You are on page 1of 15

Tujuan evaluasi usaha Evaluasi kelayakan usaha merupakan suatu usaha untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan

pelaksanaan proyek, apakah proyek tersebut berjalan sesuai rencana dan akan memberikan hasil seperti yang diharapkan. Terdapat beberapa kegunaan dari evaluasi kelayakan usaha, yaitu: 1. Memandu pemilik dana untuk mengoptimalkan penggunaan dana yang dimilikinya. 2. Memperkecil resiko kegagalan investasi dan bisa memperbesar peluang keberhasilan investasi yang bersangkutan. (umar : 2003 ) Tahap-tahap Evaluasi Kelayakan Usaha : 1. Analisa Aspek Pasar Evaluasi aspek pasar sangat penting dilakukan karena tidak ada proyek bisnis yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang/jasa yang dihasilkan oleh proyek tersebut. Pada dasarnya, analisis pasar bertujuan untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan dan pangsa pasar dari produk yang bersangkutan. A. Penentuan Pasar Pasar merupakan kimpulan seluruh pembeli aktual dan potensial dari suatu produk. Dalam penentuan pasar ada beberapa kriteria pasar yang harus diukur untuk mempermudah penentuan pasar sasaran, yaitu: a. Pasar potensial adalah sejumlah konsumen atau pelanggan yang mempunyai minat terhadap suatu penawaran pasar. b. Pasar tersedia adalah sekumpulan konsumen yang mempunyai minat, penghasilan dan akses penawaran pasar tertentu c. Pasar sasaran adalah bagian dari pasar yang memenuhi syarat dan juga bersedia untuk dimasuki perusahaan kita. (Chumaidiyah : 2004a)

B. Peramalan Permintaan Metode peramalan permintaan dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu : 1. Metode Kuantitatif Metode yang menggunakan data kuantitatif untuk peramalan, yaitu metoda rata dan metoda eksponensial smoothing. 2. Metoda Kualitatif Metode ini tidak menggunakan data berupa angka, metode-metode yang digunakan yaitumetode eksploratori dan metode normatif. Metode eksploratori menggunakan asumsi titik asal pada saat ini dan masa lalu untuk proyeksi masa datang. Metode normatif bermula darikondisi ideal dan melihat kemungkinan-kemungkinan dengan kondisi saat ini.

3. Peramalan Tanpa Data Statistik a. Peramalan analisis menurut sektor pemakai b. Memperhatikan faktor-faktor politik c. Evaluasi akhir ukuran pasar (Chumaidiyah : 2004b)

2. Analisa Aspek Teknis Analisis aspek teknis antara lain menentukan jenis teknologi yang paling sesuai dengan kebutuhan usaha yang dikaji. Beberapa faktor yang dipertimbangan dalam pemilihan jenis teknologi, antara lain: 1. Jenis teknologi yang diajukan harus memenuhi standard mutu yang sesuai dengan keinginan pasar atau konsumen. 2. Teknologi harus sesuai dengan persyaratan yang diperlukan untuk mencapai skala produks yang ekonomis. 3. Pilihan jenis teknologi yang diusulkan sering dipengaruhi oleh kemungkinan pengadaan tenaga ahli, pengadaan bahan baku, dan bahan penunjang yang diperlukan untuk penerapannya. Seringkali keterbatasan pengadaan salah satu bahan baku, baik dalam kualitas maupun kuantitas akan membatasi perencanaan proyek, serta berpengaruh pada biaya. 4. Pemilihan teknologi hendaknya dikaitkan dengan memperhatikan jumlah dana yang diperlukan untuk pembelian mesin serta peralatan yang dibutuhkan. 5. Perlu juga meninjau pengalaman penerapan teknologi yang bersangkutan oleh pihak lain di tempat lain, sehingga dapat diketahui apakah teknologi tersebut telah dapat disetarakan dengan baik. Dengan pertimbangan faktor diatas, sehingga bisa disimpulkan untuk kebutuhan teknis pada Saboten Shokudo dipengaruhi oleh variasi produk yang ditawarkan, pelayanan pelanggan,kenyamanan rumah makan, dan kemudahan akses. (Chumaidiyah : 2004a)

3. Analisis Aspek finansial Analisis aspek finansial dipergunakan untuk mengetahui karakteristik finansial dari suatuperusahaan melalui data-data akuntansinya. Karena dari data-data finansial tersebut dapat ditentukan bagaimana prospeknya dimasa depan. Untuk menentukan suatu investasi layak atau tidak dan untuk memilih alternatif investasi yang ditawarkan, diperlukan suatu dasar bagi pihak pengambil keputusan untuk melakukan evaluasi investasi. Dasar-dasar yang digunakan untuk melakukan evaluasi investasi diantaranya adalah aliran kas (cash flow), yakni pendapatan pengeluaran yang terjadi sebagai akibat pengadaan dan pengoperasian suatu proyek dalam kurun waktu beberapa tahun mendatang Selain itu untuk menganalisa

investasi yang ada, harus memperhatikan nilai depresiasi. Depresiasi atau penyusutan merupakan proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama masa manfaat dengan cara yang rasional dan sistematis. Aktiva tetap yang dipakai dalam suatu perusahaan dari waktu ke waktu, kemampuan untuk menghasilkan barang atau jasa cenderung akan semakin menurun baik secara fisik maupun fungsinya. (Chumaidiyah : 2004a) Evaluasi Kemajuan Usaha Melakukan evaluasi kemajuan usaha merupakan proses yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan. Evaluasi berangkat dari kegiatan montoring setiap proses dalam usaha yang dijalankan, dari hasil monitoring dapat dibuat analisis kemajuan, kemunduran dan pencapaian apa yang sudah dilaksanakan. Evaluasi dan monitoring bagi seorang enterpreneur sekaligus menjadi sarana belajar dan proses mengupgrade diri. dalam proses inibisa jadi ditemukan hal-hal baru dan strategi baru mencapai sukses bisnis. Bagi pelaku usaha baik itu Usaha Kecil, Usaha Mikro atau Usaha menengah mengalami kemandegan dalam sebuah usaha tentu merupakan sesuatu yang tidak diinginkan dan tidak dikehendaki. Tentu setiap orang menginginkan selalu mengalami kemajuan Usaha dari waktu ke waktu. Akan tetapi kemandegan dan stagnasi usaha terkadang menjadi sesuatu hal yang tidak bisa dihindarkan, bahkan terkadang harus mundur beberapa tahap. Banyak hal yang bisa mempengaruhi kondisi usaha kita, pasar yang mulai lesu, persaingan yang makin ketat, produktifitas menurun, biaya produksi yang meningkat dan lain-lain. Bagaimana agar usaha selalu mengalami kemajuan, atau paling tidak tidak surut ke belakang? Setelah rencana bisnis yang kita buat dengan baik apakah sudah cukup? tentu tidak kita perlu melakukan evaluasi dan monitoring usaha. Kuci untuk menuju sukses usaha adalah melakukan evaluasi terhadap usaha yang sudah dilaksanakan. Berikut ini gambaran umum dari tipikal kondisi persaingan baru saat ini : Para entrepreneur sulit untuk mengenal siapa, dimana, bilamana, serta bagaimana kekuatan dan kelemahan pesaingnya Perubahan yang berjalan dengan cepat Tingkat kompetisi yang sangat tinggi Timbulnya berbagai hal diluar perkiraan dan pengalaman Anda sebelumnya Monitoring Dan Evaluasi Usaha Hal yang menjadi dasar setiap pelaku usaha untuk maju adalah keyakinan diri bahwa ia mampu untuk maju dan sukses dalam bisnis, jika cara berfikir ini cukup kuat maka satu tiket untuk sukses sudah didapat. Langkah selanjutnya adalah melaksanakan dan belajar dengan melakukan (learning by doing). Apa saja yang perlu dievaluasi dalam sebuah bisnis? 1. Posisi Keseluruhan Usaha Posisi keseluruhan Usaha digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pencapaian hasil dari keseluruhan usaha. Dengan begitu bisa diketahui berapa jumlah harta (modal/pendapatan

usaha), berapa jumlah hutang-hutang pada pihak lain, Berapa rata-rata pengeluaran dalam sebulan, dan berapa pendapatan bersih yang diperoleh setiap bulannya. Apakah ada penyimpangan dalam masalah keuangan? Jadi, biasakanlah untuk melakukan pengecekan posisi keuangan usaha setiap saat. Evaluasi Usaha secara menyeluruh memberikan gambaran utuh kondisi usaha yang sebenarnya. 2. Apakah Ada kemajuan atau Kemunduran usaha? Posisi keuangan biasanya menjadi patokan utama dalam Evaluasi kemajuan atau kemunduran sebuah usaha, meski bukan yang segala-galanya. Setelah mengetahui posisi keuangan , selanjutnya melakukan evaluasi terhadap kegiatan usaha . Apakah usaha mengalami kemajuan atau kemunduran? Cara mudahnya adalah dengan membandingkan pada saat awal anda menjalankan usaha dengan setelahnya (biasanya dengan jangka waktu pembanding yang waktunya dapat ditentukan sendiri, misalnya seperti 3 bulan, 6 bulan, atau satu tahun sekali setelah usaha berjalan). 3. Lakukan langkah perbaikan atau pengembangan Hasil evaluasi usaha yang menunjukkan beberapa parameter dipergunakan sebagai bahan untuk melakukan langkah selanjutnya. Caranya, berikanlah perhatian pada penjualan yang menurun. Dimana kira-kira letak kesalahannya, sehingga Anda bisa melakukan langkahlangkah efektif untuk mengatasinya, dan bisa segera melakukan penyehatan agar usaha Anda kembali berjalan baik. Tetapi apabila kondisi keuangan dan penjualan Anda telah sehat dan mengalami peningkatan, usahakan janglah cepat puas dulu. Karena masih banyak sekali yang perlu Anda lakukan untuk mengembangkan usaha Anda lebih tinggi dari pencapaian hasil yang diperoleh pada periode kemarin. Setelah menerima laporan keuangan, Anda harus bersikap tenang dan berpikir melakukan perbaikan (apabila diketahui bahwa usaha mengalami kemunduran) dengan tujuan agar usaha Anda tidak semakin terpuruk. Sedini mungkin Anda harus mencoba mencari langkah yang tepat dalam memperbaiki usaha Anda. 4. Pikirkan target usaha Anda selanjutnya Evaluasi sebuah usaha juga bisa dimanfaatkan sebagai baha untuk mencapai merencanakan target pertumbuhan usaha selanjutnya. Jika hasil usaha sudah menunjukkan pertumbuhan usaha yang mengalami kenaikan, tentu bukan sebagai bahan berbuas diri, justru menjadi bahan untuk mencapai target dan strategi yang baru. Anda dituntut untuk memikirkan target selanjutnya dengan upaya Anda melakukan perbaikan atau pengembangan usaha. Coba pikirkan secara cermat, apakah dengan kondisi saat ini Anda ingin mendongkrak penjualan usaha Anda karena angka penjualan mengalami kerugian yang cukup besar? Coba Anda cari peluang target apa yang kira-kira tepat untuk Anda lakukan. Misalnya seperti, Apakah ini saatnya Anda melakukan promosi lebih gencar? Apa sudah waktunya Anda melakukan ekspansi usaha ke tempat lain yang lebih ramai? Kapan Melakukan Evaluasi Usaha Evaluasi terhadap perkembangan usaha dalat dilakukan dalam beberapa kondisi yaitu : 1. Secara rutin/berkala.

Anda bisa melakukan evaluasi bulanan, triwulan, ataupun tahunan. Biasanya yang paling sering dilakukan adalah evaluasi triwulan menyangkut evaluasi kegiatan sehari-hari (seperti pendapatan dan pengeluaran), dan tahunan untuk evaluasi secara lengkap yang mencakup laporan keuangan, persaingan usaha, SDM, dan lain sebagainya. Evaluasi berkala sangat baik manfaatnya, karena dengan adanya evaluasi secara rutin maka masalah-masalah yang timbul bisa lebih cepat diatasi dan peluang untk pengembangan bisa lebih cepat dimanfaatkan. 2. Secara Insidental Evaluasi secara insidental dilakukan setiap saat apabila (umumnya) terjadi masalah yang dirasakan cukup signifikan pada usaha Anda. Evaluasi seperti ini biasanya dilakukan apabila terjadi masalah atau kemunduran pada usaha. Evaluasi ini sebenarnya kurang baik, karena masalahnya sudah terjadi dan tindakan pencegahan pun sudah tidak bisa dilakukan. Yang terpenting adalah tindakan koreksi. Dengan adanya evaluasi rutin yang baik, diharapkan masalah yang mungkin timbul bisa ditekan sehingga evaluasi insidental ini pun bisa dikurangi. Apa Saja Hal-Hal yang Perlu Dievaluasi ? 1. Bagaimana kondisi keuangan usaha Anda? Ini adalah tahap pertama, dimana Anda dapat mengetahui maju mundurnya usaha Anda dan mengukur kinerja usaha Anda melalui evaluasi keuangan. 2. Bagaimana kondisi pasar bisnis Anda? Naik turunnya kondisi pasar sangat berpengaruh pada roda usaha Anda. Karena itu Anda tidak boleh melepaskan pandangan Anda dari kondisi pasar. Suatu saat akan terjadi perubahan yang menuntut Anda peka dan mengetahui dengan cepat bagaimana permintaan atau perubahan pasar, untuk segera diantisipasi dan kembali mengikuti selera pasar. 3. Bagaimana dengan pasar usaha sasaran? Apakah produk Anda sudah sesuai dengan kebutuhan pasar? Indikator kegiatan usaha yang sehat atau berhasil biasanya ditandai dengan tepatnya pemilihan terhadap kebutuhan atau selera, biaya, kenyamanan, dan komunikasi dengan konsumen, serta pemilihan SDM yang tepat. 4. Bagaimana kemajuan usaha Anda? Tinjau kembali usaha anda secara berkala (paling sedikit 6 bulan) 5. Bagaimana tahapan pertumbuhan dan pengembangan usaha Anda? Bagaimana hasil dari sasaran jangka pendeknya? Apakah ada pencapaian keuntungan dan pertumbuhan seperti yang diharapkan? Bagaimana pangsa pasarnya? Apakah memenuhi target? 6. Bagaimana kepemimpinan Anda?

Apakah Anda stress, atau hilang semangat? Apakah Anda kehilangan visi serta energi yang pernah Anda miliki pada saat pertama kali membuka usaha? Lakukan Evaluasi Usaha sebelum Usaha berada dalam titik yang mengkhawatirkan, sedini mungkin evaluasi dapat dilakukan maka ini merupakan tindakan mencegah dari kegagalan usaha. Agar Anda dapat lebih terarah, dibawah ini dipaparkan langkah-langkah untuk mengelola usaha secara sehat, yaitu: 1. Penetapan strategi dan arah usaha Anda Kemampuan membuat perkiraan dan perencanaan usaha dengan arah yang benar Kemampuan menilai situasi dan lingkungan usaha Anda yang sekarang. 2. Mencari dan memperkerjakan tim/karyawan Anda dengan perencanaan SDM yang terencana. Mampu meninjau ulang kembali pendistribusian pembagian kerja dan arus kerja yang benar 3. Mendelegasikan tugas dan kewajiban mengelola usaha: * Mampu mendidik dan melatih tim/karyawan Anda *Memberi motivasi dan arah sasaran yang sama *Kemampuan memperbaiki kinerja yang buruk * Memelihara semangat yang tinggi pada tim/karyawan dalam situasi apapun juga Strategi Benchmarking Metode untuk meningkatkan kualitas secara berkesinambungan dalam upaya mencari peningkatan kualitas pengelolaan sumber daya, dan mengoptimalkan potensi diri secara penuh guna meningkatkan kinerja bisnis disebut dengan Benchmarking. Strategi ini bertujuan untuk mengukur dan memperbaiki kualitas di tempat usaha Anda. Manfaat benchmarking adalah untuk meningkatkan kualitas secara berkesinambungan, terutama dalam hal pengurangan biaya dan peningkatan kecepatan proses produksi dan pelayanan kepada pelanggan Anda. Dalam prakteknya, pengukuran benchmarking bermanfaat untuk pengukuran dan pemahaman terhadap kinerja diri Anda dan kinerja orang lain (karyawan). Sedangkan, pelaksanaan benchmarking bermanfaat untuk membuat usaha yang Anda jalankan menjadi lebih baik di masa mendatang (berdampak perubahan, membuka peluang bagi peningkatan kualitas yang diharapkan, dan memberi nilai tambah pada setiap kegiatan usaha Anda). Di lain sisi, Andapun dirasakan perlu introspeksi untuk meningkatkan kualitas pribadi Anda, yaitu melalui self learning tanpa bantuan orang lain, serta pengamatan dan mendengarkan hal-hal yang positif dari cara kerja orang lain. Sebelum melakukan benchmarking, terlebih dahulu evaluasi usaha Anda apakah sudah memiliki: SDM yang bekerja secara Teamwork? Strong SDM?

SDM dan fasilitas yang dibutuhkan? SDM yang tepat? Ketrampilan bagi peningkatan kinerja tim/karyawan? Pemimpin yang berkemampuan meningkatkan kualitas dengan biaya minim? Pemimpin yang berpengaruh terhadap tim/karyawan? Manajemen yang berkemampuan melakukan perubahan? Business plan yang bertujuan short and long term? Setelah melakukan benchmarking, mata Anda setidaknya kini menjadi lebih terbuka untuk melihat gambaran usaha Anda. Kemudian, penting untuk Anda menindaklanjutinya dengan melakukan peningkatan kualitas dan kinerja dalam mengembangkan usaha.pelaksanaan hal ini perlu dilakukan secara teratur melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Perencanaan (Plan) Langkah awal pemecahan masalah Anda berdasarkan data yang ditemukan di lapangan 2. Pelaksanaan (Do) Melakukan sesuatu berdasarkan hasil analisis data yang berasal dari implementasi terhadap usul rencana perubahan usaha Anda secara keseluruhan. 3. Mengecek (Check) Mengkaji dan melakukan percobaan yang hasilnya disampaikan kepada tim/karyawan Anda sebagai umpan balik untuk meningkatkan kualitas. 4. Mengambil tindakan (Action/control). Dilakukan untuk menyesuaikan proses berdasarkan percobaan Langkah-langkah yang dijelaskan diatas sangatlah membantu Anda untuk menjalankan setiap Usaha secara terprogram dan teratur. Anda dapat mengetahui apakah perencanaan anda dapat berjalan dengan sukses dengan melihat hasil pada tahapan action/control. Atau apabila Anda tidak menjumpai kesuksesan, Anda dapat melakukan evaluasi menyangkut kemungkinan kesalahan yang terjadi dalam tahap proses, yaitu pada tahapan dua dan tiga. Tahap Action/control merupakan cerminan keberhasilan perencanaan dan proses yang dijalankan. Apabila Usaha Anda mengalami tingkat keborosan dana yang tidak dapat dihindari, maka untuk menguranginya adalah dengan cara bersabar, teguhkan persepsi untuk mengatasi masalah ini dengan mencari jalan keluar yang terbaik, menyamakan persepsi, visi dan misi, dan membuat perencanaan selanjutnya yang lebih baik. Untuk melakukan pengembangan usaha dalam lingkungan kompetisi yang baru, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam berwirausaha, yaitu :

1.Strategic flexibility Usaha Anda harus proaktif atau memiliki respon yang cepat dalam menghadapi persaingan Usaha yang tajam dan berubah-ubah sehingga mampu menjawab tantangan yang kompetitif. fleksibilitas yang strategis dari usaha Anda menjadi hal yang wajib untuk menjawab hadirnya ketidakpastian dan dinamika yang tinggi. 2. Strategic leadership Tindakan ini memberikan tujuan, arti, dan arahan usaha Anda. Poin ini berpengaruh sangat besar kepada strategic flexibility. 3.The Entrepreneurial Competitive Advantages Usaha Anda dapat membangun competitive advantage dengan menciptakan kompetensi dasar yang tidak dapat ditiru, jarang ada, dan tidak ada substitusinya. Hal ini haruslah berjalan secara dinamis dengan memperhatikan beberapa peluang baru, produk baru, dan pelayanan yang membuat usaha Anda dapat berkompetisi secara efektif (tidak statis) 4. Human Capital Salah satu unsur penting kompetensi dasar dapat difokuskan kepada human capital. Pengetahuan yang diperoleh oleh tim/karyawan Anda merupakan investasi penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. 5. Entrepreneurial Cooperation and Globalization Bermain dalam pasar global dan menggunakan strategi bersaing adalah dua kegiatan yang berpengaruh kepada fleksibilitas stratejik melalui penciptaan dan implementasi strategi yangberwawasan entrepreneurship. Salah satu strategi untuk memasuki pasar global adalah mengadakan strategic alliance (kerjasama yang stratejik). Masing-masing partner bekerjasama mengalokasikan modalnya dan bekerjasama saling membutuhkan agar dapat bersaing di pasar global. 6. Entrepreneurial Culture Anda perlu menciptakan budaya pembelajaran agar dapat mempertahankan kemampuan bersaing dalam lingkungan kompetisi yang baru. Kebutuhan untuk berinovasi secara terus menerus, penyebaran teknologi yang pesat, dan desakan agar merespon dengan cepat lingkungan yang berubah menjadikan pembalajaran hal yang penting untuk dilakukan.

Kiat untuk Tetap Sukses dalam bisnis Kiat mencapai sukses adalah dengan cara: Layani pelanggan Anda dengan sebaik-baiknya

Lakukan riset mendalam mengenai daerah sasaran yang memberi pengaruh bagi kemajuan bisnis Anda sebelum atau sesudah Anda membuka usaha ini Jaga jangan sampai Anda kehilangankontak hubungan dengan pelanggan dan mitra kerja Anda Tinjau kembali kemajuan ataupun kemunduran dari bisnis Anda secara berkala Perluas data pelanggan Anda, harus selalu mencari prospek pelanggan baru dan memelihara pelanggan lama Anda harus bisa menjual produk Anda dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan, jangan melakukan tindakan kompromi yang hanya akan membuat usaha Anda impas atau mengalami kerugian Pacu usaha Anda sekuat tenaga dengan dukungan tim kerja yan solid Renungkan dan bayangkan kejadian apa yang bakal menimpa usaha Anda di masa mendatang. Buat rencana kegiatan dalam mengelola bisnis Anda secara rinci Biasakan Anda mengevaluasi berapa kuentungan usaha Anda kembali, sehingga usaha Anda dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat Jaga dan tingkatkan selalu keterampilan dan kemampuan usaha Anda Pastikan deposito kas Anda selalu konsisten Beri Alternatif kemudahan bagi pelanggan untuk melakukan transaksi pembayaran melalui berbagai cara (lewat telepon atau debit ATM) MENYUSUN RANCANGAN AWAL USAHA DAN EVALUASI PELUANG USAHA BARU A. Menyusun Rancangan Usaha. 1. Mulai Dengan Penetapan Sasaran Usaha. Sekalipun ini baru merupakan rancangan awal, tetap saja anda perlu memulainya dengan menentukan sasaran yang hendak dicapai melalui usaha anda. Suatu rumusan sasaran yang baik mengandung ciri-ciri berikut : a. Spesifik b. Dapat diukur c. Dapat dicapai d. Realistik e. Terikat waktu Anda jangan ragu-ragu untuk segera merumuskan sasaran anda, dan begitu terumuskan anda dapat segera mengujinya dengan ciri-ciri yang dipersyaratkan tersebut. Misalnya begini :

Dengan usaha ini saya hendak memperoleh pendapatan Rp 800.000,- per bulan Spesifik? Kurang, seharusnya pendapatan bersih atau pendapatan kotor? Dapat diukur ? Ya : Rp 800.000,- Dapat dicapai ? Mungkin Realistik ? Mungkin Terikat waktu ? Tidak ada informasi (mestinya dalam setahun mendatang) Jadi rumusan yang lebih baik adalah : Sasaran usaha adalah pendapatan bersih sebesar Rp 800.000,- per bulan dapat saya peroleh dalam jangka waktu satu tahun. Selama belum lulus dari uji kelima kriteria ciri tersebut, anda perlu merumuskannya berulang kali hingga cukup memuaskan. Tentu saja pendapatan bersih bukan satu-satunya hal yang layak dijadikan sasaran. Bisa juga dilengkapi atau dalam bentuk alternatif : Sasaran produksi : terjualnya sekian unit barang X berkualitas Q pada akhir tahun pertama. Sasaran penjualan : terjualnya sekian unit produk dengan harga Y rupiah per unit dalam jangka waktu 12 bulan. Sasaran keuntungan : 10% keuntungan dari investasi sebesar N juta rupiah dalam jangka waktu dua tahun usaha 2.Investasi Sumber Daya. Sumber daya terpenting adalah diri anda sendiri. Modal dasar adalah watak kewirausahaan anda. Dan anda lengkapi pula dengan ketrampilan-ketrampilan dan keahlian-keahlian yang anda miliki. Selain itu adalah sumber daya material atau aset yang anda miliki (barang, modal, tabungan, perhiasan) lalu kurangi dengan kewajiban-kewajiban yang harus anda lunasi. Tambahkan pula aset keluarga dekat anda yang berkemungkinan untuk digunakan mendukung usaha anda. Nyatakan pada diri anda sendiri suatu ketetapan hati berapa bagian (%) dari aset itu dapat anda investasikan untuk mewujudkan usaha anda. 3.Merancang Tindakan-tindakan Dengan landasan sumber daya ditangan anda, tindakan-tindakan apa yang hendak anda lakukan, langkah demi langkah. Pada tahap ini anda belum perlu berpikir terlalu rinci, cukuplah jika anda dapat menggariskan sekedarnya mengenai hal-hal berikut : a. Pengenalan pasar produk anda (siapa pemakai produk, golongan penduduk mana, berapa banyak, tersebar dimana saja), serta kecendrungan perubahan-perubahannya dalam 1-5 tahun mendatang. b. Pemilihan calon lokasi usaha anda (pusat produksi dimana, pusat pemasaran dimana, peraturan-peraturan perijinan). c. Perancangan sistem produksi (ingat spesifikasi produk dan masalah penyediaan bahan baku). d. Perancangan sistem organisasi dan manajemen (struktur organisasi, cara perekrutan pekerja, jaminan-jaminan keamanan dan kesejahteraan karyawan). e. Perancangan sistem keuangan (pembukuan, sistem akunting, pengenalan sistem perpajakan) f. Perkiraan-perkiraan dampak lingkungan (kebisingan, keributan, limbah, dan sebagainya). 4. Penjadwalan Tindakan.

Setiap rancangan tindakan-tindakan untuk mencapai suatu sasaran perlu dijadwalkan karena perumusan sasaran mengandung ciri keterikatan dengan waktu. Penjadwalan tindakan lasimnya dijadwalkan dalam format matrix. 5. Pengembangan Suatu Bisnis Proposal. Suatu saat nanti rancangan tindakan yang sederhana dan masih kasar ini akan anda kembangkan menjadi suatu bisnis proposal yang lebih terinci dan bersifat formal. B. Evaluasi Peluang Usaha Baru Penetapan Kelayakan Usaha Baru. Banyak dana telah dikeluarkan dalam memulai usaha baru. Banyak pula usaha baru yang mengalami kebangkrutan dalam satu atau dua tahun, dan hanya sedikit saja yang berhasil dalam usahanya. Salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan usaha baru adalah kendali wiraswastawan. Alasan utama kegagalan usaha baru adalah: 1. Pengetahuan pasar yang tidak memadai. Kelemahan ini termasuk juga kurangnya informasi mengenai potensi permintaan untuk produk, pangsa pasar yang bisa diharapkan secara realistis, dan metode distribusi yang memadai. 2. Kinerja produk yang salah. Sering sekali produk baru tidak berfungsi seperti yang disebutkan, disebabkan oleh terlalu cepatnya pengembangan produksi dan uji coba produk, atau kendali mutu yang tidak memadai . 3. Usaha pemasaran dan penjualan yang tidak efektif. Hasil yang buruk sering menunjukkan usaha promosi yang salah arah dan tidak memadai dan kurangnya kemampuan memecahkan masalah yang ada dalam penjualan, pelayanan atau kedekatan dengan pasar. 4. Tidak disadarinya tekanan persaingan. Usaha baru sering gagal karena wiraswastawan tidak memperhitungkan reaksi yang mungkin dilakukan pesaing, seperti potongan harga yang tinggi dan diskon khusus kepada kepada para pengecer. 5. Keusangan produk yang terlalu cepat. Daur hidup dari produk baru cendrung menjadi semakin pendek, pada banyak industri kemajuan teknologi begitu cepat sehingga produk baru cepat menjadi usang sesudah ia diluncurkan. 6. Waktu memulai usaha baru tidak tepat. Pemilihan waktu yang salah untuk meluncurkan usaha baru sering menyebabkan kegagalan komersial. Produk baru mungkin diperkenalkan sebelum adanya keinginan riil pasar dan teknologi baru atau produk tersebut mungkin terlambat diperkenalkan di pasar, ketika minat konsumen mulai menurun. 7. Kapitalisasi yang tidak memadai, pengeluaran operasi yang tidak diprediksi, investasi yang berlebihan pada aset tetap dan kesulitan keuangan yang berkait. Masalah finansial tersebut merupakan salah satu penyebab kegagalan usaha baru. C. Analisa Kelayakan Teknis.

1. Identifikasi Spesifikasi Teknis Penting Evaluasi gagasan usaha baru hendaknya dimulai dengan identifikasi persyaratan teknis yang kritis terhadap pasar dan karenanya perlu untuk memenuhi harapan dari pelanggan potensial. Persyaratan teknis yang paling penting adalah: a. Desain fungsional dari produk dan daya tarik penampilanya. b. Fleksibelitas, memungkinkan adanya modifikasi ciri luar dari produk untuk memenuhi permintaan konsumen atau perubahan teknologi dan persaingan. c. Daya tahan bahan baku produk. d. Bisa diandalkan, kinerja produk seperti yang diharapkan pada kondisi operasi normal. e. Keamanan produk, tidak menimbulkan bahaya pada kondisi operasi normal. f. Daya guna yang bisa diterima. g. Kemudahan dan biaya pemeliharaan yang rendah. h. Standarisasi melalui dihilangkannya suku cadang yang tidak perlu. i. Kemudahan untuk diproduksi dan diproses. j. Kemudahan untuk ditangani. 2. Pengembangan dan Uji Coba Produk. Pengembangan dan uji coba produk termasuk juga studi rekayasa, uji laboratorium, evaluasi bahan baku alternatif dan fabrikasi model dan prototype untuk uji lapangan. Untuk setiap tahap pengujian hasil negatif dan positif harus ditimbang dan dilakukan penyasuaian yang perlu. D. Penilaian Peluang peluang Pasar. Para wiraswastawan selalu membutuhkan informasi dan pengetahuantentang pasar mereka. Tujuan dari pemasaran adalah memenuhi permintaan pelanggan. Riset pasar adalah pengumpulan pencatatan dan analisa secara sistematis atas informasi yang berkaitan dengan pemasaran dan jasa. Riset pasar dapat membantu : > Menemukan pasar yang menguntungkan. > Memilih produk yang dapat dijual. > Menentukan perubahan dalam perilaku konsumen. > Meningkatkan teknik-teknik pemasaran yang lebih baik.

> Merencanakan sasaran yang realistik

1. Analisa Potensi Pasar. Penentuan dan evaluasi potensi pasar dari usaha bisnis baru yang direncanakan hendaknya dimulai dengan pengumpulan data-data yang relepan dengan pasar mengenai pelangan potensial, motovasi pembeliannya, kebiasaan membeli, dan dampak perubahan dalam karakteristik produk pada potensi pasar. Penelitian mengenai potensi pasar bagi usaha baru mungkin melibatkan penilaian subyektif dan pribadi, dan tidak selalu ilmiah. 2. Identifikasi pasarpotensial Langkah-langkah untuk mengidentifikasi dan mengestimasi potensi pasar adalah: a. Identifikasi pemakai akhir tertentu dari produk atau jasa. b. Identifikasi segmen pasar pokok, yaitu:kategori pelangggan yang relatif homogen. c. Menentukan atau memperkirakan volume pembelian potensial dalam tiap-tiap segmen pasar dan volume total dari segala segmen.

3. Estimasi hubungan harga (biaya) Volume. Konsep teoritis mengenai hubungan antara tingkat harga tertentu dan tingkat penjualanya dikenal sebagai elastisitas harga permintaan.Elastisitas ini mengukur kepekaan pembelian terhadap harga. Jika penurunan kecil pada harga menyebabkan peningkatan besar pada volume produk yang dijual, elastisitas harga permintaan adalah tinggi. Jika perubahan besar pada harga menyebabkan perubahan kecil pada volumepenjualan, permintaan dikatakan sebagai tidak elastis (inelastis) 4. Sumber Informasi Pasar. Informasi yang diperlukan disini adalah informasi untuk mengestimasipeluang pasar dimasa sekarang dan yang akan datang dari usaha baru. Dua pendekatan untuk memperoleh data-data tersebut adalah: a. Mengadakan sigi yang secara spesifik dirancang untuk mengumpulkaninformasi pada proyek tertentu. Informasi yang dihasilkan dengan cara ini adalah data primer. b. Menemukan data-data yang relevan yang diterbitkan oleh lembaga pemerintah, seperti Biro Pusat Statistik, Perbankan, Kadin, dan Biro Penelitian lainnya. Jenis informasi ini dinamakan data sekunder.

5. Peranan uji coba pasar Uji coba pasar mensyaratkan penelitian secara seksama dan evaluasioleh pelanggan potensial terhadap produk yang ditawarkan. Metode yangdigunakan dalam uji coba pasar adalah dipamerkan dalam pameranperdagangan, menjual pada sejumlah konsumen terbatas dan menggunakanuji coba pasar dimana penerimaan calon pembeli bisa diamati dan dianalisis dari dekat. Uji coba pasar bisa memberi informasi penting sebagai berikut: a. Volume penjualan, kemampuan mendatangkan laba yang mungkin ketikaproduk baru dipasarkan secara besar-besaran. b. Indikasi volume penjualan pada tingkat harga yang berbeda . c. Indikasi berhasilnya strategi pemasaran tertentu. d. Informasi mengenai pengaruh penting yang membuat konsumen ingin membeli produk tersebut. Uji coba pasar juga memberikan kemungkinan peluang dalam pemasaran, distribusi dan pelayanan. Proses uji coba mungkin juga mengungkapkan kelemahan atau kekurangan yang memerlukan perubahan drastis atau bahkn munculnya gagasan usaha baru.

6. Arti Penting Studi Kelayakan Pasar. Walaupun penilaian peluang pasar bagi usaha baru cendrung memakanwaktu, tugas yang rumit adalah perlu bagi wiraswastawan untukmelakukan studi kelayakan pasar dari pada terjun kedalam usaha barutanpa persiapan terlebih dahulu. E. Analisa Kelayakan Finansial. Analisis kelayakan finansial dari usaha baru memerlukan pemilihan alternatif untuk diterapkan. Pendekatan analitis bagi masalah ini dipusatkan pada empat langkah dasar: 1. Penentuan kebutuhan finansial total dengan dana-dana yangdibutuhkan untuk operasioanal. 2. Penentuan sumber daya finansial yang tersedia serta biaya-biayanya,yaitu berupa pencarian sumber dana dan biaya modal. 3. Penentuan aliran kas dimasa depan yang bisa diharapkan dari operasi dengan cara analisis aliran kas pada selang waktu yang relatif singkat, biasanya bulanan. 4. Penentuan pengambilan yang diharapkan melalui analisa pengembalian dari investasi. F. Penilaian Kemampuan Organisasi. 1. Penentuan Kebutuhan Personalia dan Perancangan Stuktur OrganisasiAwal Menentukan Kebutuhan Personalia melalui:

a. Analisa beban kerja yang diantisipasi dan berbagai aktivitas yang perlu b. Mengelompokan aktivitas tersebut kedalam seperangkat tugas yangbisa ditangani individu secara efektif c. Berbagi tugas dikategorisasikan untuk membentuk dasar dari struktur organisasi. Sekali kisaran (range) dari aktifitas total yang dilakukan dan tingkat ketrampilan telah diidentifikasi, berbagai aktifitas dikelompokkan kedalam tugas yang akan dilaksanakan pada posisi individu-individu. Selanjutnya tingkat kemampuan profesional, latar belakang pendidikan dan kwalifikasi lainya dispesifikasi bagi masing-masing posisi. Saling hubungan dari berbagai posisi, pada susunan hirarkis bisa ditentukandari deskripsi posisi. Perlu diperharikan juga aspekaspek perancangan organisasional seperti rentang pengendalian manajemen yang bisa diterima dan pemilahan fungsi lini dan staf. 2. Perbandingan kebutuhan dan Ketersediaan Personalia.Perbandingan personalia yang dibutuhkan dan orang-orang kualified yangtersedia bagi usaha baru menentukan kebutuhan staf. Pertanyaan yangharus dijawab adalah Seberapa sulitkah menyewa atau menarik orang-orang dengan ketrampilan yang dibutuhkan pada kondisi organisasi yang baru ada?. Untuk menjawab pertanyaan ini harus dievaluasi kebutuhan usaha baruuntuk menyewa dari luar. Evaluasi ini hendaknya memperhitungkan bahwa kebutuhan personalia mungkin berubah ketika usaha baru telah tumbuh dan mencapai tingkat kedewasaanya. G. ANALISA PERSAINGAN. Setiap bisnis usaha umumnya cendrung menghadapi dua jenis tekanan persaingan: 1. Persaingan langsung dari produk atau jasa yang identik denganproduk perusahaan itu pada dasarnya sama. 2. Tekanan tidak langsung dari barang substitusi. Pendekatan pragmatis untuk menganalisa tekanan persaingan dipusatkan pada tiga tugas : a. Identifikasi persaingan pasar potensial. b. Identifikasi berbagai strategi dan taktik yang digunakan pesaing dan dampak potensialnya terhadap operasi usaha yang direncanakan. c. Identifikasi keuntungan persaingan tertentu dari usaha yangdirencanakan dan pengembangan strategi yang disarankan pada penekananpada keuntungan tersebut. Analisa ini mengungkapkan apakah usaha baru yang direncanakan memberikeuntungan persaingan yang memadai pada produknya sehingga mampumenghadapi tekanan persaingan dari pesaing langsung maupun tidak langsung

You might also like