Professional Documents
Culture Documents
Oleh: Adhi Pasha Dwitama 112012034 Pembimbing: dr. Dini Adriani, Sp.S Kepaniteraan Ilmu Penyakit Saraf RS Bhakti Yudha Depok, Jawa Barat
Setiap tahun 90% pria dan 95% wanita mengalami nyeri kepala Nyeri kepala mungkin merupakan gejala awal atau utama penyakit sistemik atau intrakranial yang serius
Bisa terjadi pada segala usia Penyebab bermacam-macam
Pendahuluan
Cephal = kepala ; ischialgia = nyeri cephalgia adalah nyeri di kepala. Nyeri kepala atau cephalgia merupakan rasa nyeri atau rasa tidak enak pada daerah atas kepala, memanjang dari orbita sampai ke arah belakang kepala yaitu area oksipital dan sebagian daerah tengkuk
Definisi
Multifaktorial Kelainan vaskular Kelainan saraf Kontraksi otot Kelainan intakranial dan ekstrakranial (trauma, tumor, inflamasi)
Etiologi
Etiologi
1-4% dari seluruh kunjungan UGD di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta didapatkan 273 (17,4%) dari 1298 pasien baru yang berkunjung datang dengan nyeri kepala. Di Amerika Serikat: 45 juta menderita nyeri kepala kronik, mayoritas wanita, 75% Tension Type Headache onset >> umur 20+ tahun (dewasa muda)
Epidemiologi
Kelelahan berkendara Konsumsi alkohol berlebihan Trauma kepala Kelainan vascular, saraf atau metabolisme Penyakit sistemik seperti anemia, hipertensi, hipotensi Postur/posisi tubuh yang salah Gaya hidup, jenis kelamin, riwayat keluarga dan genetik
Faktor Resiko
Nyeri kepala yang berasal dari intracranial : Tarikan vena yang berjalan ke sinus venosus Tarikan pada A. Meningea media Tarikan pada pembuluh-pembuluh arteri besar di otak atau tarikan pada cabang-cabangnya. Distensi dan dilatasi pembuluh-pembuluh nadi Inflamasi pada atau sekitar struktur kepala Tekanan langsung pada nervus cranialis V, IX, X
Patofisiologi
Mekanik spasme otot penyebab nyeri iskemia jaringan meningkatkan metabolisme di jaringan dan juga perangsangan langsung ke reseptor nyeri sensitif mekanik Termal Suhu 45 C Kimia Zat perangsang nyeri seperti bradikinin, serotonin, histamin, ion kalium, asam, asetilkolin, dan enzim proteolitik
Mekanisme
Intracranial pain sensitive structures: 1. Sinus venosus. 2. Arteri-arteria meningea. 3. Duramater sekitar pembuluh darah. 4. N. Trigeminus (N.V). 5. Sirkulus wilisi dan cabang proximal.
Extracranial pain structutures: 1. Otot kepala dan leher. 2. Saraf dan radiks Cervical. 3. Kulit dan saraf kutaneus. 4. Mata, telinga, gigi, sinus paranasalis, orofaring, mukosa rongga hidung. 5. Arteri karotis externa dan cabangnya.
V1 : oftalmikus daerah orbita dan mata, sinus frontalis, duramater dari fossa cranial dan falx serebri serta pembuluh darah yang berhubungan dengan duramater ini.
V2 : maksilaris daerah hidung, sinus paranasal, gigi bagian atas dan duramater bagian fossa cranial medial. V3 : mandibularis menginervasi daerah duramater bagian fossa cranial medial, rahang bawah dan gigi, telinga, sendi temporomandibular dan otot mengunyah.
Ramus dorsalis dari C1 menginervasi otot suboksipital triangle obliqus superior, inferior dan rectus capitis posterior major dan minor. Ramus dorsalis dari C2 memiliki cabang lateral yang masuk ke otot leher superficial posterior, longissimus capitis dan splenius. Sedangkan cabang besarnya bagian medial menjadi greater occipital nerve.
Migraine Tension Type Headache Cluster Headache trigeminal autonomic cephalalgia and other primary headaches
Sekunder : sakit kepala merupakan gejala ikutan karena adanya penyakit lain Nyeri kepala yang berhubungan dengan:
cedera kepala gangguan vaskuler gangguan intrakranial non vaskuler zat-zat atau putus zat obat infeksi gangguan metabolic, hipertensi, hipoksia, hipertiroid gangguan tengkorak, leher, mata, hidung, gigi, mulut, atau struktur-struktur wajah kranium neuralgia cranialis, nyeri batang syaraf dan nyeri deafness Kelainan psikiatri
Akut
Subakut
Kronik
klasifikasi
Penyebab yang sering: pendarahan subaraknoid penyakit pembuluh darah di otak (serebrovaskuler) lainnya radang selaput otak (meningitis) atau radan otak (ensefalitis) oenyakit mata (glaukoman iritis akut) Penyakit yang kurang sering: epilepsi ensefalopati hipertensi
migren nyeri kepala tegang nyeri di daerah tulang servikal leher sinusitis penyakit gigi nyeri kepala klaster
KLASIFIKASI (LUMBANTOBING)
Definisi:
nyeri kepala primer dengan kombinasi gejala neurologis, gastrointestinal, dan susunan saraf otonom
Menurut IHS: suatu kondisi kronis nyeri kepala dengan serangan nyeri yang berlangsung 4 72 jam.
Lebih banyak pada wanita, onset usia muda, biasanya ada riwayat keluarga dengan migraine
Migraine
70-80% mempunyai anggota keluarga dekat dengan riwayat migraine terutama faktor ibu
Faktor ekstrinsik :
a) Stress kurang tidur, emosi b) Makanan alkohol dan bir c) Lingkungan cuaca, tekanan udara, terik matahari, terpapar sinar terlalu terang d) Obat-obatan vasodilator, antibiotik dll
Etiologi migraine
Faktor intrinsik :
a) Hormonal - turunnya kadar 17-b estradiol plasma saat akan haid b) Menopause
Etiologi migraine
Teori Vaskular Vasokontriksi intrakranial iskemia aura , diikuti rebound vasodilatasi & aktivasi nervus nosiseptif perivaskular.
Teori Neurovaskular Migrain: proses neurogenik dengan perubahan sekunder pada perfusi serebral.
Patofisiologi
Cortical Spreading Depression (CSD) gelombang eksitasi neuronal pada area abu-abu kortikal yg menyebar (26mm/menit) Depolarisasi aura mengaktivasi serabut saraf trigeminal (fase nyeri kepala)
Patofisiologi
Disebut juga classic migraine. Serangan berbentuk gejala neurologis fokal yang reversibel (aura). Serangan berkembang dalam 5-20 menit, menetap <60 menit. Aura diikuti nyeri kepala seperti migraine tanpa aura Aura biasanya gejala visual dan/atau sensorik dan/atau wicara
Nyeri Kepala -satu sisi -berdenyut denyut -mual muntah -fotofobia dan fonofobia
Fase Migraine
Terapi abortif: sumatriptan, dihidroergotamin Terapi simptomatik: analgetik, antiemetik Terapi preventif: betabloker, tricyclic anti depressant, penghambat kanal Ca, antikonvulsan
Penatalaksanaan
Istirahat di tempat yang tenang dan gelap pada saat serangan migraine terjadi karena fotofobia dan fonofobia yang dialaminya. Menghindari faktor-faktor pencetus timbulnya serangan migraine. Berolahraga secara teratur untuk memperlancar aliran darah.
Pencegahan
stress, depresi bekerja dalam posisi yang menetap dalam waktu lama kelelahan mata kontraksi otot yang berlebihan berkurangnya aliran darah ketidakseimbangan neurotransmitter
stres fisik atau emosi hiperventilasi CO2 turun alkalosis kalsium masuk kedalam sel kontraksi otot otot kaku dan tegang nyeri kepala
P A T O F I S I O L O G I
Sedikitnya 2 dari tanda : a. frekensi episodik/kronik b. rasa menekan/berat c. lokasi bilateral d. intensitas ringan sampai sedang e. tidak bertambah berat dengan aktivitas rutin
Dapat disertai tanda : a. tidak mual atau muntah b. Fotofobia atau fonofobia (salah satu)
Gejala
Sedikitnya 10x Lamanya : 30 menit-7 hari Frekuensi : tidak mencapai 15 hari sebulan
Penatalaksanaan
hindari stres olahraga teratur istirahat cukup relaksasi otot Meditasi kecemasan atau depresi perlu psikoterapi.
Pencegahan
Serangan nyeri kepala hebat yang periodik Bersifat unilateral Lokasi orbital, supraorbital, temporal atau kombinasinya Lama 15-180 menit Frekuensi 1-8 kali/hari Serangan diikuti salah satu yang berikut: injeksi konjungtiva, lakrimasi, kongesti nasal, rhinorrhea, berkeringat, miosis, ptosis, edema palpebra
Cluster headache
Cluster Headache
39
Teori Horton vasodilatasi salah satu cabang arteri carotis eksterna yang diperantarai histamine intrinsik 2. Teori Lee Kudrow: gangguan fisiologis otak &struktur berkaitan, ditandai dengan disfungsi hipotalamus gangguan autoregulasi vasomotor &gangguan respon kemoreseptor -kadar oksigen : pemicu serangan
1.
Patofisiologi
Terapi profilaksis
Ergotamine (2x1mg) Verapamil (120-480mg dosis terbagi) Kortikosteroid Prednisone 1mg/kgBB
Terapi pembedahan
Penatalaksanaan
B.
C. D.
Nyeri kepala dengan satu atau lebih memenuhi criteria C dan D. Penyakit lain diketahui dapat menimbulkan nyeri kepala telah diketahui sebelumnya. Nyeri kepala yang timbul berhubungan dengan penyakit lain. Nyeri kepala berkurang dengan hebat atau sembuh dalam waktu 3 bulan (lebih singkat dari kelainan lainnya) setelah pengobatan yang baik atau remisi spontan dari penyakit penyebabnya.
Cephalgia sekunder
1.
2.
3.
4.
5.
Nyeri kepala karena sakit gigi Nyeri kepala pada sinusitis daerah muka, pipi, dahi dan dengan keluhan THT Nyeri kepala pada kelainan mata iritis, glaucoma, papilitis Nyeri kepala pada tekanan darah tinggi Nyeri kepala akibat putus zat (withdrawal headache) - > 15 hari minum obat sakit kepala
Anamnesis
Cephalgia
Sifat
Lokasi Unilateral/bilateral
Unilateral
< 60 menit
Cephalgia: - rasa nyeri atau rasa tidakPeriodik enak di kepala, Cluster Tajam, Unilateral orbita, 15-180 1 x tiap 2 Lakrimasi ipsilateral., Headache menusuk supraorbital menit hari 8x perhari rhinorrhoea setempat atau menyeluruh dan dapat ipsilatral, menjalar ke wajah, mata, gigi, rahang bawah miosis/ptosis ipsilatral ,dahi & dan leher
wajah berkeringat Tension Tumpul, Tipe tekan diikat Headache secondary berdenyut bilateral 30 -7 hari Terus menerus Depresi ansietas stress
Sporadik, 2 Gangguan visual, serangan didahului gangguan sensorik, gejala neurologi gangguan bicara fokal 5-20 menit
tergantung lokasi, misal gigi seperti di daerah pelipis, sinusitis di daerah maksila
Red Flag
Consider
Probable Investigation
SAH, Bleed into a mass, AV malformation, Mass lesion (especially posterior fossa) Mass lesion, SDH Medical overuse meningitis, encephalitis, collagen vascular disease, systemic infection mass lesion, AV malformation, collagen vascular disease mass lesion, pseudotumor, encephalitis, meningitis
neuroimaging lumbar puncture blood test neuroimaging collagen vascular evaluation neuroimaging lumbal puncture
focal neurological signs other than typical visual or sensorial aura papiloedema
Tanda-tanda vital: suhu, nadi, tekanan darah, pernapasan Pemeriksaan umum: kepala dan wajah, gigi, sinus, leher, jantung, paru Pemeriksaan neurologis: status mental, saraff kranialis, rangsang meningeal, motorik, sensorik
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
TERIMA KASIH