You are on page 1of 10

PEMANFAATAN ENERGI ARUS LAUT SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK UNTUK DAERAH KEPULAUAN TERPENCIL

M Yanuar Pribadi Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik PLN Jakarta Email : my_pribadi@ymail.com

ABSTRACT Indonesia is the largest maritime country in the world which consists of 13 466 islands and has an area of 3.1 million km2 of ocean. During which it is not the whole island - the island in Indonesia teraliri by electricity. Though a lot of natural potential can be used as a source of electrical energy to the island - the remote island. Among the energy sources of energy is to be reckoned with ocean currents. Ocean current is a mass movement of water from one place to another. Ocean currents can also occur due to pressure differences between one place to another place. This difference occurs as a result of the variation in the density of sea water and sea surface slope. Density of sea water varies with temperature and salinity. Ocean current is used as a power plant to support the needs of ocean currents in the Indonesian electricity. Sea Power Flow (PLTAL) is a power plant that uses ocean currents as fuel. Wherein when the ocean currents moving horizontally will rotate the turbine which then rotate the generator as a power producer. In this seminar will discuss how the use and utilization of ocean currents as a source of energy-based power plants ocean currents.

Keywords: Flow of the Sea, Marine Current Power Generating electricity is, Isolated Island

ABSTRAK Indonesia merupakan negara maritim terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau dan memiliki luas lautan sebesar 3.1 juta km2. Dimana selama ini tidak seluruh pulau pulau di Indonesia teraliri oleh listrik. Padahal banyak potensi alam yang dapat digunakan sebagai sumber energi listrik untuk pulau pulau terpencil tersebut. Diantara sumber energi yang patut diperhitungkan ialah energi arus laut. Arus laut adalah gerakan massa air dari suatu tempat ke tempat yang lain. Arus laut juga dapat terjadi akibat adanya perbedaan tekanan antara tempat yang satu dengan tempat yang lain. Perbedaan ini terjadi sebagai hasil adanya variasi densitas air laut dan slope permukaan laut. Densitas air laut bervariasi dengan suhu dan salinitas. Arus laut inilah yang digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga arus laut untuk menunjang kebutuhan listrik di Indonesia. Pembangkit Listrik Arus Laut (PLTAL) merupakan pembangkit listrik yang menggunakan arus laut sebagai bahan bakarnya. Dimana saat arus laut bergerak secara horizontal akan memutar turbin yang selanjutnya memutar generator sebagai penghasil listrik. Dalam seminar ini akan dibahas bagaimana penggunaan dan pemanfaatan arus laut sebagai sumber energy berbasis pembangkit listrik tenaga arus laut. Kata kunci: Arus Laut, Pembangkit Lisrik Tenaga Arus Laut, Pulau Terpencil

1.

Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan energi listrik merupakan kebutuhan pokok di zaman modern ini. Hampir seluruh aktifitas dan keseharian manusia di pengaruhi oleh energi listrik. Di Indonesia sendiripun gencar gencarnya membangun pembangkit listrik dengan sumber energi yang renewable dan tidak akan habis. Potensi yang dapat diandalakan sesuai alam Indonesia ialah arus laut. Arus laut terjadi dimana saja di laut. Pada hakekatnya energy yang menggerakkan massa air laut tersebut berasal dari matahari. Perbedaan pemanasan matahari ini yang menyebabkan perbedaan energy yang diterima bumi. Pembangkit listrik tenaga arus laut merupakan pembangkit listrik yang menggunakan arus laut sebagai bahan bakarnya. Indonesia memiliki lautan yang luas dan memiliki banyak selat. Hal ini harusnya dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi yang berkopenten digunakan di negara maritim. Pulau pulau kecil di Indonesia yang belum terjamah listrik dapat menggunakan arus laut sebagai energy penghasil listrik. Ha ini juga dapat meminimalisir pemanasan gobal dan mengurangi emsisi gas buang di Indonesia. 1.2. Tujuan Tujuan dalam penelitian seminar penggunaan dan pemanfaatan arus laut sebagai sumber energi di pulau terpencil berbasis pembangkit listrik tenaga arus laut (PLTAL) adalah : 1. Kelengkapan kelulusan pada mata kuliah seminar 2. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan dan pemanfaatan arus laut sebagai sumber energi di pulau terpencil berbasis pembangkit listrik tenaga arus laut (PLTAL). 1.3. Manfaat Manfaat dari penelitian dalam seminar ini untuk : 1. Dapat mengetahui penggunaan dan pemanfaatan arus laut sebagai sumber energi di pulau terpencil. 2. Dapat memahami metode kerja dan struktur bangun pembangkit listrik tenaga arus laut (PLTAL).

1.4. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apa itu sumber energi arus laut. 2. Bagaimana penggunaan dan pemanfaatan arus laut sebagai sumber energi pembangkit listrik arus laut di pulau terpencil. 1.5. Batasan Masalah Untuk membatasi materi yang akan dibicarakan pada seminar ini, maka penulis perlu membuat batasan masalah yang akan dibahas. Hal ini diperbuat agar isi dan pembahasan seminar ini menjadi terarah dan dapat mencapai hasil yang diharapkan. Adapun batasan masalah pada penulisan seminar ini adalah penggunaan dan pemanfaatan arus laut sebagai sumber energi pembangkit listrik. 2. Landasan Teori 2.1. Arus Laut Arus laut adalah gerakan masa air laut secara teratur dari suatu tempat ke tempat lain. Sebagian arus laut bergerak secara horizontal dan hanya sebagian kecil yang bergerak secara vertical. Arus laut juga didefinisikan sebagai aliran air yang berkelanjutan. Arus laut merupakan massa air yang sangat luas yang terjadi pada seluruh laut di dunia. Berdasarkan temperaturnya kita mengenal ada arus panas dan arus dingin. Arus panas adalah bila temperatur air pada arus tersebut lebih tinggi dari pada temperatur air laut yang didatangi atau arus laut yang bergerak dari daerah lintang rendah (daerah panas) ke daerah lintang tinggi (daerah dingin). Sedangkan arus dingin ialah bila temperatur arus itu lebih rendah dari temperatur air laut yang didatanginya atau yang bergerak dari daerah dingin ke daerah panas. Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti perbedaan densitas air laut, gradien tekanan mendatar dan gesekan lapisan air. Sedangkan faktor eksternal seperti gaya tarik matahari dan bulan yang dipengaruhi oleh tahanan dasar laut dan gaya coriolis, perbedaan tekanan udara, gaya gravitasi, gaya teknotik dan angin. Namun secara garis besar arus laut terjadi karena adanya beberapa faktor yaitu tiupan angin, perbedaan kadar garam, dan perbedaan suhu.

2.2. Arus Laut Karena Tiupan Angin Arus yang disebabkan karena tiupan angin, merupakan arus permukaan yang disebut drift. Karena rotasi bumi dan bentuk bumi yang bulat arah arus biasanya menyimpang kearah kanan untuk belahan bumi utara dan ke kiri untuk belahan bumi selatan. Arah arus membentuk sudut 45 dengan arah angin yang mendorongnya. Misalnya arus equator utara yang arahnya timur barat akibat dorongan angin pasat timur laut, juga arus ekuator selatan, akibat tiupan angin pasat tenggara. Tiupan angin yang menerpa angin laut di permukaan akan menimbulkan arus laut. Seperti halnya bila kita meniupkan air dalam cawan, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa angin dapat menyebabkan arus laut. Arah arus itu searah dengan aliran angin. Arus karena tiupan angin ini bila menumbuk daratan, maka air di depan daratan itu akan lebih tinggi dari pada permukaan air laut disekitarnya. Perbedaan permukaan air laut tersebut akan menyebabkan terjadinya aliran air laut yang memiliki permukaan lebih tinggi menuju ke laut yang memiliki permukaan air yang lebih rendah. Arus laut yang demikian disebut arus kompensasi. 2.3. Arus Laut Karena Perbedaan Kadar Garam Air laut yang memiliki kadar garam tinggi memiliki massa jenis yang lebih besar daripada air laut yang kadar garamnya rendah. Oleh karena itu, jika ada dua laut yang bersebelahan tetapi karena kadar garamnya berbeda maka dibagian dasar laut akan terjadi aliran air dari laut berkadar garam tinggi menuju ke laut berkadar garam rendah. Sebaliknya dibagian permukaan akan terjadi aliran air dari laut berkadar garam rendah menuju ke laut berkadar garam tinggi. Contoh ambang Gibraltar yang terletak diantara benua Eropa dan benua Afrika. 2.4. Arus Laut Karena Perbedaan Suhu Perbedaan suhu menyebabkan perbedaan kepadatan air, yang menyebabkan pula perbedaan salinitas. Selain menyebabkan terjadinya arus air yang lebih padat dan besar salinitasnya akan turun dan mengalir di bagian bawah sebagai arus bawah. Sebaliknya air yang ringan dan kurang padat akan muncul dan bergerak di bagian permukaan sebagai arus permukaan. Air laut yang dingin memiliki massa jenis yang lebih besar daripada air laut yang panas.

Air laut di daerah kutub bersuhu dingin, sehingga memiliki massa jenis lebih besar. Oleh karena itu, air laut tersebut akan tenggelam dan bergerak menuju ke daerah yang massa jenisnya lebih kecil, melalui dasar laut yang dalam. Dari daerah kutub arus bawah mengalir ke daerah ekuator, sebaliknya dari daerah ekuator arus permukaan mengalir ke daerah kutub, sehingga terjadi keseimbangan hydrostatis yang menyebabkan kepadatan dan suhu air hampir sama untuk seluruh perairan. 2.5. Penyimpangan Arah Arus Laut Penyimpangan arah arus laut dapat terjadi baik secara horizontal maupun vertical. Gaya coriolis mempengaruhi aliran massa air, dimana gaya ini akan membelokan dari arah yang lurus. Gaya ini timbul akibat dari perputaran bumi pada porosnya (rotasi bum). Gaya inilah yang menghasilkan adanya aliran gyre yang mengarah seperti gerakan jarum jam pada bumi utara dan berlawanan arah jarum jam pada belahan bumi selatan. Gaya coriolis juga menyebabkan timbulnya perubahan perubahan arah arus yang kompleks susunannya yang terjadi sesuai dengan makin dalamnya laut. Gerakan angin yang berpengaruh terhadap gerakan arus permukaan membentuk sudut 45 dan mempunyai kecepatan 2% dari kecepatan angin itu sendiri. Bila angin bertiup dengan kecepatan 10m/s maka akan dapat menimbulkan arus permukaan laut yang berkecepatan 20cm/s. Kecepatan arus ini akan berkurang sesuai dengan makin bertambahnya kedalaman laut dan pada kedalaman 200 meter gerakan angin tidak lagi berpengaruh gerakan arus. Pada waktu kecepatan arus berkurang maka tingkat perubahan arah arus yang di sebabkan karena gaya coriolis akan meningkat. Hasilnya adalah bahwa hanya terjadi sedikit pembelokan dari arah arus yang relative cepat di permukaan dan arah pembelokan menjadi makin besar pada aliran arus yang kecepatannya menjadi semakin lambat di lapisan air yang makin dalam. Akibatnya akan timbul suatu aliran arus dimana makin dalam suatu perairan, arus yang terjadi akan semakin dibelokan arahnya.

3.

Metologi Penelitian 3.1. Energi Arus Laut Sebagai Pembangkit Listrik Pemanfataan energi arus laut sebagai pembangkit listrik merupakan pemanfaatan gerakan arus laut yang bergerak secara horizontal atau vertical yang dapat di manfaatkan untuk menggerakan kincir/turbin pada pembangkit tenaga listrik yang selanjutnya menggerakan generator untuk membangkitkan listrik. Keuntungan penggunaan energi arus laut adalah selain ramah lingkungan, energi ini juga mempunyai intensitas energi kinetik yang besar dibandingkan dengan energi terbarukan yang lain. Hal ini disebabkan densitas air laut 830 kali lipat densitas udara sehingga dengan kapasitas yang sama, turbin arus laut akan jauh lebih kecil dibandingkan dengan turbin angin. Keuntungan lainnya adalah tidak perlu perancangan struktur yang kekuatannya berlebihan seperti turbin angin yang dirancang dengan memperhitungkan adanya angin topan karena kondisi fisik pada kedalaman tertentu cenderung tenang dan dapat diperkirakan. Kekurangan dari energi arus laut adalah outputnya mengikuti grafik sinusoidal sesuai dengan respons pasang surut akibat gerakan interaksi Bumi-Bulan-Matahari. Pada saat pasang purnama, kecepatan arus akan deras sekali, saat pasang perbani, kecepatan arus akan berkurang kira-kira setengah dari pasang purnama. Kekurangan lainnya adalah biaya instalasi dan pemeliharaannya yang cukup besar. Dari penelitian PL Fraenkel (J Power and Energy Vol 216 A, 2002) lokasi yang ideal untuk instalasi pembangkit listrik tenaga arus laut adalah harus mempunyai kecepatan arus dua arah (bidirectional) minimum 2 meter per detik. Yang ideal adalah 2.5 m/s atau lebih. Kalau satu arah (sungai/arus geostropik) minimum 1.2-1.5 m/s. Kedalaman tidak kurang dari 15 meter dan tidak lebih dari 40 atau 50 meter. 3.2. Konversi Arus Pembangkit Listrik Laut Menjadi

Gambar 2.1 Aliran Gyre 2.6. Perkembangan Energi Arus Laut di Indonesia Letak geografis dan kandungan sumber daya kelautan yang dimiliki Indonesia memberikan pengakuan bahwa Indonesia merupakan negara bahari dan kepulan terbesar di dunia, dengan luas laut 3.1 juta km2 atau 3/4 dari total wilayah Indonesia dan terdiri dari 13.466 pulau yang dikelilingi oleh 81.000 km garis pantai dengan potensi ekonomi yang sangat besar. Kondisi geografis ini diperkuat dengan kenyataan bahwa Indonesia berada pada posisi geopolitics yang penting yakni Laut Pasifik dan Laut Hindia, sebuah kawasan paling dinamis dalam percaturan politik, pertahanan dan keamanan dunia. Alasan di atas sudah cukup menjadi dasar untuk menjadikan pembangunan kelautan sebagai arus utama pembangunan nasional. Sumber daya kelautan merupakan sumber daya yang senantiasa dapat diperbaharui sehingga keunggulan komparatif dan kompetitif ini dapat bertahan panjang asal diikuti dengan pengelolaan yang arif. Jika dilihat tentang energi alternative uang harus dimanfaatkan maka dapat memberikan peluang negara Indonesia unggul dibandingkan dengan negara lain jika dapat memanfaatkan peluang tersebut semaksimal mungkin. Energi kelautan merupakan energi non-konvesional dan termasuk sumber daya keluaran non hayati yang dapat diperbaharui yang memiliki potensi untuk dikembangkan di kawasan pesisir dan lautan Indonesia. Pada tahun 2004, Badan Meteorologi dan Geofisika Ristek bekerja sama dengan Pda Archamedae Italy, UNIDO (United Nations Industrial Development Organization) untuk pengajian pengembangan Kobold di Indonesia. Kerjasama tersebut dituangkan di dalam action plan sampai dengan tahun 2007. Kobold adalah turbin Italy untuk pembangkit listrik arus laut. Seperti contoh tabel hasil uji coba untuk kapasitas 125 kW.

Pengembangan teknologi ekstraksi energi arus laut lazimnya dilakukan dengan mengadopsi prinsip teknologi energi angin yang telah lebih dulu berkembang, yaitu dengan mengubah energi kinetik arus laut menjadi energi rotasi dan energi listrik. Daya yang dihasilkan oleh turbin arus laut jauh lebih besar dari pada daya yang dihasilkan oleh turbin angin, karena rapat massa air laut lebih

besar dari rapat massa udara. Kapasitas daya yang dihasilkan dapat dihitung dengan pendekatan matematis yang memformulasikan daya yang melewati suatu permukaan atau luasan. Misalkan suatu aliran fluida yang menembus suatu permukaan A dalam arah yang tegak lurus permukaan, maka rumus umum yang digunakan adalah formulasi Fraenkel yaitu: P = 0,5 x x A x (3.1)

Dimana : P = daya (watt); = rapat massa air (kg/m); A = luas penampang (m); dan V = kecepatan arus (m/s) 3.3. Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut Pembangkit listrik tenaga arus laut (PLTAL) merupakan system pembangkitan tenaga listrik yang menggunakan arus laut sebagai energi primernya. Pembangkit ini merupakan pembangkit yang renewable. Prinsip yang dikembangkan pada aplikasi teknologi pemanfaatan energi dari laut adalah melalui konversi tenaga kinetik masa air laut menjadi tenaga listrik. Tercatat beberapa negara telah berhasil melakukan instalasi pembangkit energi listrik dengan memanfaatkan energi arus laut dan pasang surut, mulai dari prototype turbin pembangkit hingga mencapai turbin skala komersial dengan kapasitas 1,2 MW/turbin, seperti yang telah dibangun di Skotlandia, Swedia, Perancis, Norwegia, Inggris, Irlandia Utara, Australia, Italia, Korea Selatan dan Amerika Serikat. PLTAL merupakan jenis pembangkit listrik yang memanfaatkan sumber energi terbarukan dan tanpa menimbulkan emisi. Tetapi untuk skala besar masih banyak masalah-masalah yang harus dihadapi dari pengembangan PLTAL ini. Permasalhan yang sering timbul adalah besarnya biaya untuk pembangunan dan pemeliharaan PLTAL, Lokasi pembangunannya yang sangat luas, dan efek samping yang diakibatkan terhadap lingkungan juga menjadi kendala. Beberapa komponen penting dalam Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) : a) Turbin, untuk mengkonversikan energi kinetic arus laut disini terdapat dua jenis rotor (daun turbin) yang biasa digunakan yaitu turbin poros vertical dan turbin poros horizontal. b) Generator, untuk mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Generator yang

digunakan pada PLTAL ini biasanya menggunakan generator Asinkron. c) Gearbox, berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada turbin energi arus laut menjadi putaran tinggi agar dapat digunakan untuk memutar generator. d) Sistem Pengereman, digunakan untuk menjaga putaran pada poros turbin agar bekerja pada titik aman saat terdapat arus yang besar. Alat ini perlu dipasang karena generator memiliki titik kerja aman dalam pengoperasiannya. e) Rectifier-Inverter, untuk mengatasi naik turunnya keluaran listrik dari generator karena naik turunnya putaran turbin maka listrik yang dihasilkan oleh generator harus disalurkan terlebih dahulu ke sistem rectifier-inverter agar keluaran tegangan dan frekuensi listriknya sama dengan listrik yang dihasilkan PLN.

Gambar 3.1 Contoh Turbin Poros Horizontal

Gambar 3.2 Contoh Turbin Poros Vertical 3.4. Marine Current Turbine (MCT) Teknologi Marine Current Turbine atau MCT merupakan salah satu jenis turbin type vertical, bekerja seperti pembangkit listrik tenaga angin yang dibenamkan di dalam laut. Kincir memutar rotor yang menggerakan generator yang terhubung kepada sebuah kotak gir (gearbox). Kincir tersebut dipasangkan pada sebuah sayap yang membentang horizontal dari sebuah batang silinder yang diborkan ke dasar laut. Turbin tersebut akan menghasilkan 750 1500 KW per unitnya, dan dapat disusun dalam barisanbarisan sehingga menjadi ladang pembangkit

listrik. Demi menjaga agar ikan dan makhluk hidup lainnya tidak terluka oleh alat ini, kecepatan rotor diatur 10-20 rpm. Daya keluaran pembangkit listrik arus laut ini memiliki losses di turbin, sehingga persamaan daya keluarannya ialah : P = Cp x 0,5 x x A x .. (3.2)

mekanik dan elektrik pada Pda Archamedae Italy. Teknologi kobold mengadopsi konsep propeller (baling baling kapal) yang diputar arus vertical yang mampu menghasilkan daya sebesar 110 Kw. Pembangkit listrik tenaga arus laut menggunakan kobold merupakan salah satu Marine Current Turbine dalam menghasilkan energi kinetik air menjadi energi listrik

Dimana : Cp = konstanta performa turbin (ketentuan nilai = 0,35 0,5) P = daya (watt); = rapat massa air (kg/m); A = luas penampang (m); dan V = kecepatan arus (m/s) Gambar 3.4 Turbin Kobold Adapun persyaratan pemilihan lokasi penempatan turbin kobold adalah sebagai berikut : a) Kecepatan arus laut minimal:2 meter/detik b) Kedalaman air laut :15-25 meter c) Tinggi gelombang laut : 1-1.5 meter d) Jarak maksimum dari pantai : 1 kilometer PLTAL memanfaatkan arus laut sehingga tidak memanfaatkan bahan bakar minyak atau bahan bakar fosil lainnya sebagai sumber energi utama, namun tetap menggunakan biaya pelumas untuk mesin mesinnya. Persamaan biaya pembangkitan total dinyatakan dengan persamaan : TC = CC + FC + O&M Dengan : TC = Biaya Total CC = Biaya Modal FC = Biaya Bahan Bakar ( dalam hal ini = 0 ) O&M = Biaya Operasi dan Perawatan 4. Analisa Arus Laut di Kepulauan Terpencil 4.1. Desa Desa Tertinggal di Pulau Pulau Kecil Secara statistik keberadaan desa-desa tertinggal yang belum berkembang di pulaupulau kecil (small islands) mencapai hampir 7% dari wilayah dunia dan merupakan entitas daratan tersendiri yang umumnya sama sekali belum menikmati infrastruktur listrik, dicirikan oleh kerentanan ekonomi dan keterbelakangan pembangunan. Menurut definisi Kementerian Kelautan dan Perikanan, pulau kecil adalah pulau dengan luas area lebih dari 2.000 , dengan jumlah penduduk lebih dari 20.000 orang.

Gambar 3.3 Teknologi Marine Current Turbine Biaya pembangkit listrik tenaga arus laut total tanpa biaya eksternal merupakan penjumlahan dari biaya modal, biaya bahan bakar, serta biaya operasional dan perawatan. Biaya pembangkitan = biaya modal + biaya tetap O&M +biaya variable O&M Atau Tarif Listrik = biaya pembangkit + biaya transmisi + biaya distribusi + biaya system pelayanan. Di perairan Indonesia sendiri penggunaan teknologi PLTAL yang potensial diantaranya adalah teknologi Marine Current Turbine (MCT). 3.5. Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut Kobold Teknologi pembangkit listrik arus laut kobold merupakan salah satu jenis pembangkit listrik yang menggunakan turbin type horizontal. Turbin kobold merupakan hasil dari dari kerjasama antara Indonesia dengan tim

Lebih dari 7.000 pulau kecil telah berpenghuni dan memiliki hubungan administratif dengan desa terdekat. Dari segi fisik, desa di pulau-pulau kecil memiliki sumber daya alam daratan yang sangat terbatas sehingga tidak mampu untuk membangkitkan listrik sendiri, sedangkan sumberdaya alam laut yang tersedia juga hanya cukup untuk menunjang kehidupan masyarakat sehari-hari. Oleh sebab itulah, pengelolaan sumber daya alam khususnya energi di pulau-pulau kecil harus dilakukan secara terencana, sistematis, dan terpadu, agar perekonomian masyarakatnya dapat semakin ditingkatkan terutama penyediaan akan listrik yang nampaknya mulai menjadi kebutuhan primer saat ini. Berdasarkan tinjauan karakteristik di lapangan, ciri-ciri umum yang ditemukan pada masyarakat desa pulau-pulau terdepan adalah keterbelakangan teknologi dan informasi yang berujung pada rendahnya tingkat ekonomi. Oleh sebab itu, alternatif penyediaan listrik yang efisien bagi masyarakat di pulau-pulau terpencil ini adalah melalui pemanfaatan energi dari laut setempat ketimbang membangun kabel transmisi bawah laut. 4.2. Potensi Energi Arus Kepulauan Terpencil Laut Bagi

Penelitian karakteristik energi arus laut di Indonesia telah dilakukan oleh Puslitbang Geologi Kelautan (PPPGL), Balitbang Energi dan Sumber Daya Mineral pada tahun 2005 berkolaborasi dengan Program Studi Oceanografi ITB. Pengukuran arus laut dilakukan menggunakan ADCP (Accoustic Doppler Current Profiler) di Selat Lombok dan Selat Alas dalam kaitan dengan rencana penyiapan lokasi dan instalasi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) model Turbin Kobold buatan Italia yang berkapasitas 75-300 kW di bawah koordinasi Kementerian Riset dan Teknologi. Tahun 2006 - 2010 telah dilaksanakan penelitian karakteristik arus laut di berbagai selat di Nusa Tenggara Timur, yaitu di Selat Lombok , Selat Alas, Selat Nusa Penida, Selat Flores, dan Selat Pantar. Selain itu, Prototipe turbin pertama telah dibangun secara kemitraan bersama Kelompok Teknik T-Files ITB dan PT Dirgantara Indonesia, dengan mengadopsi dan memodifikasi model turbin Gorlov skala kecil (kapasitas teoritis 0,8 kW/cel). Kelompok T-Files ITB adalah kelompok mahasiswa teknik yang terdiri dari berbagai latar belakang keilmuan yang secara langsung dibimbing oleh Prof. Iskandar Alisyahbana (Alm), untuk mengembangkan berbagai jenis pembangkit listrik tenaga arus

laut skala kecil. Salah satu prototipe perangkat pembangkit listrik arus laut hasil rakitan perdana telah diuji-coba di kolam uji PPPGL Cirebon pada tahun 2008, dilanjutkan dengan uji lapangan tahun 2009 di Selat Nusa Penida sehingga telah berhasil memperoleh "proven design" yang cocok untuk diterapkan pada perairan yang berkarakteristik selat (arus pasang surut). Diharapkan pada tahun 2025 energi listrik dari laut yang dihasilkan dari berbagai pembangkit energi yang bersumber dari laut ini akan mencapai target yang proporsional yaitu mencapai 5% dari seluruh sumber energi terbarukan. Dengan demikian, maka sasaran kebijakan bauran energi 25% pada tahun2025 atau yang dikenal dengan Visi bauran energi 25-25 akan dapat dicapai. Salah satu upaya merealisasikan penyediaan listrik bagi desa di pulau-pulau kecil adalah dengan program pengembangan kelistrikan melalui pemasangan kabel laut di Kepulauan Seribu, Laut Jawa. Gugusan pulaupulau ini memiliki 105 pulau tersebar di empat kelurahan dan berpenduduk sekitar 20.000 orang, dengan anggaran sekitar Rp 275 Milyar. Pemasangan jaringan kabel listrik bawah laut sepanjang 41,8 km dengan daya 450-1.300 kWh itu direncanakan membentang dari daratan Teluk Naga, Tangerang hingga gardu induknya di Pulau Untung Jawa, kemudian disambung ke Pulau Pari dan Pulau Tidung. Seandainya peraturan mengenai status listrik sebagai infrastruktur dasar telah ditetapkan, maka biaya sebesar ini sebenarnya dapat digunakan untuk membangun beberapa pembangkit listrik tenaga arus laut jenis Marine Current Turbine (MCT) buatan Italia. Satu unit sistem MCT ini mirip dengan model Kobold, secara teoritis dapat menghasilkan 1,0-1,2 MW perturbin dan dapat dikembangkan menjadi 8 turbin terintegrasi. Pada prinsipnya teknologi MCT ini adalah mengembangkan pembangkit listrik tenaga arus laut dengan menggunakan model turbin tunggal dan turbin multiganda (turbine farm) terutama untuk kawasan yang lebih luas. 4.3. Daerah Desa Ketapang Lombok Timur NTB Kabupaten

Desa Ketapang Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur, memiliki potensi arus laut pada selat Alas pantai Tanjung Menangis berjarak 4 km dari jalan raya Aikmel Pelabuhan Kayangan. Secara geografis terletak pada koordinat 11603928 Bujur Timur dan 803320 Lintang Selatan dengan ketinggian 1 kaki (30,48 cm) dari permukaan laut. Lokasi potensi arus laut untuk

Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut Kobold yang dimaksud dapat dilihat pada gambar.

Gambar 4.1Lokasi Potensi Arus Laut Kondisi daerah sebagai penunjang pembangunan PLTAL tersebut meliputi rumah-rumah penduduk di sekitar potensi yaitu dusun Ketapang yang terbagi dalam dua kelompok rumah penduduk, jarak total layanan (jaringan listrik) sampai konsumen total 2.400 meter. Dari beberapa pengamatan arus yang dilakukan sejak akhir 2006 pada bulan Desember dan data pengukuran arus pada tahap ke-2 ternyata dari beberapa lokasi tersebut, lokasi yang signifikan adalah pada lokasi 5. Pengukuran arus dilakukan pada tanggal 3 Agustus sampai 18 Agustus 2007.

arus laut mengalir dengan debit yang cukup besar. Salah satunya yaitu Selat Larantuka yaitu selat antara Pulau Flores dengan Pulau Adonara yang merupakan wilayah Kabupaten Flores Timur .Karena berdasarkan data sekunder dari daftar arus laut, hasil analisa perbedaan waktu, batimetri regional dan pola arus lintas Indonesia regional (ARLINDO) di daerah ini dilalui arus dengan kecepatan yang memenuhi syarat sebagai pembangkit listrik tenaga arus laut

. Gambar 4.3 Lokasi Selat Larantuka Data hasil pengukuran kecepatan arus dengan Acoustic Doppler Current Profiler (ADCP) mobile di lapangan didapat : Kedalaman (m) Kecepatan Arus min (m/s) Kecepatan arus maks (m/s)

Gambar 4.2 Grafik Durasi Kecepatan Arus di Atas 1,2 m/det di Lokasi 5 Untuk mengetahui energi listrik yang diperoleh maka dihitung dengan persamaan penghubung antara arus laut yang terjadi dengan energi listrik yang diperoleh dengan menggunakan Turbin Kobold, yaitu : P = 0,5 x x x S x (4.1)

Dengan P = Energi listrik yang dihasilkan (kW) = Berat jenis air laut (1,025 kg/ ) V = Kecepatan arus (m/s) S = Tinggi Blade ( ) = Koefisien untuk turbin Kobold (50%) 4.4. Daerah Kawasan Pesisir Flores Timur, NTT Kawasan timur Indonesia seperti Propinsi Nusa Tenggara Timur umumnya berupa selat selat sempit diantara dua gugusan pulau, serta penduduknya mayoritas hidup dari hasil laut yang memerlukan energi. Dengan adanya selat selat sempit ini merupakan peluang untuk

3 0.011 3.436 5 0.004 3.676 7 0.011 3.531 9 0.016 3.462 11 0.015 3.441 13 0.014 3.505 15 0.026 3.527 17 0.014 3.350 19 0.014 3.283 21 0.006 3.087 23 0.010 3.105 25 0.019 2.928 27 0.015 2.381 Tabel 4.1 Data Kecepatan Arus Dengan ADCP Mobile Data hasil pengukuran arus ditampilkan dalam bentuk peta distribusi kecepatan arus untuk masing-masing lapisan kolom air, yaitu kedalaman kolom air 3 meter sampai 27 meter dengan interval 2 meter pada berbagai kondisi air. Dari data distribusi arus ini serta dengan melakukan pengukuran arus jangka panjang secara kontinu bisa diperkirakan posisi dan kedalaman terbaik untuk penempatan alat/turbin pembangkit listrik tenaga arus laut.

Gambar 4.5 dan Gambar 4.6 memperlihatkan distribusi kecepatan arus laut di Selat Larantuka yang ditunjukkan oleh gradasi warna dari biru (kecepatan arus laut terkecil) sampai dengan merah (kecepatan arus laut terbesar) dan grafik kecepatan arus laut pada kedalaman kolom air 5 meter.

Dengan : H u zb v zb+ H

= kedalaman perairan = kecepatan horizontal arah x = elevasi dasar perairan = kecepatan horizontal arah y = elevasi muka air

4.6. Daya Yang Dihasilkan Turbin Arus Laut Daya yang dihasilkan turbin arus laut merupakan daya keluaran dari energi mekanik turbin ke energi listrik generator yang dirumuskan sebagai berikut : P = 0,5 x x A x generator . (4.2) Dengan P A V Gambar 4.5 Grafik Kecepatan Arus Kedalaman 5 m Pada kondisi tersebut kecepatan arus laut antara 0,014 2,83 m/detik dan distribusi kecepatan arus laut pada setiap kedalaman kolom air juga sangat fluktuatif Berdasarkan data pengamatan arus laut statis yang diukur dengan menggunakan peralatan ADCP Nortek, memperlihatkan bahwa pola aliran arus secara umum di wilayah perairan Selat Larantuka tergantung pada kondisi pasang surutnya. Oleh karena itu di perairan ini terjadi dua arah aliran arus laut, yaitu pada saat kondisi pasang arah arus laut berarah ke utara sedangkan pada saat kondisi surut arah arus laut berarah ke selatan. 4.5. Kecepatan Arus Terhadap Kedalaman Perata-Rataan x Cp turbin x efesiensi

Gambar 4.4 Peta Distribusi Kecepatan Arus Laut Pada Kedalaman 5m

= Energi listrik yang dihasilkan (watt) = Berat jenis air laut (1,025kg/ ) = Luas penampang (m); = Kecepatan arus laut (m/s)

4.7. Contoh Perhitungan Prototype PLTAL Kobold Contoh pada uji coba prototype pembangkit listrik tenaga arus laut dari tim perekayasa Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Hidrodinamika Indonesia (UPT LHI) BPPT dari Selat Larantuka Flores Timur didapat : Dengan kecepatan arus laut 1,4 m/s, menggunakan turbin Darrieus berbilah lurus,berdiameter putar 2 m dan panjang bilah 2 m dan luas penampang 40 serta efisiensi turbin sebesar 35% mampu menghasilkan listrik berfluktuasi antara 900 2000 W . P =0,5 x x A x = = = x Cp turbin x efesiensi generator 0,5 x 1,025 x 40 x x 0,35 x 90 1771,938 Watt 1,772 kW

Data kecepatan arus perata-rataan terhadap kedalaman merupakan arus rata-rata yang terjadi pada seluruh kolom air kedalaman perairan tersebut. Komponen kecepatan ratarata terhadap kedalaman dalam koordinat x dan y:

Energi listrik per hari = 1,772 kW x 24 jam = 42,526 kWh

Energi listrik per tahun = Energi listrik per hari x 365 hari = 42,526 kWh x 365 hari = 15522,177 kWh per tahun Sehingga dengan nilai investasi pembangunan PLTAL untuk kapasitas 2 kW sebesar Rp 400.000.000,- maka PLTAL tersebut akan ekonomis bila tarif harga jualnya 3.500 Rp/kWh. Investasi tersebut akan menhasilkan NPV sebesar Rp 40.837.580,04 dengan Payback period 10 tahun dan IRR 11,62%.

2.

3.

4.

perbedaan kadar garam, dan perbedaan suhu. Pembangkit listrik tenaga arus laut (PLTAL) merupakan pembangit listrik renewable tanpa menimbulkan emisi yang menggunakan arus laut sebagai penggeraknya. Adapun komponen penting dalam Pembangkit listrik tenaga arus laut ialah turbin, generator, gearbox, sistem pengereman, dan rectifier-inverter. Menurut Badan Meteorologi dan Geofisika kelautan Indonesia memiliki potensi arus laut yang cukup kompeten dalam pengembangan sumber daya energi laut.

6.

Daftar Pustaka 1. Kadir, Abdul. Energi Sumber Daya, Inovasi, Tenaga Listrik dan Potensi Ekonomi Edisi ketiga , Penerbit UI, Jakarta, 2010. Kadir, Abdul. Pembangkit Tenaga Listrik, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 1997 Nanang H, Yuni Energi Arus Laut Listrik di Dunia Jurusan Teknik Teknologi Sepuluh 20 September 2008 A, Analisa Potensi sebagai Pembangkit dan di Indonesia, Elektro-FTI, Institut Nopember, Surabaya,

2.

3. Gambar 4.6 Gambaran PLTAL Kobold Turbin Darrieus

4.

Erikson Helena, Alberto Moroso (2006). Experimental and Numerical of an inovative Technology fot Marine Current Explotion : The kobold Turbine. Italian Ship Model Basin Rome. Italy Batten, W.M.J, A.S Bahaj. Dkk. The Prediction of The Hidrodinamics Performance Marine Current Turbine (2007).School of Engineering Science and Environment, University of Shouthampton.UK Sudjono, E.H. 2003. Studi Variabilitas Arus Lintas Indonesia (Arlindo) di Indonesia bagian timur, Tesis magister, Program pasca sarjana, ITB. Yuningsih, A., A. Masduki, B. Rachmat, dan P. Astjario. 2009. Penelitian Potensi Energi Arus Laut sebagai Pembangkit Listrik bagi Masyarakat Pesisir di Selat Larantuka Nusatenggara Timur, P3GL, laporan intern.

5.

Gambar 4.7 Gambaran Turbin Darrieus 5. Penutup KESIMPULAN Pemanfaatan arus laut di Indonesia memiliki potensi dalam sumber energi kelistrikan .Dari hasil analisa pemanfaatan energi arus laut sebagai pembangkit listrik untuk daerah kepulauan terpencil maka dapat diambil kesimpulan : 1. Arus laut adalah gerakan masa air laut secara teratur dari suatu tempat ke tempat lain yang disebabkan oleh tiupan angin, 6.

7.

You might also like