You are on page 1of 33

TUGAS INDIVIDU

TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI II

oleh: MUMANG 70100101073 FARMASI B

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN SAMATA GOWA 2012/2013

TUGAS INDIVIDU

RESUME TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI II

LARUTAN

oleh: MUMANG 70100101073 FARMASI B

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN SAMATA GOWA 2012/2013

LARUTAN Pengertian Menurut FI III Sediaan cair yang mengandung suatu bahan kimia yang terlarut. Kec. Dinyatakan lain,sebagai pelarut digunakan air suling Menurut Lachman Campuran 2 atau lebih zat yang homogen membentuk larutan yang jernih Menurut Parrot Secara fisika kimia merupakan suatu campuran homogen antara 2 atau lebih zat Menurut Martin Suatu proses termodinamika stabil yang terdiri dari 2 atau banyak komponen (cair, padat, gas); terbagi rata dalam bentuk molekul atau ion Kesimpulannya

Larutan adalah sediaan cair yang terdiri dari satu atau lebih zat terlarut yang larut dalam pelarut yang sesuai
Adapun keuntungan & kerugian sediaan larutan Keuntungan : 1. Mudah untuk anak kecil & dew yang sulit menelan 2. Lebih cepat bereaksi dibandingkan tablet 3. Absorpsi lebih cepat 4. Dosis lebih seragam 5. Penggunaan aman

6. Rasa lebih enak Kerugian 1. Banyak obat yang tidak stabil dalam larutan 2. Kesulitan transportasi 3. Penggunaan rumit (takaran) 4. Bocornya wadah akan menyebabkan kekurangan isi. Komposisi sediaan larutan # Bahan aktif # Pelarut # Buffer # Cosolvent # Pengental # Corigensia

Di dalam larutan, kita kenal istilah Kelarutan Kelarutan suatu zat pada suhu tertentu adalah konsentrasi zat terlarut (solut) yang larut dan berada dalam kesetimbangan dengan fase cair. Kelarutan dihasilkan dari interaksi antara ion atau molekul zat terlarut (solut) dengan pelarut (solvent). Kelarutan digunakan sebagai parameter yang menunjukkan bahwa 1 bagian bobot zat yang larut dalam volume tertentu pelarut. Adapun istilah Kelarutan < 1 bagian pelarut 1 10 bagian pelarut 10 30 bagian pelarut 30 100 bagian pelarut 100 1000 bagian pelarut 1000 10000 bagian pelarut 10000 < bagian pelarut : sangat mudah larut : mudah larut : larut : agak sukar larut : sukar larut : sangat sukar larut : praktis tidak larut

Selain itu, kita kenal juga istilah Konsentrasi yang dinyatakan dalam (%) b/b : gram solut dalam 100 gram larutan (jika tidak dinyatakan lain) v/v : ml solut dalam 100 ml larutan b/v : gram solut dalam 100 ml larutan Pembagian Larutan Menurut Kekuatan Fisikokimia : 1. Larutan Mikromolekuler

Terdiri atas mikro unit (satuan terkecil) berupa molekul /ion dimana ukuran partikel solut/solven 1- 10 A. Contoh = air, ion Na, ion Cl, alk, gly, sukrosa

2. Larutan Micellar Partikel solutnya berbentuk agregat atau misel (agregat polimolekul atau poliion yang dapat menjangkau ukuran koloid) dan nilai sifat fisikanya (Tek. Uap, Osmotik, konduktansi) larutan mikromolekul Kejernihan / kekentalan 3. Larutan Makromolekuler Solutnya terdispersi secara molekuler seperti dalam larutan mikromolekuler, tetapi ukuran dan BM nya sangat besar dan merupakan sistem monofasik (termodinamika stabil) Contoh = larutan akasia, CMC,Albumin, PVP) Menurut Tipe Larutan 1. Larutan Sederhana Melarutkan zat padat dalam pelarutnya u. digunakan dalam pengobatan Contoh = larutan sederhana formaldehid, fenol 2. Larutan Majemuk Melarutkan zat tidak dengan air saja tetapi menggunakan campuran pelarut Contoh = larutan Iod (I2) ; menggunakan KI 3. Larutan Persediaan (Stok) Dibuat tidak untuk digunakan langsung dengan pertimbangan sulit membuatnya dalam jumlah kecil, lambat larut, stabil dalam penyimpanan. 4. Larutan encer ( solut jumlah kecil ) 5. Larutan pekat (solut jumlah besar ) 6. Larutan Jenuh Larutan yang tepat larut pada batas kelarutannya pada suhu & tekanan tertentu) 7. Larutan Lewat Jenuh Larutan yang mengandung sejumlah zat yang lebih besar dari batas kelarutannya

Menurut Penggunaan Sebagai Obat 1. Penggunaan Oral - sirup - mixtura - potio 2. Penggunaan Non Oral Pada mulut dan tenggorokan. Misalnya gargle, mouthwash Dimasukkan dalam liang tubuh. Misalnya nasal drops, ear drops Digunakan pada permukaan tubuh. Misalnya lotio, liniment Berdasarkan Pelarutnya : 1. Pelarut air Contoh = sirup, agua aromatik 2. Pelarut alkohol Contoh = spiritus aromatik, elixir Interaksi Solut - Solvent Faktor fisikokimia untuk mencapai termodinamika stabil, antara lain : Pembentukan kompleks Efek ion Buffer Ukuran Partikel Polaritas Kosolvensi (pelarut pembantu), seperti air, alkohol, gliserin, propilen glikol, sirup) Temperatur (kelarutan meningkat dengan kenaikan suhu) Salting Out (penambahan garam sehingga kelarutan zat organik menurun) Salting in (penambahan garam sehingga kelarutan zat organik meningkat) - pediatrik drops - elixir - linctus

Kecepatan Pelarutan Perubahan solut (kristal,serbuk,cair,dll) menjadi terlarut dalam larutan. Kecepatan pelarutan sebanding dgn bioavailabilitas. Faktor yang mempengaruhi kecepatan pelarutan : Ukuran partikel Kondisi permukaan partikel Viskositas pelarut

TUGAS INDIVIDU

RESUME TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI II

S U S P E N S I

oleh: MUMANG 70100101073 FARMASI B

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN SAMATA GOWA 2012/2013

SUSPENSI

Defenisi Suspensi FI III : 32 Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. DOM : 537 Suspensi adalah proses penyiapan bahan homogen yang terdiri dari fase terdispersi atau fase internal yaitu padatan dan fase kontinyu yaitu cairan. Farfis : 477 Suatu suspensi dalam bidang farmasi adalah suatu dispersi kasar dimana partikel zat padat yang tidak aktif larut terdisperi dalam suatu medium cair. RPS 18th : 1538 Fisika kimia mendefinisikan kata suspensi sebagai sistem dua fase yang terdiri dari serbuk terbagi halus yang didispersikan dalam padatan, cairan atau gas. Lachman : 479 Suspensi adalah sistem heterogen dari 2 fase. Fase kontinyu atau eksternal biasanya berupa cairan atau semipadat dan fase terdispersi atau internal terdiri dari bahan partikulat yang tidak larut tetapi terdispersi dalam fase kontinyu, bahan tidak larut dapat ditujukan untuk absorbsi fisiologis atau fungsi penyalutan internal atau eksternal. Parrot : 341 Suspensi farmasetik adalah suatu dispersi dari serbuk terbagi halus dalam medium cair Scoville : 298 Suspensi adalah sediaan farmasi dimana cairan mengandung zat/bahan yang tidak larut Prescription : 201

Suspensi farmsetik mungkin didefenisikan sebagai dispersi kasar yang mana partikel padat (obat) terbagi halus tidak larut, biasanya lebih besar daripada 0,1 mikron diameternya, didispersikan dalam medium cair ( air atau cairan minyak).

Kesimpulan : Suspensi adalah sistem heterogen yang terdiri dari dua fase. Fase kontinyu atau eksternal biasanya cairan atau semi padat dan fase dispersi atau internal terdiri dari partikulat atau serbuk padat terbagi halus yang diameternya lebih besar dari pada 0,1 mikron yang didispersikan dalam padatan, cair atau gas yang ditujukan untuk absorbsi fisiologis atau untuk fungsi penyalutan internal atau eksternal. Suspensi adalah sistem heterogen yg terdiri dari 2 fase : - fase kontinyu (luar) umumnya berupa cairan atau setengah padat - fase terdispersi (dalam) berupa bahan yang tidak larut; dapat berupa partikel tunggal atau berupa jalinan partikel akibat interaksi partikel

Karakteristik suspensi : Diameter partikel terdispersi : > 0,2 u, tetapi tidak cukup untuk menunjukkan gerak brown (acak) akibat benturan molekul Mudah memisah === kurangi kecepatan pengendapan

Suspensi dikatakan termodimika tidak stabil o Bentuk suspensi dikatakan termodinamika tidak stabil (Farfis:478) Kerja harus dilakukan untuk megurangi padatan menjadi partikel kecil dan mendispersikannya dalam suatu pembawa. Besarnya luas permukaan partikel yang diakibatkan oleh mengecilnya zat padat berhubungan dengan energi bebas permukaan yang membuat sistem tersebut tidak stabil secara termodinamik., dimana dimaksudkan di sini bahwa partikel-partikel tersebut berenergi tinggi dan cenderung untuk mengelompok kembali untuk mengurangi luas permukaan total dan memperkecil energi bebas permukaan. Oleh karena itu partikel-partikel dalam suspensi cair cenderung untuk berflokulasi yakni membentuk suatu gumpalan yang lunak dan ringan yang bersatu karena gaya van der Walls yang lemah. Pada keadaan tertentu misalnya dalam suatu lempeng padat partikel tersebut dapat

melekat dengan gaya yang lebih kuat membentuk suatu gumpalan (aggregates). Pembentukan setiap jenis gumpalan (agglomerates), apakah itu flokulat atau aggregat dianggap sebagai suatu ukuran dari suatu sistem utnuk mencapai keadaan yang lebih stabil secara termodinamik. Kenaikan dalam kerja W atau energi bebas permukaan total F diperoleh dengan membagi zat padat menjadi partikel yang lebih kecil dan mengakibatkan meningkatnya luas permukaan total A yang digambarkan dengan : F = SL . A dimana SL adalah tegangan antar muka antara medium cair dan partikel padat. Agar mencapai suatu keadaan stabil, sistem tersebut cenderung untuk mengurangi energi bebas permukaan: keseimbangan dicapai bila F = 0 keadaan ini dapat dicapai dengan pengurangan tegangan permukaan atau mungkin dapat didekati dengan pengurangan luas antar muka. Kemungkinan terakhir ini, mengakibatkan flokulasi atau agregasi yang diinginkan atau tak diinginkan dalam suatu suspensi farmasi seperti yang dipertimbangkan dalam bagian terakhir. Tegangan antar muka dapat dikurangi dengan penambahan suatu surfaktan , tapi biasanya mempunyai suatu tegangan antar muka positif tertentu dan partikel-partikel tersebut cenderung untuk berflokulasi. o Kestabilan fisika suspensi (Farfis: 545) Untuk tujuan farmasetik stabilitas secara fisika dari suspensi dapat didefenisikan sebagai kondisi dimana partikel tidak membentuk aggregate dan dimana partikel tetap terdistribusi secara seragam di seluruh dispersi, karena situasi ideal ini jarang terjadi, semestinya untuk menambah pernyataan ini bahwa jika partikel mengendap partikel tersebut harus dengan mudah disuspensikan kembali dengan sejumlah pengocokan sedang.

Potensial Zeta dan Nerst - Farfis : 467 Perubahan potensial terhadap jarak dari permukaan pada berbagai keadaan ditunjukan ,potensial permukaan padatan akibat lon penentu potensial adalah potensial akibat elektrodfinimika potensial nerst E dan didenfinisikan sebagiai perubahan potensial permukaan sebenernya dan daerah netral listrik larutan.potensial

yang terletak pada bidang bb disebut potensial elektronetik protensial zeta didesfirikan sebagai perbedaan potensial antar permukaan lapisan yang terikat lemah dan daerah netral listrik dari larutan potensial menurun dengan cepat pada mulanya.diikutidengan penurunan yang lebih bertahan,sering dengan

peningkatandari perusahan.Hal disebabkan karena cocenterian yang dekat dengan permukaan bertindak sebagai perahan yang mengurangi gaya tarik-menarik elektrositatik antara permukaan yang bermuatan dengan conterion tersebut yang lebih jauh dari dingin permukan.potensial zeta memiliki penerapan pralitis dalam stabilitas system yang mengandung pertikal terdafasi karena partikel potensial inilah yang mengatur derajat tarik-menarik antara partikel terdepesi bermuatanyang saling berdekataan dan berikan lah potensial nerst jika potensial zeta dikurangi hingga bahwa nilai tertentu.(tergantung pada system yang digunakan )gaya tarik-menarik melebihi gaya tolak menolak dan partikel-partikel menjadi bersatu fenomena ini dikenal sebagai flokulasi, - Farmasi fisika : 547 Kecepatan pengendapan dijelaskan dengan hukum Stokes :

V = d2 (s o)g 18 o
dimana v adalah kecepatan pengendapan dalam cm/sec, d adalah diameter partikel dalam cm, s dan o adalah berat jenis dari fase terdispersi dan medium pendispersi berturut-turut, g adalah percepatan gravitasi medium pendispersi dalam poise. - RPS 18 th : 295 Jumlah partikel yang mengendap dalam suspensi berhubungan dengan ukuran partikelnya dan berat jenis dan kecepatan dari medium suspensi. Gerak Brown atau acak mungkin memberikan efek yang signifikan, akan ada atau tidaknya flokulasi dalam sistem. Hukum Stokes kecepatan sedimentasi yang seragam dari partikel spheris diatur oleh hukum stokes dijelaskan sebagai berikut : V = 2r2 (1- 2) g 9 dimana v adalah kecepatan pengendapan dalam cm/sec, r adalah jari-jari dari partikel dalam cm, 1 dan 2 berturut-turut adalah berat jenis (g/cm3) dari fase terdispersi

dan medium pendispersi, g adalah percepatan gravitasi (980,7 cm/sec2) dan adalah viskositas Newtonian dari medium pendispersi dalam poise (g/cm sec).

Kesimpulan :

Keceparan pengendapan tergantung dari ukuran partikel dan viskositas dimana ukuran partikel yang kecil maka partikel lambat untuk mengendap dan cenderung untuk membentuk agregat dan flokulasi dan jika mengendap dapat menyebabkan caking dan bila viskositas besar sulit dibuang dari botol.

Lapisan Listrik Ganda - Farfis :466 Anggaplah suatu permukaan padatan hubungan dengan larutan polar yang mengandung ion-ion misalnya larutan air dari suatu elektrotit lebih lanjut anggaplah bahwa sejumblah lation diabsorbesi dipermukaan muatan positip untuk permukaan tersebut yang tertinggal dalam larutaan adalah sisa lation ditambah jumblah arion yang ditambah.Anion-anion ini ditarik kepermukaan yang bermuatan positif oleh gaya listrik yang juga berlajar untuk menolak pendekataan latian lebih lanjut begitu besbesi permukaan telah sempurna sebagai tambahan pada gaya listrik ini,pergerakan yang disebabkan oleh panas cenderung menghasilkan distrubisi yang sama dari ion dalam larutan.hasilnya kejelasan seimbang tercapai dengan sejumlah kelebihan cairan mendekati permukaan sementara sisanya diterstibusi dalam jumlah yang menunujukkan makin menjauh dari permukaan yang bermuatan.Bila jarak tertentu dari permukan konsentrasi kation dan anlon sama yaitu keadaan penetapan listrik tercapai.Penting untuk mengingat keseluhan system adalah berat netral walaupun ada daerah-daerah dengan stiribusi anlon dan kation yang tidak sama Keadaan tersebut dimana AA adalah permulaan padatan lon-lon teradsupsi yang membuat permukaan tersebut bermuatan lon-lonpenentu potensial lapisan listrik gandi pada permukaan pemisah antara 2 fase,menunjukan distrubisi lon-lon keseluruhan sisitem bersifat listrik netral.

Tepat setelah lapisan permukaan tersebut adalah daerah indekal terlamt yang terikat erat bersama dengan ion-ion negative juga terikat erat pada permukaan batas daerah ini ditunjukan oleh garis bb ion-ion ini memlki muatan yang berlawanan denga ion penuntut potensial dissebut counter ion atau gegenion. Derajat penarikan molekul-molekul ini counter ion sedemikian rupa jika permukaan bergerak relative terhadap cairan. Bidang irisnyya adalah bb bukan aa yang merupakan sebenarnya. Pada daerah yang dibatasi oleh garis bb dan cc; adalah kelebihan ion negative. Pog terikatensial pada bb ini positif, karena seperti yang telah dijelaskan sebelumnya tedapat sedikit anion dalam lapisan yang terikat dan permukaan pada atar.Diluar cc distribusi ion-ion sergam dan kenetapan listrik tercapai. Jadi, distribusi listrik pada antar muka .dengan muatan erat dan lapisan kedua(dari bb ke cc) lebih memungkinkan oleh karena lapisan listrik ini menghambur dari aa ke cc . Terdapat dua kemungkinan yaitu bila counterion dlm lapisan terionisasi yang terikat erat dengan muatan positif pd permukaan pdatan, maka kenepalan listrik terjadi bb bukan cc. bila muatanterion total caonterion pd daerah aa-bb melebihi muatan bersih pd bb akan negative dan bukan kurang positif . hal ini berarti dlm contoh ini untuk memperoleh kenepalan listrik pd cc , ion positif berlebih harus ada pd daerah bb ke cc.

Fenomena Permukaan Padat Cair Permukaan Padat cair ( fenomena) ada 3 macam fenomena : 1. Kromatografi pertukaran ion adalah ion dan bukan molekul zat terlarut yang di aborsi pada kolam zat padat yang di padatkan seperi : Na2o, Al2O3, nS1O3, 7H2O atau penukaran ion resin sintetik yang dirancang untuk menentukan Anion atau Kation. 2. Fenomena pembasah yaitu proses fenomena sudut kotak antara permukaan dan cairan pembasah. 3. Proses deterjen adalah proses kompleks yang melibatkan penghilangan bemdabenda asing dari permukaan proses ini mencakup banyak kerja, karakteristik dari surfaktan spesifik, pembasah ginjal dari ginjal dan kotoran dan pembukaan yang akan di bersihkan , deflokulasi dan suspense ; (FarfiS : 967-968).

Pembasahan (Wetting) Bahan pembasah merupakan pembasah surfaktan bahwa ketika dilarutkan dalam air menunjukkan kemajuan sudut kontak dan membantu dalam mengganti tempat dan fase udara pada permukaan dan menggantinya dengan fase cairan. Contoh sulfur, arang dan serbuk-serbuk lain. Fenomena : jika affinitas kuat cairan-padatan, maka terbentuk film di permukaan cairan jika affinitas lemah/tidak ada, maka cairan akan sulit meniadakan udara/lainnya yang mengelilingi partikel == sudut kontak Sudut kontak = Kesetimbangan yang melibatkan 3 tegangan : - cairan padatan - cairan fase uap - padatan fase uap

Titik basah Mengukur jumlah pembawa yang diperlukan agar dapat membasahi serbuk secara keseluruhan. Jika jumlah pembawa berkurang dengan penambahan suatu bahan pembasah, maka itu merupakan kemampuan bahan pembasah untuk membasahi campuran tersebut. Cara Menentukan Titik basah: Bahan pembasah + serbuk Pembawa diteteskan dan dicampur homogen Titik akhir == tepat membentuk massa yang menggumpal dan tidak memisah Dinyatakan dalam ml/100g harga antara 14 45 Titik alir

Menunjukkan jumlah pembawa yang diperlukan untuk menghasilkan keadaan dapat tuang. Besarnya reduksi titik alir sistem oleh s/ surfaktan menunjukkan tingkat deflokulasi sistem itu oleh surfactan tsb yi mencegah terbentuknya struktur jala dari fase padat. Cara menentukan Titik Alir: Bahan pembasah + serbuk dalam beker glass + pembasah, campur homogen Titik akhir jika aliran pada spatula rata Satuan ml/100g ; nilai 50 250 Titik alir rendah == pembasah bagus

Interaksi Partikel Hidrofil == suka air == terbasahi Pada molekul hidrofil terjadi interaksi ion yang menimbulkan : o o potensial nernst potensial zeta (potensi yang menentukan adanya penolakan antara 2 ion yang berlawanan) Hidrofob == tidak suka air == tidak terbasahi Di dalam suspensi kita kenal 3 macam sedimentasi (pengendapan), antara lain: flokulasi deflokulasi cake

Mekanisme Pembasahan - RPS 18 th : 254 Tahap pertama dalam pembasah suatu serbuk adalah pembasahan adhesional dimana permukaan padat berhubungan dengan permukaan cairan. Tahap ini ekivalen dengan perubahan dari tahap a ke tahap b dalam gambar partikel kemudian ditekan dibawah permukaan cairan ketika pembasahan dan pencelupan terjadi ( b ke c ) selama tahap ini terbentuk antarmuaka padat cair dan antar muka padat udara hilang. Akhirnya cairan menyebar keseluruh permukaan zat apabila pembasahan penyebaran terjadi.

Kerja pembasahan penyebaran sama dengan kerja untuk mencetus antarmuka padat cair dan antarmuka cair gas dikurangi hilangnya antarmuka padat gas. - Lachman : 152 Teknik farmasi sering kali berguna untuk memodifikasi karateristik pembasah dari serbuk meliputi penggunaan surfaktan untuk mengurangi tegangan antarmuka padat cair. Surfaktan meliputi absorbsi pilihan dari rantai hidrokarbon oleh permukaan hidrofobik dengan bahan polar dari surfaktan kemudian digunakan untuk membantu disperse zat padat hidrofobik atau polimer-polimer hidrofilik. Bahan bahan juga dapat mempengaruhi viskositas, tergantung pada tipe dan konsentrasi spesifik yang digunakan. - Farfis : 966 967 Kerja yang paling penting dari suatu zat pembawa adalah untuk menurunkan sudut kontak antara permukaan sudut kontak dan cairan pembasah. Sudut kontak merupakan sudut dimana tetwsan cairan dan permukaan keatas dimana ia menyebar ditunjukkan pada gambar sudut kontak antara suatu cairan dan zat padat mungkin 0 derajat mengendap. b. sudut > 900

a. sudut 0

e.sudut 1300 c. sudut 900 d. . sudut < 900

Keterangan : a. zat terbasahi sempurna b. zat tidak terbasahi sebagian c. zat terbasahi, zat tidak terbasahi d. sebagian zat terbasahi e. semua zat tidak terbasahi.

Sistem Flokulasi dan Deflokulasi Lachman : 942 Flokulasi merupakan agregat terbuka atau flokulasi agregat dikarakterisasi dengan suatu jaringan terbuka. Strukturnya kaku sekali sehingga agregat ini mengendap dengan tepat membentuk endapan sedimentasi dan mudah didispersikan kembli karena partikel-partikel yang membentuk agregat masing-masing menghindari cekung. Deflokulasi merupakan agregat tertutup atau koagulan agregat dikarateristik oleh suatu kemasan kuat yang dihasilkan oleh pengikat. Lapisan permukaan agregat ini mengendap perlahan-lahan ketinggian sedimen rendah yang mendekati kecepatan sedimen dari suatu system partikel kecil yang terdispersi.

Suspensi Flokulasi Adalah sistem koloid tidak stabil; terkoagulasi membentuk 2 lapisan (sedimen & cairan jernih bebas partikel. partikel-partikel bergabung membentuk flokula yang akan mengendap sesuai ukuran flokula dan porositas agregat. Kecepatan pengendapan tergantung proses agregasi dan pengadukan kembali. Cairan jernih terbentuk karena partikel kecil terjerat dalam flokula yang seperti jaring. Flokulasi juga terjadi jika potensial zeta dari suspense tersebut besar/tinggi.

Suspensi Deflokulasi Partikelnya mengendap sebagai partikel tunggal dengan ukuran yang berbedabeda dan membentuk sedimen yang tebal dan padat. Deflokulasi juga terjadi jika potensial zeta dari suspense tersebut kecil/rendah.

Cake Pembentukan sedimen yang kompak Tidak dapat didispersi kembali Akibat terbentuk jembatan kristal dan koagulasi (agregat tertutup) Terbentuk film permukaan yang menyebabkan perlekatan partikel Film menyebabkan sedimen kaku Adapun cara penentuan jenis sedimen suatu suspensi Alat : manometer diferensial Prinsip : membandingkan tekanan suspensi pada dasar dan puncak cairan Interpretasi : - flokulasi - deflokulasi : tekanan sama : tekanan besar pada dasar

Kecepatan sedimentasi dalam suatu suspense dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantanya: ukuran partikel Interaksi partikel BJ partikel dan medium viskositas fase kontinyu

Dan dapat ditentukan melalui Hukum Stokes

Ukuran Partikel Suspensi RPS 18th: 1538 Batas terendah dari ukuran partikel mendekati 0,1 m Parrot : 344 Ukuran partikel suspensi 1-50 m Scoville : 295 Partikel padat sekecil 1 m dalam diameter mengandung lebih dari 100 juta molekul setiapnya.

Sifat Aliran Yang Mana Yang Sesuai Untuk Suspensi Parrot : 344 Kombinasi dan aliran pseudoplastis dan bahan pensuspensi thiksotropik seperti natrium, kaitoksi metil selulosa dan bentonit member karateristik yang diinginkan dalam suspense. Sebaik penyimpangan partikel membentuk stuktur gel jika dikocok suspense atau mengalir dengan mudah.

Farfis : 527-530 1. Aliran newton Pertimbangan blok dan cairan yang tereduksi dari molekul dengan lempeng sejajar sama dengan kartu deck.

Lapisan diatas dijelaskan untuk pencampuran dalam tempat. Jika cairan pada bagian atas dipindahkan pada bagian bawah pada kecepatan konstan setiap lapisan yang lbih rendah dipindahkan denagan kecepatan yang lebih proposional secara lansung. Perbedaan kecepatan (dv) antara bidang cairan dipisahkan oleh suatu jarak yang kecil (dr). Dimana perbedaan kecepatan dv/dr. Gaya persatuan luas f/a diperlukan untuk menyebabkan aliran ini disebut shering stress. Newton adalah orang pertama yang mempelajari sifat-sifat aliran dari cairan kuantitatif. Dia menemukan bahwa massa besar viskositas massa besar pula gaya persatuan luas. Oleh karena itu, rate of shear bias berbanding lansung dengan shearing stress atau : f/a = N dy dr 2. System Non Newton Farmasis mungkin lebih sering menyertai bahan non-Newtonian daripada larutan sederhana dan farmasis seharusnya mempunyai metode yang cocok untuk memepelajari substansi yang kompleks ini. Non Newtonian bodies adalah zat-zat yang tidak mengikuti persamaan aliran Newton, dispersi

heterogen cairan dan padatan seperti larutan, koloid, emulsi suspensi cair, salep dan produk-produk serupa masuk dalam kelas ini. Jika bahan-bahan nonNewtonian dianalisis dalam suatu viskometer putar dan hasilnya diplot, diperoleh berbagai kurva konsistensi yang menggambarkan adanya 3 kelas aliran yaitu plastis, pseudoplastis, dan dilatan. a. Aliran Plastis Seperti material diketahui sebagai Bingham bodies dalam mengambil reologi modern yang utama dan pemasukan pertama untuk mempelajari bahan plastik dalam suatu cara yang sistematik. Kurva aliran plastis tidak melalui titik asal tetapi memotong sumbu shearing stress (atau akan memotong jika bagian lurus dari kurva tersebut diekstrapolarisasikan ke sumbu) pada suatu titik tertentu yang dikenal sebagai nilai yield . Bingham bodies tidak akan mengalir sampai shearing stress dicapai sebesar nilai yield tersebut. Pada harga stress dibawah nilai yield zat bertindak seperti bahan elastis. Ahli reologi menggolongkan Bingham Bodies sebagai suatu bahan yang memperlihatkan nilai yield, sepeti halnya zat padat. Sedang zat-zat yang mulai mengalir pada shearing stress terkecil didefinisikan sebagai cairan nilai yield adalah suatu sifat yang terpenting dari dispersi-dispersi tertentu. Slop dari reogram diistilahkan dengan mobility, yang sama dengan aliran dalam sistem newtonian dan aliran ini kebalikan dari viskositas plastik. Persamaan aliran plastik dijelaskan : (Ff) U= G

Dimana f adalah nilai yield atau intersep pada sumbu shear stress dalam dynes cm-2 dan F dan G telah didefinisikan sebelumnya. b. Aliran pseudoplastis

Produk farmasetik dalam jumlah besar, termasuk bahan alam

dan gum

sintetik seperti dispersi cairan dari tragacan, natrium alginat, metilselulosa, dan natirum karboksimetilselulosa, menunjukkan aliran pseudoplastis. Sebagai aturan umum, aliran pseudoplastis diperlihatkan oleh polimerpolimer dalam larutan yang merupakan kebalikan dari sistem plastis yang tersusun dari partikel-partikel yang terflokulasi dalam suspensi kurva konsistensi. Untuk bahan pseudoplastis mulai pada titik asal atau paling tidak mendekatinya pada rate of shear rendah. Akibatnya berlawanan dengan Bingham Bodies tidak ada nilai yield. Tetapi karena tidak ada bagian kurva yang linier maka kita tidak dapat menyatakan viskositas dari suatu bahan pseudoplastis dengan suatu harga tunggal. Viskositas zat pseudoplastis berkurang dengan meningkatnya rate of shear viskositas nyata bisa diperoleh pada setiap kurva rate of shear dan kemiringan tangga (garis singgung) pada kurva pada titik yang tertentu (khas). Viskositas pseudoplastis dari bahan menurun dan meningkatnya rate of shear, viskositas yang nyata diperoleh dari rate of shear yang membentuk tangenslope dari kurva pada titik spesifik. Tipe yang paling baik diwakili oleh pseudoplastis pada waktu yang sama, bagaimanapun mungkin kurva konsistensi keseluruhan diplot. c. Aliran dilatan Suspensi-suspensi tertentu dengan persentse zat padat terdispersi yang tinggi menunjukkan peningkatan dalam daya hambat untuk mengalir dengan meningkatnya rate of shear, system seperti itu sebenarnya volumenya meningkat jika terjadi shear dan oleh karena itu diberi istilah dilatan. Seharusnya tangen segera terlihat bahwa tipe aliran ini adalah kebalikan dari tipe yang dipunyai oleh sistem pseudoplastis. Sementara bahan pseudoplastis seringkali diberi shear thickening system. Jika stress dihilangkan, suatu sistem dilatan kembali ke keadaaan fluiditas aslinya. Zat-zat yang mempunyai sifat-sifat aliran dilatan adalah suspensi-suspensi yang berkonsentrasi tinggi (kira-kira 50% atau lebih) dari partikel-partikel kecil yang mengalami deflokulasi.

shearing stress ( aliran newtonian)

shearing stress (aliran plastis sederhana)

shearing stress (aliran pseudoplastis sederhana)

shaering stress (aliran dilatan)

Thiksotropi (Farfis : 527) Sistem thiksotropi biasanya mengandung partikel-partikel asimetris yang melalui berbagai titik hubungan menyusun kerangka 3 dimensi diseluruh sampel tersebut. Pada keadaan diam struktur ini mengakibatkan suatu derajat kekakuan pada sistem tersebut dan menyerupai suatu gel. Ketika digunakan shear dan aliran dimulai, struktur ini mulai memecah apabila titik-titik hubungan tersebut memisah dan partikel-partikel menjadi lurus. Bahan tersebut mengalami transformasi dari gel ke sol dan menunjukkan shearthinning.

Aliran yang diinginkan (Farfis : 530) Thiksotropi adalah suatu sifat yang diinginkan dalam suatu sistem farmasetis cair yang idealnya harus mempunyai konsistensi tinggi dalam wadah namun dapat dituang dan disebar dengan mudah. (Parrot : 344)

Kombinasi dan aliran pseudoplastis dan bahan pesuspensi thiksotropik seperti natrium, karboksimetilselulosa, dan bentonit, memberikan karakteristik yang diinginkan dalam suspensi. Selama penyimpanan, partikel membentuk struktur gel jika dikocok suspensi akan mengalir dengan mudah.

Bahan Pensuspensi Pensuspensi terbagi atas 2, yaitu : - Deflokulasi memiliki keuntungan berupa dapat menampilkan dosis yang relative homogen pada waktu yang lam karena kecepatan sedimentasinya lambat. Namun kekurangannya apabila terjadi pengendapan sulit untuk diderpersikan kembali. - Flokulasi memiliki keuntungan berupa sedimen pada tahap akhir penyimpanan akan tetap besar dan mudah terdispersi kembali, sedangkan kerugiannya adalah dosis tidak akurat dan produk tidak elegan karena pada kecepatan sedimentasi tinggi. Tujuan : memperlambat sedimentasi Sifat : inert, stabil, menghasilkan viskositas yang baik pada kons. Rendah

Jenis Pensuspensi Hidrokoloid alam, contoh = akasia,tragakan,chondrus,algin Derivat selulosa (penstabil), contoh = MC,CMC,Hidroksi Etil selulosa Clay, contoh = bentonit,veegum,attapulgit,silika koloidal,alumina koloidal Polimer sintetik, contoh = carbopol, polioks

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kestabilan Suspensi a. Ukuran partikel b. Laju distribusi c. uji stabilitas d. viskositas.

Kriteria Suspensi yang ideal RPS 18th : 296 Ada kriteria tertentu yang harus dipenuhi dalam formulasi suspensi yang baik : 1. Partikel yang terdispersi harus memiliki ukuran yang sama dimana partikel ini tidak mengendap dengan cepat dalam wadah. 2. Bagaimanapun juga, dalam peristiwa terjadinya sedimentasi, sedimen harus tidak membentuk endapan yang keras. Endapan tersebut harus dapat terdispersi kembali dengan usaha yang minimum dari pasien 3. Produk harus mudah untuk dituang, memiliki rasa yang menyenangkan dan tahan terhadap serangan mikroba. Farmasi Fisika : 477 Suatu suspensi yang dapat diterima mempunyai kualitas tertentu yang diinginkan: 1. Zat yang tersuspensi tidak boleh cepat mengendap 2. Partikel-partikel tersebut walaupun mengendap pada dasar wadah tidak boleh membentuk suatu gumpalan padat tetapi harus dengan cepat terdispersi kembali menjadi suatu campuran homogen bila wadahnya dikocok dari botolnya atau untuk mengalir melewati jarum injeksi. 3. Untuk cairan obat luar, produk tersebut harus cukup cair sehingga dapat tersebar dengan mudah ke seluruh daerah yang sedang diobati tetapi juga tidak boleh sedemikian mudah bergerak sehingga gampang hilang dari permukaan dimana obat tersebut digunakan.

4. Cairan tersebut dapat kering dengan cepat dan membentuk suatu lapisan pelindung yang elastis sehingga tidak akan mudah terhapus, juga harus mempunyai warna dan bau yang nyaman.

TUGAS INDIVIDU

TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI II

FORMULA LARUTAN (GARGLE/MOUTHWASH)

oleh: MUMANG

70100101073 FARMASI B

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN SAMATA GOWA 2012/2013

I.

Formula Asli Gargle Antiseptik

II. Rancangan Formula Nama produk Jumlah produk Tanggal produksi No. Reg No. Batch Komposisi : Hexfresh Gargle : 10 sachet : 10 Oktober 2012 : CD 9922100254 A1 : D 130688 : Tiap 10 ml mengandung Hexetidine Zincii Chlorida Gliserin Tartrazin Menthol Aquadest ad 3% 1% 25 % 0,001 % 0,01 % 60 ml

III. Master Formula Diproduksi oleh


PT. CUI-CUI FARMA

Tanggal formula 10-Oktober2011 Nama bahan Hexetidine Zink chlorida Mentol

Tanggal produksi 10-Oktober2012 Kegunaan Antiseptikum Adstringen Pengaroma, perasa

Di buat oleh Mumang

Disetujui oleh

Isriany Ismail, S.Si.,M.Si.,Apt

Kode bahan Hex 001 ZCL 002 Men 003 Tar 004 Gli 005 Aqd 006

Perdosis 1,8 g 0,6 g 0,0006 g

Perbatch 18 g 6g 0,006 g

Tartrazin Gliserin Aquadest

Pewarna Pengawet Pelarut

15 g 0,006 g ad 60 ml

150 g 0,06 g 600 ml

IV. Alasan Pembuatan Produk Dewasa ini kehidupan masyarakat semakin moderen, tingkat mobilitas masyarakat semakin tinggi, karen gaya hidup masyarakat juga menjadi semakin modern dan tetap menjadi sehat. Melihat keadaan ini, maka perlu suatu bahan obat yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah-masalah kecil seperti bau mulut, sariawan, maupun radang tenggorokan. Bahan obat ini harus dapat mengatasi kuman penyebab bau mulut bakterisida mengobati radang tenggorokan dan radang infeksi, terlebih lagi bahan obat ini hancur flexibel untuk dibawa kemana pun yang kita inginkan. Infeksi adalah invasi dan pengembangbiakan mikroorganisme pada jaringan tubuh, terutama yang menyebabkan cidera pada jaringan tubuh terutama yang menyebabkan cidera seluler lokal akibat metabolisme, toksin, replikasi intra seluler, atau respon antigen dan antibodi. Sedangkan radang adalah

pembengkakan yang biasa terdapat pada bagian dalam dan luar tubuh manusia. Penyebab radang dapat terjadi disebabkan oleh akan adanya ganguan pada jaringan tubuh yang mudah terserang oleh penyakit, seperti pada radang

tenggorokan yang disebabkan oleh berlebihan makan berminyak, menghirup udara yang kotor seperti asap kendaraan dan debu. Gargle yang dibuat merupakan obat topikal sehingga dapat mengurani efek samping apabila dibuat efek sistemik.

V.

Alasan Pemilihan Zat Aktif Hexetidine termasuk golongan antiseptikdan merupakan derifat piridin mempunyai sifat anti bakteri, bermanfaat untuk gram positif dan gram negatif dan dapat digunakan untuk mengurangi terjadinya peradangan. Hexitidine anti dengan spektrum yang luas dengan konsentrasi rendah bermanfaat untuk mikroorganisme rongga mulut. Hexetidine dapat digunakan pada penderita radang rongga mulut dan nasofagus. Hexetidine mempunyai dua fungsi sebagi anti septik dan juga dia bersifat sebagai anti mikroba atau anti bakteri. Hexetidine dengan sifat anti bakteri dan yang spektrum yang luas dengan konsentrasi rendah yaitu 3% yang mempunyai efek terhadap jamur dan rongga mulut. Dalam formula ini kita membuat suatu formula yang mana bahan aktifnya dapat dipakai atau digunakan untuk mengurangi bakteri serta dapat mencegah dan menghambat pertumbuhan flak yang biasanya terdapat pada gigi setelah makan. Mekanisme kerja zat aktif terhadap mikroorganisme : 1. Modifikasi dinding sel dan atau membran sitoplasma colesinfektensia dengan aktivitas permukaan 2. Pengendapan protein dalam protoplasma ( zat-zat halogen, fenol, alkohol, dan garam logam ) 3. Denaturasi protein mekanisme yakni perubahan strukturnya hingga sifat-sifat khasnya hilang. 4. Mengganggu sistem proses enzim (zat-zat halogen, fenol, alkohol, dan garam-garam logam ). 5. Oksidasi protein. Pengobatan infeksi dapat diobati dengan cara penggunaan obat antiseptik dan antibiotika.

VI. Alasan Penambahan Bahan 1. Zink Chlorida - Zinci chloride memiliki kelarutan 1 gram dalam 0,5 mL air (sangat mudah larut) dalam air (RPS 18th, 1763) - Dalam konsentrasi rendah dapat digunakan sebagai adstringen dan jumlahnya yang sedikit digunakan sebagai antibakteri. (RPS 18th, 763) - Adstringen secara lokal mengendapkan protein dimana dapat berpenetrasi seperti pada sel yang diangkat dimana aksi utamanya terbatas pada sel permukaan pada ruang permeabilitas dari membran sel menurun. Tetapi sel tetap dapat permeable. Aksi astringen dihasilkan dengan hasil kontraksi dan pengerutan dari jaringan dan dengan blancing. Substansi semen dari endotalium capilari dan dasar membrane menjadi keras sehingga pergerakan transcapilari pasotogikal dari protein plasma dihambat dan edema local, inflamasi, dan eksudasi ditekan. (RPS 18 th, 761) - Zinci Klorida dapat menimbulkan rasa terbakar pada kulit. Larutan zincii klorida 1 % digunakan sebagai adstringen obat kumur. ( MD 28 th : 945) 3. Gliserin - Pada penggunaan luar formulasi farmasetik dan kosmetik, gliserin digunakan sebagai bahan hemoitan dan emulien pada penggunaan dalam gliserin dapat digunakan sebagai pelarut ( Excp, 220) - Pada larutan oral, gliserin digunakan sebagai pelarut, bahan pemanis, pengawet, dan bahan penambah viskositas. (Exp, 220) - Sebagai pengawet bila konsentrasi lebih dari 20 % (Exp, 220) 4. Tartrazin - Konsentrasi pewarna 0,0005%-0,001% (Parrot, 180) - Konsentrasi pewarna dalam sediaan cair dilarutkan biasanya 0,0005%0,001%.(RPS 18th, 1289) 5. Mentol - Pengaroma ditujukan pada sensasi campuran, rasa, bau, dan penampakan yang semuanya merupakan kontribusi dari aksi kemudian psikologi yang mempengaruhi penerimaan bahan-bahan (DOM martin, 858)

- Hampir semua larutan disedapkan dengan pemberi rasa buatan yang sebagian besar berasal dari alam yang memiliki kelarutan dalam air yang cukup. (Ansel, 335) 6. Air Tentu saja terdapatnya air menimbulkan efek melarutkan pada sebagian besar zat-zat yang berhubungan dengannya dan menjadi tidak murni serta mengandung garam-garam anorganik dalam jumlah yang berbeda, biasanya natrium, kalium, magnesium dan besi klorida sulfat serta bikarbonat dan juga zat organik yang larut dan yang tidak larut serta jasad reniknya. ( ansel, 314 ) - Digunakansebagaipelarutdanpembawaobatdansediaanfarmasi. (Exp, 338) - Air adalah cairan fisiologis dalam tubuh manusia, tidak mengherankan jika air merupakan pembawa pada kebanyakan larutan obat (Parrot, 170)

VII.

Perhitungan Bahan

Per Dosis 1. Zinc Klorida 2. Hexitidin 3. Tartrazin = 1 % x 60 ml = 0,60 g = 3 % x 60 ml = 1,8 g = 0,001 % x 60 ml = 0,0006 g 0,60 x 100 ml = 1,2 ml

Pengenceran = 50

Tartrazin 50 mg, dilarutkan dalam air sampai 100 ml. diambil 1,2 ml 5. Gliserin 6. Mentol = 25 % x 60 ml = 15 g = 0,01 % x 60 ml = 0,006 g 6 50 Ditimbang 50 mg minyak jeruk dilarutkan dalam gliserin sampai 100 ml, dan diambil 12 ml 7. Aquadest ad 60 ml x 100 ml = 12 ml

Pengenceran =

DAFTAR PUSTAKA Gentaro, A. R Remingtons Pharmaceutical Sciences, 20 th edition, Merck Publising Company, Ponsylvania Parrot, E.L., (1970), Pharmaceutical Technologi, Buyer Publising Company, Lowo, USA. Ditjen POM., (1995), Farmakope Indonesia Edisi IV, Depkes RI, Jakarta. Martin, E.W., (1971), Dispensing of Medication 7 th edition, Merck Publishing Company, USA. Boylan, C, James., (1986), Handbook of Pharmaceutical Excipients, Merck Company, USA. Jenkins, G, L.,(1986), Scovilles The Art Of Coumpanding, The Blakiston Division, New York. London Howard, C. Ansel, (1972), Introdution to Pharmaceutical Dosage Form, Philadelphia. Sppowls, J.B, (1970), Prescription Pharmacy 2 nd edition, J.B, Lipporcott, Company.

Martin, A., et al., (1983), Physical Pharmacy, Lea Febiges, Philadelphia Ditjen POM, (1995), Farmakope Indonesia, edisi IV, Depkes RI, Jakarta.

You might also like