You are on page 1of 14

DASAR-DASAR PERENCANAAN

SAMBUNGAN KAYU

VII. PENGENALAN ALAT SAMBUNG KAYU


PERLUNYA SAMBUNGAN:

Memperpanjang batang kayu (alasan geometrik) : overlapping connection Menggabungkan beberapa batang kayu pada buhul/joint.
Beberapa hal yang menyebabkan rendahnya kekuatan sambungan pada konstruksi kayu ( Awaludin, 2002):

1. Pengurangan luas tampang 2. Penyimpangan arah serat 3. Terbatasnya luas sambungan

Ciri-ciri alat sambung yang baik:


Pengurangan luas tampang relatif kecil atau bahkan nol. Memiliki nilai banding antara kuat dukung sambungan dengan kuat ultimit batang yang disambung yang tinggi.

Menunjukkan perilaku pelelehan sebelum mencapai keruntuhan (daktail)


Memiliki angka penyebaran panas rendah Murah dan mudah dalam pemasangan

Jenis-jenis sambungan:
Menurut jumlah batang yang disambung:
Sambungan satu irisan, dua irisan, dst.

P P
Satu irisan

P/2

P
P/2

Dua irisan

Menurut sifat gaya yang bekerja:


sambungan desak, tarik, dan momen

Jenis-jenis alat sambung


Racher (1995), melakukan pengujian beberapa macam alat sambung yaitu membandingkan kurva beban vs sesaran/slip seperti terlihat pada gambar berikut.

1. Lem Bila dibandingkan dengan alat sambung yang lain, lem termasuk alat sambung yang bersifat getas. Keruntuhan yang terjadi tanpa adanya peristiwa pelelehan. Umumnya dipergunakan pada struktur balok susun, atau produk kayu laminasi. 2. Alat sambung mekanik (Mechanical connector). Berdasarkan interaksi gaya-gaya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: a. Kelompok alat sambung yang kekuatannya berasal dari interaksi kuat lentur alat sambung dengan kuat desak atau geser kayu (contoh; paku dan baut). b. Kelompok alat sambung yang kekuatannya ditentukan oleh luas bidang dukung kayu yang disambungnya (contoh: pasak kayu Koubler, cincin belah, pelat geser, spikes grid, single/double sides toothed plate, toothed ring).

Paku Sering dijumpai pada struktur dinding, lantai, dan rangka. Umumnya diameter paku berkisar antara 2,75 mm sampai 8 mm dan panjangnya antara 40 mm sampai 200 mm. Agar terhindar dari pecahnya kayu, pemasangan paku dapat didahului dengan lubang penuntun yang berdiameter 0,9D untuk kayu dengan Bj. di atas 0,6 dan diameter 0,75D untuk kayu dengan Bj. di bawah atau sama dengan 0,6 (D = diameter paku).

Baut Umumnya terbuat dari baja lunak (mild steel) dengan kepala berbentuk hexagonal, square, dome, atau flat seperti pada Gambar. Diameter baut berkisar sampai dengan 1,25 . Untuk kemudahan pemasangan, lubang baut diberi kelonggaran 1 mm. Alat sambung baut biasanya dipergunakan pada sambungan dua irisan dengan tebal minimum kayu samping 30 mm dan kayu tengah 40 mm dan dilengkapi cincin penutup.

Timber connector 1. Pasak kayu Koubler. - Berasal dari Jerman - Terbuat dari kayu yang sangat keras, berbentuk silinder dengan diameter bagian tengah lebih besar. - Diameter relatif besar sekitar 10 cm dan tebal 5 cm. 2. Cincin belah (split ring). - Terbuat dari besi dengan diameter 2,5 dan 4. - Disebut cincin belah karena cincin ini tidak utuh shg mudah mengikuti kembang susut kayu yang disambung. 3. Pelat geser (Shear plate). - Terbuat dari pressed steel dengan bentuk lingkaran. - Ditempatkan pada masing-masing kayu yang disambung, shg pemindahan gaya dilakukan sepenuhnya oleh baut pengaku.

Gambar alat sambung pasak Koubler, cincin belah, dan pelat geser.

4. Spike grids - Alat ini sudah tidak diproduksi lagi. - Terdiri dari tiga bentuk yaitu flat, single curve, dan circular.

5. Toothed ring - Terbuat dari lembaran besi berbentuk melingkar dengan permukaan dikedua sisinya tajam atau runcing.

6. Single atau double sides toothed plate. - Umumnya berbentuk lingkaran dan segi empat dengan lubang di tengah (untuk penempatan baut pengaku). - Pada kelilingnya terdapat gigi berbentuk segi tiga. - Diameter antara 38 mm sampai 165 mm. - Mudah untuk kayu lunak, untuk kayu keras dibantu dengan palu/hammer. - Contoh: kokot Buldog dan Geka.

3. Metal plate connectors - Berkembang tahun 1960an saat ini. - Umumnya terbuat dari pelat galvanise dengan tebal antara 0,9 mm sampai 2,5 mm. - Contoh: punched plate, nail plate, joist hanger.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada sambungan.


1. Eksentrisitas - Titik berat kelompok alat sambung harus terletak pada garis kerja gaya, jika tidak akan timbul momen yang dapat menurunkan kekuatan sambungan Sesaran/slip. - Sesaran yang terjadi dapat dibagi 2 yaitu searan awal yang diakibatkan oleh adanya lubang kelonggaran untuk mempermudah penempatan alat sambung. Setelah sesaran awal terlampaui, maka sesaran berikut berupa gaya perlawanan (tahanan lateral) dari alat sambung. 3. Mata kayu - Adanya mata kayu dapat menurunkan kekuatan tarik dan tekan. - Dapat dianggap sebagai pengurangan luas tampang kayu.

2.

You might also like