You are on page 1of 4

Bab 13

TEGANGAN GABUNGAN
Tinjauan Instruksional Khusus Mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep tegangan gabungan dua dimensi dan mampu melakukan analisis terhadap fenomena sistem tegangan tersebut. SUB-POKOK BAHASAN Pendahuluan Dlam diskusi-diskusi sebelumnya telah dibahas tegangan-tegangan yang terjadi pada suatu balok oleh pembebanan aksial, poros yang dikenai torsi, batang yang dikenai momen tekuk dan lain-lain. Dalam diskusi tersebut, misalnya untuk suatu balok, hanya dikenai satu pembebanan pada suatu saat. Sering, dalam kenyataan, balok tersebut menerima berbagai bentuk pembebanan dalam satu waktu yang bersamaan; dan untuk itu diperluan penjabaran mengenai tegangan dibawah kondisi-kondisi tersebut. Karena tegangan normal dan tegangan geser merupakan suatu vektor, maka penjabarannya merupakan gabungan dan sejalan dengan penjabaran pembebanan tunggal seperti yang telah didiskusikan dimuka. Tujuan pokok bahasan ini adalah investigasi kondisi tegangan-tegangan pada suatu bidang bahan melalui elemen bahan yang dikenai pembebanan gabungan. Kasus umum tegangan dua dimensi Pada umumnya jika satu elemen bidang dipindahkan dari induk (body) maka akan terkenai tegangan normal x dan y bersama dengan tegangan geser xy seperti Gb. 13-1. Konvensi tanda Untuk tegangan normal, tegangan tarik diberi tanda positip dan tegangan tekan diberi tanda negatip. Untuk tegangan geser, arah positip adalah seperti ditunjukkan Gb. 13-1.
xy
y y y

xy

xy y
Gb. 13-1

xy

dx

dy

x xy

xy
Gb. 13-2

78

Tegangan pada bidang miring Kita asumsikan bahwa x , y dan xy diketahui. Untuk keperluan penjabaran, suatu bidang miring dengan sudut terhadap sumbu-x berada pada suatu balok seperti diperlihatkan pada Gb. 13-1. Tegangan normal dan geser untuk bidang tersebut dinyatakan dengan dan seperti ditunjukkan pada Gb. 13-2. Dari gambar tersebut diperoleh

=
=
Tegangan pokok

x + y
2

x y
2

cos 2 + xy sin 2

x y
2

sin 2 + xy cos 2

Terdapat beberapa nilai sudut yang memberikan nilai tegangan maksimum untuk suatu kumpulan tegangan x , y dan xy. Nilai maksimum dan minimum tegangan ini disebut dengan tegangan pokok (principal stresses) dan dinyatakan dengan
max = x + y
2 x y + 2 x y 2 + ( xy ) 2 + ( xy ) 2
2
2

min =

x + y
2

Arah tegangan pokok Suatu sudut, dilambangkan dengan p, yang terletak diantara sumbu-x dan suatu bidang dimana terjadi tegangan pokok dinyatakan dengan

tan 2 p =

xy x y 2

Tegangan geser maksimum Terdapat beberapa nilai sudut yang memberikan nilai tegangangeser maksimum untuk suatu kumpulan tegangan x , y dan xy. Nilai maksimum dan minimum tegangan geser ini dinyatakan dengan
x y max,min = 2 + ( xy ) 2
2

Arah tegangan geser maksimum Suatu sudut, dilambangkan dengan s, yang terletak diantara sumbu-x dan suatu bidang dimana terjadi tegangan geser maksimum dinyatakan dengan
79

x y 2 tan 2 s = xy

Lingkaran Mohr Informasi-informasi yang terkandung dalam persamaan-persamaan diatas dapat dinyatakan dalam betuk grafis yang dikenal dengan Lingkaran Mohr. Tegangan normal digambarkan disepanjang sumbu horisontal dan tegangan geser digambarkan disepanjang sumbu vertikal. Tegangan-tegangan x , y dan xy diplot dalam skala dan suatu lingkaran digambarkan melalui titik-titik ini dimana pusatnya terletak pada sumbu horisontal. Gambar 13-3 menunjukkan lingkaran Mohr untuk suatu elemen yang dikenai berbagai bentuk tegangan.
Teg. geser

x b xy o g e

2 s 2 d

n h f

Teg. normal

2 p

xy

Gb. 13-3 Konvensi tanda pada lingkaran Mohr Tegangan tarik adalah positip dan tegangan tekan adalah negatip. Tegangan tarik diplotkan disebelah kanan titik pusat dan tegangan tekan disebelah kiri titik pusat. Untuk tegangan geser terdapat perbedaan dengan tanda yang digunakan pada persamaanpersamaan diatas. Tegangan geser adalah positip jika cenderung memutar elemen searah jarum jam, dan negatif jika memutar elemen berlawanan jarum jam. Untuk elemen tersebut tegangan geser pada permukaan vertikal adalah positip, dan pada permukaan horisontal adalah negatip.

80

DAFTAR REFERENSI
1. Bedford, A., Fowler, W., 1994. Engineering Mechanics. Addison-Wesley Publishing Company Inc. New York 2. Nash, W., 1998. Strength of materials, Schaums Outline Series McGraw-Hill, New York 3. Popov, E.P., 1984. Mechanics of Materials (Mekanika Teknik). Erlangga, Jakarta 4. Timoshenko, S., Young, D.H., 1968. Element of Strength of Material, D.Van Nostrand Company, New York

81

You might also like