You are on page 1of 2

Allah Allah Allah rindangkan daun-daun waru di hatiku rimbunkan embun di ujung-ujung daun Allah Allah Allah ya,

Allah kulidahkan bahasa jiwa atas sajadah basah membasuh wajah bersalah setiap saat aku berjalan bersijingkat di antara duriduri ingin mendekap mesjid menguntai wirid merajut tasbih dan tahmid menjeritkan debudebu yang lekat pada tubuh Allah Allah Allah ya, Allah kupahami bahwa sejatinya hidup berasal dari lubang menuju ke sebuah liang gelap, pekat, dan dingin kusadari bahwa di dalam diri ini menganga 9 lubang lubanglubang yang terbuka, terus mengangakan luka sebab ternyata mulut ini tak pandai melafazkan doa telinga ini senantiasa dipenuhi angin fitnah dan sumpah serapah dua mata ini hanya bisa memandang gelimang bendabenda dan memujanya sebagai berhala dua lubang hidung ini teramat susah mencium wangi sorga lubang kemaluan dan lubang pembuangan menyemburkan nafsu setiap saat kuilihat syahwat tumbuh di jalan dan kelokan anakanak zaman diasuh angin malam, penuh impian di bawah jembatan peradaban, anakanak sejarah tak pernah tercatatat nama dan asalusulnya di kolong langit makin mewabah aneka penyakit yang menambah sesak dadaku Allah Allah Allah ya Allah aku berdendang menyuarakan tasbih putih kafan putih melati putih jiwa perih ya Robbana, saat aku mau berlagu memuji padma Muhammad angin meniupkan bujuk rayu, menderu dan cemburu saat aku mau berguru dan berburu ilmu kesabaran aku jadi debu diterbangkan angin lalu debu yang hangus dipanggang Cahaya-Mu Allah Allah Allah ya Allah aku berusaha berlagu hanya pada-Mu melalui utusan-Mu kulidahkan resah waktu lalu kunyanyikan dalam sujudku kusenandungkan salah-khilafku lalu kubasuh dengan dingin air wudhu kupadamkan api benci di hati kupadamkan kupahamkan api sufi di hati kupahamkan kusahamkan iman dan amalan kusahamkan kuqatamkan dan kukuburkan dendam di hati kumakamkan ya, Robbana rebana bertalutalu di hatiku yang merindu maghfirahmu rebana berdentamdentam siang malam rasa cinta kulidahkan di atas sajadah basah tapi resah tak terbasuh dan jiwa terasa lusuh dan kumuh Allah Allah Allah

ya Allah aku mengarungi lautan gelisah yang membuncah sebagai ikan aku megapmegap di daratan tersuruk di lumut dan bebatuan terdampar mendekap luka sendirian Allah Allah Allah ya Allah kulukai dadaku sendiri dengan lafaz doa kunyanyikan luka hati di tiap ruas tarian jemari malam kian kelam namun mulut dan batinku tak bisa diam o, tikamkan belati Cinta-Mu sedalam iman setiap rukuk dan sujudku aku mencium bau sebelum mendebu, sebelum rasa kasmaran bersemayam dilubuk hati paling dalam kukubur luka menganga di bawah rindang daun kamboja ya Robbana, rebana menggema dalam hatiku yang rindu Senyum Manis-Mu apa yang kudamba kini hanya satu: ampunilah segala dosa dan salahku Allahuma ya Robbana kubenahi jasad kucuci hati kubenahi jihad dan niat kubenahi syariat dan hakikat kusempurnakan tarikan nafas tarekat untuk selalu terikat pada makrifat Allah Allah Allah ya, Allah rebana cintaku bertalutalu menghalau pisau risau dada ini nganga terbuka, berdarah dan bergairah menyeru rasul amanah ya, Allah peluk dan dekaplah aku di terang cahaya iman di kedalaman cengkeraman yang Maha Dalam Yang Maha Pualam Yang Tak Pernah Diam dalam keabadian cinta semata ya, Rasulullah, ajari kami menguntai tasbih dengan dada putih warisi kami kesabaran dan kesadaran selalu bersandar pada risalah kasih membasuh muka hingga bersih

You might also like