You are on page 1of 18

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Menstruasi dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Sekarang ini secara umum sudah diterima bahwa setiap menstruasi membawa resiko bagi wanita. World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa seluruh wanita akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan menstruasinya, serta dapat mengancam jiwanya. Dan hampir sebagian besar wanita mengalami gangguan dengan menstruasi. Wanita yang sehat dan tidak hamil setiap bulan secara teratur mengeluarkan darah dari alat kandungannya yang disebut Menstruasi (haid). Menstruasi merupakan peristiwa penting bagi kehidupan wanita sebagai tanda dalam masa itu mulai produktif, artinya masa mendapat keturunan yang berlangsung kira-kira 30 tahun karna setelah itu wanita memasuki masa peralihan antara masa reproduksi dengan masa senium (kemunduran). Akan tetapi, potensi komplikasi yang mengancam nyawa juga akan selalu ada, seperti gangguan-gangguan menstruasi dalam sistem reproduksi. Jika dilihat dari macam atau jenis komplikasi yang berkaitan dengan menstruasi maka sangat penting bagi kita sebagai tenaga medis untuk mengetahui bagaimana cara memberi pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap dalam menyikapi masalah menstruasi.

1.2

Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang makalah ini, maka rumusan makalah yang dibuat ialah : 1. Apa pengertian dari menstruasi serta bagaimana siklus menstruasi? 2. Apa saja tanda dan gejala dari menstruasi? 3. Apa saja macam atau jenis gangguan menstruasi? 4. Bagaimana penatalaksanaan penanganan terhadap gangguan menstruasi? 5. Bagaimana asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien dengan gangguan menstruasi?

1.3

Tujuan Masalah
Sesuai dengan rumusan makalah ini, maka tujuan makalah yang dibuat : 1. Mengetahui pengertian menstruasi dan siklus menstruasi. 2. Mengetahui tanda dan gejala menstruasi. 3. Mengetahui macam atau jenis gangguan menstruasi. 4. Mengetahui penatalaksanaan penanganan gangguan menstruasi. 5. Memahami asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien dengan gangguan menstruasi. 1|Gangguan Menstruasi

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Definisi
Menstruasi berasal dari kata latinmensis yang berarti bulan disebut menstruasi karena secara

rata-rata menstruasi datang sekali sebulan. Menstruasi bulanan adalah siklus peristiwa didalam tubuh yang dikendalikan oleh hormon-hormon. Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim endometrium yang disertai dengan pendarahan yang terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang berulang setiap bulan tersebut akhirnya membentuk siklus manstruasi (Darvill, 2003). Menstruasi juga bisa diartikan keluarnya cairan secara berkalah dari vagina selama usia produktif (Aulia, 2009). Menstruasi pada usia 9-16 tahun adalah hal yang wajar, usia rata-rata mulai menstruasi mulai 11-13 tahun, tetapi pada semua gadis yang mengalaminya pada usia yang berbeda, menstrusasi terjadi sebagai akibat dihasilkannya hormon-hormon dari sebuah kelenjar kecil di dasar otak yang disebut pituitary gland (Darvil, 2003).

Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak, walaupun mungkin faktor-faktor kesehatan lain dapat membatasi kapasitas ini. Menstruasi biasanya dimulai antara umur 10 dan 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor, yaitu, status nutrisi, berat dan tinggi badan. Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan sampai wanita mencapai usia 45 - 50 tahun, sekali lagi tergantung pada kesehatan dan pengaruh-pengaruh lainnya.

2|Gangguan Menstruasi

2.2

Siklus Menstruasi Siklus Endometrium


Hari pertama menstruasi ditetapkan sebagai hari pertama siklus endometrium. Siklus menstruasi merupakan rangkaian peristiwa yang secara kompleks saling mempengaruhi dan terjadi secara simultan di endometrium, kelenjar hipotalamus dan hipofisis, serta ovarium. Siklus endometrium terdiri dari tiga fase, yaitu : fase menstruasi, fase poliferasi, dan fase sekresi (Bobak, 2010).

Fase menstruasi. Fase ini tidandai oleh perdarahan pervagina, berlangsung selama 3-5 hari. Secara fisiologis ini adalah ini akhir dari siklus menstrual karena endometrium luruh ke lapisan dasar bersama darah dari kapiler dan ovum yang tidak dibuahi.

Fase proliferasi. Fase ini merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak sekitar hari kelima hingga ovulasi, misalnya, hari ke-10 siklus 24 hari, hari ke-14 siklus 28 hari, atau hari ke-18 siklus 32 hari.

Fase sekresi. Fase sekresi belangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum periode menstruasi berikutnya. Pada akhir fase sekresi, endometrium sekretorius matang dengan sempurna dan mencapai ketebalannya. Endometrium menjadi kaya dengan darah sekresi kelenjar, tempat yang sesuai untuk melindungi dan memberi nutrisi ovum yang dibuah.

Siklus Hipotalamus-Hipofisis
Menjelang akhir siklus menstruasi yang normal, kadar estrogen dan progesterone darah menurun. Kadar hormone ovarium yang rendah dalam darah ini menstimulasi hipotalamus untuk menyekresi gonado tropin-releasing hormone (Gn-RH). Gn-RH sebaliknya, menstimulasi sekresi hipofisis anterior FSH. FSH menstimulasi perkembangan folikel de Graf ovarium dan produksi estrogennya. Kadar estrogen mulai menurun dan Gn- RH hipotalamus memicu hipofisis anterior mengeluarkan lutenizing hormone (LH).

Siklus Ovulasi
Sejak saat lahir terdapat banyak folikel primordial dibawah kapsul ovarium. Setiap folikel mengandung ovum imatur. Pada permulaan setiap siklus, beberapa folikel membesar dibawah pengaruh FSH dan estrogen. Sekitar hari ke 14 siklus 28 hari, folikel yang membesar menjadi pecah, dan ovum terlepas kedalam rongga abdomen. Proses ini disebut Ovulasi. 3|Gangguan Menstruasi

Siklus menstruasi, selaput lendir rahim dari hari ke hari terjadi perubahan yang berulang selama satu bulan mengalami empat masa stadium.

Stadium Menstruasi atau Desquamasi


Pada masa ini endometrium terlepas dari dinding rahim disertai dengan perdarahan, hanya lapisan tipis yang tinggal disebut stratum basale berlangsung selama empat hari. Dengan haid, keluar darah, potongan endometrium dan lendir dari serviks. Darah ini tidak membeku karena ada fermen (biokatalisator) yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan potongan mukosa, banyaknya perdarahan selama haid kira-kira 50cc.

Stadium Post-menstruum atau Regenerasi


Luka yang terjadi karena endometrium terlepas, berangsur-angsur ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang terjadi dari sel epitel kelenjar endometrium. Pada masa ini tebal endometrium kira-kira 0,5 mm dan berlangsung selama empat hari.

Stadium Intermenstruum atau Proliferasi


Pada masa ini endometrium tumbuh menjadi tebal kira-kira 3,5 mm. Kelenjar-kelenjar tumbuhnya lebih cepat dari jaringan lain, berlangsung kira-kira 5-14 hari dari hari pertama haid. Stadium proliferasi, dibagi dalam : Stadium proliferasi dini Endometrium tipis, tebalnya 2 mm. Kelenjar-kelenjarnya lurus, epitelnya kubis rendah, intinya dibasal. Stadium proliferasi lanjut Endometrium jadi lebih tebal, ini karena bertambahnya stroma akibat pemecahan sel-sel.

Stadium Praemenstruum atau Sekresi


Pada stadium ini endometrium tetap tebalnya tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang dan berliku-liku dan mengeluarkan getah. Dalam endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai makanan untuk sel telur. Perubahan ini untuk mempersiapkan endometrium menerima telur. Pada endometrium sudah dapat dibedakan lapisan atas yang padat (startum kompaktum) yang hanya ditembus oleh saluran-saluran keluar dari kelenjar, lapisan stratum spongeosum yang banyak lubang-lubangnya karena disini terdapat rongga dari kelenjar dan lapisan bawah disebut stratum basale. Stadium ini berlangsung 14-28 hari, kalau tidak terjadi kehamilan maka endometrium dilepas dengan perdarahan dan berulang lagi siklus menstruasi. 4|Gangguan Menstruasi

Stadium sekresi, dibagi dalam : Stadium sekresi dini Tebalnya 4-5 mm. Dalam stadium ini lapisan terbagi dalam beberapa bagian : Stratum basale Lapisan dalam yang berbatasan dengan lapisan otot, inaktif kecuali mitosis pada kelenjar. Stratum spongiosum Lapisan tengah terbentuk anyaman seperti spons, ini disebabkan kelenjar-kelenjar yang banyak, melebar dan berkelok-kelok dengan stroma yang sedikit diantaranya. Stratum kompaktum Lapisan permukaan, saluran kelenjar yang sempit, lumennya berisi sekret, stroma yang sedikit diantaranya. Stadium sekresi lanjut Tebalnya 5-6 mm. Adalah peningkatan dari fase sebelumnya, dimana endometrium sekarang sangat vaskuler, kelenjar sangat banyak berkelok-kelok, kaya dengan glikogen. Jadi sangat ideal untuk nutrisi dan perkembangan ovum.

Jenis Menstruasi Menstruasi Ovulatoir


Adalah menstruasi yang didahului oleh ovulasi. Ini merupakan menstruasi normal.

Menstruasi Anovulatoir
Ini terjadi menstruasi tanpa didahului oleh ovulasi. Jika tidak terjadi ovulasi, maka tidak akan terbentuk corpus luteum dan pembentukan progesteron yang mengakibatkan endometrium tetap dalam stadium proliferasi sampai terjadi haid dan tidak dapat hamil. Menstruasi anovulatoir kadang-kadang terjadi pada masa laktasi, pada pubertas dan menjelang menopause.

Perubahan hormonal siklis mengawali dan mengatur fungsi ovarium dan perubahan endometrium. Siklus menstruasi yang berlangsung secara teratur tiap bulan, tergantung kepada rangkaian-rangkaian siklis yang terkordinir dengan baik, melibatkan sekresi hormon pada berbagai tingkat dalam sistem terintegrasi. Pusat pengendalian hormon dari pusat reproduksi adalah hipotalamus. 5|Gangguan Menstruasi

2.3

Tanda dan Gejala Gangguan Menstruasi


Banyak wanita yang mengalami nyeri sebelum menstruasi atau haid, ada yang pusing, mual,

pegal-pegal, sakit perut, bahkan ada yang sampai pingsan. Sakit perut yang dirasakan ini disebabkan kontraksi rahim untuk mengeluarkan endometrium yang juga dipengaruhi oleh hormone prostaglandin. Hari pertama menstruasi ditetapkan sebagai hari pertama siklus endometrium. Lama rata-rata aliran menstruasi adalah lima hari (dengan rentang tiga sampai enam hari) dan jumlah darah rata-rata yang hilang ialah 50 ml (rentang 20 sampai sampai 80 ml), namun hal ini sangat bervariasi. Kita juga merasa tidak enak karena hormon estrogen dan progesteron mengalami kekacauan keseimbangan menjelang menstruasi. Kalau sakitnya masih bisa ditahan, bisa disebut normal. Jika sampai pingsan atau sakit yang luar biasa, hingga sampai mengganggu aktivitas kita, itu sudah harus dicurigai. (Wahyurin dan Sari, 2007).

Menurut Apriyani (2006) tanda-tanda terjadinya gangguan haid (datang bulan) pada seorang wanita adalah sebagai berikut : 1. Bagi wanita-wanita tertentu, tidak teraturnya datang bulan merupakan keadaan yang wajar, namun bagi wanita lainnya, keadaan ini dapat merupakan tanda bagi penyakit menahun. 2. Apabila datang bulan (haid) tidak terjadi pada saat yang seharusnya, hal ini mungkin menunjukkan tanda kehamilan. Akan tetapi, masa datang bulan yang tidak teratur atau tidak mendapatkan bulanan sering merupakan keadaan yang wajar bagi banyak gadis yang baru saja mendapatkan haidnya. Kecemasan dan gangguan emosional dapat menyebabkan seorang wanita tidak mendapatkan haidnya. 3. Apabila masa haid berlangsung lebih dari 6 hari, dan darah yang keluar banyak dan tidak seperti biasanya, atau haid lebih dari satu kali dalam sebulan, maka harus segera menghubungi dokter.

2.4

Macam atau Jenis Gangguan Menstruasi

2.4.1

Dismenorea

Dismenorea adalah nyeri uteri pada saat menstruasi. Dismenorea primer tidak dikaitkan dengan patologi pelvis dan bisa timbul tanpa penyakit organik. Intensitas dismenorea bisa berkurang setelah hamil atau pada umur sekitar 30 tahun. Dismenorea primer mengenai sekitar 50-75% wanita yang masih menstruasi. Sekitar 10% mengalami dismenorea berat sehingga mereka tidak bisa bekerja. Dismenorea sekunder timbul sebagai respon terhadap penyakit organik seperti PID, endometriosis, fibroid uteri dan pemakaian IUD.

6|Gangguan Menstruasi

Jenis Dismenorea Dismenorea Primer


Disebut juga dismenorea idiopatik, esensial, intrinsik. Adalah nyeri menstruasi tanpa kelainan organ reproduksi, tanpa kelainan ginekologik. Adalah nyeri haid yang terjadi sejak menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat kandungan. Ciri khasnya nyeri menstruasi tidak berkurang pada hari-hari menstruasi selanjutnya. Etiologi : nyeri haid dari bagian perut menjalar ke daerah pinggang dan paha, kadang disertai dengan mual dan muntah, diare, sakit kepala dan emosi labil. Terapi : psikoterapi, analgetika, hormonal.

Dismenorea sekunder
Disebut juga sebagai dismenorea ekstrinsik, acquired. Adalah nyeri menstruasi yang terjadi karena kelainan ginekologik, misalnya : endometriosis, fibroids, adenomyosis. Terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak mengalami dismenorea.

Patofisiologi
Ada beberapa faktor yang dikaitkan dengan dismenore primer yaitu prostaglandin uterine yang tinggi, aktivitas uteri abnormal, dan faktor emosi/psikologis. Belum diketahui dengan jelas bagaimana prostaglandin bisa menyebabkan dismenorea tetapi diketahui bahwa wanita dengan dismenorea mempunyai prostaglandin yang 4 kali lebih tinggi daripada wanita tanpa dismenorea. Dismenorea primer biasa timbul pada hari pertama atau kedua dari menstruasi. Nyerinya bersifat kolik atau kram dan dirasakan pada abdomen bawah.

Manajemen Asuhan Kolaboratif


Dismenorea primer diatasi dengan inhibitor prostaglandin yang bisa menghalangi sintesis dan metabolisme prostaglandin. Obat anti-inflamasi nonsteroid adalah obat yang efektif untuk menghambat sintesis prostaglandin. Contoh obat ini adalah Ibuprofen, Naproxen, dan Ketoprofen. Diamenorea sekunder diatasi dengan memperbaiki penyebab organik.

2.4.2

Amenorea

Amenorea (tidak ada menstruasi) ada dua bentuk, primer dan bisa sekunder. Amenorea timbul apabila menstruasi pertama tidak terjadi pada umur 16 tahun. Amenorea primer bisa diakibatkan oleh kelainan genetik, endokrin atau defekperkembangan kongenital. Amenorea sekunder timbul apabila seorang wanita yang sudah menstruasi berhenti menstruasinya selama3-6 bulan. Kadang-kadang tidak ada menstruasi, satu kali masih dianggap 7|Gangguan Menstruasi

normal. Kehamilan adalah penyebab utama dari amenorea. Amenorea sekunder juga bisa timbul sebagai respons terhadap stres yang berat, perubahan fungsi hipotalamus, kelenjar hipofisis, ovarium, tiroid, dan kelenjar adrenal. Wanita yang memakai kontrasepsi oral bisa juga mengalami amenorea selam 6 bulan setelah berhenti memakai kontrasepsi oral.

Jenis Amenorea Amenorea Primer


Adalah keadaan tidak terjadinya menstruasi pada wanita usia 16 tahun. Ini terjadi pada 0.1 2.5% wanita usia reproduksi.

Amenorea Sekunder
Adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 siklus, atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapatkan siklus menstruasi biasa. Angka kejadian bekisar antara 1 5%.

Sebab-sebab terjadinya amenorea primer dan sekunder : a. Gangguan organik pusat. b. Gangguan kejiwaan : syok, emosional, psikosis, pseudosiesis (hamil palsu). c. Gangguan poros hipotalamus-hipofisis : sindrom amenorea-galaktorea, sindrom SteinLaventhal, amenorea hipotalamik. d. Gangguan hipofisis : sindrom Sheehan, penyakit Simmonds, tumor, e. Gangguan gonad : kelainan konginetal, menopause prematur, penghentian fungsi ovarium karena operasi, radiasi, radang, dan sebagainya. f. Gangguan glandula suprarenalis : sindrom adrenogenital, sindrom crushing, penyakit addison. g. Gangguan glandula tiroidea : hipotiroidea, hipertiroidea, kretinisme. h. Gangguan pankreas. i. j. Gangguan uterus dan vagina. Penyakit-penyakit umum.

Patofisiologi
Amenorea sekunder bisa juga dialami oleh atlet yang terlalu banyak menghabiskan kalori, karena menarke yang normal memerlukan sekitar 17% lemak dari tubuh. Hilangnya 10-15% berat badan dapat menyebabkan amenorea. Amenorea juga bisa memengaruhi kepadatan tulang dan mengakibatkan osteoporosis. Seorang wanita yang tidak ada ovulasi bisa mengalami kanker endometrium perdarahan uterus disfungsional, dan infertilitas.

8|Gangguan Menstruasi

Manajemen Asuhan Kolaboratif


Riwayat kesehatan dan pemeriksaan sistem reproduksi dilakukan dengan teliti. Kehamilan perlu dikesampingkan. Pengobatan bergantung pada penyebab amenorea. Terapi hormon bisa diberikan. Wanita dengan amenorea memerlukan konseling untuk menangani gangguan konsep diri dan infertilitas.

2.4.3

Sindrom Premenstruasi

Sindrom Premenstruasi (premenstrual syndrome, PMS) adalah sekelompok gejala fisik maupun tingkah laku yang timbul pada pertengahan siklus menstruasi, dan disusul dengan periode tanpa gejala. Riset melaporkan (Taylor,1994) bahwa sekitar 10-30% wanita produktif mengalami sindrom premenstruasi. Etiologi dari PMS belum diketahui. Para peneliti beranggapan bahwa PMS adalah akibat dari faktor hormonal, psikologis, dan nutrisi.

Patofisiologi
PMS mempunyai gejala yang tidak jelas. Etiologi yang belum diketahui mempersulit mencari penyebab dan efek dari perubahan fisiologis.

Manajemen Asuhan Mandiri


Perawat membantu klien dan keluarganya mengerti kemungkinan penyebab dari sindrom dan rasional pengobatan yang dianjurkan. Gerak badan aerobik sangat dianjurkan, karena dapat mengeluarkan endorfin (suatu polipeptida yang dihasilkan otak) yang bisa meningkatkan suasana hati (mood). Jelaskan kepada klien pentingnya mencegah kelelahan karena bisa memperberat gejala PMS terutama pada tahap pre-menstruasi. Teknik menangani stres juga sangat dianjurkan.

Pedoman pendidikan kesehatan untuk wanita dengan PMS : 1. Jelaskan kemungkinan penyebab dari PMS dan penanganannya. 2. Ajarkan teknik relaksasi. 3. Hindari kegiatan yang menimbulkan stres selama periode pre-menstruasi. 4. Harus cukup istirahat terutama pada periode premenstruasi. Kelelahan dapat memperberat gejala PMS. 5. Makan obat untuk mengurangi rasa nyeri. 6. Kurangi atau berhenti merokok dan kurangi konsumsi kafein atau alkohol. 7. Gerak badan aerobik secara teratur. 8. Diet seimbang, protein yang cukup, kurangi garam dan gula. 9|Gangguan Menstruasi

2.4.4

Perdarahan Uterus Disfungsional

Perdarahan uterus disfungsional (dysfunctional uterine bleeding, DUB) adalah perdarahan dari uterus yang banyak atau tidak teratur tanpa penyebab yang jelas. Perdarahan uterus disfungsional dapat berupa menstruasi yang terlalu banyak, menstruasi yang terlalu lama, dan perdarahan diantara menstruasi. DUB bisa diakibatkan oleh banyak faktor tetapi yang paling sering adalah abnormalitas endokrin. Penyakit sistemis juga bisa menjadi faktor penyebab seperti penyakit hepar karena bisa menggangu metabolisme estrogen; diskrasia darah bisa mengakibatkan perdarahan spontan. DUB pada waktu perimenopause dan postmenopause diakibatkan dengan kanker uterus.

Patofisiologi
Perdarahan uterus disfungsional bisa timbul diantara menstruasi atau waktu menstruasi. Pada menoragia, pembalut bisa menjadi sangat basah sehingga harus diganti tiap 1-2 jam selama satu minggu atu lebih. Tidak jelas penyebab dari anovulasi tetapi bisa dikaitkan dengan disfungsi aksis hipotalamushipofisis-ovarian yang mengakibatkan berlangsungnya stimulasi estrogen dari endometrium. Karena stimulasi estrogen ini, endometrium tumbuh sekalipun sudah tidak ada suplai darah, kemudian sebagian terkupas secara tidak teratur. Anovulasi juga bisa timbul karena abnormalitas tiroid atau adrenal. Penyebab DUB selama masa subur dan menopause : 1. Menoragia Perdarahan haid lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi (menstruasi yang banyak dan panjang). Penyebab : mioma submukosa, hiperplasia endometrium, tumor malignan, hipotiroidisme. 2. Metoragia Perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid (perdarahan diantara menstruasi). Penyebab : polip endometrium, kanker endometrium dan serviks, pemberian estrogen. 3. Polimenorea Siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu 21 hari, sedangkan jumlah perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari biasa (frekuensi dari menstruasi). Penyebab : anovulasi; fase luteal pendek. 4. Kriptomenorea Menstruasi yang sedikit. Penyebab : stenosis himen atau serviks, kontrasepsi oral.

10 | G a n g g u a n M e n s t r u a s i

5. Oligomenorea Siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama (menstruasi yang sedikit atau jarang, jarak antara menstruasi bisa lebih daei 35 hari). Penyebab : anovulasi dari endokrin seperti kehamilan dan manopause; berat badan sangat kurang: tumor organ penyekresi estrogen.

Manajemen Asuhan Kolaboratif


Untuk diagnosis DUB, diperlukan riwayat perdarahan yang lengkap yang meliputi frekwensi, banyaknya, dan lamanya perdarahan. Termasuk dalam uji laboratorium adalah pemeriksaan darah lengkap untuk memperkirakan banyaknya darah yang hilang, uji kehamilan, pemeriksaan tiroid, uji ovulasi, dan pemeriksaan koagulasi. Untuk mengkaji masalah struktur dan keganasan, dapat dilaksanakan Pap smear, pemeriksaan pelvis, ultrasonografi, biopsi endometrium, dan

sonohisterografi. Penanganan medis bergantung pada penyebab perdarahan. Apabila tidak ada penyebab organik, dianjurkan penanganan konservatif. Pilihan farmakologis untuk menghentikan

perdarahannya atau menguranginya, meliputi estrogen, progestin, obat anti-inflamasi non-steroid, obat anti-fibrinolitik, dan agonis hormon pelepas gonadotropin seperti Danazol. Hosterektomi dilakukan apabila perdarahan tidak dapat ditangani secara konservatif.

Mandiri
Karena kebanyakan pasien dengan DUB dirawat jalan, peran perawat adalah memberi pendidikan kesehatan. Perdarahan kronis dan banyak mempunyai pengaruh yang besar pada gaya hidup pasien. Perawat penting untuk menjelaskan pentingnya mengkaji dengan akurat banyaknya perdarahan dengan jumlah pembalut yang dipakai tiap jam (apakah pembalut sangat basah, sedang). Perawat membantu pasien membuat catatan harian, pasien bisa lupa. Lebih penting lagi adalah membantu pasien mengungkapkan perasaannya seperti takut atau cemas mengenai masalah infertilitas atau adanya kanker.

2.4.5

Endometriosis

Endometriosis adalah keadaan ketika sel-sel endometrium yang seharusnya hanya terdapat dalam uterus, tersebar juga ke dalam rongga pelvis. Etiologi endometriosis belum diketahui tetapi ada beberapa teori yang telah dikemukakan : 1. Secara kongenital sudah ada sel-sel endometrium diluar uterus. 2. Pindahnya sel-sel endometrium melalui sirkulasi darah atau sirkulasi limfe.

11 | G a n g g u a n M e n s t r u a s i

3. Refluks menstruasi yang mengandung sel-sel endometrium ke tuba fallopi, sampai ke rongga pelvis. 4. Herediter karena insiden lebih tinggi pada wanita yang ibunya juga mengalami endometriosis.

Patofisiologi
Setiap kali menstruasi datang, sel-sel endometrium yang tumbuh diluar uterus juga dipengaruhi oleh hormon ovarian dan perdarahan menstruasi juga terjadi ditempat ada sel-sel endometrium. Darah disekitar jaringan menimbulkan respon inflamasi. Gumpalan darah bisa timbul dan disebut kista cokelat dan bisa terpalpasi. Kadang-kadang kista ini bisa pecah dan sel-sel endometrium yang ada didalam kista bisa tersebar kedalam rongga pelvis. Inflamasi yang berulangulang bisa menyebabkan adhesi (perlengketan). Endometriosis berkembang secara perlahan dan biasanya tidak menimbulkan gejala sampai pada umur 30-40 tahun. Gejala yang khas adalah menstruasi yang sakit yang makin lama menjadi sangat sakit. Gejala-gejala yang lain bisa nyeri abdomen, dispareunia, menstruasi tidak teratur, dan disfungsi vesika urinaria. Pemeriksaan pelvis menunjukan uterus yang retrovert, terfiksasi, membesar, nodular, dan sakit apabila ditekan.

Manajemen Asuhan Kolaboratif


Cara yang pasti untuk mendiagnosis endometriosis adalah laparoskopi. Endoskopi dapat dilakukan untuk mengetahui luasnya endometriosis, dan biopsi untuk mengetahui apakah ada keganasan. Kehamilan bisa memperlambat perkembangan endometriosis karena menstruasi (ovulasi) berhenti selama kehamilan dan laktasi. Ada beberapa wanita yang menjadi asimptomatis setelah melahirkan. Fertilitas wanita dengan endometriosis rendah maka bagi pasangan yang menginginkan anak memerlukan bantuan medis. Kontrasepsi oral yang mengandung estrogen yang minimal dan progestin yang tinggi dapat menyebabkan atrofi endometrium. Obat-obat antigonadotropik seperti Danasol dapat juga dipakai untuk menekan kegiatan ovarium. Danasol dapat menghentikan perkembangan endometrium, mencegah ovulasi, dan menyebabkan atrofi jaringan endometrium yang ada diluar uterus (jaringan endometrium ektopik). Kelemahan dari obat-obat ini adalah sangat mahal, adanya efek samping seperti mual, cepat lelah, depresi, berat badan bertambah, menyerupai gejala menopause, dan osteoporosis. Apabila tidak ada respon terhadap terapi konservatif, intervensi bedah dapat dilaksanakan. Pembedahan laser laparoskopi adalah pembedahan yang bisa mempertahankan fertilitas pasien karena

12 | G a n g g u a n M e n s t r u a s i

pembedahan ini hanya melepas adhesi dan menghancurkan jaringan endometrium yang ada di dalam rongga pelvis. Bedah radikal meliputi pengangkatan uterus, tuba fallopi, dan ovarium. Endometriosis bisa berhenti ketika menopause.

Mandiri
Pasien perlu merasa yakin bahwa endometriosis bisa diobati. Perlu diterangkan kepada pasien efek dan efek samping dari obat-obat yang dipakainya, strategi untuk menangani nyeri yang kronis juga perlu dijelaskan.

2.5

Penatalaksanaan Gangguan Menstruasi

Ada beberapa tatalaksana mengenai penanganan terhadap gangguan menstruasi yaitu : 1. Terapi musik mozart yang terbukti bisa mengurangi penderitaan rasa nyeri. 2. Latihan senam aerobik, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang, membantu memproduksi bahan alami yang dapat mem-blok rasa sakit. 3. Latihan relaksasi atau yoga, dapat membantu menanggulangi sakit. 4. Pakai kompress panas atau dingin pada daerah perut jika nyeri teras. 5. Pastikan tidur yang cukup sebelum dan selama periode menstruasi. 6. Orgasme dapat meringankan kram menstruasi pada beberapa perempuan.

2.6

Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Dismenorea

Pengkajian
Hal-hal yang perlu dikaji pada klien dengan dismenorea adalah sebagai berikut : 1. Siklus haid. 2. Karakteristik nyeri. 3. Gejala yang mengikutinya.

Diagnosis keperawatan
1. Nyeri yang berhubungan dengan meningkatnya kontraktilitas uterus, hipersensitivitas, dan saraf nyeri uterus. 2. Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan adanya mual, muntah. 3. Koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan kelebihan emosional.

13 | G a n g g u a n M e n s t r u a s i

Intervensi Keperawatan
1. Diagnosis 1 : Nyeri yang berhubungan dengan meningkatnya kontraktilitas uterus, hipersensitivitas saraf nyeri uterus. Tujuan : nyeri klien berkurang dalam waktu 1x 24 jam.

Intervensi Mandiri
a. Hangatkan bagian perut. Rasional: dapat menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan mengurangi kontraksi spasmodik uterus. b. Masase daerah perut yang terasa sakit. Rasional: mengurangi nyeri karena adanya stimulus sentuhan terapeutik. c. Lakukan latihan ringan. Rasional: dapat memperbaiki aliran darah ke uterus dan tonus otot. d. Lakukan teknik relaksasi. Rasional: mengurangi tekanan untuk mendapatkan rileks. e. Berikan diuresis natural (vitamin) tidur dan istirahat. Rasional: mengurangi kongesti.

Kolaborasi
a. Pemberian analgetik (aspirin, fenasetin, kafein). Rasional: diperlukan untuk mengurangi rasa nyeri agar ibu dapat istirahat. b. Terapi diometasin, ibuprofen, naprosen. Rasional: biasanya digunkan untuk menormalkan produksi prostagladin.

2. Diagnosis 2 : koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan kelabilan emosional.

Intervensi Mandiri a. Kaji pemahaman klien tentang penyakit yang dideritanya.


Rasional: kecemasan ibu terhadap rasa sakit yang diderita akan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan.

b. Tentukan stress tambahan yang menyertainya.


Rasional: stress dapat mengganggu respons saraf otonom, sehingga dikhawatirkan akan menambah rasa sakit.

c. Berikan kesempatan pada ibu untuk mendiskusikan bagaimana rasa sakit yang
dideritanya.

d. Bantu klien mengidentifikasi keterampilan koping selama periode berlangsung.


Rasional: penggunaan perilaku yang efektif dapat membantu klien beradaptasi dengan rasa sakit yang dialaminya. 14 | G a n g g u a n M e n s t r u a s i

e. Berikan periode tidur atau istirahat.


Rasional: kelelahan karena rasa sakit dan pengeluaran cairan yang banyak dari tubuh cenderung merupakan masalah berarti yang mesti segera diatasi.

f. Dorong keterampilan mengenai stres, misalnya dengan teknik relaksasi, visualisasi,


bimbingan, imajinasi dan latihan nafas dalam. Rasional: dapat mengurangi rasa nyeri dan mengalihkan perhatian klien terhadap nyeri.

Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Implementasi diberikan sesuai rencana intervensi. Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawatan dan bukan atas petunjuk dari petugas kesehatan lain. Tindakan kolaborasi (kolaboratif) adalah tindakan keperawatan yang di dasarkan oleh hasil keputusan bersama seperti dokter atau petugas kesehatan lain.

Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan hasil perkembangan wanita dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai. Evaluasi berdasarkan kriteria yang sudah disebutkan pada masingmasing diagnosa keperawatan.

15 | G a n g g u a n M e n s t r u a s i

2.7

Pathway Dismenorea

16 | G a n g g u a n M e n s t r u a s i

BAB III PENUTUP

3.1

Kesimpulan
Menstruasi berasal dari kata latinmensis yang berarti bulan disebut menstruasi karena secara

rata-rata menstruasi datang sekali sebulan. Menstruasi bulanan adalah siklus peristiwa didalam tubuh yang dikendalikan oleh hormon-hormon. Banyak wanita yang mengalami nyeri sebelum menstruasi atau haid, ada yang pusing, mual, pegal-pegal, sakit perut, bahkan ada yang sampai pingsan. Sakit perut yang dirasakan ini disebabkan kontraksi rahim untuk mengeluarkan endometrium yang juga dipengaruhi oleh hormone prostaglandin. Kita juga merasa tidak enak karena hormon estrogen dan progesteron mengalami kekacauan keseimbangan menjelang menstruasi. Kalau sakitnya masih bisa ditahan, bisa disebut normal. Jika sampai pingsan atau sakit yang luar biasa, hingga sampai mengganggu aktivitas kita, itu sudah harus dicurigai.

3.2

Saran

Penulis menyadari, dalam penyusunan makalah ini belum sepenuhnya sempurna. Untuk itu dapat kiranya memberikan kritik dan saran mengenai makalah ini. Walaupun demikian penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Dengan adanya makalah ini diharapkan bahwa perawat mampu mengkaji klien dengan gangguan menstruasi dengan baik dan benar sesuai dengan asuhan keperawatan yang ada.

17 | G a n g g u a n M e n s t r u a s i

DAFTAR PUSTAKA
Addy, (2009). Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menarche. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Ida, bagus. 2008. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan. Jakarta. Mary, Yakobus, dkk. 2006. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Reproduksi dan Seksualitas. EGC. Jakarta. Mitayani, 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika. Syaifuddin, Drs. H. (1997). Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

18 | G a n g g u a n M e n s t r u a s i

You might also like