demam? Apakah demam ini disertai menggigil dan berkeringat? Selama demam mulut terasa pahit dan nafsu makan tidak ada sama sekali? Apakah demam tersebut mempunyai priodisitas?Apakah demam yang dialami dengan panas tinggi atau tidak? Status anorexia/penurunan BB akut atau kronis? Apakah ada kelainan pada saluran cerna?Apakah cepat merasa kenyang setelah mengkonsumsi sejumlah kecil makanan? Apakah penurunan Berat Badan akibat anorexia tsb terjadi setelah mengkonsumsi/menghentika n obat tertentu?.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan tanda vital: suhu, memeriksa tekanan darah, berat badan, tinggi badan, basal mass index(BMI), frekuensi pernafasan, frekuensi nadi.3 Inspeksi: saat bernapas ada bagian yang tertinggal atau tidak, ada tonjolan atau tidak dan sebagainya. Palpasi: meningkatnya fremitus menandakan konsolidasi. Auskultasi: berkurangnya intensitas saluran napas; ronki kasar dan nyaring sesuai dengan obstruksi parsial/ penyempitan saluran napas; ronki basah halus terdengar pada parenkim paru yang berisi cairan. Hasil pemeriksaan fisik :
Tidak ada wheezing , nyeri dada. Auskultasi terdengar ronkhi kering apex paru kanan.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium :
1.Pemeriksaan Bakteriologis a) Dahak ( sputum) BTA
2.Pemeriksaan Darah a) LED b) Leukosit N 3. Pemeriksaan Radiologi a) Pada x-ray akan ditemukan :
a) b) c) d) e) f) g) Infiltrat Perkejuan/kaseosa Kavitas Tuberkuloma Fibrotik Perkapuran pleuritis
Diagnosis
Tuberkulosis
Gejala akibat TB paru adalah batuk produktif yang berkepanjangan (lebih dari 3 minggu), nyeri dada,
dan
hemoptysis.
Gejala
sistemik
termasuk
demam, menggigil, keringat malam, kelemahan, hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan.
Gejala Klinis
SISTEMIK : Demam.
Biasanya subfebril menyerupai demam influenza. serangan demam pertama dapat sembuh sebentar, tetapi kemudian dapat timbul kembali.
Malaise.
Penyakit TB bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering ditemukan berupa anoreksia tidak ada nafsu makan, badan makin kurus,,dll
Sesak nafas.
pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak nafas. sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang infiltasinya meliputi setengah paru-paru.
Pneumonia
Cara terjadinya penularan berkaitan pula dengan jenis kuman yang menginfeksi. Maka dari itu etiologi pneumonia berbeda-beda pada berbagai tipe
Bronkiektasis
Etiologi masih belum jelas. Pada dasarnya bias congenital atau didapat
Gejala klinis
batuk produktif yang berkepanjangan (lebih dari 3 minggu), nyeri dada, dan hemoptysis. Gejala sistemik termasuk demam, menggigil, keringat malam, kelemahan, hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan.
Biasanya didahului infeksi saluran nafas atas akut selama beberapa hari. Selain didapatkan demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat mencapai 40 derajat celsius, sesak nafas, nyeri dada, dan batuk dengan dahak kental, terkadang dapat berwarna merah karat (untuk streptococcus pneumoniae), merah muda (untuk staphylococcus aureus), atau kehijauan dengan bau khas (untuk pseudomonas aeruginosa Diagnose pneumonia berdasarkan riwayat penyakit lengkap, pemeriksaan fisik, dan penunjang. Secara radiologis akan dijumpai gambaran air bronkhogram. Distribusi infiltrate pada lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk kuman aspirasi
Ciri khas penyakit ini adalah batuk kronik disertai produksi sputum, adanya hemoptisis. Dan pneumonia berulang. Gejala dan tanda klinis tersebut dapat demikian hebat pada penyakit yang berat, dan bisa tanpa gejala.
Diagnosa
Secara bakteriologi akan menemukan BTA (+) pada dahak ( sputum) . Uji tuberkulin (+) Pada pemeriksaan radiologi akan terlihat kuman TBC pada lap.atas paru.
Secar
radiologi
dengan
menentukan lesi intra torakal sebagai tumor jinak atau ganas. Secara radiologis bias ditentukan ukuran tumor (T), kelenjar getah bening local (N) , dan metastatis ke organ lain (M).
Diagnosis sukar ditegakkan. Diagnosis pasti bila telah ditemukan adanya dilatasi dan nekrosis dinding bronkus.
Penyebab
Mycobacterium tuberkulosis
menyebabkan
displasia
Asbesitosis
Menghirup serat asbes bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut (fibrosis) di dalam paru-paru. Jaringan paru-paru yang membentuk fibrosis tidak dapat mengembang dan mengempis sebagaimana mestinya. Beratnya penyakit tergantung kepada lamanya pemaparan dan jumlah serat yang terhirup.
Gejala klinis
batuk produktif yang berkepanjangan (lebih dari 3 minggu), nyeri dada, dan hemoptysis. Gejala sistemik termasuk demam, menggigil, keringat malam, kelemahan, hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan.
Gejala asbestosis muncul secara bertahap dan baru muncul hanya setelah terbentuknya jaringan parut dalam jumlah banyak dan paru-paru kehilangan elastisitasnya. Gejala pertama adalah sesak napas ringan dan berkurangnya kemampuan untuk melakukan gerak badan. Sekitar 15% penderita, akan mengalami sesak napas yang berat dan mengalami kegagalan pernapasan.
sampai membungkuk Bibir tampak kebiruan Berat badan menurun akibat nafsu makan menurun Batuk menahun.
Diagnosa
Secara bakteriologi akan menemukan BTA (+) pada dahak (sputum) . Uji tuberkulin (+) Pada pemeriksaan radiologi akan terlihat kuman TBC pada lap.atas paru.
Pada awal gejalanya serupa dengan bronkhitis Kronis Napas terengah-engah disertai dengan suara seperti peluit Dada berbentuk seperti tong, otot leher tampak menonjol, penderita sampai
Gejala asbestosis muncul secara bertahap dan baru muncul hanya setelah terbentuknya jaringan parut dalam jumlah banyak dan paru-paru kehilangan elastisitasnya. Gejala pertama adalah sesak napas ringan dan berkurangnya kemampuan untuk melakukan gerak badan. Sekitar 15% penderita, akan mengalami sesak napas yang berat dan mengalami kegagalan pernapasan.
membungkuk Bibir tampak kebiruan Berat badan menurun akibat nafsu makan menurun Batuk menahun.
Etiologi
Penyakit TB adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycrobacterium
Mycrobacterium tuberculocis berbentuk batang, berukuran panjang 1-4 mikron dan tebal 0,30,6 mikron, tahan terhadap pewarnaan yang asam sehingga disebut dengan Bakteri Tahan
Asam (BTA). Sebagian besar kuman terdiri dari asam lemak dan lipid yang membuat lebih tahan
asam. Bisa hidup bertahun-tahun. Sifat lain adalah bersifat aerob, lebih menyukai jaringan kaya oksigen terutama pada bagian apical posterior.
Patofisiologi
Epidemiologi
Diperkirakan angka kematian akibat TBC adalah 8000 setiap hari dan 2-3 juta setiap tahun.
Laporan WHO tahun 2004 menyebutkan bahwa jumlah terbesar kematian akibat TBC
terdapat di Asia tenggara yaitu 625.000 orang atau angka mortaliti sebesar 39 orang per 100.000 penduduk. Angka mortalitas tertinggi terdapat di Afrika yaitu 83 per 100.000 penduduk, prevalensi HIV yang cukup tinggi mengakibatkan peningkatan cepat kasus TBC
yang muncul.
Indonesia masih menempati urutan ke 3 di dunia untuk jumlah kasus TBC setelah India dan Cina. Setiap tahun terdapat 250.000 kasus baru TBC dan sekitar 140.000 kematian akibat
TBC.
Tatalaksana
Prognosis
Secara umum prognosis untuk TBC baik bila penatalaksanaan dan terdiagnosa dini . Tetapi
dapat menyebabkan kematian bila prognosa jelek dan melibatkan berbagai organ(komplikasi).
Komplikasi
Komplikasi dini : pleuritis, efusi pleura, emfisema, laryngitis, usus.
Komplikasi lanjut : obstruksi jalan nafas SOPT ( Sindrom Obstruksi Pasca Tuberkulosis), kerusakan parenkim berat fibrosis paru, sindrom gagal napas dewasa (ARDS), seirng terjadi pada TB millier dan kavitas TB.
Pencegahan
Vaksinasi BCG Kemoprofilaksis